Anda di halaman 1dari 350

Panduan Lapangan

Identifikasi Ikan Karang


Dan Invertebrata laut
Dilengkapi dengan Metode Monitoringnya

Oleh: Fakhrizal Setiawan


Panduan Lapangan
Identifikasi Ikan Karang
Dan Invertebrata Laut
Dilengkapi dengan Metode Monitoringnya

Oleh: Fakhrizal Setiawan


UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada ALLAH SWT atas berkat dan izin-
Nyalah buku Panduan Lapangan Identifikasi Ikan Karang Dan Invertebrata
Laut dapat diselesaikan. Penulis juga berterimakasih terhadap Fisheries Diving Club
(FDC-IPB) karena di FDC lah penulis mengenyam ilmu selam dan belajar identifikasi
ikan karang untuk pertama kalinya serta Ilmu Dan Teknologi Kelautan –IPB dimana
penulis menyelesaikan jenjang strata satu dan banyak memahami tentang dunia kelau-
tan. Penulis juga sangat berterimakasih terhadap Wildlife Conservation Society (WCS-
IP) karena foto-foto yang diambil menggunakan kamera dari Marine Program. Buku ini
masih sangat jauh dari kesempurnaan karena kualitas dan jumlah stok foto yang sangat
minim dan keterbatasan lainnya.
Penulis juga berterimakasih kepada Mas Rizya Legawa Ardiwijaya selaku program
manager WCS-IP Marine Program yang mensuport serta contributor foto,begitu juga
Bang Tasrif Kartawijaya, Rian Prasetia dan Bang Yudi Herdiana, Mba Shinta T. Pard-
ede dan Efin Muttaqien. Ucapan terimakasih juga kepada Mba Shinta T. Pardede yang
mau menjadi editor serta ………..yang bersedia menjadi sponsor untuk mencetak buku
ini. Ucapan terimakasih juga kepada teman-teman di Lapangan baik di Pulau Weh
(ODC, Rubiah tirta Divers,WCS sabang), Karimunjawa (staf TNKJ, MDC, WCS Kari-
munjawa), Labuan Bajo (Staf PNK dan kru Kapal) dan lainnya yang belum disebutkan
untuk menemani hari-hari selama penyelaman.
Penulis sengaja menggunakan bahasa Indonesia untuk mempermudah pembela-
jaran serta mengharapkan kedepannya banyak putra/putri Indonesia yang belajar dan
meneliti sumberdaya hayati laut bumi pertiwi yang sangat kaya dan beranekaragam ini.
Buku ini sengaja didesin sesederhana mungkin sehingga orang awam sekalipun dapat
memahami isi dari buku ini. Keritik, saran dan koreksi sangat diharapkan untuk revisi
dan kesempurnaan buku ini. Keritik, saran dan koreksi yang membangun dapat di
alamatkan ke: setiawan.rizal@gmail.com atau ubun_ahead@yahoo.com.

Fakhrizal Setiawan
Manado, Indonesia
Panduan Lapangan
Identifikasi Ikan Karang
Dan Invertebrata Laut
Dilengkapi dengan Metode Monitoringnya

TENTANG PENULIS

Penulis menamatkan jenjang S1 nya di Jurusan Ilmu dan


Teknologi Kelautan IPB tahun 2006. Penulis memulai
karirnya di bidang ikan karang sejak di bangku kuliah dan
bergabung Fisheries Diving Club (FDC-IPB). Setelah lulus
kuliah, penulis bergabung dengan WCS Marine program
hingga sekarang. Selama di WCS lah penulis banyak belajar
dunia bawah air khususnya ikan karang. Penulis sekarang
berdomisili di Manado dan tetap bekerja di WCS Indonesia
Marine program, site Sulawesi Utara.

Editor:
Shinta Trilestari Pardede

Ilustrator:
Fakhrizal Setiawan

Foto credit:
Fakhrizal Setiawan
Rizya L. Ardiwijaya
Tasrif Kartawijaya
Rian Prasetia
Yudi Herdiana
Efin Muttaqien
Shinta Trilestari Pardede
DAFTAR ISI
Bagaimana menggunakan buku ini …………………………………….…………. iii
Pendahuluan ….……………………………………………………………….…. iv
Monitoring ikan karang ………………………………………………… …………..... 11
Monitoring Invertebrata bentik non karang ……...……………………….…… 266
Acanthuridae 40 Pomacentridae 176
Apogonidae 46 Priacanthidae 212
Aulostomidae 56 Pseudochromidae 214
Balistidae 58 Scaridae 218
Blenidae 62 Scorpaenidae 224
Caesionidae 64 Serranidae 229
Carangidae 68 Siganidae 243
Carchanidae 71 Sphyraenidae 249
Centriscidae 75 Syngnathidae 251
Chaetodontidae 77 Synodonthidae 254
Cirrhitidae 94 Tetraodonthidae 257
Dasyatidae 97 Zanclidae 264
Ephippidae 99 Diademidae 277
Fistularidae 102 Bintang laut 284
Gobidae 104 Teripang 290
Haemulidae 107 Nudibranchia 294
Holocentridae 111 Spons 296
Kyphosidae 115 Clams/kerang 301
Labridae 117 Gorgonian 305
Lethrinidae 132 Crustacea 308
Lutjanidae 136 Ascidian 309
Monacanthidae 139 Anemone 311
Moorynidae 143 Sephia/sotong 313
Mullidae 147 Octopus/gurita 314
Nemipteridae 152
Ostracidae 156
Pempheridae 158
Pinguipedidae 160
Plesiopidae 165
Plotosidae 167
Pomacanthidae 169
BAGAIMANA MENGGUNAKAN BUKU INI

Sewaktu kecil kita sering didengungkan akan lokasi Indonesia yang sangat stratergis
yaitu diapit oleh 2 samudra yaitu Hindia dan Pasifik. Hal ini sangatlah masuk akal di-
karenakan di Indonesialah terdapat percampuran biota laut dari kedua samudra terse-
but. Dalam buku ini anda dapat melihat ikan – ikan dari samudra Hindia dan Pasifik
bertemu di Indonesia serta batas jenisnya yang tergantikan oleh saudaranya di
Samudra lainnya. Buku ini merupakan panduan prkatis di lapangan bagi yang ingin
belajar survey serta identifikasi ikan karang dan invertebrata bentik selain karang.
Buku ini didesian sesederhana mungkin dan seinteraktif mungkin sehingga mengu-
rangi kebosanan dalam mempelajarinya.
Dibagian awalnya juga diterangkan mengenai metode-metode monitoring ikan
karang dari seluruh dunia untuk memudahkan monitoring. Penggolongan ikan ke-
dalam family di buku ini ditandai dengan warna sehingga memudahkan dalam pen-
cariannya. Urutan family ikan juga berdasarkan alphabet meski kadang bentuk yang
mirip namun nama familynya berbeda menyebabkan gambar menjadi sulit dibanding-
kan. Identifikasi dibuku ini menggunakan nama latin, nama inggris/ common name
dan nama Indonesia. Selanjutanya ciri-ciri fisik, habitatnya, distribusinya dan terakhir
makannnya. Salah satu kesulitannya yitu dalam pengumpulan materi adalah kurangnya
informasi nama-nama lokal ikan di Indonesia dan perbedaan nama lokal untuk satu
1 jenis ikan di beberapa lokasi namanya berbeda dan banyak. Umumnya nama lokal
diberikan untuk level family dan bukan level species. Pewarnaan dalam tiap halaman
yang berbeda untuk setiap family akan membantu menemukan species yang dicari den-
gan lebih mudah. Identifikasi ikan bersumber dari www.fishbase.org dan Allen, 2003.

Identifikasi kelompok
Buku ini terbagi kedalam dua kelompok yaitu Identifikasi ikan karang dang identi-
fikasi invertebrata. Identifikasi ikan paling mudah dimulai dari bentuk tubuh dari sini
dapat dikatehui identifikasi level Family.

Penandaan Anatomi
Identifikasi level ini sudah masuk kebagian species, namun sebelum masuk lebih
jauh akan sedikit diulas bagaimana cara mengidentifikasi ikan karang secara lebih mu-
dah. Kunci identifikasi ikan karang terdiri dari:
Cara berenang
Waktu aktifnya
Bentuk sirip, baik sirip pectoral (dada), sirip anal(dekat dubur), dorsal
(punggung) maupun ventral(Perut)
Pola warna
Ciri-ciri khusus lainnya, seperti organ tambahan, dll.
2

Anantomi ikan dan bagian-bagiannya. Panjang ikan berguna dalam mengkonversi


dari panjang menjadi berat dimana nilai TL (total length), FL (fork length) dan SL
(standar length) untuk nilai a dan b masing-masing berbeda. Rumus pengkonversi
dari panjang menjadi berat adalah W= a x Lb
Dimana:
W = berat ikan dalam gram
a dan b = konstanta laju pertumbuhan
L (TL/SL/FL) = Panjang ikan
3

Organ Tambahan pada ikan


Pola, bentuk serta warna merupakan salah satu kunci
sebagai salah satu kunci
identifikasi hingga tingkat species untuk ikan karang.
identifikasi
PENDAHULUAN
Ikan karang dan biota pengisinya merupakan jantung dan hatinya terumbu
karang. Kehidupan di laut tidak akan berwarna-warni tanpa kehadiran biota-biota
pengisinya yang beranekaragam serta umumnya memiliki warna-warna yang cerah.
Sehingga menjaga jantungnya terumbu karang sudah sewajarnya kita sebagai manusia
untuk melakukannya. Ikan karang merupakan salah satu komoditi unggulan perikanan
serta akuarium laut maka dari itu pengawasan perlu dilakukan agar stok di alam masih
dapat terjaga dengan lestari. Hal yang paling bisa kita lakukan adalah melakukan moni-
toring ikan karang untuk melihat perubahannya tiap tahun.
Buku ini akan mengupas mengenai monitoring ikan karang dimana merupakan
bidang keahlian khusus dikarenakan ikan umumnya bergerak cepat, pola yang mirip
dengan keragamannya yang melimpah. Pengamat yang kurang berpengalaman sebai-
knya menghitung target ikan lebih sedikit dari pengamat yang lebih berpengalaman.
Cara terbaik untuk mengurangi variasi di daerah yang kompleks adalah melakukan per-
hitungan lebih terperinci, misalnya banyak mengambil sampel yang sedikit, daripada
mencoba untuk meningkatkan ketepatan suatu jumlah yang besar (Bohnsack dan Ban-
nerot 1986). Berlatih dan terus berlatih menemukan ikan baru merupakan salah satu 4
cara untuk terus mengingat dan belajar identifikasi ikan meski itu merupakan peker-
jaan yang tidak mudah.
Monitoring juga dapat dilakukan dengan menggunakan snorkeling meski scuba
memungkinkan survei dilakukan pada kisaran lebih dalam dan banyak dari spesies le-
bih berlimpah pada perairan yang lebih dalam. Meskipun sulit untuk memperoleh in-
formasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara tepat dari kelimpahan dan struktur
ukuran populasi ikan, data kehadiran juga dapat bermanfaat untuk menentukan
apakah ikan dapat bergerak jauh dari daerah asal ke tempat yang lebih baik.
Dibagian kedua buku ini dibahas mengenai Invertebrata non karang dan dikupas
sedikit mengenai metode dan identifikasinya meski bukan bidang yang dikuasaai oleh
penulis. Diharapkan dengan membaca buku ini, akan menumbuhkan kesadaran akan
ekosistem terumbu karang di Indonesia yang belum tentu banyak orang mengeta-
huinya. Penulis mengutip banyak dari Hill dan Wilkinson, 2004 tentang metode moni-
toring ekosistem terumbu kiarang. Semoga dengan buku ini memudahkan kita semua
untuk belajar mengidentifikasi ikan karang dan biota invertebarta unik lainnya.
Monitoring Ikan Karang

Monitoring ikan karang di buku ini terfokus pada metode visual sensus dimana
observer mencatat langsung ikan yang dia lihat. Metode ini merupakan metode paling
ramah lingkungan karena menimbulkan efek merusak paling kecil dibandingkan me-
tode lain. Namun baik tidaknya suatu metode monitoring secara visual tergantung
kepada:
Kemampuan penyelam dalam identifikasi ikan
Kemampuan penglihatan penyelam ex; visibility air dan kondisi mata
Skala spasial dari metode sampling terhadap tingkat gerakan ikan, atau ukuran
area yang sedang dicatat dibandingkan dengan rentang pergerakan ikan
Kisaran ecology species ikan yang berbeda yang sedang dicatat
Ikan yang berenang cepat akan lebih mudah terlihat oleh seorang penyelam yang
berenang perlahan
Metode yang baik juga tergantung arah penelitian, akan seperti apa dan apa
yang ingin kita ketahui dari masalah yang sedang kita teliti. Sehingga metode yang pal-
5
ing tepat dapat di gunakan untuk mencapai tingkat efisiensi di air dan data yang me-
madai. Kita mungkin menginginkan survei keanekaragaman jenis sebagai bagian dari
studi baseline ketika memulai suatu program monitoring. Survei keanekaragaman jenis
juga dapat membantu memutuskan spesies apa yang dapat dimasukkan ke dalam pro-
gram monitoring. Pertanyaannya yang sering timbul:
- Spesies ikan apa saja yang terdapat di site tersebut?
- Kelimpahan spesies target kunci apakah dari site tersebut?
Monitoring keanekaragaman ikan karang membutuhkan tingkat keahlian teknis yang
tinggi, sebagai contoh yaitu dibutuhkan seorang ahli setiap taksonomi. Jika Anda tidak
memiliki keahlian teknis, mungkin perlu untuk mendatangkan seorang ahli. Metode
standar untuk keanekaragaman jenis telah dikembangkan dan digunakan oleh sejum-
lah organisasi non-pemerintah internasional (NGO) di dunia.
Jenis metode sensus ikan yang ada saat ini:
1. Belt transek memberikan perkiraan keragaman dan mencakup wilayah besar per
sensus (banyak digunakan untuk estimasi kelimpahan dan ukuran)
2. Stationery visual census terfokus pada kelimpahan relatif dan frekuensi ke-
hadiran semua spesies di site (banyak digunakan pada terumbu karang yang
mengelompok)
3. Plotless methods (sensus visual cepat) dilakukan dengan cara penyelam
berenang secara acak dan menghitung ikan untuk memberikan informasi yang lebih
lengkap tentang total kekayaan spesies.(Hill dan Wilkinson, 2004)
1. Manta Tow Ikan

Instansi yang menggunakan metode ini:


NOAA Fisheries Pacific Islands Fisheries Science Center Coral Reef Ecosystem Division
(CRED)
Deskripsi Metode:
Survei dimana penyelam ditarik melibatkan dua penyelam di belakang perahu
pada kecepatan konstan (~ 1,5 knot). Setiap penyelam yang melakukan manuver ter-
hubung ke perahu dengan tali dan ditarik dan dilengkapi dengan peralatan survei
seperti digital kamera video. Survei manta tow ikan dapat digunakan untuk melakukan
penilaian cepat dalam area terumbu karang yg luas dalam waktu singkat, yang dapat
berguna ketika bekerja di lokasi terpencil. Dibandingkan dengan survei penyelaman
umumnya, yang telah membatasi cakupan luasan, survei manta-tow lebih efektif dalam
memperkirakan kelimpahan dan kepadatan ikan besar yang mobile. Kami merekomen-
dasikan bahwa komponen video dalam metode ini hanya akan digunakan untuk peneli-
tian dengan dana cukup untuk membeli dan memelihara peralatan. Pengelolaan dan
pemantauan ditingkat masyarakat dapat menggunakan bagian dari metode visual ini
untuk rapid survei atau ikan besar. Kami merekomendasikan bahwa tipe habitat juga
dicatat selama survei visual dimana video tidak digunakan.
6
Informasi yang diperoleh:
- Ikan dengan panjang total lebih dari 50 cm selama in situ survey
- Ikan dengan panjang total lebih dari 20 cm selama analisis video digital
- klasifikasi habitat Ikan (zona fisiografi, tipe habitat dan sifat sugositasnya)
- Keanekaragaman ikan (untuk ikan lebih besar dan mobile saja

peralatan lapangan: Peralatan di kantor:


- 10 mm tambang towing dengan panjang 60 m; - Video player dan kabel s-video;
- Towboard dengan dipasang alat untuk meletak - Monitor resolusi tinggi;
kan kamera dan lembar data dan pensil - ArcView GIS.
-kamera video digital;
-Perekam temperature dan kedalaman(SBE39 Personel Lapangan:
misalnya); semakin baik jika ada dua tim sehingga
- jam waterproof yang memiliki stopwatch; tim permukaan dan tim menyelam dapat
- jam waterproof sebagai cadangan dan untuk berganti personel pada akhir masing-
memonitor waktu menyelam; masing survey.
- Depth gauge (e.g UWATEC);
- Magnetic switch telegraph system untuk komuni- Personel di Kantor:
kasi antara penyelam dan orang dikapal Analis berpengalaman dalam identifikasi
- GPS dalam perahu (misalnya Garmin 76); terumbu karang dan tingkat spesies
- Echosounder di perahu untuk mempertahankan
kedalaman towing konstan. ikan, serta memperkirakan ukuran kelas
dan kelimpahan.
Prosedur Umum di Lapangan:
Saat penyelam turun, GPS langsung mencatat koordinat di permukaan;
Setelah penyelam mencapai dasar, mereka mulai berkoordinasi satu sama lain un-
tuk memulai survey menggunakan sinyal tangan dan dengan tim di kapal meng-
gunakan telegraf;
Saat mulai survey langsung mengaktifkan stopwatch dan kamera, catat waktu di
datasheet dan dihitung sejak survei berlangsung (jika kamera digunakan);
Para pengemudi perahu mempertahankan kecepatan ~ 1,5 knot; arus dan kondisi
laut mungkin memerlukan perubahan dalam kecepatan kapal;
Penyelam dapat bermanuver di papan diatas 1 meter dari karang;
Survei ini dibagi dalam 5 segmen menit, yang termasuk 1 menit lingkaran survey
dan 4 menit transek. Selama survei lingkaran, semua ikan-ikan yang lebih besar
dari 50 cm panjang totalnya dicatat dalam pengamatan 360 °. Selama towsurvey,
penyelam melihat ikan di dalam sabuk 5 m dan 10 m di depan;
Pada akhir survey ini (50 menit, yang ' 2km), para penyelam diberi tanda dari tim
di permukaan untuk naik dan memulai safety stop
7 Prosedur umum di kantor:
40% dari tape untuk ikan dengan panjang total 20-50 dan melihat 100% dari tape
untuk ikan > 50 cm;
Tape dilihat di 10 x 5 menit segmen dan ikan dicatat dalam sabuk lebar 10 m;
Ikan diidentifikasi hingga tingkat spesies, dan dicatat ukuran kategorinya;
Klasifikasi Habitat dan rugosity (sifat berkerut)diklasifikasi dari setiap segmen 1
menit.
Keterbatasan:

Memerlukan penyelam berpengalaman dan terlatih dalam bahaya yang spesifik


dari manuver towboards; m
peralatan Field ini mahal dan membutuhkan pemeliharaan rutin, sehingga metode
ini hanya cocok untuk penelitian proyek dengan anggaran besar; mahal dan me-
makan waktu untuk menganalisis citra;
Mengurangi bias Taksonomi dengan menganalisis gambar dibandingkan metode
survey ikan biasanyai; m
Ikan yg samar / cryptic dapat dengan mudah diabaikan. m
Keuntungan:

Sebuah wilayah besar dicover dalam waktu singkat


Ikan yg menempati habitat yang berbeda, misalnya karang patchy, pasir, daerah
rubble dan transisi di antara mereka dapat diamati dalam satu tarikan;
Dibandingkan dengan survei menyelam biasanya, yang telah membatasi cakupan
spasial, survei mana-tow lebih efektif dalam memperkirakan kelimpahan dan
kepadatan ikan besar yang mobile
Ikan yang jarang atau tidak biasa dijumpai selama survei konvensional lebih
cenderung ditemukan selama survei manta-tow karena wilayah yang lebih luas;
Analisis video manta-tow menghasilkan penilaian yang lebih rinci dari ikan besar,
termasuk kemampuan untuk menghitung jumlah individu lebih baik dalam school-
ing besar selama survei insitu
Survey manta tow cocok untuk lokasi terpencil yang jarang dikunjungi
Penyelam towed bisa mensurvey area yang tidak cocok bagi penyelam karena arus
kuat,gelombang, atau kondisi yang buruk
Penggunaan alternating permukaan dan tim menyelam meningkatkan survei per
hari; m
Sebuah rekaman visual dapat diarsipkan(di re-sampel atau di re-analisis).
Video ini juga berguna untuk menggambarkan karakteristik bentik yaitu zona fisi-
ografi, tipe habitat dan sifat rugosity 8
Sebuah penerima GPS pada kapal penarik memungkinkan geo-referensi track sur-
vey , menghubungkan image di lokasi.
Bidang pelatihan yang dibutuhkan:
- Penyelam terlatih dalam menggunakan towboards
- Mengoperasikan kapal kecil, GPS, video digital
- Ukuran estimasi ikan dan buku identifikai spesies ikan
- Software ArcView GIS
Informasi lebih lanjuti: Ed Demartini, Edward.DeMartini @ noaa.gov; Stephani
Holzwarth, Stephani.Holzwarth @ noaa.gov; Joseph Laughlin, Joseph.Laughlin @
noaa.gov; atau Brian Zgliczynski, Brian.Zgliczynski @ noaa.gov
Referensi:
www.crei.nmfs.hawaii.edu / eko / tow_board.html

code Panjang kelas (cm) code Panjang kelas (cm)


1 20 - 34 6 150 - 199
2 35 - 49 7 200 - 249
3 50 - 74 8 250 - 299
4 75 - 99 9 > 300
5 100 - 149
2. Fish Roving Diver Technique
Instansi yang menggunakan metode ini:
Reef Education and Environmental Foundation (REEF);
Atlantic and Gulf Rapid Reef Assessment (AGRRA);
Mesoamerican Barrier Reef System Synoptic Monitoring Program (MBRS SMP);
Caribbean Coastal Marine Productivity Program (CARICOMP).

Informasi yang diperoleh:


Informasi tentang kelimpahan dari semua spesies ikan dan disajikan sebagai indeks
kelimpahan log10
Jenis kehadiran / ketidakhadiran (presence/absence) dan frekuensi kejadian)
Kelimpahan relatif per site dapat diperoleh dengan mengalikan nilai indeks ber-
dasarkan frekuensi kelimpahan.

Personil lapangan:
1 pengemudi perahu dan pengamat di permukaan
Minimum 2 pengamat (penyelam). Setidaknya 1 penyelam harus mampu men-
gidentifikasi spesies semua ikan di daerah tersebut.
9 Prosedur Umum:
Biasanya dilakukan antara jam 10,00 - 14,00
Satu survei yang dilakukan per site
Berenang di sekitar lokasi (kira-kira 200 m dari awal) selama 30 menit dan men-
catat semua jenis ikan yang diamati
Perkiraan kepadatan setiap spesies dengan menggunakan logarithmic kategori: Sin-
gle (1 ikan), Sedikit (2-10), Banyak (11-100), atau melimpah (> 100 ikan).

Pelatihan yang dibutuhkan:


Berenang acak diperlukan untuk memastikan pengamat terbiasa dengan segala
jenis ikan di daerah tersebut
Pengamat yang menjadi bagian dari program REEF harus melakukan tes yang
mengkategorikan mereka ke tingkat level keterampilan yang sesuai
Pengamat harus memiliki pengetahuan yang terperinci dari kebiasaan dan habitat
ikan yang berbeda.
Keuntungan:
cepat
Peralatan yang dibutuhkan sangat minim
Memungkinkan cakupan spasial area yang luas
Data frekuensi kumulatif secara statistik berguna
Plotless metode yang baik untuk list spesies
Terutama berguna untuk ikan besar yang waspada terhadap penyelam, cryptic spe-
cies/samar dan ikan pelagis yang memerlukan pencarian yang intensif di terumbu
karang
Panjang estimasi dapat dibantu dengan menggunakan (two laser beams) dua sinar
laser (bila ada dalam anggaran Anda); 4 laser pointer diposisikan 10 cm terpisah
dan proyek titik keluar laser merah( Colin et al. 2003).

Keterbatasan:
Dibatasi oleh usaha dan kemampuan identifikasi penyelam
Menyelam disetiap titik sampling dan dapat mencakup berbagai kedalaman dan
habitat tergantung pada topgrafi area. Relawan berkonsentrasi pada tempat menye-
lam populer dan tidak secara acak terdistribusi di antara habitat.
Oleh karena itu, tidak ada kontrol sebagai berikut:
Meliputi wilayah Spasial per sampel (susah untuk membandingkan kelimpahan di- 10
antara survei)
Jumlah mikro-habitat tertutup per sampel
Site seleksi
Waktu sampling
Pelatihan dan keterampilan penyelam sangat bervariasi antara pemula dan ahli,
meskipun tes penyelam oleh REEF dan mengkategorikan mereka kedalam level ke-
mampuan sehingga data diurutkan berdasarkan tingkat keterampilan
Estimasi Kelimpahan merupakan sebuah indeks yang membutuhkan sejumlah be-
sar sampel untuk studi perbandingan dan tidak dapat dikonversi ke dalam
perkiraan kelimpahan mutlak.

Referensi: REEF: www.reef.org/; MBRS SMP: www.mbrs.org.bz; AGRRA:


www.coral.aoml.noaa.gov/agra/
CARICOMP: www.ccdc.org.jm / caricomp_main.html
Juga lihat Jones dan Thompson (1978); Kimmel (1985); Rogers et al. (1994); Almada-Villela et
al. (2003).
3. Fish Belt Transect

Instansi yang menggunakan metode ini:


Australian Institute of Marine Science Long-term Monitoring Program of the Great
Barrier Reef;
Global Coral Reef Monitoring Network, English et al.;
Reef Check;
Reef Check program’s MAQTRAC method;
Large fish belt transect method;
English et al. fish recruitment method.
IUCN CCCR Resilience Fish Survey Method
WCS Indonesian Marine Program
Deskripsi Metode:
Metode ini bertujuan untuk menghitung (mengukur) kelimpahan dan komposisi komu-
nitas ikan di transek. Saat ikan bergerak, sangat sulit untuk mendapatkan sebuah me-
tode sampling yang seragam di sepanjang transek. Pengamat harus berenang dengan
kecepatan konstan dan berhati-hati untuk tidak menghitung ikan yang sama atau
kelompok ikan dua kali karena mereka dapat pindah di sepanjang transek tersebut.
Kehati-hatian juga harus dilakukan untuk menghabiskan waktu yang sama setiap men-
gamati bagian dari transek tersebut.
11

Personil lapangan untuk semua survei sabuk/belt transect:


- 1 pengamat dan 1 pemasang roll meter;
- 1 timer / pengemudi perahu.

Personel di kantor:
entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan.

Contoh 1: AIMS LTMP metode (Monitoring penelitian)


Deskripsi Metode:
Tujuannya adalah untuk segera memperkirakan kelimpahan ikan di daerah tertentu
(transek sabuk). Ukuran estimasi dapat ditambahkan ke metode ini jika diinginkan.
Informasi yang diperoleh:
Kelimpahan populasi ikan target
Parameter Fisik:
- Tutupan awan diukur dengan menggunakan skala Beaufort
- kekuatan angin
- Status lautnya
- Visibility bawah air

Peralatan yang diperlukan:


- Roll meter ukurun (5 x 50 m)
- Meteran untuk mengkalibrasi perkiraan lebar sabuk.

Prosedur Umum:
Survei ini dilakukan antara jam 09.00 dan 16,30 di musim dingin dan antara 08.30
dan 17,00 di musim panas
Pertama awan, angin dan status laut dicatat (lihat informasi yang diperoleh di atas);
Survei dilakukan sepanjang 5 transek permanen x 50 m digunakan untuk LTMP
AIMS.
Transek ini ditetapkan antara 6 dan 9 m di lereng terumbu
Visibilitas horizontal air dicatat dalam data entry
Pengamat berenang di atas roll meter dan menggunakan stakes permanen yang
diposisikan setiap 10m untuk memandu arah mereka. Berenang ditransek dua kali;
terlebih dulu mencatat ikan yg lebih mobile, ikan yang lebih besar pada sabuk 5 m;
tim kembali berenang sepanjang transek menghitung ikan yg seddikit bergerak
(misalnya famili Pomacentridae) dalam luasan sapuan sabuk 1
Pengamat harus melihat ke depan untuk stekes permanent berikutnya dan menghi-
tung ikan dengan menghabiskan jumlah waktu yang sama pada setiap bagian tran-
sek untuk setiap kelompok ikan target. Ikan mobile harus dihitung terlebih dulu,
diikuti oleh lebih kecil / spesies lebih cryptic /samar
Hanya ikan dalam kelas umur + 1 tahun dihitung karena variabilitas temporal
dalam kelas umur +0 m 12

Keuntungan:
Meletakkan roll meter ikan di belakang untuk mengurangi gangguan ikan.

Keterbatasan:
Pengamat tidak dapat mengumpulkan data yang memadai pada komposisi jenis,
kelimpahan, frekuensi kejadian dan biomassa pada saat yang sama;
Transek mustahil untuk digunakan pada beberapa terumbu karang karena bentuk
dan kondisi habitat yang kompleks, regulasi pemerintah atau campur tangan sen-
gaja dari penyelam lainnya;
Beberapa ikan tertarik terhadap penyelam; ada juga yang menolaknya. Hal ini da-
pat membiaskan hasil;
Transek tidak cocok untuk sampling kecil, daerah terlarang, misalnya beberapa
mikrohabitat karang dan kawasan yang rusak atau karang dengan tipe habitat yang
berbeda dan heterogenitas habitat (patchiness), karakteristik karang Karibia.
Bohnsack dan Bohnsack (1986) merancang 'metode visual diam/Fish Stationery
Plot Survey' untuk memecahkan masalah dalam metode transek sabuk.

Pelatihan yang dibutuhkan:


-Identifikasi ikan dan estimasi kelimpahan serta pengetahuan yang terperinci dari ke-
biasaan dan habitat ikan yang berbeda, pelatihan ukuran estimasi jika diperlukan.
Contoh 2: Global Coral Reef Monitoring Network, Inggris et al.
method (Management and research monitoring)

Deskripsi Metode:
Tujuannya adalah mengestimasi kelimpahan dan ukuran ikan secara bersamaan di
daerah tertentu.

Informasi yang diperoleh:


Meyelam dengan hati-hati dilakukan untuk mendeteksi perbedaan kumpulan ikan
karang di lokasi yang berbeda menggunakan kategori kelimpahan. Ini memberikan
data dasar untuk zonasi, pengelolaan dan monitoring. Sensus visual ikan pada transek
sabuk menyediakan estimasi jumlah kelimpahan dan ukuran individu ikan untuk me-
nentukan stok dan struktur ukuran populasi spesies spesifik. Pengamat berpengala-
man dapat mengestimasi jumlah yang sebenarnya, tetapi untuk pengamat yg kurang
berpengalaman atau untuk kepastian jumlah ikan yang melimpah, kategori kelimpahan
harus digunakan.
Kategori Kelimpahan yang digunakan untuk menghitung ikan.

Log 4 Kelimpahan Kategori Jumlah ikan

13 Log4 Kategori Kelimpahan Jumlah Ikan


1 1
2 2-4
3 5 - 16
4 17 - 64
5 65 - 256
6 257 - 1024
7 1025 - 4096
8 4097 - 16384

Peralatan yang diperlukan:


Roll meter ukuran (5 x 50 m);
Meteran untuk mengkalibrasi perkiraan lebar sabuk;
Model Ikan untuk berlatih estimasi panjang ikan ( Inggris et al 1997).

Prosedur Umum:
Menyelam dengan hati-hati
Dilakukan selama siang hari;
List spesies yang dominan untuk disertai dalam pencatatan transek sabuk. Ini mengu-
rangi waktu yang diperlukan untuk menulis nama-nama spesies pada lembar data, se-
hingga meningkatkan kemampuan pengamat untuk mencatat ikan terus-menerus.
Spesies yang dimasukkan harus dipilih dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
- Nampak secara visual dan dominan, tanpa perilaku samar/cryptic;
- Mudah diidentifikasi di bawah air;
- berasosiasi dengan terumbu karang.
Kelompok dari spesies yang sesuai untuk penilaian terumbu karang harus diguna-
kan untuk:
- Perkiraan kuantitatif struktur kelimpahan dan ukuran spesies yang menjadi
'target' nelayan, misalnya Serranidae, Siganidae, Acanthuridae, Lutjanidae,
Lethrinidae, Haemulidae Balistidae
- Perkiraan kuantitatif kelimpahan ikan sepanjang garis 50 m yang sama diguna
kan untuk intercept transek garis / LIT
- Estimasi Semi-kuantitatif kelimpahan relatif dari spesies lain yang termasuk
kategori mayor trofik (planktivores, grazers ganggang, dan feeders karang),
misalnya Pomacentridae, Acanthuridae, Caesionidae, Scaridae, Siganidae,
Labridae, Mullidae dan spesies lain yang 'visualnya jelas', misalnya Chaetodon-
tidae.
Belt transek
Dilakukan selama siang hari di sepanjang 3 transek sama dengan LIT tetapi transek
sensus ikan harus 50 m panjangnya dan di 2 kedalaman (3-5 m dan 8-10 m)
Tunggu selama 5 sampai 15 menit setelah meletakkan roll meter sebelum menghi-
tung untuk memungkinkan ikan untuk melanjutkan perilaku normalnya 14
Berenang perlahan-lahan di sepanjang transek, mencatat ikan yang dijumpai
dalam transek sabuk lebar 5 m dan 5 m di atas terowongan transek tersebut
Hitung jumlah spesies target yang sebenarnya terlihat dalam transek dan estimasi
ukuran (dalam cm) dari masing-masing ikan tersebut
Jangan kompromi untuk mendapatkan gambaran yang baik dari masyarakat den-
gan berusaha menghitung semua individu dari taksa tertentu, dengan men-
gorbankan estimasi yang hilang dari kelimpahan ikan lainnya.
Satu penyelam melakukan sensus dalam area transek sedangkan penyelam satunya
lagi menyelam di belakang pengamat dan membuat observasi umum lingkungan
karang dan kumpulan ikan
Di daerah dimana keanekaragaman dan kelimpahan ikan yang tinggi, kami mere-
komendasikan tugas dipisahkan. Hal ini dapat dilakukan dalam 2 atau lebih sa-
puan, mobilitas kelompok ikan yang lebih besar dilakukan pada sapuan pertama
dan ikan teritorial yang lebih kecil dilakukan pada sapuan kedua atau tugas tersebut
dapat dibagi diantara penyelam.
Keuntungan:
Visual sensus ikan adalah salah satu metode sampling yang paling umum diguna-
kan kuantitatif dan kualitatif
Cepat, non-destruktif dan murah
Minim personel dan peralatan khusus yang diperlukan
Informasi yang diperoleh berguna bagi manajemen dan stok assessment
Keterbatasan:
Pengamat harus sangat terlatih
Ada 2 kemungkinan ikan mungkin tertarik terhadap penyelam, atau menjauh dari
penyelam
Kesalahan Observer dan bias terjadi dalam memperkirakan jumlah dan ukuran;
Ada kekuatan statistik yang rendah untuk mendeteksi perubahan spesies langka;
Penggunaan kategori kelimpahan mengurangi kekuatan untuk mendeteksi peruba-
han kecil dari ukuran ikan.

Pelatihan yang dibutuhkan:


-Identifikasi ikan, penghitungan dan estimasi panjang. Lihat Inggris et al. (1997) untuk
rincian tentang pelatihan untuk memperkirakan panjang ikan. Ini harus diulang setiap
6 bulan.

CP:
Sue Inggris, s.english @ aims.gov.au
Referensi:
Inggris et al. (1997)

15
Contoh 3. Metode Reef Check (Community Monitoring)

Deskripsi Metode:
Metode ini dirancang untuk digunakan oleh penyelam relawan atau snorkellers.

Data yang diperoleh:


Kelimpahan ikan target utama.

Peralatan yang diperlukan:


- Roll meter (100 m)
- Pipa PVC untuk memperkirakan lebar sabuk (opsional).

Prosedur Umum:
Bentangkan rollmeter transek 100 m di masing-masing 2 kedalaman, 2-6 m dan 6-
12 m
Tunggu selama 15 menit
Transek panjang 20 m dengan lebar 5 m dan 5 m tinggi;
Pengamat berenang perlahan di sepanjang garis transek dan berhenti setiap 5 m
untuk menghitung spesies target. Pengamat kemudian menunggu selama 1-3 menit
sebelum melanjutkan ke titik perhentian berikutnya. Proses ini diulang 3 kali sam-
pai 20 meter transek telah selesai disurvei. Satu transek lengkap terdiri dari 4 seg- 16
men replikasi 20 m untuk panjang total survei 80 m.

Keuntungan:
- dapat digunakan oleh pekerja non-profesional, sehingga biaya lebih murah
- Satu survei penuh, cukup untuk mendapatkan gambaran tentang kelimpahan ikan
target bila dibandingkan pada skala regional atau global. Survei ditingkatkan dalam
ruang dan waktu yang diperlukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih tepat ten-
tang kelimpahan dan perubahan dari waktu ke waktu pada skala site.

Keterbatasan:
- Replikasi lebih banyak dan survei lebih sering diperlukan untuk memperoleh indikasi
yang lebih baik terhadap kelimpahan local ikan serta perubahannya. Peningkatan rep-
likasi menyebabkan kenaikan biaya.

Pelatihan yang dibutuhkan:


- Identifikasi spesies target (untuk tingkat family dan spesies bagi spesies yang paling
umum). Pelatihan dapat dilakukan dalam satu hari.
CP: rcheck@ucla.org
Reference:
www.reefcheck.org
Contoh 4. Program Reef Check metode MAQTRAC (Research Moni-
toring)

Deskripsi Metode:
Metode ini dirancang untuk menentukan dampak perdagangan akuarium terhadap
populasi ikan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan ukuran sampel yang cukup spe-
sies ikan indikator yang dapat dibandingkan secara statistik dan membedakan antara
pengumpulan ikan dan site kontrol.

Data yang diperoleh:


Tingkat kelimpahan jenis dan ukuran informasi.

Peralatan yang diperlukan:


Roll meter (100 m).

Prosedur Umum:
Jumlah transek yang diperlukan tergantung pada kepadatan ikan di daerah tersebut,
ukuran area sampling dan heterogenitas spasial area sampling. Hal ini biasanya berarti
bahwa minimal 5 dan terbanyak 15 transek akan dibutuhkan untuk mencapai ukuran
sampel yang cukup untuk sebagian besar spesies.
17 -Lihat Reef Check metode transek sabuk di samping. Kedalaman survey bervariasi ter-
gantung di mana ikan target yang dicatat
- Untuk mencatat kelimpahan, jika individu-individu dari kelas ukuran dalam kelom-
pok ikan antara 1-50 individu, hitung setiap ikan dalam ukuran kelas. Masukan
perkiraan panjang kedalam selang kelas . Ketika ada schooling besar ikan, perkiraan
kelimpahan harus dibuat dengan membuat kuadrat imajiner ke schooling dengan
membagi sepertiga atau seperempat dari ukuran schooling dan memperkirakan kelim-
pahan ikan di dalam sepertiga atau seperempat bagian tersebut.

Time Swim
Time swim dapat dilakukan di luar transek 100m (yang juga digunakan untuk Reef
Check PIT dan transek sabuk MAQTRAC invertebrata) daripada meletakkan roll
meter ulang . Time swim harus dilakukan sebagai teknik survei utama ketika spe-
sies ikan tidak cukup melimpah di survei transek sabuk atau di habitat yang tidak
memungkinkan untuk transek sabuk. Apabila time swim adalah satu-satunya cara
mendapatkan data kelimpahan, sangat penting untuk memperkirakan jarak dan
mencatat waktu secara akurat.
Survei ini sepanjang jalan 5 m sabuk yang sama, tetapi panjang transek diukur den-
gan waktu berenang bukan roll meter transek
Catatan awal dan waktu berhenti (ini sangat penting)
Pertahankan kecepatan berenang secara konstan
Ketika berhenti digunakan untuk menghitung sebuah schooling besar atau untuk
melihat ke dalam celah-celah karang, waktu harus dihentikan dan kemudian di-
jalankan lagi ketika berenang dilanjutkan kembali. Ini merupakan langkah penting
karena pengukuran densitas/kepadatan dapat diperoleh dari waktu sampel dan ke-
cepatan berenang;

Perhitungan semua individu dari spesies ikan target dan ukuran dengan cara yang
sama seperti pada survei transek.

Keuntungan:
Metode yang secara statistik cukup kuat jika ada ulangan yang cukup. Oleh karena
itu dapat digunakan untuk mendeteksi dampak perdagangan akuarium pada popu-
lasi ikan
Metode ini dirancang sebagai versi yang lebih rinci dari reef chek monitoring dila-
kukan masyarakat, oleh karena itu data dapat dibandingkan dengan data masyara-
kat.
18
Keterbatasan:
Sulit untuk menentukan apakah dampak yang cukup signifikan secara statistik juga
signifikan secara ekologis;
Memakan banyak waktu dan mahal jika banyak ulangan diperlukan.

Pelatihan yang dibutuhkan:


Penyelam yang sudah terlatih untuk tingkat identifikasi spesies dan estimasi ukuran
ikan. m Harus memiliki pengetahuan yang terperinci dari habitat ikan untuk melaku-
kan pencarian tepat.
CP:
rcheck@ucla.org
Referensi:
www.reefcheck.org
Metode ikan lainnya dengan mudah dapat diubah untuk ikan akuarium, namun banyak
spesies sangat kecil dimana kebutuhan untuk menentukan metode ukuran sampel opti-
mum. Lihat Russ dan Choat (1988) untuk rincian tentang rancangan percobaan dan
analisis data perikanan.
Contoh 5. Metode transek sabuk ikan besar

Deskripsi Metode:
Observer memperkirakan kelimpahan ikan besar sepanjang transek sabuk, misalnya
ikan kerapu dan napoleon.

Data yang diperoleh:


Kelimpahan spesies target perkiraan.

Peralatan yang diperlukan:


Tidak ada peralatan khusus.

Prosedur Umum:
Kedua survei ini termasuk time swim. Akan sangat membantu untuk memperkirakan
jarak pengamat mengcover area pada saat survei sehingga perkiraan densitas dapat
dihitung dan dibandingkan dari waktu ke waktu dan antara site. Kerapu cenderung
memiliki perilaku cryptic/samar dan tinggal dekat dengan bagian dasar, atau bersem-
bunyi di gua-gua atau di bawah karang. Untuk memastikan ini
tidak terlewat, kecepatan berenang yang konsatan diperlukan untuk sensus visual.

19 Yang termasuk kedalam metode ini antara lain:

Teknik Long-swim untuk ikan besar dan ikan karang yang mobile
Berenang selama 20 menit dengan kecepatan standar pada kedalaman 5 m konstan
di sepanjang terumbu karang (reef crest);
Catat jumlah dan ukuran dari semua individu spesies target besar yang diamati
dalam area 10 m di kedua sisi pengamat;
Untuk jenis ikan besar yang bergera, dimensi transek yang tepat adalah 400 x 20 m.
Untuk ikan yang lebih kecil, lebar transek diperkecil menjadi 5 m di kedua sisii.
Salah satu contoh Metode ini adalah:
Long Swim Method (IUCN CCCR Resilience Fish Survey Method)
Deskripsi Metode:
Metode ini digunakan untuk ikan-ikan ukuran besar (> 35 cm TL) dimana untuk men-
getahui functional grup ikan.
Informasi yang didapat:
Kelimpahan ikan target ukuran besar
Kelimpahan functional group ikan ukuran besar

Peralatan yang dibutuhkan:


alat Scuba
Alat tulis bawah air
Jam anti air

Prosedur umum:
Menyelam hingga kedalaman 10 m
Berenang sejajar kedalaman selama 20 menit atau sekitar 400 m
Catat ikan dengan lebar 20 m (10 meter tiap sisi dikiri dan kanan)
Catat ikan ukuran besar (>35 cm)
Jika menemukan ikan schooling kategorikan kedalam ukuran kelas

Keuntungan:
Cepat dan mudah karena list ikan sudah dibuat dari darat
Keterbatasan:
Jika arus kuat, sapuan berenang yang didapat menjadi pendek
Dalam kondisi tertentu (Kontur karang) menyebabkan disorientasi arah

Pelatihan yang dibutuhkan:


Identifikasi ikan besar beserta estimasi panjangnya 20

Referensi:
IUCN – The International Union for the Conservation of Nature – Global Marine Pro-
gram. Web: www.iucn.org/marine; marine@iucn.org
Gabriel Grimsditch; ggrimsditch@iucnus.org
CORDIO East Africa (Coastal Oceans Research and Development – Indian Ocean
Web: www.cordioea.org . David Obura; dobura@cordioea.org

Survey kerapu
Berenang dengan kecepatan 6 meter per menit selama 30 menit;
Cek substrat secara seksama, hitung dan estimasi ukuran semua individu dalam
sabuk 5 m;
Seorang pengamat kedua harus mengikuti di belakang dan mencatat jumlah dan
ukuran ikan kerapu yang lebih besar yang bergerak dalam jarak 10 m kedua sisi.

Keterbatasan:
Pengamat dapat dilatih untuk berenang dengan kecepatan konstan tetapi sulit dalam
keadaan berarus .
Keuntungan:

Long-swim memungkinkan tutupan daerah yang lebih luas dalam waktu terbatas
dibandingkan dengan transek kecil;
Gangguan ikan oleh penyelam diminimalkan karena tidak ada rollmeter yang
digunakan sebelum menghitung;
Teknik ini lebih cocok untuk ikan yang sensitif terhadap penyelam ;
Transek yang lebih lebar untuk spesies mencolok berguna untuk menghitung ikan
yang lebih besar yang tidak memungkinkan didekati menggunakan rollmeter;
kecepatan berenang yang lambat dengan intensitas pencarianyang meningkat
dalam sabuk 5 m menghasilkan jumlah yang lebih tinggi daripada metode lain un-
tuk ikan kerapu yang criptic/lebih samar;
Long-swim metode memerlukan peralatan yang sederhana dan menyediakan data
yang berguna berguna di samping metode survei visual yang lebih baik.

Pelatihan yang dibutuhkan:


Identifikasi ikan kerapu;
Berenang dengan kecepatan konstan.

CP: Rachael Pir, Rachael.pears @ jcu.edu.au atau Howard Choat,


21 howard.choat @ jcu.edu.au

Referensi:
Samoilys (1997); Wilkinson et al. (2003); Hill and Wilkinson (2004).

Contoh 6. Fish recruitment method (management and research


monitoring)
Deskripsi Metode:
berenang sepanjang transek sabuk yang sempit dan menghitung rekrut ikan yang baru
datang menetap. Ini memberikan informasi mengenai komposisi rekrut baru, dan dis-
tribusi serta kelimpahan stok ikan karang (spesies dengan juvenile yang mencolok). Ini
digunakan untuk memprediksi masa depan kelimpahan populasi ikan dewasa serta
memberikan gambaran temporal perubahan dalam rekrutmen.

Peralatan yang diperlukan:


50 m panjang roll meter;
1 meter ukuran untuk panjang referensi.

Personil Lapangan:
1 pengemudi perahu / pengamat permukaan;
2 pengamat (penyelam). m Setidaknya 1 dari penyelam harus mampu mengidenti-
fikasi ikan di daerah rekrut dan terbiasa dengan batas ukuran yang membedakan
rekrut ikan dari ukuran kelas lain.

Personel di kantor:
Entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan.

Prosedur Umum:
3 x 50 m panjang transek harus diletakkan secara acak pada kedalaman antara 6-9
m di daerah lereng karang
Transek tidak boleh tumpang tindih dan harus dipisahkan dengan jarak 10-20 m;
Letakkan transek dalam garis lurus
Jika LIT digunakan di site-site rekrutmen, dianjurkan bahwa hal itu dilakukan
sepanjang 50 m. namun transek ikan harus diselesaikan terlebih dahulu;
Tunggu 5-15 menit sebelum memulai penghitungan untuk memungkinkan ikan un-
tuk perilaku normal kembali
Berenang perlahan-lahan di sepanjang transek dan catat ikan dengan lebar 1 m
kedua sisi dari garis transek
Menghitung rekrutmen dengan pencarian habitat yang seksama sepanjang transek
tersebut. Catat schooling species ikan di depan penyelam
Transek tidak harus dipecah menjadi unit yang lebih kecil karena banyak spesies 22
langka yang jarang

Pelatihan yang dibutuhkan:


Pelatihan dan pengalaman yang terperinci

Keterbatasan:
Membutuhkan pengamat yang terlatih dan berpengalaman;
Visual sensus rekrut ikan terbatas pada spesies juvenile yang menetap
Tidak berguna untuk spesies pelagis.

Keuntungan:
Cepat dan non-destruktif
Sederhana dan murah
Minim jumlah personel dan peralatan.

CP:
Sue Inggris, s.english @ aims.gov.au

Referensi:
Inggris et al. (1997).
4. Fish Stationery Plot Survey / Survey Ikan secara Diam
Instansi yang menggunakan metode ini:
Atlantic and Gulf Reef Rapid Assessment (AGRRA);
Florida Keys National Marine Sanctuary Coral Reef Monitoring Program (FKNMS
CRMP).
IUCN CCCR Resilience Fish Survey Method

Deskripsi Metode:
Ikan berada dalam sebuah tabung imajiner yang dihitung oleh penyelam yang menga-
mati dari luar daerah. Metode ini dirancang untuk memperkirakan struktur komunitas
ikan dan digunakan untuk melakukan penilaian stok ikan di Amerika Serikat bersama
dengan data perikanan tradisional.

Informasi yang diperoleh:


Keanekaragaman jenis dan ukuran struktur komunitas.

Peralatan yang diperlukan:


Tidak ada peralatan khusus.
23 Personil Lapangan:
2 pengamat (1 harus sudah terlatih dengan metode , yang lain adalah buddy
1 pengemudi perahu / pengamat permukaan.

Personel di Kantor:
entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan.

Prosedur Umum:
Satu pengamat menghitung jumlah ikan secara visual dalam sebuah tabung ima-
jiner dengan radius/jari-jari 7,5 m selama 5 menit
Estimasi dan catat panjang untuk setiap ikan yang dihitung

Keuntungan:
Kunci kelebihan dibandingkan dengan metode transek meliputi:
Sangat mudah digunakan dan dapat mencatat ukuran sampel yang besar
Minim peralatan yang dibutuhkan
Minimum '' kesalahan’ atau eror
Tidak ada waktu yang terbuang dalam memasang rollmeter
Efesiensi waktu dibawah air (karena konsumsi udara minimum)
Menyediakan penggabungan spasial jika terdapat beberapa tipe habitat yang
di cover
Masalah tingkah laku dan ketertarikan ikan terhadap penyelam dapat diminimal-
kan dibandingkan dengan dengan berenang karena cenderung untuk membiasakan
penyelam diam dan bertindak lebih normal;
Bias melalui metode matrac dapat tereliminasi
Ukuran data maksimum lebih sensitif untuk perikanan dan efek mortalitas ikan
dewasa sedangkan ukuran minimum lebih sensitif terhadap efek rekrutmen
Data dikumpulkan secara bersamaan dengan komposisi jenis, kelimpahan, fre-
kuensi kejadian dan panjang individu untuk semua jenis ikan yang terdeteksi secara
visual. Data-data ini pada semua komunitas parameter utama dapat dikumpulkan
dengan praktis melalui metode ini;
Metode pengumpulan data ini telah diuji secara luas dan tidak berubah selama 25
tahun terakhir;
Teknik ini sangat berguna untuk terumbu karang yang patch/mengelompok dan
terumbu buatan.

Keterbatasan:
24
Metode ini tidak cocok untuk celah karang dimana ikan tinggal, ikan yang tersem-
bunyi dan sangat rahasia ikan dan tidak efisien untuk studi tentang beberapa spe-
sies atau genus

Tidak bekerja dengan baik dalam kondisi gelombang tinggi, arus kuat, dan di
bawah visibilitas rendah meskipun faktor-faktor koreksi dapat diterapkan untuk
mengoreksi visibilitas rendah. Namun, metode ini memberikan data yang konsisten
dan dapat diandalkan dalam berbagai kondisi visibilitas yang biasanya ditemukan
pada terumbu karang;

Indeks kelimpahan (kerapatan per sampel) dapat diperoleh dari data dan cocok
untuk perbandingan yang relatif, namun ketepatan dari metode ini adalah kemam-
puan pengamat untuk memperkirakan diameter tabung. Jika kelimpahan mutlak
diperlukan, secara empiris diperoleh faktor koreksi habitat khusus yang perlu
ditentukan dan diterapkan. Ini bukan masalah bagi kebanyakan studi yang hanya
perlu untuk menunjukkan perubahan relatifatau perbedaan;presisi yang dicapai
sangat tergantung pada keterampilan penyelam untuk memperkirakan jari-jari 7,5
m.
Perbaikan metode sensus visual diam/Plot Statinery
Perbaikan signifikan dalam perkiraan dari koefisien variasi (perkiraan presisi) te-
lah dicapai dengan menggunakan dua tahap stratifikasi acak untuk memilih 200 x
200 m sampling site. Statistik perbaikan ini dijelaskan secara rinci di Ault et al.
(2001); Ault et al. (2002). Keutamaan dari presisi perbaikan dicapai dengan tidak
lebih dari sampling site individu tetapi upaya mendistribusikan sampel atas site le-
bih;
Auto korelasi pasangan buddy (yang sering melihat ikan yang sama) bisa dikurangi
dan perbedaan individu dapat dikurangi dengan mengkombinasikan data dari
buddy selam. Replikasi disediakan oleh buddy penyelam yang memiliki metode
sampling yang sama;
Distribusi ukuran populasi dapat dihasilkan dengan menggunakan mean, mak-
simum, dan minimum ukuran seperti yang dijelaskan oleh Meester et al. (1999).

Pelatihan yang dibutuhkan:


Identifikasi Ikan, penghitungan, estimasi ukuran dan estimasi panjang tabung ima-
jiner.

CP:
Robert Ginsburg, rginsburg@rsmas.miami.edu atau Phil Kramer,
25 agrra@rsmas.miami.edu

Referensi:
AGRRA www.coral.aoml.noaa.gov/agra/
FKNMS CRMP: http://www.fknms.nos.noaa.gov/research_monitoring/
Publikasi dikutip di atas dapat dilihat dan download di:
www.sefsc.noaa.gov / articlesandpublications.jsp. Juga lihat Kimmel (1985); Bohnsack
dan Bannerot (1986), Obura dan Grimsdtich (2008) dan Hill dan Wilkinson (2008)

Skema metode Fish Sationery Plot Survey


5. Fish Rapid Visual Census

Digunakan untuk menentukan keragaman spesies. Berguna untuk menentukan spesies


yang akan disertakan dalam monitoring jangka panjang.

Deskripsi Metode:
Pengamat melakukan survei ini pada kecepatan konstan untuk waktu yang tetap,dan
bukan mengukur daerah dengan rollmeter transek. Metode ini berguna untuk mem-
perkirakan kelimpahan relatif dan didasarkan pada asumsi bahwa kemungkinan
menghadapi suatu spesies meningkat kelimpahannya. Oleh karena itu, spesies yang
lebih umum kemungkinan dapat semakin cepat pengamat menghadapi itu.

Informasi yang diperoleh:


Keanekaragaman jenis dan kelimpahan relatif disajikan dalam frekuensi kejadian.

Bagaimana Anda menganalisis dan menginterpretasikan data?


Nilai Spesies menunjukkan kelimpahan relatif dari spesies yang berbeda dari satu
sama lain;
List Spesies yang didapat memberikan estimasi keragaman spesies di suatu daerah.
26
Personil Lapangan:
1 pengamat dan 1 buddy
1 pengemudi perahu / pengamat permukaan

Personel di Kantor:
Entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan.

Prosedur Umum:
Pengamat berenang di sekitar terumbu secara acak untuk menemukan dan men-
catat sebanyak mungkin spesies ikan
Penyelam harus terbatas pada habitat yang spesifik (kedalaman, zona terumbu) un-
tuk menentukan jenis kekayaan
Spesies hanya dicatat satu kali ketika saat pertama terlihat pada Interval 10 menit
waktu, dengan total 10 menit interval 5 menit. 10 menit interval pencarian me-
mungkinkan penyelam untuk memperoleh perkiraan kelimpahan relatif dari
masing-masing spesies selain ada atau tidak adanya data yang berasal dari daftar
spesies. Asumsinya adalah bahwa spesies terjadi dalam interval waktu
awal yang paling melimpah di komunitas
Ikan tyang ditemukan diinterval 10 menit pertama menerima nilai 5, pada interval
kedua 4, dan seterusnya sehingga interval kelima skor ikan 1. Skor Spesies yang
dijumlahkan untuk menunjukkan frekuensi kejadian
Ulangi jumlah tersebut 8 kali per site
Keuntungan:
Sederhana dengan peralatan yang minim
Menghindari metode transek yang memakan waktu
Berguna untuk survei awal keanekaragaman jenis, dan untuk memilih spesies yang
akan diikutsertakan dalam monitoring jangka panjang sesuai dengan kelimpahan
mereka, hal ini akan mempengaruhi kualitas data dari panjang transek yang dipilih
dapat diimplementasikan pada daerah patch reef dimana interval waktu berhenti
penyelam berenang di antara area terumbu karang.
Keterbatasan:
Data tidak dapat secara langsung dibandingkan dengan tutupan karang atau data
makro-invertebrata sebagai daerah berbeda yang diteliti;
Seperti semua metode sensus ikan, keanekaragaman jenis yang diperkirakan seba-
gai spesies samar/cryptic mungkin banyak yang diabaikan;
Metode yang ini menekankan pentingnya luas yang discover meskipun kadang se-
27 peciesnya jarang (umumnya untuk ikan di terumbu karang), sementara banyak di
daerah patchreef kita sudah underestimate /di bawah perkiraan tapi ikannya ber-
limpah.

Pelatihan yang dibutuhkan:


Identifikasi level Spesies dan pengetahuan yang terperinci dari kebiasaan dan habitat
ikan yang berbeda.

Referensi:
Jones dan Thompson (1978); Kimmel (1985).
6. Butterfly Fish Method (Metode Survey Ikan Kepe-kepe)

Instansi yang menggunakan metode ini:


Metode ini digunakan oleh peneliti di Hawaii. Tidak ada instansi yang menggunakan
metode sebagai metode utama.

Deskripsi Metode:
Metode ini dilakukan dengan cara mengobservasi ikan kepe-kepe dan perilaku
makannya untuk menentukan kelimpahan makanan dan habitat ikan butterfl y per
pasangan. Persentase tutupan komunitas bentik juga harus ditentukan. Konsep ini di-
dasarkan pada asumsi bahwa ikan kepe2 yang memakan karang akan bergerak jauh
dari daerah terumbu karang ketika kesehatan/kondisi karang memburuk.

Peralatan yang diperlukan:


Rollmeter panjang 30 m
Alat tulis bawah air dengan penggaris dengan panjang 20 cm.

Prosedur Umum:
Wajib dilaksanakan minimal pada 2 studi site di mana satu site adalah kontrol
(tanpa gangguan antropogenik )
28
Level dasar estimasi kelimpahan ikan; level lanjutan untuk mengukur tingkah laku
ikan dan ukuran area teritorialnya(tergantung sumber daya).

Estimasi Kelimpahan
Tempatkan sampai 4 x 30 m transek pada wilayah tutupan karang yang tinggi
(tidak sembarangan);
Berenang perlahan dengan kecepatan 6 m per menit sepanjang transek dan target-
nya kelimpahan ikan kepe-kepe sepanjang transek sabuk selebar 10 meter.

Persentase tutupan komunitas bentik


Kami merekomendasikan menggunakan metode transek titik (Point Intersept Tran-
sect) sebagai cara termudah ). Perilaku berpindah (diharapkan meningkat karena
makanan menjadi terbatas)
Diimplementasikan setelah survei kelimpahan;
Survei ini dilakukan selama 5 x 10 menit periode observasi. penyelam berenang
sepanjang transek untuk mencatat sepasang ikan kupu-kupu;
Batas wilayah mereka ditandai (ujung terjauh di mana mereka bergerak);
Amati perilaku ikan selama 10 menit;
Catat setiap kali mengejar sepasang ikan targetdi wilayah yang berdekatan;
Ulangi untuk pasangan yang sama selama 50 menit dari pengamatan;
Observasi ini tidak perlu diimplementasikan selama satu kali penyelaman, tetapi
berturut-turut penyelaman yang terus dilaksanakan sebatas persyaratan keselama-
tan penyelaman yang memungkinkan;
Perkiraan ukuran ikan yang menjadi target dengan mencatat posisi mulut mereka,
eyespot (tanda) di belakang atau ekor di karang saat mereka makan, ketika mereka
pindah, ukur panjangnya dengan penggaris.

Perilaku makan (untuk menentukan Makanan yang disukai)


Amati perilaku makan selama periode 3 x 10 menit;
Catat jumlah gigitan pada spesies tertentu karang;
Hitung jumlah gigitan per 10 menit untuk setiap jenis karang.

Mengukur daerah territorial ikan kepe2 (diharapkan meningkat karena


keterbatasan makanan)
Tandai batas wilayah territorial (lingkaran atau oval) dengan penanda(bisa dengan
patahan karang mati);
Ukur panjang wilayah territorial di diameter terpanjangnya (cross section).
Satu penyelam memegang di ujung dari pita, penyelam kedua mengukur jarak
wilayah teritorialnya terus dilakukan berulang untuk daerah lainnya;
Ukuran wilayah territorial dihitung dengan menjumlahkan semua nilai pada lembar
29 data.
Personil Lapangan:
2 pengamat;
1 perahu orang / pengamat permukaan.

Personel di Kantor:
Kalkulasi perilaku makan dan pengukuran luas wilayah teritorialnya
Analisis data, interpretasi dan pelaporan.

Keuntungan:
Sederhana dan murah
Dapat dilaksanakan oleh pemula yang tidak mendapat pelatihan teknis sebelumnya
Sangat peka untuk mengetahui perubahan kondisi terumbu karang secara perlahan
-lahan; ikan kepe2 pemakan polip karang akan memperbesar wilayah
makannya jika kepadatan karang menurun untuk mencukupi kebutu-
han makannya, sehingga ukuran pengamatan wilayah territorial ikan
kepe-kepe dapat menunjukkan penurunan kondisi karang secara ber-
tahap namun yang mungkin tidak secara signifikan dibandingkan survey lang-
sung tutupan karang
modifikasi desain di mana informasi lebih lanjut dapat ditambahkan jika sumber
daya dan kapasitas penyelam memungkinkan.
Keterbatasan:
Lebih mudah untuk mengukur tutupan karang secara langsung yaitu dengan melaku-
kan intercept transek titik(Point Intersept Transect/PIT).

Pelatihan yang dibutuhkan:


Tidak pelatihan ilmiah formal yang diperlukan tetapi 1 atau 2 ikan coralivores kunci
harus diketahui per lokasi geografis.

Referensi:
Crosby dan Reese (1996).

30
7. Fish Spawning Aggregations Method (Metode Agregasi
Pemijahan Ikan)

Instansi yang menggunakan metode ini:


Society for Conservation of Reef Fish Aggregations (SCRFA)

Deskripsi Metode:
Metode ini melibatkan penentuan lokasi, musim pemijahan dan ukuran site pemijahan
dan melakukan sensus visual bawah air untuk memperkirakan kelimpahan pemijahan
ikan dewasa.

Data yang diperoleh:


kepadatan pemijahan
Size populasi pemijahan dan struktur komposisi jenis kelamin
Pola Temporal saat aktivitas pemijahan dan daerahnya
Jumlah ikan di lokasi pemijahan.

Peralatan yang diperlukan:


Meteran/penggaris untuk memperkirakan ukuran.
31
Personil Lapangan:
2 pengamat (penyelam);
1 pengemudi perahu / pengamat permukaan .

Personel di kantor:
Entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan.

Prosedur Umum:

Ada kebutuhan untuk mendefinisikannya sebagai berikut:


1. Di mana agregasi?
Sebuah agregasi/berkumpul diakui jika meningkat 3 kali lipat dari kepadatan pemija-
han ikan. Untuk informasi pemijahan, tanda-tanda langsung 'pemijahan' juga harus
diidentifikasi, termasuk:
i. Perlu tidaknya pengamatan pemijahan;
ii. Betina dengan telur terhidrasi; dan
iii. Kehadiran folikel pasca-ovulasi pada ovarium dari sekumpulan betina.
tanda-tanda tidak langsung mencakup:
i. Perilaku atau perubahan pola warna yang diketahui hanya berhubungan dengan
pemijahan; dan
ii. Data Gonad somatik indeks (GSI), perut bengkak dan lainnya yang terbukti ada in-
2. Apa yang dikatahui dari waktu atau musim agregasi itu?
Informasi ini diperoleh dari nelayan, pengamatan ikan bunting/bengkak di pasar, dan
dari histologi gonad.

3. Dimana agregasi berada?


Nautical chart, citra satelit, foto udara dan pengintaian udara yang berguna untuk
menilai site potensial agregasi dan diketahui dari profil batimetri dan oseanografi un-
tuk spesies. Kumpulan perahu nelayan lokal disinkronkan dengan fase bulan adalah
indikasi yang bermanfaat untuk mengetahui agregasi pemijahan, dan wawancara den-
gan nelayan sangat membantu. survei skala luas dengan snorkeling atau manta-tow
juga dapat berguna.

Ada 3 metode monitoring yang dapat digunakan:


Underwater Sensus Visual atau Stationery Plot Survey
Kumpulan data-data perikanan, Domeier et al. m (2002); Colin et al. (2003);
Remoute surfeilance teqhnique/ teknik pengawasan jarak jauh.

Underwater Visual Sensus untuk agregasi pemijahan


Survei visual dengan cara melintasi site agregasi banyak direkomendasikan. Untuk spe-
sies yang sulit dijumpai/mudah kabur , jumlah stasiun direkomendasikan. Time swim
tidak dianjurkan karena mereka tidak menyediakan data kuantitatif. Kriteria berikut ini 32
akan menentukan metode berlakut:
kedalaman site
Kepadatan ikan
Arus (ketika arus kuat atau bila ikan waspada terhadap penyelam di dekatnya).
Stationery plots mungkin lebih tepat di sini untuk menghemat energi).

Parameter yang diukur:


Jumlah ikan per satuan luas
Ukura
Sex rasio
Tingkah Laku
Lokasi di peta (pemetaan).
Mengukur daerah agregasi .Tandai daerah batasnya saat melakukan survei dan
kembali ke pengukuran ini nanti. Tanda disini bisa berupa batu dicat atau pema-
sangan buoy (hati-hati hal ini bisa memancing nelayan untuk menangkap didaerah
SPAGs) .
Jika memungkinkan, video transek dapat digunakan untuk memperkirakan kelim-
pahan secara akurat; video jarak jauh juga berguna untuk ikan yang takut terhadap
manusia.
Keuntungan:
Metode Non-destruktif;

Keterbatasan:
Site Monitoring lebih dari satu merlukan beberapa tim pengamat kalau agregasi
terjadi pada waktu yang sama, dimana pemihjahan sering berlangsung secara ber-
samaan;
Karena variasi lokasi pemijahan dan waktunya yang musiman selama agregasi itu,
tidak mungkin untuk mengunjungi site pemijahan hanya sekali dan mengharapkan
data survei yang baik. perencanaan hati-hati sangat penting;
Karena setiap site pemijahan yang berbeda, metode survei yang disarankan di sini
harus diambil sebagai panduan;
Umumnya agregasi terjadi didaerah yang tutupan karang nya signifikan, seringkali
dengan berlimpahnya tempat persembunyian, ikan yang tersembunyi di celah-celah
atau di bawah karang akan menyebabkan nilainya lebih kcil dari angka yang se-
benarnya;
Sangat sulit untuk mendapatkan data ikan akurat dan valid setiap sehingga setiap
interpretasi harus dilakukan dengan hati-hati. Pengulangan analisis video adalah
salah satu pilihan, tetapi tidak selalu cocok untuk semua jenis ikan;
Data ukuran harus ditafsirkan secara hati-hati, karena estimasi ukuran panjang
33 minimum dan maksimum adalah relatif;
Menentukan seks hanya mungkin untuk spesies yang memiliki ukuran jelas atau
perbedaan warna.

Pelatihan yang dibutuhkan:


Training untuk pemantauan agregasi; hubungi the Society for Conservation of Reef
Fish Aggregations (SCRFA);
Bias dari Observer untuk itu perlu pelatihan estimasi panjang ikan, identifikasi spe-
sies dan tingkah laku pemijahan, gangguan perilaku ikan oleh penyelam meru-
pakan faktor yang perlu dipertimbangkan. Jika memungkinkan, nelayan dan stake-
holders lainnya harus terlibat dalam program pelatihan Spags ini.

Referensi:
Lihat Domeier et al. (2002); Colin et al. (2003) for fisheries dependent data and re-
moute surveillance techniques; www.scrfa.org/
The Nature Conservancy juga mengembangkan metode inil untuk pemantauan agregasi
pemijahan kerapu di Indo Pasifik (Lihat www.nature.org), begitu juga Wildlife Conser-
vation Society (WCS) di Pulau Weh, Aceh.
34
ACANTHURIDAE
Surgeon fish, Ikan butana

Acanthurus leucosternon
Powderblue surgeonfish
Nama Umum: Ikan butana biru,
kuli pasir (sulawesi),
Ciri-ciri: Panjang max 38 cm
(TL).Badan berwarna biru, dorsal
kuning, sekitar muka berwarna hi-
tam dan sangat mudah dibedakan
dengan jenis Paracanthus hepatus
Habitat: Perairan terumbu karang
dari kedalaman 45 m hingga dang-
kal 2-3 m.
Distribusi: Perairan terumbu
karang tersebar dari Afrika hingga
35 Papua New Guinea
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Tipe pemakan: Pemakan Alga
Foto by Fakhrizal Setiawan

Paracanthurus hepatus
Palette surgeonfish
Nama Umum: ikan dori, leter six
Ciri-ciri: Panjang max 31 cm (TL),
Warna biru cerah dengan pola
hitem seperti angka enam, ekor
kuning dengan strip hitam. Sirip
dada biru dengan ujungnya hitam
dilingkari kuning.
Habitat: Daerah karang yang
jernih dan berarus. Soliter atau
kelompok kecil, juv sering terlihat
sembunyi di celah karang Pocil-
lopora. Benthopelagic.
Distribusi: Indo-Pasifik:Afrika
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh timur– Samoa, Jepang-GBR
Foto by Fakhrizal Setiawan Tipe pemakan: Zooplankton
Acanthurus lineatus
Lined surgeonfish
Nama Umum: Butana kasur
Ciri-ciri: Panjang max 38 cm (TL),
3/4 badan atas terdiri dari garis
kuning dan garis biru strip hitam, 1/4
badan bawahnya berwarna abu-abu.
Kill dipangkal ekor tajam, kuat dan
beracun. Sirip perut oranye
Habitat: Pejantan mengontrol
daerah teritorial makan dan harem-
nya, benthopelagic. Dewasa umum-
nya schooling di daerah dangkal.
Juv soliter dan di habitat rubble.
Membentuk kelompok pemijahan.
Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika
timur-Hawai, Marquesan dan
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Kep.Tuamoto, Jepang –GBR dan
Foto by Fakhrizal Setiawan New Caledonia. Digantikan Acan-
thurus sohal di Laut merah.
Tipe pemakan: Bentik alga/ herbi- 36
vorus kadang krustacea

Acanthurus pyropherus
Mimic surgeonfish
Nama Umum:
Ciri-ciri: Berwarna kecoklatan,
garis hitam dari atas sampai bawah
katup insang, sirip pectoral ber-
warna kuning diujungnya
Habitat: Biasanya hidup soliter/
sendiri, hidup di area laguna hingga
terumbu karang dari 2 - 40 m
Distribusi: berada di seluruh
perairan terumbu karang di Indone-
sia
Tipe pemakan: Pemakan alga

Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
Acanthurus triostegus
Convict surgeonfish
Nama Umum: Butana lorek
Ciri-ciri: Panjang max 27 cm (TL),
badan kuning krem dengan 6 garis
vertikal dibadan. Perubahan meta-
morphosis dari post larva–juv pada
ukuran 3,2 cm
Habitat: Daerah laguna dan
karang , juv berada di daerah
pasang surut, benthopelagic, ka-
dang mencari makan di daerah ma-
sukan air tawar dimana banyak
alga.
Distribusi: Indo-Pasifik:Arabian
peninsula. Pasifik timur : Teluk Cali-
fornia-Panama
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Tipe pemakan: Zoobenthos, ben-
Foto by Fakhrizal Setiawan tik alga, fitoplankton

37

Ctenochaetus binotatus
Twospot surgeonfish
Nama Umum:
Ciri-ciri: Panjang max 22 cm (TL),
spot hitam di belakang sirip dorsal
dan anal, dewasa terdapat lingkaran
biru di mata. Dorsal dan anal coklat
gelap, sirip ekor coklat dewasa dan
juv berwarna kuning.
Habitat: Daerah karang dan rubble
di laguna dan pantai habits coral and
rubble areas of deep lagoon and
seaward reefs.
Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika
timur Kep.Tuamoto, Jepang –NSW
dan New Caledonia)
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Tipe pemakan: fitoplankton dan
Foto by Fakhrizal Setiawan detritus (dinoflagelata /
Gambierdiscus toxicus )
Ctenochaetus striatus
Striated surgeonfish
Nama Umum:
Ciri-ciri: Panjang max 26 cm (TL),
badan berwarna coklat kehita-
man .spot oranye di kepala. Sirip
pectoral kekuningan, sirip ekor dan
perut coklat. Pangkal ekor terdapat
kill tajam.
Habitat: Daerah karang , rubble,
berbatu yang flat di laguna dan
karang hingga kedalaman 30 m.
ditemukan soliter hingga schooling
dengan species lain.
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan: Fitoplankton
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
(diatom) dan Bentik alga (lapisan
Foto by Fakhrizal Setiawan
luar blue green alga yang membuat
species ini kunci rantai makanan
ciguatera)
38

Ctenochaetus cyanocheilus
Bluelipped bristletooth
Nama Umum:
Ciri-ciri: Panjang max 20 cm (TL)
badan coklat kekunngan dengan
garis kebiruan di badan. Terdapat
lingkaran kuning di mata dan bibir
berwarna biru.
Habitat: Dareah kaya karang mulai
dari laguna hingga lereng karang.
Biasa ditemukan di kedalaman 7-15
m. Range kedalaman 2-30 m.
Distribusi: Pasifik barat: Kep.
Ogaswara, Filipina, Indonesia-GBR
dan New Caledonia, Samoa-Kep.
Marshal.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Tipe pemakan: Bentik alga / her-
Foto by Fakhrizal Setiawan
bivora
Naso lituratus
Orangespine unicornfish
Nama Umum: Naso
Ciri-ciri: Panjang max 46 cm (TL),
badan coklat keabuan, sirip ekor ber-
bentuk sabit dengan batas hitam,
pangkal ekor oranye dengan strip
putih, dorsal oranye dengan batas
garis biru, kuning dan hitam dari mu-
lut hingga kepala. Sirip perut oranye.
Habitat: Daerah karang, rubble dan
berbatu di laguna dan pantai . De-
wasa dalam soliter/kelompok kecil.
Juv di daerah berbatu dangkal.
Range kedalaman 0-90 m.
Distribusi: Samudra Pasifik untuk
Samudra Hindia sekarang diketahui
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh sebagai species yang terpisah den-
Foto by Fakhrizal Setiawan gan nama Naso elegans.
Tipe pemakan: Alga (Sargassum
39 dan Dictyota) dan zooplankton

Naso vlamingii
Bignose unicornfish
Nama Umum: Naso
Ciri-ciri:
Bagian muka berwaran kecoklatan,
badan berwarna biru kecoklatan,
memiliki garis biru di dekat mata,
serta bagian ekor yang menjuntai,
panjang max 50 cm,
Habitat:
Umumnya dijumpai di kolom perairan
atau di perairan agak dalam mulai
dari 4-50 m dan biasanya ditemukan
sendiri,
Distribusi: tersebar di perairan area
terumbu karang di Indonesia
Tipe pemakan: Omnivore
Lokasi foto: : TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
40
APOGONIDAE
Cardinal fish, Ikan capungan

Apogon compressus
Split-banded cardinalfish
Nama Umum: Ikan
capungan

Ciri-ciri:
Berwarana putih atau pink
dengan 6 garisdi sis-
inya,lingkar mata berwarna
biru, sewaktu juvenile
memilki warna kuning
41 didekat ekor dengan spot
hitam ditengahnya, panjang
max 12 cm.
Habitat:
Ditemukan berkelompok di
dekat karang bercabang,
merupakan ikan nocturnal,
ditemukan di area karang
mulai dari kedalaman 2-20
m.
Distribusi:
Indo pasifik: GBR hingga
jepang
Tipe pemakan:
carnivora
Kesukaan habitat:
karang bercabang seperti
Porites cylindrical atau
P.nigrescens

Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
Apogon aureus
Ring-tailed cardinalfish
Nama Umum: Beseng
Ciri-ciri: Panjang max 14,5
cm (TL), garis hitam melingkar
dipangkal ekor, warna coklat
krem, strip biru dimata.
Habitat: Biasa dijumpai di
perairan dangkal, bersem-
bunyi di celah atau dibawah
karang dijumpai mulai dari
kedalaman 1- 40 m.
Distribusi: Hampir ditemu-
kan diseluruh perairan Indone-
sia
Tipe pemakan: Carnivore

Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
42

Apogon bandanensis
Bigaye cardinalfish
Nama Umum: Beseng
Ciri-ciri: Panjang max 10 cm
(TL), warna badan kecoklatan
dengan strip halus vertical,
dipangkal ekor terdapat
bagian putih dengan lingkaran
hitam, di bagian sirip perut
terdapat warna biru,sinonim
Nectamia bandanensis.
Habitat: Biasanya ditemukan
diperairan karang agak dalam,
merupakan ikan nocturnal,
rang kedalaman 10-34 m.
Tipe pemakan: Carnivore
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Apogon chrysopomus
Spotted-gill cardinalfish
Nama Umum: Serinding

Ciri-ciri:
Panjang max 10 cm(TL), de-
wasa memiliki spot kuning di-
katup insang, berwarna coklat
krem, dengan 3 garis coklat me-
manjang serta spot hitam kecil
dekat pangkal ekor.
Habitat:
Biasa dijumpai berkelompok di
atas karang branching.
Distribusi:
Indo-pacifik, Indonesia
Tipe pemakan: Carnivora
Lokasi foto: : TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan

43

Apogon seleii
Nama Umum: Serinding

Ciri-ciri:
Panjang max 10 cm(TL),garis
kuning/coklat dekat katup in-
sang, pola bdan ,corak serta
warna mirip dengan Apogon
chrysopomus.
Habitat:
Perairan karang dan berasosiasi
dengan karang branching.
Distribusi:
Tersebar di hamper seluruh
perairan Indonesia
Tipe pemakan: Carnivora

Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
Apogon fucata
Nerrowlined cardinalfish
Nama Umum: Beseng

Ciri-ciri:
Panjang max 9 cm (TL),
begariskuning dengan strip
biru di dekat mata, memiliki
spot hitam dipangkal ekor,

Habitat:
Umumnya berkelompok di
gua-gua kecil disekitar la-
guna atau disela-sela karang
branching. Range kedala-
mannya 2-60 m.

Distribusi:
Pantai timur benua Afrika
Lokasi foto: :Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah hingga Samoa, baratdaya 44
Foto by Fakhrizal Setiawan Jepang hingga New Caledo-
nia

Tipe pemakan:
Zooplankton

Lokasi foto: :Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
Apogon komodoensis
Nama Umum: Serinding

Ciri-ciri: Panjang max 10 cm


(TL), dipangkal ekor berwarna
hitam samar dan dipangkal ber-
warna putih, terdapat garis warna
coklat strip putih memanjang dari
mulut hingga mata.
Habitat:
Berkelompok di sela-sela karang
branching, dengan range kedala-
man 10-12 m.
Distribusi:
Diketahui hanya di perairan TN
Komodo, NTT
Tipe pemakan:
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Zooplankton
Foto by Fakhrizal Setiawan

45

Apogon hoevenii
Frostfin cardinalfish
Nama Umum: Serinding layar

Ciri-ciri: Panjang max 6cm


(TL),berwarna coklat kekuningan,
siripdorsal pertama berwanna cok-
lat gelap dengan bagian berwarna
putih yang lebar.
Habitat: Biasanya dijumpai di-
daerah estuaria atau telukserta
dihabitat yang dasarnya pasir/
pasir berlumpur, tempatpavoritnya
berada disekitar spong, crinoids
dan bulubabi. Range kedalaman
20-30 m.
Distribusi:Indo-West Pacific:
India, Indochina n Malay , serta-
Lokasi foto: TN Komodo, NTT dari utara Australia - Japang
Foto by Fakhrizal Setiawan Tipe pemakan: Zooplankton
Apogon fragilis
Fragile cardinalfish
Nama Umum: Beseng
Ciri-ciri: Panjang max 5,5 cm
(TL), berwarna putih perak
transparan, memiliki spot hitam
dipangkal ekor dan cirri utama-
nya adalah spot hitam dikedua
ujung cagak sirip ekornya.
Habitat: Biasanya dijumpai di
laguna dan teluk, diatsa karang
branching, berkumpul dalam
jumlah besar kadang-kadang
dengan jenis yang lain. Range 1
-15 m.
Distribusi: Indo-pasifik, Timur
Afrika—Samoa, dan di Great
Lokasi foto: :Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah
Barier Reef Australia
Foto by Fakhrizal Setiawan
Tipe pemakan: Belum diketa-
hui
46

Apogon zosterophera
Blackbelted cardinalfish
Nama Umum: Beseng
Ciri-ciri: Panjang max 8 cm
(TL), memiliki garis hitam di-
bawah sirip dorsal kedua,
memiliki dua garis berwarna or-
ange dekat katup insang, serta
memiliki spot hitam kecil dipang-
kal ekor.
Habitat: Biasa hidup di
perairan dangkal di area te-
rumbu karang atau sekitar la-
guna / sela-sela karang dengan
range kedalaman 2-15 m.
Distribusi: Laut jawa dan Kali-
mantan di Indonesia
Lokasi foto: :Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah Tipe pemakan: Zoobenthos
Foto by Fakhrizal Setiawan
Sphaeramia nematoptera
Pajama cardinalfish
Nama Umum: Capungan
Ciri-ciri: Panjang max 8,5 cm (TL),
bentuknya sangat mudah dikenali
dengan mata merah besar, kepala
yang berwarna kuning,garis hitam
disirip prtama dorsal, spot coklat
yang banyak di badan belakang.
Habitat: Berkumpul bisasanya
diatas karang branching, menyebar
di malam hari untuk mencari makan
karena ikan nocturnal. Range 1–
14m.
Distribusi: Laut jawa– Fiji
Tipe pemakan: Zoobenthos
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan

47

Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah


Cheilodipterus artus
Foto by Fakhrizal Setiawan
Wolf cardinalfish
Nama Umum: Serinding
Ciri-ciri: Panjang max 18,7 cm (TL), saat juvenile memiliki spot hitam kecil yang dikelil-
ingi warna kuning dipangkal ekornya. Memiliki 8 strip garis kecoklatan.
Habitat: Biasanya bersembunyi di celah/goa kecil di karang, laguna, kadang juga
berada diatas karang bercabang, lebih sering terlihat soliter
Distribusi:Indo pasifik, timur afrika-Kep. Tuamoto, selatan GBR Australia
Tipe pemakan: Ikan kecil / Carnivora
Cheilodipterus isostigmus
Dog-toothed cardinalfish
Nama Umum: Serinding

Ciri-ciri:
Panjang max 11 cm (TL), san-
gat mirip dengan
C.qunquilineatus dimana per-
bedaanya hanya pada spot
hitam dikelilingi warna kuning.
C. qunquilineatus garis strip
dibadan hingga mengenai spot
hitam di pangkal ekor sedang-
kan C. isostigmus tidak.

Habitat:
Hidup didarah karang laguna,
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah bisanya berkelompok dalam
Foto by Fakhrizal Setiawan
jumlah kecil dikarang berca-
bang, Range 4 - 40 m. 48

Distribusi:
Perairan laut jawa, kalimantan
di Indonesia.

Tipe pemakan:
Ikan kecil / Carnivora

Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
Cheilodipterus macrodon
Large toothed cardinalfish
Nama Umum: Serinding be-
sar
Ciri-ciri:
Panjang max 25 cm (TL), saat
juvenile mamiliki spot hitam
yang berangsur-angsur hilang
saat dewasa. Dewasa sangat
mirip dengan C.artus hanya saja
strip garis dibadan lebih tebal
dan lebih gelap.

Habitat:
Umumnya ditemukan didaerah
reef slope 4-30 m, suka bersem-
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah
bunya di gua-gua kecil / celah
karang . Kadang juga ditemukan
Foto by Fakhrizal Setiawan
49 didaerah laguna dari kedalaman
0-40 m. lebih sering ditemukan
soliter/sendiri atau berpasangan.
Juv lebih terlihat dalam kelom-
pok kecil.

Distribusi:
Indo pasifik, laut merah, timur
Afrika, Pulau Ryukyu, Perairan
karang di Indonesia

Tipe pemakan:
Ikan kecil / Carnivora

Lokasi foto: : TN Komodo,NTT


Foto by Fakhrizal Setiawan
Pterapogon kauderni
Banggai cardinal fish
Nama Umum: Kardinal
banggai
Ciri-ciri: Panjang max 8 cm
(TL), mudah dikenali dari
warna yang mencolok dengan
empat garis vertikal di badan.
Pola garis hitam yang meman-
jang dari sirip pertama dorsal
hingga sirip perut dan sirip
kedua sampai sirip anal den-
gan spot putih. Sirip ekor ca-
gak panjang dengan garis hi-
tam dan spot putih disisinya.

Lokasi foto: : Lembeh, Sulut


Habitat: Biasa dijumpai di
daerah darmaga, didasar pasir
Foto by Tasrif Kartawijaya
di padang lamun serta di sela- 50
sela bulu babi sebagai tempat
perlindungan. Jantan
mengerami telur, larva yang
menetas tidak memiliki periode
plankton. Juvenil biasa tinggal
di dekat anemone sebagai per-
lindungan.

Distribusi: Alami endemic di


Kep. Banggai, Indonesia na-
mun setelah ditangkarkan ban-
yak di daerah lain.

Tipe pemakan:
Bentik krustacea dan zoo-
plankton

Lokasi foto: : Lembeh, Sulut


Foto by Tasrif Kartawijaya
51
AULOSTOMIDAE

Aulostomus chinensis
Chinese trumpetfish
Nama Umum: lkan
trompet
Ciri-ciri:
Panjang max 80 cm (TL),
memiliki 2 warna dasar
yaitu coklat ke hijauan
serta kuning (Jenis
variannya), sirip pertama
dorsal tegak karena terda-
pat duri, sirip dorsal kedua
tipis sama seperti sirip
analnya. Dekat pangkal
ekor warna hitam gelap,
bagian sirip ekor berwarna 52
kuning dengan spot hitam
Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh diujung-ujungnya
Foto by Fakhrizal Setiawan
Habitat:
Ditemukan soliter di
perairan dangkal dan
jernih, kadang diarea habi-
tat berbatu . Kebisaanya
yang suka berkamuflase
untuk menangkap mangsa
dan bersembunyi di atas
ikan yang lebih besar

Distribusi:
Hampir ditemukan di selu-
ruh perairan karang di In-
donesia

Tipe pemakan:
Udang dan ikan kecil /
Carnivora
Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
53
BALISTIDAE
Triger fish, Ikan Tato (Sulawesi utara),

Balistoides conspicillum
Clown triggerfish
Nama Umum: Triger biji
nangka

Ciri-ciri:
Panjang max 50 cm (TL),
memiliki pola warna yang unik,
mulut berwarna kuning, garis
putih dimata, separuh badan
bagian bawah spot putih besar
dan separuh atasanya hitam
dengan bercak kuning, pang- 54
kal ekor putih dengan bintik
hitam serta sirip ekor terdapat
Lokasi foto: TN Komodo, NTT bagian putih lebar. Merupakan
Foto by Fakhrizal Setiawan target perdagangan ikan hias
yang mahal.

Habitat:
Spesies soliter, hidup
diperairan jernih didaerah reef
slope dan drop-off, saat juve-
nile hidup di gua-gua karang.

Distribusi:
Indo-pasifik, sebagian timur
dan selkatan Afrika, Indonesa
hingga Samoa, selatan New
Caledonia

Tipe pemakan:
Bulubabi, krustasea, tunicate

Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh


Foto by Fakhrizal Setiawan
Balistapus undulatus
Orange-lined triggerfish
Nama Umum: Triget ijo

Ciri-ciri: Panjang max 30


cm (TL), badan hijau gelap ke
coklatan dengan garis oranye
diagonal di badan dan muka.
Sirip berwarna oranye.
Memiliki spot hitam dipangkal
ekor.

Habitat:
Didaerah kaya karang di la-
guna dan terumbu karang.
Jenis yang territorial, biasa
meletakkan telur dalam
lubang di daerah pasir atau
rubble di daerah karang.
Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh Range kedalaman 1-50 m.
55
Foto by Fakhrizal Setiawan
Distribusi:
Indo-Pasifik : Laut merah,
Afrika Selatan, Kep. Line,
Marquesan dan Tuamoto,
Jepang-GBR dan New Cale-
donia.

Tipe pemakan:
Zoobenthos (Echinodermata,
moluska, tunikata, sponge
dan hydrozoa), ikan kecil dan
alga bentik.

Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh


Foto by Fakhrizal Setiawan
Melichthys indicus
Indian triggerfish
Nama Umum: Triger item

Ciri-ciri: panjang max 25 cm


(TL), badan coklat kehitaman den-
gan strip putih di dasar sirip dorsal
dan Anal. Batas luar sirip caudal
berwarna putih.
Habitat: Daerah kaya karang .
Soliter, biasa menggali lobang di
dasar untuk tempat tinggal
Distribusi: Samudra Hindia; Laut
Merah dan Timur Afrika– Thailand
dan Sumatra di Indonesia.
Tipe pemakan: Zoobenthos
(sponge,tunikata,bentik inverte-
Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh brate, bentik krustacea, ) dan ben-
Foto by Fakhrizal Setiawan tik alga

56

Sufflamen chrysopterus
Halfmoon triggerfish
Nama Umum: Triger bulan

Ciri-ciri: Panjang max 30 cm (TL),


badan coklat gelap dibawahnya
dengan sirip ekor dibatasi putih
dan membentuk segitiga coklat
ditengahnya.
Habitat: Daerah pantai berkarang
mulai dari laguna hingga lereng
karang. Soliter dan territorial, ovi-
par dan monogami.
Distribusi: Indo-Pasifik barat:
Afrika timur, Afsel, Samoa, Jepang-
Pulau Lord Howe. Digantikan Suf-
flamen albicaudatus di Laut Merah.
Tipe pemakan: Zoobenthos dan
zooplankton
Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
57
BLEINIDAE
Blennies fish, Ikan Blenie

Escenious sp.
Nama Umum: Bleni

Ciri-ciri:
Panjang max 5,5 cm
(TL), badan coklat den-
gan garis terang sepan-
jang dorsal, bagian
kepala kehijauan, strip
hijau dari mata hingga
katup insang.terdapat
sepasang mirip sungut di
58
depan mata.

Habitat:
Daerah kaya karang,
bias dijumpai berda di
atas karang, soliter na-
mun kadang dalam
kelompok kecil.

Distribusi:
Baru diketahui dari laut
jawa

Tipe pemakan: Belum


diketahui

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
59
CAESIONIDAE
Fusilier fish, Ikan ekor kuning

Caesio caerulaureus
Blue and gold fusilier
Nama Umum: Ekor kuning
Ciri-ciri: Panjang max 35 cm (TL),
memiliki garis kuning emas meman-
jang dari pangkal ekor hingga diatas
mata, serta strip hitam di kedua
ujung cagak sirip ekornya.
Habitat: Area terumbu karang
yang jernih, sering ditemukan
schooling dalam jumlah besar ber-
sama jenis caesionidae lainnya.
Range 5-50 m.
60
Distribusi: Hampir seluruh
perairan Indonesia

Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan

Caesio teres
Yellow and blueback fusilier
Nama Umum: Ekor kuning
Ciri-ciri: Panjang max 40 cm (TL),
berwarna 2/3 biru keperakan, warna
kuning mulai dari ekor hingga ke
badan atas dekat sirip dorsal,
Habitat: Di kolom perairan karang
yang jernih kedalaman 5-50 m, ber-
migrasi saat purnama mencari
daerah di karang yang memiliki ce-
lah sempit serta arus yang kuat un-
tuk menyebarkan telurnya.
Distribusi: Hampir diseluruh
perairan di Indonesia
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah
Tipe pemakan: Zooplankton
Foto by Fakhrizal Setiawan
Caesio xanthonota
Yellowback fusilier
Nama Umum: lkan ekor
kuning

Ciri-ciri:
Panjang max 40 cm (TL), ber-
warna biru keperakan dengan
warna kuning hampir 1/2 badan
hingga bagian kepala.Sirip ekor
berwarna kuning.

Habitat:
Daerah karang namun umum-
nya berada di kolom perairan.
Aktif schooling dengan cae-
sionid lain di kolom perairan
Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh karang. Range kedalaman 0-50
61 Foto by Fakhrizal Setiawan m.

Distribusi:
Timur Afrika hingga Indonesia
(tidak di laut merah and Persia)

Tipe pemakan: Zooplankton

Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh


Foto by Fakhrizal Setiawan
Pterocaesio tile
Dark banded fusilier
Nama Umum: lkan ekor
kuning
Ciri-ciri:
Panjang max 30 cm (TL),
berwarna biru keperakan
(foto fase merahnya),
memiliki strip garis dari
pangkal ekor hingga dekat
mata, cirri khasnya adalah
strip biru yang menyala teru-
tama saat malam hari, be-
berapa literature menerang-
kan ikan ini memiliki kemam-
puan untuk mengganti warna
Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh yang biru menjadi kemera-
Foto by Fakhrizal Setiawan han di bagian bawah untuk
dibersihkan atau untuk tidur.
62
Habitat:
Berkelompok di kolom
perairan terumbu karang
yang jernih atau slope
karang bersama jenis cae-
sionid lainnya. Range ke-
dalaman 0 - 60 m

Distribusi:
Indo-pasifik, Indonesia,
Jepang, dan kep. Di t imur
PNG

Tipe pemakan:
Zooplankton

Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh


Foto by Fakhrizal Setiawan
63
CARANGIDAE
Jacks fish, Ikan Kwe, Bobara (Sulut)

Carangoides bajad
Orangespotted trevally
Nama Umum: Kwe macan
Ciri-ciri: Panjang max 55 cm (TL),
badan agak kekuningan dengan
banyak spot oranye tersebar di
badan,
Habitat: Kolom perairan yang agak
dalam di area karang, biasanya soli-
ter atau berpasangan. Range ke-
dalamannya 2-50 m
Distribusi: Laut merah, teluk
Oman,Persia,Thailand dan Indone-
sia serta Okinawa. 64
Tipe pemakan: Carnivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan

Caranx melampygus
Bluefin trefally
Nama Umum: Kwe biru / bobara
Ciri-ciri: Panjang max 117 cm
(TL), badan berwaran perak biru
kehijauan, kadang soliter, berpasan-
gan atau schooling di spot site ter-
tentu, sirip berwarna biru. Sirip pec-
toral berbentuk sabit.
Habitat: Species perairan pelagis
dan pantai serta di karang.
(chiguatera)Dagingnya menjadi
beracun jika sudah melebihi pan-
jang (TL) 50 cm.
Distribusi: Hampir di seluruh
peraian karang di dunia
Lokasi foto: Kep. Kayoa, Maluku Utara Tipe pemakan: ikan kecil dan
Foto by Rizya L. Ardiwijaya
65
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan

Caranx ignobilis
Giant trefally
Nama Umum: Ikan kwe, bobara

Ciri-ciri:
Panjang max 170 cm (TL), berwarna keperakan, warna sirip biasanya abu-abu gelap,
memiliki 28-36 scutes keras, ukuran dewasa dari corak badannya dapat mudah dike-
nali.
Habitat:
Jenis ikan pelagis biasa ditemukan di pasir, batu dan di terumbu karang, saat juvenile
biasa ditemukan di estuaria dan dewasa umumnya soliter atau berpasangan. Ukuran
dewasa biasanya ciguatoxic.
Distribusi:
Perairan karang di dunia
Tipe pemakan:
krustacea dan ikan (malam) / carnivora
66
CARCHARHINIDAE
Shark fish, Ikan hiu

Carcharhinus obsesus
Whitetip reef shark
lokal: ikan hiu sirip putih

Ciri-ciri: Panjang max 213 cm


(TL), ramping dengan moncong
pendek, mata oval, tanda putih
berada di sirip dorsal pertama
dan ujung sirip ekor.

Habitat: Biasa dijumpai di la-


67 guna, karang dan digoa-goa
beristirahat di siang hari. Lebih
aktif saat malam dan daerah
pasut yang memiliki arus kuat.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah Jarak ruaya 0,3-3 km satu perio-
Foto by Fakhrizal Setiawan denya /tahun. Jarang dila-
porkan menyerang manusia.
Range kedalaman 1 - 330 m.

Distribusi: Tersebar hampir di


seluruh perairan karang di dunia
Tipe pemakan: Memakan ikan
kecil, gurita, lobster kecil dan
kepiting / Carnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
68
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Rizya L. Ardiwijaya

Stegostoma fasciatum (juv)


Zebra shark
Lokal: Ikan hiu totol
Ciri-ciri: Panjang max 235 cm (TL), memiliki 5 celah insang dan 3 terahir dibelakang
sisirp dada, lubang hidung dekat dengan moncong, sirip ekor panjang dengan lekukan
subterminal dalam dimana lobus hamper tidak ada. Warna kuning kecoklatan dengan
bintik coklat gelap. Sirip dadabesar dan bult melebar.

Habitat: Perairan lepas pantai, pasir, patahan karang, dan di dasar karang. Aktif di-
malam hari (nocturnal), siang hari beristirahat di celah-celah atau di bawah karang.
Berenang lambat di celah-celah karang saat berburu makanan.

Distribusi: Indo-west pasifik barat (Laut merah dan sisi timur Afrika hingga New
Caledonia, utara Jepang– New South Wales, Australia)
Tipe pemakan: moluska, ikan kecil, krustasea, dan ular laut / Carnivora
69

Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah


Rhinobatus typus Foto by Fakhrizal Setiawan
Giant shovelnose ray
Lokal: Ikan cucut
Ciri-ciri: Panjang max 270 cm (TL), ciri utamanya adalah warna gelap di ujung mon-
congnya, badan berwarna coklat dengan kepala yang triangular serta sirip dorsal yang
pendek.
Habitat: Saat juvenile hidup di perairan intertidal (pantai berpasir, atol dan di man-
grove) dan dewasa di lepas pantai, pantai berlumpur/pasir, hidup soliter. Range ke-
dalaman 0-100 m,
Distribusi: Indo-pasifik barat (Thailand - PNG, )
Tipe pemakan: moluska / Zoobenthos
70
CENTRISCIDAE
Shrimp fishes, Ikan piso-piso

71

Lokasi foto: TN Karimunjawa (kiri)


dan TN Komodo (kanan)

Aeoliscus strigatus
Common name:Razorfish, nama lokal: Ikan piso-piso
Ciri-ciri: Panjang max 15 cm (TL), warna bervariasi tergantung daerahnya, mudah dike-
nali dari bentuk badan dan cara berenangnya, bentuk duri sirip dorsalnya yang meman-
jang ke ekor,
Habitat: Biasanya berkelompok, sembunyi di sela-sela duri bulubabi atau cabang karang,
range kedalaman 1-20 m.
Distribusi:Indo-west pasifik, dari selatan jepang hingga New south Wales, Australia
Tipe pemakan: Zooplankton
72
CHAETODONTIDAE
Buterfly fish, Ikan kepe-kepe

73

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Chaetodon octofasciatus Foto by Fakhrizal Setiawan
Eightband butterfly fish
Nama Umum: kepe-kepe strip 8
Ciri-ciri: Panjang max 12 cm (TL), warna krem kekuningan dengan 7 strip vertikal
dikedua sisi badan, sirip ventral berwarna kuning
Habitat: biasanya berpasangan dan ditemukan didaerah karang yang masih baik, juve-
nile sering terlihat berkelompok di karang Acropora bercabang.
Distribusi: Hampir di seluruh perairan terumbu karang
Tipe pemakan: Coralivore
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh 74
Foto by Fakhrizal Setiawan Chaetodon collare
Redtail butterfly fish
Nama Umum:
Kepe-kepe belanda

Ciri-ciri: Panjang max 18 cm


(TL), dikenali dengan warna
merah di sirip ekor dan garis putih
vertikal belakang mata.

Habitat: Biasa ditemukan ber-


pasangan atau berkelompok di
daerah karang / bersembunyi di
bawah karang yang lebar.

Distribusi: Laut Persia, Maldives


- Jepang, Indonesia dan Filipina

Tipe pemakan: Pemakan polip


Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh karang / Coralivore
Foto by Fakhrizal Setiawan
Chaetodon triangulum
Triangle butterflyfish
lokal: Ikan kepe-kepe
Ciri-ciri: Panjang max 16 cm (TL),
badan hamper triangular, abu-abu
gelap dengan garis bersudut , sirip
ekor hitam segitiga dengan garis luar
kuning. Ini yang membedakan den-
gan C. Baronessa.
Habitat: Daerah kaya karang di la-
guna hingga lereng karang, territorial
dan berpasangan. Juv soliter di dekat
karang. Ovipar, monogami, berpasan-
gan saat memijah.
Distribusi: Samudra Hindia: Afrika
Timur-Teluk Bengal, Laut Andaman-
Laut Jawa. Posisinya digantikan C.
Baronessa di timur Indonesia.
Tipe pemakan: Pemakan polip
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh karang / Coralivore
75 Foto by Fakhrizal Setiawan

Chaetodon trifascialis
Chevron butterflyfish
lokal: Ikan kepe-kepe
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL),
badan memanjang putih dengan
garis hitam bersudut, muka garis
hitam memanjang, sirip dorsal dan
anal oranye, ekor hitam dengan ba-
tas kuning.
Habitat: Daerah laguna dan karang
semi terlindung, territorial, berasosi-
asi dengan acropora meja dan men-
jari, soliter atau berpasangan(saat
memijah)
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut
Merah dan Timur Afrika-Hawai dan
Kep. Society.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Tipe pemakan: Pemakan mucus
Foto by Fakhrizal Setiawan dan polip karang / Coralivore
Chaetodon lunulatus
Oval butterfly fish
lokal: Ikan kepe-kepe
Ciri-ciri: Panjang max 14 cm
(TL), sangat mirip dengan
C.trifasciatus dimana perbe-
daannya terletak di pangkal
ekor yang berwarna biru abu-
abu.
Habitat: Selalu berpasangan
di area terumbu karang. Juve-
nile bersembunyi di celah
karang bercabang. Range ke-
dalaman 3-20m.
Distribusi: Tersebar dari
jepang, Hawai - Australia. Ter-
gantikan oleh C.trifasciatus di
Lokasi foto: TN Komodo, NTT samudra hindia
Foto by Fakhrizal Setiawan Tipe pemakan: Pemakan
polip karang / Coralivore
76

Chaetodon trifasciatus
Melon butterflyfish
lokal: Ikan kepe roti
Ciri-ciri: Panjang max 15 cm
(TL), Badan atas kebiruan dan
bawahnya kekuningan, pangkal
sirip ekor kuning serta sirip
anal..
Habitat: Daerah kaya karang di
laguna dan karang semi ter-
lindung. Territorial dan agresif
terhadap chaetodon lain. Juv
sembunyi di karang.
Distribusi: Samudra Hindia:
Timur Afrika – Sumatra. Ter-
gantikan oleh C. lunulatus di
Indonesia tengah-timur
Tipe pemakan: Pemakan
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh polip karang / Coralivore
Foto by Fakhrizal Setiawan
Chaetodon kleinii
Sunburst butterfly fish
lokal: lkan kepe coklat
Ciri-ciri: Panjang max 15 cm
(TL), tubuh berwarna kuning,
dengan 2 garis putih verti-
kal,pertama di pangkal ekor dan
kedua di badan depan, garis
hitam vertikal memanjang mele-
wati mata.
Habitat: Area terumbu karang,
laguna, alur dan area rumput
laut/alga. Biasa soliter atau ber-
pasangan
Distribusi: Indo pasifik
Tipe pemakan:Pemakan polip
karang / Coralivore
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan

77
Chaetodon rafflesi
Latticed butterflyfish
lokal: lkan kepe nanas
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm
(TL), badan kuning dengan pola
garis menyilang, garis hitam me-
manjang melewati mata, sirip
dorsal, anal, dan caudal memiliki
strip hitam yang berubah sesuai
usia. Habitat: Daerah kaya
karang, rubble, karang berbatu di
laguna hingga lereng. Ovipar dan
berpasangan saat memijah
Distribusi: Indo-Pasifik: Sri
Lanka - Kep. Tuamoto , Jepang-
GBR, Palau-Micronesia
Tipe pemakan: Pemakan polip
karang / Coralivore (anemone,
octocoralia dan scleratinia polip)
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
dan cacing polychaeta
Foto by Fakhrizal Setiawan
Chaetodon citrinellus
Speckled butterflyfish
lokal: lkan kepe pasangan / biasa
Ciri-ciri: Panjang max 13 cm (TL).
Krem kekuningan dengan spot hitam
menyebar di badan, garis memanjang
melewati mata. Strip hitam diujung sirip
anal.
Habitat: Didaerah reef flat yang dang-
kal, laguna, lereng karang. Juv dalam
kelompok kecil dan kadang bercampur
dengan C.kleinii. Berpasangan saat
memijah.
Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur-
Hawai, Marquesan dan Kep.Tuamoto,
Jepang– Australia) dan P. Lord Howe.
Tipe pemakan: Pemakan polip
karang / Coralivore, cacing polychaeta,
dan alga berfilamen
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan 78

Chaetodon guttatissimus
Peppered butterflyfish
lokal: lkan kepe-kepe
Ciri-ciri: Panjang max 12 cm (TL),
badan krem dengan spot hitam di
badan, garis hitam memanjang mele-
wati mata, ujung sirip dorsal kuning
dan bawahnya oranye, kuning muda di
ekor dan anal, sirip ekor transparan
dan kuning muda dibatasi hitam.
Habitat: Daerah laguna dan lereng
karang , berpasangan atau kelompok
kecil.
Distribusi: Samudra Hindia: laut
merah, Durban, Afsel, Christmas Is-
land, Thaliand dan barat Indonesia.
Tipe pemakan: Pemakan polip
karang / Coralivore, cacaing poly-
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh chaeta, bentik invertebrate, dan alga
Foto by Fakhrizal Setiawan bentik
Chaetodon meyeri
Scrawled butterflyfish
lokal: lkan kepe mayeri
Ciri-ciri: Panjang max 20 cm
(TL), Badan krem kebiruuan garis
hitam melengkung di badan, muka
hingga sirip.
Habitat: Didaerah kaya karang di
laguan yang jernih dan lereng
karang. Juv soliter di karang
branching, dewasa berpasangan
saat memijah.
Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika
Timur-Kep.line, Kep.Ryukyu,
GBR, Micronesia dan Kep. Galapa-
gos.
Tipe pemakan: Pemakan polip
karang / Coralivore
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
79

Chaetodon vagabundus
Vagabond butterflyfish
lokal: lkan kepe tiker
Ciri-ciri: Panjang max 23 cm (TL),
badan putih krem dengan garis
diagonal berlawanan diatas dan
dibawah badan. Strip hitam mele-
wati mata, garis hitam memanjang
dari belakang badan dari dorsal
hingga anal. Ini yang membedakan
dengan C.decussatus
Habitat: Didaerah reef flat, laguna
dan lereng karang. Berpasangan
monogami, aggressive tritorial
dengan Chaetodon lain.
Distribusi: Indo-Pasifik: laut
Merah dan Timur Afrika - Kep.Line
dan Tuamoto, Jepang-Australia.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Tipe pemakan: Coralivore, ben-
Foto by Fakhrizal Setiawan tik alga dan bentik invertebrata
Chaetodon falcula
Blackwedged butterflyfish
lokal: lkan kepe biji 2
Ciri-ciri: Panjang max 20 cm
(TL), badan putih dengan garis
hitam vertikal, bagian atas
kuning, dorsal belakang dan ekor
oranye. Spot hitam besar 2 di
punggung, spot hitam kecil di
pangkal ekor
Habitat: Didaerah Terumbu
karang dan lereng karang bera-
rus, berpasangan (saat memijah)
atau kelompok kecil, ovipar.
Distribusi: Samudra Hindia:
Timur Afrika - Indonesia.
Tipe pemakan: Bentik inverte-
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh brates/zoobenthos dan alga ben-
Foto by Fakhrizal Setiawan tik

80

Chaetodon melannotus
Blackback butterflyfish
lokal: lkan kepe-kepe
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm
(TL), Badan putih dengan banyak
garis hitam diagonal, gitam bagian
punggung atas, spot hitam di
pangkal ekor dan sirip anal,warna
berubah saat ketakutan dan pen-
gamatan malam.
Habitat: Didaerah kaya karang di
reef flat, laguna dan lereng
karang. Berpasangan atau kelom-
pok kecil. Range kedalaman 1-20
m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut
Merah dan Timur Afrika-Samoa,
Jepang, P.Lord Howe dan Micro-
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
nesia.
Foto by Fakhrizal Setiawan
Tipe pemakan: Coralivore
Coradion chrysozonus
Goldengirdled coral fish
Nama Umum:
Ciri-ciri: Panjang max 15 cm
(TL), Coradion dapat dibedakan
dengan Chaetodon karena
memiliki duri dorsal (8-10 vs 11-
16). Memiliki sirip dorsal dan anal
yang halus yang memberikan tam-
pilan lebar
Habitat: Area terumbu drop-off
dimana kaya akan invertebrate
juga di area karang yang
sedikit.Range kedalaman 3-60m
Distribusi: Indo fasifik
Tipe pemakan: Sponge
Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan

81

Lokasi foto: TN Komodo, NTT


Parachaetodon ocellatus Foto by Fakhrizal Setiawan
Sixspine butterfly fish
Lokal: lkan kepe-kepe
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL), berwarna putih mutiara dengan garis oranye,
memiliki spot hitam di garis oranye ke 3
Habitat: Berpasangan di dasar dan di area karang yang keruh, dewasa berkelompok
didaerah dasar belumpur yang agak dalam. Juv hidup diarea dangkal laguna
Distribusi: Indo Pasifik:NTT, Indonesia, Australia, Malaysia
Tipe pemakan: Benthic algae / Zoobenthos
82

Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah


Chelmon rostratus Foto by Fakhrizal Setiawan
Copperband butterflyfish
Nama Umum: Kepe monyong
Ciri-ciri: Panjang max 20 cm (TL), mudah dikenali dengan moncongnya serta garis
oranye dan spot hitam di dorsal belakang
Habitat: Range kedlaman 1-25m,ditemukan di pantai bebatu, terumbu karang,estuaria.
Termasuk ikan territorial dan monogami
Distribusi: Pasifik barat (laut Andaman-Jepang), Indonesia dan Australia
Tipe pemakan: Bentik invertebrate/zoobenthos
Lokasi foto: Pulau weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan

83

Forcipiger longirostris
Big longnose butterflyfish
lokal: monyong asli
Ciri-ciri:
Panjang max 20 cm (TL), warna kuning den-
gan hitam dibagian atas kepala, bagian bawah
kepala perak dengan mulut panjang. Spot hi-
tam di sirip anal. Varian ada yang berwarna
gelap
Habitat:
Berpasangan monogami, biasa berada di area
karang dangkal hingga dalam. Range kedala-
man 3-70m
Distribusi: Indopasifik
Tipe pemakan: memakan apa saja seperti
krustacea kecil / Omnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
Chaetodon speculum
Mirror butterflyfish
Nama Umum: Kepe Bulan
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL),
warna badan kuning terang deangan
spot hitam besar di badan serta garis
vertikal memanjang melalui mata
Habitat: Soliter atau berpasangan
(selama memijah), berada diarea
karang yang kaya hydroid dan anem-
one. Range kedalaman 3-30m
Distribusi: Indopasifik(Indonesia-
Jepang, Selatan GBR-PNG)
Tipe pemakan: Pemakan polip
karang dan invertebrata

Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah 84


Foto by Fakhrizal Setiawan

Chaetodon ephippium
Saddle butterflyfish
Nama Umum: Kepe monalisa
Ciri-ciri: Panjang max 30 cm (TL),
badan bbiru hijau keabuan, spot hi-
tam besar dengan batas putih di
punggung belakang. Oranye dari mu-
lut-sirip perut.
Habitat: Didaerah Laguna dan ler-
eng karang, yang jernih, soliter, ber-
pasangan (saat memijah) dan grup
kecil.Range kedalaman 1-30 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Sri Lanka
dan Kep. Cocos-Keeling - Hawai,
kep. Marquesan and Tuamoto,
Jepang-Australia.
Tipe pemakan: Pemakan polip
karang dan invertebrate, cacing poly-
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
chaeta, bentik krustacea,alga bentik.
Foto by Fakhrizal Setiawan
Hemitaurichthys polylepis
Pyramid butterflyfish
Lokal: kepe-kepe piramid
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm
(TL), ciri utamanya bentuk pyra-
mid putih besar dibadan hingga
ekor, kepala coklat, dengan
warna dasar badan kuning
Habitat: Biasa schooling dalam
jumlah besar di kolom perairan
karang. Range kedalaman 3-60
m
Distribusi: Samudra pasifik
(hawai, indosesia timur hingga
pulau Christmas), samudra hin-
dia diganti kan dengan H. zoster
Tipe pemakan: Planktivora
Lokasi foto: TN Bunaken, Sulawesi Utara
Foto by Fakhrizal Setiawan
85

Hemitaurichthys zoster
Brown-and-white butterflyfish
Nama Umum: Piramid coklat
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm
(TL), Badan tengah putih berben-
tuk piramid yang dibatasi coklat
gelap di bagian depan dan be-
lakang badan.
Habitat: Didaerah batas te-
rumbu karang. Schooling dalam
jumlah besar . Berpasangan saat
memijah, ovipar. Range kedala-
man 1-40m.
Distribusi: Samudra Hindia :
Timur Afrika - Guam, India, Mau-
ritius hingga Sumatra (Indonesia)
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Tipe pemakan: Pemakan polip
Foto by Fakhrizal Setiawan karang dan invertebrate, zoo-
plankton dan bentik alga
Heniochus diphreutes
False morish idol / Schooling
bannerfish
Nama Umum:
Ciri-ciri: Panjang max 21 cm
(TL), badan putih dengan 2 garis
hitam besar memanjang dari dor-
sal ke perut dan sirip anal. Strip
hitam dari kepala sampai mata.
Sebagian sirip dorsal dan ekor
kuning.
Habitat: Schooling dalam jumlah
besar di daerah reef slope agak
dalam. Range kedalaman 15-210
m.
Distribusi: Indo-pasifik
Tipe pemakan: Planktivora
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan

86

Heniochus acuminatus
Pennant coralfish / Longfin
banner fish
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 25 cm
(TL), yang membedakan dari
H.diphreutes adalah moncong
yang lebih panjang, bentuk badan
yang lebih bulat dan memanjang

Habitat: Perairan karang yang


agak dalam, laguna atau alur
karang, soliter (juv) dan berpasan-
gan (dewasa)

Distribusi: Indopasifik (Afrika


timur dan teluk Persia hingga Mi-
cronesia dan Jepang)
Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan Tipe pemakan: Planktivore
Heniochus varius
Horned bannerfish / Humphead
bannerfish
Lokal: Keling tanduk
Ciri-ciri: Panjang max 19 cm(TL),
berwarna coklat gelap dengan 2
garis putih di dekat kepala dan di
dorsal memanjang hingga pangkal
ekor, mirip tanduk di atas mata.
Habitat: Area terumbu karang
yang baik dan laguna. Rang kedala-
man 2-20 m
Distribusi: Samudra pasifik
(Indonesia-Micronesia dan jepang),
Samudra hindia digantikan dengan
H. pleurotaenia
Tipe pemakan: Polip karang dan
invertebrata kecil

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


87
Foto by Fakhrizal Setiawan

Heniochus pleurotaenia
Phantom bannerfish
lokal: Keling tanduk
Ciri-ciri: Panjang max 17 cm (TL),
2 garis putih dibatasi garis coklat
gelap gingga sirip perut dan anal.
Yang membedakan dengan
H.varius adala garis putih ini.
Habitat: Daerah kaya karang di
laguna dan lereng karang , soliter,
berpasangan atau kelompok. Biasa
juga diarea campuran laga dan
karang. Range kedalaman 1-25 m.
Distribusi: Samudra Hindia: Mal-
dives, Sri Lanka—Indian Ocean:
Maldives and Sri Lanka, Laut Anda-
man Sumatra dan Jawa Barat.
Tipe pemakan: Zoobenthos / ben-
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh tik invertebrata
Foto by Fakhrizal Setiawan
Chaetodon adiergsatos
Philipinne butterflyfish / panda
butterflyfish
Lokal: Kepe-kepe panda
Ciri-ciri: Panjang max 20 cm(TL),
berwarna putih dengan garis diago-
nal coklat. Sirip dorsal, anal dan
dada berwaran kuning dan spot hi-
tam besar di sekitar mata serta spt
hitam di atas kepala.

Habitat: Berpasangan atau kelom-


pok di area terumbu karang yang
sehat. Range kedalaman 3-25 m

Distribusi: Pasifik barat (Jepang,


Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Taiwan - Indonesia dan baratlaut
Foto by Rian Prasetia
Australia)
Tipe pemakan: Zoobenthos
88

Chaetodon lunula
Raccoon butterfly fish
Nama Umum: Kepe gajah

Ciri-ciri: Warna kuning-oranye den-


gan hitam abu-abu di badan, strip
hitam besar diagonal, strip hitam di-
mata dan strip putih disampingnya.
Warna hitam juga dipangkal ekor
Habitat: Soliter, berpasangan dan
juga berkelompok di laguna dan
perairan karang agak dalam. Rang
kedalaman 0-30m
Distribusi: Indo-pasifik, Atlantik
tenggara
Tipe pemakan: Bentik invertebrata ,
alga dan polip karang

Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
89
CIRRHITIDAE
Hawkfishes

Paracirrhites arcatus
Arc-eye hawkfish
Nama Umum: Mata nyender

Ciri-ciri:
Panjang max 20 cm (TL), bi-
asanya bervariasi warnanya, tapi
selalu memiliki cincing kuning
dibelakang matanya.

Habitat:
Soliter di daerah karang, biasa 90
ditemukan berada diatas karang
bercabang seperti: Stylophora,
Lokasi foto: TN Bunaken , Sulawesi Utara
Pocillopora, Porites, Acropora.
Foto by Fakhrizal Setiawan
Range kedalaman 1 - 91m

Distribusi:
Indo-Pasifik (Afrika timur – Ha-
wai,Utara Jepang-Australia)

Tipe pemakan:
Ikan kecil dan krustacea kecil /
Carnivora

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Foto by Fakhrizal Setiawan
Paracirhites forsteri
Blackside hawkfish
Nama Umum: Nyender asli

Ciri-ciri:

Panjang max 22 cm (TL),


Badan kekuningan dengan
muka abu-abu kehitaman den-
gan banyak titik hitam, garis
merah berlanjut hitam disisi
badan. Warna berubah seiring
pertumbuhan.

Habitat:

Di daerah dasar karang yang


Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
91 Foto by Fakhrizal Setiawan jernih serta laguna, soliter dan
berpasangan. Suka berdiam
iatas karang bercabangseperti
Stylophora, Acropora. Jenis
territorial. Range kedalaman 1
- 35m.

Distribusi:

Indo-Pasifik (Timur Afrika dan


Laut merah-Hawai, jepang-
Australia)

Tipe pemakan:

Ikan kecil dan krustacea kecil /


Carnivora

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Foto by Fakhrizal Setiawan
92
DASYATIDAE
Sting fish, Ikan pari

93

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Taeniura lymma Foto by Fakhrizal Setiawan
Ribbontail stingray
Lokal: Pari totol biru
Ciri-ciri: Diameter cakram max 90 cm, badan berwarna kuning kecoklatan dengan
spot biru yang mencolok, garis biru di bagian ekor
Habitat: Berada di area terumbu karang bersembunyi di bawah karang atau celah
batu. Jarang ditemukan di pasir. Migrasi berkelompok di area pasir dangkal selama air
pasang untuk mencari makan. Range kedalaman 0-20 m.
Distribusi: Indo-west pasifik( Laut merah dan timur Afrika hingga Kep.Solomon dan
Australia)
Tipe pemakan: Moluska, cacing, udang dan kepiting / Carnivora
94
EPHIPPIDAE
Batfish, Ikan platax

95

Lokasi foto: TN Karimunjawa dan TN Komodo


Platax pinnatus Foto by Fakhrizal Setiawan
Dusky batfish / long-fined batfish
Nama Umum: Platax asli
Ciri-ciri: Panjang max 45 cm (TL), juvenil coklat gelap dengan batas oranye merah
terang dengan sisip dorsal dan anal panjang, dewasa berwarna perak dengan sirip
pendek pipih dan bulat. 2 garis hitam memanjang dari kepal hingga bawah mata dan
kedua badan hingga sirip perut. Memiliki mulut yang lebih moncong
Habitat: Juv umumnya soliter sembunyi dibawah / goa karang dan di mangrove . De-
wasa sering terlihat schooling. Range kedalaman 15-30 m.
Distribusi: Pasifik barat( Jepang-Australia)
Tipe pemakan: Alga, ubur-ubur dan Zooplankton
96

Lokasi foto: TN Karimunjawa , Jawa Tengah


Platax teira Foto by Fakhrizal Setiawan
Longfin batfish
Nama Umum: Platax kertas
Ciri-ciri: Panjang max 70 cm (TL), sirip perut berwarna kuning dengan spot hitam di
atas sirip perut. Memiliki 2 garis hitam satu melewati mata dan kedua melewati sisip dada
yang semakin tua semakin pudar.
Habitat: Dewasa lebih suka berada perairan lepas pantai agak dalam berkelompok. Ju-
venile suka berada dilaguna, karang dangkal. Range kedalaman 0-20 m.
Distribusi: Indo-west pasifik (Laut merah dan timur Afrika - PNG, Jepang - Australia)
Tipe pemakan: Zoobenthos dan nekton (finfish)
97
FISTULARIDAE
Cornetfishes / Ikan

Fistularia commersonii
Bluespotted cornetfish
Nama Umum: Julung
alus

Ciri-ciri:
Panjang max 160 cm (TL),
bentuk runcing meman-
jang, warna hijau di dorsal ,
keperakan di perut, ekor
meruncing panjang. 2 spot
biru di punggung. Sirip dor-
sal dan anal transparan.
98
Habitat:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Didaerah terumbu karang
Foto by Fakhrizal Setiawan
dan dasra berpasir,. Soliter
atau dalam kelompok kecil.
Range kedlaman 2 - 130
m.

Distribusi:
Indo-Pasifik: Laut Merah
dan Timur Afrika, Jepang-
Australia dan Selandia
baru. Pasifik timur: Mexico,
Panama.

Tipe pemakan:
Ikan kecil, zooplankton,
bentik krustacea

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Foto by Fakhrizal Setiawan
99
Gobidae
Gobies fish, Ikan gobi

100

Lokasi foto: TN Komodo, NTT


Amblygobius albimaculatus Foto by Fakhrizal Setiawan
Butterfly goby
Nama Umum: lkan gobi
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL), jantan dengan 3 spot dekat dasar dari sirip kedua
dorsal. Betina dengan garis coklat dari atas mulut hingga atas operculum. Spot hitam di
sirip ekor. Memiliki 4-5 garis vertikal coklat dibadan.
Habitat: Didaerah muara dan laguna, biasanya berpasangan didasar substrat berpasir
dan pasir berlumpur, monogami, membuat lobang dengan memindahkan pasir meng-
gunakan mulutnya.
Distribusi: Indo-Pasifik barat: Laut Merah, Afrika Timur, Durban, Indonesia, Australia
Jepang dan Filipina
Tipe pemakan: Zoobenthos/bentik invertebrate, cacing, detritus dan bentik alga
101

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Istigobius rigilius Foto by Fakhrizal Setiawan
Rigilius goby
Nama Umum: lkan gobi
Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL), 2 garis diagonal cokelat dari preoperculum di ra-
hang atas, dihubungkan oleh satu baris, 2 baris coklat hampir vertikal di operkulum. Duri
keempat dari dorsal pertama terpanjang. Tidak ada perbedaan yang jelas antara jenis
kelamin dalam pigmentasi dan sudut sirip kediua dorsal, sirip perut dan dubur. Jantan
kadang-kadang dengan 3-4 garis vertikal kehitaman pada perut.
Habitat: Didaerah berpasir yang jernih disela-sela terumbu karang dan rubble
Distribusi: Pasifik barat: Filipina dan Indonesia - Kiribati dan Fiji, Rowley Shoals di
timur Samudra Hindia dan GBR serta Kep.Ryukyu
Tipe pemakan: Belum diketahui
102
HAEMULIDAE
Sweetlips fish, Ikan bibir tebal

103

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Plectorhinchus vittatus Foto by Fakhrizal Setiawan
Indian Ocean oriental sweetlips
Nama Umum: lkan lilis
Ciri-ciri: Panjang max 72 cm (TL), dewasa putih dengan garis horizontal hitam, sirip
kuning dengan spot hitam. Perubahan ciri dari juvenile ke dewasa saat panjang sekitar
15 cm.
Habitat: Didaerah Terumbu karang dan pantai karang berbatu, Juvenil soliter di daerah
laguna dangkal yang terlindung. Dewasa bias soliter atau berkelompok.
Distribusi: Indo-Pasifik barat: Afrika Timur-samudra Hindia bagian barat, PNG dan
New Caledonia.
Tipe pemakan: Krustasea, moluska, dan ikan kecil / Carnivora
Plectorhinchus polytaenia
Ribboned sweetlips
Nama Umum: lilis asli

Ciri-ciri:
Panjang max 50 cm (TL), De-
wasa dengan warna garis te-
bal kuning dan biru keputihan
silih berganti dari depan
hingga pangkal ekor.Terjadi
perubahan warna dari juvenile
hingga dewasa

Habitat:
Biasa ditemukan didaerah
karang dalam, reef slope den-
gan banyak kelimpahan inver-
tebrata. Soliter atau dalam
Lokasi foto: TN Komodo , NTT kelompok kecil sembunyi di
Foto by Fakhrizal Setiawan karang saat siang hari. Aktif 104
malam hari mencari makan.

Distribusi:
Indonesia, Filipina-PNG dan
barat laut Australia

Tipe pemakan:
Bentik invertebrata / Carnivore

Lokasi foto: TN Komodo , NTT


Foto by Fakhrizal Setiawan
Diagramma sp.
Indonesian sweetlips
Nama Umum: Macanan
Ciri-ciri: Panjang max 50 cm (TL),
abubabu kekuningan dengan spot
abu-abu teresbar di tubuh dimana
semakin besar ukuran spotnya di
sirip dorsal belakang dan ekor. Sirip
bagian bawah dari ekor, anal dan
perut berwarna gelap.
Habitat: Soliter kadang juga
berkelompok di daerah berpasir, pan-
tai berkarang dan laguna. Range ke-
dalaman 3-40 m.
Distribusi: Malaysia, Indonesia,
filipina
Lokasi foto: TN Komodo , NTT Tipe pemakan: Bentik invertebrata
Foto by Fakhrizal Setiawan

105
Plectorhinchus chaetodontoides
Harlequin sweetlips / Many-spotted
sweetlips
Nama Umum: onde / bronkeli
Ciri-ciri: Panjang max 72 cm (TL),
dewasa warna dasarnya putih kekunin-
gan atau kehijauan. Juvenil berwarna
coklat dengan banyak spot putih be-
sar,spot berubah dari putih menjadi
hitam saat dewasa.
Habitat: Daerah terumbu karang yang
sehat, laguna. Dewasa soliter sem-
bunyi didasar karang dan aktif saat
malam mencari makan, juvenile suka
bersembunyi disela-sela karang.
Range kedalaman 1-30 m.
Distribusi: Samudra Hindia (Maldives
-Kep.cocos), Samudra Pasifik (Kep. Fiji
-Sumatra)
Tipe pemakan: Krustasea, moluska,
Lokasi foto: TN Komodo , NTT
dan ikan kecil / Carnivora
Foto by Fakhrizal Setiawan
106
HOLOCENTRIDAE
Squarel fish, Ikan mata belo

Sargocentron rubrum
Redcoat Squarelfish
Nama Umum: Menyeng
belo
Ciri-ciri: Panjang max 32 cm
(TL), waran merah kecoklatan
dengan garis putih, strip
merah di cagak sirip
ekornya,dorsal dan sirip anal
Habitat: Soliter atau
berkelompol bersembunyi di-
bawah karang didaerah tak
berarus
107 Distribusi: Indo-west pasifik
Tipe pemakan: Bentik In-
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
vertebrata / Zoobenthos
Foto by Fakhrizal Setiawan

Neoniphon sammara
Sammara squirrelfish
Nama Umum: menyeng
Ciri-ciri: Panjang max 32 cm
(TL), warna pink kekuninga
dan keperakan.Garis merah
disirip dorsal. Sirip ujung
kemerahan kecuali dada dan
perut.
Habitat: Didaerah lamun dan
didasar karang bersembunyi.
Umumnya didaerah dangkal,
nokturnal. Range 1-50 m.
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan: Zoobenthos,
ikan dan zooplankton dan alga
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Myripristis violacea
Lattice soldierfish / violet sol-
dierfish
Nama Umum: Mata belo
Ciri-ciri: Panjang max 35 cm
(TL), badan violet keperakan,
sirip berwarna oranye diujungnya,
tutup insang berwarna merah
gelap.
Habitat: Biasanya di laguna,
alur karang, perairan karang semi
tertutup. Range 4-25 m.
Distribusi: Indo-pasifik
Tipe pemakan: Zooplankton/
larva krustacea

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan

108
Sargocentron caudimaculatum
Silverspot squirrelfish
Nama Umum: belo buntut putih
Ciri-ciri:
Panjang max 25 cm (TL), kepala dan
badan merah bagian belakang
hingga pankal ekor dan sirip ekor
putih keperakan.
Habitat:
Didaerah terumbu karang luar, la-
guna dan tebing karang. Soliter atau
berkelompok. Range kedalaman 2-
40 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Laut Merah dan Timur
Afrika - Kep. Marshal dan French
Polynesia Jepang dan Australia
Tipe pemakan:
Bentik krustacea dan ikan
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Myripristis murdjan
Pinecone souldierfish / Blotch-
eye souldierfish
Nama Umum: Mata belo
Ciri-ciri: Panjang max 60 cm
(TL), warna badan merah kepera-
kan, semua sirip merah, tutup in-
sang berwarna coklat
Habitat: Soliter, hidup sembunyi
di karang di siang hari. Dan aktif
malam hari (nocturnal) mencari
makan
Distribusi: Indo-pasifik (Laut
merah n Timur Afrika-Samoa,
Jepang-Australia)
Tipe pemakan: Zooplankton

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
109

Myripristis hexagona
Doubletooth souldierfish
Nama Umum: Mata belo
Ciri-ciri: Panjang max 30 cm
(TL), bdan berwarna merah ter-
ang ke kuningan, sirip merah,
sirup yang terbuka merupakan
bagian sirip yg lembut (dorsal,
anal dan ekor).
Habitat: Daerah pantai
berkarang, sembunyi dibawah /
goa karang dan kadang bersama
jenis lainnya juga ditemukan di-
daerah keruh. Ikan nocturnal
Distribusi: Indo-pasifik
Tipe pemakan: Zooplankton

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
110
KYPHOSIDAE
Chubs fish

111

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Kyphosus bigibbus Foto by Fakhrizal Setiawan
Brown chub
Nama Umum: Tampalbor (sulut)
Ciri-ciri: Panjang max 75 cm (TL), bdan abu-abu keperakan kadang ada juga yang
kuning dan putih albino. Garis yang terbentuk antara sirip ekor dan sirip anal lebih
tegak dibandingkan K.vaigiensis.
Habitat: Didaerah terbuka di lereng karango dan kadang didaerah dangkal dan karang
berbatu. Range kedalaman 1-25 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah, Timur Afrika, timur dan barat Australia, Kep. Lord
Howe dan Rapa dan Jepang.
Tipe pemakan: Bentik alga, (Sargassum dan Turbinaria) bentik krustacea, cacing
112
LABRIDAE
Wrasse fish, Ikan

Cheilinus undulatus
Humphead wrasse /
Napoleon wrasse
Lokal: lkan Napoleon

Ciri-ciri: Panjang max


229 cm (TL), dewasa
memiliki benjolan di de-
pan kepala, juvenile ber-
warna hijau pucat den-
gan spot hitam meman-
jang. Terdapat 2 garis
hitam memanjang dibe-
113 lakang mata.

Habitat: Hidup di area


reef slope, laguna dan di
alur karang. Soliter ter-
kadang berpasangan.
Juvenile biasa ditemu-
kan di area terumbu
karang yang sehat. De-
wasa biasa menjelajah
dan istirahat di celah /
gua karang malam
harinya.Range 1-100m

Distribusi: Indo-pasifik
Status: Masuk daftar
merah IUCN dan terd-
daftar Appendix 2
CITES
Tipe pemakan: Mo-
luska, ikan, bulubabi,
krustacea / Carnivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Oxycheilinus digram-
mus
Cheeklined wrasse
Nama Umum:

Ciri-ciri: Panjang max 40


cm (TL), Terdapat beberapa
varian (merah, garis diagonal
di bawah insang ciri utama-
nya. Badan hijau dengan
sedikit merah. Variannya
berwarna merah.

Habitat: Di area karang


sehat, sering terlihat sem-
bunyi di karang lunak dan
hydroid. Interval kedalaman
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah 3-50 m.
Foto by Fakhrizal Setiawan
114
Distribusi: Indo pasifik
ILaut merah dan Timur Afrika
- Kep. Marshal dan Samoa)

Tipe pemakan:
Moluska, krustacea dan bu-
lubabi / Zoobenthos

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
Cheilinus fasciatus
Redbreasted wrasse
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 40 cm (TL), Ben-
tuknya sangat mudah dikenali den-
gan warna merah terang mulai dr
depan dorsal sampai sirip perut
dan belakang mata serta garis ver-
tikal dibadan belakangnya
Habitat:
Di area laguna, karang beralga dan
diarea campuran antara karang,
pasir dan rubble. Range kedalaman
4-40 m
Distribusi: Indo-pasifik
Tipe pemakan: Moluska, krusta-
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
115
Gomphosus varius
Bird wrasse
Nama Umum: Pinguin ijo
Ciri-ciri: Panjang max 30 cm (TL)
dicirikan dengan mulut panjang,
warna saat juv hingga dewasa serta
sebaran distribusinya dengan kem-
barannya G. caeruleus ).
Habitat: Didaerah karang yang
sehat di laguna dan lereng
karang.Range kedalaman 1-30 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Cocos-
Keeling-Hawai,Marquesan dan
Kep.Tuamoto digantikan oleh Gom-
phosus caeruleus di Samudra Hin-
dia.
Tipe pemakan: Zoobenthos
(krustacea, bintang ular, moluska)
dan ikan kecil

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Foto by Fakhrizal Setiawan
Cheilinus chlorurus
Floral wrasse
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 45 cm (TL), hanya ge-
nus Cheilinus yang memiliki 10 duri
dorsal,miripdengan C. trilobatus namun
badan berwarna coklat dan memiliki
spot hitam di bagian sirip ekor,
Habitat:
Laguna dan pantai berkarang yang
bercampur pasir dan rubble. Range
kedalaman 1-30m
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan: Moluska dan crusta-
cea / Zoobenthos

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
116

Cheilinus trilobatus
Tripletail wrasse
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 45 cm (TL), hijau
kemerahan tipis vertikal di badan, d2
garis putih di pangkal ekor, garis tidak
beraturan di kepala dan dada. De-
wasa sirip ekor trilobe.
Habitat:
Dewasa didaerah laguna dan lereng
karang,juv daerah karang beralga dan
di hydrozoa. Umumnya soliter.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Timur Afrika-Kep.
Tuamoto dan Australia, Kep.Ryukyu
dan New Caledonia.
Tipe pemakan:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Moluska, bentik krustacea, ikan
Foto by Fakhrizal Setiawan kecil,echinodermata
Epibulus insidiator
Sling-jaw wrasse
Nama Umum: Kukuniran
(sulut), kenari / trompet
kuning (jawa)

Ciri-ciri:
Panjang max 54 cm(TL), cirinya
mulut dapat dipanjangkan dan
berguna menangkap mangsa.
Warna berubah sesuai dengan
umur dan variasi ada yang cok-
lat(betina) dan kuning.

Habitat:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Daerah karang yang sehat,
Foto by Fakhrizal Setiawan umumnya soliter. Dewasa di-
daerah lereng karang atau
117 karang terjal. Range kedalaman
1-42 m

Distribusi: Indo-Pasifik

Tipe pemakan:
Krustacea kecil dan ikan kecil /
karnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
118

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Halichoeres hotulanus
Foto by Fakhrizal Setiawan
Checkerboard wrasse
Nama Umum: Keling perak
Ciri-ciri: Panjang max 27 cm (TL), bagian muka dengan corak merah, badan biru kehi-
jauan dan sirip ekor dan dorsal kuning. Juvenile bercorak hitam putih dan berubah saat
dewasa.
Habitat: Area terumbu karang dari dangkal hingga dalam dan laguna. Range kedala-
man 1-30 m
Distribusi: Indo-pasifik
Tipe pemakan: Moluska, krustacea dan bulubabi / zoobenthos
Halichoeres vroliki
Indian ocean pinstriped
wrasse
Nama Umum: keling strip
Ciri-ciri: Panjang max 13
cm (TL), badan hijau terang
dengan 3-4 garis vertikal di
punggung serta garis pingk di
kepala
Habitat: Area terumbu karang
dengan Range Kedlaman 2-20m
Distribusi: Indo-west pasifik:
(Maldives-maluku(Indonesia)
dan Laut Andaman
Tipe pemakan: Belum diketa-
hui

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


119
Foto by Fakhrizal Setiawan
Halichoeres leucurus
Greyhead wrasse
Nama Umum: Keling tua
Ciri-ciri: Panjang max 13 cm
(TL), Kepala coklat dengan
garis biru, dipangkal sirip pec-
toral terdapat spot merah.
Ekor segitiga dengan garis
biru serta dasarnya kuning
(mirip H.richmondi)
Habitat: Didaerah laguna dan
karang yang sehat juga dite-
mukan dihabitat campuran
karang beralga. Range ke-
dalaman 2-15m
Distribusi: Pasifik barat( In-
donesia, Filipina - PNG, Pa-
lau)
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Tipe pemakan: Belum
Foto by Fakhrizal Setiawan
diketahui
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Halichoeres chloropterus Foto by Fakhrizal Setiawan
Pastel-green wrasse
Nama Umum: Keling ijo
Ciri-ciri: Panjang max 19 cm (TL), berwarna hijau cerah, bagian kepala dan badan
depan terdapat garis pink menyebar.
Habitat: Habitat di area karang laguna, pantai karang dengan pasir dan rubble sub-
stratnya. Soliter dan memiliki daerah territorial. Range kedalaman 0-10m. 120
Distribusi: Filipina-GBR, Sumatra, Jawa dan Malaysia
Tipe pemakan: moluska, krustacea dan bulubabi / zoobenthos

Halichoeres melanochir
Orangfin wrasse
Nama Umum: keling biru
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm
(TL), badan berwarna ungu,
pangkal sirip dada terdapat spot
hitam, ekor berwarna kuning.
Habitat: Biasa dijumpai soliter,
berpasangan atau kelompok
kecil. Hidup di daerah terumbu
karang berpasir dan banyak rub-
ble, pantai berbatu,
Distribusi: Pasifik barat
(Filipina-Indonesia, Taiwan-
Australia)
Tipe pemakan: Zoobenthos
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Halichoeres richmondi (Inisial
Fase)
Tailspot wrasse / Richmond’s
wrasse
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 19 cm(TL),
jantan dikenali dari kepala coklat-
oranye dan garis biru berantai. Juv
dan betina memiliki sirip ekor
oranye atau kuning. Muka lebih ber-
sudut. Saat Inisial fase sangat mirip
dengan H. melanurus dan
H.leucurus yang dibedakan dari
spot hitam dan warna ekor.
Habitat: Dari laguna hingga
daerah karang yang sehat. Range
kedalaman 0-12 m.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Distribusi: Pasifik barat (jawa-
Foto by Fakhrizal Setiawan Indonesia timur, Filipina, jepang,
palau )
121

Halichoeres marginatus
Dusky wrasse
Nama Umum: Keling coklat

Ciri-ciri: Panjang max 18 cm(TL),


Badan hijau tua kecoklatan, ekor
hijau dipangkalnya lalu biru dengan-
garis kuning diujungnya
Habitat: Biasa soliter atau kelom-
pok kecil, daerah laguna dan karang
yang sehat. Range kedalaman 0 -
30m
Distribusi: Indo-pasifik (laut merah
dan timur Afrika-Micronesia, Jepang-
Australia)
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Tipe pemakan: Zoobenthos
Foto by Fakhrizal Setiawan
Coris batuensis
Batu coris
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 17
cm (TL), putih kehijauan
dengan bagian bawah
sedikit pink, beberapa garis
vertical dibadan dan spot
hitam di tengah sirip dorsal-
nya.
Habitat: Soliter di habitat
pasirdan rubble disekitar
karang dan laguna
Distribusi: Indo-pasifik
(Afrika timur-Kep. Marshal,
Jepang-GBR, Australia)
Tipe pemakan: Krustacea
kecil dan moluska/
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah zoobenthos
Foto by Fakhrizal Setiawan
122

Stethojulis trilineata
Three-lined rainbowfish
Nama Umum: Es lilin
Ciri-ciri: Panjang max 15
cm (TL), badan kehijauan
dengan dorsal merah, 4
garis biru horizontal dan
daerah kuning sekitar sirip
dada.
Habitat: Didaerah dangkal
yang jernih, di reef crest dan
lereng karang. Range 0-8 m.
Distribusi: Indo-{asifik
barat: Laut merah, Maldives,
Samua dan palau, Jepang-
Australia.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Tipe pemakan: Zoob-
Foto by Fakhrizal Setiawan nethos
Labroides bicolor
Bicolor cleaner wrasse
Nama Umum: Dokter asli

Ciri-ciri: Panjang max 15 cm


(TL),
Habitat: Didaerah laguna dan
lereng karang, territorial
karena memiliki stasiun pem-
bersih. Juv soliter , di goa-goa
karang, dewasa didaerah ter-
buka
Distribusi: Indo-Pasifik:
Timur Afrika –Line,Marquesan
dan Kep. Society, Jepang dan
P. Lord.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Tipe pemakan: Ectoparasit
Foto by Fakhrizal Setiawan krustacea dan mucus ikan

123

Labroides dimidiatus
Bluestreak cleaner wrasse
Nama Umum: Dokter

Ciri-ciri: Panjang max 14


cm (TL), Putih kekuningan di
kepala dan kebiruan di be-
lakangnya. Garis hitam dari
mulut dan melenar ke ekor.
Habitat: Soliter, berpasan-
gan dan berkelompok di-
daerah karang. Tinggal di
stasiun pembersihan dimana
ikan dating untuk dibersihkan.
Range kedalaman 1 - 40m
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan: Ectoparasit
krustacea dan mucus ikan
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Labrichthys unilineatus
Tubelip wrasse
Nama Umum: Keling item
Ciri-ciri: Panjang max 17,5 cm(TL), saat
juvenile terdapat 2 garis putih horizontal di
badan. Dewasa badan hitam keabuan
dengan spot putih memanjang di belakang
insang. Mulut menyerupai tabung.

Habitat: Daerah laguna dan lereng


karang dengan tutupan karang yang ba-
gus. Biasa ditemukan dekat karang berca-
bang. Range kedalaman 0-20m

Distribusi: Indo-Pasifik (Afrika timur -


Samoa dan Micronesia)

Tipe pemakan: Cnidaria / Zoobenthos

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan 124

Cirrhilabrus solorensis (Inisial


fase)
Solor wrasse
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 11 cm (TL),
warna bervariasi dan dapat berubah
warna saat proses perkawinan. Mata
merah cerah Badan atas oranye, kepala
violet, badan bawah biru muda terang.
Habitat: Didaerah rubble didasar diseki-
tar karang, laguna dan kadang daerah
karang berpasir. Range kedalaman 5 -
35m.
Distribusi: Indonesia
Tipe pemakan: Belum diketahui

Lokasi foto: TN Komodo, NTT


Foto by Fakhrizal Setiawan
Hemigymnus fasciatus (juv)
Barred thicklip
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 80 cm
(TL), Badan gelap dengan 5 garis
putih vertikal, Kepala hijau dengan
bercak pink, Bibir semakin tebal
sesuai usia.
Habitat: Didaerah terumbu
karang dan reef flats. Juv bersem-
bunyi di karang pantai dangkal,
dewasa di karang yang terbuka,
soliter atau kelompok kecil.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut
Merah dan Timur Afrika—
Micronesia, S. Jepang - Tenggara
Australia.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Tipe pemakan: Zoobenthos
Foto by Fakhrizal Setiawan

125

Bodianus axillaris (Juv)


Axilspot hogfish
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 20 cm (TL),
Juv dan betina dikenali dari badan
hitam dengan spot putih. Jantan
dewasa memiliki spot hitam di sirip
dorsal dan anal.
Habitat: Didaerah laguna dan
terumbu karang yang jernih. Juv
soliter di celah karang dan mem-
bersihkan tubuh ikan lain.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut
Merah ,Timur Afrika - French Poly-
nesia, S.Jepang-Austalia.
Tipe pemakan: Zoobenthos
(cacing, bentik krustacea, moluska,
echinodermata), zooplankton dan
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
ikan kecil
Foto by Fakhrizal Setiawan
Pseudocheilinus hexataenia
Sixline wrasse
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 10 cm (TL), Badan
violet merah dengan 6 garis
merah, spot hitam kecil di atas
pangkal ekor. Pangkal ekor kehi-
jauan.

Habitat:
Didaerah terumbu karang dan
pantai, biasa bersembunyi di sela
karang dalam kelompok kecil.

Distribusi:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Indo-Pasifik: Laut Merah, Afrika
126
Foto by Fakhrizal Setiawan Timur - Kep. Tuamoto di French
Polynesia, Jepang - Australia.

Tipe pemakan: Zooplankton

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Foto by Fakhrizal Setiawan
127
LETHRINIDAE
Emperor fish, Ikan lencam

Lethrinus erythropterus
Longfin emperor
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 50 cm (TL),
Kepala dan tubuh atas berwarna
merah kecoklatan, dekat pangkal
ekor terdapat 2 garis putih vertical,
sirip berwarna kemerahan.
Habitat: Didaerah berkarang atau
pasir berkarang. Range 2 - 25m.
Distribusi: Indo-Pasifik barat
(Tanzania n Mozambik-
PNG,Palau)
Tipe pemakan: Echinodermata, 128
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah krustacea, moluska, ikan kecil /
Foto by Fakhrizal Setiawan Carnivora

Lethrinus harak
Thumbprint Emperor
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 50 cm
(TL), punggung berwarna hijau
muda, bercak hitam besar di-
badan yang dikelilingi warna
kuning, ada titik biru di depan
mata, sirip berwarna merah muda.
Habitat: Soliter atau kelompok
kecil di perairan dangkal, man-
grove, laguna, lamun dan karang.
Range 0-20m
Distribusi: Indo-west Pasifik
Tipe pemakan: Ikan kecil, krus-
tacea, moluska / Carnivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Gnathodentex aureolineatus
Striped large-eye bream
Nama Umum: l

Ciri-ciri:
Panjang max 30 cm (TL), ber-
warna perak abu-abu, 4-5 garis
coklat dibadan dengan spot
kuning dibelakang sirip dorsal.
Pangkal sirip dada kuning.

Habitat:
Terumbu karang yang dangkal
dan laguna, sering terlihat
schooling bergabung dengan
ikan lain. Nokturnal, Range ke-
dalaman 3-30m.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan Distribusi:
129 Indo-pasifik (Afrika Timur - Kep.
Tuamoto di French Polynesia,
Jepang-Australia)

Tipe pemakan:
Krustacea kecil, Gastropoda /
Zoobenthos

Lokasi foto: Kep. Banyak, Aceh


Foto by Tasrif kartawijaya
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan Foto by Fakhrizal Setiawan

Monotaxis grandoculis
Humpnose big-eye bream
Nama Umum: l
130
Ciri-ciri: Panjang max 60 cm
(TL), hitam keabu-abuan, garis
vertical putih yang semakin de-
wasa pudar, daerah sekitar mata
kekuningan,
Habitat: Didaerah pasir dan rub-
ble dekat karang, soliter atau
berkelompok. Aktif malam hari,
ukuran dewasa berpotensi cigua-
tera.Range kedalaman 1-100m
Distribusi: Indo-Pasifik (Laut
merah dan Timur Afrika-Hawai,
Jepang-Australia)
Tipe pemakan: Moluska, krus-
tacea, Teripang, Tunikata, Poly-
Lokasi foto: TN Komodo, NTT chaeta/ Zoobenthos
Foto by Fakhrizal Setiawan
131
LUTJANIDAE
Snapper fish, Ikan kakap

Lutjanus biguttatus
Two-spoted banden
snapper
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 25
cm (TL), garis coklat me-
manjang dari mulut hingga
pangkal ekor diselingi garis
putih, 2 spot putih dibawah
sirip dorsalny, sirip kuning.
Habitat: Area terumbu
karang, biasanya schooling
namun kadang ada juga
soliter. Range 3-36m 132
Distribusi: Indo-Pasifik
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Tipe pemakan:Carnivora
Foto by Fakhrizal Setiawan

Lutjanus decussatus
Checkered snapper
Nama Umum: Kakap
bata
Ciri-ciri: Panjang max 35
cm (TL), wrna dasar putih
dengan badan atas tersusun
kotak coklat dan bawahnya
garis, dengan spot hitam
dipangkal ekor.
Habitat: Daerah dangakl
dan lereng karang, soliter
kadang kelompok,range
kedalaman 2-30m
Distribusi: Indo west Pasi-
fik (selatan India-PNG)
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Tipe pemakan: Carnivora
Foto by Fakhrizal Setiawan
Lutjanus monostigma
One-spot snapper
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 60 cm
(TL), badan perak kekuningan
dengan sirip kuning. Kadang ter-
dapat spot hitam di badan. Badan
kadang ciguatoxic.
Habitat: Di daerah terumbu
karang berada di goa, sela-sela
karang besar dan bangkai kapal.
Soliter atau berkelompok.
Range kedalaman 1-60m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika
Timur - Marqueses dan Kep.
Line, utara Kep. Ryukyu , selatan
Australia.
Tipe pemakan: Carnivora (Ikan
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh dan bentik krustacea)
Foto by Fakhrizal Setiawan
133

Lutjanus kasmira
Common bluestrip snapper
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 40 cm
(TL), berwarna kuning2/3
badan, bawah putih dengan 4
strip biru,ekor kuning.
Habitat: Schooling di terumbu
karang, laguna dangkal, dan
lereng karangyang terlindung.
Range 3-265m.
Distribusi: Indo-Pasifik (Laut
merah dan timur Afrika—Kep
Marquises dan line, Jepang-
Australia)
Tipe pemakan: Carnivora
(ikan, krustacea, cephalo-
poda,stomatopoda)
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
134

Lokasi foto: Lembeh, Sulut


Lutjanus sebae Foto by Tasrif Kartawijaya
Emperor red snapper
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 116 cm (TL), bagian kepala agak melengkung kedalam. Saat
juvenile dan semidewasa warna dasar putih keperakan dengan garis merah dimuka,
dorsal depan hingga sirip perut dan ujung sisip anal, di sirip halus dorsal hingga
melengkung ke ujung bawah sirip ekor dan di ujung atas sirip ekor. Saat dewasa warna
merah seluruhnya.
Habitat: Biasa dijumpai didaerah terumbu karang dan berbatu. Juvenile di daerah pan-
tai, air keruh, mangrove, kdang juga disela-sela bulu babi di pantai dangkal. Saat de-
wasa bergerak ke daerah lebih dalam, berkelompok dalam ukuran yang sama dan ka-
dang juga soliter.
Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Selatan Laut Merah dan Afrika Timur - New Caledonia,
Jepang dan Australia.
Tipe pemakan: Carnivora (ikan, bentik krustacea, cephalopoda,stomatopoda)
135
MONACANTHIDAE
Filefishes, Ikan

136

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Amanses scopas Foto by Fakhrizal Setiawan
Broom filefish
Nama Umum:
Ciri-ciri: .Panjang max 20 cm (TL), badan coklat dengan 12 garis gelap. Sirip ekor
coklat gelap, jmulut coklat gelap, jantan memiliki duri panjang di dekat pangkal ekor.
Habitat: Didaerah pantai hingga lereng karang yang jernih, biasa didaerah kaya
karang dan rubble, bersembunyi di celah rubble saat didekati. Range kedalaman 3-
18m.
Distribusi: Indo-Pacsifik: Laut merah, Mozambiqu– Kep. Tuamoto dan Society di
French Polynesia, Jepang– GBR di Australia.
Tipe pemakan: Belum diketahui
137

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Cantherhines pardalis Foto by Fakhrizal Setiawan
Honeycomb filefish
Nama Umum:
Ciri-ciri: Panjang max 25 cm (TL), memiliki tiga pola warna dasar: abu-abu belang-
belang dan coklat, coklat gelap, atau abu-abu dengan bentuk poligonal yang berdeka-
tan. Terdapat spot putih diatas pangkal ekor.
Habitat: Didaerah Terumbu karang hingga lereng karang, kadang di daerah keruh,
soliter.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah dan Afrika Timur, Jepang, Tenggara Oceania.
Atlantik timur: Teluk guinea, Kep. Annobon. Digantikan Cantherhines sandwichiensis di
Kep. Hawai.
Tipe pemakan: Zoobenthos (bentik invertebrata)
138

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Aluterus scriptus Foto by Efin Muttaqien
Scribbled leatherjacket filefish
Nama Umum: Ikan Ayam-ayam
Ciri-ciri: Panjang max 110 cm (TL), mulut cekung, kecoklatan dan abu-abu, remaja
coklat kekuningan dengan bintik-bintik gelap. Memanjang, sangat pipih; dewasa
cokelat dengan garis-garis biru dan titik-titik. sirip ekor bulat dan panjang. insang
membuka miring dan kepala dengan bintik-bintik hitam kecil tersebar .
Habitat: Hidup laguna dan terumbu ke arah laut. Sesekali terlihat di bawah objek
mengambang. Juvenile mengikuti dibawah objek mengapung di laut terbuka untuk
waktu yang lama dan mencapai ukuran besar. Dewasa biasanya terlihat di sepanjang
lereng pantai dalam atau luar terumbu karang drop-off pada sekitar 20 meter kedala-
man. Bentopelagis. Rentang kedalaman 3-120 m.
Distribusi: Circumtropical. Atlantic Barat: Nova Scotia, Kanada dan utara Teluk
Meksiko ke Brazil.Atlantic Timur: St Paul's Rocks, Tanjung Verde dan Pulau Ascen-
sion; Pulau São Tomé; Afrika Selatan. Samudera Pasifik: selatan Jepang ke Great
Barrier Reef selatan, Kaledonia Baru dan Easter Island. Di Pasifik timur, dari Teluk
California ke Kolombia
Tipe pemakan: Alga, rumput laut, hydrozoans, gorgonian, colonial anemones, dan
tunicate.
139

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Oxymonacanthus longirostris Foto by Fakhrizal Setiawan
Harlequin filefish
Nama Umum:
Ciri-ciri: Panjang max 12 cm (TL), badan hijau kebiruan dengan spot oranye tersebar.
Spot hitam di sirip ekor dengan mulut yang panjang dan kecil.
Habitat: Didaerah laguna dan terumbu karang yang jernih, biasa soliter atau ber-
pasangan. Bersarang di dasar karang yang mati kadang di alga. Range kedalaman 0-
30 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur, Mozambique - French Polynesia. Jepang -
GBRAustralia, New Caledonia dan Tonga. Digantikan Oxymonacanthus halli di lLaut
Merah.
Tipe pemakan: Cnidarians (polyp karang) karang jenis:Acropora acuminate,Acropora
nasuta,Acropora valida,Heliopora coerulea,Porites cylindrical.
140
MOORAYNIDAE
Surgeon fish, Ikan butana

Gymnothorax javanicus
Giant moray
Lokal:Lindong laut/belut laut
Ciri-ciri: Panjang max 300cm
(TL), Juv coklat dengan banyak
bintik hitam besar, dewasa coklat
dengan bintik hitam mirip leopard
dan area hitam disekitar insang

Habitat: Daerah karang dan


karang berbatu dengan banyak
celah persembunyian. Menyerang
jika diganggu. Range 0-50m.
141
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan: Carnivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan

Gymnothorax flavimarginatus
Yellow-edged moray
Nama Umum: Belut laut
Ciri-ciri: Panjang max 240 cm
(TL), mata kemerahan, badan ke-
kuningan dengan bintik hitam dan
coklat tua padat. Bukaan insang
hitam .
Habitat: Dasar goa/celah batu di-
karang.Sangat sensitive terhadap
ikan luka atau stress. Range kedla-
mana 1-150m.
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan: Cephalopoda,
ikan dan krustacea / Carnivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Rhinomuraenia quaesita
Ribbon eel
Nama Umum: Belut pelangi

Ciri-ciri:
Panjang max 130 cm (TL), Badan
biru cerah dengan dorsal kuning.
memiliki 3 tentakel berdaging diujung
moncong. Tentakel tersebut berada
dibawah rahang memanjang kede-
pan.Juvenil berwarna hitam dengan
dorsal kuning. Hanya moray yang
mengalami perubahan warna dan
kelamin mendadak (protandeus her-
maprodit) dimana belut jantan
berubah kelamin menjadi betina.

Habitat:
Hidup dilaguna dan daerah karang
berpasir, bersembunyi di lubang dan 142
Lokasi foto: TN Komodo, NTT (dewasa) hanya mengeluarkan kepalanya.
Foto by Fakhrizal Setiawan
Distribusi:
Indo-Pasifik (Timur Afrika-
Kep.Tuamoto, Jepang,selatan New
Caledonia,French Polynesia, Kep.
Marianas dan Marshal)

Tipe pemakan:
Ikan kecil / Carnivora

Lokasi foto: TN Komodo, NTT (Juvenil)


Foto by Fakhrizal Setiawan
Gymnothorax isingteena
Spotted moray
Nama Umum: Belut sapi

Ciri-ciri:
Panjang max 180 cm (TL),
Warna dasar badan putih den-
gan bentuk tidak bera-
turanspot hitam besar dan
kadang hempir melingkar.

Habitat:
Daerah pantai dengan te-
rumbu karang dan lereng
karang. Rang kedalaman 3 -
30m.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Distribusi:


143 Foto by Fakhrizal Setiawan Indo west Pasifik (Mauritius
dan Comoro - Pasifik barat)

Tipe pemakan: Carnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
144
MULLIDAE
Goat fish, Ikan jenggot

Parupeneus barberinus
Dash and dot goatfish
Lokal: Ikan jenggot
Ciri-ciri: Panjang max 60 cm
(TL), warna dasar putih dengan
garis hitam dari mulut hingga be-
lakang dorsal, dibagian atasnya
berwarna kuning dengan spot
hitam dipangkal ekor.
Habitat: Daerah berpasir dan
rubble dekat karang dan laguna,
Range kedalaman 0-100 m.
Distribusi: Indo-Pasifik
145 Tipe pemakan: Zoobenthos
(cacing, moluska,krustacea)
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan

Parupeneus macronemus
Long-barbel goatfish
Nama Umum: Ikan jenggot
Ciri-ciri: Panjang max 40 cm
(TL), Tubuh merah abu-abu
bagian punggung keabu-abuan,
perut berwarna merah muda,
dengan garis hitam dari mata ke
bagian ekor; spot hitam dekat
pangkal ekor. Strip hitam sepan-
jang sirip kedua dorsal.
Habitat: Daerah berpasir dan
rubble dekat karang. Range ke-
dalaman 3-25m.
Distribusi: Indo-west Pasifik
Tipe pemakan: Zoobenthos /
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah cacing plychaeta dan krustacea
Foto by Fakhrizal Setiawan
Parupeneus bifasciatus
Doublebar goatfish
Nama Umum: Jenggot totol
2
Ciri-ciri: Panjang max 35 cm
(TL), badan putih kehijauan,
bercak hitam di sekitar mata
dan 2 spot hitam samar di
badan.
Habitat: Biasanya soliter atau
berpasangan didaerah pantai,
laguna dan terumbu karang.
Range 0-80 m.
Distribusi: Indo-Pasifik
(Indonesia, Filipina-Hawai,
French Plynesia, Jepang-
Australia)
Tipe pemakan: Zoobenthos
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan 146

Parupeneus trifasciatus
Doublebar goatfish
Nama Umum: Jenggot
garis
Ciri-ciri: Panjang max 35 cm
(TL), Putih krem dengan spot
merah di perut bawah, 2 garis
di bawah dorsal dan garis per-
tama memanjang hingga sirip
perut.
Habitat: Didarah laguna dan
terumbu karang: juv didaerah
reef flats, dewasa disekitar
daerah berbatu atau karang.
Distribusi: Laut Merah, Laut
Andaman– timur Indonesia.
Tipe pemakan: Zoobenthos
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh (bentik krustacea dan cacing)
Foto by Fakhrizal Setiawan dan ikan kecil
Mulloidichthys vanicolensis
Yellowfin goatfish
Nama Umum: Jenggot kuning
Ciri-ciri: Panjang max 38 cm
(TL), perut berwarna putih; garis
memanjang kuning , Semua sirip
kuning
Habitat: Biasanya schooling di-
daerah karang dangkal, schooling
saat siang hari dan malam menye-
bar untuk mencari makan. Range
5-113 m.
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan: Zoobenthos/
cacing plychaeta dan krustacea

Lokasi foto: Kep. Kayoa, Maluku Utara


Foto by Tasrif Kartawijaya

147
Parupeneus cyclostomus
Gold-saddle goatfish
Nama Umum: Jenggot totol
kuning
Ciri-ciri: Panjang max 50 cm
(TL), Badan kombinasi abu ke-
unguankehijauan dan kekunin-
gan. Spot kuning di atas pang-
kal ekor dan dibawah dor-
sal.garis biru di sekitar mata
Habitat: Didaerah Terumbu
karang, berbatu dan rubbleo di
reef flat, laguna dan lereng
karang. Juv umumnya schooling
kecil dan dewasa soliter.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut
Merah, Afsel, Hawai - French
Polynesia, Kep. Ryukyu, New
Caledonia dan Rapa.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Tipe pemakan: Ikan kecil dan
Foto by Fakhrizal Setiawan bentik krustacea
148

Lokasi foto: Pulau Weh dan TN Komodo


Upeneus tragula Foto by Fakhrizal Setiawan
Freckled goatfish
Nama Umum: Jenggot samar
Ciri-ciri: Panjang max 33 cm (TL), sungut kuning, garis coklat memanjang dari mulit
hingga ekor, badan banyak spot dan bercak hitam, ujung dorsal berwarna gelap, sirip
ekor coklat bergaris-garis.
Habitat: Biasa di daerah rubble dan pasir di dekat karang, umumnya soliter damun
kadang juga berkelompok. Range kedalaman 2 - 50 m.
Distribusi: Indo-west Pasifik (timur Afrika-New Caledonia, Jepang)
Tipe pemakan: Zoobenthos
149
NEMIPTERIDAE
Surgeon fish, Ikan butana

Pentapodus aureofasciatus
Yellowstripe threadfin bream
Common name:
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 25 cm
(TL), biru keabu-abuan samar,
dua garis kuning satu meman-
jang dari mulut ke belakang dor-
sal dan dari belakang mata
hingga dekat sirip ekor
Habitat: Dikolom perairan
daerah berpasir dekat terumbu
karang. Range 5-20m
Distribusi: Indonesia-Samoa 150
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah dan Tonga
Foto by Fakhrizal Setiawan Tipe pemakan:

Pentapodus trivittatus
Three-striped whiptail
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 25 cm
(TL), Warna: badan atasabu-
abu gelap atau coklat zaitun,
putih keperakan di bawah.
Garis putih kekuningan me-
manjang menyempit dari badan
ke ekor.
Habitat: Daerah karang yang
jernih dan daerah dangkal ban-
yak rubble. Range 1-15 m.
Distribusi: Western Pasifik
Tipe pemakan: ikan kecil dan
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah zoobenthos
Foto by Fakhrizal Setiawan
Scolopsis binileata
Two-lined monocle bream
Common name:
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 23 cm
(TL), abu-abu gelap ke kunin-
gan dibagian atas da putih
dibawah badan. 3 garis diatas
kepala, 2 garis melengkung
dari dekat mata ke dorsal.
Habitat: Daerah terumbu
karang, soliter atau berpasan-
gan. Juv daerah dangkal, la-
guna atau rubble. Range 1-25
m.
Distribusi: Indo-west Pasifik
Tipe pemakan: Zoobenthos
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah dan ikan kecil
Foto by Fakhrizal Setiawan
151

Scolopsis lineata
Striped monocle bream
Nama Umum: l
Ciri-ciri: badan atas coklat
zaitun, putih-keperakan di
bawah ini. 3 garis-garis putih
kekuningan dari kepala ke-
badan. Juv, ada 3 garis hitam
pada badan atas dengan sela
-sela kuning
Habitat: Daerah berpasir
karang, biasanya schooling,
juv sendiri daerah perairan
dangkal. Range 4-20 m.
Distribusi: Timur samudara
Hindia dan Pasifik barat
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Tipe pemakan: Zoobenthos
Foto by Fakhrizal Setiawan
dan ikan kecil
Scolopsis margaritifera
Pearly monocle bream
Common name:
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 28 cm (TL),
abu-abu gelap dari kepala
hingga bawah dorsal, Juv
garishitam sempit sepanjang
punggung (hanya pada be-
berapa spesimen) dan hi-
tam. Beberapa dengan perut
kekuningan. variasi warna
antara populasi di Hindia
dan Pasifik: juvenile kurang
warna garis kuning di
Samudra Hindia dan dewasa
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah menunjukkan bagian be-
Foto by Fakhrizal Setiawan lakang yang gelap diband-
ingkan dengan bentuk Pasi-
fik. 152
Habitat:
Daerah dasar berpasir di
area terumbu karang. Range
kedalaman 1-20 m.

Distribusi:
Pasifik barat:(Laut cina se-
latan-Vanuatu and timur laut
Australia.)

Tipe pemakan:
Krustacea kecil, moluska,
cacing polychaeta dan ikan
kecil / Carnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
153
OSTRACIIDAE
Boxfishes, Ikan kotak

Ostracion cubicus (Juv)


Yellow boxfish
Nama Umum: Buntel kuning
Ciri-ciri: Panjang max 45 cm (TL), Juv
kuning cerah dengan spot hitam. Spot
berkurang dan warna menjadi kusam
menjadi kebiruan seiring pertumbuhan.
Habitat: Didaerah laguna dan karang
semi tertutup. Juv biasa dijumpai dekat
Acropora, soliter. Range kedlaman 1-35m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah dan
Afrika Timur, Hawai dan Kep.Tuamoto,
Kep.Ryukyu, Jepang– New Zealand.
Tipe pemakan: Zoobenthos, ikan kecil 154
dan alga bentik

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Foto by Fakhrizal Setiawan
Ostracion meleagris
Whitespotted boxfish
Nama Umum: Buntel item
Ciri-ciri: Panjang max 25 cm (TL),
Badan hitam kecoklatan dengan spot
putih dipunggung dan kuning di sisi
badan.
Habitat: Dihabitat laguna dan lereng
karang yang jernih. Kedalaman 0-30m.
Distribusi: Indo-Pasifik dan Pasifik
timur: Subspecies Ostracion meleagris
camurum ditemukan di Hawai dan Ostra-
cion meleagris clippertonense Di Pasifik
Timur. Species digantikan Ostracion
cyanurus di Laut Merah dan Teluk Aden.
Tipe pemakan: Zoobenthos (sponge
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh dan tunikata) dan bentik alga
Foto by Fakhrizal Setiawan
155
PEMPHERIDAE

156

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Pempheris vanicolensis Foto by Rizya L. Ardiwijaya
Vanikoro sweeper
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 20 cm (TL), biasanya warna agak kehijaun terlihat dibagian
tasa, bdan berwarna coklat, sirip anal terlihat jelas garis hitam di ujungnya, ujung sired
dorsal berwarna hitam
Habitat: Biasa ditemukan daerah pantai berbatu dan terumbu karang. Dewasa biasa
schooling di goa-goa atau daerah terlinding di karang saing hari. Malam mencari makan
dan kembali kegua sebelum terbit fajar.
Distribusi: Indo-west Pasifik (laut merah - Samoa, Filipina, dan laut mediterania)
Tipe pemakan: Zoobenthos dan zooplankton
157
PINGUIPEDIDAE
Sandperches fish, Ikan Cicak

158

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Parapercis hexophtalma Foto by Fakhrizal Setiawan
Speckled sandperch
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 29 cm (TL), Badan putih dengan keabuan di punggung dan ber-
cak hitam kecoklatan merata di badan, spot hitam dengan ujung putih di ekor
Habitat: Didaerah pasir dan rubble didasar area laguna dangkal dan lereng karang
yang terlindung.
Distribusi: Samudra Hindia: Laut Merah, dan Afrika Timur - Micronesia dan Samoa.
Jepang - GBR Australia.
Tipe pemakan: Zoobenthos
159

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Parapercis tetracantha
Foto by Fakhrizal Setiawan
Reticulated sandperch
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 26 cm (TL), badan keputihan dengan 7-8 persegi coklat yang
terhubung garis di sisi bawah badan.bercak hitam di bawah mata serta garis hitam tak
beraturan memanjang melewati katup insang. Dorsal transparan dengan serentetan
spot hitam diujung dan tengah.
Habitat: Didaerah berbatu dan karang mulai dari dangkal hingga dalam dengan
dasar yang berpasir. Range kedalaman 6 - 25m.
Distribusi: Indo-Pasifik barat : teluk Bengal - Jepang dan Indonesia dan Papua New
Guinea.
Tipe pemakan: Belum diketahui
160

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Parapercis sp. Foto by Fakhrizal Setiawan
Yellowtail sandperch
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 14 cm (TL), warna dasar putih, tanda gelap yang tidak
beraturan di punggung, 9 garis hitam di kedua sisi badan dengan spot hitam
ditiap garisnya. Sirip ekor kuning
Habitat: Daerah karang dan pantai yang dasarnya pasir atau rubble. Soliter atau
kelompok kecil. Range kedalaman 3-20 m
Distribusi: Indonesia
Tipe pemakan: Zoobenthos
161

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Foto by Fakhrizal Setiawan

Parapercis millipunctata
Black dotted sand perch
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL), Badan krem dengan pola coklat b di punggung,
Spt putih pada sirip ekor, dua spot coklat tak beraturan di badan bagian atas dan
bawah serta dihubungkan dengan spot kuning memanjang di sisi badan.
Habitat: Didaerah terumbu karang mengelompok, rubble, pasir disela karang dan
karang berbatu. Range kedalaman 3-30 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Mauritius dan Maldives - French Polynesia, Kep. Ryukyu
Jepang - GBR Australia.
Tipe pemakan: Zoobenthos
162
PLESIOPIDAE
Devilfishes, Ikan cupang laut

Calloplesiops altivelis
Comet
Nama Umum: cupang laut

Ciri-ciri:
Panjang max 20 cm (TL),
warna badan hitam kecokla-
tan dengan spot putih menye-
bar diseluruh badan dan sirip
kecuali sirip dada. Pangkal
sirip dorsal terdapat spot hi-
tam dilingkari putih dan spot
163 kuning di bagian atas pangkal
ekor.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Habitat:
Foto by Fakhrizal Setiawan Didaerah karang, goa atau
celah karang. Nocturnal. Apa-
bila terancam dapat meniru-
kan/ mimikri seperti mouray.
Range kedalaman 3-50 m.

Distribusi:
Indo-pasifik (Laut merah dan
Afrika timur-Pulau Line,
Jepang-Australia)

Tipe pemakan:
Bentik crustacean dan ikan
kecil / karnivora

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Foto by Fakhrizal Setiawan
164
PLOTOSIDAE

Plotosus lineatus
Striped eel catfish
Nama Umum: Lele laut

Ciri-ciri:
Panjang max 32 cm (TL), sirip dor-
sal dan anal bersambung dengan
sirip caudal/ekor, 4 pasang sungut,
sebuah tulang bergigi tunggal san-
gat berbisa di awal punggung per-
tama dan setiap sirip dada.
165
Habitat:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Juvenil schooling dalam jumlah
banyak. Dewasa dalam kelompok
yang lebih kecil di area terumbu
karang. Range kedalaman 1-60 m.

Distribusi: Indo Pasifik

Tipe pemakan:
Krustacea, moluska, cacing dan
ikan kecil

Lokasi foto: Lembeh, Sulut


Foto by Shinta T. Pardede
166
POMACANTHIDAE
Angel fish, Ikan enjel

Pygoplites diacanthus
Regal angelfish
Nama Umum: Enjel doreng
asli

Ciri-ciri:
Panjang max 25 cm (TL), bagian
mata gelap dengan garis kebiruan
dekat mata. Badan kuning dengan
garus lengkung putih dibatasi hi-
tam dari dekat insang hingga
pangkal ekor, dari sirip punggung
hitam kebiruan. Bagian belakang
167 sirip anal garis lengkung kuning
dan biru berjalan sejajar dengan
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah kontur tubuh; sirip ekor kuning.
Foto by Fakhrizal Setiawan juvenil dengan bintik hitam besar
pada bagian basal lunak sirip dor-
sal.

Habitat:
Biasa terdapat didaerah karang
yang sehat di laguna atau lereng
karang. Soliter , berpasangan atau
berkelompok.

Distribusi:
Indo-Pasifik (Laut merah dan
Timur Afrika– Kep.Tuomoto,
Jepang-GBR, New Caledonia)

Tipe pemakan:
Tunikata dan spong / zoobenthos

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
Pomacanthus semicirculatus
Semicircle angelfish
Nama Umum: Brustun roti

Ciri-ciri:
Panjang max 40 cm (TL), Juvenil
species ini berwarna biru kehita-
man dengan garis setengah ling-
karan. Dewasa bagian depan ber-
warna coklat kehijauan, bagian
tengah kekuningan, banyak bintik
biru disisinya, perubahan warna
dari jvenil ke dewasa dalam ren-
tang ukuran 8-16 cm.

Habitat:
Juvenile menyukai perairan dang-
kal yang terlindung. Dewasa di
daerah karang yang sehat yang
menyediakan banyak tempat
168
bersembunyi. Soliter dan ber-
pasangan. Range kedalaman 1-30
m.
Distribusi:
Indo-west Pasifik (laut merah dan
timur Afrika-Samoa, Jepang-
Australia)

Tipe pemakan:
Sponge, tinikata dan alga / Zoo-
benthos

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
Pomacanthus sexfasciatus
Sixbar angelfish
Nama Umum: Kambingan
biru

Ciri-ciri:
Panjang max 46 cm (TL), De-
wasa coklat kekuningan dengan
6 garis hiteam vertikal. Badan
banyak binti-bintik biru. Kepala
kehitaman dengan garis vertikal
putih, sirip ekor, anal memiliki
bintik biru. Juvenil berwarna ke-
hitaman dengan 15 garis biru
putih melengkung di sisi badan.

Habitat:
Juvenil lebih suka didaerah
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah karang yang dangkal, dewasa
169 Foto by Fakhrizal Setiawan menyukai daerah karang yang
sehat. Soliter kadang berpasan-
gan. Mengeluarkan suara apa-
bila diganggu. Range kedala-
man 3-50 m.

Distribusi:
Indo-Pasifik (Kep. Ryukyu - Ma-
laysia dan Indonesia - Kep.
Solomon, selatan Australia.

Tipe pemakan:
Sponge, tunikata dan alga /
zoobenthos

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
Pomacanthus imperator
Emperor angelfish
Lokal: Enjel betmen
Ciri-ciri: Panjang max 40 cm
(TL), Juvenil berwrna hitam
kebiruan dengan garis putih
melingkar konsentris, dewasa
garis kuning diagonal, mulut
putih, mata tertupup garis hi-
tam, sekitar insang hingga
bawah berwarna hitam den-
gan tepi biru. Perubahan
warna terjadi dari ukuran 8-12
cm.
Habitat: Juv daerah dangkal,
dewasa daerah goa/celah di
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh daerah karang yang sehat,
range 1-100 m.
Foto by Fakhrizal Setiawan
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan: Zoobenthos
170

Pomacanthus navarchus
Bluegirdled angelfish
Lokal: Bidadari bercadar
Ciri-ciri: Panjang max 28 cm
(TL), juv hitam dengan garis
biru muda melingkar. Dewasa
kuning cerah badan dan ekor,
sirip dada dan perut biru tua
dengan banyak bintik-bintik
biru muda. Garis biru muda
sejajar di wajah dari bawah
mata, dan pada daerah yang
tepat di belakang kepala. Sirip
biru muda.
Habitat: Daerah karang se-
hat dari laguna hingga lereng
karang. Range 3-40m.
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan: Sponge dan
Lokasi foto: Kep. Kayoa, Maluku Utara tunikata / zoobenthos
Foto by Tasrif Kartawijaya
Genicanthus Lamarck
Blackstriped angelfish
Nama Umum: Enjel putih
Ciri-ciri: Panjang max 25 cm
(TL), badan putih dengan 4 garis
memanjang. Depan dorsal spot
kuning, dorsal atas hotam, buntut
cagak memanjang. Betina dengan
garis hitam yang luas pada pung-
gung dan tepi bagian perut.
Habitat: Biasa di daerah dangkal
dan lereng karang. Memiliki harem
3-7 betina. Range kedalaman 10-
35 m.
Distribusi: Indo-West Pacific:
Indo-Malayan region,Vanuatu,
Japan, GBR Australia.
Lokasi foto: TN. Komodo, NTT Tipe pemakan: Zooplankton
Foto by Fakhrizal Setiawan
171

Apolemichthys trimaculatus
Threespot angelfish
Nama Umum: Enjel kuning
Ciri-ciri: Panjang max 26 cm
(TL), tubuh pendek kuning, mulut
biru, garsi hitam disirip anal, spot
hitam di atas kepala dan belakang
kepala.
Habitat: Di daerah laguna dan
karang dangkal. Range Kedala-
man 3-40 m.
Distribusi: Indo-west Pasifik
(Jepang-Australia, timur Afrika,
Samoa)
Tipe pemakan: Sponge dan
tunikata / zoobenthos
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Chaetodontoplus mesoleucus
Vermiculated angelfish
Nama Umum: Kepe palsu
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL),
sekilas mirip Chaetodontidae na-
mun dibedakan dari opercula tu-
lang belakangnya yang kuat.
Badan 2/3 hitam abu-abu dan sis-
nya putih. Garis hitam memanjang
dari kepala hingga bawah.sebagian
muka depan kuning dengan mulut
biru. Ekor kuning.
Habitat: Daerah terumbu karang
dan jarang di laut terbuka. Range
kedalaman 1-20m.
Distribusi: Indo-west pasifik
(Indonesia-Jepang, SriLanka-timur
PNG)
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Tipe pemakan: Sponge, tunikata
Foto by Fakhrizal Setiawan dan alga berfilamen / zoobenthos
172

Centropyge eibli
Blacktail angelfish
Nama Umum: Enjel abu doreng
Ciri-ciri: Panjang max 15 cm (TL),
Badan abu-abu gelap dengan garis
coklat keemasan di sisi badan.
Daerah sekitar sirip perut oranye.
Pangkal ekor, belakang dorsal
hinga sirip ekor hitam.
Habitat: Didaerah karang berbatu
dan lereng karang yang sehat.
Membentuk harem 3-7 individu.
Bentuk sangat mirip dengan juve-
nile Acanthurus tristis. Range ke-
dalaman 0-30 m.
Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Sri
Lanka - Indo-Malay timur.
Tipe pemakan: Bentik alga dan
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
cnidarians (hard coral).
Foto by Fakhrizal Setiawan
173
POMACENTRIDAE
Damsel fish, Ikan betok laut

174

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Amphiprion clarkii Foto by Fakhrizal Setiawan
Yellowtail clownfish
Nama Umum: Giru pasir
Ciri-ciri: Panjang max 15 cm (TL), Sangat bervariasi secara geografis dalam bentuk
dan warna. Dua garis putih, satu vertikal di belakang mata dan satunya memanjang
dari dorsal hingga di adepan anal. Pangkal sirip ekor putih, dengan bagian berwarna
kekuningan. Ovipar dan monogamy.
Habitat: Daerah laguna karang dangkal dan lereng karang. Berasosiasi dengan
anemon jenis: Cryptodendrum adhaesivum, Entacmaea quadricolor, Heteractis aurora,
Heteractis crispa, Heteractis magnifica, Heteractis malu, Macrodactyla doreensis, Sti-
chodactyla gigantea, Stichodactyla haddoni, Stichodactyla mertensii . Range 1- 60m.
Distribusi: Indo-west Pasifik (Teluk Persia-barat Australia, Kep. Indo-Australia, Mela-
nesia, Micronesia, Taiwan dan Jepang)
Tipe pemakan: Omnivora
175

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Amphiprion ocellaris
Foto by Fakhrizal Setiawan
Clown anemonefish
Nama Umum: Ikan badut, nemo, kelonpis
Ciri-ciri: Panjang max 11 cm (TL), warna badan oranye dengan tiga garis putih lebar,
bagian yang tengah berbentuk segitiga maju ke dekat sirip dada. Sirip ekor bulat.
Habitat: Daerah karang yang dangkal dan tenang. Diurnal, protandrous hermaprodit.
Berpasangan monogamy. Berasosiasi dengan anemone jenis: Heteractis magnifica,
Stichodactyla gigantea, dan Stichodactyla mertensii . Range kedalaman 1-15 m.
Distribusi: Indo-west Pasifik
Tipe pemakan: Omnivora
176

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Amphiprion perideraion Foto by Fakhrizal Setiawan
Pink anemonefish
Nama Umum: Pelet tambah
Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL), Warna dasar oranye. Sirip transparan. Satu garis-
putih mengikuti kontur punggung dari atas mulut hingga batang ekor. Garis vertikal putih
di antara kepala dan katup insang.
Habitat: Daerah karang dangkal yang tenang, diurnal, monogami, protandrous her-
maphrodit. Berasosiasi dengan anemone jenis: Heteractis magnifica (umumnya), Het-
eractis crispa, Macrodactyla doreensis, and Stichodactyla gigantea . Dibeberapa tem-
pat malah berbagi tempat di anemone dengan A. akallopison. Range 1-38 m.
Distribusi: Western Pasifik
Tipe pemakan: Omnivora
Amphiprion sandaracinos
Yellow clownfish
Nama Umum: Pelet
Ciri-ciri: Panjang max 14 cm
(TL), badan oranye dengan garis
putih memanjang dari mulut
hingga dekat ekor

Habitat: Biasa dijumpai didaerah


laguna dan lereng karang. Biasa
berpasangan atau kelompok kecil.
Monogami. Protandrous her-
maprodit. Biasa berasosiasi den-
gan anemone jenis: Heteractis
crispa dan Stichodactyla merten-
sii. Range 3-20 m.

Distribusi: Western pasifik


177 (Pulau cristmas, dan Australia
barat-Kep. Ryukyu, Taiwan,
Filipina, PNG, Kep. D’Entrecas-
teux, New Britain dan Kep. Solo-
mon)

Tipe pemakan: Omnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
178

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan Foto by Fakhrizal Setiawan

Amphiprion akallopisos
Skunk clownfish
Nama Umum: Pelet
Ciri-ciri: Panjang max 11 cm (TL), Badan berwarna oranye dengan garis
putih memanjang dari atas mulut hingga ekor. Inilah yang membedakan den-
gan A. sandaracinos.
Habitat: Biasa ditemukan didaerah karang dangkal dekat pantai namun ada juga di
daerah lereng karang dengan arus cukup kuat. Protandeus hermaprodit. Berpasangan
dan monogami. Setipa anemone dengan satu betina lebih besar dan pejantan fung-
sional yang lebih kecil. Jantan mengalami perubahan jenis kelamin juvenile berkem-
bang menjadi jantan fungsional. Biasa berasosiasi dengan jenis anemone: Heteractis
magnifica dan Stichodactyla mertensii. Range kedalaman 3-25 m.
Distribusi: Indo-west pasifik (Afrika timur, Madagaskar, Kep.Comoro, Seychelles,
Laut Andaman, Sumatra, Jawa)
Tipe pemakan: Bentik alga dan zooplankton (omnivora)
Amphiprion ephippium
Saddle anemonefish
Nama Umum: Giro tompel
(aceh), tompel Jakarta
(Jakarta)

Ciri-ciri:
Panjang max 14 cm (TL), badan
oranye kemerahan dengan spot
hitam besar di badan bagian be-
lakang. Juvenil tidak memiliki spot
hitam tapi memiliki garis putih me-
manjang hanya di belakang
kepala.

Habitat:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Didaerah karang dangkal dengan
Foto by Fakhrizal Setiawan perairan agak keruh dan teluk
179 yang tertutup dimana kecerahan
berkurang. Biasa ditemukan
sepasang. Berasosiasi dengan
anemon: Entacmaea quadricolor
and Heteractis crispa .Range ke-
dalaman 1-15 m.

Distribusi:
Samudra Hindia timur: Laut Anda-
man, Kep. Nicobar, Thailand, Ma-
laysia, Sumatra dan Jawa di Indo-
nesia.

Tipe pemakan:
Zooplankton dan bentik alga

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Foto by Fakhrizal Setiawan
180

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Premnas biaculeatus
Foto by Fakhrizal Setiawan
Spinecheek anemonfish
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 17 cm (TL), memiliki tulang belakang yang menonjol di bagian
kepala, juvenile dan jantan merah cerah sedang betina merah hati. Jantan ukurannya le-
bih kecil dari betina
Habitat: Daerah laguna dan karang yang terlindung. Biasa ditemukan berpasangan .
Berasosiasi dengan anemone Entacmaea quadricolor. Range kedalaman 1-16 m.
Distribusi: Indo-west Pasifik (Asia tenggara, Kep.Solomon,Vanwatu, Australia)
Tipe pemakan: Zooplankton dan alga bentik / Omnivora
Amblyglyphidodon aureus
Golden damselfish
Nama Umum: Betok kuning

Ciri-ciri:
Panjang max 13 cm (TL),
Badan kuning oval, dewasa
bagian kepala agak keunguan
sedikit.

Habitat:
Hidup didaerah lereng karang,
laguna dan karang terjal bera-
rus. Biasa berada dekat den-
gan Gorgonian /kipas laut di-
mana mereka meletakan te-
lurnya. Juvenile biasa ditemu-
kan dalam kelompok kecil di
dekat gorgonian atau karang
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
hitam. Range kedalaman 3 - 45
181 Foto by Fakhrizal Setiawan m.

Distribusi:
Pasifik barat(Laut Andaman
dan Pulau Christmas - Fiji, Kep.
Ryukyu, New Caledonia)

Tipe pemakan: Zooplankton

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
Amblyglyphidodon batunai
Batuna damselfish
Nama Umum: Betok perak

Ciri-ciri:
Panjang max 10 cm (TL), Badan
perak kehijauan.

Habitat:
Daerah laguna dan karang dang-
kal. Biasa berada dekat koloni
karang besar. Biasa ditemukan
soliter atau berpasangan di atas
karang. Range kedalaman 0 - 12
m.

Distribusi:
Indo-west Pasifik (Maldives dan
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Indonesia) 182
Foto by Fakhrizal Setiawan
Tipe pemakan: Belum diketahui

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
Amblyglyphidodon leucogaster
Yellowbelly damselfish
Nama Umum: Betok perut
kuning

Ciri-ciri:
Panjang max 13 cm (TL), duri dorsal
(total): 13; sirip lunak dorsal (total):
12-13; sirip duri Anal: 2; Sirip lunak
anal: 12-14. Variasi warna tergan-
tung geofrafis. Populasi di Indonesia
umumnya dengan perut kuning-
oranye .

Habitat:
Mendiami lagunakarang dan lereng
karang. Soliter atau dalam kelompok
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
kecil. Range kedalaman 2-45 m.
Foto by Fakhrizal Setiawan
183
Distribusi: Indo-west Pasifik

Tipe pemakan:
Copepoda, amphipods, mysids, telur
ikan, larva Crustacea, dan sebagian
kecil dari alga /Omnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
Amblyglyphidodon curacao
Staghorn damselfish
Nama Umum: Betok strip ijo

Ciri-ciri:
Panjang max 13 cm (TL), memiliki
beberpa variasi geografis. Popu-
lasi di Indonesia berwarna hijau
dengan garis kehitaman saat de-
wasanya. Papua berwarna lebih
keperakan dengan garis kehijaun
dengan range dari jepang-
Australia timur.

Habitat:
Daerah laguna dan lereng karang
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
bagian luar, Juvenil sering terlihat
Foto by Fakhrizal Setiawan dekat karang lunak jenis Sarco-
phyton dan Sinularia. Makan ser- 184
ing berkelompok didaerah karang.
Range kedalaman 1 - 40 m.

Distribusi:
Pasifik barat ( Rowley shoals, Ma-
laysia - Samoa dan Tonga. Utara
kep.Ryukyu - selatan GBR)

Tipe pemakan:
Zooplankton dan filamentous alga

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
Abudefduf bengalensis
Bengal sergeant
Nama Umum:
Ciri-ciri:
Panjang max 17 cm (TL),
Badan putih keabu-abuan,
oval dengan 6-7 garis hitam.
ciri khasnya bentuk ekor ca-
gak yang membulat dan ber-
warna redup.

Habitat:
Biasa ditemukan sendiri atau
kelompok kecil di daerah la-
guna dan karang dangkal.
Sangat territorial. Range ke-
dalaman 1 - 6 m.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
185 Foto by Fakhrizal Setiawan Distribusi:
Pasifik barat (Timur Samudra
Hindia-Jepang dan Australia)

Tipe pemakan:
Alga, gastropoda dan krusta-
cea kecil / Omnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
Abudefduf notatus
Yellowtail sergeant
Nama Umum: l

Ciri-ciri:
Panjang max 17 cm (TL), badan
abu-abu dengan 5 garis putih
vertikal, sirip ekor berwarna
kuning.

Habitat:
Didaerah karang berbatu serta
lereng curam dengan arus dan
gelombang sedang. Biasa dite-
mukan dalam schooling namun
kadang soliter. Range kedala-
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh man 1-12 m.
Foto by Fakhrizal Setiawan
Distribusi:
Indo-Pasifik barat: Afrika timur, 186
Afrika selatan, New Britain, Su-
matra di Indonesia, timur Papua
New Guenia dan Jepang.

Tipe pemakan:
Bentik alga dan zooplankton

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Foto by Fakhrizal Setiawan
Abudefduf septemfasciatus
Banded sergeant
Nama Umum: l

Ciri-ciri:
Panjang max 23 cm (TL), badan
putih krem dengan 6-7 garis abu
gelap.

Habitat:
Habitat didaerah laguna dan
terumbu karang berbatu dangkal
dengan gelombang sedang.
Sangat territorial. Range kedala-
man 0 - 3 m.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan Distribusi:
Indo-Pasifikc: Afrika timur - Kep.
187 Line dan French Polynesia.
Jepang - GBR Australia.

Tipe pemakan:
Bentik alga, zoobnethos(bentik
copepod), dan zooplankton.

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Foto by Fakhrizal Setiawan
Abudefduf sexfasciatus
Scissortail sergeant
Nama Umum: l

Ciri-ciri:
Panjang max 16 cm (TL),
Badan putih dan agak kehijaun
saat dewasa dengan 5 garis
hitam, ciri khasnya adalah
memiliki garis hitam di bagian
cagak ekornya.

Habitat:
Daerah pantai, karang berbatu
dan trumbu karang yang baik.
Biasa berada di karang lunak
dan koloni hydroid. Range ke-
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah dalaman 1 - 20 m.

Distribusi: 188
Indo-Pasifik (laut merah, Mo-
zambique hingga Jepang,
Kep. Tuomoto, Lord Howe dan
Kep. Rapa).

Tipe pemakan: Zooplankton


dan alga / omnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
Abudefduf sordidus
Blackspot sergeant
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 23 cm
(TL), badan abu-abu dengan 5-6
garis gelap, terdapat spot hitam di
pangkal ekor atas dan dibagian
bawah sirip dorsal halus.
Habitat: Didaerah laguna ber-
batu, rataan terumbu, hingga
daerah pecah gelombang. Juvenil
biasa di daerah pasut. Kadang-
kadang schooling, sangat territo-
rial. Range kedalaman 0-3 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut
Merah an Afrika Timur - hawaidan
Kep. Pitcairn, Jepang - Australia.
Tipe pemakan: Zoobenthos
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh (bentik krustacea, moluska,
Foto by Fakhrizal Setiawan cacing), zooplankton dan detritus
189

Abudefduf vaigiensis
Indo-Pacific sergeant
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 20 cm
(TL), Abu-abu dengan 5 garis
hitam atau biru tua vertikal,
daerah kuning di badan atas.
Habitat: Di daerah rataan
trumbu hingga lereng karang
serta daerah berbatu. Berkelom-
pok, memijah dalam jumlah be-
sar. Jantan menjaga telurnya.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut
Merah an Afrika Timur - French
Polynesia. Jepang - Australia.
Tipe pemakan: Omnivora
(zoobenthos, zooplankton, alga
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh bentik dan ikan kecil)
Foto by Fakhrizal Setiawan
Dischistodus prosopotaenia
Honey-head damsel
Nama Umum: Betok susu
Ciri-ciri: Panjang max 17 cm
(TL), badan hijau kecoklatan den-
gan garis putih besar. Soliter dan
teritorial.
Habitat: Mendiami daerah ber-
pasir di laguna dan terumbu
karang. Range kedalaman 1 - 12
m.
Distribusi: Indo-west Pasifik
(varian normal tersebar dari Sin-
gapura - Sulawesi, varian yang
bagian dada agak kuning dari
Papua - timur Australia dan
Vanuatu)
Tipe pemakan: Omnivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan 190

Dischistodus melanotus
Black-vent damsel
Nama Umum: Betok susu
Ciri-ciri: Panjang max 16 cm
(TL), bagian badan atas dari
kepala hingga tengah dorsal
hijau kehitaman dengan batas
kuning dan sebagian perut
bawah dekat anal. Badan putih
dengan bercak pink disekitar
insang.
Habitat: Memilih di daerah
pasir dan rubble di area laguna
dan terumbu karang. Range ke-
dalaman 1 - 12 m.
Distribusi: Pasifik barat
Tipe pemakan: Alga bentik
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Dischistodus perspicillatus
White damsel
Nama Umum: Betok susu
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm
(TL), Putih krem dengan 2-3 spot
hitam agak memanjang. Bagian
depan kepala kehijaun, garis
bpingk dengan batas biru di
antara mata dan mulut.
Habitat: Daerah patch reef, la-
guna dangkal, pasir di daerah
karang, dan padang lamun.
Range kedalaman 1 - 10 m.
Distribusi: Indo-west Pasifik
Tipe pemakan: Alga bentik dan
detritus
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
191

Chrysiptera oxycephala
Blue-spot demoiselle
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 9 cm
(TL), Juv biru cerah yang hilang
saat dewasa.abu-abu kekunin-
gan dengan banyak bintik biru
di badan. Garis abu-abu samar
dari atas mulut ke mata.
Habitat: Biasa berkelompok
dalam jumlah besar, Didaerah
laguna dan karang dang-
kal.range 1-16 m.
Distribusi: Western central
Pasifik (Indonesia, Filipina,
PNG, Palau)
Tipe pemakan: Zooplankton
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Chrysiptera unimaculata
Onespot demoiselle
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL),
badan abu gelap, sekitar sirip dada
berwarna kuning dan spot hitam
dikelilingi biru di bagian belakang
sirip dorsal.
Habitat: Di Daerah pantai karang
beralga, rubble atau daerah karang
berbatu dangkal. Soliter atau kelom-
pok kecil, Range kedalaman 0 - 30
m..
Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Laut
Merah dan Afrika Timur - Fiji,
Jepang - GBR Australia.
Tipe pemakan: Bentik Alga
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
192

Chrysiptera talboti
Talbot's demoiselle
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 6 cm (TL), bagian
kepala hingga tengah dorsal kuning
sisa badan lainnya coklat keunguan.
Spot hitam d belakang sirip dorsal.
Habitat:
Didaerah kaya karang di laguna
dalam dan lereng karang serta rub-
ble. Soliter, range kedalaman 3-35 m.
Distribusi:
Pasifik Barat: Laut Andaman - Fiji,
Palau, Tonga dan GBR Australia.
Tipe pemakan:
Bentik Alga dan zooplankton

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Foto by Fakhrizal Setiawan
Chrysiptera sp.
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 7 cm (TL, bagian
atas badan terdapat garis biru yang me-
mangjang dari depan mata hingga pang-
kal sirip ekor, badan kuning dengan ber-
cak hitam dibagian pangkal belakang sirip
dorsal. kepala kuning dan warnanya me-
manjang hingga sirip dorsal belakang.
Habitat: karang dan batu berkarang di
daerah dangkal hingga lereng karang.

Distribusi: Samudra Hindia (diketahui


hanya di Pulau Weh)
Tipe pemakan: Alga

193 Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Foto by Fakhrizal Setiawan
Chromis dimidiata
Chocolatedip chromis
Nama Umum: Betok 1/2
Ciri-ciri: Panjang max 9 cm (TL),
coklat gelap 1/2 dari kepala hingga
badan depan. Sisanya berwarna putih
mulai dari sirip anal, 1/2 sirip dorsal dan
sirik caudal.
Habitat: Di daerah laguna dan te-
rumbu karang , berkelompok di atas
karang dan dilereng karang. Tinggal
dekat dengan substrat. Range kedala-
man 1-36 m.
Distribusi: Samudra Hindia: Laut
Merah, Kenya, Tanzania, Afsel, Mauri-
tius, Reunion, Kep. Chagos, Maldives,
Laut Andaman, Thailand, Sumatra dan
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh P. Christmas serta Guam.
Foto by Fakhrizal Setiawan Tipe pemakan: Bentik alga dan zoo-
plankton
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Chromis atripectoralis Foto by Fakhrizal Setiawan
Black-axil chromis
Nama Umum: Betok ijo / jae-jae
Ciri-ciri: Panjang max 12 cm (TL), Badan hijau kebiruan, ekor cagak dan sangat mirip
dengan C. viridis hanya dibedakan dengan spot hitam dipangkal sirip dadanya.
Habitat: Dearah karang dangkal, laguna dan lereng karang. Biasa dijumpai kelompok
194
besar di koloni karang bercabang. Range kedalaman 1-29 m.
Distribusi: Indo Pasifik
Tipe pemakan: Zooplankton

Chromis viridis
Blue green damselfish
Nama Umum: Betok ijo / jae-jae
Ciri-ciri: Panjang max 8 cm (TL),
warna Hijau pucat hingga biru ter-
ang. Jantan yang bersarang ber-
warna kuning.
Habitat: Berkelompok di Acropora
bercabang, daerah laguna dan
karang dangkal. Range 0-12 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut
Merah - French Polynesia, Jepang,
New Caledonia.
Tipe pemakan: Zooplankton, fito-
plankton, dan bentik alga.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Chromis atripes
Dark-fin chromis
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 9 cm
(TL), coklat cerah dengan
ujung sirip dorsal, anal dan
cagak caudal hitam.
Habitat: Daerah karang yang
sehat dan lereng karang.
Range kedalaman 2-40 m.
Distribusi: Pasifik barat
Tipe pemakan: Zooplankton
dan alga bentik

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan

195

Chromis ternatensis
Ternate chromis
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 10 cm
(TL), coklat dengan warna pu-
dar dibagian bawah perut. Garis
hitam di bagian cagak ekor me-
rupakan ciri khasnya.
Habitat: Schooling di atas
karang bercabang di daerah
laguna hingga lereng karang
yang jernih. Range kedlaman 3 -
36 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: laut
Merah dan Afrika timur - Samoa
dan Tonga, Kep.Ryukyu, New
Caledonia.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Tipe pemakan: Zooplankton
Foto by Fakhrizal Setiawan
Chrysiptera springeri
Springer's demoiselle
Nama Umum: Betok neon
Ciri-ciri: Panjang max 6 cm
(TL), dengan bercak hitam
dibagian atas kepala, mirip
dengan C.cymatilis.
Habitat: Habitat karang yang
sehat dan laguna, biasa
berada dikoloni Acropora ber-
cabang. Range kedlaman 2-30
m.
Distribusi: Pasifik barat
(Indonesia-Filipina)
Tipe pemakan: Zooplankton
dan alga bentik

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
196

Pomacentrus auriventris
Goldbelly damsel
Nama Umum: blu kuning
Ciri-ciri: Panjang max 7 cm
(TL), kepala biru neon dan
badan atas juga. Kuning
badan bawah, sirip ekor dan
anal.
Habitat: Daerah karang,
pasir dengan alga. Biasa
kelompok kecil didasar. Range
kedalaman 2-15 m.

Distribusi: Western Central


Pacific (Micronesia - Indone-
sia, Pulau Christmas)

Tipe pemakan:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah belum diketahui
Foto by Fakhrizal Setiawan
Chrysiptera rolandi
Rolland's demoiselle
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 7,5 cm
(TL), warna bervariasi, umumnya
badan bagian kepala kebawah
hingga belakang dorsal gelap
dan bagian bawahnya putih
krem.
Habitat: Biasa ditemukan di-
daerah karang, karang dengan
rubble, laguna.Range kedalaman
2-35 m.
Distribusi: Samudra Hinia
timur dan Pasifik barat
Tipe pemakan: Zooplankton

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
197

Chrysiptera rex
King demoiselle
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 7 cm
(TL), Juv pink cerah, Bagian
atas badan krem kecoklatan,
kepala abu-abu. Badan bawah
putih krem.
Habitat: karang dari dangkal
hingga lereng karang. Range
kedalaman 1-20 m.
Distribusi: Indo-west Pasifik
Tipe pemakan: Alga

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
Dascyllus aruanus
Whitetail dascyllus
Nama Umum: Dakocan
belang
Ciri-ciri: Panjang max 10 cm
(TL), dasar putih denga 3 garis
hitam, depan mata putih, ekor
transparan, sisip perut hitam.
Habitat: Biasa dilaguna dang-
kal dan karang dangkal,
berkelompok diatas karang ber-
cabang, territorial (terutama saat
memijah). Range 0-20 m.
Distribusi: Indo-west Pasifik
(Laut merah, Afrika timur-
line,marquesan dan Kep.
Tuamoto, Jepang-Australia)
Tipe pemakan: Zooplankton,
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
bentik invertebrate dan alga
Foto by Fakhrizal Setiawan
198

Dascyllus reticulatus
Reticulate dascyllus
Nama Umum: Dakocan putih
Ciri-ciri: Panjang max 9 cm
(TL), Bagian kepala coklat den-
gan garis hitam dibelakangnya,
badan krem kecoklatan, bagian
atas dorsal hitam, garis hitam di
belakang vertikal dari dorsal ke
anal.
Habitat: Biasa didaerah laguna
dan karang. Berkeloompok di
karang bercabang dan menjari.
Range 1-50 m.
Distribusi: Samudra Pasifik.
Samudra Hindia diganti oleh D.
carneus.
Tipe pemakan: Zooplankton,
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah zoobenthos dan alga bentik
Foto by Fakhrizal Setiawan
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan Dascyllus trimaculatus
Threespot dascyllus
Nama Umum: Dakocan item
199 Ciri-ciri: Panjang max 14 cm
(TL), badan hitam, juv ada spot
putih dai kepala dan di badan
atas, dewasa spot dorsal putih
samar dan yang di kepala hi-
lang, sirip hitamkecuali trans-
paran sirip dada dan belakang
dorsal.
Habitat: Daerah karang dan
karang berbatu, biasa juga di
anemone, sela-sela bulubabi
dan karang bercabang. Range
kedalaman 1-55 m.

Distribusi: Indo-Pacific: Red


Sea and East Africa to the Line
and Pitcairn islands, north to
southern Japan, south to Syd-
ney, Australia. Not found in the
Hawaiian and Marquesan is-
lands.
Tipe pemakan: Zooplankton,
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Neoglyphidodon nigroris
Black-and-gold chromis
Nama Umum: Manukan

Ciri-ciri:
Panjang max 13 cm (TL), Juvenil
berwarna kuning dengan 2 garis
hitam memanjang. Dewasa warna
kuning diganti hitam dengan 2 garis
vertikal di katup insang.

Habitat:
Daerah karang yang sehat di la-
guna dan lereng karang. Soliter.
Range 2-23 m.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Distribusi:
Ada 2 bentuk (yang hitam ekor ca-
200
gak dari Laut Andaman-Bali –
Jepang) dan (Pasifik barat). Yuang
keduanya bercampur di Bali.

Tipe pemakan:
Alga, krustacea kecil, tunikata pela-
gis / Omnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
Plectroglyphidodon leuco-
zonus
Singlebar devil
Nama Umum: l

Ciri-ciri:
Panjang max 12 cm (TL), Juvenile
memiliki spot hitam di dorsalnya
dibelakang garis putih di tengah
badan. Dewasa cokalt gelap den-
gan garis putih lebar di tenagah
badannya.

Habitat:
Mendiami daerah reef crest dan
daerah karang dangkal. Juvenil
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh suka berada di zona intertidal di
201 Foto by Fakhrizal Setiawan reef crest, dewasa biasa di area
agak dalam. Juvenile juga biasa
ditemukan di teluk yang ter-
lindung, batu dan pasir. Range
kedalaman 0-6 m.

Distribusi:
Indo-Pasifik: Laut Merah dan Af-
rika Temur - Marshall dan Kep.
Pitcairn, Jepang - Australia.

Tipe pemakan: Alga bentik

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Foto by Fakhrizal Setiawan
Neopomacentrus anabatoides
Silver demoiselle
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 10,5 cm
(TL), warna hijau metalik dengan
spot biru kecil dekat katup insang
atas. Garis hitam di cagak ekor.
Habitat: Daerah laguna, karang
dangkal, schooling dalam jumlah
besar di ddekat koloni besar karang
bercabang. Range 2-15 m.
Distribusi: Western central Pasifik
( Filipina selatan-Indonesia, Kep.
Solomon-New Caledonia)
Tipe pemakan: Zooplankton
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan

202
Neopomacentrus azysron
Yellowtail demoiselle
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 8 cm
(TL),abu-abu hijau kebiruan den-
gan sirip belakang dorsal, anal
dan sirip ekor kuning. Spot hitam
dipangkal sirip dada serta di oper-
culum atas.
Habitat: Di daerah lereng
karang dan alur karang yang lebih
dalam. Dalam kelompok kecil di
daerah sub-tidal. Range kedala-
man 1 - 12 m.
Distribusi: Indo-Pasifik Barat:
Afrika Timur - Kep. Indo-Malay
dan Vanuatu, Taiwan, Australia,
PNG dan Kep. Solomon.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Tipe pemakan: Zooplankton
Hemiglyphidodon plagiometopon
Lagoon damselfish
Nama Umum: l

Ciri-ciri:
Panjang max 18 cm (TL), Badan cok-
lat gelap, bagian kepala coklat terang
dengan gradasi coklat gelap di be-
lakangnya. Juvenil berwarna kuning
oranye di bagian perut dan coklat di
punggungnya dengan banyak garis
biru dan spot di muka dan bagian be-
lakang.

Habitat:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Biasa dijumpai di daerah laguna yang
Foto by Fakhrizal Setiawan terlindung, pantai berkarang di daerah
banyak alga dengan substrat karang
becabang. Range kedalaman 1-20 m.
203
Distribusi:
Pasifik barat( Thailand (Phuket), China,
Philippines, Indonesia, New Guinea,
Laut Timor (Ashmore Reef), Australia
barat, Great Barrier Reef, New Britain
dan Kep. Solomon)

Tipe pemakan: Alga

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
Plectroglyphidodon dicki
Blackbar devil
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 11 cm (TL),
Badan coklat dengan pangkal sirip ekor
dan ekor putih yang dibatasi dengan
garis hitam didepannya.
Habitat: IDi daerah Karang yang se-
hat, di laguan jernih, dan lereng karang.
Umumnya berasosiasi dengan Acropora
dan Pocillopora. . Range kedalaman 1-
15 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur -
French Polynesia, jepang - Australia.
Tipe pemakan: Detritus, zoobenthos,
alga bentik, ikan kecil

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh 204


Foto by Fakhrizal Setiawan

Plectroglyphidodon lacrymatus
Whitespotted devil
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL),
Badan coklat dengan banyak bintik
biru terang. Putih krem dari sirip ekor
hingga pangkal ekor.
Habitat: Didaerah laguna dan te-
rumbu karang jernih, serta daerah
campuran dengan rubble dan karang
mati. Range kedalaman 1-40 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah
dan Afrika Timur - Marshal dan Kep.
Society, Jepang - Australia.
Tipe pemakan: Bentik alga, fito-
plankton dan bentik invertebrata.

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Foto by Fakhrizal Setiawan
Pomacentrus burroughi
Burrough's damsel
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 8,5 cm (TL), badan
berwarna coklat gelap dengan ciri
khasnya spot kuning di bagian sirip
lembut dorsal belakangnya.
Habitat:
Daerah laguna dan terumbu karang
dengan banyak rubble. Range ke-
dalaman 1-16 m.
Distribusi:
Western Central Pacific (Filipina,
Indonesia, PNG, Kep. Solomon, dan
Palau)
Tipe pemakan: Alga bentik / her-
bivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
205

Pomacentrus chrysurus
Whitetail damsel
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 9 cm (TL),
Badan coklat abu-abu dengan sirip
ekor putih. Juvenile berwarna abu
kebiruan dengan spot hitam di dor-
sal. Punggung berwarna kuning dari
mulut hinnga dorsal belakang. Spot
berangsur menghilang saat dewasa.
Habitat: Mendiami daerah berpasir
di laguna dan pantai berkarang.
Range kedalaman 0-3 m.
Distribusi: Pasifik barat (Pulau
Christmas,- Kep.Solomon, utara
Kep. Ryukyu, selatan New Caledo-
nia)
Tipe pemakan: Alga/ herbivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
Pomacentrus cuneatus
Wedgespot damsel
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 9 cm (TL),
abu-abu kecoklatan dengan spot
biru di katup insang atas. Garis
tipis dibagian dorsal atas. Juv ber-
warna kuning dan biru diatasnya
dengan spot hitam di belakang
dorsal yang menghilang saat de-
wasa.
Habitat: Daerah terumbu karang
dan biasa bersama jenis lain se-
hingga sulit teridentifikasi. Range
1-15 m.
Distribusi: Pasifik barat
(Indonesia, Malaysia, Thailand)
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan

206

Lokasi foto: TN Karimunjawa dan TN Komodo


Pomacentrus amboinensis Foto by Fakhrizal Setiawan
Ambon damsel
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL), warna badan bervariasi, umumnya kuning cerah . Ju-
venile bagian atas badan agak kebiruan dengan spot hitam di dorsal belakang.
Habitat: Daerah laguna, karang, daerah pasir/batu di karang. Range kedalam 2-40 m.
Distribusi: Pasifik barat( Indonesia-Vanuatu, New Caledonia, Tonga)
Tipe pemakan: Alga dan zooplankton
Pomacentrus moluccensis Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Lemon damsel Foto by Fakhrizal Setiawan
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 9 cm (TL), badan kuning dengan batas sirip anal berwarna hitam.
Habitat: Laguna, terumbu karang dengan banyak karang bercabang. Range 1-14 m.
Distribusi: Pasifik barat (Laut Andaman - Fiji,Tonga, Kep.Ryukyu, P.Lord Howe.
Tipe pemakan: Alga dan krustacea planktonic
207

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Pomacentrus alexanderae Foto by Fakhrizal Setiawan
Alexander's damsel
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 9 cm (TL), Abu-abu merata dengan spot hitam dipangkal sirip
dada/pectoral
Habitat: Daerah laguna, karang dangkal hingga dalam.Soluter/kelompok. Range 1-60 m.
Distribusi: Pasifik barat (Indonesia-Taiwan, Kep. Ryukyu).
Tipe pemakan: Alga, remis/bernacle, copepoda, telur ikan, gastropoda kecil / omnivora
Pomacentrus philippinus
Philippine damsel
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 10 cm
(FL),badan biru ungu kehitaman
dengan warna ekor, ujung dor-
sal dan anal kuning tua. Spot
hitam di pangkal sirip dada/
pectoral.
Habitat: Daerah laguna, ler-
eng karang, karang drop-off.
Biasa sendiri/berkelompok
kecil.range kedalaman 1-12 m.
Distribusi: Indo-West Pacific
(Maldives - Rowley Shoals, New
Caledonia, Tonga,Fiji, utara
Kep. Ryukyu)
Tipe pemakan: Bentik alga
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
dan zooplankton
Foto by Fakhrizal Setiawan
208

Neoglyphidodon melas
(Juvenil)
Bowtie damselfish
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 18 cm
(TL), juvenil badan biru terang
dengan garis kuning besar dari
mulut hingggasirip dorsal serta
sirip perut dan anal ujungnya
biru kehitaman. Dewasa hitam
kebiruan. Perubahan warna ter-
jadi pada ukuran 5-6 cm.
Habitat: Juv di karang berca-
bang, dewasa laguna– lereng
karang. Soliter/berpasangan.
Range 1-12 m.
Distribusi: Indo-west Pasifik
Tipe pemakan: Bentik alga,
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah zoobenthos, zooplankton
Foto by Fakhrizal Setiawan
209
PRIACANTHIDAE

Priacanthus hamrur
Moontail bullseye
Nama Umum: lkan Mata belo

Ciri-ciri:
Panjang max 45 cm (TL), warna
merah namun kadang ada juga
yang perak kemerahan dengan
15 spot hitam sepanjang gurat
sisi. Mata merah besar yang
menjadi ciri khasnya serta ekor
cagak yang membentuk seperti
bulan sabit. 210

Habitat:
Jarang ditemukan didaerah dan-
Lokasi foto: TN Pulau Weh, Aceh gakal di karang. Namun di aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan ditemukan dikedalaman danga-
kal. Kadang ditemukan di lautan
samudra. Range kedalaman 5-
250 m.

Distribusi:
Indo-Pasifik (Laut merah dan se-
latan Afrika - French Polynesia,
Jepang, Australia)

Tipe pemakan:
Ikan dan zoobenthos / carnivora

Lokasi foto: TN Pulau Weh, Aceh


Foto by Fakhrizal Setiawan
211
PSEUDOCHROMIDAE
Baracuda fish, Ikan baracuda

Pseudochromis perspicillatus
Southeast Asian blackstripe dottyback
Nama Umum: l

Ciri-ciri:
Panjang total 12 cm (TL), terdapat 2 vari-
asi satu coklat merah dan satunya putih.
Keduanya punya pola garis hitam yang
melengkung dari mulut hingga punggung.
Varian yang merah memiliki pola titik putih
kuning memanjang mengikuti pola leng-
kungan garis hitam. 212

Habitat:
Biasa ditemukan berada dipasir atau rub-
ble di daerah karang, hidup soliter. Range
kedalaman 3 - 27 m.

Distribusi:
Indonesia, Filipina dan PNG

Tipe pemakan: Belum diketahui

Lokasi foto: TN Komodo, NTT


Foto by Fakhrizal Setiawan
213

Lokasi foto: Kep.Kayoa, Maluku Utara


Pseudochromis splendens Foto by Tasrif Kartawijaya
Splendid dottyback
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 13 cm (TL), warna dasar badan abu-abu dengan spot kuning
yang berantai membentuk strip dibadan. Ekor kuning. Mulut kuning muda, terdapat
garis hitam melewati mata. Ujung sirip dorsal dan ventral biru terang.
Habitat: Umumnya soliter namun kadang berpasangan. Ditemukan di daerah laguna
dan karang yang mengarah ke laut dan daerah curam di terumbu karang. Suka dijum-
pai dekat dengan spong dan karang. Range kedalaman 5-40 m.
Distribusi: Eastern Indo-West Pasifik (timur Indonesia)
Tipe pemakan: Belum diketahui
Labricanus cyclophthalmus
Fire-tail devil
Nama Umum: l

Ciri-ciri:
Panjang max 22 cm (TL), memiliki 3
varian warna, varian ini memiliki ciri
badan hijau kekuningan dengan 10
garis hijau tipis, garis kuning verti-
kal , sirip dorsal, anal dan caudal
merah.

Habitat:
Biasa terlihat berlindung dicelah
batu/ karang. Soliter tau berpasan-
gan. Sudah dapat ditangkarkan.
Range kedalaman 2 - 20m.
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Distribusi:
214
Indonesia, Sabah dan Filipina

Tipe pemakan:
Ikan kecil / Carnivora

Lokasi foto: TN Komodo, NTT


Foto by Fakhrizal Setiawan
215
SCARIDAE
Parot fish, Ikan Kakatua

Bolbometopon muricatum
Green humphead parrotfish
Nama Umum: Kakatua besar

Ciri-ciri:
Panjang max 130 cm (TL), tidak
seperti ikan kakatua umumnya, jenis
terbesar dari varies kakaktua,
memiliki profil kepala menonjol yang
berubah hijau menjadi merah muda,
dan memiliki permukaan luar nodu-
lar untuk paruhnya yang besar .
Fase utama adalah kusam abu-abu
dengan bintik-bintik putih tersebar, 216
secara bertahap menjadi seragam
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah hijau gelap saat dewasa.
Foto by Fakhrizal Setiawan Habitat:
Juvenil ditemukan di laguna, de-
wasa di luar laguna dan terumbu ke
arah laut hingga kedalaman minimal
30 m. Biasanya dalam kelompok
kecil. Tidur di gua-gua dan sering
ditemukan di bangkai kapal di ma-
lam hari
Distribusi:
Indo-Pasifik (Laut merah dan Afrika
timur - Samoa dan kep.Line, Kep.
Yaeyama dan Wake, GBR dan New
Caledonia)
Tipe pemakan:
Memakan alga bentik dan alga di
karang dan juga kerang-kerangan

Lokasi foto: Kep.Kayoa, Maluku Utara


Foto by Tasrif Katriwijaya
Chlorurus microrhinos
Steephead parrots
Nama Umum: l

Ciri-ciri:
Panjang max 70 cm (TL), juve-
nil sekitar 8 cm hitam putih den-
gan beberapa garis-garis hori-
zontal. Ukuran lebih besar sam-
pai sekitar 20 cm seragam ge-
lap, coklat kehijauan, perlahan-
lahan menjadi biru sesuai usia.
Garis biru memanjang di be-
lakang mulut jantan dewasa
dibawahnya putih kebiruan.
Jenis yang jarang berwarna-
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah cokelat kekuningan seragam.
Foto by Fakhrizal Setiawan Ekor berbentuk sabit. Jantan
menonjol dibagian dahinya.
217
Habitat:
Biasa ditemukan didaerah la-
guna dan terumbu karang, juve-
nile umumnya soliter, dewasa
biasa berkelompok. Range ke-
dalaman 1-35 m.

Distribusi:
Samudra Pasifik (Indonesia,
Filipina,Kep. Line dan Pitcairn,
Kep. Ryukyu, P. Rottnest, P.
Lord howe dan P. Rapa)

Tipe pemakan: Herbivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
Scarus ghoban (Inisial fase)
Blue-barred parrotfish
Common name:
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 90 cm
(TL), Kuning-kuning oranye den-
gan garis biru dibadan (4-5 garis),
cagak ekor dan disekitar wajah
(IP). Dewasa dasar kuning dengan
bagian atasnya biru kehijauan dan
sekitar mulutnya.
Habitat: Juvenil di daerah la-
guna. Dewasa, laguna, karang,
atol dan daerah curam di lereng
karang. Range kedalaman 3-36 m.
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan: Alga di karang /
herbivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
218

Cetoscarus bicolor (Juvenil


fase)
Bicolour parrotfish
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 90 cm
(TL), mengalami perubahan warna
selama pertumbuhannya, juv
badan putih dengan bagian kepala
antara mata dan insang merah
juga di ujung ekor, dorsal terdapat
spot hitam dikelilingi merah. De-
wasa bdan hikau dengan banyak
spot pink di wajah.
Habitat: Laguna dan karang. Juv
soliter, dewasa membentuk
harem. Territorial, range 1-30 m.
Distribusi: Indo-Pasifik (Laut
merah-Tuamoto, P. Izu, GBR)
Tipe pemakan: Alga bentik
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Chlorurus sordidus
Daisy parrotfish
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 40
cm (TL), mengalami peruba-
han warna saat pertumbu-
han. Dewasa ciri khasnya di
pangkal ekor yang berwarna
lebih terang.
Habitat: Daerah laguna,
rubble hinga karang yang
sehat. Range kedalaman 0-
50 m.
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan: Alga ben-
tik
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan
219

Scarus niger
Dusky parrotfish
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 40 cm (TL), ada
perbedaan warna antara Pasifik dan Hin-
dia.Pasifik lebih monokromatik. Hindia
cenderung fase kemerahan, juvenile dike-
nali dari binti-bintik hitam kembar pada
ekornya.
Habitat: Daerah kaya karang di laguna,
pantai dan lereng karang luar. Umumnya
soliter, juvenile berkelompok. Range ke-
dalaman 0-15 m.
Distribusi: Indo-Pasifik
Tipe pemakan: Alga bentik

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
Scarus quoyi
Quoy's parrotfish
Nama Umum: l

Ciri-ciri:
Panjang max 40 cm (TL),
badan berwarna pingk di
bagian perut dan dibagian atas
kehijauan. ciri utamanya
adalah hijau stabilo pada
bagian atas pangkal ekornya.

Habitat:
Daerah kaya karang di pantai
hingga lereng. Soliter atau
berkelompok kecil. Range ke-
dalaman 2-18 m.

Distribusi:
Indo-West Pasifik (India- 220
Vanuatu, utara Kep.Ryukyu,
selatan New Caledonia, Palau
di Micronesia)

Tipe pemakan: Alga bentik

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
221
SCORPAENIDAE
Lion fish, scorpion fish / Ikan lepu

222

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Pterois antennata Foto by Fakhrizal Setiawan
Broadbarred firefish
Nama Umum: Lepu ayam, 1/2 biting (perdagangan)
Ciri-ciri: Panjang max 20 cm (TL), badan kemerahan dengan garis lebih gelap. Sirip
dada termodifikasi dengan tulang sirip memanjang seperti tali dengan spot biru di tiap
ruasnya. Sepasang tentakel diatas mata memanjang.
Habitat: Daerah laguna dan terumbu karang. Sembunyi sepanjang siang dan aktif ma-
lam hari. Range kedalaman 2-50 m.
Distribusi: Indo-Pasifik (Afrika timur-Kep Marquesan, Jepang-Australia, Queensland)
Tipe pemakan: Krustacea / zoobenthos
Pterois volitans
Red lionfish
Nama Umum: Lepu ayam poli-
tan
Ciri-ciri: Panjang max 38 cm (TL),
bervariasi dalam warna umumnya
disesuaikan dengan habitat. Spe-
cies pantai umumnya lebih gelap,
kadang hampir hitam di daerah es-
tuaria. Duri dorsal sangat berbisa
Habitat: Daerah laguna, pantai
dan karang. Siang hari bersem-
bunyi dari matahari dan aktif malam
hari (nokturnal). Umumnya ditemu-
kan sembunyi dengan posisi me-
nempel terbalik .Range kedalaman
2-55 m.
Distribusi: Samudra Pasifik
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Tipe pemakan: Ikan kecil dan
Foto by Fakhrizal Setiawan
zoobenthos / carnivora
223

Pterois muricata
Indian lionfish
Nama Umum: Lepu ayam
Ciri-ciri: Panjang max 35 cm
(TL), cokelat kemerahan dengan
banyak garis gelap tipis pada
tubuh dan kepala. Dewasa
memiliki sebuah duri kecil di
sepanjang pipi dan bintik-bintik
kecil di sirip median
Habitat: Daerah laguna, pantai
keruh dan karang. Range kedala-
man 2-50 m.
Distribusi: Samudra Hindia
( Laut merah, laut Andaman - Su-
matra)
Tipe pemakan: Carnivora
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Scorpaenopsis oxycephala
Tassled scorpionfish
Nama Umum: Lepu Batu

Ciri-ciri:
Panjang max 36 cm (TL), Mulut yang
agak panjang berwarna lebih cerah
dari badannya. Terdapat kulit dibawah
mulutnya seperti jenggot berwarna
oranye kemerahan. Memiliki banyak
variasi warna dan pola. Duri dorsal
beracun.

Habitat:
Habitat daerah karang yang jernih
serta habitat campuran karang dan
batu. Bentuk serta warnanya sangat
mendukung dalam penyamaran untuk
menyergap mangsanya.
224
Distribusi:
Indo-west Pasifik (laut merah, Afrika
selatan - Kep.Mariana, utara Taiwan,
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Palau dan Guam (Micronesia))
Foto by Fakhrizal Setiawan
Tipe pemakan:
Ikan kecil dan invertebrate bentik /
Carnivora

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Foto by Fakhrizal Setiawan
Scorpaenopsis macrochir
Flasher scorpionfish
Nama Umum: lepu tembaga

Ciri-ciri:
Panjang max 15 cm (TL), garis
lebih coklat di permukaan sirip
dada bagian dalam; mata relatif
besar; moncong yang relatif
pendek; punuk di punggung
kurang jelas terlihat.Tidak ada
bercak hitam hampir sama besar
dengan mata di permukaan
bagian dalam sirip dada. Tanda
segitiga hitam sempit di dalam
mulut di depan rahang atas gigi
belakang. Tulang hidung tunggal.
Duri dorsal dapat menyuntikkan
bias/racun yang bersumber dari
kelenjar di bawah duri dorsalnya.
225
Habitat:
Biasa dijumpai di daerah campu-
ran pasir dan rubble di rataan te-
rumbu dan laguna dangkal. Bi-
asanya mengubur diri dalam sub-
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh strat pasir atau berkamuflase di
Foto by Fakhrizal Setiawan rubble untuk menjebak mangsa.
Range kedalaman 1-75 m.

Distribusi:
Samudra Pasifik (Australia, Indo-
nesia, Filipina - Kep. Marquesan
dan Society, selatan Rowley
shoals, Tongan dan Micronesia)

Tipe pemakan: Carnivora

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Foto by Yudi Herdiana
226
SERRANIDAE
Anthias, Grouper fish, Ikan kerapu

227

Lokasi foto: Pulau Weh dan Komodo


Pseudanthias squamipinnis (Sub family Foto by Fakhrizal Setiawan
Anthiniae)
Scalefin Anthias
Nama Umum: lkan Antias
Ciri-ciri: Panjang max 15 cm (TL), terdapat beberapa variasi warna baik jantan mau-
pun betina. Jantan merah kekuningan dan hijau dengan sirip merah dengan spot ungu,
betinaoranye dengan garis kuning dan ungu memanjang dari belakang mata hingga
katup insang dekat sirip.
Habitat: Biasa ditemukan diatas koloni karang di daerah laguna dan lereng karang.
Berkelompok dalam jumlah yang banyak, protogynous hermaprodit. Pejantan sangat
territorial dan memiliki harem. Range kedalaman 2-20 m.
Distribusi: Indo-West Pasifik ( Laut merah dan natal, Afrika selatan - Niue, utara
Jepang, Selatan Australia)
Tipe pemakan: Zooplankton
228

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Anyperodon leucogramicus Foto by Fakhrizal Setiawan
Slender grouper
Nama Umum: Kerapu sunu
Ciri-ciri: Panjang max 65 cm (TL), juvenile memiliki warna biru dengan garis oranye
kemerahan dan 10-12 spot hitam di ekornya. Dewasa badan abu kehijaun denngan
spot merah tersebar di badan. Sirip ekor dabelakang dorsal kuning.
Habitat: Daerah kaya karang dan jernih di laguna dan terumbu karang. Range kedala-
man 1-60 m.
Distribusi: Indo-Pasifik ( Laut merah-Mozambik, timur Kep. Phoenix, Utara Jepang,
selatan Australia. Kemungkinan pulau-pulau di Samudra Hindia)
Tipe pemakan: Ikan dan krustacea / carnivora
229

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Cephalopholis argus Foto by Fakhrizal Setiawan
Peacock hind
Nama Umum: kerapu
Ciri-ciri: Panjang max 60 cm (TL), badan coklat dengan 5-6 garis coklat redup. Spot
biru terang di seluruh badan, sirip ekor, dada perut dan ujung anal dan dorsal biru ge-
lap dengan spot biru terang.
Habitat: Biasa dijumpai di berbagai variasi habitat terumbu karang. Juvenile lebih
menyukai perairan dangkal dan terlindung dengan bersembunyi di karang. Range ke-
dalaman 1-40 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah, Durban, Afsel - French Polynesia dan
Kep.Pitcairn, Kep.Ryukyu dan Kep .Ogasawara, Australia dan P.Lord Howe.
Tipe pemakan: Carnivore ( ikan, udang, kepiting, cacing).
Cephalopholis boenak
Chocolate hind
Nama Umum: Kerapu karet

Ciri-ciri:
Panjang max 30 cm (TL), coklat
kehijauan dengan 7-8 garis verti-
kal samar-samar di badan. Sirip
coklat dengan ujung di sirip dor-
sal, anal dan pojok caudal hitam
dengan ujung kebiruan.

Habitat:
Umumnya di daerah pesisir. Di
habitat rubble, karang yang agak
keruh. Sering terlihat soliter dan
berpasangan saat memijah.
Diandric protogenynous her-
maphrodite. Range kedalaman 1
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah - 64 m.
Foto by Fakhrizal Setiawan 230
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: Kenya - sela-
tan Mozambique Aldabra,
Comoro, Madagascar, Laut An-
daman, Indonesia, Palau.

Tipe pemakan:
Carnivora (ikan , dan bentik krus-
tacea)

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Rian Prasetia
231

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Cephalopholis cyanostigma Foto by Fakhrizal Setiawan
Bluespotted hind
Nama Umum: l
Ciri-ciri: panjang max 40 cm (TL), Juvenil coklat gelap dengan sirip dorsal, anal, dada
dan ekor kuning terang. Ukuran 9 cm , mulai muncul spot biru di badan dan kuning
berkurang. Dewasa coklat kemerahan ditutupi spot biru, badan terdapat garis coklat
samar 4-5 baris.
Habitat: daerah karang dangkal yang terlindung, padang lamun, dan karah yang se-
hat. Range kedalaman 1-50 m.
Distribusi: Pasifik Barat: Filipina - Australia, Palau, New Britain dan Kep. Solomon.
Tipe pemakan: Carnivora (bentik krustacea dan ikan)
Cromileptes altivelis
Humpback grouper
Nama Umum: Kerapu bebek
Ciri-ciri:
Panjang max 70 cm (TL), mu-
dah dikenali dari bentuk kepala
yang kecil mengkerucut, badan
putih krem kehijaun dengan spot
hitam kecoklatan menyebar di
seluruh badan hingga ke sirip-
siripnya.

Habitat:
Umumnya mendiami laguna dan
karangterumbu ke arah laut
serta daerah keruh. Juga dite-
Lokasi foto: Lembeh, Sulut mukan di sekitar terumbu
karang dan di kolam pasang
Foto by Tasrif Kartawijaya
surut. Pertumbuhan sangat lam-
bat. 232
Distribusi:
Pasifik Barat: Selatan Jepang -
Palau, Guam, New Caledonia
dan selatan Queensland di Aus-
tralia. Timur Samudra Hindia:
Kep. Nicobar - Broome di barat
Australia.
Tipe pemakan:
Ikan kecil (Carnivora) dan krus-
tacea

Lokasi foto: Lembeh, Sulut


Foto by Tasrif Kartawijaya
Cephalopholis miniata
Coral hind
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 45 cm (TL), badan
oranye kemerahan - merah ge-
lap dengan bintik biru terang di
badan serta sirip kecuali sisip
dada. Juvenil kuning dengan
spot biru samar. Saat remaja
memiliki garis yang mirip den-
gan C. sexmaculata dan dibeda-
kan dari spot dimulutnya yang
beralur biru.
Habitat:
Biasa di temukan di daerah
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
karang pesisir, dinding karang
Foto by Fakhrizal Setiawan yang banyak terdapat goa, dan
daerah jernih di karang. Mem-
233 bentuk harem dengan 2-12 bet-
ina. Range kedalaman 6 - 150
m.

Distribusi:
Indo-Pasifik: Laut Merah - Dur-
ban dan Kep. Line, termasuk
pulau-pulau di Samudra Hindia
dan barat-timur Pasifik

Tipe pemakan:
Carnivora (bentik krustacea dan
ikan)

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Foto by Fakhrizal Setiawan
Cephalopholis spiloparaea
Strawberry hind
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 30 cm (TL), badan
oranye kemerahan, kadang ter-
lihat banyak bercak kemerahan
dibadan, Ciri khasnya terdapat
garis biru melingkar mengikuti
kontur ekor diujung sirip ekor.
Kadang salah identifikasi den-
gan Cephalopholis aurantia.
(atau sebagai Cephalopholis
analis, a junior synonym of
Cephalopholis aurantia)

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Habitat:


Foto by Fakhrizal Setiawan Biasa dijumpai di perairan
karang agak dalam, soliter.
234
Range kedalaman 6 - 108 m.

Distribusi:
Indo-Pasifik: Pinda, Mozam-
bique (15°S) - French Polynesia
dan Kep. Pitcairn, Kep.Ryukyu -
GBR Australia.

Tipe pemakan: Carnivora

Lokasi foto: TN. Komodo, NTT


Foto by Fakhrizal Setiawan
235

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Epinephelus coeruleopunctatus Foto by Fakhrizal Setiawan
Whitespotted grouper
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 76 cm (TL), Badan coklat gelap dengan spot dan bercak putih
yang banyak di badan. Sirip ekor dipangkal berwarna putih dan bagian belakangnya
hitam gelap. Kadang sangat mirip dengan 3 spot putih lainnya: Epinephelus ongus, Epi-
nephelus summana, dan Epinephelus corallicola.

Habitat: Habitat di daerah berbatu atau karang yang subur di laguna atau di lereng
karang. Biasa juga dijumpai di celah dan goa karang. Juvenil di daerah pasang surut.
Range kedalaman 2– 65 m.

Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur - Timur London, Afrika Selatan - Fiji


Tipe pemakan: Carnivora (ikan dan bentik krustacea)
236

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan

Epinephelus fasciatus
Blacktip grouper
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 40 cm (TL), warna bervariasi dali putih krem hingga kecoklatan,
umumnya memiliki 5-6 garis agak gelap vertikal di badan. Warna lebih gelap di bagian
kepala namun kadang bergaris-garis. Terdapat spot hitam di sirip dorsal.
Habitat: Umumnya didaerah lereng karang dengan kedalaman lebih dari 15 m, juga
didaerah teluk yang tertutup dan laguna yang dangkal. Range kedalaman 4-160 m.
Distribusi:Indo-Pasifik: Laut Merah - Afrika Selatan hingga laut Arafura, Jepang, Ko-
rea, Selatan Queensland (Australia) dan P.Lord Howe.
Tipe pemakan: Zoobenthos(moluska, echinodermata, bentik krustacea) dan ikan.
237

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Epinephelus mera Foto by Fakhrizal Setiawan
Honeycomb grouper
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 32 cm (TL) warna dasar kuning dengan spot polygonal warna
coklat. Bentuk kepala yang agak meruncing dengan spot lebih kecil di banding badan.
Habitat: Biasa ditemukan di daerah laguna dangkal dan karang yang semi tertutup. mon
in shallow lagoon and semi-protected seaward reefs. Juvenil umumnya terlihat di sela-
sela acropora bercabang. Range kedlaman 1 - 50 m.
Distribusi:Indo-Pasifik: Afrika Selatan - French Polynesia
Tipe pemakan: Carnivora (ikan dan bentik krustacea)
Epinephelus ongus
White-streaked grouper
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 40 cm (TL),
badan coklat dengan banyak
spot putih halus dikepala,
sirip dan badan. Bercak putih
besar muncul saat dewasa.
Juvenil spot putih lebih besar
mrip polkadot dengan badan
lebih gelap.

Habitat:
Di daerah pantai dan laguna
juga lereng karang deimana
banyak celah dan goa
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah karang. Range kedlaman 5 -
Foto by Fakhrizal Setiawan 25 m.
238
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: Afrika
Timur - Kep.Ryukyu, Kep.
Marshal, Fiji, New Caledonia,
dan utara Australia.

Tipe pemakan:
Carnivora ( ikan, dan bentik
krustacea )

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
Epinephelus quoyanus
Longfin grouper
Nama Umum: l

Ciri-ciri:
Panjang max 40 cm (TL),
badan putih dengan polygon
coklat yang lebih rapat. Ka-
dang salah identifikasi den-
gan Epinephelus macrospilos
atau Epinephelus hexagona-
tus.

Habitat:
Didaerah karang yang agak
keruh, mulai dari laguna
hingga lereng karang. Range
kedalaman 1– 50 m.

239 Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Distribusi:


Foto by Fakhrizal Setiawan Pasifik Barat: Jepang - Aus-
tralia, Laut Andaman.

Tipe pemakan:
Carnivora (ikan , cacing dan
bentik krustacea)

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
240
SIGANIDAE
Rabit fish, Ikan beronang, semadar,

241

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Siganus guttatus Foto by Fakhrizal Setiawan
Goldlined spinefoot
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 42 cm (TL), badan abu-abu kusam dengan spot oranye keema-
san menyebar di badan, spot kuning besar di bawah pangkal sirip halus dorsal. Kepala
dengan garis dan spot oranye, duri dorsal beracun.
Habitat: Di habitat pantai yang agak keruh didekat mangrove, lamun dan karang
dangkal. Toleran terhadap salinitas rendah. Berpasangan maupun dalam kelompok
kecil. Jenis ini dilaporkan aktif di malam hari. Range kedalaman 1– 25 m.
Distribusi: Samudra Hindia Timur dan Pasifik Barat: Laut Andaman, Thailand, Malay-
sia, Singapura, Indonesia,Viet Nam, Ryukyus, China, Taiwan, Laut China Selatan,
Filipina dan Palau.
Tipe pemakan: Zooplankton dan bentik alga
242

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Siganus virgatus Foto by Fakhrizal Setiawan
Barhead spinefoot
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 30 cm (TL), kuning di bagian tubuh atas hingga ekor, dan sisa
lainnya keabuan, dua garis coklat diagonal di bagian depan. Badan atas dengan spot
biru dan garis biru di bagian kepala atas. Duri dorsal beracun.
Habitat: Di daerah perairan dangkal, mulai dari daerah berpasir dengan spot-spot
karang maupun yang tutupannya rapat. Toleran terhadap kekeruhan, Juvenil bisanya di
daerah mangrove dan pindah ke daerah karang saat dewasa. Bias dalam kelompok
kecil. Range kedalaman 1 - 12 m.
Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Selatan India, Sri Lanka, Kep. Andaman, Thailand, Pan-
tai selatan dan timur China, Taiwan, Ryukyu, Filipina, Malaysia, Singapore, Indonesia
dan daerah utara Australia.
Tipe pemakan:Zooplankton dan alga bentik
243

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Siganus puellus Foto by Fakhrizal Setiawan
Masked spinefoot
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 38 cm (TL), badan kuning keoranyean dan sedikit keperakan di
bagian perut. Terdapat garis kehitaman diagonal melewati mata. Terdapat bagian kehita-
man di katup insang, sirip berwarna kuning. Duri dorsal tajam dan beracun. Terdapat alur
garis keperakan di badan.
Habitat: Didaerah kaya karang di laguna, karang dangkal hingga lereng karang. Sering
terlihat berpasangan dan schooling. Duri dorsal tajam dan beracun. Range kedalaman 3
- 12 m.
Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Kep. Cocos-Keling dan Laut China Selatan hingga Kep.
Gilbert, Utara Kep. Ryukyu Jepang, GBR Australia dan New Caledonia.
Tipe pemakan: Juvenil (alga berfilamen) dan dewasa (alga, tunikata dan spong)
244

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Siganus vulpinus Foto by Fakhrizal Setiawan
Foxface
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 25 cm (TL), Badan, sirip dorsal, anal dan caudal kuning. Kepala
putih dengan garis coklat gelap tebal dari mulut hingga ujung dorsal, bagian bawah in-
sang hingga perut depan terdapat tanda coklat gelap, duri dorsal beracun. Mirip dengan
S. unimaculatus yang membedakannya spot hitam dibadannya.
Habitat: Biasa ditemukan di daerah kaya karang di laguna dan lereng karang. Soliter
atau berpasangan. Juvenile dan semi dewasa biasa dijumpai dalam schooling di karang
Acropora dimana memakan alga yang tumbuh didasar karang yang mati. Duri dorsal
beracun, Range kedalaman 0-30 m.
Distribusi: Pasifik Barat: Barat Filipina, Indonesia, Papua New Guinea, Great Barrier
Reef, Vanuatu, New Caledonia, Kep. Caroline, Kep. Marshall dan Tonga.
Tipe pemakan: Zooplankton dan alga bentik
245

Lokasi foto: Kep. Banyak, Aceh


Siganus magnificus Foto by Tasrif Kartawijaya
Magnificent rabbitfish
Nama Umum: l
Ciri-ciri: panjang max 24 cm (TL), Kepala putih dengan garis hitam tebal dari mulut
hingga ujung sirip dorsal. Badan atas gelap dan tergradasi keabu-abuan dibagian
bawahnya. Sirip ekor, ujung anal dan pectoral kuning, ujung sirip dorsal kemerahan-
Habitat: Didaerah terumbu karang. Dewasa bias ditemukan berpasangan, juvenile
biasa bersembunyi di sela karang. Range kedalaman 3 - 30 m.
Distribusi: Timur Samudra Hindia: Thailand termasuk Kep. Similian hingga Jawa di
Indonesia.
Tipe pemakan:Zooplankton dan alga bentik
246
SPHYRAENIDAE
Baracuda fish, Ikan baracuda

247

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Sphyraena flavicauda Foto by Fakhrizal Setiawan
Yellowtail barracuda
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 60 cm (TL), badan silinder panjang dengan mulut runcing. Dua
garis coklat atau coklat kekuningan memanjang. Sirip ekor kuning.
Habitat: Habita di daerah laguna dan lereng karang terbuka, kadang juga ditemukan di
teluk dalam schooling . Range kedalaman 2 - 25 m.
Distribusi: Indo-Pasifik Barat: laut Merah - Samoa, Kep. Ryukyu, GBR Australia.
Tipe pemakan: Zooplankton, zoobenthos(bentik krustacea) dan ikan kecil.
248
SOLENOSTOMIDAE
Ghost pipe fish

249

Lokasi foto: Lembeh, Sulut


Solenostomus paradoxus Foto by Tasrif Kartawijaya
Ornate Ghost Pipefish/Harlequin ghost pipefish
Nama Umum: Tangkur kuda palsu
Ciri-ciri: Panjang max 12 cm (TL), Post-pelagis hampir sepenuhnya transparan dan
lebih langsing dibandingkan dengan mereka yang berada pada fase bentik. Bervariasi
dalam warna dari hitam menjadi merah dan kuning, biasanya dalam suatu campuran
garis dan bintik-bintik. Sirip ekor bulat atau berbentuk pisau bedah.
Habitat: Biasanya berada di sepanjang tepi terumbu karang. Kadang ditemukan spe-
soliter atau berpasangan, di antara cabang gorgonian atau crinoids. Betina membawa
telur di sirip perut mereka yang dimodifikasi membentuk kantong.
Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Laut Merah dan Timur Afrika - Fiji, Jepang, Australia,
New Caledonia dan Tonga.
Tipe pemakan: Zoobenthos (bentik krustacea)
250
SYNGNATHIDAE
Pipefishes, Ikan Tangkur Kuda

251

Lokasi foto: TN Komodo, NTT


Dunckerocampus dactyliophorus Foto by Fakhrizal Setiawan
Ringed pipefish
Nama Umum: Tangkur kuda buntut merah
Ciri-ciri: Panjang max 19 cm (TL), Badan putih belang-belang dengan coklat kemerahan
hingga mulut. Ekor merah dengan batas luar putih serta spot putih ditengahnya.
Habitat: Di daerah pasang surut, laguna, dan lereng karang. Biasa dijumpai di goa dan
celah karang. Ovovivipar, Jantan membawa telur dalam kantung di bawah ekornya.
Range kedalaman 5 - 56 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah dan Afrika Timur hingga Samoa, jepang, Australia.
Tipe pemakan: Zooplankton (telur/larva), zoobenthos (bentik krustacea)
252

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Corythoichthys haematopterus Foto by Fakhrizal Setiawan
Messmate pipefish
Nama Umum: Tangkur kuda asli
Ciri-ciri:
Panjang max 19.8 cm (SL), badan putih krem dengan serentetan pola di badan, ciri uta-
manya adalah sirip ekor umumnya berwarna pink kemerahan.

Habitat:
Didaerah dangkal yang terlindung dengan substrat pasir dan rubble, biasa juga di
daerah agak keruh, ovovipipar, pejantan membawa telur yang disimpan dalam kantung
di dekat ekor. Dewasa umumnya sendiri atau berpasangan. Range kedalaman 0-21 cm.

Distribusi:
Indo-Pasifik: Afrika Timur - Vanuatu dan Jepang.

Tipe pemakan:
Zoobenthos (bentik krustacea) dan zooplankton (larva dan telur ikan)
253
SYNODONTHIDAE
Lizardfishes, Ikan Tokek

254

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Synodus variegatus Foto by Fakhrizal Setiawan
Variegated lizardfish
Nama Umum: lkan tokek
Ciri-ciri: Panjang max 40 cm (TL), dewasa bervariasi dari abu-abu hingga kecoklatan.,
pola dengan sekitar 6 spot kecoklatan di sisi badan.
Habitat: Didaerah laguna dan lereng karang. Kadang di temukan di daerah brpasir, bi-
asa dijumpai bertengger diatas karang dan di atas pasir. Soliter atau berpasangan. Range
kedalaman 3 - 121 cm.
Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah dan Afrika Timur - Hawai, Line, Marquesan dan
Kep. Ducie, Kep.Ryukyu, Lord Howe, Kermadec dan P. Rapa serta New Zealand.
Tipe pemakan: Carnivora (ikan kecil).
255

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Saurida nebulosa Foto by Fakhrizal Setiawan
Clouded lizardfish
Nama Umum: lkan tokek
Ciri-ciri: Panjang max 16,5 cm (TL). Saurida berbeda dengan lizardfishes lainnya dari
baris gigi yang keluar bibir. Species ini dicirikan dari bercak hitam besar di bawah sirip
punggung.
Habitat: Mendiami dasar pasir, lumpur, batu dan habitat garden eel. Ditemukan di
perairan pantai seperti di mangrove, lamun an kadang di muara sungai. Piscivorus,
range kedalaman 0 - 6 m
Distribusi: Indo-Pasifik: Mauritius - Kep. Society, Hawai, Sydney, New South Wales
Australia.
Tipe pemakan: Carnivora (ikan kecil).
256
TETRAODONTIDAE
Puffers Fish, Ikan buntal

257

Arothron nigropunctatus
Blackspotted puffer
Nama Umum: Buntal monyet
Ciri-ciri: Panjang max 33 cm
(TL), warna bervariasi namun
ciri utamanya mulut berwarna
hitam.
Habitat: Di daerah terumbu
karang. Dewasa sendiri atau
berpasangan. Kedalaman 3-25
m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika
Timur - Micronesia dan Samoa,
Jepang - Australia. Digantikan
A. diadematus di Laut Merah.
Tipe pemakan: Zoobenthos
(bentik krustacea, moluska,
Lokasi foto: TN Komodo dan TN Bunaken
sponge, tunikata, cnidarians/
karang keras) dan bentik alga
Foto by Fakhrizal Setiawan
Lokasi foto: TN Komodo, NTT 258
Foto by Fakhrizal Setiawan

Arothron mappa
Map puffer
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 65 cm (TL), saat blom sampai usia dewasa badan di penuhi
dengan spot putih yang menyebar merata di badan dengan perut berwarna putih. Saat
dewasa spot itu memanjang membentuk alur tak beraturan dengan perut kekuningan.
ciri khasnya adalah alur garis hitam radial melingkari mata.

Habitat: Biasa dijumpai di daerah laguna dan terumbu karang tepi hingga lereng
karang. Dewasa bisanya di daerah drop off, soliter. Range kedalaman 4 - 30 m.

Distribusi: Indo - Pasifik: Afrika Timur - Afrika Selatan, Samoa, Kep. Ryukyu dan
Laut barat Jepang, selatan New Caledonia dan Queensland, Australia.

Tipe pemakan: Bentik alga dan zoobenthos (sponge,tunikata,bentik invertebrata).


Arothron stellatus
Stellate puffer
Nama Umum: l

Ciri-ciri:
Panjang max 120 cm (TL),
badan abu-abu kusam dengan
diselimuti spot hitam kecil mer-
ata di badan. Terdapat pola hi-
tam di sekitar sirip pectoral. Ju-
venil memiliki garis-garis gelap
di perut yang menjadi spot saat
dewasa.

Habitat:
Didaerah laguna dan lereng
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah karang yang jernih. Juvenile bi-
asa di daerah pantai berpasir
Foto by Fakhrizal Setiawan
dan karang dangkal di daerah
259 agak keruh dan estuaria. Ka-
dang bersembunyi di goa-goa
karang. Range kedalaman 3 -
58 m.

Distribusi:
Indo-Pasifik: Laut Merah dan
Afrika Timur - Kep. Tuamoto,
Jepang, selatan P. Lord Howe,.
Atlantik tenggara: pantai selatan
Afrika Selatan.

Tipe pemakan: Zoobenthos


Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
260

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Diodon liturosus Foto by Fakhrizal Setiawan
Black-blotched porcupinefish
Nama Umum: Buntal Durian
Ciri-ciri: PAnjang max 65 cm (TL), badan coklat dengan duri siseluruh badan, pola cok-
lat kehitaman di mata, punggung / badan dengan batas putih menjadi ciri khasnya D.
liturosus dibedakan dari D. hystrix dari duri pendek dan warna.
Habitat: Di daerah batas karang dan lereng karang. Bersembunyi di bawah dan goa
karang siang hari. Juvenile bias di daerah laguna dan estuaria. Range kedalaman 1 - 90
m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur - Society Islands, Jepang, NSW Australia. Atlantik
tenggara: Pantai tenggara Afrika Selatan.
Tipe pemakan: Zoobenthos (bentik invertebrata)
261

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Diodon hystrix Foto by Fakhrizal Setiawan
Spot-fin porcupinefish
Nama Umum: Buntal Durian
Ciri-ciri: Panjang max 91 cm (TL), badan kuning kecoklatan hingga coklat, spot hitam
kecil menyebar di badan, kepala dan sirip. Badan ditutupi duri yang tersebar merata. Gigi
menyatu di tiap rahang.
Habitat: Di daerah laguna dan terumbu karang terbuka. Umumnya ditemukan di celah
dan goa karang. Juvenil hingga ukuran 20 cm pelagis. Dewasa tinggal di dasar , soliter
dan aktif di malam hari.range kedalaman 1 - 50 m.
Distribusi: Lautan tropis: Pasifik Timur: San Diego, California, USA - Chili dan Kep.
Galapagos. Atlantik Barat: Bermuda, Massachusetts (USA), dan utara teluk Meksiko -
Brazil. Atlantik Timu: 30°N to 23°S . Samudra Hindia Barat: Laut Merah - Madagaskar,
Reunion dan Mauritius.
Tipe pemakan: Zoobenthos (bentik krustacea, bentik invertebrata, moluska) dan ikan.
Chantigaster valentini
Valentin's sharpnose puffer
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 11 cm (TL),
Badan putih dengan spot abu-abu ter-
ang. Terdapat 4 pola hitam di pung-
gung hingga badan, 2 pola tersebut
ditengah memanjang hingga perut
bawah. Mimic dengan filefish
Paraluteres prionurus.
Habitat: Ditemukan di puncak karang
dan batu di daerah laguna dan karang
pantai. Jantan territorial, memiliki
harem. Jantan kawin dengan beberapa
betina. Range kedalaman 1 - 55 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: laut Merah -
Afrika Selatan, Kep.Tuamoto, Jepang,
P.Lord Howe.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Tipe pemakan: Alga bentik dan zoo-
Foto by Fakhrizal Setiawan
262

Canthigaster papua
Papuan toby
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL),
coklat kemerahan, spot menyebar
dibadan dan spot hitam disirip dor-
sal. (ini yg membedakan dengan
C.compressa)
Habitat: Di daerah pantai - batas
karang luar mulai yang keruh hingga
jernih. Dewasa biasa berpasangan di
daerah lereng karang, juvenile bio-
asa di daerah dangkal. Range ke-
dalaman 1 - 50 m
Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Mal-
dives-PNG, Filipina-Palau, GBR dan
New Caledonia.
Tipe pemakan: Belum diketahui
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
263
ZANCLIDAE
Morish idol fish,

264

Lokasi foto: TN Bunaken, Sulawesi Utara


Zanclus cornutus Foto by Fakhrizal Setiawan
Moorish idol
Nama Umum: lkan moris
Ciri-ciri: Panjang max 23 cm (TL), badan pipih dengan 3 garis hitam di ekor, dorsal be-
lakang hingga anal dan dorsal depan hingga sirip ventral. Dan bagian kuning lebar di di-
antara garis hitam tengah. Moncong mulut terdapat segitiga kuning debngan batas hitam.
Sirip dorsal memanjang seperti antenna.
Habitat: Di daerah keruh dekat laguna, reef flats, lereng karang. Bisanya dewasa ber-
pasangan atau kelompok kecil, metamorphosis dari post larva ke juvenil saat ukuran 7,5
cm. Range kedalaman 3 - 182 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur –Rapa dan Kep.Ducie, Jepang, Kep. Hawai, Sela-
tan P. Lord Howe. Pasifik Timur: selatan Teluk California – Peru.
Tipe pemakan: Zoobenthos (sponge dan tunikata) dan bentik alga.
265
Invertebrata Bentik Non karang
Selain ikan terdapat penghuni terumbu karang yang jumlahnya sangat melimpah
meliputi 9 phylum. Dialah invertebrata yang memberikan sumbangsih secara ekologi
serta ekonomi di terumbu karang. Namun karena keterbatasan stok foto tidak semua
jenis dapat dimasukkan kedalam buku ini. Penulis juga akan memasukkan metode
monitoring khusus biota bentik namun hanya beberapa jenis invertebrata yang di sur-
vey karena apabila jumlahnya melimpah dapat mempengaruhi dan menimbulkan ma-
salah keseimbangan ekologi di kawasan terumbu karang tempat biota tersebut tinggal.

1. Metode Belt Transect


Instansi yang menggunakan metode ini:
Reef Check;
Australian Institute of Marine Science Long-term Monitoring Program (AIMS
LTMP);
Various Pacific monitoring programs (Lincoln-Smith transect);
Reef Check MAQTRAC Program.
WCS Indonesian Marine program 266

Deskripsi metode:
Melibatkan 2 pengamat berenang di sepanjang sabuk transek dan menghitung target
spesies invertebrate serta informasi khusus pada terumbu karang, seperti kesehatan
karang atau kerusakan fisik.

Informasi yang diperoleh:


Kelimpahan relatif makro-invertebrata serta ukuran kerusakan fisik dan kesehatan
karang. Sebuah survei tunggal menyediakan informasi awal tentang status invertebrata
makro dan dampak pada skala regional/ global. Untuk mencapai presisi yang lebih baik
untuk mendeteksi perubahan lokal, peneliti dapat membuat ulangan lebih banyak dan
meningkatkan frekuensi monitoring (misalnya 4 x per tahun).

Peralatan yang diperlukan:


Roll meter (100 m).
Tali 5 m atau pipa PVC untuk membantu memperkirakan lebar sabuk lebar.

Personel lapangan:
2 pengamat (penyelam scuba atau snorkel;
1 pengemudi perahu / pengamat permukaan.
Personel di kantor:
Pengamat harus memasukkan data ke dalam spreadsheet Excel segera setelah menye-
lam . Hasil juga harus pengolahan diinterpretsikan dan dibuat laporannya.

Prosedur Umum:
Bentangkan roll meter sejajar kontur karang/ garis pantai sepanjang 100 m
Biasanya monitoring invertebrate berbarengan dengan monitoring karang
Setelah selesai memasang rollmeter, langsung mencatat invertebrate kunci sepan-
jang 4 x 20 m transek dengan jeda 5 m tiap transek (Jumlah dan jenisnya)
Informasi tambahan catat pula kesehatan karang dan adanya kerusakan karang aki-
bat invertebrate sepanjang 5 m transek sabuk (2,5 m kiri dan kanan). Masing-
masing pengamat survei setengah dari sabuk (2,5 m lebar);
2 pilihan untuk ketepatan lebar sabuk :
1. Pengamat membawa pipa panjang PVC 2,5 m ;
2. Berbaring trus ukur mulai dr ujung kepala hingga ujung fin sekitar 2 - 2,5 m
untuk memperkirakan lebar sabuk;
Keuntungan:
Biaya lebih minim, terutama bila menggunakan penyelam volunteer;
Pelatihan identifikasi dan meningkatkan kesadaran terhadap terumbu karang pada
saat yang sama;
267 Menyediakan informasi global secara cepat tentang kesehatan terumbu karang;
Pengulangan monitoring dapat dilakukan sebagai program monitoring oleh
masyarakat.

Keterbatasan:
Survei idealnya melakukan pengulangan sampai 3 kali per site dan sampai 4 kali
per tahun untuk data yang bkomprehensifuntuk melihat perbandingan lokal. Hal
ini akan menambah biaya.

Pelatihan yang dibutuhkan:


Penyelam rekreasi bisa belajar metode ini dalam satu hari.

CP: rcheck@ucla.edu

Referensi:
www.reefcheck.org / metode / instructions.asp
2. AIMS LTMP method
Deskripsi metode:
Ini adalah metode transek sabuk selebar 2 m dimana penyelam meneliti penyakit
karang , bekas pemangsaan, predator dan pemutihan karang.

Informasi yang diperoleh:


Informasi yangjumlah terbuat dari sebagai berikut:
COT (bintang laut berduri) (jumlah total COT dalam 3 ukuran kelas ) dan luasan
bekas makannya
Drupella dan luasan bekas makannya
Bekas luasan terkena White syndrome desease
Bekas luasan terkena Black band desease
Insiden bekas penyakit lain dan bekas luka/penyakit yang tidak diketahui;
Estimasi persentase tutupan karang yang mengalami bleaching/pemutihan pada
transek tersebut.

Prosedur Umum:
Transek tetap
Survei ini mengikuti sensus ikan sepanjang transek 5 x 50 m (AIMS fish LTMP sen- 268
sus visual).
Sepasang pengamat video menyelam di transek dan berenang sepanjang transek
masing-masing mengcover sebuah sabuk 2 m untuk mortalitas karang, penyakit,
COTs dan Drupella. Foto-foto diambil untuk identifikasi penyakit lebih jelasnya.

Peralatan:
Rollmeter transek 50 m;
kamera digital dalam air jika memungkinkan
Personel lapangan:
1 Observer berpengalaman dengan metode ini ditambah seorang buddy (penyelam);
1 pengemudi perahu / pengamat menonton.

Personel di kantor:
Mengentri data, analisis, interpretasi dan pelaporan.
Keuntungan:
Cepat dan mudah melakukan penilaian makro-invertebrata dan indikator kese-
hatan karang;
Dapat dilakukan pada waktu yang sama dengan transek garis (LIT) sehingga buddy
tidak banyak

Keterbatasan:
Pengamat harus mampu mencari dengan cepat penyakit, drupela, COTs, dan mortali-
tas karang karena akan terganggu dengan penyelam lain yang mengambil data lain se-
cara besrsama-sama (AIMS LTMP video transek ).

Pelatihan yang dibutuhkan:


Identifi kation spesies target dan indikator kesehatan karang

CP:
Hugh Sweatman, h.sweatman @ aims.gov.au

Referensi:
Bass dan Miller (1998); www.aims.gov.au/pages/research/reef-monitoring/ltm/mon-
sop1/mon-sop1-11.html
269
3. Lincoln-Smith transect
Deskripsi metode:
Metode ini banyak digunakan di daerah pasifik untuk menentukan kelimpahan makro-
invertebrata yang dipanen untuk makanan.

Informasi yang diperoleh:


Estimasi Kelimpahan spesies invertebrata misalnya kima raksasa,
teripang, kerang mutiara, kerang-kerangan untuk memberikan perbandingan terhadap
kelimpahan spesies yang dipanen.

Peralatan yang diperlukan:


Rollmeter 50 m
Tali penanda lebar 2 m

Personel di lapangan:
2 pengamat terlatih (1 untuk meletakkan transek dan 1 untuk menghitung);
1 pengemudi perahu / pengamat permukaan menonton.

Personel di kantor:
270
Entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan.

Prosedur Umum:
Bentangkantransek sepanjang 6 x 50 m di dua kedalaman, dangkal di area reef flat
sekitar 0,5—3,5 m dan dalam di daerah reef slope sekitar 15-22 m;
Merekam lebih baik sejajar arus sehingga survei lebih mudah untuk dilakukan.

Untuk habitat dangkal


1. Hitung dan estimasi panjang invertebrata sepanjang sabuk 2 m, yang diukur den-
gan menggunakan tali 2m.
2. Teripang laut diukur dari mulut ke anus,
3. Kima diukur panjang cangkangnya
4. Trochus/kerang diukur di titik terlebar dari dasar kerang
5. Kerang mutiara dari ujung hingga bagian engselnyal;
6. Ulangan ditempatkan terpisah 10-15 m

Untuk habitat dalam


1. Transek diletakkan di sepanjang hamparan karang, rubble dan area pasir.
2. Teripang laut dan jenis kerang-kerangan dihitung dan diukur sepanjang 50 m dan
lebar 5 m transek sabuk.
Keuntungan:
Mudah dilakukan;
Kedalaman dan lebar transek memeperlihatkan kesukaan habitat dari invertebrate
yang berbeda termasuk ukuran dan kelimpahannya.

Keterbatasan:
Penyelam yang berpengalaman harus dilibatkan karena pemasangan transek dalam.

Pelatihan yang dibutuhkan:


Identifikasi invertebrata target dan cara pengukurannya.

Referensi:
Lincoln-Smith et al. (2001);
www.gbrmpa.gov.au/corp_site/info_services/publications/research_publications/
rp69/

271
4. MAQTRAC method
Program yang menggunakan metode ini:
Reef Check’s MAQTRAC program

Deskripsi metode:
Metode ini melibatkan dua orang pengamat berenang sepanjang transek sabuk dan
menghitung dan mengukur target spesies invertebrata serta mencatat dampaknya ter-
hadap terumbu karang, seperti kesehatan karang atau kerusakan fisik.

Informasi yang diperoleh:


jumlah dan ukuran invertebrate target

Peralatan yang diperlukan:


Kertas bawah air, penggaris dan papan mika

Personel di lapangan:
2 pengamat terlatih dalam metode ini, seorang pengamat dapat melakukan survei
karang (Reef Check PIT), sementara yang lainnya melakukan survei invertebrata;
1 pengemudi perahu / pengamat permukaan 272

Personel di kantor:
Mengentri data, analisis, interpretasi dan pelaporan.
Prosedur Umum:
Sebuah studi pendahuluan harus dilakukan untuk menentukan jumlah ulangan
diperlukan untuk presisi/ketepatan yang mencukupi
Survei yang dilakukan di sepanjang transek sabuk sama dengan transek MAQTRAC
ikan (5 m lebar);
Hitung semua spesies invertebrate target dan spesies karang;
Hitung estimasi panjang untuk semua jenis individu, ini mencakup pengukuran
bagian panjang terpanjang, biota yang memiliki bentuk simetris radial diukur tegak
lurus. Pengukuran tambahan harus dibuat untuk pengukuran koloni karang;
Catat estimasi secara kualitatif persentase koloni karang yang mati;
Identifikasi dan ukur bekas luka diagonal panjang terpanjang dari karang tersebut.
Beri kategori bekas luka dikarang dengan kriteria sebagai berikut:
1. '1 'untuk kategori bekas scars/luka baru di karang tanpa ada tanda pertumbuhan
baru;
2. '2 'untuk kategori bekas scars/luka yang telah ditutupi oleh alga dan / atau inverte-
brata Sessile;
3. '3 'untuk kategori bekas scars/luka sebelumnya diketahui sebagai bekas luka yang
hampir tertutup dan sulit untuk membedakan bekasnya dari sekitar.
Keuntungan:
Penilaian hasil yang didapat lebih detail dan terperinci untuk mengetahui dampak
perdagangan ikan hias jika ulangan untuk monitoring cukup.

Keterbatasan:
Banyak memakan waktu
Mungkin membutuhkan banyak replikasi bagi spesies langka atau komunitas yang
kompleks
Membutuhkan tingkat keahlian identifikasi yang mencukupi

Pelatihan yang dibutuhkan:


Pelatihan identifikasi tingkat lanjut

CP:
rcheck@ucla.edu

5. DIADEMA BELT TRANSECT/ Transek Sabuk un-


tuk Bulu Babi
273
Instansi yang menggunakan metode ini:
Atlantic and Gulf Rapid Reef Assessment (AGRRA);
Caribbean Coastal Marine Productivity Program (CARICOMP).

Deskripsi metode:
Metode ini melibatkan dipakai awalnya untuk menghitung kelimpahan dan mengukur
panjang Diadema antillarum sepanjang transek sabuk namun metode ini dapat
digunakan untuk biota lainnya. Disarankan untuk survei ini dilakukan di lokasi yang
sama dengan survei komunitas bentik (karang,dll).

Informasi yang diperoleh:


Kelimpahan Bulu babi
Kepadatan biota
Struktur ukuran panjang

Peralatan yang diperlukan:


1 m pipa PVC atau transek/rollmeter yang ditandai tiap 10 cm

Personel di lapangan:
2 pengamat (penyelam)
1 pengemudi perahu / pengamat permukaan
Personel di kantor:
Entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan.

Beberapa metode yang termasuk jenis ini antara lain:

Contoh 1. AGRRA method

Prosedur Umum:
Transek sabuk ini dilakukan bersamaan dengan survey AGRRA karang, alga dan
survei Diadema
Gunakan alat pengukur 1 m untuk skala, berenang dengan sapuan 1 m disepanjang
transek sabuk masing-masing 6 x 10 m . Catat bulu babi dalam 0,5 m di kedua sisi
sapuan.

Contoh 2. basic CARICOMP method

Prosedur Umum:
Transek sabuk ini dilakukan bersama dengan metode CARICOMP coral community
274
Tandai the rod transek sehingga Anda dapat mengukur 50 cm kedua sisi dari garis
transek
Berenang kembali di sepanjang transek dan mencatat jumlah bulu babi Diadema
dan lainnya yang ditemui

Contoh 3. CARICOMP Diadema status method (lebih detail


daripada basic CARICOMP method)

Metode ini terdiri dari sebuah survei snorkeling diikuti dengan survei scuba.
a. Metode snorkel
Hitung jumlah bulu babi selama 2 x 15 menit survey snorkeling per luasan karang
Pisahkan bulu babi ke dalam 2 kelas ukuran: diameter <5 cm diameter (juvenil)
dan diameter > 5 cm (dewasa)
Catat mengenai kondisi spasial keheterogenan yang didapat dari habitat yang diob-
servasi.
b. Survey Scuba,Pilih 3 site
Bagi terumbu karang kedalam kelompok reef front dan reef slope, dan jika ada back
reef yang tumbuh berkembang dengan baik, bagi menjadi 3 interval kedalaman (0-
5 m, 50-10 m dan> 10 m)
Pada setiap kedalaman, tempatkan sedikitnya lima 10 x 2 m transek sabuk. Guna-
kan tabel nomor acak untuk memilih penempatan transek yang tepat;
Hitung jumlah bulu babi di setiap size kategori di sepanjang transek sabuk.

Keuntungan:
Mudah untuk melaksanakannya

Keterbatasan:
tabel nomor acak dapat menyulitkan untuk digunakan karena terumbu karang
memiliki bentuk tidak teratur (pelajari metode sampling fix 'permanen versus metode
sampel acak).

Hubungi:
AGRRA: Robert Ginsburg, agrra@rsmas.miami.edu
CARICOMP: Dulcie Linton, dmlinton@uwimona.edu.jm dan John Ogden, jog-
den@marine.usf.edu

Referensi:
AGRRA: http://www.coral.aoml.noaa.gov/agra/
CARICOMP: www.ccdc.org.jm / caricomp_main.html
275

6. COLLECTION OF DIADEMA
Instansi yang menggunakan metode ini:
Caribbean Coastal Marine Productivity Program (CARICOMP).
Deskripsi metode:
Metode ini dilakukan setelah snorkeling Diadema dan Scuba belt transect / transek
sabuk dimana melakukan pengumpulan dan pengukuran bulu babi di site yang sama di
mana rantai intercept transek selesai dilakukan.

Informasi yang diperoleh:


Struktur ukuran populasi bulu babi yang berbeda
Hubungan kompleksitas habitat dengan struktur ukuran populasi bulu babi

Peralatan yang diperlukan:


Keranjang plastik yang besar
Penjepit dan garpu besar
2 kompas
Penggaris atau meteran jahit, papan meja dan kertas anti air
Tali / rollmeter yang dipakai hanya sepanjang 2-3 meter
Personel di lapangan:
2 pengamat (penyelam)
1 pengemudi perahu / pengamat permukaan

Personel di kantor:
Mengentri data, analisis, interpretasi dan pelaporan

Prosedur Umum:
Mengikuti survei belt transect CARICOMP bulu babi
Kumpulkan minimum 200 bulu babi dari semua ukuran ditiap interval kedalaman
Gunakan penjepit, pilih individu bulu babi dari keranjang, tebalikkan bulu babi
tersebut sehingga bagian mulutnya terlihat kemudian ukur diameternya mengguna-
kan penggaris/ jangka sorong

Keuntungan:
Estimasi yang tepat untuk kelimpahan dan ukuran bulu babi (mengukur panjang bu-
lubabi hasilnya lebih akurat dibandingakan dengan estimasi)

Keterbatasan:
Memakan waktu
Dampak ekologis yang ditimbulkan dari mengumpulkan bulu babi 276
Beberapa kerusakan karang terjadi tidak dapat terhindarkan apalagi di cabang
karang.
Dampak ekologis mengumpulkan bulu babi tidak dapat dihindari

Pelatihan yang dibutuhkan:


Rantai transek membutuhkan pelatihan khusus

CP:
Dulcie Linton, dmlinton@uwimona.edu.jm dan John C. Ogden, jog-
den@marine.usf.edu

Referensi:
http://www.ccdc.org.jm/caricomp_main.html
ECHINOIDEA

277

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Mespilia globules Foto by Fakhrizal Setiawan
(Temnopleuridae)
Globular sea urchin
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang badan max 5 cm, badan biru dengan duri oranye merah belang putih
yang tersusun rata vertikal dan tentakel keluar dari sela-sela duri tersebut.
Habitat: Daerah fringing reef (terumbu karang tepi) dan padang lamun, range kedalaman
0 - 60 m.
Distribusi: Filipina, Indonesia, Palau, PNG, the loyality islands dan Australia
278

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan

Diadema setosum
(Diadematidae)
Long spined Urchin
Nama Umum: Bulu babi
Ciri-ciri: Badan hitam dengan duri panjang di bagian atas serta duri halus dan pendek
di bagian bawah tubuh.
Habitat: Di daerah terdapat banyak karang mati dan rubble
Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Laut Merah - Pulau-pulau di Pasifik Selatan dan
Jepang.
Pemakan: Alga bentik yang terdapat di karang mati dan rubble
Echinothrix calamaris
(Diadematidae)
Banded sea urchin
Nama Umum: l

Ciri-ciri:
Panjang max 15 cm, meru-
pakan jenids yang memiliki
rentang warna terbanyak
dalam family Diadematidae.
Kebanyakan warna di Indo-
Pasifik adalah putih(duri)
dan coklat. Dimana duri ada
yang polos dan belang.

Habitat:
Di dearah perairan karang
dangkal dan Karang dengan
banyak rubble, range ke-
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
279 dalaman 1– 40 m.
Foto by Fakhrizal Setiawan
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: Samudra
Hindia, Tahiti, Jepang - Pu-
lau-pulau di Selatan Pasifik.

Pemakan: Alga Bentik

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Fakhrizal Setiawan
Asthenosoma varium
(Echinothuridae)
Fire urchin
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 25 cm,
memiliki duri dengan
bagian menggelembung
yang beracun dan sangat
menyakitkan, badan dapat
fleksibel apabila melewati
celah sempit.

Habitat:
Di daerah berpasir dan
rubble. Rumah bagi udang
comensal Allopontonia
Lokasi foto: TN Komodo, NTT iaini, Periclimenes cole-
280
Foto by Fakhrizal Setiawan mani and Leutzenia as-
thenosomae (commensal),
range kedalaman 0 - 45 m.

Distribusi:
Indo-Pasifik barat: Laut
Merah - New Caledonia
dan Jepang.

Pemakan:
Zoobenthos (bentik inver-
tebrata) dan Alga bentik.

Lokasi foto: TN Komodo, NTT


Foto by Fakhrizal Setiawan
281

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Toxopneustes pileolus Foto by Rizya L Ardiwijaya
(Toxopneustidae)
Flower urchin
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 15 cm, duri pendek dan sangat mudah dikenali dari pedicel-
laria yang berbentuk bunga yang menutupi badan dan berwarna krem-pink. Sengatan
dari pedicellaria yang menyuntikkan racun sangat menyakitkan dan kadang-kadang
juga mematikan bagi manusia.duri penyengat sangat kecil, tidak selalu dapat menem-
bus kulit keras di telapak tangan kita, sehingga kita sering bisa menyentuhnya tanpa
takut tertusuk. Tapi bagaimanapun, sengatan pada bagian tubuh lainnya bisa sangat
berbahaya.Lokal biasa, tinggal di teluk dan laguna, di dasar berpasir atau puing-
puing. Ini benar-benar suka menutup diri dengan puing-puing dan detritus, menghi-
lang. Mudah untuk mengidentifikasi oleh bunga seperti pedicellaria.
Habitat: Di daerah karang berubble, karang berbatu, padang lamun dan terumbu
karang juga di teluk dan laguna. Suka menutup duri dengan pecahan karang dan de-
tritus.
Distribusi: Atlantik Tenggara dan Indo - Pasifik Barat.
282

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah


Foto by Rizya L Ardiwijaya

Echinometra mathaei
(Echinometridae)
Nama Umum: Bulu babi

Ciri-ciri:
Badan berwarna hitam dengan duri pendek di sekujur badan berwarna coklat dan ka-
dang di ujungnya berwarna putih.
Habitat:
Biasa ditemukan di sela daerah berbatu di area terumbu karang, membuat lobang dan
tinggal disana.
Distribusi:
Daerah tropis dan subtropis di Indo-Pasifik Barat.
ASTEROIDEA
Bintang Laut

Protoreaster nodosus
(Oreasteridae)
Horned sea star
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 30 cm, bintang
laut besar, tinggi dan memiliki 5
lengan pendek. Perubahan
warna dasar antara krem dan
oranye, dengan tuberkulum/
283 tanduk menonjol besar, biru, hi-
jau, hitam atau berwarna gelap.

Habitat:
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Biasa berada di daerah padang
Foto by Fakhrizal Setiawan lamun dan daerah rumput laut.
Kadang menjadi rumah gastro-
popda parasit Thyca astericola dan
juga udang comensal Periclimenes
soror. Range kdalaman 1 - 30 m.

Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: dari Sey-
chelles - Australia dan Jepang.

Tipe pemakan: Detritus

Lokasi foto: TN Komodo, NTT


Foto by Fakhrizal Setiawan
Fromia monilis
(Ophidiasteridae)
Peppermint sea star / Necklace
sea star
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Diameter max 10 cm,
cakram tengah oranye juga di
ujung-ujung lengan. Badan krem
kekuningan dengan banyak pola
di lengan dengan margin merah.
Habitat: Di daerah laguna dan
karang dangkal hingga lereng
karang. Range kedalaman 1-51
m.
Distribusi: Indo-Pasifik Barat:
Kep. Andaman - Australia dan
Jepang.
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Tipe pemakan: Detritus, sponge
Foto by Fakhrizal Setiawan dan invertebrata kecil.

284

Fromia indica
(Ophidiasteridae)
Indian sea star
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang diameter max 8
cm dan tangan max 3 cm . Bintang
laut kecil dengan 5 lengan, ditutupi
warna merah, dengan pola garis
hitam diantara spot-spotnya. Jenis
Formia dibedakan dari bentuk spot
di bagian atasnya.
Habitat:; Daerah terumbu karang ,
range kedalaman 0-44m.
Distribusi: Atlantik teenggara dan
Indo-Pasifik Barat: Afrika selatan -
Australia dan Jepang.
Tipe pemakan: Belum diketahui
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Nardoa rosea
(Ophidiasteridae )
Rose sea star
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Large tubercles on non-
marginal parts of arms. Found in
shallow reef, rocky areas.
Habitat: Di daerah perairan karang
dangkal dan karang berbatu.
Distribusi:

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng


Foto by Fakhrizal Setiawan

285

Nardoa pauciforis
(Ophidiasteridae)
Pauciform Seastar
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 28 cm, species ini san-
gat mirip dengan the New Caledonian
Seastar (Nardoa novaecaledonia) dan
the Tuber Seastar (Nardoa tubercu-
lata).
Habitat:
Daerah perairan hangat di daerah
karang pasang surut dan laguna.
Range kedalaman 1-20m.
Distribusi:
Indo-Pasifik
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Tipe Pemakan:
Foto by Fakhrizal Setiawan Alga bentik
Acanthaster planci
(Acanthasteridae)
Crown of Thorn
Nama Umum: Bintang laut ber-
duri, bulu seribu( jawa), lipan laut
(sulawesi tengah)

Ciri-ciri:
Max length : 80.0 cm dengan 9-23
lengan. Warna bervariasi untuk
Samudra hindia umumnya merah
keunguan dan untuk Pasifik Barat
abu-abu merah dan agak oranye.
Badan atas ditutupi duri tajam
yang beracun. Predatornya: ker-
ang triton (Charonia tritonis), ikan
napoleon (Cheilinus undulatus), ikan
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng trigger (Balistoides viridescens). 1
Foto by Fakhrizal Setiawan ekor COT dapat mematikan karang 1
meter persegi karang/hari. 286

Habitat:
Daerah terumbu karang, mulai
dari laguna dangkal hingga lereng
karang. Range kedalaman 0 - 65
m

Distribusi:
Samudra Hindia umumnya ber-
warna keungaun hingga Sumatra
dan Pasifik barat abu-abu merah
oranye mulai dari indonesia ten-
gah kearah timur.

Tipe pemakan:
Zoobenthos(cnidarians/polyp
karang keras, brittle star/
echinoderms) dan tanaman ( ben-
tik alga dan fitoplankton (diatom
dan dinoflagelata)).
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan
Echinaster luzonicus
(Echinasteridae)
Orange sea star
Nama Umum: l
Ciri-ciri:S Diameter max 15 cm,
umumnya 5 lengan, mengkerucut den-
gan ujung tumpul. Warna bervariasi:
merah muda-kuning, oranye, merah
dan coklat.
Habitat: Di daerah terumbu karang
muali dari daerah intertidal hingga
lereng karang. Range kedalaman 0
- 73 m.
Distribusi: Indo-West Pacific.
Tipe Pemakan: Mikroinvertebrata
dan material organik

Lokasi foto: TN Komodo, NTT


Foto by Fakhrizal Setiawan

287

Linckia laevigata
(Ophidiasteridae)
Blue linckia / blue star
Nama Umum:
Ciri-ciri: Diameter 30 cm, umumnya
5 lengan yang membulat. Umumnya
biru namun ada, kuning, merah muda.
Dibedakan dari Linkia purpurea dan
Linkia guildingi dari warna dan bentuk
lebih pendek (lengan pendek dan ujung
membulat tumpul)
Habitat: Di daerah karang dangkal,
berbatu, karang mati dan rubble. Ka-
dang berasosiasi dengan udang Peri-
climenes soror (simbion) dan Thyca
crystallina (parasitic). Range kedala-
man 0 - 60 m.
Distribusi: Indo-Pacific.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Tipe pemakan: Detritus, bentik in-
Foto by Fakhrizal Setiawan vertebrata dan orgnaisme mati.
Choriaster granulates
(Oreasteridae)
Cushion star/granular sea star
Nama Umum: Bintang laut ban-
tal
Ciri-ciri: Diameter 25 cm, dengan 5
lenganpendek tebal mengerucut bu-
lat. Warna dasar pink, dengan
kelompok papilla ditengahnya.
Habitat: Di daerah terumbu karang
dari dangkal hingga lereng, daerah rub-
ble,. Berasosiasi dengan udang simbion
Periclimenes soror .dan ikan dari genus
Carapus dapat hidup dalam system
pencernan dan dapat keluar masuk dari
mulut. Range kedalaman 0-40 m.
Distribusi: Indo-Psifik Barat: Afrika
Timur-Fiji.
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Tipe Pemakan: polyp karang, de-
Foto by Fakhrizal Setiawan
tritus invertebrata kecil dan bangkai.
288

Echinaster callosus
(Echinasteridae)
warty starfish
Nama Umum: Bintang laut benjol
Ciri-ciri: Diameter 25 cm, dengan 5
lengan ujung membulat. Warna dasar
coklat denagn tuberkulum merah muda
atau putih. Dikenali dari tuberkulum
besar dalam baris transversal, dan
menyatu bersama-sama di ujung
lengan untuk membuat sebuah garis.
Habitat: Di daerah berpasir, rubble
dan karang.Range kedalaman 0 - 30
m
Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Af-
rika Timur - Jepang dan New Cale-
donia.
Lokasi foto: Kep. Kayoa, Maluku Utara Tipe Pemakan: Zoobenthos
Foto by Tasrif Kartawijaya (bentik invertebrata)
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Foto by Fakhrizal Setiawan Foto by Fakhrizal Setiawan

Culcita novaeguineae
289 (Oreasteridae)
Cushion star
Nama Umum: Bintang laut bantal
Ciri-ciri: Diameter max 40 cm, bentuk
pentagonal dengan lengan pendek.
Warna sangat variasi:cokelat, merah,
kuning, hijau, dengan piring dan tu-
berkulum kontras dibandingkan
dasarnya.
Habitat: Didaerah laguna, karang
dangkal hingga lereng. Berasosiasi
dengan udang komensal Periclimenes
soror dan ikan komensal genus
Carapus yang hidup di system pencer-
naan dan dapat keluar masuk melalui
mulut Culcita. Range kedalaman 0-90
m.
Distribusi: Indo-Psifik Barat. .
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Tipe Pemakan: Zoobnethos
(cnidarians / polyp karang dan Bentik
Foto by Fakhrizal Setiawan
invertebrata)
TERIPANG
Sea cucumber/ Mentimun Laut

Holothuria edulis
(Holothuridae)
Pinkfish

Ciri-ciri: Panjang max 35 cm


(TL), berat 200-300 g. Badan
silindris, memanjang, dengan
ujung membulat. Warna pink
dan coklat kehitaman (atas) dan
Pink (bawah). Kulit tebal 3mm.
Habitat: Daerah bersubstrat
pasir atau rubble di daerah te-
rumbu karang. Range kedala-
man 0 - 45 m. 290
Distribusi: Indo-Pasifik kec-
uali Hawai.
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan

Thelenota ananas
(Stichopodidae)
Prickly redfish
Nama Umum: Teripang
durian
Ciri-ciri: Panjang max 80 cm
(TL), berat 2,5 - 7 Kg. Kulit te-
bal 0,15 cm. Badan tegas,
kaku, bagian perut rata. Spi-
kula pada kulit berbentuk salib,
berduri bercabang.
Habitat: Daerah berpasir dan
rubble di ekosistem terumbu
karang, range kedalaman 0-30
m
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Distribusi: Indo-Pasifikc ex-
Foto by Fakhrizal Setiawan
Bohadschia sp.
(Holothuridae)
Nama Umum: Teripang

Ciri-ciri:
Panjang sekitar 30 cm, badan cok-
lat kekuningan, berbentuk agak
bulat mengkotak, spikul coklat ge-
lap.
Habitat:
Di daerah karang dan berbatu di
daerah rataan terumbu dan daerah
subtidal yang terkena gelom-
bang.saat di temukan pada kedala-
man 5 m.
Distribusi: Indo-Pasifik

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Foto by Fakhrizal Setiawan
291

Pearsonothuria graffei
(Holothuridae)
Blackspotted sea cucumber
Nama Umum: l
Ciri-ciri:
Panjang max 45 cm (TL),berat 700-
1300g. Dinding badan tebal 0,4 cm.
Tubuh silindris, punggung meleng-
kung dan perut rata. Badan krem
coklat dan terdapat spot coklat ge-
lap dan titik kecil hitam dibadan
merata.
Habitat:
Daerah terumbu karang, berbatu.
Range kedalaman 0 - 25 m
Distribusi: Indo-Pasifik kecuali
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Teluk Persia dan Hawai.
Foto by Fakhrizal Setiawan
Stichopus chloronotus
(Stichopodidae)
Greenfish
Nama Umum: l
Ciri-ciri: Panjang max 35 cm (TL),
bobot hidup: 100-400 g. Dinding
badan tebal 0,2 cm. Badan hitam
kehijauan, kaku dengan bagian
persegi empat, rata bagian perut
(trivium); dinding tubuh mudah han-
cur air laut di luar. Terdapat banyak
kulit menonjol mirip duri namun lem-
but dengan ujung oranye.
Habitat: Daerah terumbu karang
yang datar dengan substrat keras.
Range kedalaman 0 - 15 m.
Distribusi: Indo-Pasifik kecuali
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Teluk Persia dan Hawai.
Foto by Fakhrizal Setiawan Tipe pemakan: Umumnya tana-
man dan detritus
292

Holothuria atra
(Holothuridae)
lollyfish
Nama Umum: Teripang pasir
Ciri-ciri:
Panjang max 60 cm (TL), berat
200-1000g, dinding badan 0,4 cm.
Badan hitam silindris, memanjang
dan kulit ditutupi pasir.
Habitat:
Daerah dasar berpasir di padang
lamun dan terumbu karang, range
0 - 30 m
Distribusi:
Indo-Pasifik barat.
Tipe pemakan:
Tanaman (fotoplankton dan
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh
Halimeda sp.)
Foto by Fakhrizal Setiawan
Pseudocholchirus violaceus
(Cucumaridae)
Sea apple cucumber
Nama Umum: Apel laut

Ciri-ciri:
Badan bersegi namunmembulat
oval. Warna bervariasi merah ,
biru, kuning serta percampuran
ketiganya. Mulut bertentakel yang
berfungsi menangkap makanan.
Dapat mengeluarkan racun dalam
keadaan stres dan mati.

Habitat:
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Daerah terumbu karang yang
Foto by Fakhrizal Setiawan kaya plankton.

Distribusi:
293 Indonesia, Filipina, Australia,dll

Tipe pemakan:
Filter feeder (fitoplankton)

Lokasi foto: TN Komodo, NTT


Foto by Fakhrizal Setiawan
Pentacta lutea
(Cucumaridae)
Nama Umum: Teripang kuning
Ciri-ciri:
Panjang max 12 cm.Badan kuning
dan kuning kecoklatan, berbentuk
persegi dengan tentakel di mulut-
nya untuk menangkap makanan.
Habitat:
Daerah karang berbatu agak
keruh dan terlindung dari gelom-
bang. Range kedalaman 1-15 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik barat
Tipe pemakan:
Filter feeder
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan

294

Pentacta quadrangularis
(Cucumaridae)
Pink sea cucumber
Nama Umum: Teripang merah

Ciri-ciri:
Panjang 17 cm, Badan pink kemerahan
dengan mulut bertentakel panjang yang
berfungsi menangkap makanan.
Habitat:
Daerah yang kaya plankton dan semi
terlindung dari arus dan gelombang.
Saat ditemukan kedlaman max 15 m.
Distribusi:
Indo-pasifik
Tipe pemakan:
Filter feeder
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Stichopus variegatus
(Stichopodidae)
Curryfish
Nama Umum: Teripang gama
Ciri-ciri: Panjang max 90 cm (TL),
berat 1-2,5 Kg, dinding badan tebal
0,8 cm. Badan berwarna kuning
kecoklatan dengan banyak lekuk
tubuh.Terdapat bintik hitam terdapat
simbion ikan yang hidup di dalam
rongga pencernaan.
Habitat: Di daerah berpasir dan
rubble berpasir. Range 0-25 m.
Distribusi: Indo-Pacific kecuali
Hawai
Tipe pemakan: Detritus /Grazes
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
partikel organik
Foto by Fakhrizal Setiawan

295

Neothyonidium magnum
(Phyllophoridae )
Large Burrowing Sea Cucumber

Ciri-ciri:
Tentakel panjang bercabang seperti
ranting pohon yang berfungsi
menangkap makanan. Warna hitam
teransparan dan badan sebagian
terpendam di substrat.
Habitat:
Didaerah berpasir dan rubble
Distribusi:
Indonesia (Sulawesi, NTT) daerah
lain belum ada informasi.
Tipe pemakan:
Plankton (filter feeder)

Lokasi foto: TN Komodo, NTT


Foto by Fakhrizal Setiawan
NUDIBRANCHIA
Kelinci laut

Chromodoris magnifica
(Chromodorididae)
Nama Umum: Kelinci laut

Ciri-ciri:
Bentuk dan warna yang sangat
cerah di daerah karang. Meru-
pakan hewan yang menjadi fa-
vorit fotografer. Panjang 6 cm,
dengan garis hitam dan putih
serta di kelilingi mantel oranye,
insang oranye. Sangat miip den-
gan Chromodoris africana dan C. 296
quadricolor, keduanya dari Samudra
Hindia.
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan Habitat:
Daerah terumbu karang hingga
lereng karang.

Distribusi:
Western Central Pacific.

Tipe Pemakan:
Zoobenthos (spons).

Lokasi foto: TN Komodo, NTT


Foto by Fakhrizal Setiawan
Chromodoris annae
(Chromodorididae )
Nama Umum: Kelinci laut

Ciri-ciri:
Panjang max 2 cm (TL), mirip
dengan C.magnifica hanya per-
bedaannya warna biru di pung-
gung atasnya.
Habitat:
Daerah terumbu karang di la-
guna hingga lereng karang,
range kedalaman 15 - 30 m
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: Malaysia -
Kep. Marshall.

Lokasi foto: Lembeh, Sulut


Foto by Tasrif Kartawijaya
297

Hypselodoris whitei
(Chromodorididae )

Ciri-ciri: Panjang max 11 cm


(TL), Warna tubuh oranye sam-
pai coklat, dengan beberapa
spesimen variasi di bantalan
cincin merah-oranye tersebar di
permukaannya. memiliki karak-
teristik garis ungu tipis sepan-
jang tepi.Memiliki mantel ber-
warna yang memproduksi sek-
resi kelenjar berbisa menyengat
digunakan dalam pertahanan
melawan predator
Habitat: Daerah terumbu
karang berpasir
Distribusi: Tropical Western
Lokasi foto: Lembeh, Sulut Pacific : Laut Merah-Australia
Foto by Tasrif Kartawijaya dan Indonesia
Ceratosoma trilobatum
(Chromodorididae )
Sea Slug
Ciri-ciri:
Panjang max 11 cm (TL),
Warna tubuh oranye sampai
coklat, dengan beberapa spe-
simen bervariasi bantalan cin-
cin merah-oranye tersebar di
permukaannya dengan garis
batas ungu. Badan keras ham-
pir kaku dengan kaki panjang
dan insang bercabang.
Habitat:
Daerah karang berpasir
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: Laut Merah
- Australia.
Lokasi foto: Lembeh, Sulut
Foto by Tasrif Kartawijaya
298

Chromodoris lochi
(Chromodorididae )
Loch's magnificent slug

Ciri-ciri:
Panjang max 3 cm (TL), warna
dasar putih dengan garis biru
tua di mantel dan di dasar
badan. Antena dan insang
putih.
Habitat:
Habitat terumbu karang dan
substrat pasir.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Timur Afrika, In-
donesia - Fiji dan Tonga.
Lokasi foto: Lembeh, Sulut Tipe pemakan:
Zoobenthos (Spons dan tuni-
Foto by Tasrif Kartawijaya
kata)
Hypselodoris kanga
(Chromodorididae )
Ciri-ciri:
Panjang max 4 cm (TL), warna
kebiru-biruan, pendek garis biru
gelap dengan spot kuning atau
oranye. Salah satu karakter ek-
sternal yang paling menonjol
adalah insang segitiga, bermata
biru dengan serangkaian titik
kuning sampai wajah luar.
Habitat:
Daerah terumbu karang berpasir.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: afrika Selatan
–Oman, India-hongkong dan In-
donesia.
Tipe pemakan:
Lokasi foto: Lembeh, Sulut
Zoobenthos(spons dari genus
Foto by Tasrif Kartawijaya
299

Tambja morosa
(Polyceridae)
Gloomy nudibranch
Ciri-ciri:
Panjang max 7 cm (TL), warna
hijau gelap dengan batas mantel
biru. Ujung insang juga berwarna
biru.
Habitat:
Subtidal, biasa di daerah dekat
dasar di lereng karang. Range
kedalaman 1-4 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Timur Afrika, Indone-
sia, Filipina - Hawaii.

Lokasi foto: Lembeh, Sulut


Foto by Tasrif Kartawijaya
Phyllidia pustulosa
(Phyllidiidae)
Nama Umum: Kelinci laut

Ciri-ciri:
Panjang max 9 cm, Badan hitam
dengan pola menonjol berbentuk
segitiga tak beraturan,
Habitat:
Daerah terumbu karang dangkal
dan rubble. Range kedalaman 1-
15m.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat
Tipe pemakan:
Zoobenthos (spons)

300
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan

Phyllidia varicosa
(Phyllidiidae)
Nama Umum: Kelinci laut

Ciri-ciri:
Panjang max 7 cm (TL), warna
dasar hitam, dengan pola kasar
seperti bagian menonjol berwarna
abuabu dengan ujung kuning
membentuk pola alur.

Habitat:
Daerah terumbu karang dangkal.
Pergerakan sangat lambat. Range
kedalaman 10-20 m.
Distribusi:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Indo-Pasifik
Foto by Fakhrizal Setiawan
Gymnodoris aurata
(Gymnodorididae)

Ciri-ciri:
Panjang max 10 cm (TL), badan
merah oranye menyala dengan
spot kuning di badan. Insang ber-
warna kuning namun ada juga yang
merah.
Habitat:
Di daerah karang dangkal dan aktif
dimalam hari.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: Filipina, Indone-
sia dan Fiji
Tipe pemakan:
Predator nudibranchia lain (tritonid
Lokasi foto: TN Komodo, NTT nudibranchia)
Foto by Fakhrizal Setiawan

301

Pteraeolidia ianthina
(Facelinidae )
Blue Dragon nudibranch
Ciri-ciri: Panjang max 15 cm (TL),
jenis ini telah mengembangkan sim-
bion mutualistik zooxanthellae dalam
badannya. Zooxanthellae berkembang
terlindung dan ketika mereka
mengkonversi energi matahari menjadi
gula dapat digunakan oleh nudibran-
chia tersebut. Juvenile berwarna putih
dan zooxanthellae blom dimanfaatkan
sebagai penghasil energy sendiri.
Habitat: Terumbu karang kaya hy-
droid.
Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika timur,
Laut arab - Australia, Jepang, Hawaii,
New South Wales dan Indonesia.
Tipe pemakan: Zoobenthos
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
(hydroid) dan gula dari Zooxanthellae.
Foto by Fakhrizal Setiawan
SPONS
Sponge/Porifera

Xestospongia testudinaria
(Petrosiidae)
Barrel sponge
Nama Umum: Spons gentong
Ciri-ciri: Sangat mirip dengan X. muta dari
Karibia baik morfologi, spikula, dll yang dibe-
dakan dari zat kimia yang terkandung di-
dalamnya.
Habitat: Umumnya di daerah terumbu
karang yang agak dalam.
Distribusi: Indo-Pasifik Barat. 302
Tipe pemakan: Filter feeder

Lokasi foto: TN Komodo, NTT


Foto by Fakhrizal Setiawan

Aaptos sp.
(Suberitidae)
Nama Umum: Spons kunyit
Ciri-ciri: Warna untuk di daerah terpapar
matahari coklat gelap sedangkan di daerah
goa berwarna kuning cerah. Makanan penyu
Eretmochelys imbricata.
Habitat: Di daerah perairan karang dangkal
dan laguna.
Distribusi: Perairan trumbu karang
Tipe pemakan: Filter feeder

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng


Foto by Fakhrizal Setiawan
Callyspongia sp.
(Callyspongiidae)
Nama Umum: Spons trompet

Ciri-ciri:
Bentuk memanjang mirip trompet, berwarna
abu-abu, spikul agak keras, permukaan kasar
seperti berduri, koloni membentuk tabung
memanjang berkelompok.
Habitat:
Perairan karang dan umumnya di jumpai di
lereng karang yang tenang dan agak keruh.
Distribusi:
Western Central Pasifik: Perairan Indonesia
Tipe pemakan: Filter feeder

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng


Foto by Fakhrizal Setiawan
303

Cribrochalina olemda
(Niphatidae)

Ciri-ciri:
Bentuk memanjang membentuk koloni,
warna abu-abu, spikul tidak menonjol se-
hingga permukaan luar lebih halus.
Habitat:
Perairan karang dan biasanya dijumpai di
lereng karang dan
Distribusi:
Western Central Pacific: Indonesia.
Tipe pemakan: Filter feeder

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng


Foto by Fakhrizal Setiawan
Iricinia sp.
(Astrophorida, Coppatiidae)

Ciri-ciri: Warna coklat kekuningan


dengan bentuk bulat dengan tengah
berlubang sebagai tempat penge-
luaran. Badan kasar dengan banyak
benjolan.
Habitat: Daerah terumbu karang
Distribusi: Indo-Pasifik Barat:
Perairan Indonesia
Tipe pemakan: Filter feeder

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng


Foto by Fakhrizal Setiawan

304

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng


Cinachyra sp. Foto by Fakhrizal Setiawan
(Spirophorida, Tetillidae)
Nama Umum: Spons golf
Ciri-ciri:
Diameter max 12 cm. Bentuk seperti bola golf, berwarna kuning dan kuning kecoklatan
dengan banyak lobang di sekitarnya dan di tengah atas lubang lebih besar, spikul ta-
jam.
Habitat: Daerah terumbu karang yang agak tenang dan terlindung.
Distribusi: Indo-Pasifik barat
Tipe pemakan: Filter feeder
Haliclona sp.
(Haplosclerida, Chalinidae)

Ciri-ciri:
Berkoloni dengan tiap individu ben-
tuknya seperti kapsul dengan badan
berpori halus dan lembut. Berwarna
ungu.
Habitat:
Daerah terumbu karang
Distribusi:
Perairan Indonesia
Tipe pemakan:
Filter feeder

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng


Foto by Fakhrizal Setiawan

305

Theonella sp.
(Theonellidae)

Ciri-ciri:
Badan membentuk kapsul, berwarna
coklat kekuningan. Dilaporkan mengand-
ung senyawa bioaktif.
Habitat:
Perairan trumbu karang dimana banyak
partikel yang terbawa arus.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat
Tipe pemakan:
Filter feeder

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng


Foto by Fakhrizal Setiawan
Plakortis lita
(Plakinidae )
Nama Umum: Spons hati ayam

Ciri-ciri:
Warana coklat kemerahan dan sedikit
keunguan, pori-pori sedikit namun
cukup besar.
Habitat:
Perairan terumbu karang dengan
kondisi yang jernih.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat
Tipe pemakan:
Filter feeder

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng


Foto by Fakhrizal Setiawan 306

Astroclera sp.
(Astroscleridae )

Ciri-ciri:
Warna ungu kecoklatan,mengkerak
menempel pada substrat. Permukaan
berpori mudah terlihat dan memben-
tuk pola di permukaannya.
Habitat:
Perairan terumbu karang, menempel
di substrat keras, kadang di dalam
goa-goa karang.
Distribusi:
Western Central Pacific: Indonesia.
Tipe pemakan: Filter feeder

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng


Foto by Fakhrizal Setiawan
Aplysina sp.
(Aplysinidae)

Ciri-ciri:
Warna krem kecoklatan, dengan permu-
kaan kasar banyak benjolan dengan pori-
pori menyebar di permukaan.

Habitat:
Perairan terumbu karang, menempel
pada substrat keras.

Distribusi:
Perairan Komodo, NTT

Lokasi foto: TN Komodo, NTT Tipe pemakan:


Foto by Fakhrizal Setiawan Filter feeder

307
Clathria sp.
(Myxillidae)

Ciri-ciri:
Warna merah bata, dengan pori-pori kecil
diseluruh permukaan. Corong besar
ditengahnya.

Habitat:
Daerah Terumbu karang yang jernih de-
nagn banyak intensitas matahari.

Distribusi:
Perairan Indonesia

Tipe pemakan:
Filter feeder

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng


Foto by Fakhrizal Setiawan
Aplysinella sp.
(Aplysinellidae)

Ciri-ciri:
Warna krem dengan permukaan
kasar menonjol karena spikulnya.
Habitat:
Perairan terumbu karang, umum-
nya agak dalam. Range kedalaman
8-60 m.
Distribusi:
Western Central Pacific: Indonesia.
Tipe pemakan:
Filter feeder

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Foto by Fakhrizal Setiawan
308

Dysidea granulose
(Dysideidae )

Ciri-ciri:
Warna keabu-abuan, memanjang
membentuk rangkaian tersambung.
Pori-pori tersebar di ujung permu-
kaan.
Habitat:
Perairan terumbu karang dangkal,
bias berdekatan dengan karang
jenis tabulate.
Distribusi:
Western Central Pacific: Indonesia.
Tipe pemakan:
Filter feeder

Lokasi foto: Pulau weh, Aceh


Foto by Fakhrizal Setiawan
CLAMS/KERANG

Tridacna squamosa
(Tridacnaeidae)
Fluted giant clam
Nama Umum: Kima

Ciri-ciri:
Panjang max: 40.0 cm (diameter
cangkang),
Habitat:
Perairan terumbu karang, ting-
gal di dasar menetap, range ke-
dalaman 3 –35 m.
Distribusi: Indo-Pasifik.
309

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng


Foto by Fakhrizal Setiawan

Tridacna maxima
(Tridacnaeidae)
Elongate giant clam
Nama Umum: Kima

Ciri-ciri:
Panjang saat ditemukan 35 cm
(diameter cangkang)
Habitat:
Menetap di substrat dasar dan
biasa di temukan di daerah in-
tertidal di area terumbu karang.
Range kedalaman 0-35 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
Hyotissa hyotis
(Gryphaeidae )
Honeycomb oyster

Ciri-ciri:
Panjang max aperture 30 cm, aper-
ture berbentik zigzag.
Habitat:
Daerah terumbu karang dengan
substrat keras untuk menem-
pel,range kedalaman 0 - 50 m
Distribusi:
Indo-Pasifik: Afrika Timur - Polyne-
sia, Jepang - Australia.
Tipe pemakan:
Penyaring plankton
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan

310
Pinctada margaritifera
Pacific pearl-oyster
Nama Umum: Kerang mutiara

Ciri-ciri: Cangkang agak tebal dan


besar (mencapai 25 cm), Luar per-
mukaan katup terdapat duri-sisi seja-
jar dan diratakan dengan ujung
runcing atau membulat; duri relatif
datar pada permukaan katup.
Warna: luar cangkang cokelat keabu
-abuan atau hijau untuk hampir hi-
tam. Dalam wilayah nacreous ke-
perakan, dengan warna yang lebih
gelap dan warna merah dan hijau di
perbatasan.
Habitat: Didaerah rubble, pasir,
daerah garden eel dan tanaman laut.
Sessile; kisaran kedalaman 0-40 m
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Distribusi: Indo-Pasifik: Laut
Foto by Fakhrizal Setiawan
Merah dan Afrika Timur - Polynesia.
Coriocella nigra
(Lamellariidae)

Ciri-ciri:
Gastropoda yang tidak biasa, le-
bih terlihat seperti nudibranchia
dan memiliki cangkang internal.
Habitat:
Rubble di daerah terumbu
karang.
Distribusi:
Indo-PAsifik Barat: Indonesia,
Mauritius dan Reunion.

Lokasi foto: TN Komodo, NTT


Foto by Fakhrizal Setiawan

311

Cypraea tigris
(Cypraeidae)
Tiger cowrie
Nama Umum: Kerang bintik

Ciri-ciri:
Panjang max : 16.0 cm (diameter bu-
kaan cangkang), bnayak terdapat
spot hitam di cangkang dan sangat
mudah dikenali dari ciri fisiknya.
Habitat:
Berasosiasi di daerah terumbu
karang, umumnya terlihat diperairan
dangkal, range kedalaman 0 - 30 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng


Foto by Fakhrizal Setiawan
Chicoreus microphyllus
(Muricidae)
Nama Umum: Keong

Ciri-ciri:
Badan banyak terdapat tonjolan
dengan warna oranye, panjang seki-
tar 8-10 cm.
Habitat:
Perairan terumbu karang dan di
dasar karang.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng


Foto by Fakhrizal Setiawan

312

Lambis scorpius
(Strombidae)
Scorpio spider conch

Ciri-ciri:
Panjang max 20 cm (TL), Ujung cang-
kang berduri tumpul dan panajng.
Habitat:
Di daerah terumbu karang, biasa di te-
mukan di bawah / disekitar karang mati
dan di daerah subtidal. Range kedala-
man 0 - 5 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Barat Indonesia hingga
baratPolynesia; utara-selatan Jepang,
selatan - utara Queensland dan New
Caledonia.

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Foto by Fakhrizal Setiawan
Turbo petholatus
(Turbinidae)
Nama Umum: Keong

Ciri-ciri:
Badan mengkilat dengan pola warna
yang indah hijau berulrir berselang
coklat kemerahan. Operculum (tutup
cangkang) tebal mirip dengan mata
kucing.
Habitat:
Perairan terumbu karang dan di
dasar karang.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng


Foto by Tasrif kartawijaya

313

Pedum spondyloidum
(Pectinidae)
Coral clam

Ciri-ciri:
Badan mengkilat dengan pola warna
yang indah hijau berulrir berselang
coklat kemerahan. Operculum (tutup
cangkang) tebal mirip dengan mata
kucing.
Habitat:
Perairan terumbu karang dan bi-
asanya berada di sela-sela karang
mengebor.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat.
Lokasi foto: Lembeh, Sulut
Foto by Tasrif kartawijaya
GORGONIAN
Kipas Laut / Sea fan

Subergorgia mollis
(Subergorgiidae)
Gorgonian fan
Nama Umum: Akar bahar
Ciri-ciri:
Warna umumnya krem dengan bentuk ki-
pas lebar sekitar 250 cm. Tulang yang men-
yerupai daun tebal ditengahnya.
Habitat:
Berasosiasi diperairan terumbu karang
agak dalam, range kedalaman 3 - 8 m. 314
Distribusi: Western Central Pacific

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng


Foto by Fakhrizal Setiawan

Astrogorgia sp.
(Plexauridae)

Ciri-ciri:
Warna umumnya merah dengan
pola yang rapat namun tersusun
rapi.
Habitat:
Perairan terumbu karang di
daerah lereng karang yang agak
dalam.
Distribusi: Indo-Pasifik Barat

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng


Foto by Fakhrizal Setiawan
Muricella sp.
(Acanthogorgiidae)

Ciri-ciri:
Warna umumnya krem kekunin-
gan, dangan bentuk yang lebih tak
beraturan.
Habitat:
Berasosiasi dengan terumbu
karang dalam. Biasa di daerah
dorp off dengan substrat berbatu.
Distribusi:
Indo-Pasifik barat

Lokasi foto: TN Komodo, NTT


Foto by Fakhrizal Setiawan

315
Melithaea sp.
(Melithaeidae)
Nama Umum: Kipas Laut

Ciri-ciri:
Bentuk seperti tulang daun, umum-
nya berwarna oranye kemerahan.
Memiliki bagian yang keras. Sering
di jadikan souvenir dan cendramata
serta perdagangan akuarium.

Habitat:
Di daerah turumbu karang di tubir
dan lereng karang serta di karang
terjal. Kadang berada di daerah
substrat berbatu. Range kedalaman
3 - 8 m.

Distribusi:
Western Central Pacific.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan 316
Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng


Foto by Fakhrizal Setiawan Foto by Fakhrizal Setiawan
CRUSTACEA

Panulirus versicolor
(Palinuridae)
Painted spiny lobster
Nama Umum: Lobster mutiara
Ciri-ciri: Panjang max 40 cm
(TL), pangkal antenna pink dengan
bdan hijau gelap dengan strip
putih. Kepala berduri hitam.
Habitat: Di daerah sublitoral
(karang, daerah pecah gelombang)
bersembunyi di celah dan goa
karang dan batu. Nocturnal, range
kedalaman 1-15 m.
317 Distribusi: Indo-Pasifik.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, jateng


Foto by Fakhrizal Setiawan

Odontodactylus scyllarus
Reef odontodactylid mantis
shrimp
Nama Umum: Udang pletek /
udang mantis
Ciri-ciri: Panjang max 17 cm
(TL), jenis stomatopoda yang pal-
ing cemerlang dengan uropods
biru dan setae merah.
Habitat: Hidup di celah dan
lubang di dekat terumbu karang
dangkal dan rubble area. Aktif
siang, range kedalaman 2-36 m.
Distribusi: Indo-Pasifik Barat.
Tipe pemakan: Zoobenthos
Lokasi foto: TN Komodo, NTT (bentik krustacea)
Foto by Fakhrizal Setiawan
Periclimenes holthuisi
(Palaemonidae)
Anemone shrimp

Ciri-ciri:
Badan transparan dengan spot
biru putih di ujung capit, badan
dan ekor. Panjang rata-rata seki-
tar 3 cm (TL).

Habitat:
Bersimbiosis dengan anemone
dan tinggal di Anemone.

Distribusi:
Indo-Pasifik

318
Lokasi foto: Lembeh, Sulut
Foto by Tasrif Kartawijaya

Periclimenes imperator
(Palaemonidae)
Emperor shrimp

Ciri-ciri:
Panjang rata-rata 3 cm (TL),
badan merah dengan pola putih di
kepala, badan dan ekor.

Habitat:
Bersimbion dengan teripang.

Distribusi: Perairan Indonesia

Lokasi foto: Lembeh, Sulut


Foto by Tasrif Kartawijaya
319

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng


Neopetrolisthes maculatus Foto by Tasrif Kartawijaya
(Porcellanidae)
Anemone crab

Ciri-ciri:
Badan putih dengan bintik hitam halus menyebar merata di punggung, pangkal kaki
dan capit serta ujung capit besarnya..
Habitat:
Tinggal menetap di tentakel anemone.
Distribusi:
Samudra Hindia dan Indo-Pasifik Barat.
ASCIDIAN

Atriolum robustum
(Didemnidae)
Ascidians

Ciri-ciri:
Badan putih dengan bintik hitam halus menye-
bar merata di badan. Lubang atas berwarna
hijau.
Habitat:
Tinggal menetap di substrat dasa, range ke-
dalaman 7 - 20 m.
Distribusi: 320
Indo-Pasifik Barat.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng


Foto by Fakhrizal Setiawan

Polycarpa aurata
(Styelidae)

Ciri-ciri:
Warna dasar putih dengan perpaduan kuning
dengan bercak ungu. Mengeras apabila tersen-
tuh.
Habitat:
Tinggal menetap di substrat dasar, range ke-
dalaman 3 - 20 m.
Distribusi: Indo-Pasifik Barat.

Lokasi foto: TN Bunaken, Sulut


Foto by Fakhrizal Setiawan
Oxycorynia fascicularis
(Polycitoridae)

Ciri-ciri:
Bentuk koloni seperti kantung bu-
lat dengan warna hitam ,coklat
kehijauan dengan ujung kuning.

Habitat:
Tinggal menetap di substrat
dasar, range kedalaman 7 - 13 m.

Distribusi: Indo-Pasifik.

Lokasi foto: TN Komodo, NTT


Foto by Fakhrizal Setiawan
321

Clavelina robusta
(Clavelinidae)

Ciri-ciri:
Koloni tidak besar dengan warna
dasar hitam transparan dengan
ujung kuning.

Habitat:
Tinggal menetap di substrat
dasar, range kedalaman 3 - 30 m.

Distribusi: Indo-Pasifik Barat.

Lokasi foto: TN Komodo, NTT


Foto by Fakhrizal Setiawan
Anemone dan Black Coral

Cerianthus filiformis
(Cerianthidae)
Tube anemone
Nama umum: Anemon
tabung

Ciri-ciri:
Soliter, jenis ini berwarna
oranye dan ada pula yang
putih transparan, badan
memiliki bentuk seperti tabung
silinder yang terkubur dalam
substrat.
322

Habitat:
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Dearah berpasir, rubble den-
gan banyak sedimentasi.
Foto by Fakhrizal Setiawan

Distribusi:
Indo-West Pasifik

Lokasi foto: TN Komodo, NTT


Foto by Fakhrizal Setiawan
Actinodendron plumosum
(Actinodendriidae)
Branching anemone

Ciri-ciri:
Warna dasar abu-abu denagn
tentakel tebal yang berpola se-
hingga seperti bercabang.
Habitat:
Tinggal menetap di substrat
dasar berpasir atau rubble, ke-
dalaman saat di foto 8 m.
Distribusi:
Western Central Pacific: Great
Barrier Reef dan Indonesia

Lokasi foto: TN Komodo, NTT


Foto by Fakhrizal Setiawan

323

Cirrhipathes sp.
(Antipathidae)
Spiral coral

Ciri-ciri:
Perbedaan warna polyp merep-
resentasikan perbedaan species
serta ukuran diameter.
Habitat:
Perairan terumbu karang agak
dalam. Umumnya didaerah drop
off serta di lereng karang dalam.
Distribusi:
Indo-Pasifik.

Lokasi foto: TN Komodo, NTT


Foto by Fakhrizal Setiawan
SEPHIA/SOTONG

Sephia latimanus
(Sepiidae)
Broadclub cuttlefish
Nama Umum: Sotong
Gajah
Ciri-ciri: Panjang max: 120
cm, dapat berubah wrna
dalam keadaan terancam
serta dapat mengeluarkan
tinta.
Habitat: Indo-Pasifik Barat:
Afrika Timur - Kep. Hawaii.
Distribusi: Tropical; 33°N -
31°S, 31°E - 152°W . 324

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng


Foto by Fakhrizal Setiawan

Sephia apama
(Sepiidae)
Australian Giant cuttlefish
Nama Umum: Sotong

Ciri-ciri: Dapat melakukan


perubahan warna seperti
substrat dalam keadaan ter-
ancam serta dapat menge-
luarkan tinta.
Habitat: Indo-Pasifik
Distribusi: Western Cen-
tral Pacific: Australia dan
Indonesia

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng


Foto by Fakhrizal Setiawan
OCTOPUS/GURITA

325

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh


Octopus cyanea
Foto by Fakhrizal Setiawan
(Octopodidae)
Nama Umum: Gurita
Ciri-ciri: Panjang max: 120 cm, tentakel panjang, dapat mimikri sesuai habitat dan
substartnya. Memiliki paruh yang kuat untuk menghancurkan mangsa.
Habitat: Tropical; 33°N - 31°S, 31°E - 152°W
Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Afrika timur - Kep. Hawaii.
Tipe pemakan: Bentik krustacea (kepiting)
POLYCHAETA
Christmas worms

326

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh. Lokasi foto: TN Komodo, NTT


Foto by Fakhrizal Setiawan Foto by Fakhrizal Setiawan

Spirobranchus giganteus
(Serpulidae)
Nama Umum: Cacing tabung
Ciri-ciri:
Panjang max: 20.0 cm DL, warna sangat bervariasi, apabila tersentuh akan sangat re-
sponsive menutup diri.
Habitat:
Biasanya tinggal mengebor di karang massive, saat larva hidup sebagai plankton se-
lama 9-12 hari.
Distribusi: Atlantic, Indo-Pasifik, Mediterannean dan Karibia.
KARANG LUNAK
Soft corals

Dendronephthya sp.
(Nephtheidae)
Nama Umum: Karang Lunak

Ciri-ciri:
Polip dalam kelompok-
kelompok dari berbagai cabang
distal koloni yang lebat. Tidak
mengandung alga simbion
zooxanthellae.

Habitat:
Beberapa jenis tumbuh
327 terekspos bebas dan banyak
juga yang di dalam gua dan
daerah terlindung.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan Distribusi:
Indo-Pasifik barat, Laut Merah,
Afrika Timur-Jepang, Filipina,
Polynesia, Indonesia.

Tipe pemakan:
Tidak mengandung alga
zooxanthellae simbiotik. Oleh
karena itu, makanan berasal
dari mikro-plankton dan bahan
organic terlarut.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng


Foto by Fakhrizal Setiawan
Dendronephthya sp. TN Karimunjawa, Jateng Dendronephthya sp. TN Karimunjawa, Jateng
Foto by Fakhrizal Setiawan Foto by Fakhrizal Setiawan 328

Dendronephthya sp. TN Karimunjawa, Jateng Dendronephthya sp. TN Karimunjawa, Jateng


Foto by Fakhrizal Setiawan Foto by Fakhrizal Setiawan
Crinoidea
Feather Star

Oxycomanthus bennetti
(Comasteridae)
Nama Umum: Lily laut

Ciri-ciri:
Ini merupakan jenis crinoids yang
paling umum. Memiliki beberapa
variasi warna.
Habitat:
Biasa bergantung pada karang, batu
atau gorgonian. Menyukai daerah
terumbu karang yang berarus.
Distribusi:
329 Timur Samudra Hindia– Kep. Mar-
shall.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng


Foto by Fakhrizal Setiawan

Himerometra robustipinna
(Himerometridae)
Nama Umum: Lily laut

Ciri-ciri:
Warna merah menyala dengan bagian
lebih tengah lebih putih.
Habitat:
Biasa ditemukan di tubir karang baik
disiang maupun malam hari.
Distribusi:
Perairan Indonesia, Kep. Marshall, Sri
Lanka, Australia dan Filipina.
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
Hydrozoa
Jelatang Laut

Plumularia sp.
(Plumaridae)
Nama Umum: Jelatang laut

Ciri-ciri:
Umumnya berwarna putih atau abu-abu
namun ini oranye yang cerah. Memiliki
sel penyengat apabila tersentuh.
Habitat:
Biasa ditemukan di aderah etrumbu
karang yang jernih an terlindung.
Distribusi:
Indo-Pasifik
330

Lokasi foto: TN Komodo, NTT


Foto by Fakhrizal Setiawan

Sertularia sp.
(Sertulariidae)
Nama Umum: Jelatang Laut

Ciri-ciri:
Warna umumnya abu-abu dan
putih. Memiliki cabang yang
lebih banyak. Mengandung sel
penyengat.
Habitat:
Perairan terumbu karang yang
tenang dan kadang tersem-
bunyi di bawah karang.
Distribusi:
Indo-Pasifik
Lokasi foto: TN Komodo, NTT
Foto by Fakhrizal Setiawan
331
Daftar Pustaka

Allen, G.R. and R. Steene. 1999. Indo Pacific Coral Reef Field Guide. Tropical Reef Research.
Singapore.
Bass, DK and IR Miller (1998). Crown-of-Thorns Starfish and Coral Surveys Using the Manta
Tow and Scuba SearchTechniques. Long-term Monitoring of the Great Barrier Reef.
Standard Operations Procedure Number 1,www.aims.gov.au/pages/research/reef-
monitoring/methods.html.

Bohnsack, JA and SP Bannerot (1986). A Stationary Visual Census Technique for Quantitatively
Assessing Community Structure of Coral Reef Fishes. NOAA Technical Report NMFS
41: 1-15.

Brock, RE (1982). A Critique of the Visual Census Method for Assessing Coral Reef Fish Popula-
tions. Bulletin of Marine Science 18: 297-276.

Brock, VE (1954). A Preliminary Report on a Method of Estimating Reef Fish Populations. Jour-
nal of Wildlife Management 18: 297-308.

Brown, E, E Cox, BN Tissot, K Rodgers, W Smith, P Jokiel and S Coles (2000). Evaluation of
Benthic SamplingMethods Considered for the Coral Reef Assessment and Monitoring
Program (CRAMP) in Hawai’i, http://cramp.wcc.hawaii.edu/overview/3._methods.

Carleton, JH and TJ Done (1995). Quantitative Video Sampling of Coal Reef Benthos: Large
Scale Application. CoralnReefs 14; 35-46.

Choat, JH and DR Bellwood (1985). Interactions Amongst Herbivorous Fishes on a Coral Reef:
Influence of Spatial Variation. Marine Biology 89: 221-234.

Colin, P.L., and C. Arneson. 1995. Tropical Pacific Invertebrate, A Field Guide to Marine Inver-
tebrates Occurring on Tropical Pacific Coral Reefs, Seagrass Beds and Mangroves.
Coral Reef Press, Beverly Hills, C.A., USA

Colin, PL, YJ Sadovy and ML Domeier (2003). Manual for the Study and Conservation of Reef
Fish Spawning Aggregations, Society for the Conservation of Reef Fish Aggregations
Special Publication No. 1 (Version 1.0).
Crosby, MP and ES Reese (1996). A Manual for Monitoring Coral Reefs with Indicator Species:
Butterflyfishes as Indicators of Change on Indo-Pacific Reefs. Silver Spring, MD, Of-
fice of Ocean and Coastal ResourceManagement, National Oceanic and Atmospheric
Administration: pp. 45.
Domeier, ML, PL Colin, TJ Donaldson, WD Heyman, JS Pet, M Russell, Y Sadavoy, MA
Samoilys, A Smith, BM Yeeting and S Smith (2002). Transforming Coral Reef Conser-
vation: Reef Fish Spawning AggregationsComponent. Working Group Report: pp. 85.

Donnelly, R, D Neville and PJ Mous, Eds. (2003). Report on a Rapid Ecological Assessment of
the Raja Ampat Islands, Papua, Eastern Indonesia, held October 30 - November 22,
2002, The Nature Conservancy Southeast Asia Center for Marine Protected Areas, Sa-
nur, Bali Indonesia: pp. 249, www.komodonationalpark.org

Downing, JA and MR Anderson (1985). Estimating the Standing Biomass of Aquatic Macro-
phytes. Canadian Journal of Fisheries and Aquatic Science 42: 1860-1869.

English, S, C Wilkinson and V Baker (1997). Survey Manual for Tropical Marine Resources.
Townsville, Australia, Australian Institute of Marine Science, Townsville Australia: pp.
378

Green, AL (1996a). Spatial, Temporal and Ontogenetic Patterns of Habitat Use by Coral Reef
Fishes (Family Labridae). Marine Ecology Progress Series 133: 1-11.

Halford, AR and AA Thompson (1994). Visual Census Surveys of Reef Fish. Standard Opera-
tional Procedure Number 3. Long-term Monitoring of the Great Barrier Reef. Towns-
ville, Australian Institute of Marine Science. Townsville Australia: pp 22, http://
www.aims.gov.au/pages/research/reef-monitoring/ltm/mon-sop3/fishsop.pdf

Hill and Wilkinson (2004). Methods for Ecological Monitoring of Coral Reef. Townsville, Aus-
tralia, Australian Institute of Marine Science, Townsville Australia: pp. 63-94

Hodgson, G (2003). Reef Check Instruction Manual, Reef Check Foundation, http://
www.reefcheck.org/infocenter/publications.asp

Jones, RS and MJ Thompson (1978). Comparison of Florida Reef Fish Assemblages Using a
Rapid Visual Technique.Bulletin of Marine Science 28: 159-172.
Kimmel, JJ (1985). A New Species-Time Method for Visual Assessment of Fishes and Its Com-
parison withEstablished Methods. Environmental Biology of Fishes 12: pp. 23-32.

Lincoln-Smith, MP, J Bell, P Ramohia and KA Pitt (2001). Testing the Use of Marine Protected
Areas to Restore and Manage Tropical Multispecies Invertebrate Fisheries at the Ar-
navon Islands, Solomon Islands: Termination Report. Great Barrier Reef Marine Park
Authority Research Publication No. 69; ACIAR Project No. FIS/1994/117; ICLARMN
Contribution No. 1609: pp. 72.

Maragos, J and D Gulko (2002). Coral Reef Ecosystems of the Northwestern Hawaiian Islands:
Interim ResultsEmphasizing the 2000 Surveys. U.S. Fish and Wildlife Service and the
Hawai’i Department of Land andNatural Resources. Honolulu, Hawai’i.
www.hawaii.edu/ssri/hcri/files/nwhi_report_1of4.pdf

Meester, GA, JS Ault and JA Bohnsack (1999). Visual Censusing and the Extraction of Average
Length as a Biological Indicator of Stock Health. Naturalista sicil XX111 (Suppl.)(205-
222).

Obura and Grimsditch (2008). Ressilience Assessment of Coral Reef. IUCN CCCR Resilience
Assessment Protocol. IUCN – The International Union for the Conservation of Nature
– Global Marine Program.Rue Mauverney 28, 1196 Gland, Switzerland. Pp. 21-25

Oxley, WG (1997). Sampling Design and Monitoring. In: English et al, Survey Manual for Tropi-
cal Marine Resources.Townsville, Australian Institute of Marine Science: pp. 307-326.

Rogers, CS and J Miller (1999). Coral Bleaching, Hurricane Damage, and Benthic Cover on Coral
Reefs in St John, U.S. Virgin Islands: A Comparison of Surveys with the Chain Transect
Method and Videography. Proceedingsof the International Conference on Scientific
Aspects of Coral Reef Assessment, Monitoring and Restoration. Bulletin of Marine Sci-
ence 69: 459-470.

Russ, GR (1996). Do Marine Reserves Export Adult Fish Biomass? Evidence from Apo Island,
Central Philippines.Marine Ecology Progress Series 132: 1-9.

Russ, GR (2002). Marine Reserves as Reef Fisheries Management Tools: Yet Another Review.
San Diego, AcademicPress. pp. 421-443.

Russ, GR and AC Alcala (1996). Marine Reserves: Rates and Patterns of Recover and Decline in
Abundance of Large Predatory Fish. Ecological Applications 6: 947-961.
Russ, GR and JH Choat (1988). Reef Resources: Survey Techniques and Methods of Study,
South PacificCommission/Inshore Fishery Research/WP.10.

Sale, PF and BJ Sharp (1983). Correction for Bias in Visual Transect Censuses of Coral Reef
Fishes. Coral Reefs 2:37-42.

Samoilys, MA (1997). Manual for Assessing Fish Stocks on Pacific Coral Reefs, Department of
Primary Industries,Queensland.

Tomkins, PA, DK Bass, DA Ryan and H Sweatman (1999). Video Identification of Benthic Or-
ganisms: How AccurateIs It? Proceedings of the International Conference on Science.
Aspects of coral reef assessment and monitoring, and rest., April 14-16, 1999, Ft
Lauderdale, FL.

Vogt, H, ARF Montebon and MLR Alcala (1997). Underwater Video Sampling: An Effective
Method for Coral Reef Surveys? Proceedings, 8th Inte4444ernational Coral Reef Sym-
posium, Smithsonian Tropical Research Institute,Panama: 2, pp. 1447-1452

Wilkinson, C, A Green, J Almany and S Dionne (2003). Monitoring Coral Reef Marine Protected
Areas. A Practical Guide on How Monitoring Can Support Effective Management of
MPAs. Townsville, Australia, Australian Institute of Marine Science and the IUCN
Marine Program: pp. 68

Www.fishbase.org
Www.sealifebase.org
Www.seadb.net
DAFTAR ISTILAH

Antopogenik Dampak dari kegiatan manusia terhadap lingkungan

Bentik invertebrata Mahluk invrtebrata (tanpa tulang punggung) yang


hidup di dasar perairan

Buddy Teman/mitra selam

Cephalophoda Bangsa hewan yang memiliki kaki di kepala seperti:


cumi-cumi, gurita dan sotong

Cnidaria Filum yang memiliki cirri sel penyengat

Copepoda Subkelas dari filum crustacean yang merupakan sum-


ber protein karena umumnya plankton dan benthos

Detritus Partikel organic yang tidak hidup berasal dari


mahluk hidup yang terurai.

Echinodermata Filum yang termasuk teripang, Bintang laut, dll

Gastropoda Jenis moluska yang berjalan dengan kaki perut


(Contohnya siput)

Juvenil Fase biota saat masih muda dan belom dewasa

Krustacea Filum untuk biota sebangsa udang, kepiting

Laguna Daerah agak dalam sebelum batas karang

Moluska Filum untuk biota yang berbadan lunak biasanya dil-


indungi oleh cangkang keras

Nokturnal Biota yang aktif di malam hari

Patch reef Sebutan untuk area terumbu karang yang mengelom-


pok-mengelompok yang dipisahkan dengan dasar
pasir atau batu
Polychaeta adalah kelas cacing annelida yang umumnya hidup di
air.

Tuberkulum Istilah untuk oragn tubunh yang menonjol dalam


kasus ini adalah duri tumpul dari genus Proto-
reaster

Reef slope Area yang berada di lereng terumbu karang

Rubble Patahan-patahan karang yang sudah mati

Schooling Kumpulan ikan dalam jumlah besar

Soliter Menyendiri (ada sebagian ikan yang lebih menyukai


hidup sendiri dan hanya berpasangan saat mau
memijah)
Spikul Struktur rangka spons yang tersusun dari kalsium

Zoobenthos Hewan yang hidup di dasar perairan

Zooplankton Hewan yang berukuran kecil yang hidupnya terbawa


arus di kolom perairan
Index Nama Species Ikan karang

Abudefduf sordidus 189 Apogon seleii 43


Abudefduf vaigiensis 189 Apogon zosterophera 46
Abudefduf bengalensis 185 Apolemichthys trimaculatus 171
Abudefduf notatus 186 Arothron mappa 258
Abudefduf septemfasciatus 187 Arothron nigropunctatus 257
Abudefduf sexfasciatus 188 Arothron stellatus 259
Acanthurus leucosternon 35 Aulostomus chinensis 52
Acanthurus lineatus 36 Balistapus undulatus 55
Acanthurus pyroferus 36 Balistoides conspicillum 54
Acanthurus triostegus 37 Bodianus axillaris (Juv) 125
Aeoliscus strigatus 71 Bolbometopon muricatum 216
Aluterus scriptus 138 Caesio caerulaureus 60
Amanses scopas 136 Caesio teres 60
Amblyglyphidodon aureus 181 Caesio xanthonota 61
Amblyglyphidodon batunai 182 Calloplesiops altivelis 163
Amblyglyphidodon curacao 184 Cantherhines pardalis 137
Amblyglyphidodon leucogaster 183 Canthigaster papua 262
Amblygobius albimaculatus 100 Carangoides bajad 64
Amphiprion akallopisos 178 Caranx ignobilis 65
Amphiprion clarkii 174 Caranx melampygus 64
Amphiprion ephippium 179 Carcharhinus obsesus 67
Amphiprion ocellaris 175 Centropyge eibli 172
Amphiprion perideraion 176 Cephalopholis argus 229
Amphiprion sandaracinos 177 Cephalopholis boenak 230
Anyperodon leucogramicus 228 Cephalopholis cyanostigma 231
Apogon aureus 42 Cephalopholis miniata 233
Apogon bandanensis 42 Cephalopholis spiloparaea 234
Apogon chrysopomus 43 Cetoscarus bicolor (Juvenil fase) 218
Apogon compressus 41 Chaetodon adiergsatos 88
Apogon fragilis 46 Chaetodon citrinellus 78
Apogon fucata 44 Chaetodon collare 74
Apogon hoevenii 45 Chaetodon ephippium 84
Apogon komodoensis 45 Chaetodon falcula 80
Chaetodon guttatissimus 78 Chrysiptera sp. 193
Chaetodon kleinii 77 Chrysiptera springeri 196
Chaetodon lunula 88 Chrysiptera talboti 192
Chaetodon lunulatus 76 Chrysiptera unimaculata 192
Chaetodon melannotus 80 Cirrhilabrus solorensis (Inisial fase) 124
Chaetodon meyeri 79 Coradion chrysozonus 81
Chaetodon octofasciatus 73 Coris batuensis 122
Chaetodon rafflesi 77 Corythoichthys haematopterus 252
Chaetodon speculum 84 Cromileptes altivelis 232
Chaetodon triangulum 75 Ctenochaetus binotatus 37
Chaetodon trifascialis 75 Ctenochaetus cyanocheilus 38
Chaetodon trifasciatus 76 Ctenochaetus striatus 38
Chaetodon vagabundus 79 Dascyllus aruanus 198
Chaetodontoplus mesoleucus 172 Dascyllus reticulatus 198
Chantigaster valentini 262 Dascyllus trimaculatus 199
Cheilinus chlorurus 116 Diagramma sp. 105
Cheilinus fasciatus 115 Diodon hystrix 261
Cheilinus trilobatus 116 Diodon liturosus 260
Cheilinus undulatus 113 Dischistodus melanotus 190
Cheilodipterus artus 47 Dischistodus perspicillatus 191
Cheilodipterus isostigmus 48 Dischistodus prosopotaenia 190
Cheilodipterus macrodon 49 Dunckerocampus dactyliophorus 251
Chelmon rostratus 82 Epibulus insidiator 117
Chlorurus microrhinos 217 Epinephelus coeruleopunctatus 235
Chlorurus sordidus 219 Epinephelus fasciatus 236
Chromis atripectoralis 194 Epinephelus mera 237
Chromis atripes 195 Epinephelus ongus 238
Chromis dimidiata 193 Epinephelus quoyanus 239
Chromis ternatensis 195 Escenious sp. 58
Chromis viridis 194 Fistularia commersonii 98
Chrysiptera oxycephala 191 Forcipiger longirostris 83
Chrysiptera rex 197 Genicanthus Lamarck 171
Chrysiptera rolandi 197 Gnathodentex aureolineatus 129
Gomphosus varius 115 Monotaxis grandoculis 130
Gymnothorax flavimarginatus 141 Mulloidichthys vanicolensis 147
Gymnothorax isingteena 143 Myripristis hexagona 109
Gymnothorax javanicus 141 Myripristis murdjan 109
Halichoeres chloropterus 120 Myripristis violacea 108
Halichoeres hotulanus 118 Naso lituratus 39
Halichoeres leucurus 119 Naso vlamingii 39
Halichoeres marginatus 121 Neoglyphidodon melas (Juvenil) 208
Halichoeres melanochir 120 Neoglyphidodon nigroris 200
Halichoeres richmondi (Inisial Fase) 121 Neoniphon sammara 107
Halichoeres vroliki 119 Neopomacentrus anabatoides 202
Hemiglyphidodon plagiometopon 203 Neopomacentrus azysron 202
Hemigymnus fasciatus (juv) 125 Ostracion cubicus (Juv) 154
Hemitaurichthys polylepis 85 Ostracion meleagris 154
Hemitaurichthys zoster 85 Oxycheilinus digrammus 114
Heniochus acuminatus 86 Oxymonacanthus longirostris 139
Heniochus diphreutes 86 Paracanthurus hepatus 35
Heniochus pleurotaenia 87 Parachaetodon ocellatus 81
Heniochus varius 87 Paracirhites forsteri 91
Istigobius rigilius 101 Paracirrhites arcatus 90
Kyphosus bigibbus 111 Parapercis hexophtalma 158
Labricanus cyclophthalmus 214 Parapercis millipunctata 161
Labrichthys unilineatus 124 Parapercis sp. 160
Labroides bicolor 123 Parapercis tetracantha 159
Labroides dimidiatus 123 Parupeneus barberinus 145
Lethrinus erythropterus 128 Parupeneus bifasciatus 146
Lethrinus harak 128 Parupeneus cyclostomus 147
Lutjanus biguttatus 132 Parupeneus macronemus 145
Lutjanus decussatus 132 Parupeneus trifasciatus 146
Lutjanus kasmira 133 Pempheris vanicolensis 156
Lutjanus monostigma 133 Pentapodus aureofasciatus 150
Lutjanus sebae 134 Pentapodus trivittatus 150
Melichthys indicus 56 Platax pinnatus 95
Platax teira 96 Rhinomuraenia quaesita 142
Plectorhinchus chaetodontoides 105 Sargocentron caudimaculatum 108
Plectorhinchus polytaenia 104 Sargocentron rubrum 107
Plectorhinchus vittatus 103 Saurida nebulosa 255
Plectroglyphidodon dicki 204 Scarus ghoban (Inisial fase) 218
Plectroglyphidodon lacrymatus 204 Scarus niger 219
Plectroglyphidodon leucozonus 201 Scarus quoyi 220
Plotosus lineatus 165 Scolopsis binileata 151
Pomacanthus imperator 170 Scolopsis lineata 151
Pomacanthus navarchus 170 Scolopsis margaritifera 152
Pomacanthus semicirculatus 168 Scorpaenopsis macrochir 225
Pomacanthus sexfasciatus 169 Scorpaenopsis oxycephala 224
Pomacentrus alexanderae 207 Siganus guttatus 241
Pomacentrus amboinensis 206 Siganus magnificus 245
Pomacentrus auriventris 196 Siganus puellus 243
Pomacentrus burroughi 205 Siganus virgatus 242
Pomacentrus chrysurus 205 Siganus vulpinus 244
Pomacentrus cuneatus 206 Solenostomus paradoxus 249
Pomacentrus moluccensis 207 Sphaeramia nematoptera 47
Pomacentrus philippinus 208 Sphyraena flavicauda 247
Premnas biaculeatus 180 Stegostoma fasciatum (juv) 68
Priacanthus hamrur 210 Stethojulis trilineata 122
Pseudanthias squamipinnis 227 Sufflamen chrysopterus 56
Pseudocheilinus hexataenia 126 Synodus variegatus 254
Pseudochromis perspicillatus 212 Taeniura lymma 93
Pseudochromis splendens 213 Upeneus tragula 148
Pterapogon kauderni 50 Zanclus cornutus 264
Pterocaesio tile 62
Pterois antennata 222
Pterois muricata 223
Pterois volitans 223
Pygoplites diacanthus 167
Rhinobatus typus 69
Index Nama Species Invertebrata Laut

Aaptos sp. 302 Aaptos sp. 302


Acanthaster planci 286 Acanthaster planci 286
Actinodendron plumosum 323 Actinodendron plumosum 323
Aplysina sp. 307 Aplysina sp. 307
Aplysinella sp. 308 Aplysinella sp. 308
Asthenosoma varium 280 Asthenosoma varium 280
Astroclera sp. 306 Astroclera sp. 306
Astrogorgia sp. 314 Astrogorgia sp. 314
Atriolum robustum 320 Atriolum robustum 320
Bohadschia sp. 291 Bohadschia sp. 291
Callyspongia sp. 303 Callyspongia sp. 303
Ceratosoma trilobatum 298 Ceratosoma trilobatum 298
Cerianthus filiformis 322 Cerianthus filiformis 322
Chicoreus microphyllus 312 Chicoreus microphyllus 312
Choriaster granulates 288 Choriaster granulates 288
Chromodoris annae 297 Chromodoris annae 297
Chromodoris lochi 298 Chromodoris lochi 298
Chromodoris magnifica 296 Chromodoris magnifica 296
Cinachyra sp. 304 Cinachyra sp. 304
Cirrhipathes sp. 323 Cirrhipathes sp. 323
Clathria sp. 307 Clathria sp. 307
Clavelina robusta 321 Clavelina robusta 321
Coriocella nigra 311 Coriocella nigra 311
Cribrochalina olemda 303 Cribrochalina olemda 303
Culcita novaeguineae 289 Culcita novaeguineae 289
Cypraea tigris 311 Cypraea tigris 311
Dendronephthya sp. 327 Dendronephthya sp. 327
Diadema setosum 278 Diadema setosum 278
Dysidea granulose 308 Dysidea granulose 308
Echinaster callosus 288 Echinaster callosus 288
Echinaster luzonicus 287 Echinaster luzonicus 287
Echinometra mathaei 282 Echinometra mathaei 282
Echinothrix calamaris 279 Echinothrix calamaris 279
Pinctada margaritifera 310
Plakortis lita 306
Plumularia sp. 330
Polycarpa aurata 320
Protoreaster nodosus 283
Pseudocholchirus violaceus 293
Pteraeolidia ianthina 301
Sephia apama 324
Sephia latimanus 324
Sertularia sp. 330
Spirobranchus giganteus 326
Stichopus chloronotus 292
Stichopus variegatus 295
Subergorgia mollis 314
Tambja morosa 299
Thelenota ananas 290
Theonella sp. 305
Toxopneustes pileolus 281
Tridacna maxima 309
Tridacna squamosa 309
Turbo petholatus 313
Xestospongia testudinaria 302
Semoga dengan buku ini menambah kecintaan kita akan dunia kelautan
khususnya ekosistem terumbu karang. Foto-foto yang diambil semuanya di
Indonesia mulai dari Pulau Weh dan Kep. Banyak di Provinsi Aceh, TN.
Karimunjawa di Jawa Tengah, TN. Komodo di NTT, TN. Bunaken dan Selat
lembeh di Sulawesi Utara dan Kep. Kayoa di Maluku Utara.

Anda mungkin juga menyukai