Makalah Pendidikan Kewarganegaraan
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan
DOSEN PEMBIMBING :
Bpk. H. Abd Azis, S.Kom, M.Kom.I
DISUSUN OLEH :
SAMSUDIN
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian warga Negara dan kewarganegaraan ?
2. Apa sajakah asas-asas kewarganegaraan ?
3. Bagaimana cara memperoleh kewarganegaraan ?
4. Apa saja masalah kewarganegaraan?
C. Tujuan Makalah
1. Agar dapat mengetahui pengertian warga Negara dan kewarganegaraan.
2. Agar dapat mengetahui asas-asas kewarganegaraan.
3. Agar dapat mengetahui bagaimana cara memperoleh kewarganegaraan.
4. Agar dapat mengetahui masalah kewarganegaraan.
BAB II
PEMBAHASAN
B. Asas Kewarganegaraan
Asas kewarganegaraan adalah dasar berpikir dalam menentukan masuk tidaknya
seseorang dalam golongan warga negara dari suatu negara tertentu. Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia melalui kelahiran,
pewarganegaraan, pengangkatan anak, pemberian oleh negara terhadap seseorang yang berjasa,
atau karena alasan kepentingan negara. Setiap negara mempunyai kebebasan menentukan pihak
yang menjadi warga negaranya melalui penentuan asas kewarganegaraan yang hendak
diterapkan. Dilihat dari segi kelahiran, terdapat dua asas kewarganegaraan untuk menentukan
status kewarganegaraan seseorang. (Jimly Asshiddiqie, Pengantar Hukum Tata Negara, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2014). Hlm. 386-388.)
a. Asas Ius Soli (Law of The Soli) Asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang
berdasarkan Negara tempat kelahiran. , ius soli adalah penentuan status kewarganegaraan
berdasarkan tempat atau daerah kelahiran seseorang. Jadi, seseorang dapat menjadi warga
negara dimana dia dilahirkan. Contoh negara yang menganut asas kewarganegaran ini, yaitu
negara Amerika Serikat, Brazil, Argentina, Bolivia, Kamboja, Kanada, Chili, Kolombia,
Kosta Rika, Dominika, Ekuador, El Savador, Grenada, Guatemala, Guyana, Honduras,
Jamaika, Lesotho, Meksiko, Pakistan, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay, Venuzuela, dan
lain-lain.
b. Asas Ius Sanguinis (Law of The Blood) Penentuan Kewarganegaraan berdasarkan
keturunan/kewarganegaraan orang tuanya. ius sanguinis adalah asas kewarganegaraan yang
berdasarkan darah atau keturunan. Asas ini menetapkan seseorang mendapat warga negara
jika orang tuanya adalah warga negara suatu negara. Misalkan seseorang yang lahir di
Indonesia, namun orang tuanya memiliki kewarganegaraan dari negara lain, maka ia
mendapat kewarganegaraan dari orang tuanya. Contoh negara yang menggunakan asas ini
adalah negara China, Bulgaria, Belgia, Replublik Ceko, Kroasia, Estonia, Finlandia, Jepang,
Jerman, Yunani, Hongaria, Islandia, India, Irlandia, Israel, Italia, Libanon, Filipina, Polandia,
Portugal, Rumania, Rusia, Rwanda, Serbia, Slovakia, Korea Selatan, Spanyol, Swedia, Turki,
dan Ukraina.
C. Cara memperoleh kewarganegaraan
Dalam penentuan keawarganegaraan seseorang ada beberapa cara yang dilakukan. Cara
tersebut didasarkan pada beberapa unsur, yaitu
1. Unsur Darah Keturunan (ius sanguinis)
Dalam unsur ini cara memperoleh suatu kewarganegaraan didasarkan pada
keawarganegaraan orang tuanya. Maksudnya, kewarganegaraan orang tuanya menentukan
kewarganegaraan anaknya. Misalkan jika seseorang dilahirkan dari orang tua yang
berkewarganegaraan Indonesia, maka ia dengan sendirinya telah berkewarganegaraan
Indonesia.
Prinsip ini merupakan prinsip asli yang telah berlaku sejak dahulu, hal tersebut
terbukti dalam sistem kesukuan, dimana seorang anak yang lahir dalam suatu suku dengan
sendirinya ia langsung menjadi anggota suku tersebut. Sekarang prinsip tersebut diterapkan
pada beberapa negara di dunia, yaitu negara Inggris, Amerika Serikat, Perancis, Jepang, dan
juga negara yang kita cintai, Indonesia.
Jadi, pada cara penentuan kewarganegaraan ini didasarkan pada salah satu asas
kewarganegaraan, yaitu asas keturunan (ius sanguinis), yang dimana seseorang dengan
sendirinya atau secara langsung tanpa melalui beberapa tahap yang rumit dapat memiliki
kewarganegaraan seperti yang dimiliki oleh kedua orang tuanya.
D. Masalah Kewarganegaraan
Membahas tentang kewarganegaraan seseorang dalam sebuah negara, maka tidak lepas dari
suatu permasalahan yang berkenaan dengan seseorang yang dinyatakan sebagai warga negara
atau bukan warga negara dalam sebuah negara. Permasalahan tersebut diakibatkan karena setiap
negara menganut asas kewarganegaraan yang berbeda-beda, contoh di negara Jepang yang hanya
menerapkan asas kewarganegaraan bedasarkan tempat kelahiran (ius soli), negara kita Indonesia
menganut kedua asas kewarganegaraan, yaitu ius soli dan ius sanguinis. Berdasarkan hal di atas
ada tiga permasalahan kewarganegaraan, yaitu apatride, bipatride, dan multipatride (Jimly
Asshiddiqie, Pengantar Hukum Tata Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014). Hlm. 388-393. )
Apatride merupakan istilah bagi seseorang yang tidak memiliki status kewaganegaraan.
Hal ini disebabkan ada seseorang yang orang tuanya menganut asas yang berdasarkan tempat
kelahiran (ius soli), namun ia lahir di negara yang menganut asas yang berdasarkan darah
keturunan (ius sanguinis). Misalkan, ada seseorang yang orang tuanya adalah warga negara
Brazil yang menganut asas kewarganegaraan ius soli, namun ia dilahirkan di negara Jepang yang
menganut asas kewarganegaraan yang berdasarkan keturunan (ius sanguinis), maka kedua
negara, baik negara asalnya, maupun negara ia dilahirkan menolaknya untuk menjadi warga
negara.
Bipatride adalah istilah untuk seseorang yang memiliki kewargaegaraan ganda
(rangkap), atau memiliki dua kewarganegaraan. Hal ini dapat terjadi jika ada seseorang yang
orang tuanya menganut asas kewarganegaraan yang berdasarkan keturunan (ius sanguinis),
sedangkan ia sendiri lahir di negara yang menganut asas kewarganegaraan yang berdasarkan
tempat kelahiran (ius soli). Contoh, ada seseorang yang kedua orang tuanya tinggal di negara
Jepang yang menganut asas kewarganegaraan ius sanguinis. Waktu itu ia belum lahir, dan kedua
orang tuanya pergi ke negara Brazil yang menganut asas kewarganegaraan ius soli, dan ia pun
dilahirkan di negara Brazil, maka ia mendapatkan kewarganegaraan dari kedua negara tersebut.
Multipatride merupakan suatu istilah untuk seseorang yang memiliki lebih dari dua
kewarganegaraan. Hal tersebut dapat terjadi karena seseorang yang tinggal di daerah perbatasan
antara dua negara atau juga karena seseorang yang kedua orang tuanya memiliki
kewarganegaraan yang berbeda. Misalkan, seseorang yang ayahnya berkewarganegaraan China
yang menganut asas ius sanguinis dan ibunya berkewarganegaraan India yang juga menganut
asas ius sanguinis, namun ia di lahirkan di Kamboja yang menganut asas ius soli. Jadi, ia
mendapatkan kewarganegaraan dari negara ayahnya, dari negara ibunya, dan negara ia
dilahirkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa wargaNegara
dianggap sebagai sebuah komunitas yang membentuk negara berdasarkan perundang-undangan
atau perjanjian-perjanjian dan dan mempunyai hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik
terhadap negaranya. Kewarganegaraan ialah keanggotaan suatu bangsa tertentu yakni sejumlah
manusia yang terikat dengan yang lainnya karena kesatuan bahasa kehidupan social-budaya serta
kesadaran nasionalnya.
Asas kewarganegaraan berdasarkan kelahiran :ius soli (asas kelahiran), Ius
sanguinis (asas keturunan) kemudian di dalam Masalah kewarganegaraan yaitu apatride,
bipatride, dan multipatride. Adapun Cara untuk memperoleh kewarganegaraan yaitu unsur darah
keturunan (ius sanguinis), unsur daerah tempat kelahiran (ius soli), unsur pewarganegaraan
(naturalisasi).
B. Saran
Kita sebagai warga negara yang baik seharusnya kita melakukan hak dan kewajiban
secara seimbang, setiap orang haruslah terjamin haknya dan mendapatkan status
kewarganegaraan, sehingga terhindar dari kemungkinan menjadi ‘statless’ atau tidak
berkewarganegaraan.
DAFTAR KEPUSTAKAAN