PDF 20211026 155928 0000
PDF 20211026 155928 0000
Nasikh
Mansukh
Agus Ali M.Pd,i
Pembahasan
Dari segi etimologi, para ulama’ Ulumul Qur’an mengemukakan arti kata
nasakh dalam beberapa makna, diantaranya adalah menghilangkan,
memindahkan sesuatu dari suatu tempat ke tempat lain, mengganti atau
menukar, membatalkan atau mengubah, dan pengalihan.[2] Secara
terminologis menurut Manna’ Khalil al-Qhaththan, nasakh adalah
mengangkat (menghapuskan) hukum syara’ dengan dalil hukum (khithab)
syara’ yang lain.[3]
Pengentian Mansukh
Mansukh menurut bahasa berarti sesuatu yang Tegasnya, dalam mansukh itu adalah berupa
dihapus/dihilangkan/dipindah ataupun ketentuan hukum syara’ pertama yang telah diubah
disalin/dinukil. Sedangkan menurut istilah para dan diganti dengan yang baru, karena adanya
ulama’, mansukh ialah hukum syara’ yang diambil situasi dan kondisi yang menghendaki perubahan
dari dalil syara’ yang pertama, yang belum diubah dan penggantian hukum tadi.
dengan dibatalkan dan diganti dengan hukum dari
dalil syara’ baru yang datang kemudian
Pembagian Naskh 1 2 3
Dibaca ☺ Ada Tulisan Ya Di Baca 😁 Awas Ajh Kalau Sampai
Nggak 🙄
Bagaimana kabar kalian?
Adanya mansukh (ayat yang dihapus) dengan syarat bahwa hukum yang dihapus itu adalah berupa hukum syara’ yang bersifat ‘amali, tidak terikat atau
tidak dibatasi dengan waktu tertentu. Sebab, bila terikat dengan waktu maka hukum akan berakhir dengan berakhirnya waktu tersebut. Karena itu, maka
yang demikian itu tidak dapat dinamakan dengan nasakh. Di samping itu, mansukh (ayat yang dihapus) tidak bersifat “ajeg” secara nashshi, dan ayat
yang mansukh itu lebih dahulu diturunkan daripada ayat yang nasikh (menghapus).
Adanya mansukh bih (ayat yang digunakan untuk menghapus), dengan syarat, datangnya dari Syari’ (Allah) atau dan Rasulullah s.a.w. sendiri yang
bertugas menyampaikan wahyu dari Allah. Sebab penghapusan sesuatu hukum tidak dapat dilakukan dengan menggunakan ijma’ (konsensus) ataupun
qiyas (analogi).
Adanya nasikh (yang berhak menghapus), yaitu Allah. Kadang-kadang ketentuan hukum yang dihapus itu berupa al-Qur’an dan kadang-kadang pula
berupa sunnah.
Adanya mansukh ‘anhu (arah hukum yang dihapus itu ialah orang-orang yang sudah aqil-baligh atau mukallaf), karena yang menjadi sasaran hukum yang
menghapus dan atau yang dihapus itu adalah tertuju kepada mereka
Terima kasih!
Semoga hari Anda seru.