Pedoman Praktikum Mikrobiologi I-IsBN
Pedoman Praktikum Mikrobiologi I-IsBN
0
Pedoman Praktikum Mikrobiologi I
Penulis
M.Azhari Herli M. Farm, Apt
Asiska Permata Dewi M. Farm, Apt
Rini Lestari M. Farm, Apt
Editor
M.Azhari Herli M. Farm, Apt
Cetakan I
April 2019
PENERBIT
UNIVERSITAS ABDURRAB
Jl. Riau Ujung No.73
Tlp: (0761) 38762, 859839
Fax: (0761) 859839
Puji Syukur kita panjatkan kepada ALLAH SWT, yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga untuk tahun ajaran 2018/2019 ini dapat menyelesaikan Buku
ajar “Pedoman Praktikum Mikrobiologi I”.
Buku ajar dilengkapi dengan contoh-contoh kasus, cara penyelesaiannya dan soal-
soal ujian, serta penugasan sehingga disamping dapat memperkaya khasanah keilmuan
mahasiswa, juga dapat membantu dan mengarahkan mahasiswa dalam memahami materi.
Dalam penyusunan buku ajar ini memang masih dijumpai beberapa kekurangan dan
kelemahan. Untuk saran, kritikan dan masukan yang dapat menunjang kesempurnaan
penulisan penuntun ini sangat kami harapkan. Semoga buku “Pedoman Praktikum
Mikrobiologi” ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan mutu kelulusan ANAFARMA
menjadi analis yang professional terutama dalam analisa keamanan makanan.
Tim Mikrobiologi
1. Pendahuluan
1.1. Analisis Pembelajaran
Lulusan analis farmasi dan makanan diharapkan memiliki kompetensi sebagai
analis yang professional yang mengenal alat-alat beserta fungsinya masing-masing
yang digunakan dalam analisa keamanan makanan secara mikrobiologi.
b. Alat-alat gelas dan keramik dibagi atas : Cawan Petri, Pipet ukur, Pipet mikro,
Pipet tetes, Tabung reaksi, Labu Erlenmeyer, Glass beads, Mortar & stamfer,
Beaker glass, Lampu Bunsen, Gelas ukur, Batang L / Drugalsky, Tabung
durham
c. Alat-alat non gelas dibagi atas Jarum inokulum / ose, Pinset, Bola hisap, pH
meter universal
Perbesaran total
Ukuran specimen yang diamati dapat diperoleh dengan mengalikan perbesaran lensa okuler
dengan lensa objektif. Misal = Okuler (10x) x Objektif (40x) = 400x
Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang
digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan
yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 1 atm dan dengan suhu 121oC
(250oF). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap
inchi2 (15 Psi = 15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan
biasanya 15 menit untuk suhu 121oC.
Cara Penggunaan :
1. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika
air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas
tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan
karat.
2. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir, maka
tutup harus dikendorkan.
3. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap
yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih
dahulu.
4. Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu
121oC.
5. Tunggu samapai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen
autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman
ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15
menit dimulai sejak tekanan mencapai 2 atm.
6. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen
turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure
gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan
keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.
Cara Penggunaan :
1. Sebelum digunakan Thumb Knob sebaiknya ditekan berkali-kali untuk
memastikan lancarnya mikropipet.
2. Masukkan Tip bersih ke dalam Nozzle / ujung mikropipet.
3. Tekan Thumb Knob sampai hambatan pertama / first stop, jangan ditekan lebih
ke dalam lagi.
4. Masukkan tip ke dalam cairan sedalam 3-4 mm.
5. Tahan pipet dalam posisi vertikal kemudian lepaskan tekanan dari Thumb Knob
maka cairan akan masuk ke tip.
6. Pindahkan ujung tip ke tempat penampung yang diinginkan.
7. Tekan Thumb Knob sampai hambatan kedua / second stop atau tekan semaksimal
mungkin maka semua cairan akan keluar dari ujung tip.
8. Jika ingin melepas tip putar Thumb Knob searah jarum jam dan ditekan maka tip
akan terdorong keluar dengan sendirinya, atau menggunakan alat tambahan yang
berfungsi mendorong tip keluar.
M. Batang L (L Rod)
Batang L bermanfaat untuk
menyebarkan cairan di permukaan
agar supaya bakteri yang tersuspensi
O. Beaker Glass
Beaker glass merupakan alat yang memiliki banyak fungsi. Di
dalam mikrobiologi, dapat digunakan untuk preparasi media media,
menampung akuades dll.
Q. Glass Beads
Glass Beads adalah manik-manik gelas kecil yang digunakan untuk meratakan
suspensi biakan dengan menyebarkan beberapa butir di atas permukaan agar dan
digoyang merata. Glass beads digunakan pada teknik spread plate yang fungsinya sama
dengan batang L atau Spreader.
R. Tabung Durham
Tabung durham berbentuk mirip dengan tabung reaksi namun ukurannya lebih kecil
dan berfungsi untuk menampung/menjebak gas yang terbentuk akibat metabolisme pada
bakteri yang diujikan. Penempatannya terbalik dalam tabung reaksi dan harus terendam
sempurna dalam media (jangan sampai ada sisa udara).
U. pH Indikator Universal
berguna untuk mengukur/mengetahui pH suatu larutan. Hal ini sangat penting dalam
pembuatan media karena pH pada media berpengaruh terhadap petumbuhan mikroba.
Kertas pH indikator dicelupkan sampai tidak ada perubahan warna kemudian strip
warna dicocokkan dengan skala warna acuan.
3. Penugasan
STERILISASI
1. Tujuan (Kompetensi)
• Mahasiswa mengetahui cara sterilisasi dengan autoclave dan oven.
• Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja aseptis.
2. Teori
Pengertian
Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua
bentuk kehidupan.
Macam-macam sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisika
dan kimiawi.
• Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori
sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada
saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas,
misalnya : larutan enzim dan antibiotik.
• Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran.
a. Pemanasan
o Pemijaran (dengan api langsung) : membakar alat pada api secara
langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll.
o Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C. Sterilisasi panas
kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer,
tabung reaksi dll.
o Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang
mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak
terjadi dehidrasi.
o Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoclave
b. Penyinaran dengan UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya
untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan benda dengan
disinari lampu UV.
1. Sterilisasi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan antara
lain alkohol.
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Autoclave, cawan petri, erlenmeyer,
becker glass, pipet tetes, gelas ukur, pipet volume, oven, lampu bunsen, segitiga, alas.
Bahan
Alkohol 70 %, Alumunium Foil, kertas Label
12
4. Prosedur Kerja
Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang
digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Tekanan
yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan dengan suhu 121oC (250oF).
Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi =
15 pounds per square inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk
suhu 121oC.
Cara Penggunaan :
1. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika air
kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut.
Gunakan air hasil destilasi (aquadest), untuk menghindari terbentuknya kerak dan
karat.
2. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir, maka tutup
harus dikendorkan.
3. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada uap yang
keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu.
4. Nyalakan autoklaf, diatur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121oC.
5. Tunggu samapai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan
terdesak keluar dari klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan)
dan tunggu sampai selesai. Penghitungan waktu 15 menit dimulai sejak tekanan
mencapai 2 atm.
6. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen
turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure
gauge menunjuk ke angka nol). Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan
keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.
Prinsip Kerja :
Spesifikasi Alat :
1. Tujuan (Kompetensi)
• Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan media biakan bakteri menggunakan
media NA (nutrient agar)
2. Teori
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Autoclave, cawan petri, erlenmeyer,
becker glass, Timbangan, pipet volume, oven, lampu bunsen, segitiga, alas.
Bahan
Media Nutrient Agar, Alkohol 70 %, Alumunium Foil, kertas Label
4. Prosedur Kerja
5. Tugas
• Sebutkan komposisi Nutrient Agar
• Bagaimana cara mensterilkan Alat-alat kaca
1. Tujuan (Kompetensi)
- Untuk Mengetahui kehadiran mikroorganisme di berbagai tempat.
2. Teori
Mikroorganisme seperti jamur, bakteri, khamir (yis), virus dsb. Banyak dijumpai
pada berbagai tempat seperti air, udara, tanah dan lain-lain, dan akan tumbuh
berkembang bila kondisi lingkungan menguntungkan. Kemampuan untuk menguraikan
bahan organik yang ditumpanginya, membuat mikroorganisme menjadi sangat penting
bagi kehidupan manusia. Dalam dunia pertanian, mikroorganisme bukan saja diketahui
sebagai penyebab penyakit bagi tanaman tetapi juga sangat berguna bagi bioteknologi
pertanian.
3. Bahan
- Lidi kapas
- Etanol 70%
- Medium agar
- Kertas Label
- Alumunium Foil
4. Alat
- Lampu bunsen
- Hand spayer
- Inkubator
- Cawan petri
5. Cara Kerja
1. Setiap mahasiswa membuat media nutrient agar (NA) untuk pengkulturan bakteri
dalam cawan petri masing-masing satu cawan petri.
2. Setiap cawan petri dibiarkan dalam keadaan terbuka selama 1 jam (masing-masing
mahasiswa meletakkan cawan petri ditempat berbeda : diruang laboratorium, di
WC, ruang kelas dan ditempat sampah). Lalu inkubasi dalam inkubator pada suhu
370C selama 48 jam dalam keadaan terbalik. Catat perkembangan mikroorganisme
dalam medium tersebut pada masa 24 jam inkubasi dan 48 jam masa inkubasi serta
catat jumlah mikroorganisme secara visual.
3. Setelah masa inkubasi 48 jam, cawan pertidist balut dengan alumunium foil
kemudian simpan kultur mikroorganisme tersebut dalam kulkas dengan suhu 40C
untuk praktikum yang akan datang.
7. Hasil Pengamatan
1. Tujuan (Kompetensi)
Memberikan keterampilan dalam menginokulasi dan memisahkan mikroorganisme
menjadi koloni tunggal.
2. Teori
Teknik aseptik (steril) dalam memisahkan campurkan campuran mikroorganisme
adalah sangat penting. Karena metode ini sangat menentukan keberhasilan dalam
menghasilkan satu koloni tunggal. Teknik pemisahan yang paling lazim digunakan
adalah metode gores sinambung (gambar A) dan metode coret kuadran (gambar B)
yang membentuk segi empat. Pada metode coret kuadran : coretan pertama,
sebagian kecil dari bakteri disebarkan ke satu sudut cawan petridis (telaga
Mikroorganisme). Dalam coretan kedua dan ketiga, jumlah bakteri akan berkurang.
Akhirnya pada coretan ke empat akan terbentuk beberapa mikroorganisme saja,
sehingga tiap-tiap bakteri akan membagi dan menghasilkan satu koloni tunggal.
Perlu diingat bahwa setiap akan mencoret, kawat ose perlu disterilkan dengan
penyalaan.
A B
3. Bahan
- Medium yang telah berisi berbagai campuran mikroorganisme ( telah
disediakan pada praktek sebelumnya).
- Alkohol
- Alumunium Foil
- Kertas label
- Nutrien Agar (NA)
4. Alat
- Inkubator
- Lampu bunsen
- Kawat ose
6. Tugas
• Apa kegunaan mensterilkan Alat, bahan dan tempat kerja?
• Kenapa media sudah yang diinokulasi diletakkan dalam inkubator dalam posisi
terbalik?
• Apa yang dimaksud dengan koloni bakteri, bakteri tunggal dan bagaimana cara
menghitung koloni bakteri?
7. Hasil Pengamatan
1. Tujuan (Kompetensi)
Untuk mengetahui morfologi dari suatu mikroorganisme.
2. Teori
Teknik pewarnaan sederhana, digunakan untuk mendapatkan gambaran umum yang
cepat tentang ukuran dan bentuk bakteri. Sel-sel mikroorganisme yang tidak diwarnai
umumnya hampir tembus pandang bila diamati dengan mikroskop cahaya biasa,
sehingga sukar dilihat. Karena sitoplasma selnya mempunyai indeks yang hampir sama
dengan indeks bias lingkungannya yang bersifat cair. Kontras antara sel dan latar
belakangnya dapat dipertajam dengan cara mewarnai sel-sel tersebut dengan pewarna.
Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena
sitoplasmanya bersifat basidofilik (suka basa). Oleh karena itu pewarnaan yang
digunakan harus bersifat alkali.
3. Bahan
- Kultur bakteri diperoleh dari kultur sebelumnya.
- Biru metilen
- Alkohol 70%
- Air suling steril
- Immersion oil
4. Alat
- Mikroskop
- Kawat ose
- Lampu bunsen
- Gelas objek (kaca slaid)
- Hand Spayer
- Botol pijit
- Pipet pasteur
- Bak pewarna
- Rak slaid
5. Cara Kerja
a. Teteskan 2 tetes aquades dengan menggunakan kawat ose ditengah-tengah gelas
objek. Kemudian oleskan sedikit demi sedikit mikroorganisme dari kultur stok pada
tetesan air digelas objek. Selanjutnya ratakan dan biarkan sampai campuran tersebut
kering diudara.
b. Lakukan diatas lampu bunsen beberapa kali sampai terasa agak panas bila disentuh
pada tangan anda.
6. Tugas
• Apa yang dimaksud dengan pewarnaan bakteri
• Sebutkan pewarnaan bakteri yang sering digunakan dalam mikrobiologi
7. Hasil Pengamatan
1. Tujuan (kompetensi)
Untuk melihat bentuk asli bakteri dan melihat ukuran bakteri menggunakan pewarna
nigosin
2. Teori
Dalam pewarnaan, kita tidak mewarnakan bakteri melainkan mewarnai latar
belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroba tampak transparan.
Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Berbeda dengan
teknik pewarnaan yang lain, pada pewarnaan negatif olesan mikroba tidak mengalami
proses pemanasan atau perlakuan keras dari bahan-bahan kimia. Berhasilnya metode
ini bergantung pada:
➢ Kebersihan slaid kaca (bila terdapat kotoran sisa-sisa lemak atau debu, olesan
mikroba tidak akan merata ).
➢ Jumlah pewarna yang digunakan ( tidak berlebihan ataupun terlalu sedikit ).
➢ Campuran pewarnaan dan mikroba harus diseret diatas slaid kaca, bukan
sekedar didorong.
3. Bahan
• Kultur bakteri diperoleh dari kultur sebelumnya
• Nigosin (tinta cina)
• Alkohol 70%
• Air suling
• Tusuk gigi
• Immersion Oil
4. Alat
• Mikroskop
• Kawat ose
• Gelas Objek
• Botol semprot
• Pipet Pasteur
• Bak Pewarna
• Rak Slaid
5. Cara Kerja
➢ Dengan menggunakan tusuk gigi, ambil tahi gigi Anda atau mikroba dari praktek
sebelumnya, letakkan mikroba tersebut diujung slaid kaca yang bersih.
➢ Tambahkan 2-3 tetes air suling dengan menggunakan jarum ose. Serta
tambahkan 1 tetes nigosin. Seret lumuran mikroba + nigosin untuk membuat
lapisan yang tipis diatas slaid kaca dengan slaid kaca yang lain membentuk sudut
450.
➢ Biarkan mengering sendiri, jangan dipanaskan. Setelah kering periksa dengan
mikroskop perbesaran 100x. Bila kurang jelas, tambahkan immersion oil.
➢ Foto gambar yang didapatkan.
7. Hasil Pengamatan
PEWARNAAN GRAM
1. Tujuan (kompetensi)
Untuk membedakan bakteri gram positif & bakteri gram negatif.
2. Teori
Teknik pewarnaan telah dikembangkan oleh Chirtian Gam digunakan untuk
membedakan 2 kelompok bakteri gram positif & gram negatif. Ada 4 jenis larutan yang
digunakan dalam praktek pewarnaan Gram yaitu: Kristal ungu atau biru metilen
(pewarna primer), larutan iodium (lugol), alkohol 95% (sebagai pemucat dan peluntur
warna dan sapranin (pewarna tandingan). Bila mikroba dapat menahan komplesk
pewarna primer yaitu kristal ungu dan iodium sampai pada akhir prosedur, sel-sel
mikroba yang kehilangan warna kristal ungu pada waktu gram positif. Adapun bila
mikroba yang kehilangan warna kristal ungu pada waktu pembilasan alkohol, tetapi
kemudian terwarnai oleh sapranin (pewarna tandingan) disebut gram negatif.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah yakult, yogurt, biakan bakteri
sebelumnya, pewarna kristal ungu (kristal violet), Larutan Iodium (lugol), aquadest,
kapas, alkohol 70 %, Etanol 95 %, Larutan Sapranin, imersi oil, yakult .
4. Prosedur Kerja
• Buat lumuran tipis bakteri diatas slaid kaca, untuk mempercepat pengeringan
lakukan diatas lampu bunsen
• Genangi lumuran bakteri dengan larutan kristal violet selama 30-60 detik
• Miringkan slaid kaca untuk membuang larutan kristal violet dan bilas dengan air
suling secara hati-hati, lalu genangi kembali slaid dengan larutan Lugol selama
30-120 detik.
• Miringkan slaid kaca untuk membuang larutan lugol lalu bilas dengan air suling
kemudian cuci dengan etanol 95 % setetes demi setetes.
• Selanjutnya genangi preparat dengan sapranin dan biarkan 1 menit lalu bilas lah
dengan air suling
• Periksa dengan mkroskop dengan perbesaran 100x, bila kurang jelas tambahkan
dengan imersion oil
• Bakteri apakah yang ada dalam sampel, bedakan lalu gambarkan kemudian
buatlah kesimpulan
5. Tugas
• Sebut dan Gambarkan Struktur bakteri gram positif dan bakteri gram negatif
• Sebutkan perbedaan antara bakteri gram positif dan bakteri gram negatif dan beri
contoh masing2 dua buah
• Kenapa kedua jenis bakteri tersebut berbeda warnanya, jelaskan ?
1. Tujuan (Kompetensi)
Untuk mengetahui bentuk morfologi jamur I.
2. Teori
Jamur disebut juga dengan kapang. Cendawan atau fungi yang mempunyai benang
halus yang disebut hifa yang merupakan ciri utamanya. Kumpulan dari hifa disebut
miselium. Hifa mempunyai 2 struktur yaitu bersepta dan tidak bersepta. Jamur termasuk
Mikroorganisme eukariot multiseluler. Untuk melihat struktur dapat dibuat pewarnaan
langsung dengan “lactophenol cotton blue “. Metode lain untuk melihat struktur jamur
dengan jelas adalah slide cultur. Kelompok jamur dipilahkan berdasarkan spora
seksualnya. Sebagai contoh ascomycetes membentuk spora seksual dalam struktur
ttertentu yang disebut askus. Sedangkan basidiomycetes membentuk spora seksualnya
dalam bentuk basidium.
Bahan
• Media PDA (Potato Dextrose Agar)
• Larutan lactothenol cotton blue
• Etanol 70%
• Alumunium foil
• Aquadest
• Kertas lebel
• Tisu / serbet
4. Prosedur Kerja
Pembuatan Media PDA
• Alat-alat kaca yang digunakan telah disterilkan, meja tempat kerja dan tangan
telah disterilkan dengan alkohol 70 %.
• Masing-masing mahasiswa membuat 1 buah media PDA (potato dektrose agar)
5. Tugas
• Sebut dan Gambarkan Struktur Jamur dan beri contoh 2 buah
• Sebutkan perbedaan antara bakteri dan jamur
PEMERIKSAAN JAMUR II
1. Tujuan (Kompetensi)
Untuk mengetahui bentuk morfologi jamur.
2. Teori
Jamur disebut juga dengan kapang. Cendawan atau fungi yang mempunyai benang
halus yang disebut hifa yang merupakan ciri utamanya. Kumpulan dari hifa disebut
miselium. Hifa mempunyai 2 struktur yaitu bersepta dan tidak bersepta. Jamur termasuk
Mikroorganisme eukariot multiseluler. Untuk melihat struktur dapat dibuat pewarnaan
langsung dengan “lactophenol cotton blue “. Metode lain untuk melihat struktur jamur
dengan jelas adalah slide cultur. Kelompok jamur dipilahkan berdasarkan spora
seksualnya. Sebagai contoh ascomycetes membentuk spora seksual dalam struktur
ttertentu yang disebut askus. Sedangkan basidiomycetes membentuk spora seksualnya
dalam bentuk basidium.
Bahan
• Potongan roti yang ditumbuhi jamur, nasi basi, roti berjamur, tempe basi
• Media PDA (Potato Dextrose Agar)
• Larutan lactothenol cotton blue
• Etanol 70%
• Alumunium foil
• Aquadest
• Kertas lebel
• Tisu / serbet
4. Prosedur Kerja
Pembuatan Media PDA
• Alat-alat kaca yang digunakan telah disterilkan, meja tempat kerja dan tangan
telah disterilkan dengan alkohol 70 %.
• Masing-masing mahasiswa membuat 1 buah media PDA (potato dektrose agar)
• Pembuatan media PDA : Timbang 3,9 gram media PDA masukkan kedalam
erlenmeyer lalu dilarutkan dengan aquadest 100 ml hingga semua Media
5. Tugas
• Sebutkan jamur yang berguna dan bermanfaat bagi manusia
• Buatlah bagan perkembangbiakan jamur
II. Sterilisasi
Hampir semua tindakan yang dilakukan dalam diagnosa mikrobilogi, sterilisasi
sangat diutamakan baik alat-alat yang dipakai maupun medianya. Bila penanaman
spesimen dalam media, petri, ose maupun media yang digunakan tidak steril, maka sangat
tidak mungkin untuk membedakan apakah kuman yang berhasil diisolasi tersebut berasal
dari penderita atau merupakan hasil kontaminasi dari alat-alat atau media yang digunakan.
Suatu alat atau bahan dikatakan steril bila alat/bahan tersebut bebas dari mikroba
baik dalam bentuk vegetatif maupun spora. Tindakan untuk membebaskan alat atau media
dari jasad renik disebut sterilisasi. Ada beberapa cara sterilisasi, untuk pemilihannya
tergantung dari bahan/alat yang akan disterilkan. Secara garis besar sterilisasi dapat dibagi
sebagai berikut :
b. pemanasan
c. filtrasi
d. penyinaran dengan sinar gelombang pendek (radiasi)
e. kimia (khemis)
Tempat yang paling panas adalah ruang oksidasi bawah yang letaknya kira-kira
sepertiga bawah dari tingginya nyala api. Yang perlu diperhatikan :
- jangan memegang mata ose dengan tangan sebelum ose disterilkan
- jangan meletakkan ose di atas meja, tetapi letakkan pada tempat yang disediakan
setelah disterilkan.
Pasteurisasi
Digunakan untuk mensterilkan susu dan minuman beralkohol. Panas yang
digunakan 61,7ºC selama 30 menit.
B. Sterilisasi dengan Filtrasi
Sterilisasi dengan cara ini dilakukan dengan mengalirkan cairan atau gas pada
saringan berpori kecil sehingga dapat menahan mikroorganisme dengan ukuran
tertentu. Kegunaan:
- untuk sterilisasi media yang tidak tahan terhadap pemanasan, misalnya Urea Broth
ataupun untuk sterilisasi vaksin, serum, enzim, vitamin.
- Meminimalkan kuman udara masuk untuk ruangan kerja secara aseptis
Virus seperti mikroorganisme tanpa dinding sel (mikroplasma) umumnya tidak
dapat ditahan oleh filter.
C. Sterilisasi dengan Penyinaran (radiasi)
Sterilisasi dengan cara ini diperlukan jika sterilisasi panas maupun dinding tidak dapat
dilakukan. Beberapa macam radiasi mengakibatkan letal terhadap sel-sel jasad renik dan
mikroorganisme lain. Jenis radiasi termasuk bagian dari spkterum elektromagnetik,
misalnya : sinar ultraviolet, sinar gamma, sinar x dan juga sinar katoda elektro kecepatan
tinggi. Sinar ultraviolet mempunyai panjang gelombang 15-390 nm. Lampu sinar
ultraviolet dengan panjang gelombang 260 – 270 nm, dimana sinar dengan panjang
gelombang sekitar 265 nm mempunyai daya bakterisid yang tinggi. Lampu ultraviolet
digunakan untuk mensterilkan ruangan, misalnya di kamar bedah, ruang pengisian obat
dalam ampul dan flakon di industri farmasi, juga bisa digunakan diperusahaan makanan
untuk mencegah pencemaran permukaan.
Sinar x mempunyai daya penetrasi lebih besar dibanding dengan sinar ultraviolet. Sinar
gamma mempunyai daya penetrasi lebih besar dibandingkan dengan sinar x dan digunakan
untuk mensterilkan material yang tebal, misalnya bungkusan alat-alat kedokteran atau paket
makanan. Sinar katoda biasa dipakai menghapus hama pada suhu kamar terhadap barang-
barang yang telah dibungkus.
D. Cara Kimia (Khemis)
Merupakan cara sterilisasi dengan bahan kimia. Beberapa istilah yang perlu difahami: