Anda di halaman 1dari 11

Makalah Ekologi Perairan

D
I
S
U
S
U
N
Oleh : M. Ramadani
NIM : 204201010002
Tony anggara
NIM : 204201010004
Jurusan : Budidaya Periran
Semester : 3
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Air sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, permukaan bumi lebih


banyak terdapat kandungan air dari pada daratan. Ekosistem perairan umumnya
terbagi menjadi ekosistem air tawar, air laut dan air payau. Dalam makalah ini
kami akan membahas lebih khusus tentang ekosistem air payau.

Ekosistem perairan payau merupakan suatu zona peralihan air tawar


dengan air laut, dimana organisme yang tumbuh didominasi oleh vegetasi hutan
bakau atau mangrove.
Estuariamenurut definisi Pritchard (1967) adalah ‘suatu badan air
setengah tertutup yang berhubungan langsung dengan laut terbuka, dipengaruhi
oleh gerakan pasang surut, dimana air laut bercampur dengan air tawar dari
buangan air daratan. Contohnya, muara sungai, teluk pantai, rawa pasang surut,
dan badan air di balik pantai. Ciri-ciri ekosistem perairan estuari adalah arus
yang tenang, residence time yang lama, adanya stratifikasi suhu, oksigen
terlarut lebih rendah dari perairan mengalir, dan tidak ada adaptasi khusus dari
organisme penghuninya. Dari hal tersebut terlihat bahwa suhu adalah faktor
pengontrol yang mempengaruhi aktifitas metabolisme dalam rantai makanan’.
Cahaya merupakan faktor abiotik yang sangat menentukan laju
produktifitas primer perairan. Cahaya matahari ini merupakan faktor pembatas
yang cepat memudar karena kedalaman dan kekeruhan (Boyd 1982). 

BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Perairan Payau

Perairan payau adalah suatu badan air setengah tertutup yang


berhubungan langsung dengan laut terbuka, dipengaruhi oleh gerakan pasang
surut, dimana air laut bercampur dengan air tawar dari buangan air daratan,
perairan terbuka yang memiliki arus, serta masih terpengaruh oleh proses-proses
yang terjadi di darat.
Umumnya perubahan – perubahan yang terjadi pada perairan estuari
dipengaruhi oleh dua macam ekosistem yang berbeda, yaitu ekosistem air laut
dan ekosistem air tawar
Berdasarkan pola percampuran air tawar dan air laut, estuari dapat
dibedakan menjadi pola berikut.
1.    Pola dengan dominasi air laut (Salt wedge estuary)
Pola ini ditandai dengan desakan air laut pada lapisan bawah permukaan air saat
terjadi pertemuan antara air sungai dengan air laut. Pada peristiwa ini, terjadi
perbedaan salinitas antara lapisan atas dengan lapisan bawah air. Salinitas di
lapisan bawah jauh lebih tinggi daripada lapisan atas.

2.    Pola percampuran merata antara air laut dan air sungai (well mixed estuary)
Pola ini ditandai dengan percampuran merata antara air laut dengan air tawar,
sehingga tidak terbentuk lapisan air secara vertikal. Namun, secara horizontal,
salinitas air akan semakin meningkat pada daerah dekat laut.
3.    Kombinasi antara pola dominasi air laut dengan pola percampuran merata
Pola inni akan sangat labil dan sangat dipengaruhi desakan air sungai dan air
laut. Pada pola ini terjadi percampuran yang tidak merata, sehingga tidak
terbentuk lapisan-lapisan air yang berbeda salinitasnya, baik secara horizontal
maupun secara vertikal.

Parameter Penyusun Perairan Payau


            Secara umum komponen penyusun perairan payau terdiri dari komponen
abiotik yang meliputi parameter fisik dan kimia sedangkan komponen biotik
meliputi parameter biologi. Semua karakteristik tersebut merupakan faktor
pembatas yang mempengaruhi kelangsungan hidup organisme ekosistem payau.
 
     Parameter Kimia
Parameter kimia air payau mencakup konsentrasi zat-zat terlarut seperti oksigen
(O2), ion hidrogen (pH), karbon dioksida (CO2), amonia (NH3), asam sulfida
(H2S), nitrogen dalam bentuk nitrit (NO2-N), dan lain-lain. Beberapa diantara
yang penting dijelaskan seperti di bawah ini.
a.      Oksigen Terlarut
Ikan bandeng membutuhkan oksigen yang cukup untuk kebutuhan
pernafasannya. Oksigen tersebut harus dalam keadaan terlarut dalam air, karena
bandeng tidak dapat mengambil oksigen langsung dari udara. Ikan bandeng dan
organisme-perairan lainnya mengambil oksigen ini tanpa melibatkan proses
kimia.
b.      DO meter (Dissolved Oxygen Meter)
Oksigen masuk dalam air payau melalui difusi langsung dari udara, aliran
air, termasuk hujan, dan proses fotosintesa tanaman berhijau daun. Kandungan
oksigen dapat menurun akibat pernafasan organisme dalam air dan perombakan
bahan organik. Cuaca mendung dan tanpa angin dapat menurunkan kandungan
oksigen di dalam air. Untuk kehidupan ikan bandeng dengan nyaman
diperlukan kadar oksigen minimum 3 mg per liter. Oksigen terlarut di dalam air
(Dissolved Oxygen = DO).
Dapat diukur dengan titrasi di laboratorium serta dengan metode
elektrometri menggunakan Dissolved Oxygen Meter (DO meter).
c.       Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman air payau dinyatakan dengan nilai negatif logaritma ion
hidrogen atau nilai yang dikenal dengan istilah pH.
Kalau konsentrasi ion hidrogen (H+) tinggi, pH akan rendah, reaksi lebih
asam. Sebaliknya kalau konsentrasi ion hidrogen rendah pH akan tinggi dan
reaksi lebih alkalis. pH air payau sangat dipengaruhi pH tanahnya. Penurunan
pH dapat terjadi selama proses produksi yang disebabkan oleh terbentuknya
asam yang kuat, adanya gas-gas dalam proses perombakan bahan organik,
proses metabolisme perairan dan lain-lain.

d.      Konsentrasi Karbondioksida
Karbondioksida di dalam air dapat berasal dari:
-          Hasil pernafasan organisme dalam air sendiri
-          Difusi dari udara
-          Terbawa oleh air hujan
-          Terbawa oleh air.
Konsentrasi karbondioksida yang terlalu tinggi di suatu perairan akan
berbahaya bagi makhluk hidup yang terdapat di perairan tersebut. Bahaya ini
meliputi :

-          Gangguan pelepasan CO2 waktu ikan bernafas


-          Gangguan pengambilan O2 waktu ikan bernafas
-          Penurunan pH
Sebaliknya CO2 yang terlalu sedikit akan berpengaruh negatif kepada
fotosintesis karena gas ini merupakan bahan baku pembentukan glukosa (siklus
Calvin-Benson). Kandungan CO2 yang baik untuk budidaya ikan tidak lebih
dari 15 ppm. Pengukuran CO2 umumnya menggunakan metoda titrasi.
e.       Amonia (NH3)
Amonia di perairan payau berasal dari hasil pemecahan nitrogen organik
(protein dan urea) dan nitrogen anorganik yang terdapat dalam tanah dan air;
dapat pula berasal dari dekomposisi bahan organik (tumbuhandan biota akuatik
yang telah mati) yang dilakukan oleh mikroba dan jamur. Kadar amonia di
perairan payau juga dipengaruhi oleh kadar pH dan suhu. Makin tinggi suhu dan
pH air maka makin tinggi pula konsentrasi NH3. Kadar amonia dapat diukur
secara kolorimetri, yakni membandingkan warna air contoh dengan warna
larutan standar setelah diberi pereaksi tertentu. Biasanya menggunakan alat
bantu spectrofotometer.
f.       Asam Sulfida (H2S)
Asam sulfida yang merupakan salah satu asam belerang; terdapat perairan
payau sebagai hasil proses dekomposisi bahan organik dan air laut yang banyak
mengandung sulfat. Kandungan H2S di perairan payau dapat diukur secara
kolorimetri, yakni membandingkan warna air contoh dengan warna larutan
standar setelah diberi pereaksi tertentu.

      Parameter Fisika

a.      Salinitas
Salinitas atau kadar garam adalah konsentrasi dari total ion yang terdapat
di perairan dan menggambarkan padatan total di air setelah semua karbonat
dikonversi menjadi oksida, bromida dan iodida dikonversi menjadi klorida dan
semua bahan organik telah dioksidasi. Salinitas ini dinyatakan dalam satuan
gram/kg air atau permil (0/00). Nilai salinitas sangat menentukan jenis perairan
tersebut, di alam dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
-          Perairan tawar, salinitas <0,50/00
-          Perairan payau, salinitas >0,50/00 – 300/00
-          Perairan laut, salinitas >300/00
b.      Suhu air
Suhu air sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan pertumbuhan
organisme di dalam air, termasuk ikan. Secara umum peningkatan suhu hingga
nilai tertentu diikuti dengan peningkatan pertumbuhan ikan. Di atas nilai
tersebut pertumbuhan mulai terganggu, bahkan pada suhu tertentu ikan mati.
Suhu ini berkaitan dengan kelarutan gas di dalam air, khususnya oksigen. Pada
keadaan suhu perairan payau tinggi, maka kelarutan oksigen terlarut akan
rendah. Sebaliknya, proses metabolisme organisme malah semakin cepat, yang
berarti memerlukan oksigen makin tinggi.

c.       Kecerahan
Kecerahan perairan payau sangat bergantung kepada banyak sedikitnya
partikel (anorganik) tersuspensi atau kekeruhan dan kepadatan fitoplankton.
Kecerahan menggambarkan transparansi perairan, dapat diukur dengan
alat secchi disk. Nilai kecerahan (yang satuannya meter) sangat dipengaruhi
oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran, serta ketelitian orang yang melakukan
pengukuran. Pengukuran kecerahan sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah.

Parameter biologi
     
Parameter biologi merupakan biota perairan yang menyusun kehiduan di
dalam perairan,   yaitu:

a.     Plankton
Plankton didefinisikan sebagai semua organism hidup renik yang hidup
bebas di dalam perairan dengan daya gerak yang sangat terbatas .
b.     Benthos
Benthos merupakan seluruh organism yang hidup di dasar perairan . Benthos
umumnya terbagi menjadi dua, yaitu zoobenthos dan fitobenthos. Fungsi
benthos dalam perairan sangat penting yaitu sebagai pengurai bahan-bahan
organik yang terdapat di dasar atau di dalam dasar perairan
c.      Perifiton
Perifiton ialah organism yang melekat atau bergantung pada substrat
d.     Nekton
Hewan-hewan yang berukuran lebih besar dan dan tidak terpengaruhi oleh
arah arus
e.     Neuston
Organisme yang beristirahat atau berenang di permukaan air

FUNGSI PERAIRAN PAYAU


Ekosistem perairan estuari kaya akan nutrisi yang sangat penting bagi
pertumbuhan fitoplankton. Adanya fitoplankton yang melimpah di daerah ini
mengakibatkan melimpahnya beragam ikan dan berbagai avertebrata lain
(misalnya udang, Bivalve, Echinodermata, danAnnelida).
Ekosistem estuari juga didominasi vegetasi berupa tanaman bakau yang
membentuk hutan bakau (Mangrove). Hutan bakau memiliki vegetasi yang
seragam, tajuk yang rata, dan tidak membentuk stratifikasi vegetasi.
Pohon bakau hanya dapat tumbuh di lingkungan air asin, berlumpur, dan
tergenang. Misalnya daerah delta, muara sungai, atau sungai-sungai pasang
berlumpur. Pohon mangrove bersifat halofit, yaitu tahan dengan kandungan
garam tinggi dan genangan air laut. Pohon bakau juga mempunyai adaptasi
khusus untuk bertahan di daerah estuari

AIR TAWAR

Ekosistem air tawar adalah ekosistem air yang airnya memiliki kadar
garam yang rendah. Eksistem air tawar biasanyaberada di daratan.
Eksistem air tawar memiliki banyak manfaat kepada masyarakat,
antara lain sebagai sumber irigasi bagi pertanian. Ekosistem air tawar,
dibedakan menjadi dua yaitu berdasarkan keadaan air dan berdasarkan
daerahnya.
1. Berdasarkan keadaan air, ekosistem air tawar dibedakan menjadi
2 yaitu perairan tenang dan mengalir.
• Perairan tenang adalah danau dan rawa. Ekosistem danau adalah
sebuah cekungan besar yang terisi oleh air. Danau dapat terbentuk
akibat dari aktivitas gunung api. Selain itu danau juga dapat terbentuk
akibat sedimentasi yang memotong jalur sungai. Danau biasanya
berukuran sangat luas. Sehingga memiliki banyak makhluk hidup di
dalamnya. Rawa- rawa adalah salah satu ekosistem perairan yang
tenang. Rawa adalah genangan air yang terjadi di dataran yang
cekung. Genangan air ini dapat bersifat musiman, akibat hujan dan
luapan air sungai, atau permanen akibat lokasinya yang dekat dengan
sumber air. Rawa- rawa biasanya berada di dataran rendah.
•Sedangkan yang mengalir adalah sungai. Ekosistem sungai adalah
aliran air yang ada di permukaan bumi. Sungai mengalir dari tempat
yang tinggi ke tempat yang rendah. Aliran sungai mengalir dan
berhenti di laut. Sungai adalah salah satu sumber air terbsar di bumi.
Air sungai termasuk air tawar, sehingga ikan yang dapat hidup di
sungai adalah ikan air tawar seperti ikan nila, ikan gurami, atau ikan
lele.
2. Berdasarkan daerahnya di menjadi 3 yaitu litoral, limnetik, dan
profundal.

•Litoral adalah sungai dangkal yang mendapatkan banyak sinar


matahari. Sungai ini lebih banyak memiliki ekosistem di dalamnya.
Hal ini karena sinar matahari yang masuk, sehingga tumbuhan dapat
subur disini. Selain itu, akibat banyaknya tumbuhan yang hidup,
makan akan banyak ikan yang dapat hidup disini. Ikan air tawar
bisanya memakan serangga atau hewan laut kecil yang hidup disekitar
akar- akar pohon. Sehingga menjadi tempat yang bagus bagi ikan
dalam mencari mangsa.
•Limnetik adalah sungai yang berada jauh di dalam hutan, tetapi
masih mendapatkan cahaya matahari. Sungai ini biasanya berada di
dalam hutan yang lebat. Akan tetapi sungai ini masih mendapatkan
cahaya matahari, sehingga masih banyak tumbuhan yang hidup di
sekitar sungai ini. Sungai ini juga memiliki banyak ikan, akibat
banyaknya tumbuhan yang hidup disekitar sungai ini.
•Profundal adalah sungai yang berada jauh di dalam hutan, dan tidak
mendapatkan cahaya matahari. Sungai ini berada di dalam hutan
lebat, yang tertutup oleh rimbunnya daundaunan. Sungai ini memiliki
jumlah vegetasi yang cenderung sedikit, karena tidak memdapatkan
cahaya matahari. Selain itu, hewan seperti ikan, jarang muncul di
sungai ini. Sungai ini biasanya memiliki kedalaman yang cukup
dangkal, dan akan menjadi dalam, saat terjadi hujan.

AIR LAUT

Ekosistem air laut adalah ekosistem air yang memiliki kadar garam
yang tinggi (baca: Ekosistem Air Laut : Pengertian, Ciri-ciri dan
Jenisnya). Ekosistem ini berada di laut. Ekosistem ini memiliki
pergerakan air yang di pengaruhi oleh arah angin. Selain itu suhu
dalam ekosistem ini bervariasi, tergantung dari kedalamannnya.
Ekosistem air laut dibedakan menjadi 4 yaitu ekosistem laut dalam,
ekosistem terumbu karang, ekosistem estuari, dan ekosistem pantai
pasir.

•Ekosistem laut dalam adalah ekosistem yang berada pada kedalaman


lebih dari 2000 m dari permukaan laut (Baca: Lapisan Kedalaman
Laut dan Penjelasannya). Suhu pada daerah ini diperkirakan sangat
dingin akibat dari tidak masuknya sinar matahari. Makhluk hidup
yang tinggal di daerah ini hanyalah hewan predator serta hewan
pemakan bangkai. Ikan yang hidup di daerah ini, memiliki
kemampuan bertahan hidup yang berbeda dari ikan yang hidup diatas.
Hal ini karena daerah ini sangat gelap, sehingga ikan di daerah ini
cenderung buta. Salah satu hewan prasejarah yang dipercaya masih
hidup di kedalaman ini adalah hiu megoladon dan gurita raksasa.
•Ekosistem terumbu karang adalah ekosistem laut dangkal, dimana
sinar matahari masih dapat masuk. Dalam ekosistem ini terumbu
karang dan rumput laut dapat untuk melakukan fotosintesis. Selain itu
hewan laut di daerah ini lebih banyak dan bervariasi. Ikan lebih
banyak tinggal di dekat terumbu karang, sehingga tercipta simbiosis
mutualisme.
•Ekosistem estuari adalah ekosistem tempat bertemunya air tawar dan
air laut. Dalam ekosistem ini, tanaman yang bisa ditemukan adalah
jenis tanaman mangrove. Sedangkan hewan yang bisa ditemukan
adalah beberapa jenis kepiting. Di beberapa daerah, monyet juga ada
yang tinggal di daerah ini.
• pantai adalah daerah pantai yang berada di tepi laut. Daerah ini
adalah salah satu daerah hasil proses sedimentasi oleh air laut. Hewan
jenis kepiting dan beberapa jenis kerang dapat ditemukan di daerah
ini. Pantai adalah ekosistem yang terdekat dengan laut. Hal ini
menyebabkan pantai menjadi bagian dari lautan. Hewan- hewan yang
hidup di sekitar pantai, juga mampu hidup laut. Sehingga pantai
menjadi ekosistem laut, bukan eksistem darat.

Setiap ekosistem, entah darat maupun air, memiliki peranan yang


penting dalam keseimbangan alam. Hal ini, karena setiap ekosistem
memiliki peranan dalam menjaga alam. Akan tetapi akibat ulah
manusia, banyak ekosistem air yang mulai tercemar

Anda mungkin juga menyukai