Anda di halaman 1dari 15

Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017 ISSN 1411-2442

JURNAL TRANSPORTASI
FORUM STUDI TRANSPORTASI ANTAR-PERGURUAN TINGGI

Sunu Bagaskara Perbandingan Perilaku Mengemudi Berisiko antara


Pengemudi Mobil dan Pengendara Sepeda Motor dan
Kaitannya dengan Faktor-Faktor Kepribadian

Jati Utomo Dwi Hatmoko, Evaluasi Pengaruh Banjir, Beban Berlebih, dan Mutu
Bagus Hario Setiadji, dan Konstruksi pada Kondisi Jalan
Mochamad Agung Wibowo

Sonya Sulistyono, Ludfi Djakfar, Kebijakan Penataan Jaringan Trayek Angkutan Umum
dan Achmad Wicaksono Perkotaan Jember

Ingrid Rosalyn Indriana Sitorus The Operational System of Container Loading-Unloading in


and Nahry Jakarta International Container Terminal and Port of
Lamong Bay Surabaya

Redi Aditya Yulianto dan Penentuan Kapasitas Jalan Bebas Hambatan dengan Aplikasi
Ahmad Munawar Perangkat Lunak VISSIM

M. Rum Raekhan, Ludfi Djakfar, Evaluasi Kinerja Bongkar Muat di Pelabuhan Umum Gresik
dan Alwafi Pujiraharjo

Ridwan Anas, Ofyar Z. Tamin, Pengaruh Investasi Infrastruktur Jalan terhadap Sektor
dan Sony S. Wibowo Industri Pengolahan

Hasmar Halim, Sakti Adji Kecelakaan Sepeda Motor di Kota Makassar


Adisasmita, Muhammad Isran
Ramli, dan Sumarni Hamid Aly

Forum Studi Transportasi antar-Perguruan Tinggi

Bandung ISSN
J. Trans Vol. 17 No. 2 Hlm. 79-164 Agustus 2017 1411-2442
Disponsori Oleh:

Center for Transportation Studies (CTS)


Universitas Katolik Parahyangan
Jalan Ciumbuleuit No. 94
Bandung 40141
Tlp. (022) 2033691
Fax. (022) 2033692
Web: journal.unpar.ac.id
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017 ISSN 1411-2442

JURNAL TRANSPORTASI
FORUM STUDI TRANSPORTASI ANTAR-PERGURUAN TINGGI

Penyunting Pelaksana:
Wimpy Santosa (Ketua)
Agus Taufik Mulyono (Anggota)
Imam Muthohar (Anggota)

Penelaah Ahli:
Erika Buchari (Jurusan Teknik Sipil Universitas Sriwijaya)
Ahmad Munawar (Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada)
A. Caroline Sutandi (Jurusan Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan)
Budi Hartanto Susilo (Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Maranatha)
Agus Taufik Mulyono (Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada)
Leksmono Suryo Putranto (Jurusan Teknik Sipil Universitas Tarumanagara)
Sutanto Soehodho (Departemen Teknik Sipil Universitas Indonesia)
M. Yamin Jinca (Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin)

Tata Usaha:
Y. Agus Juhari

Alamat Redaksi/Penerbit:
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil
Universitas Katolik Parahyangan
Jalan Ciumbuleuit No. 94, Bandung 40141
Tlp. (022) 2033691 Faks. (022) 2033692
E-mail: fstpt7@unpar.ac.id
Website: journal.unpar.ac.id

Terbit pada bulan-bulan:


April, Agustus, dan Desember

Penanggung jawab:
Ketua Forum Studi Transportasi antar-Perguruan Tinggi

Biaya Pengganti Percetakan:


Anggota FSTPT: Rp 35.000,00 per eksemplar
Umum: Rp 40.000,00 per eksemplar

Ongkos kirim:
Dalam Pulau Jawa: Rp 10.000,00 per eksemplar
Luar Pulau Jawa: Rp 15.000,00 per eksemplar
Pembayaran dapat dilakukan melalui Wesel Pos atau langsung ke redaksi.
Setiap anggota FSTPT otomatis mendapat satu eksemplar secara cuma-cuma.

Jurnal Transportasi adalah jurnal ilmiah di bidang ilmu transportasi yang diterbitkan tiga kali setahun oleh Forum
Studi Transportasi antar-Perguruan Tinggi (FSTPT). Makalah-makalah yang dimuat di jurnal ini merupakan
makalah-makalah terbaik dari Simposium FSTPT yang diadakan setiap tahun. Selain sebagai wadah komunikasi
ilmiah, penerbitan Jurnal Transportasi juga bertujuan untuk menyebarluaskan hasil-hasil penelitian yang berkaitan
dengan bidang ilmu transportasi. Jurnal Transportasi terakreditasi yang kedua kali berdasarkan Keputusan
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Nomor 51/DIKTI/
Kep/2010 tanggal 5 Juli 2010.
Volume 17 Nomor 2 Agustus 2017 ISSN 1411-2442

JURNAL TRANSPORTASI
FORUM STUDI TRANSPORTASI ANTAR-PERGURUAN TINGGI

DAFTAR ISI
Perbandingan Perilaku Mengemudi Berisiko antara Pengemudi Mobil dan Pengendara Sepeda 79-88
Motor dan Kaitannya dengan Faktor-Faktor Kepribadian
Sunu Bagaskara

Evaluasi Pengaruh Banjir, Beban Berlebih, dan Mutu Konstruksi pada Kondisi Jalan 89-98
Jati Utomo Dwi Hatmoko, Bagus Hario Setiadji, dan Mochamad Agung Wibowo

Kebijakan Penataan Jaringan Trayek Angkutan Umum Perkotaan Jember 99-110


Sonya Sulistyono, Ludfi Djakfar, dan Achmad Wicaksono

The Operational System of Container Loading-Unloading in Jakarta International Container 111-122


Terminal and Port of Lamong Bay Surabaya
Ingrid Rosalyn Indriana Sitorus and Nahry

Penentuan Kapasitas Jalan Bebas Hambatan dengan Aplikasi Perangkat Lunak VISSIM 123-132
Redi Aditya Yulianto dan Ahmad Munawar

Evaluasi Kinerja Bongkar Muat di Pelabuhan Umum Gresik 133-144


M. Rum Raekhan, Ludfi Djakfar, dan Alwafi Pujiraharjo

Pengaruh Investasi Infrastruktur Jalan terhadap Sektor Industri Pengolahan 145-154


Ridwan Anas, Ofyar Z. Tamin, dan Sony S. Wibowo

Kecelakaan Sepeda Motor di Kota Makassar 155-164


Hasmar Halim, Sakti Adji Adisasmita, Muhammad Isran Ramli, dan Sumarni
Hamid Aly

Indeks Pengarang Jurnal Transportasi Volume 13

Ucapan Terima Kasih Jurnal Transportasi Volume 13


PEDOMAN PENULISAN NASKAH
JURNAL TRANSPORTASI
FORUM STUDI TRANSPORTASI ANTAR-PERGURUAN TINGGI

Redaksi akan menentukan keputusan akhir mengenai persetujuan, bulan publikasi, dan keputusan mengenai isi
yang berkaitan dengan hal-hal spesifik. Redaksi berhak untuk menyunting, sepanjang tidak mengubah isi dan
maksud dari tulisan. Apabila naskah diterbitkan, penulis akan menerima dua eksemplar Jurnal Transportasi dan
cetak lepas. Makalah-makalah yang diterbitkan merupakan makalah-makalah terbaik dari Simposium FSTPT
yang diadakan setiap tahun atau makalah kehormatan (invited paper) yang ditetapkan oleh Redaksi. Berikut
adalah pedoman untuk penulisan naskah.

Kategori Naskah
1. Naskah harus orisinal dan belum pernah diterbitkan dalam publikasi apapun.
2. Naskah harus merupakan tulisan ilmiah, baik berbentuk opini atau hasil penelitian.
3. Naskah dapat dituliskan dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.
4. Naskah hendaknya berhubungan dengan bidang transportasi.

Pengetikan dan Persyaratan Lainnya


1. Naskah harus diserahkan dalam bentuk print out (hasil cetakan) asli pada kertas ukuran A4, diketik dengan
jarak 1,2 spasi. Ukuran huruf 12 point (kecuali judul 16 point) dan jenis huruf Times New Roman. Margin atas,
bawah, kiri, dan kanan masing-masing 2,5 cm, 3,5 cm, 3 cm, dan 2,5 cm. Jumlah halaman hendaknya berkisar
antara 10–15 halaman. Naskah diserahkan pula bersama file program Microsoft Word untuk diedit menjadi
format jurnal.
2. Abstrak ditulis dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.
3. Penulisan paragraf harus dimulai dari tepi kiri baris dengan satu kali tabulasi (1,27 cm).
4. Judul tabel ditulis di atas tabel dan judul gambar ditulis di bawah gambar. Setiap gambar dan tabel mempunyai
nomor urut mulai dari 1 (satu).
5. Rujukan/kutipan suatu referensi di dalam naskah dilakukan dengan menyebutkan nama penulis dan tahun
yang diapit tanda kurung. Contoh: (Sujono, 2001).
6. Daftar Pustaka (hanya yang dirujuk dalam naskah) ditulis menurut abjad dengan format sebagai berikut.
Penulis. Tahun penerbitan (10 tahun terakhir). Judul. Tempat penerbitan: Nama penerbit.
Contoh:
Gustiawati, P. 1998. Analisis Kebutuhan Fasilitas Terminal Penumpang di Bandar Udara Husein
Sastranegara Sampai Tahun 2030. Bandung: Penerbit Dian.
Leksminingsih. 2003. Perhitungan Faktor Kohesi dari Pelekatan Aspal Menggunakan Cara Vialit. Jurnal
Teknik Sipil, 4 (2): 166-180.
Subagja, A. R. Kajian Tarif Angkutan Antar Jemput Sekolah di Bandung. (Online), (http://library.unpar.ac.id,
diakses 12 Maret 2002).
Winata, G. 2002. Kajian Sistem Manajemen Pemeliharaan Jalan Rel Daerah Bandung. Tesis tidak
diterbitkan. Bandung: Program Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan.
7. Naskah berbahasa Indonesia mengikuti Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
(Depdikbud, 1987). Naskah berbahasa Inggris menggunakan ragam baku. Naskah ditulis dengan bentuk
penulisan sesuai dengan gaya selingkung Jurnal Transportasi sebagai berikut.

JUDUL (16 point; Times New Roman; 1 spasi)


Nama Penulis 1 Nama Penulis 2 (tanpa gelar, 10 point)
Data Penulis 1 Data Penulis 2
Abstract dan Abstrak
(maksimum 150 kata; merupakan intisari seluruh tulisan yang meliputi:
masalah, tujuan, metode, hasil, dan simpulan)
Kata-kata kunci: (35 kata)
PENDAHULUAN (12 point, tanpa nomor, 1,2 spasi)
SUBJUDUL PERINGKAT 1
Subjudul Peringkat 2 (sesuai dengan kebutuhan)
Subjudul Peringkat 3
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA (hanya memuat sumber-sumber yang rujukannya ditulis pada isi naskah)
KECELAKAAN SEPEDA MOTOR
DI KOTA MAKASSAR

Hasmar Halim Sakti Adji Adisasmita


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin, Makassar Universitas Hasanuddin, Makassar
hasmar29@gmail.com adisasmitaadji@gmail.com

Muhammad Isran Ramli Sumarni Hamid Aly


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin, Makassar Universitas Hasanuddin, Makassar
isranramli@gmail.com marni_hamidaly@yahoo.com

Abstract

The increase in the number of vehicles in the city of Makassar effect an increase in accidents, especially
motorcycle. This study aims to provide an overview of the characteristics of the traffic accident specifically
for motorcyclists. Accident data during the period 2011-2015 were processed using statistical analysis
methods. Results showed that the largest proportion of accidents is dominated by motorcycle users reached
64.35%. Accident average of 2.7 accident/day and motorcycle user average of 3.3 people/day. The proportion
of motorcycle accidents occur on weekdays at 79.25% dominated in the early morning by 33.77%. The
majority of motorcycle accident the men with 72.85%. And generally occur in the productive age range of 18-
55 years with the percentage reached 71.89%. Perintis Kemedekaan Street has the highest value of 3,420 EAN.

Keywords: traffic accident, motorcycle, Makassar

Abstrak

Peningkatan jumlah kendaraan di Kota Makassar memberikan dampak terhadap meningkatnya kecelakaan,
khususnya sepeda motor. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang karakteristik
kecelakaan lalulintas khusus untuk pengendara sepeda motor. Data kecelakaan selama periode 2011-2015
diolah dengan menggunakan metode analisis statistik. Hasilnya menunjukkan bahwa proporsi terbesar dari
kecelakaan didominasi oleh pengguna sepeda motor mencapai 64,35%. Rata-rata kecelakaan sebesar 2,7
kecelakaan/hr dan rata-rata korban penguna sepeda motor sebesar 3,3 orang/hr. Proporsi kecelakaan sepeda
motor terjadi pada hari-hari kerja sebesar 79,25% dengan waktu kejadian didominasi terjadi di pagi hari
sebesar 33,77%. Mayoritas penguna sepeda motor yang terlibat kecelakaan berjenis kelamin laki-laki sebesar
72,85%. Secara umum terjadi pada rentang usia yang produktif, yaitu 18-55 tahun dengan persentase
mencapai 71,89%. Jalan Perintis Kemerdekaan mempunyai nilai EAN tertinggi, yaitu 3.420.

Kata-kata kunci: kecelakaan lalulintas, sepeda motor, Makassar

PENDAHULUAN

Kecelakaan lalulintas merupakan masalah yang serius di Indonesia. Dilihat dari


segi makro ekonomi, kecelakaan merupakan inefisiensi terhadap penyelenggara angkutan.
Artinya suatu kerugian yang mengurangi kuantitas dan kualitas orang dan atau barang
yang diangkut sekaligus menambah totalitas biaya penyelenggaraan transportasi.
Di Indonesia sebagaimana negara berkembang lainnya, sebagian besar masyarakatnya
menggunakan sepeda motor untuk perjalanan sehari-hari. Populasi dan tingkat kepemilikan

Jurnal Transportasi Vol. 17 No. 2 Agustus 2017: 155-164 155


sepeda motor dalam beberapa tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang cukup
signifikan. Sepeda motor banyak dipilih oleh masyarakat sebagai moda angkutan karena
selain harganya yang terjangkau, yang ditunjang dengan kemudahan kepemilikan dan
pembayaran, sepeda motor juga mudah dikendarai serta unggul dalam kemampuan
bermanuver disela-sela kemacetan dan pencapaian akses. Selain itu, sepeda motor pun
memberikan efisiensi biaya perjalanan. Tidak efisiennya sarana angkutan umum serta
kemudahan dalam memperoleh Surat Ijin Mengemudi (SIM) turut menjadi penyebab
meningkatnya kepemilikan sepeda motor. Kegunaan sepeda motor yang juga dapat
digunakan sebagai mata pencaharian (ojek) semakin menambah daftar keunggulan sepeda
motor sebagai sarana transportasi personal yang populer. Kepemilikan kendaraan sepeda
motor di Kota Makassar berkisar 70%-80% dari total kepemilikan kendaraan di Kota
Makassar (Zakaria et al., 2011; Azis et al., 2013).
Kota Makassar sebagai kota terbesar di Sulawesi Selatan juga merupakan salah satu
kota yang memiliki aktivitas lalulintas cukup tinggi dan termasuk ke dalam golongan kota
raya (metropolitan city). Kondisi lalulintas di Kota Makassar yang bersifat heterogen di
mana kendaraan tumpah ruah dalam suatu jalan tanpa membedakan karakteristik dan
fungsi dari kendaraan tersebut menyebabkan tingginya angka kecelakaan. Selama tahun
2015, di Makassar terjadi 810 kecelakaan yang melibatkan 932 sepeda motor. Korban
meninggal mencapai 117 orang dengan 99 orang (84,62%) adalah pengendara sepeda
motor. Selain itu, kerugian ekonomi akibat kecelakaan dengan korban meninggal dunia,
kerugian material mencapai Rp 1.887.930.000 (Unit Kecelakaan Lalulintas, 2016).
Tujuan studi ini adalah untuk memperoleh gambaran atau deskripsi karakteristik
korban kecelakaan lalulintas di Kota Makassar. Karakteristik kecelakaan didapat melalui
survei data kecelakaan kota Makassar diperoleh dari Unit Kecelakaan Lalulintas
Polrestabes Kota Makassar dan dari beberapa instansi terkait. Karakteristik yang ditinjau
meliputi jenis kendaraan, waktu dan hari terjadinya kecelakaan, jenis kelamin, usia, tingkat
keparahan, dan tempat terjadinya kecelakaan. Studi ini diharapkan dapat memberikan
manfaat kepada semua pihak terkait yang peduli dengan pencegahan dan penanganan
kecelakaan lalulintas.
Di Indonesia definisi tentang kecelakaan lalulintas tertuang dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 dan dalam Undang-Undang No. 22 Tahun 2009. Dalam
peraturan tersebut menjelaskan bahwa kecelakaan lalulintas adalah suatu peristiwa di jalan
yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan yang sedang
bergerak dengan atau tanpa pemakai jalan raya lainya, mengakibatkan korban manusia dan
kerugian harta benda.
Adisasmita (2010) mengemukakan bahwa dampak kecelakaan lalulintas dapat
diklasifikasi berdasarkan korban kecelakaan menjadi empat tingkatan, yaitu:
1) Kecelakaan Fatal; korban kecelakaan yang dipastikan meninggal dunia sebagai akibat
kecelakaan lalulintas dalam jangka waktu paling lama 30 hari setelah kecelakaan.
2) Kecelakaan Berat; korban kecelakaan yang karena luka-lukanya menderita cacat tetap
atau harus dirawat inap di rumah sakit dalam jangka waktu lebih dari 30 hari sejak
terjadi kecelakaan. Suatu kejadian digolongkan sebagai cacat tetap jika suatu anggota

156 Jurnal Transportasi Vol. 17 No. 2 Agustus 2017: 155-164


badan hilang atau tidak dapat digunakan sama sekali dan tidak dapat sembuh atau pulih
untuk selama-lamanya.
3) Kecelakaan Ringan; korban kecelakaan yang mengalami luka-luka yang tidak memer-
lukan rawat inap atau harus dirawat inap di rumah sakit kurang dari 30 hari.
4) Kerugian materi, kecelakaan yang hanya menimbulkan kerugian material.

Tasca (2000) mengungkapkan bahwa tingginya angka kecelakaan bagi pengguna


sepeda motor tidak lepas dari perilaku pengendara sepeda motor. Faktor ini mempunyai
peranan penting dalam menentukan terjadinya kecelakaan lalulintas bagi pengguna jalan.
Pengendara dengan perilaku mengemudinya yang tidak aman, seperti ngebut, membuntuti
kendaraan lain terlalu dekat dan menerobos lampu merah. Perilaku-perilaku tersebut
merupakan perilaku aggressive driving, yaitu perilaku mengemudi yang dilakukan secara
sengaja, cenderung meningkatkan risiko tabrakan dan dimotivasi oleh ketidaksabaran,
kekesalan, permusuhan dan atau upaya untuk menghemat.
Perilaku aggressive driving bermula dari adanya persepsi risiko kecelakaan pada
diri remaja. Persepsi risiko kecelakaan adalah penilaian subjektif tentang terjadinya suatu
kecelakaan dan seberapa besar perhatian individu akan konsekuensinya (Sjöberg et al.,
2004).
Menurut Asian Development Bank (ADB, 1996), pengguna sepeda motor baik
pengendara maupun pembonceng merupakan pengguna jalan yang paling mudah menjadi
korban seandainya terjadi kecelakaan (vulnerable road users). Studi-studi yang pernah
dilakukan menunjukkan bahwa tingkat fatalitas sepeda motor jauh di atas tingkat fatalitas
kendaraan lainnya. Hasil studi di Inggris menyatakan bahwa tingkat kematian sepeda
motor per mil-kendaraan adalah 20 kali lipat dari tingkat kematian untuk mobil, dan
tingkat cedera adalah tiga kali lebih besar. Hal ini dapat dimengerti bahwa pertama, secara
keseluruhan, pengemudi sepeda motor mungkin bersedia mengambil lebih banyak resiko.
Kedua, pengendara sepeda motor tidak dilengkapi dengan bantalan udara dan tidak
terlindung oleh badan kendaraan sehingga seperti yang disebutkan dalam UU No. 22
Tahun 2009, perlindungan perlu dilakukan sendiri oleh pengendara sepeda motor berupa
penggunaan atribut keselamatan. Yang terakhir, pada saat terjadi tabrakan, pengendara
sepeda motor terlempar ke depan dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan sebelum
tabrakan, umumnya kepala terlebih dahulu, sampai membentur obyek tetap atau tergelincir
sampai berhenti, yang mana kejadian ini beresiko cedera atau kematian.
Tingginya tingkat kecelakaan dan besarnya kerugian akibat kecelakaan yang
melibatkan sepeda motor ini perlu mendapat perhatian serius, mengingat moda ini
merupakan moda yang potensial dan bersahabat dengan masyarakat, terutama kalangan
menengah ke bawah. Keselamatan dari pengendara sepeda motor akan mempengaruhi
perekonomian keluarga dan masyarakat.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di wilayah kota Makassar yang memiliki angka kecelakaan

Kecelakaan Sepeda Motor di Kota Makassar (Hasmar Halim dkk.) 157


sepeda motor yang tinggi. Data kecelakaan kota Makassar diperoleh dari Unit Kecelakaan
Lalulintas Polrestabes Kota Makassar. Data kecelakaan yang dihimpun adalah data
kecelakaan lima tahun terakhir (2011-2015). Data yang terkumpul kemudian dikompilasi
untuk selanjutnya dilakukan analisis, yaitu analisis deskriptif. Analisis deskriptif
digunakan untuk mendeskripsikan data kecelakaan yang melibatkan sepeda motor di kota
Makassar, berupa jumlah kecelakaan setiap bulan, jumlah korban yang meninggal dunia,
luka berat, dan luka ringan, serta karakteristik dari pengendara sepeda motor yang terlibat
dalam kecelakaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tinjauan Umum Kecelakaan Lalulintas Kota Makassar


Pada Tabel 1 terlihat jumlah kasus kecelakaan lalulintas di Kota Makassar dalam
kurun waktu lima tahun terakhir mencapai 4.806 kasus dengan jumlah kasus tertinggi
mencapai 1.203 kasus pada tahun 2011 dan terendah 781 kasus pada tahun 2014. Jumlah
korban mencapai 6.307 orang selama periode 2011-2015. Jumlah ini sangatlah besar
karena setiap kecelakaan setara dengan 3,5 orang/kecelakaan. Kerugian materil selama
periode tersebut mencapai Rp 9.412.960.000,00 atau setiap tahunnya rata-rata mencapai
Rp 1.882.592.000,00 dan jumlah korban sebanyak 1.261 orang.

Tabel 1 Jumlah Kecelakaan Lalulintas di Kota Makassar Periode 2011-2015


Jumlah Kasus Total Jumlah Kerugian
Jumlah Korban
No. Tahun Kecelakaan Korban Material Persentase
Lalulintas MD LB LR (org) (Rp)
1 2011 1.203 19 422 1.062 1.653 1.611.710.000 26,21
2 2012 1.051 132 261 810 1.203 1.639.240.000 19,07
3 2013 961 133 251 912 1.302 2.212.215.000 20,74
4 2014 781 115 228 716 1.059 2.061.865.000 16,79
5 2015 810 117 56 917 1.090 1.887.930.00 17,28
Jumlah 4.806 666 1.224 4.417 6.307 9.412.960.000 100,00

Tabel 2 Jumlah Kendaraan yang Mengalami Kecelakaan Periode 2011-2015


Jumlah Kendaraa
Tahun Kecelakaan Tak Jumlah
Roda 2 Roda 3 Roda 4 Roda 6 > Roda 10
Lalulintas Bermotor
2011 1.203 24 1.487 8 533 88 3 2.143
2012 1.051 18 1.218 35 523 112 9 1.915
2013 961 14 1.090 23 514 93 7 1.741
2014 781 8 899 31 434 75 4 1.451
2015 810 12 928 15 458 69 5 1.487
Jumlah 4.806 76 5.622 112 2.462 437 28 8.737

Sementara pada Tabel 2 berikut memberikan ilustrasi tentang jumlah kendaraan


yang mengalami kecelakaan berdasarkan jenis kendaraan yang dipergunakan. Dari Tabel 2

158 Jurnal Transportasi Vol. 17 No. 2 Agustus 2017: 155-164


diketahui bahwa kendaraan bermotor beroda 2 atau sepeda motor adalah kendaraan yang
berisiko tinggi untuk mengalami kecelakaan. Jumlah sepeda motor yang mengalami
kecelakaan mencapai 5.622 kendaraan jumlah ini setara dengan 64,35% disusul dengan
kendaraan roda 4 dengan persentasi mencapai 28,18%, sedangkan kendaraan roda 6
persentasi sebesar 5%.

Tinjauan Kecelakaan Lalulintas yang Melibatkan Sepeda Motor


Jumlah Korban Pengguna Sepeda Motor
Data kecelakaan yang terkumpul berupa karakteristik kejadian kecelakaan meliputi
waktu kejadian, lokasi kejadian, serta jumlah korban. Gambar 1 memperlihatkan jumlah
kecelakaan dan jumlah korban dari pengguna sepeda motor. Jumlah kecelakaan tertinggi
terjadi pada tahun 2011 yang mencapai 1.561 kejadian dengan korban sebanyak 1.203
orang sedangkan jumlah kecelakaan terendah terjadi pada tahun 2014 dengan 810 kejadian
dengan jumlah korban sebesar 1.006 orang. Gambar ini memberikan ilustrasi bahwa
jumlah kecelakaan dan jumlah korban mengalami fluktuasi kecelakaan dari tahun ke tahun.

Gambar 1 Jumlah Kecelakaan dan Jumlah Korban Pengendara Sepeda Motor

Selama periode 2011-2015 diketahui jumlah kecelakaan yang terjadi mencapai


4.806 kasus kecelakaan dengan jumlah korban mencapai 5.911 orang. Dengan demikian
rata-rata terjadi kecelakaan di kota Makassar sebanyak 2,7 kecelakaan/hr. Adapun jumlah
korban pengguna kendaraan sepeda motor mencapai 3,3 orang/hari.

Waktu Terjadinya Kecelakaan


Waktu berperan dalam terjadinya kecelakaan lalulintas khususnya bagi pengendara
atau pengguna sepeda motor. Gambar 2 menunjukkan bahwa kejadian kecelakaan yang
melibatkan sepeda motor umumnya terjadi pada rentang waktu pagi pada jam 00:00-10:00
WITA dan pada malam hari, yaitu pada jam 19:00-00:00 dengan proporsi sebesar 33,77%

Kecelakaan Sepeda Motor di Kota Makassar (Hasmar Halim dkk.) 159


dan 25,63%. Hal ini juga cukup beralasan karena pagi dan malam hari merupakan waktu-
waktu puncak arus lalulintas, saat di mana mayoritas masyarakat memulai dan kembali
dari aktivitasnya.

Gambar 2 Proporsi Kecelakaan Sepeda Motor Berdasarkan Waktu Kecelakaan

Hari Terjadinya Kecelakaan


Sebagaimana dengan waktu maka hari dalam sepekannya juga mempengaruhi
pergerakan manusia dalam beraktivitas. Pergerakan manusia setiap harinya memberikan
dampak untuk terjadinya kecelakaan lalulintas. Pada Gambar 3 terlihat bahwa hari-hari
kerja di Kota Makassar, Senin sampai dengan Jumat memiliki proporsi jumlah kecelakaan
sepeda motor yang relatif tidak begitu berbeda, yaitu antara ±14%-±18%. Total proporsi
terbesar kecelakaan sepeda motor pada hari-hari kerja ini adalah sebesar 79,25%, jauh
lebih banyak dibandingkan kecelakaan yang terjadi di akhir pekan, yaitu hanya sebesar
20,75%. Hal ini cukup beralasan karena pada akhir pekan umumnya masyarakat lebih
memilih untuk beristirahat di rumah ataupun berekreasi ke luar kota.

Demografi
Dari data kecelakaan yang dikumpulkan juga didapatkan beberapa data tambahan
menyangkut jenis kelamin dan usia dari para pengendara sepeda motor yang terlibat dalam
kecelakaan di Kota Makassar, dimana masing-masing besaran proporsinya seperti yang
tersaji pada Gambar 4 dan 5.

Gambar 3 Proporsi Kecelakaan Sepeda Motor Berdasarkan Hari Kecelakaan

160 Jurnal Transportasi Vol. 17 No. 2 Agustus 2017: 155-164


Gambar 4 Proporsi Pengendara Sepeda Motor yang Terlibat Kecelakaan berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 4 memperlihatkan bahwa mayoritas pengendara sepeda motor yang terlibat


kecelakaan berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebesar 72,85% dibandingkan pengendara
perempuan yang persentasi mengalami kecelakaan hanya sebesar 27,15%. Gambar 5
menunjukkan bahwa mayoritas korban meninggal dunia atau luka berat (killed or seriously
injured). Pengguna sepeda motor dengan umur berkisar 18-26 tahun rentang untuk
mengalami kecelakaan dengan proporsi mencapai 32,66%. Hal ini berbanding terbalik
dengan <13 tahun dan >55 tahun proporsinya hanya mencapai 6,82% dan 9,32%. Dengan
demikian kecelakaan yang melibatkan sepeda motor terjadi pada rentang usia yang
produktif, yaitu 18-55 tahun, pada umur ini mencapai 71,89%. Angka ini sangat
memprihatinkan karena umumnya korban kecelakaan pada usia produktif merupakan
tulang punggung keluarga dalam memenuhi kebutuhan ekonomi.

Gambar 5 Proporsi Pengendara Motor yang Terlibat Kecelakaan Berdasarkan Usia Korban

Tingkat Fatalitas
Kecelakaan lalulintas yang terjadi di Kota Makassar yang didominasi oleh
pengguna sepeda motor. Gambar 6 memberikan gambaran tentang tingkat fatalitas yang
terjadi dari kecelakaan lalulintas dari pengendara sepeda motor.

Kecelakaan Sepeda Motor di Kota Makassar (Hasmar Halim dkk.) 161


Gambar 6 Tingkat Keparahan Pengendara Sepeda Motor yang Terlibat Kecelakaan

Dari Gambar 6 kecenderungan jumlah korban dari pengguna sepeda motor yang
mengalami kecelakaan dan mengalami luka ringan memperlihatkan kecenderungan
peningkatan dimasa yang akan datang. Akan tetapi bertolak belakang dengan kecelakaan
yang berdampak menimbulkan luka berat memperlihatkan kecenderungan penurunan
jumlah korban kecelakaan. Demikian halnya dengan kecelakaan yang mengalami kematian
memperlihatkan grafik yang konstan.

Daerah Rawan Kecelakaan


Daerah rawan kecelakaan lalulintas adalah daerah yang mempunyai jumlah
kecelakaan lalulintas tinggi, resiko dan kecelakaan tinggi pada suatu ruas jalan. Adapun
Salah satu metode untuk menghitung angka kecelakaan adalah dengan menggunakan
metode EAN (Equivalent Accident Number).

Tabel 3 Jumlah Kecelakaan dan Tingkat Keparahan Kecelakaan Sepeda Motor di Ruas Jalan Kota Makassar
2011 2012 2013 2014 2015 Total
No. Nama Jalan
 EAN  EAN  EAN  EAN  EAN  EAN
1 P. Kemerdekaan 15 868 108 501 139 833 95 597 109 621 605 3420
2 Urip Sumoharjo 72 349 67 299 57 340 55 361 46 280 297 1629
3 Ap. Pettarani 57 276 57 314 33 165 47 268 47 268 241 1291
4 St. Alauddin 44 258 36 212 19 118 17 89 9 48 125 725
5 Cendrawasih 38 216 24 124 17 102 19 137 9 43 107 622
6 Metro Tj. Bunga 28 160 30 192 21 124 14 81 13 93 106 650
7 Ir. Sutami 21 156 26 184 25 205 14 103 19 162 105 810
8 Veteran Selatan 26 157 20 99 16 85 8 45 20 141 90 527
9 Jend. Sudirman 19 174 14 77 14 69 11 79 14 75 72 474
10 Abd. Dg. Sirua 22 138 14 83 10 65 6 36 10 43 62 365

Dari Tabel 3, terlihat bahwa Jalan Perintis Kemederkaan merupakan jalan yang
memiliki angka kecelakaan yang tertinggi. Angka kecelakaan ini dapat dilihat dari jumlah
kejadian maupun tingkat keparahan korban berdasarkan Eqivalent Accident Number
(EAN). Selama periode 2011-2015 jumlah kecelakaan pada ruas Jalan Perintis
Kemerdekaan mencapai 605 kejadian dengan jumlah korban kecelakaan sepeda motor
sebanyak 76 orang meninggal, 178 orang mengalami luka berat, dan sebanyak 637 orang
mengalami luka ringan atau setara dengan nilai EAN sebesar 3.420.

162 Jurnal Transportasi Vol. 17 No. 2 Agustus 2017: 155-164


Seiring dengan tingginya kecelakaan juga memberikan dampak kepada tingginya
jumlah korban akibat kecelakaan lalulintas bagi pengendara sepeda motor. Jumlah korban
mencapai 891 orang terdiri atas 76 orang meninggal, 178 orang mengalami luka berat, dan
sebanyak 637 orang luka ringan selama periode 2011-2015. Dengan demikian pada ruas
Jalan Perintis Kemerdekaan, jumlah kecelakaan lalulintas yang terjadi bagi pengendara
sepeda motor rata-rata dalam setahun mencapai 121 kejadian/tahun atau rata-rata dalam
sebulan mencapai 10 kejadian. Sedangkan jumlah korban kecelakaan sepeda motor
mencapai rata-rata 15 orang per bulan.
Hal ini dimungkinkan karena Jalan Perintis Kemerdekaan merupakan jalan arteri
yang menghubungkan antara Kota Makassar dengan kabupaten yang terletak di sebelah
utara dari Kota Makassar. Di samping itu kawasan di sepanjang ruas jalan ini merupakan
pusat kegiatan pendidikan, industri, perkantoran, pertokoan, dan perumahan. Hal ini
menimbulkan tarikan dan bangkitan tersendiri khusus pada jam-jam tertentu.
Tingginya angka kecelakaan sepeda motor disebabkan oleh jumlah sepeda motor
semakin hari terus bertambah, namun kesadaran akan keselamatan berkendara masih
kurang diperhatikan oleh para pengendara motor. Hal ini tidak lepas dari perilaku dari
perilaku dari pengendara sepeda motor. Karena sepeda Motor adalah penyumbang korban
kecelakaan tertinggi di jalan raya. Karena itulah sudah seharusnya pengendara motor lebih
peduli dengan keselamatan dirinya dan orang lain dengan berkendara secara aman(safety
riding) untuk menghindari kecelakaan.

KESIMPULAN

Berdasarkan studi ini dapat disimpulkan bahwa jumlah kasus kecelakaan dalam
kurun waktu lima tahun terakhir mencapai 4.806 kasus. Proporsi terbesar dari kecelakaan
didominasi oleh pengguna sepeda motor yang mencapai 64,35% dibandingkan dengan
moda transportasi lainnya. Jumlah korban tertinggi yang melibatkan pengguna sepeda
motor di Kota Makassar dalam kurun waktu tersebut terjadi pada Tahun 2011 dengan
jumlah korban sebanyak 1.561 orang dan terendah 1.006 orang yang terjadi di tahun 2015.
Dengan demikian rata-rata terjadi kecelakaan di Kota Makassar sebanyak 2,7
kecelakaan/hr.
Jumlah korban pengguna kendaraan sepeda motor mencapai 3,3 orang/hari.
Kecelakaan sepeda motor umumnya terjadi pada hari Senin dalam jumlah 18,20% dan
terjadi pada pagi hari berkisar dari jam 0:00-10:00 dengan persentase mencapai 33,77%.
Umumnya pengguna sepeda motor yang mengalami kecelakaan adalah berjenis kelamin
laki-laki dengan persentase mencapai 72,85% dengan rentang umur antara 18-26 tahun
dengan persentase sebesar 32,66%.
Lokasi yang sering terjadi kecelakaan lalulintas bagi pengendara sepeda motor
adalah ruas Jalan Perintis Kemerdekaan. Selain tingkat kecelakaan yang tinggi, pada ruas
jalan ini memiliki tingkat keparahan korban lalulintas tinggi pula. Hal ini dapat dilihat

Kecelakaan Sepeda Motor di Kota Makassar (Hasmar Halim dkk.) 163


dengan tingginya angka Eqivalent Accident Number (EAN) yang mencapai 3.420 dengan
total kejadian sebanyak 605 kasus kecelakaan. Seiring dengan tingginya kecelakaan juga
memberikan dampak kepada tingginya jumlah korban akibat kecelakaan lalulintas bagi
pengendara sepeda motor. Dengan demikian pada ruas jalan Perintis Kemerdekaan, jumlah
kecelakaan lalulintas yang terjadi bagi pengendara sepeda motor rata-rata dalam setahun
mencapai 121 kejadian/tahun atau rata-rata dalam sebulan mencapai 10 kejadian. Sedangkan
jumlah korban kecelakaan sepeda motor mencapai rata-rata 15 orang per bulan

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, S. A. 2010. Perencanaan Jalan dan Jaringan Jalan. Makassar: Fakultas Per-
kapalan UNHAS.
Asian Development Bank. 1996. Road Safety Guidelines for the Asian and Pacific Region.
Road Safety Seminar, Philippines.
Azis, M. A., Ramli, M. I., Aly, S. H., & Hustim, M. 2013. The Motorcycle Driving
Behaviors on Heterogeneous Traffic: The Real World Driving Cycle on the Urban
Roads in Makassar. The 10th International Conference of Eastern Asia Society for
Transportation Studies, Taipei.
Pemerintah Republik Indonesia. 1993. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
43 Tahun 1993 Tentang Prasarana dan Lalulintas. Jakarta.
Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2009 Tentang Lalulintas dan Angkutan Jalan. n.d. Jakarta: Visimedia.
Sjöberg, L., Moen, B.-E., & Rundmo, T. 2004. Explaining Risk Perception. An Evaluation
of the Psychometric Paradigm in Risk Perception Research. Trondheim: Norwegian
University of Science and Technology, Department of Psychology.
Tasca, L. 2000. A Review of the Literature on Aggresive Driving Research. (Online),
(http://www.stopandgo.org/research/aggressive/tasca.pdf., accessed Desember 25,
2015).
Unit Kecelakaan Lalulintas. 2016. Data Kecelakaan Lalulintas Kota Makassar. Polres-
tabes Kota Makassar.
Zakaria, A., Aly, S. H., & Ramli, I. M. 2011. Distribution Model of Motorcycle Speed on
Divided Roadway in Makassar. The 14th FSTPT International Symposium, Pekan-
baru.

164 Jurnal Transportasi Vol. 17 No. 2 Agustus 2017: 155-164

Anda mungkin juga menyukai