Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

CUACA DAN IKLIM

Tujuan Pembelajaran Umum


1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengaruh radiasi matahari terhadap iklim pada udara di
permukaan bumi

Tujuan Pembelajaran Khusus


1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengaruh unsur-unsur iklim terhadap kondisi termal
udara pada permukaan bumi

4.1. Cuaca dan iklim

Cuaca dan iklim dinyatakan dengan susunan nilai unsur fisika atmosfer , terdiri atas
unsur radiasi surya, temperatur udara, kelembaban udara, tekanan barometrik udara,
kecepatan dan arah angin, kecerahan langit ( kondisi awan ), presipitasi ( embun,
hujan, salju) dan penguapan air (evaporasi). Cuaca (weather) merupakan
suatu nilai sesaat dari kondisi atmosfer, dengan perubahan yang terjadi dalam jangka
waktu yang pendek, mulai kurang dari 1 jam hingga 24 jam, di suatu tempat di bumi.
Sebagai contoh , cuaca di suatu tempat pada jam 10 tanggal 10/10 /2010, pada lintang
6 º LS, 106º B dan ketinggian 250 m dpl: penerimaan radiasi surya 150 W/m2,
temperatur udara 24ºC, kelembaban udara 50%, tekanan udara 990 mbar, kecepatan
angin 2,5 m/s, arah angin barat laut dan kondisi atmosfer atau awan 0,5. Nilai dai
unsur-unsur cuaca waktu demi waktu selama 24 jam di sutu tempat akan
menunjukkan pola siklus perubahancuaca jurnal. Nilai tiap unsur cuaca tersebut dapat
dirata-ratakan menghasilkan cuaca pada tanggal tersebut.

Pada tiap tempat, cuaca hari demi hari selalu berubah, dalam jangka waktu satu tahun
perubahan cuaca biasanya membentuk pola siklus tertentu dan setelah berlangsung
beberapa tahun ( mencapai 30 tahun atau lebih ) rata-rata tiap unsur– unsur cuaca atau
iklim mencerminkan sifat atmosfer yang disebut iklim. Dengan demikian pengertian
iklim dapat dinyatakan sebagai perubahan nilai unsur-unsur cuaca hari demi hari,
bulan demi bulan dalam jangka waktu yang panjang di suatu tempat atau wilayah
pada permukaan bumi. Unsur-unsur iklim yang berhubungan dan mempengaruhi
kenyamanan termal udara gedung, baik secara langsung maupun tak langsung .
Cuaca terus menerus direkam pada jam-jam pengamatan tertentu secara rutin,
menghasilkan suatu seri data cuaca yang selanjutnya dapat diolah secara statistika
mejadi data iklim. Data cuaca terdiri dari data diskontinu karena mudah kembali
bernilai nol dan data kontinu karena tidak mudah turun mencapai nilai nol. Data
unsur cuaca yang sifatnya diskontinyu antara lain penerimaan radiasi matahari dan
lama penyinarannya, presipitasi (curah hujan, embun, dan salju) dan penguapan.
Penyajian dan analisisnya dalam bentuk nilai akumulasi sedangkan penyajian
grafiknya dalam bentuk kurva histogram. Data cuaca yang bersifat kontinyu antara
lain: suhu, kelembaban dan tekanan udara serta kecepatan angin. Analisis dan
penyajiannya dalam bentuk angka rata-rata atau angka sesaat sedangkan grafiknya
dalam bentuk garis atau kurva. Di Indinesia rekaman data cuaca dan iklim dapat
diperoleh dari BMKG, LAPAN, atau stasiun cuaca di Lapangan udara .

4.2. Radiasi surya

Radiasi surya merupakan gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh


matahari pada rentang panjang gelombang 0,28 – 3,0 μm, yang dibagi menjadi 3
daerah panjang gelombang yaitu : gelombang ultra violet (0,28 µm – 0,4 µm),
gelombang tampak (0,4 µm – 0,76 µm) dan gelombang inframerah ( 0,76 µm - 3,0
µm).

Gambar 4.1. Spektrum radiasi matahari

Intensitas radiasi matahari pada yang menerpa suatu permukaan padalapisan luar
atmosfir rata-rata sebesar 1360 W/m2, dan setelah menembus lapisan atmosfir,
intensitas radiasipun menjadi berkurang. Radiasi matahari diserap oleh atmosfer
secara selektip sesuai dengan panjang gelombangnya. Awan memantulkan kembali
sebagian besar radiasi matahari ke angkasa , sebagian lagi mencapai bumi dalam
bentuk radiasi baur dan distribusi spektrum berubah karena adanya absorpsi
(penyerapan), refleksi (pemantulan) dan pembauran.
Gambar 4.2. Mekanisme radiasi matahari mencapai bumi

Hampir semua sinar gelombang panjang diserap oleh uap air dan CO2. Pemantulan
terjadi oleh butiran butiran air dan tidak selektip dan distribusi spektrum dari radiasi
yang dipantulkan dan sumber radiasi adalah sama.

Jika radiasi mengenai molekul-molekul atau partikel-partikel dengan dimensi lebih


kecil atau sama dengan panjamg gelombang radiasi, maka terjadi refraksi dan
pembauran di angkasa. Pembauranpun terjadi secara selektif dan banyaknya radiasi
yang dibaurkan oleh setiap panjang gelombang sebanding dengan 1/4. Pada kondisi
langit bersih molekul-molekuludara lebih banyak membaurkan gelombang pendek ,
yakni warna biru dan violet, sehinga langit terlihat berwarna biru. Jika atmosfer
berdebu, maka banyaknya gelombang panjang yang dibaurkan meningkat, sehingga
langit terlihat berwarna putih.

Pola dari variasi radiasi matahari untuk suatu daerah di bumi tergantung dari
intensitas dan lamanya penyinaran matahari. Lamanya penyinaran matahari
meningkat pada musim panas dan menurun pada musim dingin dengan menaiknya
latitude .

Intensitas radiasi pada suatu tempat di bumi tergantung pada:

 tebalnya lapisan udara, yang ditentukan oleh rotasasi bumi, perputaran atau
lintasan bumi terhadap matahari, inklinasi sumbu terhadap bidang putaran,
sudut matahari diatas horison yang berbeda beda menurut letak geografis
dibumi, ketinggian tempat diatas permukaan laut

 Kondisi Kebersihan langit terhadap awan (debu, CO2 dan uap air)

Kerugian kalor radiasi bumi terjadi dalam bentuk radiasi gelombang panjang.
Radiasi gelombang pendek yang dipancarkan oleh bumi diserap oleh atmosfir
sedangkan radiasi gelombang panjang dipancarkan ke angkasa. Radiasi gelombang
panjang dipancarkan oleh gas-gas di atmosfir ke semua arah kemudian diserap oleh
bumi, jadi kerugian radiasi netto adalah radiasi dari bumi dikurangi dengan radiasi
yang dipancarkan kembali ke bumi oleh atmosfir. Kerugian kalor radiasi netto akan
membesar apabila kondisi atmosfer cerah dan kering, sedangkan kerugian kalor
radiasi akan mengecil apabila atmosfer banyakmengandung partikel-partikel debu, air
dan, halii disebabkan oleh partikel-partikel air dalam awan menyerap dan
memancarkan seluruh gelombang panjang yang dipancarkan dari bumi. Hal ini akan
terasa pada daerah gurun. Di mana pada malam hari akan terasa dingin sekali karena
radiasi yang dipancarkan oleh bumi keangkasa sangat besar, sedangkan pada siang
hari akan terasa panas sekali karena radiasi yang diterima oleh permukaan bumi
maksimum.

Tabel 4.1. Prosentase kalor radiasi bumi yang keluar terhadap keadan awan

Keadaan awan 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0
(couldness)

% Radiasi yang 100 98 95 90 85 79 73 64 52 35 15


keluar

Catatan : untuk kondisi awan 0, artinya keadaan langit cerah, untuk keadaan awan 1,0 berarti
langit tertutup awan

4.3. Temperatur udara

Faktor utama yang menentukan suhu udara diatas bumi adalah laju aliran panas pada
permukaan bumi. Karena udara transparan, radiasi matahari hanya berpengaruh secara
tak langsung terhadap suhu udara. Pada siang hari, lapisan udara yang kontak
langsung dengan tanah akan menerima panas secara konduksi sedangkan pada lapisan
udara diatas tanah akan menerima panas secara konveksi. Dengan demikian terjadi
turbulensi dan aliran-aliran pusar di udara karena udara pada lapisan bawah
mempunyai massa jenis yang lebih kecil dan cenderung untuk naik, sedanglkan
lapisan atas cenderung untuk turun.

Pada malam hari, permukaan bumi akan lebih dingin karena adanya radiasi
gelombang panjang ke udara sehingga udara yang berkontak langsung akan
didinginkan. Tidak terjadi percampuran vertical dari lapisan udara, karena udara
dingintetap berada di bawah dan akanberpindah ke daerah yang lebih rendah. Jadi
pola-pola dari variasi suhu udara bergantung pada variasi suhu permukaan bumi.
Demikian pula terjadi perbedaan antara permukaan daratan dan permukaan air. Untuk
kondisi radiasi matahari yang sama, air dengan massa yang besar lebih lambat
dipengaruhi dibandingkan dengan daratan Pada garis lintang yang sama permukaan
daratan akan lebih panas pada musim panas dan lebih dingin pada musim dingin.
Altutude atau ketinggian suatu tempat terhadap permukaan lautpun akan
mempengaruhi temperatur udara dan besarnya dapat dihitung dengan persamaan
(2.2).

4.4. Tekanan udara dan angin

Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi, perbedaan
tekanan udara di sekitarnya variasi serta pemanasan dan pendinginan daratan dan
lautan. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara
rendah. Akibat proses pemanasan , udara akan memuai dan menjadi lebih ringan
sehingga cenderung untuk naik, dan tekanan udara akan turun kerena berkurangnya
udara. Udara dingin di sekitarnya akan mengalir ke tempat yang bertekanan rendah
tadi. Udara yang menyusut akan menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah
udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya
udara dingin ini dinamakan aliran panas konveksi.

Dibumi ini terdapat tempat dengan tekanan yang berbeda-beda dan ada yang pula
suatu daerah dengan tekanan yang dapat dikatakan tetap. Kecepatan angin pada
daerah khatulistiwa lebih cepat dibandingkan dengan daerah yang menjauhi garis
khatulistiwa. Demikian pula semakin tinggi suatu tempat, semakin kencang pula
angin yang bertiup, hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat
laju udara. Di permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak rata lainnya
memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya gesekan ini
semakin kecil, begitu pula siang hari angin bergerak lebih cepat dari pada di malam
hari . Pada tata udara, kecepatan dan arah angin akan berpengaruh pada masuknya
udara luar yang tak terkendali melalui celah atau bukaan selubung ruangan yang
dikondisikan ( infiltrasi) dan akan meningkatkan beban pendinginan dan
menambah suplai udara ambien ke ruangan.
Gambar 4.3. Alat pengukur kecepatan dan arah angin

4.5. Pengembunan

Dengan turunnya temperatur udara , kapasitas udara untuk mempertahankan uap air
akan menurun, dan jika udara memasuki daerah saturasi, maka uap air akan
mengembun . Bila pendinginan mencapai dibawah keadaan saturasi maka akan
terbentuk kabut. Uap air di udara yang terkondensasi secara alami pada permukaan
yang dingin dinamakan embun. Uap air hanya akan terkondensasi pada suatu
permukaan ketika permukaan tersebut mempunyai temperatur lebih rendah dari titik
embunnya, atau uap air telah mencapai keadaan jenuh. Titik embun udara adalah
temperatur yang harus dicapai agar uap air yang terdapat di alam udara mulai terjadi
kondensasi.

Anda mungkin juga menyukai