Anda di halaman 1dari 13

Bab I

Pendahuluan

1. Latar Belakang

Islam adalah agama yang diwahyukan oleh Allah SWT kepada nabi
Muhammad SAW dengan melalui perantara malaikat Jibril, Islam memang agama
yang berbeda dengan agama yang lain. Islam bukan kebudayaan,akan tetapi
menimbulkan kebudayaan. Kebudayaan yang ditimbulkannya dinamakan kebudayaan
atau peradaban Islam. Landasan peradaban Islam adalah kebudayaan Islam terutama
wujud idealnya. Jadi agama islam melahirkan kebudayaan. Kalau kebudayaan hasil
cipta rasa dan karsa manusia, maka agama Islam adalah wahyu dari Allah SWT.

Menurut para ahli peradaban Islam telah ada sejak zaman kenabian yakni
sejak Allah menurunkan wahyu kepada nabi Muhammad SAW . sejak saat itulah
Islam terus mengalami perkembangan. Agama Islam turut mendorong timbulnya
suatu kebudayaan. Namun, perkembangan Islam tidak semudah apa yang kita lihat
seperti sekarang ini karena seperti yang kita tau banyak sekali ancaman dan hinaan
yang didapatkan oleh nabi Muhammad SAW Ketika menyebarkan agama tersebut.

2. Rumusan Masalah
A. Bagaimana perkembangan peradaban Islam pada periode klasik ?
B. Bagaimana perkembangan peradaban Islam pada periode pertengahan ?
C. Bagaimana perkembangan peradaban Islam pada periode modern ?

3. Tujuan Pembuatan Makalah


Tujuan kami membuat makalah ini adalah agar para mahasiswa/mahasiswi
mengetahui tentang bagaimana sejarah peradaban agama Islam dari awal adanya
peradaban yakni masa yang disebut dengan Periode klasik sampai periode peradaban
perkembangan Islam pada saat ini atau biasa disebut dengan periode modern.

1
Bab II

Pembahasan

Secara umum peradaban Islam dapat dibagi dalam tiga periode besar, yakni periode
klasik, periode pertengahan, dan periode modern. Berikut sejarah peradaban Islam yang
dirangkum dari berbagai sumber.

1. Periode Klasik
Periode klasik ini dimulai pada tahun 650-1250. Masehi. Periode klasik adalah
periode yang dimulai dari zaman kenabian nabi yakni sejak Allah menurunkan wahyu
yang pertama kepada nabi Muhammad SAW dengan melalui perantara malaikat Jibril
digua hiro dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai penyangga utamanya. Al-Qur’an
diturunkan dengan bahasa sastra yang lazim dipakai masyarakatnya. Itu semua didasarkan
karena untuk menyesuaikan diri dengan tradisi masyarakatnya ( agar komunikatif ) dan
untuk menantang syair-syair jahiliyah.
Dijelaskan didalam buku karangan Zuhairini bahwa periode klasik adalah fase yang
dirincikan kepada 3 masa yaitu masa kekhalifahan khulafaur rasyidin yang dimulai sejak
tahun 632-661 M, Dinasti Umayyah, dan Dinasti Abbasiyah.1

A. Masa Khulafaur Rasyidin


Kemudian Setelah Nabi Muhammad SAW meninggal kepemimpinan
diturunkan kepada para Khulafaur Rasyidin yakni :

1). Abu Bakar As-Shiddiq

Pada masa pemerintah Abu Bakar As-Shiddiq yakni pada tahun (632-634)
terjadi perang Riddah atau perang melawan kemurtadan untuk mengatasi
perpecahan yang terjadi setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Diakhir
kepemimpinannya Abu Bakar memperluas daerah kekuasaan dengan mengirim
tentara keluar.2

2). Umar bin Khattab


1
Zuhairini.1992.Pendidikan Agama Islam.Jakarta:Bumi Aksara
2
https://www.kompas.com

2
Ketika Abu Bakar digantikan Umar bin Khattab (634-644 M), Islam
mengalami kemajuan sangat pesat. Pasukannya berhasil mengalahkan dua
kekuatan besar saat itu, yakni Romawi di Barat dan Persia di Timur.

Selain itu kekuasaan Islam pada masa pemerintahan Umar meliputi Jazirah
Arab, Palestina, Suriah, Sebagian Persia dan mesir.

Umar juga mengesahkan ketentaraan, kepolisian, pekerja umum, sistem


kehakiman, hisbah (pengawasan) terhadap pasar, membangun pusat pengawasan
terhadap takaran atau timbangan, mencetak uang negara serta membangun
Departemen Pajak dan Tanah (Diwan Al-Harj) dan Departemen Keuangan (Diwan
Al-Mal).

Sedangkan kepada kelompok non muslim Umar memberikan kemerdekaan


beragama.3

3). Ustman bin Affan

Pada masa pemerintahan Ustman bin Affan Islam mengalami era paling
makmur dan sejahtera yakni pada tahun (644-655 M). Wilayah Islam lebih
diperluas hingga ke Tripoli, Armenia, Turkistan, dan Cyprus.
Namun, diperiode kedua terjadi perpecahan dan pemberontakan karena
jabatan-jabatan strategis dipemerintah diberikan Ustman kepada keluarganya dari
Bani Umayyah. Pada tahun 655 M, sekitar 1.500 orang bahkan datang ke Madinah
untuk memproses kebijakan Utsman.4

4). Ali bin Abi Thalib (655-660 M)

Ali bin Abi Thalib berusaha mengatasi pemberontakan dengan menarik


para amir yang sebelumnya diangkat oleh Utsman. Ia juga mengambil alih tanah
yang dihadiahkan Utsman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil
pendapatan kepada negara.

Ali bin Abi Thalib juga menghadapi pemberontakan dari Thalhah, Zubair,
dan Aisyah karena tidak mau menghukum pembunuh Utsman. Mereka minta agar
ada pembalasan dan meletuslah perang Jamal (Unta) karena Aisyah menunggang

3
https://www.kompas.com
4
https://www.kompas.com

3
unta. Diakhir pemerintahannya, umat terpecah menjadi 3 golongan dan Ali bin
Abi Thalib terbunuh oleh salah satunya.5

B. Masa Dinasti Umayyah

Dinasti Umayyah merupakan dinasti pertama setelah era Khulafaur Rasyidin.


Secara garis besar era dinasti umayyah ini terbagi atas 2 periode utama. yakni tahun
661-750 M berpusat di Damaskus, kemudian periode 756-1031 M di Cordoba. Dinasti
ini dipimpin oleh Umayyah bin Abd Asy-Syams atau Muawiyah bin Abu Sufyan pada
tahun 661-680 Masehi.

Pada masa inilah pembangunan diutamakan seperti dibangunnya rumah sakit


dan masjid Al-Amawi di Damaskus, Masjid Al-Aqsa di Madinah. Dan Ketika Umar
bin Abdul Aziz menjadi khalifah mulailah bidang keilmuan Islam diutamakan seperti
pengarsipan Hadist, Pengembangan bahasa arab, Ilmu Qiraah (membaca AL-Qur’an ),
fikih, hingga berbagai karya tulis.6

C. Masa Dinasti Abbasiyah


Dinasti Abbasiyah ini adalah dinasti kedua dan kekhalifahan ketiga Islam
untuk melanjutkan Nabi Muhammad SAW. Kekhalifahan ini didirikan oleh
keturunan dari paman Nabi yaitu Abbas bin Abdul Muthalib pada tahun 566-
652.Dinasti Abbasiyah memerintah sebagai khalifah di Baghdad, Irak, setelah
menggulingkan kekhalifahan Umayyah.
Pada masa inilah negara Islam dianggap sebagai negara terkuat dan tak
tertandingi. Karena perekonomian mulai meningkat terutama di sektor pertanian
melalui Irigasi dan peningkatan hasil pertambangan seperti perak, emas, tembaga,
dan besi.selain itu pada masa ini adalah masa penyebab tumbuhnya peradaban Ilmu
pengetahuan karena didirikannya tempat-tempat akademik dan Perpustakaan.7

Periode klasik merujuk pada masa kemajuan dan kejayaan islam yang dibagi
kedalam dua fase, yakni fase Ekspansi, Integrasi, dan kemajuan (650-1000 M) dan fase
disintegrasi (1000-1250 M). Fase Ekspansi adalah masa puncak kemajuan Islam dibawah
kepemimpinan kekhalifahan beserta ciri-cirinya adalah :

1). Perluasan kota


5
https://www.kompas.com
6
https://tirto.id
7
https://www.kompas.com

4
2). Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan

3). Munculnya para pakar keilmuan seperti

a. Bidang hukum : Abu Hanifah, Ibn Hambal

b. Bidang Teologi : Abu Hasan Al-Asari, Al Maturridi, Wasil Ibn Atha’al Mu’tazili,

c. Bidang Ketasawwufan : Abu Yazid Al-Bustami, Al-Hallaj

d. Bidang Filsafat dan Ilmu Pengetahuan : Al kindi, Al Farabi, Al Khawarizmi8

Fase Disintegrasi adalah masa kemunduran Islam yang ditandai dengan


perpecahan politik umat Islam hingga berpuncak pada terenggutnya Baghdad oleh bala
tentara Hulagu ditahun 1258. Faktor-faktor yang menyebabkannya adalah

a. Faktor Internal, muncul dari menguatnya materialisme, yaitu kegemaran penguasa


untuk menerapkan gaya hidup bermewah-mewahan.
b. Faktor Eksternal muncul dari ketidakpuasan tokoh dan intelektual dinegaranya.9

2. Periode Pertengahan

Periode peradaban islam fase pertengahan dibagi menjadi dua fase yaitu:

1). Fase kehancuran Dinasti Abbasiyah


Fase kehancuran Dinasti Abbasiyah disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor
internal dan faktor eksternal.
a. Faktor internal yaitu:
1. Perebutan kekuasaan di pemerintahan.
Perebutan kekuasaan di pemerintahan disebabkan karena adanya pertentangan
antara Arab dan non Arab. Ini menyebabkan konflik yang berkelanjutan bahkan
sampai menyebabkan kehancuran
2. Munculnya Dinasti – Dinasti kecil yang memerdekakan diri. Hal ini disebabkan
karena luasnya wilayah Dinasti Abbasiyah dan kurang nya kontrol dari penguasa
sehingga rakyat yang terpenggir merasa tidak di perhatikan dan melakukan
gerakan memerdekakan diri
3. Kemerosotan perekonomian. Semakin mengecilnya wilayah kerajaan Abbasiyah
dan diperingannya pajak menyebabkan pemasukan pada negara semakin
8
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam:sejarah pemikiran dan Gerakan, h,12
9
Ibid, h 12

5
mengecil ditambah dengan penguasa yang hidup bermewah mewahan
menyebabkan merosotnya ekonomi kerajaan Abbasiyah.
4. Munculnya aliran - aliran sesat dan fanatisme karena cita-cita orang Persia tidak
sepenuhnya tercapai untuk menjadi penguasa, maka kekecewaan itu mendorong
sebagian mereka mempropagandakan ajaran Manuisme, Zoroasterisme dan
Mazdakisme. Munculnya gerakan yang dikenal dengan gerakan Zindiq ini
menggoda rasa keimanan para Khalifah Al-Manshur yang berusaha keras
memberantasnya, beliau juga memerangi Khawarij yang mendirikan Negara
Shafariyah di Sajalmasah pada tahun 140 H. Setelah al Manshur wafat digantikan
oleh putranya Al-Mahdi yang lebih keras dalam memerangi orang-orang Zindiq
bahkan beliau mendirikan jabatan khusus untuk mengawasi kegiatan mereka
serta melakukan mihnah dengan tujuan memberantas bid'ah. Akan tetapi, semua
itu tidak menghentikan kegiatan mereka. Konflik antara kaum beriman dengan
golongan Zindiq berlanjut mulai dari bentuk yang sangat sederhana seperti
polemik tentang ajaran, sampai kepada konflik bersenjata yang menumpahkan
darah di kedua belah pihak.10
b. Faktor Eksternal
1. Perang salib yang berkepanjangan. Perang salib yang berlangsung dalam
beberapa gelombang atau periode telah banyak menelan korban dan menguasai
beberapa wilaya Islam. Setelah melakukan peperangan antara tahun 1097-1124
M mereka berhasil menguasai Nicea, Edessa, Baitul Maqdis, Akka, Tripoli dan
kota Tyre.
2. Serangan Mongolia ke Negeri Muslim dan Berakhirnya Dinasti Abbasiyah.

2). Fase 3 Kerajaan Besar Pasca Abbasiyah


a.Kerajaan Turki Usmani
Kerajaan Usmani di Turki atau bisa disebut dengan Turki Usmani awal
mulanya adalah pendatang dari Asia Tengah yang untuk sementara menetap di
Turkistan sebelum melanjutkan pengembaraan ke berbagai wilayah lainnya. Karena
tekanan serangan-serangan Mongol pada abad ke-13 M. Mereka melarikan diri ke
10
Ibid,h 13

6
daerah Barat dan mencari tempat pengungsian di tengah-tengah saudara-saudara
mereka, orang-orang Turki saljuk di dataran tinggi Asia kecil. mereka kemudian
mendapat perlindungan dari salah seorang Shah Khwarizmi, Jalal Al-din
Mangubirty, yang menunjuk suatu daerah padang rumput bagi kediaman mereka di
barat laut Armenia. Di sana, di bawah pimpinan Ertoghul, mereka mengabdikan diri
kepada Sultan Alauddin II, Sultan Saljuk yang kebetulan sedang berperang melawan
Bizantium. Berkat bantuan mereka, Sultan Alauddin mendapat kemenangan. Atas
jasa baik itu, Alauddin menghadiahkan sebidang tanah di Asia kecil yang berbatasan
dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus membina wilayah barunya dan memilih
kota Syukud sebagai ibu kota, di lembah Karasu serta di pegunungan Domanich dan
Ermenidagh.

Setalah Ertoghul meninggal dunia tahun 1289 M., kepemimpinan dilanjutkan


oleh putranya, Usman. Putra Ertoghul inilah yang dianggap sebagai pendiri kerajaan
Usmani. Usman memerintah antara tahun 1290 M dan 1326 M.

Pada tahun 1300 M. bangsa Mongol menyerang kerajaan Saljuk dan Sultan
Alauddin terbunuh. Kerajaan Saljuk Rum ini kemudian terpecah-pecah dalam
beberapa kerajaan kecil. Akibat kejadian ini, Usman pun menyatakan kemerdekaan
dan berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya. Sejak itulah kerajaan Usmani
dinyatakan berdiri, yang penguasa pertamanya adalah Usman sendiri dan selanjutnya
ia sering disebut juga dengan nama Usman 1. jadi, sepeninggal Sultan Alauddin
(Alauddin Kaikobad) pada tahun 1300 M itu Usman mengambil alih kekuasaan.

b. Kerajaan Syafawi di Persia

Kerajaan Safawi bermula dari perjuangan Shafi al-Din al-Ardabily ( 1252-


1334 M) yang telah mendirikan dan memimpin tarekat Safawiyah di Ardabil
Azerbaijan. Shafi al-Din dikenal sebagai murid yang taat dari seseorang Mursyid
syekh Taj al-In Ibrahim Zahidi (1218-1301 M) di kota Jilan dekat laut
Kaspia,kemudian ia dijadikan menantu oleh gurunya dan sepeninggal gurunya ia
menggantikan kedudukannya.

Tujuan tarekat ini pada awal berdirinya hanya untuk memerangi orang - orang
ingkar, kemudian memerangi golongan yang mereka sebut “ ahli- ahli bid’ah“
(yatim, 1994:139. Bandingkan dengan Hamka, 1981:60 ). Tetapi pada perkembangan

7
selanjutnya tidak bisa melepaskan urusan politik. Kegiatan politik dipertajam pada
pemerintahan Ismail, sehingga Ismail dianggap sebagai pendiri Kerajaan Safawi.
Dibentuk semacam kesatuan tentara agama atau Qizilbasy (si kepala merah) pada
pemerintahan Haidar. Dan Pada masa pemerintahan Syah Abbas (1588-1629)
Kerajaan Safawi mengalami puncak keemasaan. Tidak hanya meredam konflik
internal dan merebut wilayah yang melepaskan diri, tetapi Syah Abbas juga mampu
melebarkan wilayahnya ke Tabriz, Sirwan, dan kep.Harmuz, bahkan pelabuhan
Bandar Abbas. Syah Abbas ingin melepaskan diri dari ketergantungan
dukungan kekuatan militer Qizilbasy, maka ia membentuk kekuatan militer yang
terdiri dari budak Kaukakus dan Georgia. Strategi ini berhasil mengusir
kekuatan Uzbek di Khirazan pada tahun 1598.

c. Kerajaan Mughal di India

Didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530 M) di India. Babur diwarisi


daerah Ferghana dari ayahnya ketika berusia 11 tahun. Berdirinya Kerajaan
Mogul di India menimbulkan serangan dari Kerajaan Hindu, serangan ini dapat
dikalahkan oleh Babur. Babur memerintah selama 30 tahun, setelah wafat
digantikan putranya, Humayun yang hanya memerintah selama 9 tahun karena
kondisi dalam negeri tidak aman dengan munculnya pemberontakan. Humayun
meninggal dan digantikan oleh anaknya yang berusia 14 tahun, Akbar. Urusan
pemerintahan diserahkan kepada Bairam Khan. Ketika Akbar dewasa, ia
memperluas wilayah dengan menaklukan daerah Chundar, Ghond, Orisa, dan
Asingah. Pemerintahan dijalankan secara militeristik, pemimpin daerah dipimpin
Oleh seorang komandan (sipah saleh).11

3. Periode Modern

Periode ketiga yakni periode modern ( 1800 M - sekarang) periode ini disebut juga
periode pembaharuan karena merupakan zaman kebangkitan dan kesadaran umat Islam
terhadap kelemahan dirinya dan adanya untuk memperoleh kemajuan dalam berbagai
bidang, terutama dalam bidang pengetahuan dan teknologi.12
11
Ibid h,13
12

8
Dengan adanya penyimpangan-penyimpangan tersebut mendorong munculnya para
penggagas dan pembaharu muslim yang berusaha menyadarkan terhadap penyimpangan-
penyimpangan yang telah dilakukan agar kembali ke jalan yang di ridhoi Allah SWT.
Tokoh-tokoh tersebut antara lain adalah :

1). Muhammad bin Abdul Wahap

Beliau lahir di Nejd (Arab Saudi) pada tahun 1115 H (1703 M) dan wafat di
Daryah tahun 1201 H (1787 M) beliau seorang ulama besar yang produktif dengan
karangan bukunya tentang Islam.

2). Rifa’ah Badawi Rafi At Thawawi

Lahir di Tahta tahun 1801 M. Pemikirannya tentang ajaran Islam adalah antara
lain menyeru kepada umat Islam agar hidup di dunia tidak hanya memikirkan
kehidupan akhirat saja, tetapi harus juga memikirkan kehidupan dunia, agar umat
Islam tidak dijajah oleh bangsa lain.

3). Jamaludin Al-Afghani

Lahir di afganistan tahun 1838 M. wafat di Istanbul Turki tahun 1897 M.


pembaharuan pemikiran yang dimunculkan antara lain mengajak umat Islam kembali
kepada ajaran yang murni, mengajak para kaum wanita untuk bisa meraih kemajuan
dan bekerja sama dengan kaum laki-laki, kepemimpinan otokrasi diubah menjadi
demokrasi, artinya Islam menghendaki pemerintah republik yang didalamnya terdapat
kebebasan mengemukakan pendapat dan negara wajib tunduk kepada Undang-Undang
dan planisme yaitu persatuan dan kesatuan umat Islam harus ada karena hal tersebut
diatas segalanya.

A. Contoh Perkembangan Islam di Periode Modern


1). Perkembangan dibidang Budaya
Kebudayaan adalah hasil cipta, dan karsa dari manusia untuk manusia itu
sendiri. Dari masa ke masa kebudayaan semakin berkembang termasuk
didalamnya perkembangan budaya Islam yang meliputi arsitektur, sastra, dan
kaligrafi.

9
Saat Islam mengalami kemunduran, bangsa Eropa justru mengalami
kemajuan luar biasa dalam lapangan bidang kebudayaan, ekonomi, ilmu
pengetahuan, dan teknologi. Oleh karena itu, pada periode ini kondisi dunia Islam
berada dibawah pengaruh kolonialisme dan imperialisme Eropa tersebut.
Dalam perjalanan sejarah, baru pada pertengahan abad 20 M, dunia Islam
bangkit memerdekakan negerinya dari penjajahan. Periode ini memang
merupakan zaman kebangkitan kembali Islam setelah mengalami kemunduran
diperiode pertengahan. Adapun inspirasi kebangkitan dimulai pada saat Napoleon
Bonaparte menduduki Mesir di tahun 1798 M. meskipun penduduk tersebut tidak
berlangsung lama, tetapi hal itu meninggalkan kesan yang mendalam pada diri
umat Islam tentang kemajuan Eropa dan ketinggalan peradaban kaum muslimin.
Kesadaran inilah yang kemudian berubah menjadi sebuah upaya dan agenda besar
umat Islam diabad masa modern ini guna melakukan pembaharuan dan
modernisasi.

2). Perkembangan dibidang Agama


Masa modern ini memberikan landasan intelektual bagi pembaharuan
diberbagai bidang agama. Dalam istilah arab, pembaharuan dikenal dengan nama
tajdid. Adapun secara istilah tajdid diformulasikan sebagai upaya dan aktivitas
untuk mengubah kehidupan umat Islam dari keadaan yang hendak diwujudkan
demi upaya kesejahteraan baik didunia maupun diakhirat. Kata pembaharuan
Islam mempunyai makna modernisasi yaitu ajaran Islam yang bersifat relative dan
terbuka untuk perubahan serta pembaharuan.
Islam adalah agama yang memberi kebebasan kepada umatnya untuk
mengekspresikan diri asalkan sesuai dengan kaidah ajaran Islam dan sejalan
dengan tujuan penciptanya, yakni untuk beribadah kepada Allah SWT. Perjalanan
sejarah umat Islam telah membuktikan bahwa setiap saat ada umat yang
senantiasa memiliki posisi sebagai pemberi motivasi atau pembaru bagi
masyarakat.
Salah satu pelopor pembaru dalam dunia Islam arab adalah satu aliran yang
bernama Wahabiah yang sangat berpengaruh diabad ke 19. Pelopornya adalah
Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1787 M) yang berasal dari Nejed, Saudi
Arabia. Pemikiran yang dikemukakan oleh beliau adalah upaya untuk
memperbaiki kedudukan umat Islam dan merupakan reaksi terhadap paham tauhid
10
yang terdapat dikalangan umat Islam saat itu. Paham tauhid mereka telah
tercampur aduk oleh ajaran tarikan yang sejak abad ke 13 tersebar luas didunia.
Disetiap negara Islam yang dikunjunginya, beliau melihat makam Syekh
Tarika yang bertebaran. Setiap kota, kemakan itulah umat Islam pergi dan
meminta pertolongan dari syekh atau wali yang telah meninggal dunia dan
dipandang orang yang berkuasa . perbuatan ini merupakan paham Wahabiah
termasuk syirik karena permohonan tersebut tidak dipaham lagi dipanjatkan
kepada Allah SWT.
Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila Muhammad bin Abdul Wahab
memutuskan perhatiannya kepada persoalan ini. Ia memiliki pokok pemikiran
sebagai berikut “yang harus disembah hanyalah Allah SWT dan orang yang
menyembah selain darinya telah dinyatakan musyrik”. Kebanyakan orang Islam
bukan lagi penganut paham tauhid yang sebenarnya karena mereka meminta
pertolongan bukan lagi kepada Allah melainkan kepada syekh. Orang Islam yang
berperilaku demikian dinyatakan musyrik.
Untuk mengembalikan kemurnian tauhid tersebut maka Muhammad bin Abdul
Wahab membuat pemikiran-pemikiran yang dapat mempengaruhi perkembangan
pemikiran pembaharuan di abad ke 19 yaitu bahwasannya hanya Al-Qur’an dan
hadits yang merupakan sumber asli ajaran agama Islam. Pendapat ulama juga
merupakan sumber karena pintu ijtihad senantiasa selalu terbuka dan tidak
tertutup.
Muhammad bin Abdul Wahab merupakan pemimpin yang aktif berusaha
mewujudkan pemikirannya. Pemikiran Muhammad bin Abdul Wahhab ini juga
dikembangkan di Indonesia yang awalnya dibawa oleh haji asal Minangkabau
yaitu Haji Miskin, Haji Piobang, Haji Sumanik.

3). Perkembangan Politik


Terdapat 2 agenda pemburuan dalam masyarakat Islam tentang perkembangan
politik yaitu :
a. Persoalan internasional politik Islam
Jamaluddin Al-Afghani merupakan tokoh utama penggagas
internasionalisme. Menurut beliau umat Islam harus menyatukan barisan dan
kekuatannya dalam satu bentuk pan-Islamisme. Hal ini menjadi sangat penting
untuk membentengi diri umat Islam dari dominasi penjajahan Barat.
11
b. Persoalan hubungan agama dengan konsep negara dalam Islam
Respon umat Islam terhadap masalah ini muncul dalam 3 bentuk yaitu
pertama, respon kalangan modermis, yang artinya adalah bentuk negara Islam
di serahkan sepenuhnya kepada kebutuhan zamannya masing-masing. Kedua,
respon revivalis yang artinya adalah bentuk negara Islam harus dikembalikan
kedalam bentuk pengalaman awal sejarah umat Islam. Ketiga, respon sekularis
yang artinya adalah Islam tidak mengatur masalah-masalah kenegaraan, tidak
memerintahkannya, dan juga tidak melarangnya.

3). Perkembangan dibidang Ekonomi


Perekonomian penduduk yang merupakan syarat utama bagi kelangsungan
hidup dan hal ini disadari oleh kerajaan Usmani sebagai negara yang mengalami
awal masa pembaharuan. Maka dalam hal perekonomian kerajaan Usmani
melakukan hal- hal yang bertujuan menguasai beberapa jalur perdagangan dan
sumber produktif. 13

Bab III
Penutup

13
https://visiuniversal.blogspot.com

12
1. Kesimpulan

Secara umum peradaban Islam dapat dibagi dalam tiga periode besar, yakni periode
klasik, periode pertengahan, dan periode modern. Periode klasik ini dimulai pada tahun
650-1250 Masehi.

Periode klasik adalah periode yang dimulai dari zaman kenabian nabi yakni sejak
Allah menurunkan wahyu yang pertama kepada nabi Muhammad SAW dengan melalui
perantara malaikat Jibril digua hiro dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai penyangga
utamanya. Periode klasik merujuk pada masa kemajuan dan kejayaan islam yang dibagi
kedalam dua fase, yakni fase Ekspansi, Integrasi, dan kemajuan (650-1000 M) dan fase
disintegrasi (1000-1250 M).

Periode pertengahan dibagi mejadi dua fase. Pertama adalah fase kemunduran yang di
tandai dengan kemunduran Dinasti Abbasiyah. Dan kedua fase tiga kerajaan besar yaitu
kerajaan Turki Usmani, Kerajaan Persia, Kerajaan Mughal India

Periode ketiga yakni periode modern ( 1800 M - sekarang) periode ini disebut juga
periode pembaharuan karena merupakan zaman kebangkitan dan kesadaran umat Islam
terhadap kelemahan dirinya dan adanya untuk memperoleh kemajuan dalam berbagai
bidang, terutama dalam bidang pengetahuan dan teknologi.

2. Saran
Dengan adanya makalah ini kami penulis mengharapkan kepada para pembaca
mampu untuk memahami tentang sejarah peradaban Islam khususnya tentang tiga periode
ini.

13

Anda mungkin juga menyukai