Oleh:
Yusrida Elisabeth Sihombing, S.Kep
NIM. 2130913320019
NIM : 2130913320019
Mengetahui,
Definisi Etiologi
Intracerebral hemorrhage sangat sering terjadi ketika tekanan darah tinggi
Intracerebral hemorrhage (ICH) adalah perdarahan yang terjadi kronis melemahkan arteri kecil, menyebabkannya menjadi pecah. etiologi
akibat robeknya pembuluh darah yang ada dijaringan otak Intracerebral hemorrhage adalah hipertensi, kecelakaan yang menyebabkan
intracranial (Ibrahim, 2016). trauma kepala, fraktur depresi tulang tengkorak, gerak akselerasi dan
deselerasi tiba-tiba, cedera penetrasi peluru, jatuh, kecelakaan kendaraan
Manifestasi Klinis bermotor, malformasi arteri venosa, aneurisma, distrasi darah, obat, merokok,
Gejala yang sering tampak pada perdarahan intraserebral yaitu dll (Suryono, 2011).
penurunan kesadaran atau bertahap seiring dengan membesarnya
perdarahan, pola pernapasan dapat secara progresif menjadi Pemeriksaan Penunjang Faktor risiko ICH (Eric
abnormal, respon pupil tidak ada, muntah-muntah akibat 1. CT Scan Hartono, 2019)
peningkatan tekanan intrakranial, perubahan perilaku kognitif, 2. Pemeriksaan MRI 1. Hipertensi
dan perubahan fisik pada berbicara dan gerakan motorik dapat 3. Pemeriksaan Angiografi 2. Merokok
timbul segera atau perlahan. Nyeri kepala dapat muncul segera 4. Pemeriksaan Pungsi Lumbal 3. Konsumsi alcohol berlebih
atau bertahap seiring dengan peningkatan tekanan intracranial 5. EKG, Foto thorax 4. Hipokolesterolemia
(Ibrahim, 2016). 6. Pemeriksaan laboratorium 5. Obat-obatan
Penatalaksaan Medis 6. Penyakit ginjal kronis
1) Trombolitik(streptokinase) 7. Angiopati amyloid
Penatalaksanaan
2) Anti platelet/ anti thrombolitik (asetosol, Penatalaksaan Umum serebral
cilostazol, dipiridamol) 1) Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi lateral 8. Microbleeds serebral
3) Antikoagulan (heparin) decubitus bila disertai muntah. Boleh dimulai mobilisasi
4) Hemarrhagea (pentoxyfilin) bertahap apabila hemodinamik stabil.
5) Antagonis serotonin (noftidrofuryl) Komplikasi Stroke Hemoragik
2) Bebaskan jalan nafas dan usahakan ventilasi bila perlu (Haryono, 2019)
6) Antagonis calcium (nomodipin, piracetam) berikan oksigen 1-2 liter/menit bila ada hasil gas darah • Kelumpuhan/hilangnya
Penatalaksanaan Khusus/ Komplikasi 3) Kandungan kemih yang penuh dikosongkan kateter kekuatan otot
1) Atasi kejang (antikonvulsan) 4) Control tekanan darah, dipertahankan normal
• Gangguan proses
2) Atasi tekanan intrakranial yang meninggi 5) Suhu tubuh harus dipertahankan
berfikir/ mengingat
monitol, gliserol, furosemide, intubasi, 6) Nutrisi per oral hanya boleh diberikan setelah tes fungsi
steroid dll • Kesulitan berbicara dan
menelan, bila terdapat gangguan menelan atau pasien yang
3) Atasi dekompresi (kraniotomi) menelan
kesadaran menurun, dianjurkan pipi NGT
4) Untuk penatalaksanaan faktor resiko: • Hipertensi, decubitus
7) Mobilisasi dan rehabilitasi dini jika tidak ada kontraindikasi
a. Atasi hipertensi (anti hipertensi) dan gangguan respirasi
b. Atasi hiperglikemia (anti hiperglikemia) • Kematian
c. Atasi hiperurisemia (anti hiperurisemia)
PATHWAY
Hipertensi
Penambahan massa
Asuhan Keperawatan
Hambatan Mobilitas fisik Risiko Ketidakefektifan Ketidakefektipan Pola Nafas Kerusakan integritas kulit (00046)
(00085) perfusi jaringan otak (00201) (00032)
Keterbatasan dalam Gerakan Rentan mengalami penurunan Inspirasi dan/ ekspirasi yang Kerusakan pada epidermis dan/atau
fisik atau satu atau lebih sirkulasi jaringan otak yang tidak memberi ventilasi dermis
ekstremitas secara mandiri dan dapat mengganggu kesehatan adekuat NOC: Integritas Jaringan : Kulit
terarah NOC: Perfusi Jaringan NOC: Status & Membran Mukosa (1101)v
Cerebral (0406) Pernafasan (0415) Setelah dilakukan tindakan
NOC: Status Neurologi:
Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x2 jam,
Pusat control Motorik (0911)
keperawatan selama 1x60 keperawatan 1x24 jam, diharapkan permasalahan pasien
Setelah dilakukan tindakan
menit, diharapkan masalah permasalahan pasien dapat dapat teratasi dengan kriteria hasil:
keperawatan 1x24 jam,
teratasi dengan kriteria hasil:
permasalahan pasien dapat pasien dapat teratasi dengan 1. Kepatenan jalan nafas dari a. Lesi pada kulit dari cukup berat
teratasi dengan kriteria hasil: kriteria hasil: deviasi berat kisaran normal skala 2 menjadi tidak terganggu
1. Keseimbangan (skala 1 1. Tekanan darah sistolik dari (1) menjadi deviasi ringan skala 5
sangat terganggu menjadi deviasi berat kisaran normal kisaran normal (4) b. Integritas kulit dari cukup
skala 4 sedikit menjadi deviasi ringan 2. Penggunaan otot bantu terganggu skala 3 menjadi tidak
terganggu) kisaran normal (4) nafas dari deviasi berat terganggu skala 5
2. Gerakan bertujuan pada 2. Tekanan darah diastolik kisaran normal (1) menjadi c. Eritema dari cukup berat skala 2
perintah (skala 1 sangat dari deviasi berat kisaran deviasi ringan kisaran menjadi tidak terganggu skala 5
terganggu menjadi skala 4 normal menjadi deviasi normal (4) NIC: Pengecekan Kulit (3590)
sedikit terganggu) ringan kisaran normal (4) 3. Gangguan kesadaran dari 1. Periksa kulit terkait dengan
adanya kemerahan, kehangatan
NIC: Terapi Latihan: 3. Penurunan tingkat deviasi berat kisaran normal
ekstrim atau drainase
Keseimbangan (0222) kesadaran dari deviasi berat (1) menjadi deviasi ringan 2. Amati warna, kehangatan,
bengkkak, tekstur, edema pada
1. Evaluasi fungsi sensori kisaran normal menjadi kisaran normal (4)
ekstremitas
(melihat, mendengar dll deviasi ringan kisaran 4. Pernapasan cuping hidung 3. Gunakan alat pengkajian untuk
mengidentifikasi pasien yang
2. Tentukan kemampuan normal (4) dan retraksi dinding dada
berisiko mengalami kerusakan
pasien dalam 3 melakukan 4. Tekanan intrakranial dari dari deviasi berat kisaran kulit (misalnya, skala Braden)
4. Monitor warna dan suhu kulit
kegiatan keseimbangan deviasi berat kisaran normal normal (1)
5. Monitor sumber tekanan dan
3. Sediakan lingkungan yang menjadi deviasi ringan Manajemen Jalan nafas gesekan
6. Lakukan langkah-langkah untuk
aman untukLatihan, dan alat kisaran normal (4) (3140)
mencegah kerusakan lebih lanjut
seperti tongkat dll NIC: Pemberian Obat (2300) 1. Buka jalan napas dengan misalnya melapisi Kasur dan
menjadwalkan reposisi
1. Beritahu pasien tentang cara chin lift atau jaw thrust
jenis obat, alas an
4. Instruksikan pasien untuk pemberian obat hasil yang 2. Posisikan pasien untuk Perawatan Luka Tekan (3520)
melakukan latihan diharapkan dan efek memaksimalkan ventilasi 1. Catat karakteristik luka tekan
keseimbangan lanjutan obat dan meringankan sesak setiap hari, meliputi ukuran,
2. Cek alergi nafas tingkatan luka, lokasi, eksudat,
3. Bantu klien dalam 3. Monitor status pernafasan granulasi, dan epitelisasi
pemberian obat dan oksigenasi 2. Monitor warna, suhu,
kelembaban, udem, dan kondisi
NIC: Terapi Oksigen (3320)
area luka
1. Pertahankan kepatenan
3. Jaga agar luka tetap lembab untuk
jalan nafas
2. Siapkan peralatan oksigen membantu proses penyembuhan