578-Article Text-772-3-10-20160229
578-Article Text-772-3-10-20160229
Arief Rahmana,1 Indryati Sunaryo,2 Dradjad Irianto,3 dan Ubuh Buchara Hidajat4
1
Jurusan Teknik Industri, Universitas Widyatama, Bandung
2,3,4
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, ITB
E-mail: arief.rahmana@widyatama.ac.id
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari proses penerapan manajemen kualitas, yang terdiri dari tiga tahap yaitu
pengenalan, adopsi dan adaptasi. Penelitian strategi dalam penelitian ini adalah penelitian studi kasus di Perusahaan X,
yang merupakan perusahaan yang sudah memiliki kemampuan untuk mengekspor dan bersertifikat sistem penjaminan
kualitas. Metode pengumpulan data terstruktur wawancara dengan direktur, manajer, supervisor, dan karyawan
Perusahaan X. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahap pengenalan ditunjukkan oleh pengakuan pelanggan
tentang kualitas produk, Perusahaan X mulai mengekspor, dan permintaan dari pelanggan asing untuk kualitas sistem
jaminan. Pada tahap adopsi ditunjukkan oleh rencana perusahaan untuk sertifikasi sistem jaminan kualitas, sertifikasi
sistem jaminan kualitas, dan peningkatan kualitas. Sementara itu, dalam tahap adaptasi ditunjukkan oleh sertifikasi
ulang sistem jaminan kualitas, peningkatan sistem jaminan kualitas, dan evaluasi proses produksi. Mereka memberikan
wawasan bahwa Perusahaan X telah melakukan peningkatan kualitas berkelanjutan melalui penerapan manajemen mutu
dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
ABSTRACT
This research is carried out to study implementation process of quality management, which consists of three stages
namely introduction, adoption, and adaptation. Research strategy in this research is case study research in Company X,
which is a company that already has the ability to export and certified quality assurace system. Prime method of collecting
data is structured interview with director, managers, supervisors, and employees Company X. The result indicate that in
the introduction stage are shown by customer recognition of quality product, Company X began to export, and demand of
foreign customer to quality assurance system. In the adoption stage are shown by company’s plan for certification of quality
assurance system, certification of quality assurance system, and quality improvement. Meanwhile, in the adaptation stage
are shown by recertification of quality assurance system, upgrading of quality assurance system, and production process
evaluation. Those result give insight that Company X has carried out continuous quality improvement through quality
management implementation with the aim to enhance customer satisfaction.
105
Manajemen kualitas mengalami evolusi yang tersaji pada Gambar 1. Berdasarkan model yang
dimulai dari kualitas inspeksi (inspection quality), tersaji pada Gambar 1 tersebut, terlihat bahwa proses
pengendalian kualitas (quality control), penjaminan impelementasi manajemen kualitas akan dimulai
kualitas (quality assurance), sampai dengan dari tahap introduksi, kemudian tahap adopsi, dan
manajemen kualitas total (total quality management). selanjutnya tahap adaptasi.
Total Quality Management (TQM) merupakan Tahap implementasi merupakan fase di mana
proses untuk mengelola kualitas; sebuah filosofi perusahaan menerapkan metode Six Sigma untuk
yang menekankan pada perbaikan dalam segala hal, perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) di
yang terdiri atas sejumlah prinsip dan merupakan seluruh level bisnis perusahaan. Pada tahap ini, faktor
fondasi untuk melakukan perbaikan berkelanjutan yang mendukung proses implementasi Six Sigma di
(Rampersad, 2005). perusahaan: 1) Komitmen pimpinan. Pada tahap
Pendekatan yang digunakan dalam konsep ini, pimpinan harus membuktikan komitmennya
manajemen kualitas adalah pendekatan sistem. dengan turut terlibat dalam proses perbaikan
Manajemen kualitas tidak hanya terdiri dari sistem berkelanjutan dan harus konsisten menjalankan
nilai, melainkan didukung oleh teknik dan alat apa yang dikomunikasikan. 2) Struktur organisasi
(Hansso, 2003). Implementasi manajemen kualitas Six Sigma. Struktur organisasi Six Sigma yang
berkaitan dengan manajemen perubahan organisasi, terdiri dari agen-agen Six Sigma yang sesuai dengan
sehingga diperlukan tahapan untuk menerapkannya proses bisnis perusahaan mendukung penerapan Six
di perusahaan. Tahapan implementasi terdiri Sigma pada tahap implementasi. Apabila perusahaan
dari beberapa langkah yaitu pembentukan bermaksud untuk mengimplementasikan Six Sigma
komitmen, penentuan tujuan, pengembangan misi, pada keseluruhan proses bisnisnya, maka agen Six
pemahaman proses, pemilahan proses (breaking Sigma dalam struktur organisasi Six Sigma harus
down), monitoring, dan penyesuaian (Oakland, sesuai dengan proses bisnis perusahaan. Black Belt
1995). Pendapat lain mengatakan bahwa tahapan Manufaktur mendukung proyek Six Sigma di divisi
implementasi manajemen kualitas terdiri dari tahap Manufaktur, dan Black Belt komersil mendukung
pemahaman konsep dan filosofi, tahap persiapan proyek Six Sigma di Divisi Komersil atau Divisi Non
dan perencanaan, tahap implementasi, dan tahap Manufaktur. 3) Kebijakan Perusahaan. Kebijakan
evaluasi (Taylor, 1996). perusahaan yang sejalan dengan manajemen
Irianto (2005) mengidentifikasi tiga tahap kualitas Six Sigma, antara lain kebijakan staf yang
untuk implementasi manajemen kualitas, yaitu mewajibkan staf perusahaan untuk terlibat dalam
tahap inisiasi, tahap adopsi, dan tahap adaptasi. proses perbaikan dengan mengerjakan proyek Six
Tahap inisiasi juga dapat didefinisikan sebagai Sigma mendukung pada tahap implementasi. Hal ini
tahap introduksi, yaitu tahap di mana pimpinan merupakan mekanisme yang mendukung anggota
perusahaan mulai mengenal dan memahami perusahaan untuk menjalankan perbaikan secara
konsep manajemen kualitas sebelum akhirnya berkelanjutan. 4) Manajemen Personalia. Perusahaan
berkomitmen untuk mengimplementasikannya di harus menyadari bahwa karyawan adalah aset
perusahaan. Tahap adopsi sejalan dengan persiapan perusahaan yang menjadi kunci keberhasilan
dan perencanaan, termasuk pengembangan misi. perusahaan jangka panjang, sehingga keterlibatan
Tahap adaptasi meliputi monitoring, penyesuaian dan mereka menjadi faktor pendukung implementasi Six
perbaikan. Pada penelitian ini, tahapan implementasi Sigma. Mekanisme yang dapat mendukung proses
mengadopsi konsep yang digunakan oleh Irianto implementasi pada tahap ini adalah mekanisme
(2005), yang terdiri atas tahap introduksi, adopsi, dan paksaan (coercive mechanism) dan mekanisme
adaptasi. promosi (promotion mechamism). Mekanisme paksaan
yang dapat mendukung berjalannya proyek Six
METODE Sigma sebagai upaya perbaikan proses antara lain
Model penelitian yang digunakan dalam penilaian, penghargaan, dan jenjang karir karyawan
mengkaji proses implementasi manajemen kualitas yang dihubungkan dengan Six Sigma. Mekanisme
106 Jurnal Teknik Industri, Vol. 11, No. 2, Agustus 2010: 105–111
promosi yang mendukung antara lain melakukan HASIL DAN PEMBAHASAN
kegiatan cerdas cermat, kuis, kompetisi, dan buletin Pengakuan atas kualitas produk, kemampuan
Six Sigma yang sifatnya memotivasi staf untuk untuk melakukan ekspor ke berbagai negara, dan
terlibat dalam proyek Six Sigma. 5) Manajemen tuntutan dari para pelanggan untuk sertifikasi
Proses. Perbaikan proses dalam strategi Six Sigma penjaminan kualitas merupakan kejadian-
dilakukan dengan prosedur DMAIC. Diperlukan kejadian signifikan yang berpengaruh terhadap
konsistensi dalam menjalankan setiap langkah pada pengembangan manajemen kualitas di Perusahaan
DMAIC untuk mendukung pelaksanaan proyek Six X. Kejadian-kejadian ini memiliki implikasi yang
Sigma, dan karena proyek Six Sigma dilakukan kritis terhadap tindakan dan keputusan yang diambil
dalam tim, maka hal kedua yang mendukung tahap oleh manajemen Perusahaan X.
implementasi terkait dengan manajemen proses Perusahaan X ini berdiri pada tahun 1978 dengan
Six Sigma adalah kerja sama tim. 6) Manajemen prioritas untuk memenuhi permintaan pelanggan pada
Sumber Daya. Pengelolaan sumber daya diperlukan skala domestik, yaitu untuk di daerah Bandung saja.
untuk mendukung manajemen proses. Faktor yang Perusahaan X ini terus berkembang, sehingga dalam
mendukung tahap implementasi adalah dana untuk kurun waktu 1978 sampai dengan 1980 telah mampu
mendukung proyek perbaikan yang dijalankan oleh membangun kepercayaan dari pelanggannya karena
tim. Informasi juga menjadi faktor pendukung dalam memiliki kualitas produk yang baik. Berdasarkan
menjalankan proyek Six Sigma, di mana bertukar informasi dari pemilik Perusahaan X ini, mulai
informasi merupakan pendukung proses pembelajaran tahun 1980 penjualan mengalami peningkatan yang
anggota perusahaan. 7) Proses Pembelajaran. berarti, sehingga keputusan yang diambil manajemen
Pada tahap ini, pembelajaran perusahaan harus pada saat itu adalah melakukan pembelian beberapa
tetap berjalan untuk mendukung perbaikan yang mesin produksi dari Jepang.
berkesinambungan. Pertemuan reguler untuk Momen yang paling krusial yang dilakukan oleh
mempresentasikan proyek Six Sigma yang akan dan Perusahaan X terjadi pada tahun 1983, di mana
sedang berjalan mendukung proses pembelajaran pada saat itu Perusahaan X mulai merintis untuk
anggota perusahaan dalam mengimplementasikan melakukan ekspor produknya ke beberapa negara
Six Sigma. di antaranya ke Hongkong, Amerika, dan Jepang.
Sementara itu, variabel dan atribut yang Ketiga negara ini akhirnya menjadi pelanggan
digunakan untuk mengkaji proses implementasi tetap. Ekspor produk pun mengalami peningkatan
manajemen kualitas disarikan pada Tabel 1. Variabel selama kurun waktu 6 tahun. Dengan kondisi
penelitian tersebut terdiri atas variabel introduksi, seperti ini dapat dikatakan bahwa Perusahaan X
adopsi, dan adaptasi. ini memiliki kemampuan untuk membuat produk
dengan kualitas standar internasional. Keputusan
Tabel 1. Variabel dan Atribut pihak manajemen yang diambil dengan adanya
peningkatan kemampuan dalam membuat produk
Variabel Atribut
dengan kualitas standar internasional adalah dengan
Introduksi Motivasi pengembangan manajemen kualitas,
pengaruh pasar, dan kebutuhan memenuhi meningkatkan secara terus menerus upaya-upaya
standar spesifikasi. intensif dalam peningkatan kualitas produk dan
Adopsi dan Aksi, keputusan dan dampak terhadap proses agar produk yang dihasilkan benar-benar
adaptasi struktur organisasi, sistem, prosedur, sesuai dengan kebutuhan pasar.
pendidikan dan pelatihan, standardisasi, dan
Meskipun Perusahaan X telah mampu membuat
sertifikasi.
produk dengan kualitas standar internasional, tetapi
Penelitian ini menggunakan strategi penelitian dalam perjalanannya yaitu pada akhir tahun 1990
studi kasus (case study). Studi kasus ini dilaksanakan terdapat tuntutan dari pelanggan di luar negeri
di perusahaan X yang merupakan perusahaan yang agar Perusahaan X memiliki sertifikasi penjaminan
sudah mampu ekspor dan nilai penjualan yang kualitas seperti ISO. Permintaan para pelanggan
cenderung meningkat. Pengumpulan data dilakukan akan hal ini tidak terlalu mempengaruhi terhadap
dari bulan Januari 2010 sampai dengan bulan Maret penjualan Perusahaan X, akan tetapi adanya
2010. Penelitian ini menggunakan multiple source of persepsi dari pelanggan bahwa kualitas produk
evidence yang bersumber dari wawancara, studi arsip yang dihasilkan oleh Perusahaan X masih rendah
atau dokumen, dan observasi langsung. Wawancara karena belum adanya sistem manajemen kualitas
digunakan sebagai sumber data utama untuk yang terstruktur dan terorganisasi. Dengan kondisi
memperoleh gambaran yang menyeluruh berkaitan seperti ini, sistem penjaminan kualitas menjadi
dengan proses implementasi manajemen kualitas di kebutuhan mendesak bagi Perusahaan X. Rapat
perusahaan X. pimpinan pun dilakukan untuk membahas hal ini,
108 Jurnal Teknik Industri, Vol. 11, No. 2, Agustus 2010: 105–111
Gambar 2. Proses Implemententasi Manajemen Kualitas di Perusahaan X
110 Jurnal Teknik Industri, Vol. 11, No. 2, Agustus 2010: 105–111
Rampersad, H.K. 2005. Managing Total Qualiy. Tata Taylor, W.A. 1996. Sectoral Differences in Total Quality
McGraw-Hill Publishing Company Limited. New Management Implementation: the influence of
Delhi, p. 18. management mind-set, Total Quality Management.
Shrivastava, R.L., R.P. Mohanty, R.R. Lakhes. 2006. 7(3). pp. 235–248.
Linkages Between Total Quality Management and Zhang, Z. 2000. Implementation of Total Quality
Organisational Performance: An Empirical Study for Management: An Empirical Study of Chinese
Indian Industry. Production Planning and Control. Manufacturing Firm. PhD Dissertation. University
Vol 17 No. l, pp. 13–3. of Groningen. The Netherlands.