Anda di halaman 1dari 46

KETIKA MEMILIH

INSEMINASI INTRA
UTERINE SEBAGAI UPAYA
MEMBANTU KEHAMILAN

dr. Anom Suardika, SpOG (K)


Divisi Fertilitas dan Endokrinologi Reproduksi
Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi FK
UNUD/RSUP Sanglah
PENDAHULUAN
Prosedur terapi, memasukkan sperma yang telah dipersiapkan
ke dalam uterus pada saat ovulasi

IUI

Siklus Natural Teknik Stimulasi


PENDAHULUAN
• Keuntungan IUI
• Mengurangi faktor negatif dari suasana asam vagina & mukus
serviks
• Menempatkan sperma yang secara morfologi & motilitas
normal sedekat mungkin dgn oosit.

• Masalah IUI
• Risiko komplikasi, kegagalan & pertentangan norma/hukum 
sesuai kaidah:
• Etikolegal
• Profesional
• Lege artis
Henry IV (1425-1474), King of Castile,
the Impotent.
PENDAHULUAN

• Sejarah
• John Hunter (± 200 tahun lalu)  mengerjakan IUI pada manusia
• Sims (Abad ke-19)  inseminasi terhadap 6 wanita dengan uji
pasca senggama negatif, menghasilkan 1 kehamilan
• William Pankhurst (Philadelphia, 1984)  inseminasi donor

• Saat ini, sering dilakukan stimulasi menggunakan antiestrogen


(CC) atau gonadotropin dosis rendah
• Beberapa peneliti melaporkan angka kehamilan: 10-30%
PENDAHULUAN
• Pertanyaannya:

“Adakah upaya terbaru


untuk terus meningkatkan
angka kehamilan yang
dapat dilakukan dalam
usaha membantu
pasien?”
INDIKASI IUI
• Subfertil baik pria maupun wanita

Masalah Pada Wanita Masalah Pada Pria


Anovulasi kronis, kelainan Gangguan sperma
hormonal (SOPK)
Kelainan vagina atau serviks Gangguan anatomi (hipospadia)
Endometriosis ringan sampai Disfungsi seksual dan ejakulasi
sedang
Kelainan fungsi seksual Kelainan imunologi
(vaginismus)

• Kombinasi gangguan pada pria dan wanita


Indikasi IUI
• Infertilitas yang tidak dapat dijelaskan
Dia cantik
Anggun
Polos

> 1 tahun hub suami


istri

Coba dgn berbagai


pasangan

Belum hamil

Dia adalah Miyako


EVALUASI PASIEN SEBELUM IUI
Evaluasi Perempuan
• Px komprehensif (Ax dan PF)
• USG Transvaginal  uterus & ovarium
• HSG, SIS atau Laparoskopi  diduga ada patologi tuba
(hidrosalfing)
• Pemeriksaan laboratorium
• Profil LH, FSH, PRL, E2 & TSH diperiksa hari ke 2/3 menstruasi
• Serum androgen (Testosteron), GDP & insulin puasa  wanita
anovulatorik
• Serum prolaktin & fungsi tiroid  kecurigaan klinis
hiperprolaktinemia atau gangguan tiroid
HSG Abnormal

HSG Normal
SIS
EVALUASI PASIEN SEBELUM IUI
Penilaian Patensi Tuba Sebelum IUI
• Penting!!!  menggunakan metode yang paling sederhana,
murah, & non-invasif
• HSG dan SIS  lini pertama penilaian patensi tuba sebelum
dikerjakan IUI
• Laparoskopi  metode ideal untuk mengevaluasi pelvis dan
patensi tuba jika hasil HSG atau SIS inkonklusif.
EVALUASI PASIEN SEBELUM IUI
Evaluasi Pria
• Analisis semen
• Post wash IMC (inseminating count) ≥ 1 juta dengan morfologi
>5%  cukup untuk IUI
• Bila tidak normal, maka algoritma pemeriksaan dan tindakan
selanjutnya dapat dilihat pada algoritma pemeriksaan IUI
TEKNIK PREPARASI SEMEN
• Membuang cairan seminal yang mengandung banyak
prostaglandin, sperma mati, sel epitel & mikroorganisme dari
ejakulat
• Memastikan hanya sperma morfologi normal untuk inseminasi
• Metode yang paling sering digunakan:
• Washing
• Swim-up Tidak sulit & mudah dipelajari
• Gradasi densitas
Algoritma pemeriksaan IUI
STIMULASI OVARIUM UNTUK IUI
• Angka kehamilan lebih tinggi pada siklus stimulasi
• Komplikasi minimal
• Hasil efektif & terjangkau bagi wanita yang setidaknya
memiliki satu tuba yang paten
• Direkomendasikan menjadi pendekatan lini pertama pada
kasus infertilitas yang disebabkan oleh faktor non-tuba

Perbandingan dengan Siklus Alami:


• Siklus alami lebih mudah dan murah
• Siklus alami hanya direkomendasikan ketika stimulasi ovarium tidak dapat
diberikan atau tidak tersedia
STIMULASI OVARIUM UNTUK IUI
Stimulasi ovarium dengan CC
• Murah, mudah didapat & efektif dalam menginduksi 1-3 oosit
yang matang untuk fertilisasi
• Dosis awal CC untuk stimulasi ovarium pada wanita dengan
siklus ovulatorik yang normal: 50mg dimulai pada hari ke-2
hingga ke-5 siklus menstruasi
• Dosis dapat ditingkatkan hingga 100 sampai 150mg
tergantung respon ovarium tiap individu
• Komplikasi: kehamilan ganda, mual, muntah, & pandangan
kabur
STIMULASI OVARIUM UNTUK IUI
Pemantauan stimulasi ovarium dengan CC
• Px hormonal  mahal, kasus dengan indikasi yang jelas
• USG  pertumbuhan folikular, waktu ovulasi dan IUI  lebih
terjangkau
• USG : menilai ketebalan & morfologi endometrium

• Respon ovarium dievaluasi beberapa hari setelah pemberian


CC selesai (contoh: hari ke-8 hingga 10, diulang pada hari ke-
12 hingga 14 siklus menstruasi)

 3x pemeriksaan dinilai cukup pada sebagian besar kasus


Stimulasi ovarium dengan
CC untuk IUI
STIMULASI OVARIUM UNTUK IUI
Stimulasi ovarium dengan aromatase inhibitor (AI) dan
gonadotropin
• Bila dg CC respon ovarium tdk memuaskan  Letrozole dan
gonadotropin dosis rendah atau kombinasi dengan CC
• Hasil efektif ketika CC mengalami kegagalan
• Mahal, tidak tersedia secara luas
• Cara kerja serupa dengan CC
• Dosis harian: 2,5-5,0mg
• Pemantauan respon ovarium serupa dengan CC

STIMULASI OVARIUM UNTUK IUI
Stimulasi ovarium dengan CC-hMG/FSH atau hMG/FSH
• Pemantauan ketat, dosis terendah yang direkomendasikan (75
IU)
• Penambahan hMG atau FSH , respon ovarium berlebih 
kehamilan ganda & risiko OHSS
• OHSS  hentikan
• Jika supernumerary eggs  aspirasi/Pungsi

Hanya boleh 3 folikel


Stimulasi ovarium dengan CC dan
gonadotropin dosis rendah untuk IUI

Stimulasi gonadotropin dosis rendah untuk IUI


PENENTUAN WAKTU IUI
• Ovulasi dipicu hCG  34-36 jam kemudian
• Inseminasi dapat dilakukan:
• 30-34 jam setelah trigger
• 24 jam setelah diicu atau LH positif
• Peneliti lain: 48 jam setelah stimulasi atau ruptur folikel
dikonfirmasi melalui USG

• Kontroversi  angka kehamilan IUI ganda lebih tinggi


dibanding IUI tunggal
PENENTUAN WAKTU IUI
• Uji coba meta-analisis acak dilakukan  6 percobaan acak
melibatkan 829 wanita yang dianalisis:
• 54 (13,6%) kehamilan terjadi pada IUI ganda TIDAK
BERBEDA
• 62 (14,4%) kehamilan terjadi pada IUI tunggal BERMAKNA

• Penelitian ini menunjukkan bahwa:

“IUI ganda TIDAK menghasilkan kehamilan yang lebih tinggi


dibandingkan dengan IUI tunggal pada pasangan dengan
infertilitas yang tidak dapat dijelaskan”
PROSEDUR IUI
• Posisi pasien supinasi pada bed pemeriksaan ginekologi
dengan kaki membuka
• Vulva dan vagina dicuci dengan larutan fisiologis
• Serviks dilihat menggunakan spekulum Cusco atau bivalve
• Sumber cahaya yang baik diperlukan untuk melihat serviks
• Pasien diinstrusikan minum air beberapa jam sebelum
prosedur (vesika urinaria yang penuh akan mendorong serviks,
sehingga pemasangan kateter lebih muda

“ nilai inseminasi dipandu USG secara psikologis berdampak pada


pasien yang didapat dari mengetahui bahwa semen telah diletakkan di
tempat yang benar di kavum uterus”
PROSEDUR IUI
• Kateter yang diisi semen secara lembut dimasukkan melewati
OUE (jangan menyentuh vulva dan dinding vagina)
• Jika ditemukan kesulitan saat memasuki OUI, lakukan
pergerakan memutar kateter untuk mengatasi resistensi
• Setelah melewati OUI, kateter diteruskan secara lembut
hingga resistensi terhadap fundus uteri dirasakan
• Dan semen secara pelan di-inseminasi ke dalam kavum uterus
• Jika prosedur menggunakan USG, kateter didorong hingga 1
cm dari fundus uteri sebelum semen secara pelan di-
inseminasi
PROSEDUR IUI
Jenis Kateter untuk IUI dan Imobilisasi pasca IUI
• Terdapat 2 jenis kateter: rigid dan lembut
• Keuntungan jenis lembut:
• Trauma lebih sedikit pada serviks dan endometrium
• Angka kehamilan lebih tinggi

Meninggalkan fasilitas vs berbaring beberapa waktu setelah


prosedur
• Saleh et al., 2000 dan Custer et al., 2009  imobilisasi 10-15
menit setelah IUI memiliki efek menguntungkan pada tingkat
kehamilan dibandingkan dengan mobilisasi langsung
LUTEAL SUPPORT SETELAH IUI

• IUI siklus alami atau yang distimulasi CC  tidak diperlukan


• Gonadotropin  pertimbangkan luteal support
• Bukti mengenai luteal support setelah IUI dalam siklus yang
mengalami hiperstimulasi masih inkonklusif
BERAPA KALI SIKLUS
SEBAIKNYA IUI DILAKUKAN?
• Chaffkin et al. dan Abhoulgar, 2001  menghentikan program
IUI setelah 3-4 kali siklus
• Beberapa penelitian kohort  6-9 kali siklus
• Hingga siklus 9, masih ditemukan tingkat kehamilan yang cukup
stabil
• COH (Controlled Ovarian Hyperstimulation)  tidak berpengaruh
signifikan terhadap hasil kehamilan
• Psikologi takut gagal  faktor penting
• Konseling , pentingnya COPR (Cumulative Ongoing Pregnancy
Rate) , bukan sukses rate per siklus.
Berapa kali Siklus

Multicentric retrospective cohort up to 9 IUI cycles


15303 cycles
Cycles 4-9 no further decline
COPR after 3 cycles = 18%; after 6=30%;after 9=41%
Mean OPR = 5,6%
Stimulation : no 23% - CC 51% - FSH/HMG 19%
HUBUNGAN HPV DENGAN KEBERHASILAN
KEHAMILAN DENGAN IUI
• Wanita HPV positif + IUI  6x <: HPV negatif
• Chlamydia trachomatis (CT) positif  tidak menurunkan
angka kehamilan
• Angka kehamilan pada wanita dengan HPV+/CT-< : CT+/HPV-
• Efek negatif infeksi HPV melalui virion:
• Imobilisasi sperma , DNAfragmentasi
• Infeksi pada oosit dan mengganggu perkembangan blastocyst
• keguguran

• Vaksinasi  titer antibodi > dibandingkan infeksi alami


• 1529 IUI cycles
• 11% HPV pos (18 types)
• HPV pos women were 6 times less likely to become
pregnant after IUI (1.87 vs 11.36%)
PESAN

Note : Fertilitas wanita dan Pria


<35th dan < 40 th

Sukses IUI : indikasi, protocol


stimulasi, waktu dan infeksi HPV

COPR (Cumulative Ongoing


Pregnancy Rate)
Take Home Message : When
YES NO
Treated Endometriosis Untreated Endometriosis
Longer duration Unilateral distal block
BMI > 40 yo
HPV
PKB 8 - Akreditasi 101Nomor: 21/XI/2017/SKP/101-BAlI ( Peserta : 8 SKp, Pembicara : 8 SKP,Moderator: 2 SKP,Panitia : 1 SKP )

Ketua Bagian / SMF


Obstetri dan Ginekologi FK U UO
_. _,.,_,_.. - RSUPS lah Oenpasa

..
dr. I Nyoman H riyaS~njaya, Sp.O<\(K), MARS

Anda mungkin juga menyukai