Anda di halaman 1dari 8

ISI PROPOSAL SKRIPSI

(Penelitian Kuantitatif)

Struktur proposal skripsi terdiri atas tiga bagian, yaitu;

Bagian Awal, terdiri atas:


(1) Judul,
(2) Persetujuan, dan
(3) Daftar Isi.

Bagian Isi, terdiri atas:


BAB I PENDAHULUAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIK, KERANGKA BERPIKIR, DAN
HIPOTESIS
BAB III METODE PENELITIAN

Bagian Akhir

Bagian akhir proposal skripsi berisi informasi atau keterangan yang sifatnya melengkapi
usulan penelitian dan dukungan prasarana, seperti jadwal dan rancangan instrumen
(kuesioner/angket, skala, tes, panduan wawancara, panduan observasi, dan sebagainya), serta
daftar pustaka.
BAGIAB ISI PROPOSAL SKRIPSI
(Penelitian Kuantitatif)

BAB I PENDAHULUAN, berisi uraian tentang; (1) latar belakang masalah, (2) identifikasi
masalah, (3) cakupan (batasan) masalah, (4) rumusan masalah, (5) tujuan penelitian, dan (6)
manfaat penelitian.

1.1. Latar Belakang Masalah


Bagian ini merupakan pintu masuk bagi peneliti untuk mengungkap kesenjangan yang
terjadi antara kebenaran teoretis dan realitas di lapangan, antara harapan dan kenyataan. Latar
belakang masalah menjelaskan isu-isu mendasar yang menunjukkan bahwa tema/topik
penelitian tersebut penting dan menarik untuk diteliti. Pada bagian ini dipaparkan tentang
ber bagai isu penting yang sedang berkembang dan menarik perhatian peneliti, yang
selanjutnya dirumuskan menjadi tema atau topik penelitian yang terungkap dalam judul.
Pemilihan topik dan atau tema penelitian harus disertai dengan penjelasan yang logis,
didukung dengan argument yang rasional, dan dilengkapi dengan data dan atau fakta-fakta
yang relevan.
Untuk menjelaskan keternalaran (kerasionalan) dari tema penelitian, dapat disajikan
kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antara teori dan praktek, antara das sollen dan
das sein dari konsep dalam tema penelitian. Dengan demikian peneliti memperoleh peluang
untuk melakukan kajian terhadap persoalan yang terjadi, yang dirasakan, atau yang dapat
ditangkap (sesuai dengan tingkat kepekaan yang dimiliki). Topik dan atau tema penelitian
dapat ditemukan atau dikembangkan berdasarkan;
(a) Hasil kajian pustaka (literatur), seperti jurnal, buku referensi, monograf, p r o c e e d i n g ,
laporan hasil penelitian, dan naskah publikasi ilmiah lainnya.
(b) Hasil diskusi dengan pakar, sejawat atau kolega, artinya tema atau topik penelitian
dapat ditemukan/dikembangkan dari hasil bediskusi dengan pakar atau ahli dalam bidang
tertentu baik secara formal maupun informal. Diskusi dapat dilakukan dalam bentuk
seminar, simposium, konferensi, lokakarya, dan diskusi terfokus.
(c) Hasil survei dan atau kajian awal dalam bentuk kajian dokumen dan lapangan terbatas.
(d) Isu dalam pemberitaan di media massa baik cetak maupun elektronik.
Paparan latar belakang masalah penelitian setidak-tidaknya menyajikan enam pokok
pikiran yang merupakan logika (alur berfikir) mengapa penelitian penting atau urgen untuk
dilakukan. Keenam pokok pikiran yang dimaksud, adalah;
(a) Arti pentingnya tema penelitian untuk diteliti, yaitu menerangkan rasional atau
kemengapaan dari tema yang dinyatakan dalam judul penting untuk diteliti.
(b) Dasar teoretik tentang tema penelitian, yaitu menjelaskan tema penelitian yang diajukan
dari dimensi teori yang mendasari berikut implikasinya dalam praksis empiric di
lapangan. Gambaran ideal secara konseptual teoretik tentang tema penelitian (das sollen).
(c) Kondisi faktual yang terjadi mengenai tema penelitian, yaitu uraian tentang fakta-fakta
empiric terkait tema dalam praksis di lapangan yang dipahami oleh peneliti (das sein).
Deskripsi kondisi factual di lapangan harus didukung dengan data empiric berupa temuan
berbagai penelitian yang relevan, sehingga tidak hanya merupakan asumsi yang dibangun
peneliti.
(d) Permasalahan penelitian (problem research) yang merupakan bentuk kesenjangan
antara harapan dan kenyataan, antara teori dan praktik, antara das sollen dan das sein.
Deskripsi permasalahan penelitian yang perlu dicari pemecahannya, rumusan inti
permasalahan yang menjadi perhatian peneliti.
(e) Motivasi peneliti melakukan penelitian dengan tema yang dimaksud dalam judul, uraian
tentang mengapa peneliti tergerak (terdorong) untuk melakukan penelitian dengan tema
atau permasalahan ini.
(f) Harapan atau hasil yang diharapkan dengan dilakukannya penelitian tentang tema
tersebut.

1.2. Identifikasi Masalah


Mengidentifikasi adalah menganalisis untuk menemukan hal-hal yang lebih spesifik
dari sesuatu yang diidentifikasi. Identifikasi masalah penelitian adalah menganalisis untuk
menemukan berbagai penyebab terjadinya masalah atau berbagai hal yang berkaitan dengan
terjadinya suatu masalah. Acuan di dalam melakukan analisis masalah adalah kerangka teori
berkait dengan permasalahan dan tema penelitian.
Identifikasi masalah merupakan upaya untuk menemukan factor atau variabel yang
secara konseptual dapat diperkirakan (diduga) berkaitan dan atau menjadi penyebab
terjadinya permasalahan. Dengan demikian melalui identifikasi masalah, peneliti diharapkan
telah memiliki gambaran tentang arah factor-faktor atau variable yang menjelaskan
permasalahan penelitiannya, konstelasi hubungan (keterkaitan) antar factor atau variable
dalam menjelaskan permasalahan penelitiannya, karakteristik dan besaran kontribusi dari
setiap factor atau variable terhadap permasalahan penelitiannya. Hal ini akan
mengindikasikan seberapa peneliti menguasai permasalahan dan tema penelitiannya.
Hasil dari identifikasi masalah adalah daftar penyebab permasalahan penelitian, yaitu
berbagai factor dan atau aspek yang dapat diperkirakan sebagai penyebab timbulnya masalah.
Sehingga berdasarkan penyebab yang ada ini, upaya pemecahan masalah bertolak dari hasil
dari analisis permasalahan yang kemudian dibangun suatu model (konstelasi) pemecahan
masalah dalam format penelitian ilmiah.

1.3. Batasan atau Cakupan Masalah


Agar penelitian dapat mengarah pada inti masalah yang hendak dipecahkan atau
dicari solusinya, diperlukan pembatasan masalah penelitian agar hasil yang dicapai lebih
fokus dan tepat sasaran. Batasan masalah adalah ruang lingkup pengkajian yang dipilih
dari hasil identifikasi masasalah, dan ditetapkan dengan mempertimbangkan
spesifikasi bidang kajian, kelayakan masalah, dan tingkat urgensitas dari aspek yang dikaji.

1.4. Rumusan Masalah


Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang akan dijawab dengan data, dan
sebagai media (sarana) dalam mencari jawab atau pemecahan terhadap permasalahan
yang sesungguhnya. Rumusan masalah atau pertanyaan penelitian dirumuskan berdasarkan
tema dan ruang lingkup penelitian, serta merupakan pemetaan terhadap faktor, aspek, atau
variable yang saling terkait. Meski tidak harus berbentuk kalimat tanya, tetapi harus
memuat atau berisikan pernyataan tentang suatu permasalahan atau pertanyaa yang
memerlukan jawaban.
Hal-hal penting dalam merumuskan masalah adalah sebagai berikut.
(a) Masalah penelitian dirumuskan secara spesifik dan operasional, sehingga mudah
d i p a h a m a i , j e l a s d a n t e r u k u r indikatornya.
(b) Masalah penelitian dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan yang
mengarah pada suatu temuan (hasil penelitian) sebagai jawaban ke arah pemecahan
masalah yang dirumuskan.
(c) Masalah penelitian dirumuskan dengan kalimat sederhana, pendek, jelas, dan operasional.

1.5. Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian merupakan gambaran operasional capaian penelitian, dirumuskan
sejalan (senafas) dengan masalah penelitian. Rumusan tujuan penelitian merupakan
pernyataan tentang apa yang akan dicapai atau dihasilkan, disusun dalam kalimat deklaratif
untuk menyatakan tentang apa akan dilakukan dan dihasilkan dari proses penelitian yang
dilakukan.

1.6. Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian diarahkan pada manfaat teoretis dan manfaat praktis. Manfaat
teoretis adalah manfaat hasil penelitan terhadap pengembangan keilmuan, manfaat nilai
ilmiah hasil penelitian bagi perkembangan ilmu pengetahuan atau teori. Artinya nilai ilmiah
dari penelitian yang dilakukan, apakah berkontribusi dalam penguatan terhadap teori dan
implementasinya, apakah berkontrubusi dalam membangun teori baru, yang secara in-line
akan teraktualisasi dalam kesimpulan hasil penelitian. Manfaat praktis adalah manfaat hasil
penelitian untuk kepentingan praktik pragmatis, yaitu bagi praktisi berkaitan dengan tema
penelitian dan dunia akademik untuk penelitian lebih lanjut. Manfaat praktis bagi praktisi,
artinya apa nilai manfaat yang dapat diambil untuk kepentingan praktik di lapangan,
sedangkan manfaat praktis bagi kepentingan akademik berarti nila-nilai ilmiah apa yang dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian lebih lanjut. Manfaat praktis penelitian
berimplikasi pada saran atau rekomendasi yang dapat diajukan berdasarkan temuan atau
kesimpulan penelitian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR,
DAN HIPOTESIS PENELITIAN, berisi uraian tentang; (1) kajian pustaka, (2) kerangka
teoretis, (3) kerangka berpikir, dan (4) hipotesis penelitian.

1.1. Kajian Pustaka


Kajian pustaka merupakan upaya untuk menganalisis berbagai konsep dari variabel
atau objek penelitian. Secara substantif kajian pustaka adalah telaah terhadap sejumlah
penelitian terdahulu yang ada kaitannya dengan tema penelitian yang akan dilakukan.
Pengkajian dilakukan untuk memperoleh informasi dan pemahaman tentang; (a)
permasalahan dan tujuan penelitian, (b) konsep, konstruk, proposisi, dan teori yang digunakan
peneliti dalam menjelaskan permasalahan penelitiannya, (c) metode penelitian yang dilakukan
dalam menjawab pertanyaan penelitian, dan (d) hasil temuan penelitian berikut kesimpulan
yang dicapai oleh peneliti. Dengan membandingkan sejumlah penelitian yang ditemukan
(dibaca), peneliti dapat merujuk konsep, konstruk, proposisi, teori, dan langkah-langkah
metodologis untuk kepentingan penelitiannya, di samping secara kritis dapat mengidentifikasi
kelemahan dan kelebihan dari penelitian sebelumnya untuk menjadi rujukan tentang apa yang
harus dilakukan untuk penelitian yang akan dilakukan. Lebih dari itu pengkajian terhadap
penelitian terdahulu, harus melihat secara cermat tentang hasil temuan dan kesimpulan
penelitian, yang akan digunakan sebagai benchmark atas penelitian yang akan dilakukan. Dari
pengkajian terhadap penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, peneliti memposisikan
penelitian yang akan dilakukan di antara penelitian yang sudah. Hal ini dilakukan untuk
memastikan bahwa penelitian yang diracang tidak merupakan duplikasi dari penelitian orang
lain, dan sekaligus untuk menunjukkan nilai kebaruannya (novelty).

2.2. KerangkaTeoretik
Kerangka teoretis merupakan justifikasi konseptual (pemenuhan fungsi logika) dalam
peneliti menjawab permasalahan penelitian yang diajukan atau dirumuskan). Kerangka
teoretik terdiri atas deskripsi konsep dan model teoretik.
(a) Deskripsi konsep, yaitu uraian tentang konsep-konsep utama yang diperlukan dalam
menjawab permasalahan penelitian. Secara substantif deskripsi konsep adalah penjelasan
tentang variabel yang diteliti, disusun berdasarkan teori yang dirujuk dari berbagai buku
referensi (teks) yang membahas tentang aspek yang dimaksud. Uraian biasanya dimulai
dari pengertian konsep menurut ahli yang kemudian harus disimpulkan menurut peneliti,
kemudian baru dilanjutkan dengan penjelasan terkait berbagai aspek dan dimensi dari
konsep yang diteliti. Penjelasan ini juga tidak boleh lepas dari rujukan atau sumber yang
jelas. Deskripsi dari setiap konsep yang digunakan dalam pebelitian harus diakhir dengan
kesimpulan menurut peneliti yang mengarah pada rumusan konstruk variabel lengkap
dengan dimensi dan indicator yang akan dijadikan dasar dalam pengembangan instrument
penelitian.
(b) Model atau kerangka teoretik, adalah kerangka konseptual yang menjelaskan hubungan
antar konsep sebagai kerangka jawaban terhadap permasalahan penelitian. Model teoretik
ini merupakan paparan tentang hubungan antar konsep dan atau variabel yang tercakup
dalam tema penelitian, disusun atau dirumuskan secara eklektik, dengan mengacu pada
teori-teori yang digunakan. Dengan demikian model teoretik ini dapat merujuk secara
utuh dari teori yang ada sehingga penelitiannya lebih bersifat verifikatif teori, atau
dibangun sepenuhnya oleh peneliti sehingga penelitiannya lebih bersifat pengembangan
dan pengujian model teori. Untuk memberikan penjelasan agar lebih mudah dipahami
oleh pembaca, model teoretik ini biasanya dirangkum dan direpresentasikan dalam bentuk
diagram alur.

2.3. Kerangka Berpikir


Kerangka berpikir adalah gambaran tentang alur pikir peneliti dalam menjawab
permasalahan penelitian berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teoretik yang telah disusun
sebelumnya. Kerangka berpikir ini lebih merupakan proposisi utama yang dikembangkan
peneliti sehingga menjadi kesimpulan awal sebagai pendugaan (perkiraan) yang telah
diyakini berdasarkan kerangka teori yang dibangun. Kerangka berpikir merupakan dasar
dalam perumusan hipotesis penelitian. Oleh karenanya pada penelitian kuantitatif kerangka
berpikir ini dirumuskan dengan mengacu pada rumusan masalah, secara spesifik menunjuk
pada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, pengaruh varabel bebas terhadap
variabel terikat, perbedaan variabel berdasarkan atribut tertentu, dan seterusnya.
Pada kerangka berpikir ini pun dalam kerangka untuk lebih mudah dipahami, juga
sering direpresentasikan dalam diagram alur.

2.4. Hipotesis Penelitian


Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan penelitian yang dirumuskan
berdasarkan kerangka berpikir. Hipotesis yang dirumuskan dalam bagian ini adalah hipotesis
penelitian yang selanjutnya akan dibuktikan melalui proses penelitian lapangan. Rumusan
hipotesis penelitian berupa kalimat deklaratif, merupakan pertautan antara dua konsep atau
variabel, dirumusan dengan jelas, dan terukur proses pengujiannya.

BAB III METODE PENELITIAN, berisi uraian tentang; (1) desain penelitian, (2) waktu
dan tempat penelitian, (3) populasi dan sampel, (4) variabel penelitian, (5) metode dan
instrument penelitian, (6) validitas dan reliabilitas instrument, dan (7) teknik analisis data.
3.1. Desain Penelitian
Bagian ini berisi tentang desain atau rancangan penelitian yang akan dilakukan
untuk menjawab pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis yang diajukan. Secara
singkat peneliti cukup menyebutkan desain penelitian yang dipilih dilengkapi dengan
pejelasan argumentative yang perlu disampaikan berkenaan dengan desain yang dipilih.
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Peneliti perlu menyampaikan kapan dan di mana penelitian akan dilakukan. Hal ini
untuk memberikan kepastian bahwa proposal yang diajukan jelas kapan dan tempat di mana
penelitian akan dilakukan.

3.3. Populasi dan Sampel


Sub bab ini berisi tentang populasi penelitian, sampel penelitian, dan sampling atau
teknik pengambilan sampel yang akan digunakan. Populasi penelitian adalah subjek dan atau
unit tertentu yang memiliki karateristik atau memuat ciri-ciri sebagaiman dirumuskan dalam
variabel penelitian. Dalam konteks ini populasi dibedakan atas populasi target, yaitu siapa
yang akan menjadi subjek atau sasaran secara umum dalam penelitian, dan populasi
terjangkau yaitu subjek yang berada dalam jangkauan penelitian. Populasi target sebagai
sasaran penelitian, biasanya menjadi cakupan kesimpulan dari hasil penelitian.
Sampel adalah unit analisis, bagian dari populasi yang terpilih melalui teknik
pengambilan sampel tertentu. Untuk ini peneliti perlu menjelaskan siapa yang menjadi sampel
penelitian, dan bagaimana proses penetapan dan atau penentuanya. Peneliti harus
menguraikan tentang teknis metodologis proses pemilihan sampel yang akan dilakukan,
dengan teknik sampling yang mana yang dilakukan untuk penelitiannya.

3.4. Variabel Penelitian


Pada bagian ini disebutkan tentang variabel yang diteliti, berikut posisi dan atau
kedudukan dari setiap variabel dalam konstelasi penelitian dirancang. Untuk penelitian
deskriptif, variabel yang diteliti dilengkapi dengan dimensi atau aspek yang tercakup dalam
variabel utamanya. Untuk penelitian korelasional, disebutkan variabel terikat, variabel
bebas, dan variabel moderator (kalau ada). Untuk penelitian eksperimen, disebutkan
variabel terikat, variabel bebas perlakuan, variabel bebas atribut (kalau ada).
Di samping menyebutkan variabel yang diteliti, pada bagian ini juga perlu diberikan
rumusan definisi operasional dari setiap variabel penelitiannya. Definsi operasional ini
memberikan penjelasan tentang bagaimana variabel penelitian dinyatakan dalam wujud
operasional empiric (dalam bentuk skor atau klasifikasi tertentu).

3.5. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data


Sub bab ini berisi uraian tentang metode atau cara yang akan dilakukan (ditempuh)
peneliti dalam mengumpulan data yang diperulukan untuk menjawab pertanyaan
penelitiaanya. Di samping menjelaskan metode yang akan diterapkan, peneliti juga harus
menjelaskan tentang instrument yang akan digunakan untuk mengumpulkan data
penelitiannya. Dalam hal ini yang diuraikan hanya metode dan instrument yang digunakan
untuk penelitian yang akan dilakukan saja, meskipun diketahui ada banyak metode dan
instrument yang dapat digunakan.
Untuk instrument penelitian perlu dijelaskan juga tentang proses pengembangan
(penyusunan) dan teknik penskoran yang akan dilakukan (jika berupa skala atau tes).
Pengembangan instrument selalu diawali dengan penyusunan kisi-kisi berupa table silang
yang berisi variabel, dimensi/aspek, indicator, dan jumlah butir instrument yang akan dibuat.

3.6. Validitas dan Reliabilitas Instrumen


Sub bab ini memberikan uraian tentang bagaimana pengujian validitas dan reliabilitas
instrument guna memenuhi syarat sebagai instrument baku (standar). Untuk ini perlu
dijelaskan proses pengujian validitas teoretik yang dilakukan untuk menguji validitas konstruk
dan validitas isi instrument, kemudian proses uji coba instrument untuk memperoleh data
lapangan guna menguji validitas empiric instrument penelitian. Pada pengujian empiric ini
perlu dijelaskan tentang jenis validitas dan reliabilitas yang akan digunakan, berikut teknik
statistic yang akan diterapkan untuk pengujiannya.

3.7. Teknik Analisis Data


Pada sub bab ini berisi uraian tentang analisis data yang akan dilakukan guna
menjawab pertanyaan penelitian dan atau menguji hipotesis penelitian. Untuk ini ada tiga
tahapan yang dapat dijelaskan, yaitu (a) analisis deskriptif, dilakukan untuk mendeskripsikan
varaibel yang diteliti, (b) analisis uji syarat, dilakukan untuk memenuhi persyaratan analisis
statistic parametrik (uji normalitas data, homogenitas varians untuk uji hipotesis komparatif,
dan uji linieritas untuk uji hipotesis asosiatif).

Anda mungkin juga menyukai