Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Anggota Kelompok :
1. Riska Dewi Arimbi (214110303108)
2. Akhsanul Fiqri (214110303120)
3. Muhammad Rizky Hidayatullah (214110303059)
A. LATAR BELAKANG
B. Rumusan masalah
1. Definisi maqamat dan ahwal
2. Contoh-contoh dan pengalaman
3. Fungsi dalam kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian maqamat
Secara bahasa, maqamat adalah bentuk jamak dari kata maqam yang berarti pangkat
atau derajat 1. Dalam bahasa inggris, maqamat disebut dengan stages (tangga)
atau stations (terminal) 2
1 Syamsun Ni’am, Tasawuf Studies Pengantar Belajar Tasawuf (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), hlm. 137.
2 Mohammad Muchlis Solichin, Akhlak dan Tasawuf (Surabaya: Pena Salsabila, 2014), hlm. 146.
3. Sabar
Secara bahasa, sabar berarti tabah hati. Secara istilah, sabar adalah suatu keadaan jiwa
yang kokoh, stabil, dan konsekuen dalam pendirian. Dalam ajaran tasawuf sifat sabar dibagi
menjadi 3 macam, yaitu:
a. Sabar dalam beribadah kepada Allah.
b. Sabar dalam menjauhi larangan Allah.
c. Sabar dalam menerima cobaan dari Allah.3
4. Wara’
Secara harfiah, wara’ berarti shaleh, menjauhkan diri dari perbuatan dosa atau maksiat.
Menurut pandangan sufi, wara’ adalah meninggalkan segala sesuatu yang tidak jelas
hukumnya, baik yang menyangkut pakaian, makanan, maupun persoalan lainnya.
Wara’ dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Wara’ segi lahir yaitu tidak mempergunakan segala yang masih diragukan dan meninggalkan
kemewahan.
b. Wara’ batin yaitu tidak menempatkan atau mengisi hati kecuali dengan mengingat Allah.
5. Faqr
Faqr adalah tidak menuntut banyak dan merasa cukup dengan apa yang telah diterima dan
dianugrahi oleh Allah, sehingga tidak mengharapkan atau meminta suatu yang bukan haknya.
6. Tawakal
Secara harfiah, tawakal berarti menyerahkan diri. Secara umum, tawakal adalah keteguhan
hati dalam menggantungkan diri hanya kepada Allah. Serta berhenti memikirkan diri sendiri
dan merasa memiliki daya dan kekuatan. Tanda-tanda tawakal ada 3 yaitu:
a. Menyingkirkan sikap ketergantungan.
b. Menghilangkan bujukan yang berkaitan dengan tabiat.
c. Berpedoman pada kebenaran dalam mengikuti tabiat.
Tawakal dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu:
a. Kayakinan seseorang akan tanggungan dan pemeliharaan Allah sama dengan keyakinannya
terhadap orang kepercayaannya.
b. Derajat yang lebih tinggi dari pada derajat pertama, yang memposisikan diri di hadapan
Allah seperti posisi seorang bayi di hadapan ibunya.
c. Derajat tertinggi, yaitu memposisikan diri di hadapan Allah ibarat posisi mayat di hadapan
orang yang memandikan.
7. Ridha (Rela)
Secara harfiah, ridha berarti rela, senang dan suka.Secara umum, ridha adalah menerima
dengan rasa puas terhadap apa yang dianugerahkan Allah. Orang yang rela mampu menerima
dan melihat hikmah dan kebaikan dibalik cobaan yang diberikan Allah dan tidak berburuk
sangka terhadap ketentuannya. Ridha memiliki dua sudut pandang yaitu:
a. Terarah kepada perbuatan Allah, yang dimana seorang hamba merasa ridha terhadap
perbuatan Allah yang menetapkan terjadinya segala sesuatu.
b. Terarah kepada kejadian yang diputuskan, yaitu terhadap musibah itu sendiri. Artinya
seseorang harus merasa ridha dengan musibah yang diberikan oleh Allah.
9. Ma’rifat
Secara bahasa, ma’rifat berasal dari kata arafah, ya’rifu, irfan, ma’rifat yang artinya
pengetahuan dan pengalaman. Menurut ulama, ma’rifat adalah kemampuan seorang
sufi untuk mengenal Allah, sifat-sifat-Nya, yang membenarkan Allah dengan keyakinan dan
iman yang sejati dan dengan suka rela melaksanakan ajaran-Nya dalam segala perbuatan.
10. Istiqamah
Menurut Kyai Achmad, Istiqamah berarti tekun, telaten, terus menerus, dan tidak pernah
bosan untuk mengamalkan apapun yang dapat diamalkan. Contohnya: setiap selesai sholat
maghrib Ayu selalu mengaji.
b. Pengertian Ahwal
Dari segi bahasa, ahwal adalah bentuk jamak dari hal yang berarti sifat dan keadaan
sesuatu4. Menurut al-Gazali, hal adalah kedudukan atau situasi kejiwaan yang dianugerahkan
Allah kepada seseorang hamba pada suatu waktu, baik sebagai buah dari amal shaleh yang
mensucikan jiwa. Pada intinya, hal (ahwal) adalah keadaan rohani seorang hamba ketika
hatinya sudah dalam keadaan bersih dan suci. Diantara contoh hal (keadaan) adalah
keterpusatan diri (muraqabah), kehampiran atau kedekatan (qarb), cinta (hubb), takut (khauf),
harap (raja’), rindu (syauq), intim (uns), tenteram (thuma’ninah), penyaksian (musyahadah),
dan yakin.
3. Hubb (cinta)
Hubb adalah kacenderungan hati untuk memerhatikan keindahan dan kecantikan.Ibn
Taimiyah membagi tingkatan-tingkatan cinta, yaitu:
a. Al-‘Alaqah, yaitu keterkaitan hati dengan yang dicintai.
b. Al-Shababah (kegairahan), yaitu hati selalu bergairah kepada-Nya.
c. Al-Ghuram, yaitu cinta sebagaimana biasanya.
d. Al-‘Isyq, yaitu mencintai kepada-Nya dengan bergairah yang berlebih.
e. Al tatayyum (menjadi budak), yaitu menjadi budak kepada-Nya.
5. Thuma’ninah
Thuma’ninah adalah rasa tenang, tidak ada rasa waswas atau khawatir, tidak ada yang
dapat mengganggu perasaan dan pikiran, karena ia telah mencapai tingkat kebersihan jiwa
yang paling tinggi. Thuma’ninah dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:
a. Ketenangan bagi kaum awam. Artinya, ketenangan ini didapatkan ketika seorang hamba
berdzikir, mereka merasa tenang karena do’a-do’anya terkabul.
b. Ketenangan bagi orang-orang khusus. Artinya, dalam tingkatan ini mereka merasa tenang
karena mereka rela, senang atas keputusan Allah, sabar atas cobaan-Nya, ikhlas, dan takwa.
c. Ketenangan bagi orang-orang yang paling khusus. Artinya, mereka mendapatkan ketenangan
karena mereka mengetahui bahwa rahasia-rahasia hati mereka tidak sanggup merasa tentram
kepada-Nya dan tidak bisa tenang kepada-Nya, karena kewibawaan dan keagungan-Nya.
Contoh maqamat
1) Taubat, yaitu memohon ampun disertai janji tidak akan
mengulangi lagi.
2) Zuhud, yaitu meninggalkan kehidupan dunia (dalam hal
kemaksiatan) dan mengutamakan kebahagiaan di akhirat.
3) Wara’, yaitu meninggalkan segala yang syubhat (tidak jelas halal
haramnya).
4) Faqir, yaitu tidak meminta lebih dari apa yang sudah diterima.
5) Sabar, yaitu tabah dalam menjalankan perintah Allah SWT
dan tenang menghadapi cobaan.
6) Tawakkal, yaitu berserah diri pada qada dan keputusan Allah.
7) Ridho, yaitu tidak berusaha menentang qada Allah
Contoh ahwal
1. takut,
2. syukur
3. rendah hati
4. ikhlas
5. takwa
6. gembira.
Walaupun definisi yang diberikan sering berlawanan makna,
namun kebanyakan mereka mengatakan bahwa ahwal
dialami secara spontan dan berlangsung sebentar dan
diperoleh bukan atas dasar usaha sadar dan perjuangan
keras, seperti halnya pada maqamat, melainkan sebagai
hadiah dari kilatan Ilahiah (divine flashes), yang biasa
disebut “lama’at”.
Untuk mendekatkan manusia kepada Allah dengan sedekat-dekatnya dan agar manusia
tidak tergoda dengan nafsu yang nikmatnya hanya sementara dan orientasinya hanya kepada
dunia.Untuk itu, para sufi memiliki konsepsi tentang jalan (tariqat) menuju Allah. Jalan ini
dimulai dengan latihan-latihan rohaniah (riyadah), lalu secara bertahap menempuh berbagai
fase, yang dikenal dengan maqam (tingkatan) dan hal (keadaan), dan berakhir dengan
mengenal (ma'rifat) kepada Allah
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Maqamat adalah hasil kesungguhan dan perjuangan terus-menerus,
dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan yang lebih baik
Ahwal adalah keadaan rohani seorang hamba ketika hatinya sudah
dalam keadaan bersih dan suci. Diantara contoh hal (keadaan) adalah
keterpusatan diri (muraqabah), kehampiran atau kedekatan (qarb), cinta
(hubb), takut (khauf), harap (raja’), rindu (syauq), intim (uns), tenteram
(thuma’ninah), penyaksian (musyahadah), dan yakin.
Contoh maqamat yaitu 1) Taubat, yaitu memohon ampun disertai janji
tidak akanmengulangi lagi.2) Zuhud, yaitu meninggalkan kehidupan dunia
(dalam halkemaksiatan) dan mengutamakan kebahagiaan di akhirat. 3)
Wara’, yaitu meninggalkan segala yang syubhat (tidak jelas halal
haramnya).4) Faqir, yaitu tidak meminta lebih dari apa yang sudah
diterima.5) Sabar, yaitu tabah dalam menjalankan perintah Allah SWT dan
tenang menghadapi cobaan.6) Tawakkal, yaitu berserah diri pada qada dan
keputusan Allah.7) Ridho, yaitu tidak berusaha menentang qada Allah.
Sedangakan Contoh ahwal yaitu takut,syukur,rendah
hati,ikhlas,takwa,gembira
Pengalaman maqamat dan ahwal,pertama, tazkiyatun nafs.Kedua,
yakni taqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah dengan sedekat-
dekatnya,Ketiga, hudhurul qalbi ma’a Allah, yakni merasakan
kehadiran Allah di dalam kalbu. Amaliah ini memfokuskan diri pada
perjuangan merasakan kehadiran Allah dan melihat-Nya dengan mata
hati, bahkan hingga merasakan kesatuan diri dengan-Nya
Fungsi maqamat dan ahwal dalam kehidupan adalah untuk mendekatkan
manusia kepada Allah dengan sedekat-dekatnya dan agar manusia tidak
tergoda dengan nafsu yang nikmatnya hanya sementara dan orientasinya
hanya kepada dunia.Untuk itu, para sufi memiliki konsepsi tentang jalan
(tariqat) menuju Allah. Jalan ini dimulai dengan latihan-latihan rohaniah
(riyadah), lalu secara bertahap menempuh berbagai fase, yang dikenal
dengan maqam (tingkatan) dan hal (keadaan), dan berakhir dengan mengenal
(ma'rifat) kepada Allah
Daftar Pustaka