Oleh :
Supervisor Pembimbing :
GORONTALO
2021
LEMBAR PENGESAHAN
PENDAHULUAN
Kontraksi sel otot jantung dipicu oleh aksi potensial yg menyebar di seluruh
membran sel otot jantung, terdapat 2 jenis sel otot jantung yaitu 1) sel kontraktil yg
membentuk 99% dari sel otot jantung yg mekanisme kerjanya itu memompa darah
dimana dalam keadaan normal sel ini tidak membentuk sendiri potensial aksinya. 2)
sel otoritmik yg secara khusus memulai dan menghantarkan potensial aksi sehingga
menyebabkan kontraksi sel-sel jantung kontraktil. Sel jantung otoritmik yg
merupakan sistem konduksi jantung ini membentuk area tersendiri yg terdiri dari
nodus sinoatrial (nodus SA), nodus atrioventrikuler (nodus AV), berkas his (berkas
atrioventrikuler) dan serat purkinje.
Sistem konduksi diatas dimulai dari nodus SA sebagai pemicu (pacemaker)
SA, dimana ada impuls dari saraf simpatis yg akan menambah kecepatannya
sedangkan impuls dari saraf parasimpatis yg akan memperlambatnya. Setelah impuls
listrik yg diinisiasi oleh nodus SA, impulsnya akan menyebar melalui kedua atrium
sehingga menyebabkan kedua atrium berkontraksi secara berkesinambungan. Pada
saat yg bersamaan impuls tersebut akan mendepolarisasi nodus AV yg berada di
bagian bawah atrium kanan (titik pertemuan antara katup trikuspid dan atrial septal).
Dari nodus AV ini akan mendistribusikan energi listrik melalui berkas his melalui
otot jantung sampai septum intervenrikuler, dimana berkas his ini bercabang menjadi
cabang kanan (right bundle ) dan cabang kiri ( left bundle ). Kontraksi sesungguhnya
distimulasi oleh berkas purkinje (serat otot kontraksi) yang muncul dari cabang
bundle yang dilanjutkan ke sel miokardium ventrikel.
Jika jalur nodus SA ke nodus AV terhambat karena adanya gangguan pada
sistem konduksi jantung akan menyebabkan AV blok yang akan terlihat di gambaran
EKG. Berdasarkan pemeriksaan EKG, AV blok dibagi menjadi 3, yaitu:
1. AV Blok derajat 1
2. AV Blok derajat 2 Mobitz 1 dan Mobitz 2
3. AV Blok derajat 3 ( Total AV Block )
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama : N. H
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 70 tahun
Kebangsaan ‘: Indonesia
Suku : Gorontalo
Agama : Islam
Alamat : Telaga
Tanggal masuk : 18 Juni 2021
B. Anamnesis
1. Keluhan utama
-Panas
Pasien datang ke IGD RS dr. M.M. Dunda dengan panas sejak kurang lebih 7
hari sebelum masuk rumah sakit. Panas dirasakan hilang timbul. Panas turun setelah
minum obat parasetamol, kemudian naik lagi. Menggigil saat demam disangkal,
kejang saat demam disangkal. Panas disertai batuk berdahak, namun tidak ada strep
darah. Keringat malam disangkal, penurunan berat badan sebulan terakhir disangkal.
Sesak disangkal. Pasien juga mengeluh nyeri kepala sejak kurang lebih 4 hari
sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh mual, namun tidak ada muntah.
Nyeri dada disangkal pasien.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 170/100 mmHg
Nadi : 36 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 36 ºC
SpO2 : 98% room air
Sianosis : Tidak ada
Anemia : Tidak tampak pucat
Ikterus : Tidak ada
Kepala
Konjungtiva : anemis +/+ minimal
Sklera : Ikterik -/-
Pupil : Bulat, isokor Ø 2 mm – 2 mm
Refleks cahaya :+/+
Telinga : Sekret -/-
Hidung : Sekret -/-
Mulut
Bibir : Sianosis (-)
Lidah : Beslag (-)
Gigi : Karies (-)
Selaput mulut : Mukosa oral basah
Gusi : Perdarahan (-)
Tenggorok
Tonsil : T1-T1, hiperemis (-)
Faring : Hiperemis (-)
Leher
Trakea : Teraba tengah
Kelenjar : Pembesaran KGB (-)
Kaku kuduk : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
Thoraks
Bentuk : Simetris
Ruang intercostal : Normal
Paru – Paru
Inspeksi :Simetris, retraksi (-)
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor Kanan = kiri
Auskultasi : Sp. Bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Jantung
Detak jantung : 110 kali/menit
Iktus Cordis : Tidak tampak
Batas kiri : Linea midclavicularis sinistra
Batas kanan : Linea parasternalis dextra
Batas atas :ICS II-III linea parasternalis sinistra
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium (Tanggal 18 Juni 2021)
Kesan : Tampak
bercak infiltrat di
kedua lapangan paru
D. Resume
Pasien datang ke IGD RS dr. M.M. Dunda dengan panas sejak kurang lebih 7
hari sebelum masuk rumah sakit. Panas dirasakan hilang timbul. Panas turun setelah
minum obat parasetamol, kemudian naik lagi. Panas disertai batuk berdahak, namun
tidak ada strep darah. Pasien juga mengeluh nyeri kepala sejak kurang lebih 4 hari
sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluh mual, namun tidak ada muntah.
Nyeri dada disangkal pasien.
E. Diagnosis Kerja
Suspek Pneumonia + DM Tipe 2 terkontrol + Hipertensi tidak terkontrol +
Bradikardia
F. Penatalaksanaan
18/06/2021 Jam 12:00 WITA
O2 Nasal 2 – 4 lpm (k/p)
IVFD NaCl 0,9% 20 gtt/m
Inj. Ceftriaxone 2x1 gr/iv (skintest) Hari-1
Inj. Ranitidin 2x1 amp/iv
Inj. Antrain 3x1 amp/iv (k/p)
Inj. Ondancentron 3x1 amp/iv (k/p)
Inj. Solvinex 3x1 amp/iv
Po. Amlodipin 10 mg 0-0-1
Po. Paracetamol 3x500 mg
G. Prognosis
Quo ad Vitam : Dubia
Quo ad Functionam : Dubia
Quo ad Sanationam : Dubia
H. FOLLOW UP
O:
O:
S : pusing (+) , nyeri kepala (-), mual (-), kejang (-), susah tdur (+)
O:
S : pusing (-) , nyeri kepala (-), mual (-), kejang (-), susah tdur (+)
O:
TINJAUAN PUSTAKA
oleh potensial aksi yang berasal dari sekelompok sel konduktif pada SA node (nodus
sinoatrial) yang terletak pada dinding atrium kanan. Dalam keadaan normal, SA node
node (nodus atrioventrikular) melalui traktus internodal, kemudian ke berkas his dan
Sistem konduksi terdiri dari sel-sel otot jantung, yang terdiri atas:
atas atrium kanan. Nodus SA bertugas mengatur ritme jantung sebanyak 60-100x per
jantung yang ditandai dengan sistol atrium. Impuls listrik dari nodus SA ini akan
menyebar ke atrium kanan, lalu diteruskan ke atrium kiri melalu berkas Bachmann
sistol ventrikel. Sehingga ventrikel akan terlindungi dari stimulasi berlebihan dari
atrium. Impuls yang dihasilkan nodus AV adalah sebesar 40-60x per menit. Impuls
Sistem His-Purkinje
Berkas His terbagi menjadi berkas kanan yang menyebarkan impuls listrik ke
ventrikel kanan dan berkas kiri yang menyebarkan impuls listrik ke septum
interventrikel dan ventrikel kiri dengan kecepatan konduksi 2 meter per detik. Impuls
listrik dari berkas tersebut bercabang menjadi serabut purkinje yang tersebar dari
kali per menit dan menyebar mulai dari endokardium sampai terakhir ke epikardium.
Otot jantung akan bergerak memompa darah keluar dari ruang ventrikel ke pembuluh
darah arteri.6
Gangguan konduksi ini dapat bersifat sementara atau permanen. Gangguan AV Blok
dibagi menjadi 3 derajat tingkatan, yaitu derajat 1, derajat 2 Mobitz 1 dan 2, serta
derajat 3 atau total block. Waktu yang diperlukan untuk penyebaran depolarisasi dari
nodus SA ke otot ventrikel ditunjukkan oleh interval PR dengan waktu normal tidak
lebih dari 0,2 detik. Normalnya, memang terjadi perlambatan di nodus AV dengan
tujuan untuk mempersiapkan waktu yang cukup bagi atrium untuk berkontraksi agar
preload ventrikel akan optimal untuk fase sistol selanjutnya. Selain itu, perlambatan
ini juga bertujuan untuk melindungi ventrikel dari stimulasi yang berlebihan akibat
takiaritmia tertentu di supraventrikel. Namun, pada beberapa kondisi, perlambatan ini
3.3 Epidemiologi
sedangkan untuk di dunia mencapai 0,04%. Angka kejadian ini meningkat sesuai
semakin bertambahnya usia. Total AV block bisa pertama kali ditemukan pada bayi,
yang merupakan penyakit total AV block kongenital. Penyakit ini kadang tidak
3.4 Etiologi
AV Block bisa disebabkan oleh beberapa keadaan seperti di bawah ini, yaitu:
a. Obat-obatan5
disopyramide)
ibutilide
disease,Aspergillus myocarditis, varicella-zoster11.
muscular dystrophy
Blok jantung total terdapat sekitar 10% dari kasus MI ringan akut dan
blok AV. Secara khusus, oklusi RCA proksimal memiliki insiden tinggi
AV block (24%) karena ada keterlibatan bukan hanya dari arteri nodal AV
terlibat tetapi juga suplai arteri superior menurun, yang berasal dari bagian
iskemik atau nekrosis pada jalur konduksi akibat infark atau perluasan
infark yang terjadi. Konduksi jantung sangat dipengaruhi oleh suplai darah
prognosis baik AV blok apabila oklusi dari anterior descending arteri kiri
yang lebih baik dan biasanya layak untuk implantasi alat pacu jantung .
Kejadian infark miokard pada pasien ini diketahui dari anamnesis dimana
pasien pernah mengeluhkan nyeri dada 2 hari sebelum masuk rumah sakit
dan keluhan sesak nafas. Pasien megeluhkan nyeri dada khas infark yaitu
nyeri pada dada yang terasa seperi tertekan beban berat yang muncul tiba-
tiba, berlangsung terus menerus dan tidak hilang dengan istirahat.
Kejadian infark pada pasien juga dapat dilihat dari gambaran EKG pasien,
pasien.
3.5 Klasifikasi
a. Blok AV derajat 1
ventrikel. Pada AV block derajat 1 ini biasanya tidak membutuhkan terapi apapun
- Gelombang P : normal
b. Blok AV derajat 2
Pada blok AV derajat 2 (Gambar 3), satu atau beberapa impuls dari atrium
bloknya terjadi pada nodus AV, dan disebut blok AV derajat 2 tipe 2 (Mobitz 2) jika
bloknya terjadi di bawah atau setelah nodus AV (berkas His atau berkas cabang).3,5
nodus AV. Interval PR semakin lama semakin panjang sampai suatu saat gelombang
P gagal dihantarkan dan tidak diikuti kompleks QRS. Kelainan ini biasanya tidak
miokard inferior, penyakit katup aorta, serta efek obat yang memperlambat konduksi
QRS
Mobitz 2 terjadi jika impuls atrium gagal dihantarkan ke ventrikel tanpa ada
penundaan hantaran yang progresif. Lokasi blok hantaran seringnya terletak pada
distal berkas His di berkas cabang. Interval PR tetap sama, namun denyut ventrikel
yang berkurang. Kekurangan ini dapat teratur atau tidak. Penyebabnya ialah infark
miokard akut, miokarditis, proses degeneratif. Kelainan dapat timbul sementara dan
kembali normal, menetap atau berkembang jadi total blok. Karakteristik Mobitz 2
adalah: 3,5
QRS
- Interval PR : konstan
Penyebab total AV blok ini ialah proses degeneratif, peradangan, intoksikasi digitalis,
infark miokard akut. Total AV blok pada infark miokard akut dapat menetap, dan
dapat juga kembali normal setelah infark teratasi (hanya sementara). Total AV blok
sinkop, sesak, dan angina pada usia lanjut. Karakteristik blokAv derajat 3 adalah: 3,5
- Irama : Teratur, tidak ada hubungan antara irama atrium dan ventrikel
- Durasi QRS : Normal jika irama dari junctional dan melebar jika fokus
ventrikular
3.6 Diagnosis
Dari anamnesis, Pasien total AV blok biasanya memiliki manifestasi klinis
yang beragam. Pasien total AV blok bisa datang dengan asimptomatis atau dengan
tanda dan gejala yang minimal yang berkaitan dengan hipoperfusi. Gejala yang bisa
timbul di antaranya adalah kelelahan, pusing, tidak bisa beraktivitas, dan nyeri dada.
Pasien- pasien simptomatis, khususnya pasien yang memiliki kompleks QRS lebar
yang mengindikasikan pacemaker nya berada di bawah bundle of His, dapat memiliki
gejala seperti pingsan, bingung, sesak, nyeri dada hebat, dan sewaktu-waktu bisa
meninggal mendadak.4
memiliki gejala infark miokard seperti nyeri dada, sesak, mual muntah. Pasien
dengan riwayat penyakit jantung, juga perlu diketahui riwayat pengobatannya karena
beberapa obat seperti beta bloker, calcium channel blockers, dan digitalis juga dapat
memengaruhi sistem konduksi. Selain itu, juga perlu ditanyakan apakah pasien
sebelumnya pernah mendapat terapi intervensi seperti aortic valve surgery, septal
jugularis juga dapat meningkat. Pasien dengan tanda hipoperfusi dapat menunjukkan
sesuai dengan derajatnya. Pada foto rontgen ditemukan bayangan jantung sehubungan
3.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan awal untuk pasien total AV blok adalah mengganti obat-obat
yang dapat memicu terjadinya total AV blok ini seperti beta bloker, calcium channel
sympathomimetic atau vagolytic agents yang dapat diberikan adalah sulfas atropin,
Untuk mengetahui efek dari kerja obat yang telah diberikan, sebaiknya dilakukan tes
laboratorium untuk menilai apakah ada perbaikan setelah obat diberikan. Untuk
a. AV blok derajat I
- Tidak ada tindakan yang diindikasikan. Kecuali menghentikan obat jika ini
merupakan agen pengganggu
- Tipe ini biasanya tidak diterapi kecuali sering kompleks QRS menghilang
dengan akibat gejala klinis hipotensi dan penurunan perfusi serebrum. Bila
ada gejala ini maka pada penderita bisa diberikan 0,5 sampai 1,0 mg
atropine IV sampai total 2,0 mg.
- Obat seperti atropine atau isopreterenol, atau pacu jantung diperlukan bila
pasien menunjukkan gejala-gejala atau jika blok terjadi dalam situasi IMA
akut pada dinding anterior.
Atropin (0,5 sampai 1 mg) bisa diberikan dengan bolus IV. Bila tidak ada
kenaikan denyut nadi dalam respon terhadap atropine maka bisa dimulai tetesan
kecepatan denyut ventrikel. Penderita yang menunjukkan blok jantung derajat tiga
memerlukan pemasangan alat pacu jantung untuk menjamin curah jantung yang
permanen adalah suatu alat elektronik kecil yang menghasilkan impuls regular untuk
Pada ilustrasi kasus, tatalaksana yang diberikan pada pasien ini adalah
Oksigen 3 L/ Nasal kanul, Infus NaCl 0,9% , Ceftriaxone iv, ranitidine iv, antrain iv,
insulin, drips nicardipin, amlodipine, captopril, paracetamol, alprazolam, dan
allopurinol. Pasien mengeluhkan sesak dengan frekuensi nafas 30x/menit maka kita
Kegawatan pada pasien ini adalah total av blok dengan bradikardia, pasien blok AV
derajat tinggi yang tidak mendapat terapi dapat mengalami gagal jantung akibat curah
jantung yang berkurang dan kematian mendadak akibat asistol atau takiaritmia yang
dicetuskan oleh bradikardia. Oleh karena itu pasien perlu diberikan obat inotropik
positif, seperti dopamine. Dopamin merangsang efek alfa dan beta adrenergic agar
kontraktilitas miokard, curah jantung (cardiac output) dan tekanan darah meningkat.
Pada pasien ini direncanakan dilakukan pemasangan permanent pace maker (PPM),
- AV blok Derajat II dan III yang diiringi dengan bradikardi atau arritmia
- Disfungsi SA Node
(pacing) dan pengindera (sensing) jika terjadi gangguan konduksi. Pemasangan PPM
adalah suatu alat elektronik kecil yang menghasilkan impuls regular untuk
melalui system vena. Suatu pacu jantung satu bilik memiliki electrode pada ventrikel
kanan atau atrium kanan. Pacu jantung dua bilik memberikan impuls ke atrium dan
ventrikel melalui dua electrode dan bisa menghasilkan impuls yang sinkron pada
ventrikel setelah tiap gelombang P yang terjadi di atrium. Sehingga timbul impuls
3.8 Prognosis
Pasien dengan blok jantung total sering hemodinamik tidak stabil, dan sebagai
Pasien lain dapat relatif asimtomatik dan memiliki gejala minimal selain pusing,
Komplikasi yang berhubungan dengan alat pacu jantung penyisipan jarang (<1%).
Aritmia ventrikel dari atropin atau katekolamin dapat terjadi. Komplikasi umum
termasuk yang terkait dengan garis dan atau penempatan alat pacu jantung
tamponade jantung.
10. Bestetti RB, Cury PM, Theodoropoulos TA, Villafanha D. Trypanosoma cruzi
myocardial infection reactivation presenting as complete atrioventricular
block in a Chagas' heart transplant recipient. Cardiovasc Pathol. Nov-Dec
2004;13(6):323-6.
11. Ma TS, Collins TC, Habib G, Bredikis A, Carabello BA. Herpes zoster and its
cardiovascular complications in the elderly--another look at a dormant
virus. Cardiology. 2007;107:63-7.
12. Complete heart block treatment. University of California San Fransisco. 2015.
Available at
http://www.ucsfhealth.org/conditions/complete_heart_block/treatment.html.
[diakses pada 16 juli 2016]
13. Price & Wilson, 2006, Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,
Edisi 6, Volume I, EGC, Jakarta.