PIL 13 Pengolahan Limbah
PIL 13 Pengolahan Limbah
PENGOLAHAN LIMBAH
PENCEMARAN
AIR UDARA
TANAH
TUJUAN PENGOLAHAN
LIMBAH CAIR
• Untuk melindungi badan-badan air
dan area sekitar dari pencemaran air
limbah industri serta menghindari
dampak buruk terhadap kesehatan
manusia.
• Sebelum menentukan jenis pengolahan
yang akan digunakan, terlebih dulu
harus dilakukan analisis karakteristik
limbah cair industri, sehingga dapat
diketahui jenis pencemar yang
dominan pada industri tersebut.
TUJUAN ANALISIS
KARAKTERISTIK AIR LIMBAH :
• Menentukan apakah air limbah industri
sudah memenuhi standar kualitas atau baku
mutu
• Menentukan jenis dan teknologi pengolahan
yang tepat dalam perencanaan instalasi
pengolahan air limbah (IPAL)
• Mengukur kinerja IPAL
•analisis sample sesuai dengan baku mutu
limbah
•menghitung efisiensi pengolahan kualitas
effluent terhadap influent
• Menentukan perubahan atau modifikasi
IPAL
PARAMETER KUALITAS AIR LIMBAH
• Parameter Fisika :
Suhu, warna, padatan tersuspensi (TSS),
padatan terlarut (TDS), padatan total
(TS), kekeruhan.
• Parameter Kimia :
– pH, DO, BOD, COD.
– kation logam: Fe, Mn, Zn, Cd, Cr, Pb,
– anion : phosphat, klorida, nitrat, nitrit
– zat organik
• Parameter Biologi :
bakteri coli tinja dan total coli.
Tiap industri mempunyai parameter utama yang berbeda
(lihat SK Gub. 6/1999 atau perda kota/kab yang berlaku)
KARAKTERISTIK DOMINAN AIR LIMBAH
INDUSTRI
Secara umum, karakteristik dominan air limbah industri dapat
dikelompokkan menjadi :
• Anorganik :
TSS, Sisa Cl2, Sulfida (sebagai S), Besi terlarut (Fe), Fluorida (F),
Ammonia, TKN, Zat Padat Terlarut (TDS), Nitrat, Nitrit, Fosfat
(PO4), Sianida (CN)
• Organik :
BOD5, COD, Minyak & Lemak, MBAS
• Logam Berat :
Cu, Pb, Zn, Cr, Ni, Hg, Cd, Mn, Ti, Ba, Sn, As, Se, Co
• pH
KARAKTERISTIK LIMBAH DAN PENGARUHNYA
TERHADAP KESEHATAN DAN LINGKUNGAN
Parameter Pengaruh
Organik Terlarut Deplesi DO
Adanya ‘sludge blanket’: terjadi
Organik Tersuspensi dekomposisi organik menyebabkan
deplesi DO dan bau
Mengubah rasa dan bau
Phenol/organik lain
karsinogonik
Logam Berat, Sianida dan Organik Keracunan
Toksik karsinogenik
Masalah estetika
Warna dan Kekeruhan Menghambat sinar matahari masuk
ke permukaan air
KARAKTERISTIK LIMBAH DAN PENGARUHNYA
TERHADAP KESEHATAN DAN LINGKUNGAN
Parameter Pengaruh
Nitrogen dan Fosfor Eutrofikasi (Algae Blooming)
Materi non biodegradabel
(ch. ABS= alkyl benxene Toksik terhadap kehidupan akuatik
sulfonate)
Menghambat sinar matahari
Minyak dan Materi Terapung
Estetika
3 Pelapisan Logam Sianida total Cu, Pb, Zn, total Cr, pH,T
(CN) Ni, Cr+6, Cd tersisa
FiILTRASI
SEDIMENTASI
KOAGULASI AKHIR
FLOKULASI
SEDIMENTASI
PENYARINGAN
AIR KASAR, PENGOLAHAN
PENGENDAPAN OKSIDASI TERSIER
LIMBAH
PASIR, REDUKSI
EQUALISASI, PENGOLAHAN FILTRASI
SEDIMENTASI, LUMPUR ACTIVE CARBON
NETRALISASI ION EXCHANGE
Dewatering ELECTRODIALYSIS
Thickening REV-OSMOSIS
PENGOLAHAN
Digesting IRADIASI ION
AEROBIK
Filterpress, etc ULTRAVIOLET
DISINFEKSI
PENGOLAHAN INSINERASI
ANAEROBIK COMPOSTING
PROSES ‘RECYCLED’
PRODUKSI WATER
• Removal BOD ~ 60 %
GRIT CHAMBER
TANGKI ALIRAN RATA-RATA
(EQUALIZATION TANK)
Inlet Q max
Q ave
mixer
aerator
Q min
Outlet
NETRALISASI
• Proses netralisasi, jika
diperlukan, diletakkan
ASAM setelah proses ekualisasi.
• Bila diperlukan,
BASA
dilakukan penambahan
asam atau alkali (basa)
• Menetralkan pH, untuk
mempersiapkan limbah
sebelum dilakukan
proses pengolahan
biologi.
• Jika air limbah setelah melalui pengolahan
primer banyak mengandung unsur-unsur
ANORGANIK diolah dengan proses
pengolahan fisik-kimia.
• Sebaliknya, jika air tersebut banyak
mengandung unsur ORGANIK proses
pengolahan biologis.
PENGOLAHAN SEKUNDER
• PENGOLAHAN FISIK
• PENGOLAHAN KIMIA
• PENGOLAHAN BIOLOGI
PENGOLAHAN FISIK
– SEDIMENTASI
– FLOTASI
– FILTRASI
– SEPARASI
PENGOLAHAN FISIK
SEDIMENTASI
• Proses penyisihan dasar digunakan untuk
menyisihkan lumpur kasar dalam air limbah.
• Menyisihkan partikel dan koloid dari air
limbah.
• Partikel koloid terlalu kecil untuk
mengendap, sehingga perlu ditambahkan
bahan kimia (koagulan) untuk membentuk
partikel yang berukuran lebih besar (flok)
sehingga dapat mengendap lebih cepat.
PROSES SEDIMENTASI
• proses dimana benda-benda halus yang
sudah menggumpal dan siap mengendap,
• sebagai hasil dari proses koagulasi &
flokulasi,
• dilewatkan dalam sebuah tanki/bak
pengendap dengan waktu detensi
tertentu,
• sehingga dapat mengendap
TIPE TANGKI SEDIMENTASI
1. PERSEGI 2. LINGKARAN
hidrokarbon), karena c
–KOAGULASI
–FLOKULASI
PENGOLAHAN KIMIA
• Koagulasi menggunakan bahan kimia
sering digunakan sebagai unit, terkait
dengan proses sedimentasi atau filtrasi,
dimana kondisi partikel-partikel
berukuran kecil dan koloid akan
membentuk partikel-partikel berukuran
lebih besar (flock) yang dapat
mengendap
• Proses secara kimia merupakan proses
konversi sedangkan penyisihan aktual
dilakukan melalui pemisahan secara fisik
produk-produk padatan, cairan, atau gas
hasil reaksi kimia yang terjadi
KOAGULASI
• Penggumpalan partikel-partikel koloid menjadi
partikel-partikel kecil (fine flocs) dengan
penambahan bahan kimia.
• Partikel koloid adalah : Partikel stabil dan
berukuran sangat kecil yaitu antara 1 nm - 0,1
nm. Bahan kimia yang ditambahkan disebut
Koagulan.
• Koagulan memiliki muatan listrik yang
berlawanan dengan muatan listrik partikel
koloid.
JENIS KOAGULAN
NAMA FORMULA BENTUK REAKSI pH
DG AIR
Alumunium Al2(SO4)3.xH2O Bongkah, Asam 6,0 – 7,8
Sulfat bubuk
Sodium NaAlO2 Bubuk Basa 6,0 – 7,8
Aluminat Na2Al2O4
PAC (Poly Aln(OH)mCl3n-m Cair, bubuk Asam 6,0 – 7,8
Alumunium
Chlorida)
Ferri Sulfat Fe2(SO4)3.9H2O Kristal halus Asam 4-9
Fungsi :
memperoleh dosis optimum koagulan dan flokulan di
dalam sampel air yang mampu menghasilkan sisa
kekeruhan paling rendah dan flok yang paling stabil
FLOKULASI
• Penggumpalan partikel-partikel kecil (mikroflok)
menjadi gumpalan (flok) yang cukup besar dan
mudah untuk mengendap
• Kadang-kadang diperlukan penambahan bahan
kimia untuk memperkuat flok yang terbentuk.
• Bahan kimia yang ditambahkan disebut flokulan
(coagulant aid).
• Flokulan dapat menetralisir daya tolak partikel
koloid, sehingga membantu penggumpalan.
ILUSTRASI PROSES KOAGULASI
DAN FLOKULASI
-
- -
- +
+
Al3+ Al3+
-
- -
-
+ +
Al3+ +
Al 3+
MAKROFLOK
MIKROFLOK
CONTOH FLOK
UNIT KOAGULASI-FLOKULASI-SEDIMENTASI
• Stabilization Ponds
• Aerated Lagoon
• Lumpur Aktif
– Konvensional
– Kontak stabilisasi
– Parit oksidasi/extended aeration
STABILIZATION PONDS
(KOLAM STABILISASI)
Organik terlarut
& tersuspensi Efluen terlarut
limbah
Zona Aerob
Degradasi aerob: organik + O2 → CO2 + sel
Endapan
Zona Fakultatif
Solid, algae,
bakteri
asidifikasi
Lumpur organik Sel + gas
methanasi
Zona Anaerob
AERATED LAGOON
AERATED LAGOON
(LAGUNA TERAERASI)
aerasi
Bakteri
Reduksi
anaerob
LUMPUR AKTIF
(Resirkulasi Lumpur)
Ratio resirkulasi 25 – 30 %
Tujuan resirkulasi lumpur : menambah biomassa aktif
OXIDATION DITCH SYSTEM / SISTEM PARIT
OKSIDASI
SBR (SEQUENCING BATCH
REACTOR)
• Sistem Lumpur Aktif secara batch
• Menggunakan bak tunggal yang
berfungsi sebagai reaktor dan
sedimentasi
• SBR (Sequencing Batch Reactor),
beroperasi berdasarkan tahapan
(siklus): Fill – React – Settle – Decant.
OPERASI DARI SBR
PERATURAN PENGENDALIAN
PENCEMARAN UDARA