Anda di halaman 1dari 25

DAFTAR ISI

DOKUMEN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI METODE


PELELANGAN UMUM DENGAN PASCAKUALIFIKASI
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN PEMASANGAN JARINGAN PIPA DISTRIBUSI AIR BERSIH


PDAM TIRTA KERTA RAHARJA KABUPATEN TANGERANG

PENGADAAN PIPA DAN ACCESSORIES

I. UMUM

1. Lingkup Pekerjaan
Pemasok harus menyediakan semua pipa dan kelengkapannya seperti yang
ditentukan dalam daftar material yang harus disediakan oleh pemasok termasuk
semua baut, mur, karet packing, rubber ring, ring tali untuk isolasi, bahan
pengisi, penumpu dan sebagainya yang ditentukan dalam pekerjaan tersebut.
Semua bahan tersebut harus cocok untuk dipakai pada iklim tropis dimana suhu
0
rata-rata mencapai 30 C.

2. Pemasok harus menyerahkan semua spesifikasi teknis pipa dan kelengkapannya


dari pabrik asal bahan yang sudah disusun dalam bentuk rekomendasi yang
harus dilakukan oleh Pemasok.

3. Syarat Pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan ini harus menurut:
a. Gambar kerja termasuk gambar detailnya;
b. Spesifikasi Teknik;
c. Syarat-syarat umum dan peraturan umum di Indonesia selama tidak
bertentangan dengan isi spesifikasi teknis pekerjaan ini;
d. Instruksi dan petunjuk-petunjuk Pihak Direksi/Pemberi Tugas.

II. PERSYARATAN BAHAN

A. Umum

1. Standar pipa yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar yang berlaku,
pipa-pipa HDPE harus tidak membahayakan kesehatan bagi pemakai air serta
pipa harus tidak mengandung timah hitam atau sejumlah bahan racun lain yang
dapat larut dalam air sehingga merugikan kesehatan.

2. Volume
Semua material baik pipa maupun accessories yang akan disediakan oleh
Pemasok jumlahnya harus sesuai dengan yang tercantum dalam volume
pekerjaan atau Daftar Kuantitas (BoQ) atau harus disesuaikan dengan kebutuhan
di lapangan saat pelaksanaan pekerjaan.

3. Brosur
Pada saat pengajuan penawaran, brosur dari pipa dan accessories yang
ditawarkan harus disertakan dan diberi tanda pada brosur tersebut jenis maupun
ukuran yang ditawarkan.
Brosur tersebut harus jelas memperlihatkan semua ukuran dalam, luar, panjang
maupun lebarnya juga mengenai hasil pengetesan yang telah dilakukan pabrik
pembuat pipa/accessories tersebut.

4. Contoh Barang
Pemasok wajib memperlihatkan contoh barang yang akan disediakan kepada
Pemberi Tugas pekerjaan dan Pemberi Tugas berhak untuk menolak barang
tersebut apabila tidak sesuai dengan spesifikasi teknis.
Demikian pula Pemberi Tugas berhak menolak barang-barang yang sudah
dikirim ke gudang penyimpanan apabila pipa/accessories tersebut tidak sesuai
dengan contoh yang diberikan.

5. Pengetesan
Apabila dipandang perlu oleh Pemberi Tugas, pipa-pipa dan accessories yang
akan disediakan oleh Pemasok dilakukan pengetesan kembali di laboratorium.
Biaya pengetesan ini seluruhnya ditanggung oleh Pemasok.
B. Bahan Pipa

1. PIPA HDPE

- Pipa PVC dengan diameter > 800 mm yang diperlukan adalah pipa untuk air
minum yang mempergunakan sambungan Welding dengan tekanan kerja 10
2
kg/cm , panjang pipa 6 m.

- Pipa PVC dengan diameter < 50 mm (S-10-SCJ, SNI 06.0084-2002) yang


diperlukan adalah pipa untuk air minum yang mempergunakan sambungan
2
lem dengan tekanan kerja 10 kg/cm , panjang pipa 4 m atau 6 m.

- Semua pipa harus di-supply lengkap dengan material penyambung (karet/


rubber ring) dilengkapi dengan sertifikasi SNI.

- Accessories harus keluaran pabrik yang sama dengan pipa dan penyambung
(fitting) PVC yang dipakai pada pipa PVC yang ditawarkan harus sesuai
dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 06.0135-1989.

- Pada bagian luar setiap pipa dan accessories harus diberi tanda yang
mencakup diameter nominal dalam mm, tebal dinding nominal dalam mm,
tingkat kelas, nama pabrik pembuatnya atau cap, tahun pembuatannya, nomor
pengeluaran dan nama. Setiap pipa lengkung (bend) harus juga diberi
tambahan, mencantumkan besarnya sudut pada setiap sisinya dan juga
perlengkapan fitting lainnya. Pemberian tanda tersebut harus tidak
mempengaruhi kekuatan dari pipa di samping kekedapan dari sambungan
tersebut.

- Pelumas/pelicin yang dipergunakan tidak mengganggu kualitas cincin karet,


pipa PVC ataupun kualitas air sehingga dapat membahayakan kesehatan.
Cincin karet penutup harus tahan terhadap serangan micro organisme dan
terhadap semua zat yang dikandung oleh air dan tanah pada keadaan normal.

- Semua fitting (bend, tee, reducer, dll) terbuat dari bahan yang mempunyai
kualitas yang sama dengan kualitas pipa.

2. PIPA BAJA

Bahan Pipa

a. Pipa-pipa saluran air dan penyambungannya (tidak termasuk pembelok)


harus memenuhi standard SII 2527-90 atau standard lain yang sama atau
lebih besar.

b. Pipa yang digunakan adalah pipa baja dengan pengelasan spiral, atau
ditentukan lain oleh Direksi/Pemberi Tugas.

c. Tebal dinding pipa minimum dan pipa-pipa lengkung harus sesuai dengan
tebal di bawah ini:

Diameter Nominal Tebal Dinding Pipa


(mm) (mm)

150 4,85
200 5,00
250 5,60
300 6,30
350 6,30
400 6,30
500 6,30
600 6,30
700 7,10

d. Pengujian
- Setiap pipa dan penyambungannya (fitting) harus mampu terhadap
2
tekanan air 10 kg/cm di lapangan. Pipa yang tidak memenuhi syarat
tersebut di atas akan diganti.
- Setiap sambungan pengelasan harus diuji dengan penetran.

e. Pemberian Tanda
Pada baja luar dari setiap pipa dan penyambungannya harus diberi tanda
yang menunjukkan diameter nominal, nama pabrik pembuatnya atau cap dan
tahun pembuatan.

f. Pipa baja dan penyambungnya sudah termasuk lapisan pelindung bagian


dalam dengan bahan mortar semen (cement lining).

g. Pipa baja dan accessoriesnya yang berada di dalam tanah, bagian luar harus
dilapisi pelindung berupa lapisan aspal coal tor atau pembungkus
polyethylene (PE wrapping).

h. Setiap sambungan pipa yang berada di dalam tanah harus dilindungi dengan
pelapis sejenis polyethylene (PE wrapping).

i. Pipa yang digunakan di atas tanah harus dilindungi dengan lapisan epoxy.

3. PIPA GALVANIS

Pipa baja galvanis dan penyambungannya berdiameter nominal sampai dengan


150 mm harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disebutkan di bawah ini:

a. Persyaratan teknis dari pipa-pipa baja dan socket harus sesuai dengan SNI
No. 07-0093-87/BS.1387-85, kelas medium.

b. Semua pipa harus diberi pelapis luar maupun dalam dari zinc sesuai dengan
NEN 1332,"hot-dip coating on steel pipe".

c. Penyambungan (fitting) harus dibuat dari besi cor atau baja yang dapat
ditempa. Semua penyambungan harus dilengkapi dengan pelapis luar dan
dalam dari zinc yang sesuai dengan NEN 127, "hot-dip galvanized coating
or steel, cast iron and cast steel".

d. Penyambungan yang ditempa dari besi cor sesuai dengan NEN 3038, harus
dilengkapi dengan "pressure tight pipe theed" sesuai dengan NEN 3258.

e. Penyambung-penyambung yang terbuat dari baja tempa harus disesuaikan


dengan "metode standard 1748", kecuali pipa lengkung dan sebagainya yang
dibuat dengan "British Standard 1387". Penyambung (fitting) dilengkapi
dengan "pressure tight-pipe treed" sesuai dengan "British 21". Baja dimana
fitting tersebut terbuat dari padanya harus menunjukkan pada saat pengujian
2 2
kekuatan tarik antara 33 kg/mm sampai 17 kg/mm .

f. Setiap pipa dan penyambungannya harus diuji di pabrik dengan tekanan uji
2
hidrolis sebesar 50 kg/cm . Pipa penyambungannya yang tidak memenuhi
syarat harus dibuang dan tidak dipakai lagi.

g. Pipa galvanis yang didatangkan oleh Pemasok harus dalam keadaan baru
dan semuanya dalam keadaan terlindung, panjang pipa dan diameter pipa
yang harus disediakan sesuai dengan yang tercantum dalam volume
pekerjaan (BoQ).

h. Pipa galvanis yang harus diadakan oleh Pemasok adalah pipa untuk air
bersih dari kelas medium tekanan kerja 10 atmosfir. Pipa berdiameter
sampai dengan 50 mm menggunakan sock drat (ulir). Jumlah socket yang
harus disediakan disesuaikan dengan jumlah batang pipa yang harus
diadakan, sedangkan jika menggunakan sambungan lain maka semua
material penyambung harus disediakan pula oleh Pemasok.

i. Ulir-ulir pada ujung pipa harus dalam keadaan terlindungi (tertutup plastik)
sehingga tidak akan rusak jika terkena benturan.
j. Pada setiap ujung pipa harus jelas tertulis ukuran nominal dari pipa tersebut.

ND Tebal Dinding
(inch) mm inch
1/2 2.65 0.104
1 3.25 0.128
1 1/2 3.25 0.128
2 3.65 0.144
3 4.05 0.160
4 4.50 0.176
6 4.85 0.192

4. KATUP (VALVE)

a. Umum

Spesifikasi Teknis 4
 Semua katup harus direncanakan untuk tekanan kerja tidak kurang dari 10
2
kg/cm , jika tidak ditentukan lain. Setiap katup harus kedap dengan tekanan
yang bekerja pada badannya.

 Semua katup harus cocok untuk pengoperasiannya yang sering bagi


penutupan maupun pengontrolan aliran, baik untuk dioperasikan setelah
waktu lama tidak dijalankan pada posisi terbuka maupun tertutup. Semua
katup yang berhubungan langsung dengan bahan kimia, harus tahan
terhadap karat yang akan ditimbulkannya atau yang lain. Dalam hal badan
katup, harus mempunyai lapisan penahan yang diikatkan padanya.

 Katup dengan ukuran 50 mm dan yang lebih kecil harus seluruhnya terdiri
dari perunggu atau bahan-bahan tahan karat yang lain, jika tidak
ditentukan lain. Kecuali untuk roda pemegangnya yang harus dari besi
tempa. Semua ulir katup harus perunggu atau stainless steel AISI type
304, jika tidak ditentukan lain. Perhatian khusus harus diberikan untuk
mencegah karet pada ulir katup karena berhubungan dengan klem
pembungkusnya.

 Katup yang digunakan adalah katup PN 10 (jika menggunakan


sambungan flange).

 Katup-katup harus disediakan lengkap dengan lengan pemutar seperti


ditunjukkan oleh panah penunjuknya yang dibuat oleh pabrik
pembuatnya.

 Pemasok harus mengajukan gambar-gambar kerja kepada


Direksi/Pemberi Tugas untuk disetujui.
Gambar-gambar kerja tersebut harus mencakup:
a. daftar dan urutan material
b. detail seal dan bagian-bagian yang dapat berubah
c. nama pabriknya
d. ukuran, detail bahan dan tebal setiap item

b. Gate Valve

 Gate valve yang digunakan cast iron atau ductile iron, bronze momted
valve cakram kembar atau biji kaku dan sejenisnya. Gate valve yang
digunakan harus sesuai dengan standar untuk sistem air minum.

 Packing karet/gasket, mur baut harus disediakan Pemasok untuk


keperluan penyambung dengan material pipa yang dipasok.

c. Air Release Valve


 Peralatan tersebut harus dapat dioperasikan secara otomatis untuk kondisi
sebagai berikut:
 Pelepasan udara selama pengisian jalur pipa
 pelepasan udara bila terjadi kantong udara
 masuknya udara selama dibawah tekanan
 penurunan penutup prematur sedangkan udara belum dilepaskan

 Valve harus mempunyai kekuatan cast iron yang tinggi atau ductile iron
body dengan stainless steel.

Spesifikasi Teknis 5
2
 Waktu dijalankan, valve harus tidak bocor dengan tekanan 1 N/mm (10
2 2
kg/cm ) juga tidak bocor dengan tekanan minimum 0,01 N/mm .

III. SYARAT PENGANGKUTAN

1. Semua pipa dan accessories diangkut di dalam kendaraan truk atau alat angkut
lainnya dengan memperhatikan keselamatan pekerja angkutan dan keamanan
pipa itu sendiri serta harus mengikuti peraturan lalu lintas yang berlaku, baik
pada saat menaikkan ke dalam alat angkut tersebut selama perjalanan maupun
pada saat menurunkannya.

2. Kerusakan yang terjadi akibat pengangkutan yang ceroboh adalah menjadi


tanggung jawab Pemasok dan Pemasok wajib mengganti pipa atau accessories
yang rusak tersebut dengan biaya dari Pemasok.

3. Pengangkutan atau pengangkatan pipa ke atas atau turun dari alat angkut (truk)
harus hati-hati, bagi pipa yang beratnya lebih dari 50 kg harus menggunakan
alat bantu mekanis, seperti forklift atau katrol.

4. Penyimpanan pipa di dalam alat angkut (truk) untuk diameter lebih besar dari
pada 4" dilakukan lapis demi lapis, tiap lapis dibatasi oleh 2 papan yang
dipasang melintang dari panjang pipa tersebut, tinggi lapisan tidak boleh
melebihi dari persyaratan yang ditentukan pabrik, kemudian susunan pipa
tersebut diikat kuat-kuat sehingga tidak membahayakan keselamatan pipa
ataupun orang.

5. Pipa/accessories yang menggunakan sambungan ulir pada bagian luar, harus


dibungkus pada bagian ulir tersebut sehingga menjamin keutuhan ulir tersebut
walaupun terkena benturan.

6. Pada pengangkutan pipa PVC yang mempunyai panjang 6 m dan melebihi


panjang bak truk (alat pengangkut) maka ujung-ujung pipa tersebut disatukan
kemudian dibungkus dengan karung goni untuk mencegah tercecernya pipa
selama perjalanan.

7. Pada pengangkutan accessories tidak boleh dilakukan dengan jalan


melemparkannya, sebab dapat merusak ulir atau joint-joint yang terdapat di
dalam accessories tersebut sehingga kualitasnya akan menurun.

8. Segala macam biaya yang dikeluarkan dalam pengangkutan pipa dan


accessories ini termasuk juga biaya yang dikeluarkan untuk keselamatan kerja
dan lainnya merupakan tanggungan Pemasok dan sudah termasuk dalam Harga
Kontrak.

IV. SYARAT PENYIMPANAN

1. Pipa
Penyimpanan pipa tidak boleh menyentuh tanah langsung, melainkan harus
dialasi dahulu oleh balok kayu. Pipa tidak boleh terkena sinar matahari atau
hujan, jadi harus diberi pelindung yang tahan terhadap perubahan suhu, cuaca
ataupun kelembaban.
Apabila sudah ada gudang penyimpanan di lokasi pekerjaan, maka pipa tersebut
dimasukkan ke dalam gudang dan disusun dengan rapi sedemikian rupa
sehingga memudahkan pengeluarannya, juga harus disusun dengan rapi
sedemikian rupa agar susunan pipa tidak akan melorot/roboh.
Spesifikasi Teknis 6
Segala biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pengangkutan sampai dengan
penyimpanan di dalam gudang adalah merupakan tanggungan Pemasok dan
sudah termasuk dalam Harga Kontrak.
Untuk menjaga masuknya kotoran-kotoran ke dalam pipa, maka kedua ujung
pipa tersebut ditutup dengan plastik dan diikat dengan kuat.

2. Accessories dan Fitting


Semua accessories maupun fitting harus dimasukkan ke dalam gudang dan
disusun/ disimpan dengan rapi.
Penyimpanan/penyusunan semua accessories dan fitting tersebut harus
dikelompokkan berdasarkan jenis yang sama (misalnya elbow dikelompokkan
dengan elbow lagi, gate valve dengan gate valve lagi dan seterusnya). Semua
accessories/ fitting yang mempunyai ulir harus dilumasi/diberi gemuk pada
ulirnya kecuali untuk fitting dari bahan PVC.

Spesifikasi Teknis 7
UMUM, PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PEKERJAAN TANAH

1. STANDARD UMUM

Apabila tidak ditentukan lain, peraturan yang berlaku dan mengikat disebutkan kata
demi kata dalam uraian dan syarat-syarat ini adalah:

- Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (NI-2) dan SK.SNI.T-1991-03.


- Peraturan-peraturan umum mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
- Peraturan Perburuhan Indonesia dan lain-lain yang dikeluarkan oleh
jawatan/instansi pemerintah setempat.
- Pedoman Plumbing Indonesia 1979.
- Peraturan Perusahaan Listrik Negara tentang Instalasi Listrik dan Tenaga (NI-2).
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982).
- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (NI-5).
- Peraturan Konstruksi Baja Indonesia.

Jika dalam uraian dan syarat-syarat ini terdapat penambahan dari peraturan-
peraturan sebagaimana dinyatakan pada pasal-pasal berikutnya, uraian dan syarat-
syarat ini mengikat.

Kontraktor juga harus melaksanakan pekerjaan-pekerjaan atau bagian pekerjaan


yang walaupun tidak jelas disebutkan dalam uraian dan syarat-syarat serta gambar-
gambar, tetapi masih berada di dalam lingkup pekerjaan berdasarkan kebiasaan
yang berlaku dalam bidang pembangunan. Pelaksanaan pekerjaan tersebut harus
mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan Direksi di lapangan.

2. URAIAN DAN SYARAT-SYARAT, GAMBAR KERJA DAN FOTO


DOKUMENTASI

Uraian dan syarat-syarat ini serta gambar-gambarnya digunakan sebagai pedoman


dasar dalam melaksanakan pekerjaan ini.
Gambar-gambar detail merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari uraian dan
syarat-syarat ini.

Jika terdapat perbedaan antara gambar dengan uraian dan syarat-syarat ini maupun
perubahan-perubahan yang terjadi pada waktu pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan
mentaati keputusan Direksi.

Jika dalam gambar terdapat kekurangan penjelasannya atau perbedaan-perbedaan,


Kontraktor diwajibkan menanyakan kepada Direksi serta membuat gambar-gambar
pelengkap atas petunjuk Direksi dan disahkan oleh Direksi. Tidak dibenarkan sama
sekali bagi Kontraktor untuk memperbaiki sendiri hal-hal tersebut di atas. Akibat
kelalaian Kontraktor dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3. RENCANA KERJA

Sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus bersama-sama dengan


Direksi merundingkan rencana kerja dan rencana waktu pelaksanaan, dan segera
setelah disetujui, dua eksemplar cetakan rencana kerja dan rencana waktu
pelaksanaan harus diserahkan kepada Direksi dan satu eksemplar harus selalu
berada di tempat pekerjaan.

Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan dan pengiriman/penyediaan bahan-


bahan/alat-alat sesuai dengan rencana kerja dan rencana waktu penyediaan bahan-
Spesifikasi Teknis 8
bahan/alat-alat seperti tersebut pada alinea di atas. Rencana kerja ini akan dipakai
oleh Direksi sebagai dasar untuk menentukan segala sesuatu yang berhubungan
dengan kelambatan pekerjaan dan prestasi Kontraktor.

4. KANTOR KONTRAKTOR, GUDANG DAN SARANA LAINNYA

a. Lokasi kantor dan gudang


Kontraktor wajib menyertakan denah yang menunjukkan tempat yang
diusulkan untuk lokasi kantor, gudang atau sarana lainnya untuk disetujui oleh
Direksi.

b. Kantor Kontraktor, gudang dan bangunan sementara


 Kantor untuk Kontraktor di proyek dibuat oleh Kontraktor sendiri sesuai
dengan kebutuhan personil di lapangan.
Dalam kantor harus dipasangi dengan kabel untuk penerangan dan lampu
listrik. Penerangan listrik dilengkapi dengan lampu neon lengkap dengan
difuser dan stop kontak yang cukup. Kantor harus disediakan air bersih
terus menerus. Saluran drainase yang cukup harus disediakan.
 Bahan–bahan bangunan yang penting, misalnya PC, alat-alat dan
sebagainya harus disimpan dalam gudang yang dapat dikunci sehingga
tidak akan mudah hilang atau rusak oleh pengaruh cuaca. Selama masa
pembangunan/pelaksanaan pekerjaan, semua pemasukan/pengeluaran
barang ke/dari proyek harus mendapat izin terlebih dahulu dari
Direksi/Wakil Direksi.
 Kontraktor harus senantiasa memelihara kebersihan, keamanan bangunan
kerja, gudang berikut investasinya.
 Bangunan sementara tersebut setelah pelaksanaan pekerjaan selesai dan
apabila tidak diperlukan harus dibongkar atas perintah Direksi.

5. BAHAN BANGUNAN DAN PERALATAN

Bahan-bahan bangunan, peralatan, perpipaan beserta accessoriesnya dan lain-lain


disediakan oleh Kontraktor kecuali jika ditentukan lain. Kontraktor harus
menyediakan contoh-contoh material yang akan dipakai untuk dimintakan
persetujuan dari Direksi dan tidak diperkenankan memesan/mengirim dahulu
sebelum persetujuan diberikan. Direksi akan menyimpan contoh-contoh yang telah
disetujui sebagai standar untuk memeriksa/ mencocokkan pengiriman-pengiriman
selanjutnya.

Direksi berwenang untuk meminta keterangan mengenai asal dan mutu bahan
bangunan dan lain-lain. Apabila dianggap perlu, Direksi berhak menelitinya dengan
mengirimkan contoh-contoh ke Balai Penelitian Bahan. Segala biaya yang bertalian
dengan penelitian tersebut adalah tanggungan Kontraktor.

Jika ada bahan-bahan yang ditolak oleh Direksi, Kontraktor diwajibkan untuk
segera mengangkat bahan-bahan tersebut ke luar area pekerjaan atas perintah
pertama dari Direksi selambat-lambatnya dalam waktu 3 x 24 jam. Jika bahan-
bahan yang sedang dikerjakan dan ternyata mengandung cacat, maka bahan-bahan
tersebut dianggap sebagai ditolak. Dalam hal ini pemakaian bahan-bahan tersebut
harus segera dihentikan dan bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut
harus dibongkar.

Spesifikasi Teknis 9
6. ALAT KERJA DAN ALAT BANTU

Pada prinsipnya Kontraktor harus menyediakan alat kerja sendiri termasuk


penyediaan air, penerangan, aliran listrik dan sebagainya. Di samping alat-alat yang
diperlukan seperti tersebut di atas, Kontraktor harus pula menyediakan alat-alat
ukur theodolit dan water-pas untuk keperluan penentuan/pemeriksaan letak dan
tinggi bangunan/pipa/alat-alat lain yang sedang dan akan dilaksanakan. Semua
biaya pengukuran adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Dalam surat penawarannya, Kontraktor harus melampirkan daftar alat-alat yang


disebut di atas. Kontraktor hendaknya mencantumkan jumlah dan kapasitas dari
masing-masing alat yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini yang sesuai
dengan scope pekerjaan. Daftar alat-alat yang dilampirkan dalam surat penawaran
akan merupakan pula faktor pertimbangan untuk pemilihan Kontraktor.

7. PERSONALIA KONTRAKTOR

Kontraktor tidak diperkenankan memberikan pekerjaan lain di luar proyek ini pada
para wakil ataupun pelaksana-pelaksananya. Selama jam kerja, wakil atau pelaksana
Kontraktor harus berada di tengah-tengah pekerjaan kecuali berhalangan atau sakit.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, Kontraktor diwajibkan mengajukan


bagan organisasi lengkap dengan nama dan alamat para karyawan utama.
Kontraktor hanya boleh mempekerjakan staf/pekerja di lapangan yang bukan
merupakan pembawa penyakit menular (penyakit typus, cholera dan dysentery dll.).

8. KECELAKAAN DAN KESEHATAN

Kecelakaan yang terjadi selama pekerjaan berlangsung menjadi beban Kontraktor.


Sehubungan dengan kalimat di atas, Kontraktor diwajibkan menyediakan kotak
PPPK lengkap terisi menurut kebutuhan. Untuk mencegah terjadinya kebakaran,
Kontraktor diwajibkan menyediakan alat pemadam kebakaran; antara lain botol-
botol pemadam kebakaran BCF/CO2, pasir dalam bak kayu dan/atau karung, galah-
galah secukupnya serta pemeliharaannya.

Kontraktor diwajibkan memperhatikan kesehatan karyawannya dan juga harus


menyediaakan toilet/wc umum. Sejauh tidak disebutkan dalam uraian dan syarat-
syarat ini, maka semua ketentuan umum lainnya dan dikeluarkan oleh
jawatan/instansi pemerintah cq Undang-Undang Keselamatan Kerja dan lain
sebagainya termasuk semua perubahan/ tambahan hingga ini tetap berlaku.

9. PENGAMANAN

Setelah Kontraktor mendapatkan batas-batas daerah kerja dan lain sebagainya, maka
Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada di daerahnya
mengenai:

a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan


disengaja atau tidak. yang
b. Penggunaan sesuatu yang keliru.
c. Kehilangan bagian alat-alat/bahan-bahan yang ada di daerahnya.

Terhadap semua kejadian yang disebut di atas, Kontraktor harus melaporkan kepada
Direksi dalam waktu paling lambat 1 x 24 jam untuk diusut dan diselesaikan
persoalannya lebih lanjut. Untuk mencegah kejadian di atas, Kontraktor diizinkan
Spesifikasi Teknis 10
mengadakan pengamanan antara lain penjagaan, penerangan pada malam hari dan
sebagainya.

10. TUNTUTAN TERHADAP KERUSAKAN

Setiap kerusakan yang ditimbulkan akibat pekerjaan yang dikerjakan Kontraktor


yang tidak termasuk dalam lingkup Kontrak, harus diperbaiki dan dikembalikan
pada keadaan semula oleh Kontraktor. Biaya perbaikan tersebut menjadi
tanggungan Kontraktor.

11. PEMBUANGAN AIR SISA

Segala jenis aliran air, air buangan, air apa pun yang ada sebagai akibat dari
pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya sementara harus dibuang menurut cara-cara
pembuangan yang memuaskan Direksi, pejabat-pejabat atau orang-orang yang
terkena akibat pembuangan air tersebut. Semua biaya pembuangan air ini menjadi
tanggungan Kontraktor.

12. KEBERSIHAN LAPANGAN

Kontraktor harus mengusahakan agar keadaan lapangan tetap bersih, tidak ada sisa-
sisa material atau sampah yang berserakan. Setelah penyempurnaan pekerjaan maka
segala bahan sisa, sampah dan konstruksi sementara harus dikeluarkan dari
lapangan, sehingga keadaan lapangan kembali seperti keadaan semula.

13. TEST

Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala biaya untuk pengetesan bahan dan
pekerjaan-pekerjaan lain sesuai dengan uraian dan syarat-syarat ini.

14. UKURAN DAN PEIL

Ukuran dapat dilihat dalam gambar-gambar detail, sedangkan ukuran lainnya yang
belum terdapat dalam gambar harus dirundingkan dengan Direksi. Peil Dasar/Induk
(reference point) akan ditentukan dan diberikan oleh Direksi Lapangan. Biaya
pematokan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Papan bangunan (bouwplank) harus dipasang pada patok-patok kayu yang


terpancang di dalam tanah sehingga tidak berubah dan bergerak. Setelah selesai
pemasangan, Kontraktor harus melaporkannya kepada Direksi untuk diperiksa
sebelum pekerjaan selanjutnya dilaksanakan.

Hasil pengukuran sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Adanya


pengawasan dari Direksi tidak mengurangi tanggung jawab tersebut.

Spesifikasi Teknis 11
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. PENGUKURAN DAN PEMATOKAN

Kontraktor harus membuat peil pokok/patok utama untuk setiap unit pekerjaan yang
memerlukan bouwplank. Bouwplank harus diikat ketinggian dengan peil pokok dan
ditandai ketinggiannya dengan cat merah. Jika pemasangan peil/bouwplank salah
maka Kontraktor harus membetulkan sampai disetujui Direksi Pengawas atas biaya
Kontraktor.

2. BARAK/LOS KERJA DAN GUDANG

a. Barak/los kerja dan gudang bahan/peralatan harus cukup luas, masing-masing


disesuaikan dengan luas area yang tersedia dan pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Dinding dan lantai gudang harus tahan lembab, angin dan
memenuhi syarat-syarat teknis dan keamanan.

b. Barak kerja dan gudang harus dilengkapi dengan perabotan yang diperlukan
dan dapat dikunci.

3. PEMBERSIHAN TEMPAT PEKERJAAN (Clearing and Grubbing)

Bila sudah mendapat persetujuan, sebelum memulai suatu pekerjaan yang ada
dalam Kontrak, Kontraktor harus membersihkan lapangan/medan pekerjaan dari
segala macam tumbuh-tumbuhan dan lain-lain rintangan yang terdapat di sekitar
lapangan/medan pekerjaan.

Pemotongan pohon-pohon dan semak-semak hanya terbatas pada yang diperlukan.


Pohon-pohonan dan semak-semak yang direncanakan tetap berada di tempatnya dan
harus dihindari dari kerusakan.

4. MEMPERSIAPKAN BAHAN, TENAGA KERJA DAN PEKERJAAN

Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mempersiapkan jumlah dan macam


tiap bahan, peralatan-peralatan yang akan dipakai sehingga terjamin kontinuitas
pelaksanaan pekerjaan. Demikian pula dengan banyaknya tenaga kerja dan ahli-ahli
harus disesuaikan dengan keperluan pekerjaan yang cepat.

Kontraktor harus membuat rencana kerja yang ketat, dimana tercantum pula banyak
dan macam tiap bahan dan peralatan yang diperlukan pada tiap pekerjaan.

5. KEAMANAN DAN KETERTIBAN

Kontraktor harus dapat menanggulangi keamanan dan ketertiban dalam lingkungan


proyek. Bila terjadi kehilangan barang, perkakas dan bahan-bahan adalah tanggung
jawab Kontraktor. Demikian pula bila ada kerusakan pada bangunan
sementara/bangunan pelengkap sementara adalah tanggung jawab Kontraktor, dan
harus segera diperbaiki atas biaya Kontraktor.
Spesifikasi Teknis 12
PEKERJAAN TANAH

1. UMUM

Semua pekerjaan tanah yang diperlukan dalam pelaksanaan, walaupun tidak jelas
disebutkan dalam uraian dan syarat-syarat ini harus juga dilaksanakan oleh
Kontraktor dengan baik sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Direksi.

Pekerjaan tanah yang harus dilaksanakan pada garis besarnya meliputi:

1. Pekerjaan galian
2. Pekerjaan penimbunan
3. Pekerjaan pemadatan/perataan
4. Pembuangan tanah sisa galian

Peralatan yang umum diperlukan untuk pekerjaan tanah meliputi:

- Cangkul, belincong atau exavator/pemindah tanah mekanis


- Jack hammer/cutter untuk tanah keras/berbatu
- Pompa air untuk tempat yang berair
- Penumbuk/stamper untuk memadatkan dan lain-lain (mekanis atau manual).

Peralatan tersebut harus disediakan oleh Kontraktor dalam jumlah yang cukup dan
digunakan pada tempat yang membutuhkan.

2. PEKERJAAN GALIAN

Semua penggalian yang dilakukan secara mekanis harus dihentikan pada batas 10
cm sebelum kedalaman yang ditentukan, pekerjaan selanjutnya harus dikerjakan
dengan tangan. Bilamana kedalaman galian ternyata lebih dalam dari batas yang
ditentukan maka bagian ini harus ditimbun kembali dengan bahan yang akan
ditentukan oleh Direksi. Bahan pengisi tersebut dapat berupa tanah urug, pasir padat
atau beton tumbuk. Biaya tambahan akibat penggalian yang lebih ini menjadi
tanggungan Kontraktor.

Bidang-bidang dasar dan dinding galian dimana konstruksi akan dibuat langsung di
atas/pada bidang dasar/dinding tersebut, harus dikerjakan dengan tepat mengikuti
garis-garis kedalaman/kemiringan yang ditentukan dan bilamana diminta oleh
Direksi harus disiram dan dipadatkan baik-baik dengan alat-alat yang tepat sehingga
didapat suatu bidang (dasar/dinding) yang padat dan kokoh. Apabila pada waktu
penggalian dijumpai lapisan tanah yang tidak sesuai untuk dasar pondasi, maka atas
petunjuk Direksi, lapisan tanah tersebut harus dikeluarkan dan diisi kembali dengan
bahan yang sesuai serta dipadatkan dengan baik lapis demi lapis @ 15 cm.

Bidang-bidang dasar tanah pondasi harus dijaga tetap kering rata dan kokoh. Untuk
itu, bila dasar pondasi direncanakan tidak pada lapisan keras/batuan, maka
penggalian harus ditunda minimal 20 cm sebelum mencapai batas galian yang
ditentukan, kecuali pekerjaan dasar pondasi (urugan pasir dan lantai kerja) dapat
dikerjakan seluruhnya segera setelah penggalian mencapai kedalaman yang
ditentukan. Tanah pondasi yang menjadi berlumpur karena alasan apapun harus
segera diperbaiki dengan mengeluarkan lumpur tersebut dan mengganti/mengisi
kembali dengan bahan yang ditentukan Direksi dan dipadatkan baik lapis demi lapis
@ 15 cm.

Spesifikasi Teknis 13
Bila dipandang perlu, Direksi dapat memerintahkan untuk melengkapi lubang galian
yang akan/sedang dibuat dengan turap penahan untuk mencegah kelongsoran-
kelongsoran yang mungkin terjadi. Turap-turap ini harus direncanakan sedemikian
rupa sehingga keamanan pekerja-pekerja cukup terjamin. Persetujuan yang
diberikan Direksi untuk penggunaan jenis bahan dan konstruksi tertentu tidak
membebaskan Kontraktor dari akibat yang mungkin terjadi sewaktu penggalian.
Semua pekerjaan penggalian sedapat mungkin dikerjakan dalam keadaan kering.
Pompa harus disediakan secukupnya dan digunakan sesuai dengan petunjuk Direksi.

Lapisan keras/batuan yang akan menjadi dasar pondasi harus dibersihkan dari tanah,
kotoran-kotoran dan bagian-bagian yang lepas. Celah-celah dan rentakan-rentakan
harus diisi dengan adukan yang sama dengan adukan pondasi nantinya. Dalam hal
demikian, pekerjaan pondasi dapat langsung dikerjakan di atas lapisan tersebut
tanpa lantai kerja. Sekeliling lubang galian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari
timbunan tanah hasil galian. Sedikitnya sebelum pekerjaan ditinggalkan, sekeliling
lubang galian dalam jarak minimal 3 m harus bersih dari timbunan tanah.

3. PEKERJAAN PENIMBUNAN/URUGAN

Pekerjaan penimbunan baik dengan tanah hasil galian atau dengan bahan yang
didatangkan dari luar harus dikerjakan lapis demi lapis dan tiap lapis harus
dipadatkan baik-baik. Tebal maksimum tiap lapis harus disesuaikan dengan
kemampuan peralatan yang digunakan. Secara umum tebal tiap lapis tidak boleh
dari 30 cm.

Bahan timbunan yang akan digunakan harus mendapatkan persetujuan Direksi


terlebih dahulu. Bahan ini berupa tanah/cadas putih (untuk lantai beton bangunan)
hasil galian atau bahan yang didatangkan dari luar. Dalam hal-hal tertentu
digunakan campuran antara pasir dengan kapur sebagai bahan timbunan.

4. PEKERJAAN PEMADATAN

Cara-cara dan peralatan yang digunakan untuk pekerjaan pemadatan harus


disesuaikan dengan jenis dan letak dari tanah yang akan dipadatkan. Untuk
pemadatan ringan dapat digunakan portable soil compactor. Penggunaan alat-alat
penumbuk konvensional dengan berat 15-20 kg hanya dapat digunakan dalam hal-
hal tertentu dengan persetujuan Direksi. Pemadatan tanah/pasir harus selalu disertai
dengan penyiraman secukupnya untuk mencapai kepadatan optimal.

Tempat-tempat yang berair harus dikeringkan dahulu sebelum dilakukan


pemadatan. Lumpur-lumpur yang terjadi akibat genangan air harus dikeluarkan dan
diganti dengan tanah/bahan lain yang disetujui Direksi.

5. PEMBUANGAN TANAH SISA GALIAN

Tanah sisa galian yang tidak terpakai harus diangkut dan dibuang terutama di
tempat-tempat di sekitar pekerjaan yang ditentukan oleh Direksi. Tanah ini harus
diratakan baik-baik sehingga tidak mengganggu aliran air ataupun menimbulkan
gangguan-gangguan lain di daerah sekitarnya.

Spesifikasi Teknis 14
PEMASANGAN PIPA DAN PERLENGKAPANNYA SERTA PENGUJIANNYA

Pelaksana (Pemborong) harus bertanggung jawab dan melaksanakan, menyelesaikan semua


pekerjaan pemasangan pipa, pengujian termasuk pekerjaan-pekerjaan sipil sesuai dengan
dokumen pelelangan dan syarat-syarat yang tercantum dalam spesifikasi teknik.
Pekerjaan yang tidak tercantum dalam syarat-syarat ini akan dilaksanakan sesuai dengan
praktek-praktek yang bisa dikerjakan dan sesuai dengan persyaratan Direksi/Pemberi
Tugas.

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Tanggung Jawab Pelaksana
Pelaksana harus bertanggung jawab atas persyaratan dasar bahwa pipa dipasang
sesuai dengan lintasan dan sudut belokan yang dikehendaki dengan sambungan-
sambungan (fitting), katup-katup (valves) dan penguras (drain) pada tempat-tempat
yang diperlukan.

b. Penyimpangan (Deviasi) oleh Struktur Lain


Jika terdapat hambatan yang tidak tampak dalam gambar rencana dan akan
mengganggu kemajuan pekerjaan, sehingga diperlukan perubahan-perubahan,
Pelaksana diharuskan segera memberitahukan kepada Direksi. Direksi/Pemberi
Tugas berhak untuk merubah gambar rencana, agar tidak menghambat jadual
kegiatan di lapangan.

c. Berhati-hati dalam Penggalian


Pelaksana harus berhati-hati dalam penggalian dan persiapan galian, sehingga lokasi
yang tepat dari struktur-struktur lain di bawah tanah dapat ditentukan.
Apabila terjadi kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat kelalaian Pelaksana atas
struktur-struktur tersebut menjadi tanggung jawab Pelaksana.

d. Explorasi Bawah Permukaan


Jika dikehendaki oleh Direksi/Pemberi Tugas, Pelaksana harus mengadakan
penelitian penggalian untuk menentukan lokasi struktur bawah tanah yang ada, atas
biaya sendiri dan dibawah pengawasan Direksi/Pemberi Tugas.

e. Kedalaman Pipa
Semua pipa harus dipasang dengan kedalaman sesuai ketentuan Gambar-Gambar

Meskipun demikian, dalam hal tidak tercantum dalam gambar atau diminta oleh
Direksi/ Pemberi Tugas, kedalaman pipa akan disesuaikan dengan petunjuk Direksi.

f. Transportasi dan Penyimpanan Material


Semua pipa, fitting, accessories dan bahan lain harus ditangani hanya dengan
peralatan yang sesuai untuk menghindari kerusakan. Selama transportasi,
penyimpanan dan pemasangan semua pipa harus ditempatkan di atas tumpuan yang
cukup untuk mencegah atau menghindari kerusakan pada pelapisan dalam dan
lapisan cat.

Pipa dan fitting-fiting harus disimpan terangkat dari permukaan tanah diletakkan di
atas penopang dan harus disangga, diberi bantalan dan dipasak. Pipa dan lain

Spesifikasi Teknis 15
sebagainya tidak boleh diangkat mempergunakan rantai atau tambang akan tetapi
harus menggunaka sling belt lebar yang melingkar pipa-pipa atau alat penyambung.

Accessories pipa dan benda-benda lain yang sama disimpan dalam keadaan kering,
terangkat dari permukaan tanah gudang atau ruang tertutup. Gudang harus dibuat
sedemikian rupa untuk mempermudah keluar dan masuknya pipa dan
pengecekannya dengan membedakan tumpukkan penerimaan atau disimpan secara
terpisah dan diberi tanda yang jelas.

Apabila barang yang disimpan mempunyai batas waktu penyimpanan atau


memerlukan penyimpanan yang khusus, metode penyimpanan harus disetujui oleh
Direksi dan sesuai dengan petunjuk dari pabrik. Penutup ujung-ujung pipa atau
pengaman lainnya tidak boleh dibuka sampai pipa-pipa dan fitting-fiting tersebut
dipasang di lapangan.

Kehilangan atau kerusakan material-material merupakan tanggung jawab Pelaksana


dan harus segera dilaporkan secara tertulis kepada Direksi dengan segala uraian-
uraian yang diperlukan.

2. PENGGALIAN DAN PERSIAPAN GALIAN


Galian harus dibuat sedemikian sehingga pipa dapat diletakkan pada lintasan dan
kedalaman yang dikehendaki, dan penggalian hanya dilakukan sejauh pipa yang akan
dipasang seperti yang diperbolehkan oleh Direksi/Pemberi Tugas. Galian harus
dikeringkan dan dijaga selama pelaksanaan pekerjaan sehingga pekerja dapat bekerja di
dalamnya dengan aman dan effisien.

a. Lebar Galian
Lebar galian harus cukup untuk dapat meletakkan pipa dan menyambungkannya
dengan baik dan timbunan harus ditempatkan dan dimampatkan seperti disyaratkan.
Galian harus dibuat dengan lebar ekstra bila diperlukan seperti untuk memasukkan
penyangga-penyangga galian dan peralatan-peralatan pipa, menjadi tanggung jawab
Pelaksana.

b. Ruang Penyambungan
Ruang penyambungan harus dibuat pada setiap sambungan agar sambungan dapat
dikerjakan dengan baik.

c. Penggalian dan Pembuatan Dasar Pipa


Galian harus dibuat dengan kedalaman yang dikehendaki untuk membuat dasar pipa
yang rata dan seragam pada tanah yang padat pada setiap tempat diantara ruang
penyambungan. Setiap bagian dari dasar galian yang dibuat bila tidak sesuai dengan
yang disyaratkan harus diganti dengan bahan yang disetujui oleh Direksi/Pemberi
Tugas. Batu-batu, air dan bahan-bahan kasar, bila ditemukan, harus disingkirkan
agar tidak mengganggu dalam pemasangan pipa.

d. Penggalian pada Tanah Yang Jelek


Jika dasar galian ternyata tidak stabil atau mengandung bahan-bahan tidak stabil
seperti debu-debu, sampah dan sebagainya dan dalam pandangan Direksi/Pemberi
Tugas harus disingkirkan, maka Pelaksana harus mengadakan penggalian dan
menyingkirkan bahan-bahan yang tidak stabil tersebut. Jika menurut pendapat
Direksi/Pemberi Tugas diperlukan pondasi khusus seperti penggantian tanah atau

Spesifikasi Teknis 16
penimbunan dengan bahan yang sesuai, Pelaksana harus menyelesaikannya dengan
petunjuk Direksi/Pemberi Tugas.

e. Penguatan Galian
Galian harus diberi penguat jika perlu sehingga tidak runtuh, menjaga para pekerja
untuk bekerja dengan aman, pengamanan permukaan jalan dan bangunan lainnya
seperti yang ditunjukan oleh Direksi/Pemberi Tugas.

f. Pemakaian Bahan Bangunan


Bahan-bahan bangunan yang dalam pemikiran Direksi dapat dipakai kembali untuk
memperbaiki permukaan bekas galian, harus dipisahkan dari bahan-bahan buangan
lainnya, seperti yang ditunjukkan oleh Direksi/Pemberi Tugas.

g. Penimbunan Bahan-bahan Galian


Semua bahan galian harus ditimbun sedemikian sehingga tidak mengganggu
pekerjaan, tidak mengganggu jalan orang dan lalu lintas. Bahan galian tidak boleh
merusak bangunan-bangunan perorangan lainnya. Jika perlu dan diminta oleh
Direksi/Pemberi Tugas, Pelaksana harus mengangkut bahan galian untuk dibuang
sesuai dengan petunjuk Direksi/Pemberi Tugas.

h. Barikade, Petunjuk Direksi/Pemberi Tugas


Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan kerusakan, harus diadakan barikade,
papan-papan petunjuk, lampu-lampu merah dan penjaga secukupnya yang
ditempatkan selama pekerjaan berlangsung.
Semua bahan penyangga, peralatan, dan pipa yang akan mengganggu lalu lintas
harus dilindungi dengan pagar atau barikade dan jika benda di tempat yang kurang
penerangannya harus diberikan lampu secukupnya. Peraturan-peraturan Pemerintah
Daerah/Kota yang ada mengenai keamanan dan pengamanan harus diikuti.
i. Pengamanan Lalu Lintas
Pelaksana harus mengatur pekerjaan sedemikian sehingga tidak banyak
menyebabkan kemacetan lalu lintas. Jika lalu lintas terpaksa harus lewat di atas
galian, Pemborong harus menyediakan jembatan pelat baja atau semacam penutup
yang sesuai dengan panjang galian sesuai petunjuk Direksi/Pemberi Tugas. Pelaksana
harus menyediakan pos pengaturan lalu lintas sesuai petunjuk
Direksi/Pemberi Tugas.

j. Gangguan Pelayanan
Gangguan pelayanan untuk pekerjaan sambungan dari pipa baru ke pipa yang telah
ada harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak banyak mengganggu
langganan dan tidak terlalu lama menghentikan dinas; dan daerah yang terganggu
diusahakan sekecil mungkin. Tidak ada satu katup (valve) yang dari sistem yang
telah ada, yang dirubah-rubah oleh Pelaksana untuk tujuan apa pun.
Direksi/Pemberi Tugas yang akan mengatur semua valve jika diperlukan.

3. PEMASANGAN PIPA

a. Penurunan Pipa ke dalam Galian


Untuk mendapatkan keamanan dan keberhasilan pekerjaan, Pelaksana harus
menggunakan semua peralatan dan fasilitas yang telah disetujui Direksi/Pemberi
Tugas. Semua pipa dan accessories harus diturunkan ke dalam galian dengan hati-
hati dengan peralatan derek, tali, atau peralatan yang memadai untuk
Spesifikasi Teknis 17
menghindarkan kerusakan pipa dan menjaga dinding pipa serta accessoriesnya.
Dalam keadaan apa pun pipa dan accessories tidak boleh dijatuhkan ke dalam
galian.
Jika terjadi kerusakan pada pipa dan accessories atau peralatan lainnya sewaktu
pengangkutan, kerusakan harus segera dilaporkan kepada Direksi/Pemberi Tugas.
Apabila kerusakan tersebut akibat kelalaian Pelaksana, maka Pelaksana harus
mengganti pipa dan accessories dengan kualitas yang sama dan barang-barang yang
rusak agar dibuang dan tidak dipakai kembali.

b. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan


Semua pipa dan accessories harus diperiksa dengan teliti terhadap retak-retak dan
kerusakan lainnya ketika pipa dan accessories berada di atas galian, segera sebelum
pemasangannya pada posisi terakhir.
Ujung spigot harus diperiksa secara seksama karena bagian ini yang paling mudah
rusak pada waktu pengangkutan.
Pipa atau peralatan yang rusak harus diletakkan dekat galian untuk diperiksa
Direksi/ Pemberi Tugas yang akan menentukan perbaikan atau dibuang.

c. Teknis Pemasangan Pipa PVC

1. Sistem Sambungan

a. Sistem Mekanis:
- flange
- screw (ulir)
- mechanical joint

b. Sistem “Push on Joint“


- ring karet (RR-joint)
- ring karet + tensile resistance
(penahan gaya axial)

c. Sistem Solven Cement (Lem)

2. Sambungan dengan Solven Cement (Lem)

a. Memilih Lem
Pengertian pengeleman pipa PVC adalah persenyawaan kimiawi antara
materialnya hingga merupakan sambungan yang sangat kuat, terlebih
bila dilaksanakan dengan cara yang baik dan menggunakan lem yang
tepat.

Lem yang baik mempunyai:


- daya “pengikis” yang kuat terhadap PVC
- viskositas yang sesuai
- khusus untuk iklim tropis, pergunakan lem yang tidak cepat kering
(tropical glue)

b. Cleaner (Cairan Pembersih)


Untuk pengeleman yang sempurna diperlukan cairan pembersih khusus
yang mampu membersihkan:
- kotoran yang melekat pada permukaan
- minyak dan lemak

Spesifikasi Teknis 18
- lapisan lilin (wax) pada permukaan

c. Teknis Pengeleman
Dalam pengeleman perlu kita perhatikan hal-hal sebagai berikut:
- potongan harus lurus terhadap porosnya
- ketirusan (chamfer) pipa harus baik
- kebersihan:
- bersih dari kotoran
- bebas dari kelembaban
- bebas dari minyak atau lemak
- bebas dari lapisan lilin pada PVC
- pengukuran dan penandaan batas pengeleman
- kesiapan tenaga pelaksana atau peralatan
- olesan lem yang baik dan merata
- kebersihan sisa lem

Lihat lampiran 4, 5 dan 6

Catatan:
- lem dan cleaner PVC adalah cairan yang mudah terbakar karena itu
hindarilah bahaya kebakaran.
- sisa-sisa lem yang terlampau banyak dapat merusak pipa dan
sambungannya.
- ventilasi udara harus cukup bila melakukan penyambungan dalam
ruangan tertutup.

d. Pembersihan Pipa dan Peralatan


Seluruh kotoran harus dihilangkan dari akhiran-akhiran bell dan spigot
dari tiap pipa, dan bagian luar dari akhiran spigot atau bagian dalam dari
bell harus dibersihkan, kering dan bebas dari lemak atau minyak juga
kotoran lainnya yang mengganggu sebelum pipa dipasang.

e. Peletakan Pipa
Pada waktu peralatan pipa dalam galian, letak akhiran spigot harus tepat
dengan bell dan dipasang dengan lintasan dan sudut yang benar.
Pipa harus terletak dengan betul dan timbunan harus dipadatkan kecuali
pada bagian bell. Pipa harus dipasang dengan akhiran bell yang
menghadap ke arah depan dari pemasangan, kecuali jika ditentukan lain
oleh Direksi/Pemberi Tugas. Jika pipa diletakkan pada sudut 10% atau
lebih besar, pemasangan harus dimulai pada bagian atas dan harus
mendahului bagian atas dengan akhiran bell dari pipa yang bersudut.

Jika pemasangan pipa berhenti pada suatu saat, ujung pipa harus ditutup
dengan bahan yang disetujui oleh Direksi/Pemberi Tugas.

f. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menempatkan tee atau katup (valve) harus
dikerjakan dengan rapi dan teliti tanpa menyebabkan kerusakan pada
pipa, lapisan dan ujungnya harus dibuat halus.
g. Kondisi Yang Tidak Cocok
Apabila dalam pemasangan pipa ditemui lokasi yang secara teknis
menyulitkan atau tidak memungkinkan untuk dipasang, maka
Spesifikasi Teknis 19
pemasangannya harus mendapat persetujuan dari Direksi/Pemberi
Tugas.

h. Thrust Block
Semua perlengkapan pipa seperti tee, bend, valve, reducer harus diberi
thrust block.
Thrust block terbuat dari beton K.175. Ukuran thrust block ditunjukkan
dalam gambar standar/typical kecuali jika Direksi/Pemberi Tugas
menentukan lain.

Pipa-pipa yang akan dikelilingi beton ini harus diletakkan benar-benar


menurut garis dan ketinggiannya, di atas plat beton pra-cetak dengan
lubang-lubang berbentuk bell dan kemudian beton dicetakkan sekeliling
pipa dan digetarkan untuk membentuk massa yang padat dan homogen
yang melekat serapat-rapatnya dengan pipa.

Tindakkan hati-hati harus diambil untuk mencegah terapungnya pipa


selama pengecoran. Beton mengelilingi pipa dalam parit harus dicorkan
pada tanah langsung pada bagian bawah sisi parit dan harus pada ukuran
maksimum yang diperlihatkan pada gambar. Dimana parit telah digali
lebih besar dari lebar dan kedalaman minimum yang diperlihatkan pada
gambar, Pelaksana harus menyediakan tambahan beton dan acuan yang
diperlukan atas biaya sendiri.

4. SAMBUNGAN PIPA DENGAN “MECHANICAL JOINT”

Istilah “bell“ dan “spigot“ yang digunakan di sini harus dianggap sebagai ujung-ujung
bell dan spigot dari sebatang pipa mechanical joint.

a. Pembersihan dan Pemasangan


Sepanjang bagian luar spigot dan bagian dalam bell dari pipa, mechanical joint
harus dibersihkan dari lemak, pasir, lapisan yang berlebihan dan bahan-bahan lain
dari sambungan dan kemudian dicat dengan larutan sabun.
Gland dari besi tuang kemudian harus diselipkan pada akhiran pipa dengan bibir
gland menghadap socket, atau akhiran bend.

b. Mur dan Baut Sambungan


Seluruh bagian dari pipa harus didorong sehingga akhiran spigot masuk ke dalam
bell. Gasket kemudian harus ditekan masuk dalam bell, harus dijaga agar gasket
berada tepat sekeliling sambungan.
Cincin bagian luar/telinga besi tuang harus digeser sepanjang pipa hingga mencapai
kedudukan untuk pemasangan baut, semua baut dimasukkan, dan mur diputar
kencang dengan tangan. Semua mur harus dikencangkan dengan kunci yang sesuai.
0
Mur yang terletak dengan jarak sudut 180 harus dikencangkan berurutan, agar
menghasilkan tekanan yang sama pada semua bagian gland.

c. Defleksi Yang Diizinkan


Jika diinginkan adanya defleksi pada pipa mechanical joint untuk membentuk
belahan dengan radius yang panjang; jumlah defleksi harus diarahkan oleh
Direksi/Pemberi Tugas dan petunjuk-petunjuk dari pabrik harus diikuti.

Spesifikasi Teknis 20
5. SAMBUNGAN PIPA DENGAN “PUSH ON JOINT“

Istilah “bell’ dan “spigot” yang digunakan di sini harus dianggap sebagai ujung-ujung
bell dan spigot dari sebatang pipa push on joint.
a. Pembersihan
Bagian dalam akhiran bell dan bagian luar ujung spigot harus dibersihkan dari
minyak, pasir, lapisan yang berlebihan, dan benda-benda asing lainnya.
Gasket karet yang melingkar harus dipasang dan dimasukkan ke dalam gasket pada
bell socket. Lapisan tipis minyak gasket harus dilapiskan baik pada permukaan
bagian dalam dari gasket atau pada akhiran spigot dari pipa atau keduanya.
Minyak gasket harus berasal dari persediaan yang diberikan pabrik dan disetujui
oleh Direksi/Pemberi Tugas. Tidak diperkenankan mempergunakan bahan yang
tidak disetujui.

b. Pemasangan
Akhiran spigot dari pipa harus dimasukkan ke dalam socket dengan berhati-hati
agar tidak terjadi persentuhan dengan tanah.
Sambungan harus diselesaikan dengan menekan bagian akhiran yang datar ke dalam
socket dengan alat atau peralatan lain yang disetujui Direksi/Pemberi Tugas.

c. Defleksi Yang Diizinkan


Jika diperlukan untuk membuat defleksi pada pipa push on joint untuk membentuk
belahan berjari-jari panjang, maka jumlah defleksi harus dengan persyaratan
Direksi/ Pemberi Tugas dan petunjuk-petunjuk dari pabrik harus diikuti. Adalah
penting untuk membuat sambungan pipa pada lintasan yang lurus dan defleksi
dibuat sesudah sambungan diselesaikan.

6. PENEMPATAN KATUP (VALVE) & PENYAMBUNGAN (FITTING)

Katup dan perlengkapan pipa lainnya harus diset dan dipasang pada pipa seperti yang
disyaratkan pada bagian sebelummnya mengenai pembersihan, perletakan, dan
penyambungan pipa.

a. Lokasi Katup (Valve)


Lokasi katup (valve) di jalan harus sesuai dengan pengarahan Direksi/Pemberi
Tugas.

b. Bak Katup Permukaan (Box Street) & Ruang Katup (Valve Chamber)
Box street dipasang dan dicor beton rata dengan permukaan tanah serta dipasang
selubung pipa sampai ke valve.
Ruang katup harus dibuat sesuai dengan gambar.
Mur dari katup harus dapat dioperasikan dengan mudah melalui lubang pembukaan.

c. Pipa Penguras
Cabang penguras tidak boleh disambungkan ke saluran pembuangan manapun atau
ke saluran terendam atau dipasang sedemikian sehingga menyebabkan sifon balik
ke sistem distribusi. Letak pipa penguras harus mendapat persetujuan dari
Direksi/Pemberi Tugas.

Spesifikasi Teknis 21
7. PENGUJIAN HYDROSTATIS

a. Pengujian Tekanan
Sesudah pipa dipasang dan sebagian ditimbun, semua pipa yang telah terpasang
harus diuji terhadap tekanan hidrostatis.

b. Lamanya Pengujian Tekanan


Lamanya pengujian tekanan paling kurang 4 (empat) jam per 500 meter panjang.

c. Prosedur
Untuk pipa diameter lebih kecil, setiap bagian yang berkatup harus diisi perlahan-
lahan dengan air dan harus diuji dengan pengujian tekanan sebesar 10 atm, dengan
pompa yang dihubungkan ke pipa yang telah disetujui Direksi/Pemberi Tugas.
Semua peralatan: pompa tes, alkon, drum dan lain-lain termasuk air untuk pengujian
ini menjadi tanggung jawab Pelaksana. Pada saat pelaksanaan pengujian harus
dibawah pengawasan dan petunjuk Direksi/Pemberi Tugas.

d. Menghilangkan Udara Sebelum Pengujian


Sebelum diadakan pengujian tekanan, seluruh udara dari dalam pipa harus
dikeluarkan. Jika tidak terdapat katup udara yang permanen pada setiap titik yang
tinggi, Pelaksana harus memasang “corporation cock“ pada titik-titik tersebut sesuai
dengan pengarahan Direksi/Pemberi Tugas sehingga udara dapat dikeluarkan pada
saat pipa diisi dengan air. Sesudah udara dikeluarkan seluruhnya, corporation cock
harus ditutup dan pengujian tekanan dimulai.

e. Pemeriksaan Dibawah Tekanan


Semua pipa, perlengkapan, katup-katup dan sambungan lainnya yang terbuka
(exposed) harus betul-betul diperiksa selama pengujian tekanan.
Jika terlihat adanya kebocoran, sambungan harus dikencangkan kembali hingga
kencang. Setiap terjadi retakan atau kerusakan pada pipa, perlengkapannya atau
katup-katup (valves) yang terjadi karena pengujian ini harus diganti sesuai dengan
petunjuk Direksi/Pemberi Tugas dan pengujian harus diulangi sampai mendapat
persetujuan Direksi/Pemberi Tugas.

f. Pengujian Kebocoran
Pengujian kebocoran harus diadakan sesudah pengujian tekanan diselesaikan
dengan baik. Lamanya waktu setiap pengujian kebocoran adalah 4 (empat) jam, dan
selama pengujian pipa harus beroperasi pada tekanan normal.
Kebocoran akan didefinisikan sebagai jumlah air yang harus ditambahkan pada pipa
untuk mengatur/mengembalikan tekanan kepada keadaan semula/seperti saat awal
pengetesan dilakukan.

g. Variasi dan Kebocoran Yang Diizinkan


Jika pada pengujian terhadap pipa yang terpasang terjadi kebocoran lebih besar dari
yang diizinkan, Pelaksana harus memperbaiki sambungan hingga kebocoran terjadi
dalam batas yang dikehendaki, dengan biaya Pelaksana.
Tidak ada pasangan pipa yang diterima jika kebocoran untuk bagian yang diuji
tersebut lebih banyak dari (dinyatakan dalam liter tiap 100 m pasangan pipa) seperti
ditentukan dalam daftar di bawah.

Spesifikasi Teknis 22

Garis Tengah Nominal Kebocoran Yang Diperkenankan


(mm) (liter/jam/100 m pipa) dengan Uji Tekanan

40 1,28
50 1,60
75 2,40
100 3,20
150 4,80
200 6,40
250 8,00
300 9,60
350 11,20
400 12,80
450 14,40
500 16.00
550 17.60
600 19,20
800 25.60

Jika kebocoran di bagian pasangan pipa manapun lebih besar dari yang
diperkenankan, letaknya kebocoran harus ditemukan dan diperbaiki oleh Pelaksana
hingga berada dalam angka yang diperkenankan.
h. Penimbunan Sebelum Pengujian
Jika penimbunan sebagian dikehendaki karena masalah gangguan lalu lintas atau
keperluan lainnya, Pelaksana harus mengerjakannya sesuai dengan petunjuk
Direksi/ Pemberi Tugas.

8. PENIMBUNAN KEMBALI

a. Bahan Timbunan
Semua bahan timbunan harus bebas dari batu-batuan, sampah, debu atau bahan-
bahan lain yang menurut Direksi/Pemberi Tugas tidak sesuai sebagai bahan
timbunan.

Pasir Pasang
Sebelum pekerjaan timbunan dilaksanakan, pelaksana harus memberikan contoh
pasir pasang yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan Direksi/Pemberi
Tugas. Pasir pasang yang digunakan untuk menimbun harus berasal dari pasir alam,
dengan gradasi butiran halus sampai butiran kasar yang bebas kotoran atau bahan-
bahan lain yang menurut Direksi/Pemberi Tugas tidak dikehendaki. Pasir pasang
yang digunakan tidak boleh mengandung kadar lumpur melebihi 10% berat
keseluruhan.

b. Penggunaan Bahan Galian


Jika macam bahan timbunan tidak dicantumkan dalam uraian pekerjaan maupun
gambar, Pelaksana dapat menimbun dengan bahan bekas galian meliputi: tanah,
pasir, kerikil atau bahan lainnya yang menurut petunjuk Direksi/Pemberi Tugas
dapat dipakai sebagai bahan timbunan.

Spesifikasi Teknis 23
c. Penimbunan Pasir Pasang dan Kerikil
Jika penimbunan pasir pasang dan kerikil tidak ditunjukkan dalam gambar, dan jika
menurut Direksi/Pemberi Tugas harus digunakan pada sebagian pekerjaan,
Pelaksana harus menyediakan dan menimbun dengan pasir pasang atau kerikil
sesuai petunjuk Direksi/Pemberi Tugas sebagai bahan timbunan.

d. Penimbunan di Bawah Pipa


Semua galian harus ditimbun dengan tangan lapisan demi lapisan, mulai dari dasar
galian sampai garis tengah pipa dengan pasir, kerikil, atau bahan lain yang disetujui,
ditimbun dengan ketebalan sesuai Typical Galian (BAB IX GAMBAR-GAMBAR)
dan dipadatkan dengan pemadatan. Bahan timbunan harus disebarkan ke setiap
penjuru ruangan dalam galian sekitar sisi pipa dan perlengkapan-perlengkapan
secara merata.

e. Penimbunan di Atas Pipa


Dari garis tengah pipa dan perlengkapannya sampai sedalam kira-kira 30 cm di atas
pipa, galian harus ditimbun dengan tangan atau dengan metode mekanis yang
disetujui. Pelaksana harus bekerja dengan hati-hati lapisan demi lapisan dalam
penempatan timbunan ini untuk menghindarkan terjadinya kerusakan atau
penggeseran pipa.

f. Penimbunan Hingga Permukaan


Dari kedalaman 30 cm di atas pipa hingga ke permukaan, galian harus ditimbun
dengan tangan atau metode mekanis yang disetujui dan dipadatkan dengan alat
pemadat untuk mencegah menurunnya permukaan setelah selesainya pekerjaan
penimbunan.

9. PENYINGKIRAN & PERBAIKAN PENGERASAN (PAVEMENT)

Pelaksana harus menyingkirkan pengerasan dan permukaan jalan sebagai bagian dari
penggalian, dan jumlah yang disingkirkan tergantung pada lebar galian yang
ditunjukkan untuk pemasangan pipa dan panjang daerah pengerasan yang diperlukan
untuk disingkirkan untuk pemasangan katup-katup (valves), manhole, atau struktur
lainnya.
Jika Pelaksana menyingkirkan atau merusakkan pengerasan atau permukaan di dalam
atau di luar batas yang disebutkan di atas, pengerasan dan permukaan itu harus
dikembalikan atau diperbaiki dengan biaya dari Pelaksana.

10. PEMBERSIHAN PIPA

Pelaksana harus membersihkan seluruh pipa yang terpasang dengan penggelontoran


sesuai dengan petunjuk Direksi/Pemberi Tugas.
Penggelontoran dilakukan dengan memancarkan air dari cabang penguras, dimulai dari
bagian hulu dan secara berturut-turut ke bagian hilir.
Lamanya pemancaran air dari tiap-tiap pengurasan harus dikerjakan sesuai dengan
petunjuk Direksi/Pemberi Tugas.

Jika diperintahkan oleh Direksi/Pemberi Tugas, pasangan pipa harus dibersihkan agar
dapat mengalirkan air yang deras. Untuk keperluan ini Pelaksana harus menyediakan
semua tenaga yang diperlukan, peralatan dan bahan-bahan, ketika pekerjaan pipa
sedang diisi untuk diuji akhir.
Pelaksana harus memasukkan larutan chlor ke dalam pasangan pipa pada tempat-
tempat yang dipilih sebagaimana diperintahkan oleh Direksi/Pemberi Tugas.

Spesifikasi Teknis 24
Pelaksana harus menjamin bahwa semua pekerjaannya yang menangani larutan chlor
dilindungi secukupnya dengan pakaian yang sesuai termasuk pelindung mata dan sarung
tangan karet.

Pelaksana harus menjamin bahwa larutan chlor tersebut ditangani dengan sangat hati-
hati sehingga tercegah tumpah ke tanah atau masuk ke dalam saluaran air yang ada dan
harus menyediakan semua pekerja yang diperlukan, peralatan dan bahan-bahan untuk
sterilisasi.
Pipa yang akan disterilisasi dicuci dengan bersih; ke dalam pipa dimasukkan larutan
chlor dengan kadar 100 mg/l. Larutan tersebut dibiarkan selama 24 jam sampai setelah
24 jam larutan tersebut tidak mengandung chlor yang berlebihan.

Desinfeksi dilakukan dengan cara pembilasan terhadap pipa dengan air berkecepatan
tinggi, sampai endapan yang ada di dalam terbuang ke luar.

Pelaksana harus menyediakan semua peralatan dan air yang diperlukan dalam
pengujian kualitas air yang dipakai untuk pengujian ditanggung Pelaksana.

11. PEKERJAAN BETON

Beton terdiri dari campuran semen, agregat halus, agregat kasar dan air dengan
perbandingan tertentu. Beton yang telah selesai harus baik, padat memenuhi dari segi
kekuatan dan sifat-sifat lainnya yang ditentukan. Perbandingan dari agregat halus
terhadap agregat kasar tergantung dari gradasi material-material tersebut. Pada
umumnya, banyaknya agregat halus paling sedikit bila dikombinasikan dengan semen
akan menghasilkan mortar yang dapat mengisi ruang-ruang kosong di antara agregat
kasar.

Untuk menjamin kekuatan yang optimal dan durability dari beton yang telah selesai,
banyaknya air yang digunakan dalam campuran untuk beton harus seminimal mungkin
dimana dapat memberikan workability yang memuaskan dan konsistensi yang sesuai
dengan kondisi dan keperluan pada waktu pengecoran beton untuk suatu pekerjaan.
Semua material, percobaan dan lain-lain yang termasuk dalam spesifikasi ini adalah
mengikuti PBI 1971 dan SK.SNI.T-1991-03., Peraturan Umum untuk Bahan-bahan.

Mutu beton yang digunakan adalah:


Untuk bangunan jembatan pipa atau bangunan-bangunan lain sebagaimana yang
ditunjukkan dalam gambar memakai beton K.175/K.225/K.275/K.350/K.500 dengan
besi U.24.
Untuk anker blok tak bertulang 1 PC : 3 pasir : 5 kerikil; dan diberi besi pengikat
untuk accessories dsb. sesuai dengan gambar rencana.

12. PERLINTASAN KALI/SUNGAI


a. Untuk pipa-pipa yang melintasi kali/sungai bila diizinkan, pipa digantungkan pada
jembatan yang ada dengan konstruksi yang sederhana yaitu dengan memakai
gantungan dari besi plat yang dikuatkan pada gelegar jembatan. Pipa yang
digunakan untuk perlintasan ialah pipa steel, untuk hal ini Direksi/Pemberi Tugas
akan memberikan petunjuk khusus tersendiri.
b. Apabila tidak memungkinkan digantungkan pada jembatan yang ada, harus
diadakan jembatan pipa tersendiri.
Konstruksi jembatan pipa tersebut akan diberikan oleh Direksi/Pemberi Tugas atau
sesuai dengan gambar rencana.

Spesifikasi Teknis 25
13. PEKERJAAN PENGECATAN

Umum
Semua bahan cat adalah dari kualitas yang terbaik (setara ICI/Dulux) dan yang telah
disetujui oleh Direksi. Plamur yang dipakai harus dari merk yang sama dengan catnya
dan pemakaiannya harus menuruti peraturan dari pabrik pembuat.
Kontraktor harus membuat percobaan pengecatan pada bidang-bidang contoh yang
ditentukan oleh Direksi, selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sebelum pekerjaan cat
dimulai. Semua permukaan yang akan dicat harus betul-betul dalam keadaan kering,
rata, licin dan bersih. Demikian pula sekitarnya harus bebas dari debu dan kotoran-
kotoran lain.

Pekerjaan Cat Emulsi


Kecuali disebutkan lain, maka semua dinding tembok dicat dengan cat emulsi yang
bermutu baik, tidak luntur dan tidak lepas oleh pengaruh cuaca serta air, demikian pula
bahan plamurnya. Pekerjaan cat emulsi juga dilaksanakan pada langit-langit yang
terbuat dari tripleks, serta plat beton yang berfungsi sebagai langit-langit.

Pengecatan dilakukan minimum tiga kali dengan selang waktu seperti yang disyaratkan
produsennya. Hasil akhir yang diminta adalah bidang licin dan rata.

Pekerjaan Cat pada Kayu


Semua jenis pekerjaan yang bersinggungan dengan pekerjaan beton, pasangan tembok
dan sebagainya, minimal harus dicat dua kali dengan menie kayu.

Pekerjaan serupa dilakukan pula untuk semua penggantung langit-langit dan rangka
dinding partisi. Bagian-bagian kayu yang nampak, bila akan dicat, maka sebelumnya
harus diplamur, kemudian diberi cat dasar (menie) dua kali. Setelah kering dan
dihaluskan, baru dicat sebanyak tiga kali.

Bagian kayu yang dipolitur atau dicat dengan teak oli, harus menggunakan bahan
politur atau oil dengan kualitas terbaik.

Pekerjaan Cat pada Logam/Besi


Bagian-bagian logam/besi yang tidak diperkenankan dimenie adalah logam/besi yaang
tertanam dalam tembok atau beton. Bagian-bagian tersebut cukup dibersihkan sebelum
dipasang.

Bagian-bagian yang harus dicat adalah semua bagian logam/besi yang nampak,
sedangkan bagian yang tidak nampak tetapi terbenam dalam tembok atau beton harus
dimenie. Bagian-bagian yang sulit dicapai harus dicat/dimenie sebelum pemasangan.

Detail pelaksanaan pengecatan untuk logam dan besi dijelaskan pada bagian pekerjaan
baja dalam spesifikasi ini.

14. PERBAIKAN KEMBALI

Pelaksana berkewajiban serta bertanggung jawab untuk perbaikan kembali seperti


keadaan/konstruksi semula dengan konstruksi dan kualitas yang minimal harus sama
yaitu untuk semua bangunan dan sebagainya yang rusak oleh Pelaksana akibat
kegiatan pekerjaan pemasangan pipa, antara lain:
Spesifikasi Teknis 26
a. jalan aspal harus kembali aspal,
b. jalan batu harus kembali batu,
c. trotoir beton harus kembali trotoir beton,
d. bidang tanah berumput/bertanaman yang dirusak harus kembali berumput atau
bertanaman seperti semula.
e. dan lain-lain yang dijumpai semasa sebelum pelaksanaan pekerjaan.

Biaya yang timbul sebagai akibat perbaikan ini menjadi tanggungan Pelaksana.

Spesifikasi Teknis 27
BILL OF
QUANTITY
( BOQ )

PEKERJAAN PEMASANGAN JARINGAN PIPA


DISTRIBUSI AIR BERSIH LOKASI TAMAN RAYA RAJEG
BLOK J.7 - J. 22 - IKK RAJEG PDAM TIRTA KERTA
RAHARJA KABUPATEN TANGERANG

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA JUMLAH HARGA


NO URAIAN VOLUME BAHAN UPAH BAHAN UPAH BAHAN + UPAH
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) = (3) x (4) (7) = (3) x (5) (8) = (6) + (7)

I PEKERJAAN PENDAHULUAN
1 Mobiliasasi / Transportasi 1.00 Ls
2 Dokumentasi / As built drawing 1.00 Ls
3 Los Kerja 1.00 Ls
Sub Total I

II PEKERJAAN TANAH
1 Galian Tanah Biasa 734.49 M3
2 Urugan Tanah 574.20 M3
3 Urugan Pasir Pasang 152.60 M3
4 Buangan Tanah 160.29 M3
5 Perbaikan Rabat 7.92 M3
Sub Total II

IIIPEK. PENGADAAN & PEMAS PIPA DAN ACCESSORIES


Pipa PVC Rubber Ring dia. 50 mm
1 2,388.00 M'
Pipa PVC Rubber Ring dia. 75 mm
2 252.00 M'
Bend All Socket dia. 90 x 75 mm
3 1.00 Buah
Bend All Socket dia. 90 x 50 mm
4 11.00 Buah
Bend All Socket dia. 45 x 50 mm
5 1.00 Buah
Tee Rubbering 50 x 50 mm
6 19.00 Buah
Tee Rubbering 75 x 50 mm
7 2.00 Buah
Tee Rubbering 75 x 75 mm
8 1.00 Buah
Reducer PVC 75 x 50 mm
9 1.00 Buah
10Giboult Joint dia. 75 mm 2.00 Buah
11Gate Valve All Flange dia. 75 mm 1.00 Buah
- Flange Socket Rubbering dia. 75 mm 2.00 Buah
- Mur Baut 5/8 x 3 mm 8.00 Buah
- Karet Packing dia. 75 mm 2.00 Buah
- Box Street 1.00 Buah
12 Gate Valve All Flange dia. 50 mm 1.00 Buah
- Flange Socket Rubbering dia. 50 mm 2.00 Buah
- Mur Baut 5/8 x 3 mm 8.00 Buah
- Karet Packing dia. 50 mm 2.00 Buah
- Box Street 1.00 Buah
13 Pengetesan Pipa dia. 50 mm 2,388.00 M'
14 Pengetesan Pipa dia. 75 mm 252.00 M'
Sub Total III

IV PEKERJAAN THRUST BLOCK


1 Gate Valve All Flange dia. 75 mm 1.00 Buah
2 Gate Valve All Flange dia. 50 mm 1.00 Buah
3 Bend All Socket dia. 90 x 75 mm 1.00 Buah
4 Bend All Socket dia. 90 x 50 mm 11.00 Buah
5 Bend All Socket dia. 45 x 50 mm 1.00 Buah
6 Tee Rubbering 50 x 50 mm 19.00 Buah
7 Tee Rubbering 75 x 50 mm 2.00 Buah
8 Tee Rubbering 75 x 75 mm 1.00 Buah
9 Reducer PVC 75 x 50 mm 1.00 Buah
Sub Total IV

Jumlah Sub Total I - IV

Dibulatkan

PPN 10%

Jumlah Total

Tangerang, Juni 2012


Dibuat dan Ditetapkan oleh :
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

t.t.d

SUJATNIKA RISWARA

Anda mungkin juga menyukai