Anda di halaman 1dari 40

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue

hemoragic fever) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus

dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot atau nyeri sendi

yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan

diathesis hemoragic. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang

ditandai dengan hemokonsentrasi (peningkatan hematocrit) atau

penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue

(dengue syok syndrome) adalah demam berdarah yang ditandai oleh

renjatan/syok (Sudoyo et al, 2009).

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah

kesehatan masyarakat di Indonesia yang jumlah penderitanya

cenderng meningkat dan penyebarannya semakin luas.penyakit DBD

adalah penyakit menular yang terutama menyerang anak-anak.

Di Indonesia kasus DBD pertama kali terjadi di Surabaya pada tahun

1968.penyakit DBD ditemukan di 200 kota di 27 provinsi dan telah

terjadi KLB akibat DBD profil kesehatan provinsi jawa tengah tahun

1999 melaporkan bahwa kelompok tertinggi adalah usia 5-44 tahun

yang terserang sebanyak 42% dan kelompok usia 15-44 tahun yang

terserang sebanyak 37%.data tersebut di dapatkan dari data rawat


inap rumah sakit. Rata-rata insidensi penyakit DBD sebesar 6-27 per

100.000 penduduk.

B. Lingkup Bahasan

Terbatasnya waktu dan tenaga maka dalam pembahasan ini penulis

hanya terbatas pada kasus pasien Tn. P dengan demam berdarah

dengue (DBD) di RSUD HAJI MAKASSAR. di Ruangan Ar Raodah Lt

2 yang dirawat oleh penulis pada tanggal 15 Maret 2016

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum penulisan ini adalah untuk memperoleh

gambaran nyata tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada

pasien Demam Berdarah Dengue (DBD)

2. Tujuan Khusus

Mendapatkan gambaran nyata dalam :

a. Melaksanakan pengkajian keperawatan terhadap pasien

Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam Menyusun diagnosa

keperawatan pada klien dengan DBD

b. Menyusun perencanaan keperawatan klien dengan DBD

c. Melaksankan tindakan keperawatan pada klien dengan DBD

d. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien DBD


D. Manfaat Penulisan

1. Sebagai salah satu syarat dalam pengusulan kenaikan

pangkat/golongan dari pangkat Pembina, IV/a ke pangkat

Pembina TK I, IV/b

2. Sebagai bahan masukan bagi rumah sakit dalam meningkatkan

pelayanan keperawatan khususnya pada klien Demam Berdarah

Dengue (DBD) Sebagai bahan bacaan

E. Metode Penulisan

Adapun metode yang penulis gunakan dalam penulisan karya tulis ini

adalah:

1. Studi Kepustakaan

Melalui metode ini penulis memperoleh banyak masukan yang

berkaitan dengan Demam Berdarah Dengue(DBD) Studi Kasus

Melalui asuhan keperawatan pasien dengan Demam Berdarah

Dengue (DBD) yang dirawat di ruangan interna, dengan

menggunakan pendekatan proses keperawatan yaitu : pengkajian,

perencanaan, implementasi, dan evaliuasi dengan tehnik obsrvasi,

wawancara, terghadap pasien dan keluarga, pemeriksaan fisik

serta melaksanakan asuhan keperawatan.

2. Studi Dokumentar

Melihat catatan yang ada pada status pasien

3. Diskusi dengan tim kesehatan dan perawat di ruangan Interna.


4

BAB II

KONSEP DASAR

A. Konsep Dasar Medis

1. Defenisi

Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue

hemoragic fever) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot atau

nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati,

trombositopenia dan diathesis hemoragic. Pada DBD terjadi

perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi

(peningkatan hematocrit) atau penumpukan cairan di rongga

tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue syok syndrome) adalah

demam berdarah yang ditandai oleh renjatan/syok (Amin H Dan

Hardhi K,2015).

Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan

oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk kedalam tubuh melalui

gigitan nyamuk aedes aegepty (suriadi & rita yuliani, 2016).

Klasifikasi derajat DBD menurut WHO :

Derajat 1 : demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya

menifestasi perdarahan adalah uji tornoquet positif

Derajat 2 : seperti derajat 1 disertai perdarahan spontan dikulit

dan/atau perdarahan lain


Derajat 3 : ditemukannya tanda kegagalan sirkulasi,yaitu nadi

cepat dan lembut,tekanan nadi menurun (≤20

mmHg) atau hipotensi disertai kulit dingin, lembab,

dan pasien menjadi gelisah

Derajat 4 : syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak

dapat diukur(Amin H Dan Hardhi K,2015).

2. Etiologi

Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dari kelompok

arbovirus B,yaitu arthropod-borne virus atau virus yag disebarkan

oleh artropoda. Faktor utama penyakit DBD adalah nyamuk aedes

aegypti (di daerah perkotaan)dan aedes albopictus (di daerah

pedesaan).

Nyamuk yang menadi faktor penyakit DBD adalah nyamuk yang

menjadi infeksi saat menggigit manusia yang sedang sakit dan

viremia (terdapat virus dalam darahnya). Virus berkembang dalam

tubuh nyamuk selama 8-10 hari terutama dalam kelenjar air

liurnya dan jika nyamuk ini menggigit orang lain maka virus

dengue akan dipindahkan bersama air liur nyamuk. Dalam tubuh

manusia,virus ini akan berkembang selama 4-6 hari dan orang

tersebut akan mengalami sakit demam berdarah dengue.

(J.Firdau K,2014)

Virus dengue termasuk genus flavivirus, keluarga flaviridae.

Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-


Ke empatnya ditemukan di Indonesia dengan DEN-3 serotype

terbanyak. Infeksi salah serotype akan menimbulkan antibody

terhadap serotype yang bersangkutan, sedangkan antibody yang

terbentuk terhadap serotype lain sangat kurang, sehingga tidak

dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotype

lain tersebut seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue

dapat terinfeksi oleh 3 atau 4 serotype selama hidupnya. (Amin H

Dan Hardhi K, 2015).

3. Patofisiologi

Infeksi virus terjadi melalui nyamuk, virus memasuki aliran darah

manusia untuk kemudian beraplikasi (memperbanyak diri).

Sebagai perlawanan, tubuh akan membentuk antibody,

selanutnya akan terbentuk kompleks virus-antibodi dengan virus

yang berfungsi sebagai antigennya.

Kompleks antigen-antibodi tersebut akan melepaskan zat-zat yang

merusak sel-sel pembuluh darah,yang disebut dengan proses

autoimun. Proses tersebut menyebabkan permeabilitas kapiler

meningkat yang salah satunya ditunjukan dengan melebarnya

pembuluh darah kapiler.hal tersebut akan mengakibatkan

bocornya sel-sel darah, antara lain trombosit dan

eritrosit,akibatnya tubuh akan mengalami perdarah mulai dari

bercak sampai perdarahan hebat pada kulit,saluran pencernaan

(muntah darah,berak darah),saluran pernapasan (Mimisan,batuk


darah), dan organ vital (jantung, hati, ginjal) yang sering

mengakibatkan kematian (J.Firdau K, 2014)

4. Manifestasi Klinis

Demam Dengue

Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai

dengan 2 atau lebih

manifestasi klinis berikut :

1. Nyeri kepala

2. Nyeri retro orbital

3. Mialgia/atralgia

4. Ruam kulit

5. Manifestasi perdarahan (petekie/uji bendung positif)

6. Leukopenia dan pemeriksaan serologi dengue positif

Demam berdarah dengue

Berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosis DBD ditegakkan bila

hal dibawah ini dipenuhi :

a. Demam, riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik

b. Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut :

1) Uji torniquet positif

2) Petekie, ekimosis, purpura

3) Perdarahan mukosa

4) Hematemesis atau melena

c. Trombositopenia (jumlah trombosit < 100.000/ul)


d. Terdapat minimal satu tanda-tanda kebocoran plasma sebagai

berikut:

1) Peningkatan hematokrit > 20% dibandingkan standar usia

dan jenis kelamin

2) Penurunan hematokrit > 20% setelah mendapat terapi

cairan

e. Tanda kebocoran plasma seperti efusi pleura, asites atau

hipoproteinemia.

Sindrom syok dengue

Seluruh criteria DBD diatas disertai dengan tanda kegagalan

sirkulasi yaitu:

a. Penurunan kesadaran,gelisah

b. Nadi cepat,lemah

c. Hipotensi

d. Tekanan darah turun ≤ 20 mmHg

e. Perfusi perifer menurun

f. Kulit dingin lembab (Amin H Dan Hardhi K,2015).

5. PENCEGAHAN

Memutuskan rantai penularan dengan cara :

a. Menggunakan insektisida :

Malathion (adultisida) dengan pengasapan Temephos

(larvasida) dimasukkan ketempat penampungan air bersih.


b. Tanpa Insektisida :

1) Menguras bak mandi dan tempat penampungan air bersih

minimal 1x seminggu.

2) Menutup tempat penampungan air rapat – rapat.

3) Membersihkan halaman rumah dari kaleng – kaleng bekas,

botol-botol pecah dan benda lain yang memungkinkan

nyamuk bersarang. (Fransisca s dan gabriell p,2015)

6. Komplikasi

a. Perdarahan yang luas

b. Mengalami syok atau renjatan

c. Mengalami efusi pleura

d. Mengalami penurunan tingkat kesadaran

7. Pemeriksaan Penunjang

a. Darah

Pada demam berdarah dengue umum dijumpai trobositopenia

(<100.000) dan hemokonsentrasi uji tourniquet yang positif

merupakanpemeriksaan penting. Masa pembekuan masih

dalam batas normal, tetapi masan perdarahan biasanya

memanjang. Pada analisis kuantitatif ditemukanmasa

perdarahan biasanya memanjang. Pada analisis kuantitatif

ditemukan penurunan faktor II, V, VII, IX dan X. Pada

pemeriksaan kimia darah hipoproteinemia, hiponatremia dan

hipokloremia.
b. serologi uji HI (hemoglutination inhibition test) respon antibodi

sekunder

c. rontgen toraks : efusi pleura

8. Penatalaksanaan

Pengobatan demam berdarah dengue bersifat simptomatik dan

suportif yaitu pemberian cairan oral untuk mencegah dehidrasi.

Apabila cairan oral tidak dapat diberikan oleh karena muntah atau

nyeri perut yang berlebihan maka cairan intravenaperlu diberikan.

Medikamentosa yang bersifat simptomatis :

a. Untuk hiperpireksia dapat diberikan kompres es dikepala,

ketiak, inguinal.

b. Antipiretik sebaiknya dari asetaminofen, eukinin atau dipiron.

c. Antibiotik diberikan jika ada infeksi sekunder.

Cairan pengganti :

a. Larutan fisiologis NaCl

b. Larutan Isotonis ringer laktat

c. Ringer asetat

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Biodata pasien meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, alamat,

suku,

b. Keluhan Utama : Demam

c. Dasar Dari Pengkajian


1) Aktivitas/istirahat : Malaise

2) Sirkulasi : Tekanan darah di bawah normal, denyut perifer

melemah, kulit hangat, kering pucat, kemerahan, bintik

merah, perdarahan dibawah kulit.

3) Eliminasi : diare dan komplikasi

4) Makanan dan cairan : Anoreksia, mual muntah, penurunan

berat badan,.

5) Neurosensori : sakit kepala, pusing, pingsan, ketakutan,

kecacatan mental.

6) Nyeri/keridaknyamanan : kejang abdomen, lokolisasi area

sakit.

7) Pernafasan : takipnea dengan penurunan kedalaman

pernafasan, suhu meningkat, mengigil.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Hipertermi

b. Resiko kekurangan volume cairan

c. Ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

d. Resiko syok

e. Ketidakefektifanpolanafas

f. Intoleransiaktivitas

3. INTERVENSI KEPERAWATAN

a. Hipertermi

NOC
1) Suhu tubuh dalam batas norml

2) Nadi dan RR dalam rentang normal

3) Tidak ada perubahan warna kulit

NIC

1) Monitor tanda-tanda vital

2) Berikan kompres hangat

3) Tingkatkan intake cairan

4) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antipiretik

b. Resiko kekurangan volume cairan

NOC

1) Tidak ada tanda-tanda dehidrasi

2) Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab.

NIC

1) Monitor tanda-tanda vital

2) Kaji intake dan output

3) Kaji hal-hal yang mempersulit klien untuk minum

4) Kolaborasi dengan dokter pemberian cairan IV.

c. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

NOC

1) Adanya peningkatan BB

2) Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

3) Tidak terjadi penurunan berat badan.

NIC
1) Beri makanan sesuai kebutuhan tubuh pasien.

2) Anjurkan keluarga pasien untuk memberikan makan sedikit

tapi sering.

3) Monitor mual dan muntah

4) Anjurkan keluarga berikan makanan lunak

d. Resiko syok

NOC

1) Nadi dalam batas normal

2) Frekuensi RR dalam batas normal

3) Demam tidak ditemukan

NIC

1) Monitor suhu dan pernafasan

2) Ajarkan keluarga tentang tanda-tanda syok

3) Lihat dan pelihara kepatenan jalan nafas.

e. Nyeri Akut

NOC

1) Menggunakan tindakan pengurangan nyeri tanpa analgesic,

kadang –kadang menunjukan di

2) Melaporkan nyeri terkontrol sering menunjukan,di

pertahankan pada skala 4 di tingkatkan ke skala 3

NIC

1) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif

2) Ajarkan tehnik relaksasi


3) Berikan posisi yang nyaman

4) Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri pasien

f. Intoleransi Aktivitas.

NOC

Kemudahan dalam melakukan aktivitas hidup harian (aktivitas of

daily living/ ADL) dari skala 2 (banyak terganggu) ditingkatkan

ke arah skala 4 (sedikit terganggu)

NIC

1) Kaji tingkat kemampuan pasien untuk berpindah dari tempat

tidur, berdiri, ambulasi

2) Bantu pasien untuk mengubah posisis secara berkala,

bersandar, duduk, berdiri, dan ambulasi sesuai toleransi

3) Pantau tanda-tanda viral sebelum, selama dan setelah

aktivitas, hentikan aktivitas jika tanda-tanda viral tidak dapat

ditoleransi (misalnya nyeri dada, pucat, vertigo, dispnea)

4) Rencanakan aktivitas pada periode saat pasien memiliki

energi.

C. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana

keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Setiadi,

2013).
D. EVALUASI

Evaluasi merupakan langka akhir dalam proses terakhir dalam proses

keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana tujuan

dari renana keperawatan tercapal atau tidak. Hidayat A. Aziz Alimun

(2012)
16

BAB III

TINJAUAN KASUS

No. RM : 264748

Tgl. Pengkajian : 15 Maret 2016

Tempat : Rsud Haji Makassar

A. Pengkajian

1. Data Umum

a. Identitas Klien

Nama : Tn “P”

Tempat/Tgl.Lahir : Ujung Pandang, 12-05-1985

Umur : 30 Thn

Jenis Kelami : Laki-laki

Status Perkawian : Menikah

Agama : Islam

Suku : Makassar

Pendidikan Terakhir : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jalan Abdul Kadir

Tanggl Masuk RS : 14 Maret 2016

Ruangan : Ar Raodah Lt 2 Kamar 5

Golongan Darah :O
b. Penaggung jawab / Pengantar

Nama : Ny. “N”

Umur : 27 Thn

Pendidikan Terakhir : SMK

Pekerjaan : IRT

Hubungan dengan klien : istri

Alamat : Jalan Abdul Kadir

2. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI

a. KELUHAN UTAMA: Nyeri kepala

b. Alasan masuk rumah sakit:

klien masuk rumah sakit dengan keluhan demam naik turun

selama ± 3 hari, di sertai sakit kepala dan sakit seluruh badan.

c. Riwayat penyakit: klien perna di rawat dengan penyakit yang

sama

Provocative: keluhan dirasakan pada saat menggerakan

kepala

Qualitu : seperti ditusuk tusuk

Region :lokasi nyeri pada kepala

Severity :skala nyeri 4 (sedang)

Timing :nyeri hilang timbul

a. Data Medik

1) Dikirim oleh : IGD

2) Diagnose medik
a) Saat masuk : febris

b) Saat pengkajian : Demam berdarah dengue (DBD)

3. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

a. Penyakit yang pernah dialami saat kecil / kanak-kanak : Batuk,

pilek.

Riwayat perawatan : Pasien mengatakan pernah di rawat

Riwayat operasi : Tidak perna

Riwayat pengobatan : Pernah minum obat batuk dan flu

b. Riwayat alergi : Pasien tidak ada riwayat alergi

c. Riwayat imunisasi : Tidak tau


4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

GI

GII ? ? ? ?

62

GIII 45 43
32 31

30 27

7 3
GIV
KETERANGAN:

Ket :

= Laki-laki X = Meninggal

= Perempuan = Pasien

= Garis perkawinan = usia tidak diketahui


?
= Garis serumah = garis keturunan

Kesimpulan:

GI :kakek dan nenek klien telah meninggal dunia

GII : ayah dari klien telah meninggal sedangkan ibu klien masih hidup

GIII : klien mengatakan anak ke 3 dari 5 bersaudara

GIV : anak-anak klien

5. Riwayat Psiko – Sosio Spiritual

a. Pola koping : Baik.

b. Harapan klien terhadap penyakitnya : Ingin cepat sembuh.

c. Faktor stressor : Baik.

d. Konsep diri : Pasien dapat menerima keadaannya sendiri.

e. Pengetahuan klien tentang penyakitnya : Pasien tau tentang

penyakitnya.

f. Adaptasi : Pasien mampu beradaptasi dengan baik.

g. Hubungan dengan anggota keluarga : Pasien mengatakan

hubungan dengan keluarga baik.

h. Hubungan dengan masyarakat : Pasien mengatakan

hubungan dengan masyarakat dan tetangga baik.


i. Perhatian terhadap orang lain dan lawan bicara : Pasien

selalu memperhatiakan.

j. Aktivitas sosial : Pasien mengatakan aktivitas sosial baik.

k. Bahasa yang sering digunakan : Bahasa yang digunakan

adalah bahasa bugis

l. Keadaan lingkungan : Pasien mengatakan keadaan

lingkunyan baik.

m. Kegiatan keagamaan : Pasien mengatakan selalu pergi

ibadah sebelum sakit.

n. Keyakinan tentang kesehatan : Pasien yakin penyakitnya akan

segera sembuh.
6. Kebutuhan Dasar / Pola kebiasaan Sehari-hari

No Kegiatan Sebelum Sakit Saat Sakit


1. Nutrisi

Makan
-jenis makanan Nasi,sayur,ikan Nasi,sayur,ikan
-pola makan Nafsu makan baik Nafsu makan
-frekuensi Makan 2-3x/hari baik
-makanan Mie instan dan Makan 2-3x/hari
pantangan telur Mie instan dan
- telur

-
2. Minum
 Frekuensi 7 – 8 gelas 7 – 8 gelas
 Jenis Air putih, the Air putih, the
3. Tidur
 Tidur malam 20.00 – 06.00 Kebutuhan tidur
 Tidur siang Kadang-kadang, tidak tercukupi
1-2 jam 1-2 jam

4. Eliminasi urine, BAK


 Frekuensi 4 – 5kali 4 – 5 kali
 Warna jernih Kurang jernih

5. Eliminasi fekal/BAB
 Frekuensi 1 - 2 kali sehari 1 kali sehari
 Kosistensi Padat Padat
 Warna Coklat kuning Coklat kekuningan

6. Aktivitas latihan Pasien mengatakan Pasien


sebelum masuk mengatakan
rumah sakit, dapat aktivitas sebagian
melakukan segala di bantu keluarga
aktivitas.

7. Personal Hygiene
 Mandi 1 – 2 kali sehari Tidak perna
 Mancuci rambut 3 kali dalam Tidak perna
 Gosok gigi Seminggu 1 kali sehari
1 – 2 kali sehari
7. Pemeriksaan Fisik

Hari/Tanggal : Selasa, 13 Februari 2018

Jam : 10.00

a. Keadaan Umum

BB : 63 Kg

Kelemahan : Lemah

Vital Sign : TD : 100/70 Mmhg S : 37,5 oC

N : 78 x/i P : 22 x/i

Tingkat kesadaran : Composmentis

Gcs :E:4 V:5 M:6

b. Head To Toe

1) Kulit / integument

Inspeksi : Warna sawo matang, turgor kulit baik, kulit

lembab

2) Kepala dan rambut

Inspeksi : Bentuk kepala normasepalus, rambut sedikit

beruban, nampak bersih.

Palpasi : Testur lembut, tidak ada benjolan, ada nyeri

tekan, tidak ada peradangan.

3) Kuku

Inspeksi : Warna kuku nampak merah muda, kuku tangan

nampak bersih

Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada kuku


4) Mata

Inspeksi : Mata nampak simetris, nampak kehitaman

pada kantong mata. konjungtiva anemis, siklus

tidak nampak teratur pupil isokor.

Palpasi : Tidak terdapat lesi/benjolan, tidak teraba

adanya nyeri tekan.

5) Hidung

Inspeksi : Posisi lubang hidung sejajar, tidak nampak

adanya kemerahan, bengkak pernapasan

cuping hidung.

Palpasi : Tidak teraba adanya nyeri tekan, benjolan.

6) Teling

Inspeksi : Posisi simetris, tidak nampak adanya

pembengkakan, kemerahan, serumen, tidak

nampak menggunakan alat bantu dengar

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada tragur dan mastoid,

tidak teraba adanya benjolan

7) Mulut dan Gigi

Inspeksi : nampak pucat, seonosis, peradangan

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan


8) Leher

Inspeksi : Tidak nampak adanya jaringan parut, tidak

nampak adanya devian trakea, tidak nampak

adanya pembengkakan kelenjar teroid

Palpasi : Tidak teraba adanya deviasi trakea, tidak

teraba adanya pembesaran kelenjar teroid

9) Dada

Inspeksi : Simetris, tidak Nampak adanya gerakan

tambahan, bentuk normal chest.

Palpasi : ada nyeri tekan, tidak ada massa

Perkusi : Sonor

Auskultasi:Vesikuler

10) Jantung

Inspeksi : Trill, tidak ada

Palpasi : Tidak terdapat pembesaran

Prekuensi : Redup

Auskultasi : BJ 2 Aorta (ICS II garis parasternal distra)

BJ 2 Pulmonal (ICS II garis prasternal sinistra)

BJ 1 Trikuspid (ICS IV garis prasternal sinistra)

BJ 1 Mitral (ICS V garis midclavikulasi sinistra)

11) Abdomen

Inspeksi : Bentuk abdomen cembung, tidak ada benjolan

dan lesi
Auskultasi:Bising usus normal 24 x/i

Palpasi : Abdomen lunak, tidak terdapat nyeri tekan

Perkusi : Tympani

12. Perineum dan Genitalia : tidak dilakukan pengkajian


12) Eksternitas

Atas : - Eksternitas atas lengkap, bentuk simetris

- Terdapat infus RL 500 ml pada tangan kiri

- Tidak terdapat benjolan

- Tidak teraba nyeri tekan

Bawah : - Anggota gerak lengkap, Nampak simetris

- Turgor kulit baik

- Kekuatan otot : 5 5

5 5

PEMERIKSAAN DATA FOKUS

- Klien perna di rawat dengan penyakit malaria dan thipoid

- Klien mempunyai alergi makanan


B. Pemeriksaan Diagnostik

Nama : Tn “P” Diagnosa : DBD

Umur :30 Tahun

Parameter Result Unit Ref. Range


WBC 7,88 10^3/ul 4,00-10,00
Neu# 5,25 10^3/ul 2,00-7,00
Lym# 2,63 10^3/ul 0,80-4,00
Mon# 0,50 10^3/ul 0,12-1,20
Eos# 0,39 10^3/ul 0,02-0,50
Bas# 0,07 10^3/ul 0,00-0,10
Neu% 59,3 % 50,0-70,0
Lym% 29,7 % 20,0-40,0
Mon% 5,7 % 3,0-12,0
Eos% 4,5 % 0,5-5,0
Bas% 0,8 % 0,0-1,0
RCB 4,60 10^3/ul 3,50-5,50
HGB 13,7 g/dL 12,0-18,0
HCT 45,2 % 37,0-54,0
MCV 98,3 fL 80,0-100,0
MCH 29,9 pg 27,0-34,0
MCHC 30,4 g/dL 32,0-36,0
RDW-CV 11,6 % 11,0,16,0
RDW-SD 39,8 fL 35,0-56,0
PLT 173 10^3/ul 150-400
MPV 8,1 fL 6,5-12,0
PDW 15,8 9,0-17,0
PCT 0,211 % 0,180-0,282
P-LCC 40 10^3/ul 30-90
P-LCR 15,4 % 11,0-45,0

Terapi Medik

1. Inf. RL 20 Tpm
C. Klarifikasi Data

Data Subjektif Data Objektif


-klien mengatakan sakit kepala -klien Nampak meringis
-klien mengatakan tegang pada -klien Nampak memegang
leher lehernya
-Klien mengatakan pusing saat -P:nyeri pada saat bergerak
bergerak Q: seperti di tusuk-tusuk
-klien mengatakan tidak bias R : lokasi nyeri pada kepala
tidur S: skala 4 (sedang)
-kien mengatakan tidur 1 jam T: nyeri hilang timbul
dan bangun lagi -Nampak kantong mata hitam
-klien mengatakan sebagian -klien Nampak tidak segar
aktivitasnya di bantu Kien Nampak lemas
-nampak dibantu sebagian
ADLnya oleh keluarga
-klien napak lemah
TTV : TD: 100/70 MmHg
N:78x/menit
P:22x/menit
S: 37,50C

Prioritas Masalah

1. Nyeri kepala akut b/d Peningkatan tekanan intrakranial

2. Gangguan pola tidur b/d nyeri

3. Intolerasi aktivitas b/d kelemaan


ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH


DS: Virus dengue masuk
-Klien Mengatakan dalam aliran darah
Sakit Kepala
-klien mengatakan
tegang pada
lehernya Terjadi veremia
-klien mengatakan
pusing saat bergerak
DO: NYERI AKUT
-kien Nampak Merangsang ujung
meringis ujung saraf sensorik
-klien Nampak
memegang
kepalanya Nyeri di persepsikan
-P:nyeri pada saat
bergerak
Q: seperti ditusuk NYERI AKUT
tusuk
R :lokasi nyeri pada
kepala
S: skala 4 ( sedang)
T: nyeri hilang timbul
DS: Virus dengue masuk
-klien mengatakan dalam aliran darah
tidak bisa tidur
-klien mengatakan
tidur 1 jam dan
bangun lagi Terjadi veremia
DO:
-nampak kantong
mata hitam GANGGUAN POLA
-kien Nampak tidak Merangsang ujung TIDUR
segar ujung saraf sensorik
-klien Nampak lemas

Nyeri di persepsikan

GANGGUAN POLA
TIDUR
DS: Virus dengue masuk
-kien mengatakan dalam aliran darah
sebagian aktivitasnya
di bantu oleh keluarga
DO:
-nampak kebutuhan Peningkatan suhu
adl nya di bantu oleh tubuh
keluarga INTOLERANSI
- Klien Nampak lemah AKTIVITAS

Penurunan energy

kelemahan

intoleransi aktivitas
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO Dx NOC NIC
KEPERAWATAN
1 NYERI AKUT Setelah dilakukan 1. kaji karakteristik
tindakan keperawatan nyeri dengan
selema 3x24 jam PQRTS
diharapkan nyeri 2. ajarkan tehnik
berkurang relaksasi
Dengan: 3. berikan posisi
KH: yang nyaman
-menggunakan tindakan 4. batasi aktivits
pengurangan nyeri tanpa yang
analgesic dipertahankan meningkatkan
pada 3(sedikit intensitas nyeri
terganggu)di
pertahankan ke 4 (tidak
terganggu)
2 GANGGUAN Setelah dilakukan 1. ciptakan
POLA TIDUR
tindakan keperawatan lingkungan
selema 3x24 jam yang aman bagi
diharapkan gangguan pasien
pola tidur dapat teratasi 2. beri lingkungan
Dengan: yang bersih
KH: 3. anjurkan untuk
-pola tidur dipertahankan tidur siang di siang
pada 3(cukup hari,jika
terganggu)ditingkatkan ke diindikasikan untuk
4(sedikit terganggu) memenuhi
-kualitas tidur kebutuhan tidur
dipertahankan pada
4(sedikit
terganggu)ditingkatkan ke
5(tidak terganggu)
3 INTOLERANSI Setelah dilakukan 1. Bantu kien untuk
AKTIVITAS
tindakan keperawatan mengidentifikasi
selema 3x24 jam aktivitas yang
diharapkan intoleransi mampu di lakukan
aktivitas dapat teratasi 2. Bantu pasien atau
Dengan: keluarga untuk
KH: mengidentifikasi
-kekuatan tubuh kekurangan dalam
dipertahankan pada beraktifitas
4(sedikit terganggu) 3. Bantu pasien
ditingkatkan ke 5 (tidak untuk
terganggu) mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

N Hari dan Dx Jam IMPLEMENTASI EVALUASI


O tanggal
1 Rabu I 10:00 1. mengkaji S:klien mengatakan
16-03- karakteristik nyeri sakit kepala
2016 dengan PQRTS berkurang
Hasil: O: skala nyeri 1 (ringan)
P: nyeri pada saat A: masalah nyeri
bergerak teratasi
Q: seperti ditusuk P: pertahankan
tusuk intervensi
R: lokasi nyeri pada
10:05 kepala
S: skala 4 (sedang)
10:15 T: nyeri hilang
timbull
2. mengajarkan tehnik
10:20 relaksasi
H: tehnik nafas dalam
3. memberikan posisi
yang nyaman
H: posisi semi fowler
4. membatasi aktivits
yang meningkatkan
intensitas nyeri
H: klien lebih banyak
berbaring
II 10::25 1. men ciptakan S:klien mengatakan
lingkungan yang sudah bias tidur
aman bagi pasien O: klien Nampak segar
H: lingkungan klien A: masalah gangguan
10:30 tenang pola tidur teratasi
1.memberikan P: pertahankan
lingkungan yang intervensi
bersih
H: tempat tidur klien
10:35 bersih
2.menganjurkan untuk
tidur siang di siang
hari,jika diindikasikan
untuk memenuhi
kebutuhan tidur
H: klien mendengarkan
apa yang dianjurkan
3 III 10:45 1. membantu kien S:klien mengatakan
untuk sudah bias
mengidentifikasi beraktifitas
aktivitas yang O: klien Nampak sudah
mampu di lakukan memenuhi kebutuhan
10:50 H: klien sudah bias ADL nya
makan sendiri A: masalah intoleransi
2. membantu pasien aktivitas teratasi
atau keluarga untuk P: pertahankan
mengidentifikasi intervensi
kekurangan dalam
beraktifitas
H: klien sudah mampu
10:55 melakukan aktivitas
sendiri
3. membantu pasien
untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
H: klien mendengarkan
motivasu yang di
berikan
BAB IV

PEMBAHASAN

Sebaigaimana telah diuraikan pada bab-bab terdahulu, dalam karya tulis

ini dimana penulis telah menjabarkan berbagai hal tentang demam

berdarah dengue, baik teori medis maupun teori keperawatan yang

termuat dalam tinjauan kepustakaan melalui studi kepustakaan,

sedangkan tinjauan kasus langsung pada pasien demam berdarah

dengue yang sedang dirawat di ruang perawatan Al Kautsar RSUD HAJI

Makassar.

Pada bab ini penulisan akan membahas tentang kesenjangan antara

landasan teori dengan asuhan keperawatan secara nyata dan untuk lebih

jelasnya penulis membahas sesuai dengan tahapan proses keperawatan

yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi.

A. Pengkajian

Dalam tujuan teoritis, data yang dapat ditemukan pada klien dengan

Demam Berdarah Dengue adalah demam

Sedangkan pada kasus yang dirawat oleh penulis, data yang

ditemukan antara lain nyeri pada kepala, ekspresi wajah

meringis,susah tidur, klien mengeluh tidak dapat braktivitas secara

mandiri, aktivitas dibantu keluarga, terpasang infus rl 500 ml.


B. Diagnosa Keperawatan

Menurut teori, diagnosa keperawatan yang dapat timbul pada klien

dengan demam berdarah dengue yaitu:

1. Hipertermi b/d proses infeksi virus dengue

2. Nyeri akut berhubungan agen cedera biologis

3. Resiko syok (hypovolemik b/d perdarahan yang berlebihan

4. Kekurangan volume cairan b/d pindahnya cairan intravaskuler

Sedangkan pada kasus nyata, diagnosa yang ditemukan sebanyak 3

diagnosa yakni

1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen cedera biologis

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

C. Perencanaan

Dalam perencanaan, kesenjangan yang ditemukan dapat diuraikan

sebagai berikut.

1. Pada diagnosa nyeri berhubungan dengan Agen cedera biologis,

tidak di temukan kesenjangan yang berarti karena hampir semua

intervensi direncanakan pada kasus.

2. Pada diagnosa gangguan pla tidur berhubungan dengan nyeri,

tidak ditemukan kesenjangan yang berarti karena hampir semua

intervensi direncanakan pada kasus.


3. Pada diagnosa intoleransi aktivitas berhubungan dengan

kelemahan tidak ditemukan kesenjangan yang berarti karena

hampir semua intervensi direncanakan pada kasus

D. Pelaksanaan (Implementasi)

Tindakan keperawatan yang dijalankan selalu berorientasi pada

rencana yang telah di buat, dengan mengantisipasi seluruh tanda-

tanda yang ada sehingga tujuan dapat dicapai. Tindakan yang

diberikan meliputi :

1. Tindakan observasi keperawatan

2. Tindakan mandiri pasien

3. Tindakan mandiri perawat

4. Tindakan kolaboratif

5. Tindakan edukatif

Di dalam teori ini tindakan yang diberikan ada kesenjangan dengan

pelaksanaan kasus nyata.

E. Evaluasi

Dari tiga diagnosa keperawatan yang ditegakkan, tidak semua

diagnosa keperawatan yang dirumuskan oleh penulis dapat tercapai

sesuai dengan hasil yang diharapkan, tetapi pada prinsipnya

mengalami kemajuan-kemajuan yang berarti:

1. Diagnosa keperawatan nyeri yang berhubungan dengan Agen

cedera biologis. Diagnosa ini belum teratasi seluruhnya tetapi


nyeri sudah berkurang. Hal ini disebabkan karena nyeri

memerlukan cukup waktu untuk menyembuhkannya.

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri. Diagnosa

keperawatan ini dapat teratasi pada hari kedua pelaksanaan

kasus. Hal ini disebabkan karena klien dan keluarga cukup

kooperatif terhadap tindakan yang direncanakan.

3. intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan Diagnosa

keperawatan ini dapat teratasi pada hari kedua pelaksanaan

kasus. Hal ini disebabkan karena klien dan keluarga cukup

kooperatif terhadap tindakan yang direncanakan.

Untuk diagnosa keperawatan yang belum teratasi,penulis telah

mendelegasikan kepada perawat ruangan untuk dapat diteruskan

dan dilaksanakan.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Demam dengue/DF dan demam berdarah dengue/DBD (dengue

hemoragic fever) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot atau

nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati,

trombositopenia dan diathesis hemoragic. Pada DBD terjadi

perembesan plasma yang ditandai dengan hemokonsentrasi

(peningkatan hematocrit) atau penumpukan cairan di rongga

tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue syok syndrome) adalah

demam berdarah yang ditandai oleh renjatan/syok

2. Dalam penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan

demam berdarah dengue perlu melibatkan anggota keluarga

terutama dalam penerapan intervensi yang diharapkan dapat

dilakukan sendiri oleh pasien atau keluarga dalam mengatasi

masalahnya.

B. Saran

1. Motivasi kepada pasien/keluarga agar dapat berperan dalam

mengatasi masalah masalah yang mungkin timbul.

2. Diharapkan semua petugas dapat memberikan HE (Health

Education) kepada pasien dan keluarga untuk tetap memberikan

kompres Hangat apabila demam.


DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda nurarif dan Hardi , K. 2015. Asuhan Keperawatan Nanda Nic
Noc dan Revisi Jilid 1. Yogyakarta: EGC

Firdaus J.kunoli. 2014. Asuan Keperawatan Penyakit Tropis. Jakarta. CV.


Trans Info Media

Hidayat, A. A. (2014). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik


Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Fransisca s dan gabriell p,2015.Demam berdarah dengue

Anda mungkin juga menyukai