Anda di halaman 1dari 100

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA NY. S DENGAN GASTRITIS AKUT


DI KOMPLEKS PEMUDA PERMAI KECAMATAN SELAT
KABUPATEN KAPUAS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Program Pendidikan Profesi Ners


Pada Stase Keperawatan Keluarga

Tanggal 07-12 Juni 2021

Oleh:
M Khoiru Rezal, S. Kep
NIM. 2030913310044

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2021
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


PADA NY. S DENGAN GASTRITIS AKUT
DI KOMPLEKS PEMUDA PERMAI KECAMATAN SELAT
KABUPATEN KAPUAS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Program Pendidikan Profesi Ners


Pada Stase Keperawatan Keluarga

Tanggal 07-12 Juni 2021

Oleh:
M Khoiru Rezal, S. Kep
NIM. 2030913310044

Banjarbaru, Juni 2021


Mengetahui
Dosen pembimbing,

Kurnia Rachmawati, Ns, MNSc


NIPK. 19841112201 701209 001
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah kesehatan yang kita hadapi sekarang ini adalah
penyakit saluran pencernaan seperti gastitis. Masyarakat pada umumnya
mengenal gastritis dengan sebutan penyakit maag yaitu penyakit yang
menurut mereka bukan suatu masalah yang besar, misalnya jika merasakan
nyeri perut maka mereka akan langsung mengatasinya dengan makan nasi,
kemudian nyerinya hilang. Penyakit gastritis ini bila tidak di atasi dengan
cepat maka dapat menimbulkan perdarahan (hemorha gastritis) sehingga
banyak darah yang keluar dan berkumpul di lambung, selain itu juga dapat
menimbulkan tukak lambung, kanker lambung sehingga dapat
menyebabkan kematian (Hastuti, 2010).
Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan yang ada di
masyarakat dan masalah kesehatan saluran pencernaan yang banyak terjadi
dimasyarakat. Badan penelitian kesehatan dunia WHO mengadakan
tinjauan terhadap beberapa Negara di dunia dan mendapatkan hasil
presentasedariangkankejadian gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%,
China 31%, Jepang14,5%, Kanada 35% dan Perancis 29,5% (Gustin,
2013). Gastritis yang terjadi di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah
penduduk setiap tahunnya (Yulida dkk, 2013). Di Indonesia prevalensi
gastritis sebanyak 0,99% dan insiden gastritis sebesar 115/100.000
penduduk (Putri dkk, 2014). Presentase angka kejadian gastritis di
Indonesia menurut WHO adalah 40,8%. Angkakejadian gastritis pada
beberapa daerah di Indonesia pada tahun 2015cukup tinggi dengan
prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk.
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia (2016) Gastritis merupakan
salah satu penyakit di dalam sepuluh penyakit terbanyak pada pasien rawat
inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah penderita penyakit
gastritis 30.154 kasus (4,9%). Dari penelitian yang dilakukan oleh
Departemen Kesehatan RI angka kejadian gastritis di beberapa kota seperti
di kota Medan mencapai 91,6%, Surabaya 31,2%, Denpasar 46%, Jakarta
50%, Bandung 32,5%, Aceh 31,7%, Pontianak 31,2%sedangkan di
Palembang 35,3% (Dwi et al, 2015).
Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang dapat
bersifat akut, kronik difus atau lokal. Dua jenis gastritis yang umum terjadi
adalah gastritis akut dan gastritis kronik (Nasrullah, 2015). Gastritis
merupakan gangguan kesehatan dimana pada umumnya didiagnosis
berdasarkan gejala klinis bukan pemeriksaan histopatologi saja. Gastritis
erosive atau ulserasi lambung atau duodenum yang telah mencapai sistem
pembuluh darah lambung atau duodenum dapat terjadi secara akut atau
kronis (Priyanto, 2009). Kekambuhan yang berulang dapat menyebabkan
terjadi penyakit lanjutan seperti kanker lambung dan perdarahan pada
lambung (Saefani dkk, 2012). Kekambuhan dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor, diantaranya stress dan dukungan keluarga. Kekambuhan
gastritis dapat dipengaruhi oleh pola dan kebiasaan makan yang salah serta
kurangnya aktivitas fisik sehingga dapat menimbulkan stress (Handayani
dkk, 2011).
Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut, seperti beberapa
jenis obat, alkohol, bakteri, virus, jamur, stress akut, radiasi, alergi atau
intoksikasidari bahan makanan dan minuman, garam empedu, iskemia dan
traumalangsung (Muttaqin, 2011). Garam empedu terjadi pada saat kondisi
refluks garam empedu dari usus kecil ke mukosa lambung sehingga
menimbulkan respon peradangan mukosa. Iskemia berhubungan dengan
akibat penurunan aliran darah ke lambung, trauma langsung lambung
berhubungan dengan keseimbangan antara agresi dan mekanisme
pertahanan untuk menjaga integritas mukosa, yang dapat menimbulkan
respon peradangan pada mukosa lambung. Secara patofisiologi, ada
beberapa faktor yang menyebabkan kerusakan mukosa lambung meliputi:
kerusakan mukosal barrier, yang menyebabkan difusi balik ion H+
meningkat, perfusi mukosa lambung yang terganggu, dan jumlah asam
lambung yang tinggi (Muttaqin, 2011). Manifestasi klinis gastritis akut
dapat bervariasi dari keluhan abdomen yangtidak jelas, seperti anoreksia,
bersendawa, atau mual, sampai gejala yang lebih berat seperti nyeri
epigastrium, muntah, perdarahan, dan hematemesis (Nasrullah, 2015).
Nyeri merupakan salah satu manifestasi klinis yang terjadi pada
pasien gastritis. Nyeri yang dirasakan adalah nyeri ulu hati atau nyeri
epigastrium. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkanakibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial
(Nasrullah, 2015). Secara umum tanda dan gejala yang sering terjadi pada
pasienyangmengalami nyeri dapat tercermin dari perilaku pasien misalnya
suara (menangis, merintih, menghembuskan nafas), ekspresi wajah
(meringis, menggigit bibir, dll), pergerakan tubuh (gelisah, otot tegang,
mondar-mandir, dll), interaksi sosial (menghindaripercakapan, disorientasi
waktu) (Judha, 2012). Secara garis besar nyeri dibagi menjadi 2 yaitu
nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut biasanya awitannya tiba-tiba dan
umumnya berkaitan dengan cedera spesifik, waktunya kurang dari enam
bulan dan biasanya kurang dari satu bulan. Nyeri kronik adalah nyeri
konstan atau intermiten yang menetap sepanjang suatu periode waktu.
Nyeri kronis berlangsung selama enam bulan atau lebih (Potter &
Perry, 2006 dalam Nasrullah, 2015). Peran perawat sangat diperlukan
untuk mempertahankan derajat kesehatan klien pada taraf setinggi-
tingginya sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan, sehingga klien
tersebut masih dapat memenuhi kebutuhan dengan mandiri (Mubarak,
2013).
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik
untuk melakukan asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang
mengalami gastritis

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk memberikan Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga tentang
Gastritis
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memahami Asuhan Keperawatan Keluarga tentang
Gastritis
b. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada konsep asuhan
keperawatan keluarga tentang Gastritis
c. Mampu merumuskan masalah keperawatan pada konsep asuhan
keperawatan keluarga tentang Gastritis
d. Mampu menentukan intervensi keperawatan pada konsep asuhan
keperawatan keluarga tentang Gastritis
e. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada konsep asuhan
keperawatan keluarga tentang Gastritis
f. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada konsep asuhan
keperawatan keluarga tentang Gastritis
g. Mampu mendokumentasikan semua tindakan keperawatan pada
konsep asuhan keperawatan keluarga tentang Gastritis

C. Manfaat (Jika ada tambahan silahkan ditambahkan)


1. Manfaat Teoritis
Sebagai bahan pustaka yang dapat memberikan gambaran tingkat
pengetahuan tentang Gastritis di masyarakat.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Sebagai pengalaman langsung dalam pembuatan laporan asuhan
keperawatan, khususnya mengenai pengetahuan tentang Gastritis
b. Bagi Masyarakat
Hasil laporan ini di harapkan dapat memberikan pengetahuaan
masyarakat tentang Gastritis
c. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan pustaka yang dapat memberikan gambaran
pengetahuan mengenai Gastritis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


1. Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menjadi
klien (penerima) asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam
menentukan asuhan keperawatan yang diperlukan oleh anggota keluarga
yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit akan menjadi sia-sia
jika tidak dilanjutkan dengan perawatan di rumah secara baik dan benar
oleh klien atau keluarganya. Secara empiris, hubungan antara kesehatan
anggota keluarga terhadap kualitas kehidupan keluarga sangat
berhubungan atau signifikan (Efendi F & Makhfudli, 2009).
Keluarga menempati posisi di antara individu dan masyarakat,
sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga,
perawat mendapat dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah
memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan kedua adalah memenuhi
kebutuhan masyarakat. Perawat harus memperhatikan nilai-nilai yang
dianut keluarga, budaya keluarga, serta berbagai aspek yang terkait dengan
apa yang diyakin dalam keluarga tersebut (Efendi F & Makhfudli, 2009).
Banyak ahli menguraikan pengertian tentang keluarga sesuai dengan
perkembangan sosial yang terjadi di masyarakat. Beberapa ahli tersebut di
antaranya sebagai berikut (Efendi F & Makhfudli, 2009):
a. Marilyn M. Friedmen (1998) yang menyatakan bahwa keluarga adalah
kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dimana individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.
b. Duval dan Logan (1986) menguraikan bahwa keluarga adalah
sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi
yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari
tiap anggota keluarga.
c. Salvicion G. Balion dan Aracelis Maglaya (1978) menjelaskan bahwa
keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi.
Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran
masing, dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Berdasarkan ketiga pengertian para ahli di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah sebagai berikut (Efendi
F & Makhfudli, 2009):
a. Terdiri atas dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan, atau adopsi
b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka
tetap memperhatikan satu sama lain
c. Mempunyai tujuan menciptakan dan mempertahankan budaya serta
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota
keluarga yang lain.
Uraian di atas menunjukkan bahwa keluarga juga merupakan suatu
sistem. Sebagai suatu sistem, keluarga mempunyai anggota yaitu ayah,
ibu, dan anak atau semua individu yang tinggal di dalam rumah tangga
tersebut. Anggota keluarga tersebut saling berinteraksi, interelasi, dan
interpendensi untuk mencapai tujuan bersama. Keluarga merupakan sistem
yang terbuka sehingga dapat dipengaruhi oleh supra-sistemnya seperti
lingkungan (masyarakat). Sebaliknya, sebagai subsistem dari lingkungan
(masyarakat), keluarga dapat memengaruhi masyarakat (supra-sistem)
(Efendi F & Makhfudli, 2009).

2. Keluarga Sebagai Sasaran Pelayanan Keperawatan


Berikut ini merupakan latar belakang mengapa keluarga dijadikan
sebagai sasaran pelayanan keperawatan (Efendi F & Makhfudli, 2009):
a. Keluarga dipandang sebagai sumber daya kritis untuk menyampaikan
pesan-pesan kesehatan.
b. Keluarga sebagai satu kesatuan
Keluarga dipandang sebagai suatu kesatuan dari sejumlah
angota keluarga, berada dalam satu ikatan dan saling memengaruhi.
Jika perawat tidak meahami ketika melakukan pengkajian terhadap
setiap anggota keluarga, maka perawat tersebut tidak akan
mendapatkan data yang dibutuhkan, mengingat data anggota keluarga
yang satu dengan yang lainnya saling memengaruhi. Contonya, jika
salah satu anggota keluarga ingin melanjutkan sekolah di luar negeri
dan ia harus meninggalkan orang-orang yang selama ini dianggap
dekat, maka hal tersebut akan berdampak pada orang yang
meninggalkan ataupun orang-orang yang ditinggalkan (homesick
syndrome). Perubahan yang terjadi bisa dimulai dengan menurunnya
nafsu makan, kesedihan yang berlarut-larut, menurunnya prestasi
belajar dan lainnya.
c. Hubungan yang kuat dalam keluarga dengan status kesehatan
anggotanya
Peran anggota keluarga sangat penting dalam tahap-tahap
perawatan kesehatan, mulai dari tahapan peningkatan kesehatan,
pencegahan, pengobatan, sampai dengan rehabilitasi. Contohnya,
keluarga yang peduli akan kesehatannya akan memperhatikan
pemberian makanan dengan gizi seimbang pada anggotanya.
Memberikan imunisasi sebagai upaya pencegahan pada anak-anaknya.
d. Keluarga sebagai tempat penemuan kasus dini
Adanya masalah kesehatan pada salah satu anggota keluarga
akan memungkinkan munculnya faktor risiko pada anggota keluarga
yang lainnya. Contohnya, dalam keluarga ditemukan kasus
tuberkulosis paru pada anak sulungnya, maka anggota keluarga yang
lainnya juga berisiko tinggi terkena penyakit sama.
e. Individu dipandang dalam konteks keluarga
Seseorang dapat lebih memahami peran dan fungsinya apabila ia
dipandang dalam konteks keluarga. Contohnya, peran seorang anak
yang sedang beranjak dewasa dan akan menikah berubah menjadi
peran suami atau calon ayah bagi keluarganya.
f. Keluarga sebagai sumber dukungan sosial bagi anggota keluarga
lainnya
Dukungan sosial sangat diperlukan oleh setiap individu di dalam
setiap siklus kehidupannya. Dukungan sosial akan semakin
dibutuhkan pada saat seseorang sedang menghadapi masalah atau
sakit, disinilah peran anggota keluarga diperlukan untuk menjalani
masa-masa sulit dengan cepat.

3. Kesehatan Keluarga Sebagai Tujuan Keperawatan Kesehatan


Keluarga
Peningkatan status kesehatan keluarga merupakan tujuan yang ingin
dicapai dalam memeberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, agar
keluarga tersebut dapat meningkatkan produktivitasnya, bila produktivitas
keluarga meningkat diharapkan kesejahteraan keluarga akan meningkat
pula. Tujuan utama dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan
keluarga adalah (Effendy N, 1998):
a. Tujuan umum: untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam
memelihara kesehatan keluarga mereka sehingga dapat meningkatkan
status kesehatan keluarganya (Effendy N, 1998). Secara umum, tujuan
asuhan keperawatan keluarga adalah ditingkatnya kemampuan keluarga
dalam mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri (Suprajitno,
2004).
b. Tujuan khusus:
1) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi
masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga
2) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi
masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluarga
3) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya
4) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam
mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya
5) Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu
hidupnya

4. Struktur Keluarga
a. Elemen struktur keluarga menurut Friedman
1) Struktur peran keluarga.
Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga baik
didalam keluarganya sendiri maupun peran dilingkungan
masyarakat. Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan
sesuai dengan posisi sosial yang diberikan, yang dimaksud dengan
posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya
sebagai suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang peran ini
tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu dengan baik.
Ada beberapa anak yang terpaksa harus mencari nafkah untuk
memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang lain sedangkan orang
tua mereka entah kemana atau malah berdiam diri di rumah
(Murwani, 2007).
2) Nilai atau norma keluarga
Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini
dalam keluarga. Nilai merupakan suatu sistem, sikap, dan
kepercayaan yang secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota
keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu
pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah
pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem
nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku
yang dapat dipelajari, dibagi, dan ditularkan dengan tujuan untuk
menyelesaikan masalah (Murwani, 2007).
3) Pola dan proses komunikasi keluarga.
Menggambarkan bagaimana cara pola komunikasi diantara orang
tua, orang tua dan anak, diantara anggota keluarga ataupun dalam
keluarga. Pola interaksi keluarga yang berfungsi: (1) bersifat
terbuka dan jujur, (2) selalu menyelesaikan konflik keluarga, (3)
berpikiran positif, dan (4) tidak mengulang-ulang isu dan pendapat
sendiri. Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk: (1)
karakteristik pengirim: yakin dalam mengemukakan sesuatu atau
pendapat, apa yang disampaikan jelas dan berkualitas, selalu
meminta dan menerima umpan balik. (2) Karakteristik penerima:
siap mendengarkan, memberi umpan balik, melakukan validasi
(Murwani, 2007).
4) Struktur kekuatan keluarga
Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk
mengendalikan atau mempengaruhi orang lain dalam perubahan
perilaku ke arah positif.
b. Ciri-ciri struktur keluarga
1) Terorganisasi
Keluarga adalah cerminan organisasi, dimana masing-masing
anggota keluarga memiliki peran dan fungsi masing-masing
sehingga tujuan keluarga dapat tercapai. Organisasi yang baik
ditandai dengan adanya hubungan yang kuat antara anggota sebagai
bentuk saling ketergantungan dalam mencapai tujuan.
2) Keterbatasan
Setiap anggota keluarga memiliki peran dan tanggung jawabnya
masing-masing sehingga dalam berinteraksi setiap anggota tidak
semena-mena, tetapi mempunyai keterbatasan yang dilandasi oleh
tanggung jawab masing-masing anggota keluarga.
3) Perbedaan dan kekhususan
Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukan masing-
masing anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi yang
berbeda dan khas seperti halnya peran ayah sebagai pencari nafkah
utama, peran ibu yang merawat anak-anak.
c. Dominasi struktur keluarga
1) Dominasi jalur hubungan darah
a) Patrilineal Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui
jalur garis ayah. Suku-suku di Indonesia rata-rata menggunakan
struktur keluarga patrilineal.
b) Matrilineal Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui
jalur garis ibu. Suku padang salah satu suku yang yang
mengunakan struktur keluarga matrilineal.
2) Dominasi keberadaan tempat tinggal
a) Patrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan
keluarga sedarah dari pihak suami.
b) Matrilokal
Keberadaan tempat tinggal satu keluarga yang tinggal dengan
keluarga sedarah dari pihak istri.
3) Dominasi pengambilan keputusan
a) Patriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak suami.
b) Matriakal
Dominasi pengambilan keputusan ada pada pihak istri

5. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga


Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Duval 1985 dan
Friedman 1998, ada 8 tahap tumbuh kembang keluarga, yaitu:
a. Tahap I: Keluarga Pemula. Keluarga pemula merujuk pada pasangan
menikah/tahap pernikahan. Tugas perkembangan keluarga saat ini
adalah membangun perkawinan yang saling memuaskan, meng
hubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, merencanakan
keluarga berencana.
b. Tahap II: Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai
umur 30 bulan). Tugas perkembangan keluarga pada tahap II, yaitu
membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit, mempertahankan
hubungan perkawinan yang memuaskan, memperluas persahabatan
dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua kakek
dan nenek dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga besar
masing-masing pasangan.
c. Tahap III: Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua
berumur 2-6 tahun). Tugas perkembangan keluarga pada tahap III,
yaitu memenuhi kebutuhan anggota keluarga, mensosialisasikan anak,
mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang sehat
dalam keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan norma
kehidupan, mulai mengenalkan kultur keluarga, menanamkan
keyakinan beragama, memenuhi kebutuhan bermain anak.
d. Tahap IV: Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13
tahun). Tugas perkembangan keluarga tahap IV, yaitu
mensosialisasikan anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya, mempertahankan
hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan
kesehatan fisik anggota keluarga, membiasakan belajar teratur,
memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas sekolah.
e. Tahap V: Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20
tahun). Tugas perkembangan keluarga pada tahap V, yaitu
menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan kembali hubungan
perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-
anak, memberikan perhatian, memberikan kebebasan dalam batasan
tanggung jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.
f. Tahap VI: Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup
anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah). Tahap
ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan tugas
perkembangan keluarga antara lain : memperluas siklus keluarga
dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapat dari hasil
pernikahan anak-anaknya, melanjutkan untuk memperbaharui dan
menyelesaikan kembali hubungan perkawinan, membantu orang tua
lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan istri.
g. Tahap VII: Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan).
Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir atau kematian salah satu pasangan.
Tahap ini juga dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun
dan berakhir pada saat pasangan pensiun. Tugas perkembangannya
adalah menyediakan lingkungan yang sehat, mempertahankan
hubungan yang memuaskan dan penuh arah dengan lansia dan anak-
anak, memperoleh hubungna perkawinan yang kokoh.
h. Tahap VIII: Keluarga dalam tahap pensiunan dan lansia. Dimulai
dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun
terutama berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan
berakhir dengan pasangan lain meninggal. Tugas perkembangan
keluarga adalah mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan,
menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan
hubungan perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan
pasangan dan mempertahankan ikatan keluarga antara generasi.

6. Tipe Keluarga
Menurut Allender dan Spradley (2001):
a. Keluarga tradisional
1) Keluarga Inti (nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami,
istri, dan anak kandung atau anak angkat
2) Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga inti ditambah
dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya
kakek, nenek, paman, dan bibi
3) Keluarga dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa
anak
4) Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
dengan anak kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena
perceraian atau kematian
5) Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang
dewasa saja
6) Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri
yang berusia lanjut.
b. Keluarga non tradisional
1) Commune family yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah
hidup serumah
2) Orang tua (ayah/ ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak
hidup bersama dalam satu rumah
3) Homoseksual yaitu dua individu yang sejenis kelamin hidup bersama
dalam satu rumah tangga

7. Fungsi Keluarga Fungsi


Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) dalam Setiawati dan Darmawan
(2005), yaitu:
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan
pemeliharaan kepribadian anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi bercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi
pada anak, membentuk nilai dan norma yang diyakini anak,
memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak,
meneruskan nilai-nilai budaya anak.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga dalam
melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta
menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental, dan
spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga serta
mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.
d. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang,
pangan, dan papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber
daya keluarga.
e. Fungsi biologis
Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskn keturunan
tetapi untuk memelihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan
generasi selanjutnya.
f. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih saying
dan rasa aman/ memberikan perhatian diantara anggota keluarga,
membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan memberikan
identitas keluarga.
g. Fungsi pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan
pengetahuan, keterampilan membentuk perilaku anak, mempersiapkan
anak untuk kehidupan dewasa mendidik anak sesuai dengan tingkatan
perkembangannya.

8. Tugas Keluarga
Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan. Asuhan
keperawatan keluarga mencantumkan lima tugas keluarga sebagai paparan
etiologi/ penyebab masalah dan biasanya dikaji pada saat penjajagan tahap
II bila ditemui data maladaptif pada keluarga (Suprajitno, 2004).
a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, termasuk bagaimana
persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian,
tanda dan gejala, faktor penyebab dan persepsi keluarga terhadap
masalah yang dialami keluarga.
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh
mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah,
bagaimana masalah dirasakan keluarga, bagaimana keluarga
menanggapi masalah yang dihadapi, adakah rasa takut terhadap akibat
atau adakah sifat negative dari keluarga terhadap masalah kesehatan,
bagaimana system pengambilan keputusan yag dilakukan keluarga
terhadap anggota keluarga yang sakit.
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,
seperti bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat, dan
perkembangan perawatan yang diperlukan, sumber-sumber yang ada
dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang
sakit.
d. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan seperti
pentingnya hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit
yang dilakukan keluarga. Upaya pemeliharaan lingkungan yang
dilakukan keluarga, kekompakan anggota keluarga dalam menata
lingkungan dalam dan lingkungan luar rumah yang berdampak
terhadap kesehatan keluarga.
e. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan, seperti kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan
dan fasilitas pelayanan kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan yang
ada, keuntungan keluarga terhadap penggunaan fasilitas kesehatan,
apakah pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah
pengalaman yang kurang baik yang dipersepsikan keluarga. Sasaran
asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga-keluarga yang rawan
kesehatan, yaitu keluarga yang mempunyai masalah kesehatan atau
yang berisiko terhadap timbulnya masalah kesehatan. Sasaran dalam
keluarga yang dimaksud adalah individu sebagai anggota keluarga dan
keluarga itu sendiri.

9. Istilah dalam keluarga


a. Keluarga Sejahtera
Keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah,
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak,
bertakwa kepada Tuhan YME, memiliki hubungan serasi, selaras, dan
seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan
lingkungan.
1) Prasejahtera
Keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara
minimal atau belum seluruhnya terpenuhi seperti:spiritual, pangan,
sandang, papan, kesehatan dan KB
2) Sejahtera I
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara
minimal, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial
psikologisnya seperti kebutuhan akan pendidikan, KB, interaksi
dalam keluarga, interaksi lingkungan tempat tinggal, dan
transportasi.
3) Sejahtera II
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan
kebutuhan sosial psikologisnya tetapi belum dapat memenuhi
kebutuhan pengembangan, seperti kebutuhan untuk menabung dan
memperoleh informasi
4) Sejahtera III
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial
psikologis dan pengembangan, tetapi belum dapat memberikan
sumbangan yang teratur bagi masyarakat atau kepedulian sosialnya
belum terpenuhi seperti sumbangan materi, dan berperan aktif dalam
kegiatan masyarakat
5) Sejahtera III plus
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial
psikologis dan pengembangan, dan telah dapat memberikan
sumbangan yang teratur dan berperan aktif dalam kegiatan
kemasyarakatan atau memiliki kepedulian sosial yang tinggi.
b. Kemandirian keluarga
Sikap mental dalam hal berupaya meningkatkan kepedulian masyarakat
dalam pembangunan, mendewasakan usia perkawinanan, membina dan
meningkatkan ketahanan keluarga, mengatur kelahiran dan mengembangkan
kualitas dan kesejahteraan keluarga, berdasarkan kesadaran dan tanggung
jawab.
1) Keluarga Mandiri Tingkat I
a) Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan.
2) Keluarga Mandiri Tingkat II
a) Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan
c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara
benar
d) Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan.
3) Keluarga Mandiri Tingkat III
a) Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan
c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara
benar
d) Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan
e) Memanfaatkan fasilitas yankes secara aktif
f) Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif.
4) Keluarga Mandiri Tingkat IV
a) Menerima petugas perawatan kesehatan komunitas
b) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan
c) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya secara
benar
d) Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan
e) Memanfaatkan fasilitas yankes secara aktif
f) Melaksanakan tindakan pencegahan secara aktif
10. Peran Perawat Keluarga
a. Pendidik
Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar
keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara
mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga.
b. Koordinator
Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang
komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk
mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar
tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.
c. Pelaksana
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik
maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan
langsung. Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui anggota
keluarga yang sakit. Perawat dapat mendemonstrasikan kepada keluarga
asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat
melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit
d. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visite atau
kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan
pengkajian tentang kesehatan keluarga.
e. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah
kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, maka
hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus
bersikap terbuka dan dapat dipercaya
f. Kolaborasi
Perawat komunitas juga harus bekerja dama dengan pelayanan rumah
sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap
kesehatan keluarga yang optimal
g. Fasilitator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk
meningkatkan derajat kesehatannya. Agar dapat melaksanakan peran
fasilitator dengan baik, maka perawat komunitas harus mengetahui
sistem pelayanan kesehatan (sistem rujukan, dana sehat, dll)
h. Penemu kasus
Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak
terjadi ledakan atau wabah.
i. Modifikasi lingkungan
Perawat komunitas juga harus dapat mamodifikasi lingkungan,
baik lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat, agar dapat
tercipta lingkungan yang sehat.

11. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga


I. Tahap Pengkajian
Sumber informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan metode:
a. Wawancara keluarga
b. Observasi fasilitas rumah
c. Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga (dari ujung rambut ke ujung
kaki)
d. Data sekunder, seperti contoh: hasil laboratorium, hasil X-Ray, pap
semar dan lain-lain)
Hal-hal yang perlu dikaji dalam keperawatan keluarga adalah:
a. Data Umum
1) Nama kepala keluaga
2) Usia
3) Alamat dan telepon
4) Pekerjaan kepala keluarga
5) Pendidikan kepala keluarga
6) Komposisi keluarga
7) Genogram
8) Tipe Keluarga
9) Suku bangsa
10) Agama
11) Status sosial ekonomi
12) Aktivitas rekreasi keluarga
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3) Riwayat keluarga inti saat ini dan sebelumnya
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga komunitas
3) Mobilitas keluarga
4) Perkumpulan keluarga dari interaksi dengan masyarakat
5) Sistem pendukung keluarga
d. Pengkajian Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
3) Struktur peran
4) Nilai atau norma keluarga
e. Fungsi Keluarga
1) Pengkajian Fungsi Afektif
2) Fungsi Sosialisai
3) Fungsi Perawatan Kesehatan
4) Fungsi Reproduksi
5) Fungsi Ekonomi
f. Stress dan Koping Keluarga
1) Stresor jangka pendek dan panjang
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor
3) Strategi koping konstruktif yang digunakan
4) Strategi adaptasi disfungsional
g. Pemeriksaan Fisik
h. Harapan Keluarga
II. Perumusan Diagnosis Keperawatan Keluarga
Tipologi dari diagnosis keperawatan:
a. Aktual (Terjadi defisit/gangguan kesehatan), dari hasil pengkajian
didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan
b. Resiko (ancaman kesehatan), sudah ada data yang menunjang namun
belum terjadi gangguan.
c. Potensial (Keadaan sejahtera/”Wellness”), suatu keadaan dimana keluarga
dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.
Etiologi dari diagnosis keperawatan keluarga berdasarkan hasil pengkajian
dari tugas perawatan kesehatan keluarga. Khusus untuk mendiagnosis
keperawatan potensial (sejahtera / “wellness”) boleh menggunakan/ tidak
menggunakan etiologi.
Skoring:
1) Tentukan skore untuk setiap kriteria
2) Skore dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot :
Skore
X Bobot
Angka tertinggi

3) Jumlahkan skore untuk semua kriteria

No. Kriteria Skala Bobot Scoring Pembenaran


1. Sifat masalah 3 1 2/3 x 1 =
ancaman 2/3
kesehatan
1 = Sejahtera
2 = Resiko
3 = Kurang
Sehat/Tidak
Sehat
2. Kemungkina 2 2 2/2 x 2 =
n masalah 2
dapat diubah:
2 = Mudah
1 = Sebagian
0 = Tidak
dapat diubah
3. Potensial 3 1 2/3 x 1 =
masalah 2/3
untuk diubah:
3 = Tinggi
2 = Cukup
1 = Rendah
4. Menonjolnya 2 1 0/2 x 1 =
masalah; 1
2 = Harus
segera diatasi
1 = Tidak
perlu segera
0 = Masalah
tidak
dirasakan
oleh keluarga
Total 4 1/3

III. Perencanaan Keperawatan Keluarga


Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang
menyangkut tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria
dan standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil
yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus
yang ditetapkan.

IV. Tahap Tindakan Keperawatan Keluarga


Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal di bawah
ini :
1) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan
kebutuhan kesehatan dengan cara :
 Memberikan informasi
 Mengidentifikasikan kebutuhan dan harapan tentang kesehatan.
 Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
2) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat,
dengan cara:
 Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan.
 Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga.
 Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.
3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit,
dengan:
 Mendemonstrasikan cara perawatan.
 Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah.
 Mengawasi keluarga melakukan perawatan.
4) Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat, dengan cara :
 Menentukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga.
 Melakukan perubahan lingkyngan keluarga seoptimal mungkin.
5) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada,
dengan cara :
 Mengenakan fasilitas kesehatan yabg ada dilingkungan keluarga.
 Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

V. Tahap Evaluasi
Pada umumnya, tahap evaluasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
evaluasi kuantitatif dimana evaluasi ini menekankan pada jumlah pelayanan
atau kegiatan yang telah diberikan. Sedangkan evaluasi kualitatif adalah
evaluasi yang difokuskan pada tiga dimensi yang saling berkaitan yaitu:
evaluasi struktur yaitu berhubungan dengan tenaga atau bahan yang
diperlukan dalam suatu kegiatan, evaluasi proses adalah evaluasi yang
dilakukan selama kegiatan berlangsung dan evaluasi basil merupakan basil
dan pemberian asuhan keperawatan.
Adapun metode yang sering dipakai untuk menentukan apakah tujuan
dari tindakan keperawatan yang telah tercapai adalah sebagai berikut :
1) Observasi langsung metode ini merupakan metode yang paling valid
untuk menentukan adanya perubahan yaitu bila interpretasi yang subyektif
dan pengamat dapat dikurangi dan menggunakan instrument yang tepat
dan tujuan yang telah ditetapkan mengenai proses atau hasil.
2) Memeriksa laporan atau record mengenai test diagnostik yang
menunjukkan perubahan dalam status kesehatan klien
3) Wawancara untuk menentukan perubahan sikap dan tingkah laku
yang rumit, wawancara dapat disusun dan diberikan kepada keluarga yang
berperan penting.
4) Latihan stimulasi, berguna untuk menentukan perkembangan kesanggupan
untuk mengerti seperti kecakapan dalam membuat keputusan, menanggapi
masalah dan menganalisa masalah.
Untuk menentukan keberhasilan suatu tindakan keperawatan yang
diberikan pada keluarga adalah dengan pedoman SOAP sebagai tuntunan
perawat dalam melakukan evaluasi adalah:
Subyektif: Pernyataan atau uraian keluarga, klien atau sumber lain
tentang perubahan yang dirasakan baik kemajuan atau kemunduran setelah
diberikan tindakan keperawatan.
Obyektif: Data yang bisa diamati dan diukur memalui teknik observasi,
palpasi, perkusi dan auskultasi, sehingga dapat dilihat kemajuan atau
kemunduran pada sasaran perawatan sebelum dan setelah diberikan tindakan
keperawatan.
Analisa: Pernyataan yang menunjukkan sejauh mana masalah
keperawatan ditanggulangi.
Planning: Rencana yang ada dalam catatan perkembangan merupakan
rencana tindakan hasil evaluasi tentang dilanjutkan atau tidak rencana tersebut
sehingga diperlukan inovasi dan modifikasi bagi perawat.

B. KONSEP GASTRITIS
A. Pengertian
Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut,
kronik difus atau lokal, dengan karakteristik anoreksia, perasaan penuh di perut
(begah), tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan muntah. Gastritis
(penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam lambung
yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan
imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada
ulu hati (Ardiansyah, 2012).

B. Etiologi
Etiologi dari gastritis ini adalah sebagai berikut (Muttaqin dan Sari, 2011):
a. Obat-obatan
Pemakaian obat anti inflamasi nonsteroid seperti aspirin, asam mefenamat,
aspilet dalam jumlah besar.Obat anti inflamasi non steroid dapat memicu
kenaikan produksi asam lambung, karena terjadinya difusi balik ion
hidrogen ke epitel lambung.Selain itu jenis obat ini juga mengakibatkan
kerusakan langsung pada epitel mukosa karena bersifat iritatif dan sifatnya
yang asam dapat menambah derjat keasaman pada lambung (Sukarmin,
2013).
b. Minuman beralkohol
Bahan etanol merupakan salah satu bahan yang dapat merusak sawar pada
mukosa lambung.Rusaknya sawar memudahkan terjadinya iritasi pada
mukosa lambung (Rahayuningsih, 2010).
c. Terlalu banyak merokok
Asam nikotinat pada rokok dapat meningkatkan adhesi thrombusyang
berkontribusi pada penyempitan pembuluh darah sehingga suplai darah ke
lambung mengalami penurunan.Penurunan ini dapat berdampak pada
produksi mukosa yang salah satu fungsinya untuk melindungi lambung
dari iritasi.
d. Uremia
Ureum pada darah dapat mempengaruhi proses metabolisme di dalam
tubuh terutama saluran pencernaan (gastrointestinal uremik). Perubahan
ini dapat memicu kerusakan epitel mukosa lambung (Rahayuningsih,
2010).
e. Infeksi Sistemik
Pada infeksi sistemik toksik yang dihasilkan oleh mikroba akan
merangsang peningkatan laju metabolik yang berdampak pada
peningkatan aktivitas lambung dalam mencerna makanan. Peningkatan
HCl lambung dalam kondisi seperti ini dapat meicu timbulnya perlukaan
pada lambung.
f. Infeksi mikroorganisme
Infeksi mikroorganismeKoloni bakteri yang menghasilkan toksik dapat
merangsang pelepasan gastrin dan peningkatan sekresi asam lambung
seperti bakteri Helycobacter pylori.
g. Trauma Mekanik
Trauma mekanik yang mengenai daerah abdomen seperti benturan saat
kecelakaan yang cukup kuat juga dapat menjadi penyebab gangguan
kebutuhan jaringan lambung.Kadang kerusakan tidak sebatas mukosa,
tetapi juga jaringan otot dan pembuluh darah lambung sehingga pasien
dapat mengalami perderahan hebat, trauma juga bisa disesabkan
tertelannya benda asing yang keras dan sulit dicerna.
h. Stress berat
Stress psikologi akan meningkatkan aktivitas saraf simpatik yang dapat
merangsang peningkatan produksi asam lambung. Peningkatan HCl dapat
dirangsang oleh mediator kimia yang dikeluarkan oleh neuron simpatik
seperti epinefrin.
i. Iskemia
Kondisi iskemia dan syok hipovolemia mengancam mukosa lambung
karena penurunan perfusi jaringan lambung yang dapat mengakibatkan
nekrosis lapisan lambung.

C. Klasifikasi
Klasifikasi gastritis dibedakan menjadi dua yaitu (Sharif, 2014):
a. Gastritis akut
Gastritis akut adalah proses peradangan jangka pendek dengan konsumsi
agen kimia atau makanan mengganggu dan merusak mukosa gastrik.
b. Gastritis kronis
1) Gastritis tipe A: mampu menghasilkan imun sendiri, tipe ini dikaitkan
dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mucosa. Penurunan
pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibody. Anemia
Pernisiosa berkembang dengan proses ini.
2) Gastritis tipe B lebih lazim, tipe ini dikaitkan dengan infeksi bakteri
helocobakter pylori, yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.

D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis gastritis yaitu (Wijaya dan Yessie, 2013):
a. Manifestasi Klinis Akut
1)Keluhan dapat bervariasi, kadang tidak ada keluhan tertentu sebelumnya
dan sebagiab besar hanya mengeluh nyeri epigastrium yang tidak hebat
2)Kadang disertai dengan nausea dan vomitus
3)Anoreksia
4)Gejala yang berat: nyeri epigastrium hebat, pendarahan, vomitus,
Hematemisis
b. Manifestasi Klinis Kronik
1) Perasaan penuh pada abdomen
2) Anoreksia
3) Distress epigastrik yang tidak nyata
4) Nyeri ulu hati, nyeri ulkus peptik
5) Keluhan-keluhan anemia

E. Pemeriksaan
Pemeriksaan Diagnostik pada pasien Gastritis yaitu (Adriansyah, 2012):
a. Pemeriksaan darah lengkap, bertujuan untuk mengetahui adanya anemia
b. Pemeriksaan serum vitamin B12, bertujuan untuk mengetahui adanya
defisiensi B12
c. Analisa feses, bertujuan untuk mengetahui adanya darah dalam feses.
d. Analisa gaster, bertujuan untuk mengetahui kandungan HCl lambung.
Acholohidria menunjukkan adanya gastritis atropi
e. Uji serum antibody, bertujuan mengetahui adanya antibodi sel parietal dan
faktor intrinsik lambung terhadap Helicobacter pylori.
f. Endoscopy, biopsy dan pemeriksaan urine biasanya dilakukan bila ada
kecurigaan berkembangnya ulkus peptikum
g. Sitologi, bertujuan untuk mengetahui adanya keganasan sel lambung

F. Penatalaksanaan
Menurut Bruner dan Suddarth (2002), mengatakan Penatalaksanaan gastritis
yaitu:
a. Gastritis Akut
1) Menginstruksikan pasien untuk menghindari alcohol makanan sampai
gelaja berkurang.
2) Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi
dianjurkan.
3) Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parental.
4) Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau
alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisiran agen
penyebab.
Terapi pendukung mencakup intubasi, analgesik dan sedatif, antasida, serta
cairan intravena. Endoskopi fiberoptik mungkin diperlukan. Pembedahan
darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren atau jaringan
perforasi.
b. Gastritis Kronis
1) Diatasi dengan memodifikasi diet pasien.
2) Meningkatkan istirahat.
3) Mengurangi setres.
4) Memulai farmakoterapi

7. Komplikasi
Komplikasi penyakit gastritis menurut (Muttaqin & Sari, 2011) antara lain:
1.Perdarahan saluran cerna bagian atas yang merupakan kedaruratan medis.
2.Ulkus peptikum, jika prosesnya hebat.
3.Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah berat.
4.Anemia pernisiosa, keganasan lambung
PATHWAY GASTRITIS

Obat-obatan (NSAID, aspirin H. phylori Kafein


sulfanomida steroid, digitalis)

Mengganggu pembentukkan
Mengganggu pembentukkan Melekat pada epitel lambung
Menurunnya produksi
sawar mukosa lambung
sawar mukosa lambung bikarbonat (HCO3-)

Menghancurkan lapisan
mukosa sel lambung
Menurunkan kemampuan
protektif terhadap asam

Menurunnya barier lambung


terhadap asam dan pepsin

Menyebabkan difusi kembali


asam lambung & pepsin

Inflamasi Erosi mukosa


lambung

Nyeri epigastrium

Mukosa lambung Menurunnya tonus &


kehilangan integritas peristaltik lambung
Menurunnya sensori jaringan
untuk makan
Nyeri Akut

Refluks isi duodenum ke


Anoreksia Perdarahan lambung

Mual Dorongan ekspulsi isi


lambung ke mulut

Muntah

Ketidakseimbangan
DefisienVolume
Nutrisis: Kurang dari
Cairan
Kebutuhan Tubuh
ASUHAN KEPERAWATAN
GASTRITITS
Pengkajian Diagnosis Keperawatan
1. Identitas 1. Nyeri Akut (00132)
2. Keluhan Utama 2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang
3. Riwayat Penyakit dari Kebutuhan Tubuh (00002)
4. Pola Fungsional Gordon
3. Defisien Volume Cairan (00027)
5. Pemeriksaan Fisik
4. Mual (00134)

Nyeri Akut
NOC: Kontrol Nyeri Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan NOC: Status nutrisi: asupan makanan dan cairan (1008)
nyeri pasien terkontrol dengan kriteria hasil:
1. Mampu mengenali nyeri (faktor predisposisi, intensitas, lokasi, skala dan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam, klien mampu
waktu meningkatkan nutrisi kebutuhan tubuh dengan kriteria hasil:
2. Mampu mengontrol nyeri
1. Intake makanan klien adekuat
NIC: Manajemen Nyeri
1. Lakukan pengkajian nyeri pada pasien mulai dari karakteristik, durasi, 2. Intake minuman klien adekut
kualitas dan faktor predisposisi nyeri
NIC: Manajemen nutrisi (1100)
2. Lakukan observasi reaksi non verbal pasien yang dirasakan akibat nyeri dan
observasi rasa nyaman pasien 1. Perawat melakukan kolaborasi dengan ahli gizi dalam penentuan
3. Lakukan kontrol terkait lingkungan yang dapat membuat nyeri bertambah nutrisi sesuai keperluan klien dan jumlah kalori yang dibutuhkan
seperti bising dan pencahayaan
4. Ajarkan pasien mengenai teknik manajemen nyeri non farmakologi 2. Memantau intake makanan dan minuman
5. Evaluasi keefektifan manajemen nyeri 3. Perawat meminta klien untuk makan sering walaupun dengan porsi sedikit
6. Tingkatkan istirahat
NIC: Administrasi Analgesik
1. Lakukan pengecekan tentang instruksi yang diberikan dokter
mengenaijenis obat, dosis dan frekuensi
2. Pantau tanda-tanda vital pasien baik sebelum dan sesudah diberikan
analgesik
3. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai anjuran
4. Evaluasi efektivitas pemberian analgesik
Defisien Volume Cairan (00027) Mual (00134)
NOC: Keseimbangan cairan
NOC: Kontrol Mual & Muntah (1618)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan Setelah dilakukan intervensi keperawatan, selama 1 x 30 menit
defisien volume cairan dapat teratasi dengan kriteria hasil: diharapkan mual dapat teratasi, dengan kriteria hasil:
1. Mengenali onset mual
1. Tekanan vena sentral dalam batas normal
2. Mengenali pencetus muntah
2. Tekanan darah dalam batas normal 3. Menghindari bau yang tidak menyenangkan
3. Turgor kulit baik 4. Menggunakan obat antiemetik seperti yang direkomendasikan
NOC: Hidrasi NIC: Manajemen Mual (1450)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan 1. Dorong pasien untuk memantau pngalaman diri terhadap muntah
defisien volume cairan dapat teratasi dengan kriteria hasil: 2. Dorong pasien untuk belajar strategi mengatasi mual sendiri
1. Kelembapan membran mukosa baik 3. Lakukan penilaian lengkap terhadap mual, termasuk frekuensi,
2. Pengeluaran urine dalam batas normal durasi, tingkat keparahan, dan faktor pencetus
NIC: Manajemen Cairan 4. Evaluasi pengalaman masa lalu individu terhadap mual
1. Timbang popok/pembalut jika diperlukan 5. Kendalikan faktor yang dapat menyebabkan mual
2. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat 6. Ajarkan penggunaan non farkamologi untuk menghilangkan
3. Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, mual (relaksasi, distraksi)
tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan 7. Tingkatkan istirahat dan tidur yang cukup untu memfasilitasi
pengurangan mual.
NIC: Manajemen Cairan
1. Timbang popok/pembalut jika diperlukan.
2. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat.
3. Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan.
4. Monitor TTV.
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, M. 2012. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: DIVA

Press

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih

bahasa: Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I made

karyasa. Jakarta: EGC

Hastuti, S. 2010. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Formaldehid Pada Ikan

Asin di Madura. Jurnal Agrointek. 4(2):132-137

Mubarak, Wahid Iqbal. 2015. Ilmu Pengantar Komunitas. Jakarta: Salemba

Medika

Muttaqin dan Sari. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem

Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika

Putri, I.G.A dkk. 2015. Kualitas Sate Lilit yang Beredar di Pasar Tradisional

Karangasem, Bali Ditinjau dari Staphylococcus aureus. Bali: Jurusan

Biologi, F.MIPA, Universitas Udayana

Yulida, Erna dkk. 2013. Gambaran Derajat Inflamasi Sel Radang dan

Infeksi Hellicobacter Phylori pada Biopsi Lambung Pasien Gastritis.

Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol. 9 No. 1


BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA Ny.S DENGAN GASTRITIS AKUT

A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Tanggal Pengkajian : Selasa, 8 Juni 2021
b. Nama Kepala Keluarga : Tn. P
c. Umur : 51 tahun
d. Alamat Kepala Keluarga : Jl. Pemuda Permai, Kompleks Pemuda
Permai, Blok A 2, Kecamatan Selat
e. Pekerjaan : Perawat (PNS)
f. Pendidikan : DIII
g. Komposisi Keluarga :
Status Imunisasi
N Hubungan Umur Hepa Cam
Nama JK Pendidikan Polio BCG DPT
o dengan KK (thn) Titis pak Ket.
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1 Tn.P L Suami 51 DIII √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Lengkap

2 Ny.S P Istri 47 S1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Lengkap

3 Tn.I L Anak I 26 DIII √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Lengkap

4 An.D L Anak II 18 SMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Lengkap

5 An. P P Anak III 10 SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Lengkap


Genogram:

Tn.P Ny.
S

Keterangan:
= Laki-laki = Hubungan Saudara
= Perempuan = Perempuan Meninggal
= Hubungan Pernikahan = Keturunan
= Tinggal Serumah = Klien
= Cerai = Laki-laki meninggal

Penjelasan:
Ny. S merupakan anak ke 1 dari 5 bersaudara dan merupakan istri dari
Tn.P. Ny. S mempunyai 3 orang anak, anak pertama laki-laki sudah
bekerja di Kota Palangkaraya, anak kedua (laki-laki) dan anak ketiga
(perempuan) tinggal serumah dengan Ny. S dan Tn.P di Kota Kapuas.

2. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Ny.S yaitu Keluarga Inti yang mana dalam satu kelurga
terdiri dari suami, istri, dan anak yang hidup dalam satu rumah.

3. Suku Bangsa
Keluarga Ny.S bersuku Jawa dan Bangsa Indonesia

4. Agama
Keluarga Ny.S beragama Islam dan aktif mengikuti kegiatan keagamaan,
saat dikaji keluarga Tn. P memiliki jadwal pengajian setiap malam selasa
dan jumat secara online (sejak pandemi).

5. Kebiasaan Diet
Ny. S biasanya di rumah makan nasi beserta lauk pauknya 4-5 kali sehari
dengan porsi sedikit-sedikit dan menghindari makan pedas, Tn.P makan 2
kali sehari dengan porsi 1 piring penuh dengan nasi dan lauk pauk. Anak
kedua suka makan sayur dan makan selalu lahap serta suka makan sambal.
Dan anak terakhir tidak suka makan nasi dan sayur, kesukaan makan
jajanan.

6. Status Sosial Ekonomi (berdasarkan pekerjaan, pendidikan, dan


pendapatan)
Penghasilan keluarga Ny.S di peroleh dari Tn.P dan Ny.S yang bekerja
sebagai PNS dengan penghasilan total Rp.8.000.000 - Rp.8.500.000. Anak
kedua Ny. S sekarang menunggu masuk PTN dan anak ketiga sekolah di
SD yang jaraknya sekitar 500 meter dari rumah.

7. Rekreasi keluarga
Rekreasi yang dilakukan Ny.S selain menonton TV, main HP, dan
kadang jalan-jalan ke Banjarmasin. Tn.P sering melakukan berkebun
tanaman di depan rumahnya dan memelihara ikan hias di kolam depan
rumahnya.

8. Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap VI: Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup
anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah). Tahap
ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan tugas
perkembangan keluarga antara lain : memperluas siklus keluarga
dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapat dari hasil
pernikahan anak-anaknya, melanjutkan untuk memperbaharui dan
menyelesaikan kembali hubungan perkawinan, membantu orang tua
lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan istri.

b. Tahap Perkembangan yang belum terpenuhi


Tidak ada tahap perkembangan yang belum terpenuhi

9. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti


Anggota Riwayat Kesehatan Dahulu Riwayat Kesehatan Saat Ini
Keluarga
Tn.P Tn.P memiliki penyakit Kesehatan Tn.P saat ini
hipertensi, tetapi tidak pernah sedang sehat dan dapat
hipertensi yang dialami Tn.P beraktivitas seperti biasanya
mengakibatkan keluhan, dan dan saat dilakukan
dari hasil pengkajian Tn.P pengkajian Tn.P sedang
memiliki riwayat batuk dan merawat tanaman di halaman
pilek 1 bulan lalu. rumah.
Ny.S Ny.S memiliki penyakit maag Ny.S sekarang masih
akut yang dialami tanggal 15 mengeluhkan nyeri ulu hati
Mei 2021 sampai sekarang, dan nafsu makan kurang
keluhan maag seperti sakit ulu baik.
hati, mual, dan muntah.
Ketika keluhan itu muncul
maka Tn.P langsung
membelikan obat di apotek.
Tetapi pengobatan tersebut
tidak diimbangi dengan
makan yang cukup, Ny.S
kurang nafsu makan sehingga
hanya makan sangat sedikit.
Ny.S mengatakan jika
sebelum sakit maag, beliau
memiliki banyak pikiran dan
makan tidak teratur, serta
jarang istirahat.
An.D An.D memiliki riwayat Kesehatan An.D saat ini baik
penyakit Demam Thyfoid dan dan merasa sehat. Bisa
1 bulan lalu mengalami batuk beraktivitas seperti biasanya.
dan pilek setelah pola Dan banyak menghabiskan
makannya tidak dijaga dengan waktu di rumah (akibat
baik. pandemi)

10. Riwayat Kesehatan Keluarga sebelumya.


Ny.S mengatakan di dalam keluarganya memiliki riwayat penyakit
Hipertensi yaitu ayah Ny.S dan ayah Tn.P. Akan tetapi tidak ada keluarga
yang menderita Stroke, DM, dan kolesterol. Dari hasil pengkajian, Ny.S
mengatakan jika sakit maka keluarga memilih untuk meminum obat yang
dimiliki atau membeli obat di apotek berhubung Tn.P adalah seorang
perawat.

11. Data Lingkungan


a. Karakteristik rumah
Rumah keluarga Ny.S merupakan rumah tipe rumah permanen (beton)
status kepemilikan milik sendiri, ukuran rumah cukup luas. Jumlah
ruangan di rumah keluarga Ny.S terdapat 2 kamar tidur, 1 ruang makan
dan dapur, serta 1 ruang tamu, 1 garasi, 1 ruang beribadah, 1 ruang cuci
baju. Terdapat banyak sekali jendela di rumah. Data lingkungan dalam
rumah keluarga Tn..P lantai terlihat bersih, venitilasi terlihat sangat
baik, pencahayaan bagus, rumah terlihat rapi, cahaya matahari masuk
ke bagian ruang tamu dan kamar. Dapur: dapur di rumah Tn.P terlihat
bersih rapi, air yang digunakan untuk memasak adalah air galon, limbah
dapur yang ada setelah memasak dikumpulkan di plastik sampah dan di
letakkan di depan rumah karen ada petugas kebersihan yang akan
mengumpulkan sampah. Kamar Mandi: kamar mandi di rumah Tn.P
terlihat bersih lantai tidak licin, air yang digunakan adalah air PDAM,
fasilitas yang ada dalam kamar mandi lengkap seperti sabun, sikat gigi,
cermin, dan lain lain. WC yang digunakan adalah WC jongkok yang
pembuangannya ke septic tank. Di belakang, kanan, kiri rumah Tn.P
berdampingan dengan rumah warga setempat. Di bagian depan terdapat
kolam ikan berukuran 1 x 4 meter, dan terdapat taman bunga di
halaman.

Denah Rumah:

WC/Kamar
pur
Da

Baju
Cuci
Mandi

R.
Maka
Meja

R. Ibadah
Kamar Ruang Keluarga

Kamar Ruang Tamu


Garasi

Kolam Ikan
Teras Rumah
Ket:
Taman Bunga

: Pintu

: Jendela

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas Desa


Keluarga Ny.S tinggal di daerah perkotaan, akses menuju rumah
sangat mudah bisa dilalui roda dua dan roda 4, jalan menuju rumah
Ny.S beraspal, mayoritas warga bekerja sebagai PNS dan rata-rata
berpenghasilan menengah ke atas.
Fasilitas yang ada di komunitas adalah mushola yang jaraknya
dekat dari rumah Ny.S Tidak ada pasar di sekitar wilayah tempat
tinggal Ny.S dan jarak rumah dengan RS sekitar 1 Km dan bisa
ditempuh dengan mobil atau kendaraan roda 2.

c. Mobilitas Geografis Keluarga


Keluarga Ny.S pernah berpindah dari rumah yang di diami
sekarang, sejak awal menikah tinggal di Desa Terusan sampai tahun
2008, dan mulai tahun 2009 sampai 2021 tinggal di rumah yang
didiaminya sekarang yaitu di Kompleks Pemuda Permai.

12. Struktur keluarga


a. Struktur Peran (formal dan informal)
Tidak ada peran secara formal, sehingga tidak terjadi konflik, peran secara
informal Tn.P berperan sebagai kepala keluarga dalam rumah tangga.
b. Nilai dan Norma keluarga
Ny.S menjunjung nilai-nilai yang diajarkan agama yang di anutnya. Ny.S
jarang kontrol kesehatannya ke fasilitas kesehatan karena kesibukannya.
Pada saat Ny.S sakit, beliau dirawat di rumah saja dan minum oyang dibeli
dari apotek. Bahkan pemberian terapi intravena pada saat awal-awal sakit
maag pun Ny.S di rumah saja yang dilakukan oleh Tn.P.
c. Pola Komunikasi
Pola komunikasi di keluarga Ny.S berfungsi dengan baik. Keluarga Ny.S
berinteraksi sehari-hari menggunakan bahasa Jawa. Keluarga Ny.S saling
berkomunikasi secara terbuka apabila ada masalah keluarga berusaha
memecahkan masalahnya bersama-sama. Anggota keluarga saling bertukar
pendapat, saling mendengarkan keluhan, masalah yang di hadapi dan
perasaan masing-masing. Ny.S tinggal dengan suami, anak kedua dan
ketiga.
d. Struktur Kekuatan Keluarga
Untuk pengambil keputusan dilakukan oleh Tn.P selaku kepala keluarga
dan juga dilakukan pembicaraan terlebih dahulu dengan Ny.S sehingga
didapat keputusan yang terbaik untuk bersama.

13. Fungsi Keluarga


a. Fungsi Afektif
Semua anggota keluarga Ny.S saling mendukung dan saling menghargai
keputusan pada setiap anggota keluarga, anggota keluarga saling
menyayangi dan menghormati antara anggota keluarga. Hubungan antar
keluarga baik dan sangat dekat, saling memperhatikan.
b. Fungsi Sosial
Ny.S dan Tn.P selalu hadir dalam kegitan pengajian setiap malam selasa
dan malam jumat walau pun via daring.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
1) Mengenal Masalah
Ny.S dan keluarga lumayan mengenal masalah kesehatan terutama
masalah penyakitnya saat ini yaitu maag dikarenakan Tn.P adalah
seorang perawat.
2) Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Dalam keluarga Ny.S dalam mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan kesehatan seperti pengobatan di rumah saja atau perlu
membawa ke fasilitas pelayanan kesehatan di lakukan oleh Tn.P
selaku kepala keluarga.
3) Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Dari hasil pengkajian, Ny.S selama sakit dirawat oleh Tn.P dan An.D.
Selain merawat Tn.P dan An.D smenggantikan tugas rumah tangga
seperti mencuci piring dan baju, memasak, dan lain lain.
4) Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah
yang sehat
Dari hasil pengkajian keluarga Ny.S sudah mampu memodifikasi
lingkungan rumah yang sehat. Kebersihan ruangan bersih, barang-
barang sudah terletak pada tempatnya, tidak ada yang berserakan.
Modifikasi lingkungan selama Ny.S sakit adalah memindahkan
beberapa perabotan dapur seperti tremos dan teko untuk
mempermudah membuat minuman hangat untuk diminum oleh Ny.S.
5) Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan yang sehat
Keluarga Ny.S jarang memeriksakan kesehatan ke puskesmas untuk
memeriksa kondisinya, dan ketika ingin memeriksa kesehatannya
cukup kepada suaminya saja. Dan pada saat sakit maag sekarang Ny.S
pun enggan ke fasilitas pelayanan kesehatan karena menurut beliau
cukup perawatan di rumah saja.
d. Fungsi Ekonomi
Penghasilan keluarga didapatkan dari Tn.P dan Ny.S diakumulasikan
berkisar Rp.8.000.000 – Rp.8.500.000/ bulan. Dan pengeluaran tiap
bulannya kisaran Rp.4.000.000 – Rp.5.000.000. Selama Ny.S sakit,
pengeluaran keluarga Tn.P tidak mengalami pengeluaran berlebihan,
mungkin hanya pengeluaran tambahan yaitu untuk membeli obat.
e. Fungsi Keluarga
a. Asah
Tn.P memenuhi kebutuhan keluarganya mulai dari tempat tinggal,
tetapi untuk pendidikan anak-anaknya dimulai SD hingga saat ini
anaknya sudah ada yang lusus SMA, dan Diploma.
b. Asih
Keluarga saling memberikan kasih sayang dengan saling berkumpul
saat bersama jika anak-anaknya pulang dengan makan bersama di
rumah atau hanya menonton TV.
c. Asuh
Pemeliharaan dan perawatan kesehatan keluarga Ny.S dilakukan
dengan cukup baik agar kesehatan selalu terpelihara.
d. Fungsi Pendidikan
Ny.S sekolah sampai jenjang Sarjana. Sementara Suaminya (Tn.P)
dan anak pertamanya (Tn.I) sekolah sampai jenjang Diploma, dan
anak anaknya sedang menjalni pendidikan SD dan baru saja lulus
SMA.
e. Fungsi Religius
Ny.S mengganggap agama sebagai suatu unsur terpenting dalam
hidup dan menjadi pondasi dasar dalam menjalani kehidupan.

14. Koping Keluarga


a. Stressor jangka pendek dan panjang
Ny.S mengatakan pada tahun ini khawatir dengan anaknya yang akan
melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, takut akan berpisah
dengan anak keduanya yang berniat untuk sekolah ke luar pulau. Dan
Ny.S mengeluhkan jika maagnya tidak sembuh-sembuh, padahal sudah 3
minggu.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Terhadap stressor yang di alami Ny.S biasanya akan bercerita kepada
suaminya atau curhat kepada adiknya yang bernama Ny.Su
c. Strategi koping yang digunakan
Koping anggota keluarga Ny.S sangat baik yaitu saling mendukung dan
merespon bila terjadi masalah dalam keluarga.
d. Strategi adaptasi fungsional
Keluarga Ny.S kurang memanfaatkan fasilitas kesehatan, ketika Ny.S sakit
maag maka dilakukan perawatan di rumah saja, dan cukup membeli obat
di apotek.

15. Harapan Keluarga


Keluarga Ny.S berharap kesehatan dirinya dan suaminya semakin membaik
dan anak-anaknya selalu sehat wal afiat. Ny.S mengatakan ingin
mendapatkan informasi terkait penyakitnya supaya dapat mengubah pola
hidup yang kurang baik, dan untuk mengurangi nyeri akibat maag selain
menggunakan obat. Ny.S juga mengatakan menginginkan anaknya juga
diberikan informasi terkait gatritis karena sebentar lagi akan kuliah ke luar
pulau. An.D mengatakan ingin menambah informasi terkait kesehatan
terutama masalah nutrisi dan pencernaan karena hal tersebut masalah
kesehatan yang sering dialami oleh anak kos.
16. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe
No Komponen Tn.P Ny.S An.D
1. Kepala Inspeksi: rambut tebal, Inspeksi: rambut tebal, Inspeksi: rambut tebal,
pendek, dan bewarna panjang, sedikit beruban, tampak bersih dan rapi,
dominan putih rambut tampak bersih terdapat beberapa rambut
putih (uban)
2. Mata Konjungtiva tidak anemis, Konjungtiva tidak anemis, Konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik, dapat sklera tidak ikterik, dapat sklera tidak ikterik, dapat
mengikuti arah. Pandangan mengikuti arah. mengikuti arah.
tidak kabur Menggunakan alat bantu Pandangan tidak kabur
kaca mata untuk membaca
3. Hidung Nampak simetris, tidak Nampak simetris, tidak Nampak simetris, tidak
terlihat sekret atau terlihat sekret atau terlihat sekret atau kemerahan
kemerahan kemerahan
4. Telinga Kedua telinga simetris, Kedua telinga simetris, tidak Kedua telinga simetris, tidak
tidak ada serumen. Tidak ada serumen. Tidak ada serumen. Tidak
mengalami penurunan mengalami penurunan mengalami penurunan
pendengaran. pendengaran. pendengaran
5. Mulut Mukosa bibir lembab, gigi Mukosa bibir lembab, gigi Tidak ompong, gigi bersih
masih untuh dan tidak masih untuh, dan tidak dan tidak ompong
ompong ompong
6. Leher & Tidak nampak pembesaran Tidak nampak pembesaran Tidak nampak pembesaran
Tenggorokan vena jugularis, tidak vena jugularis, tidak tampak vena jugularis, tidak tampak
tampak deviasi trakea deviasi trakea deviasi trakea
7. Dada Dada Simetris, tidak ada Dada Simetris, tidak ada Dada Simetris, tidak ada
retraksi dinding dada, retraksi dinding dada, tidak retraksi dinding dada, tidak
tidak ada massa atau ada massa ada massa
benjolan
8. Abdomen Perut sedikit buncit, tidak Perut sedikit buncit, tidak Perut datar, tidak ada masa
ada massa teraba. ada massa teraba, nyeri pada teraba.
ulu hati
P: Lambat makan
Q: Seperti ditusuk-tusuk
R: Daerah ulu hati
S: Nyeri skala 5
T: Hilang timbul
9. Punggung Tidak ada kelainan pada Tidak ada kelainan pada Tidak ada kelainan pada
tulang belakang tulang belakang tulang belakang
10. Ekstremitas Tidak ada masalah pada Tidak ada masalah pada Tidak ada masalah pada
ekstermitas atas atau ekstermitas atas atau bawah ekstermitas atas atau bawah
bawah
11. Kulit Kulit berwarna cokelat, Kulit berwarna putih, Tidak Kulit berwarna cokelat, Tidak
ada kelainan pada kulit ada kelainan pada kulit
No Komponen Tn.P Ny.S An.D
Tidak ada kelainan pada
kulit
12. Kuku Kuku tampak pendek dan Kuku tampak pendek dan Kuku tampak pendek dan
bersih bersih bersih
13. T: 36,5oC T: 36,7oC T: 36,6oC
Tanda-tanda TD: 140/90 mmHg TD: 110/80 mmHg TD: 115/70 mmHg
vital HR: 90 x/menit HR: 80 x/menit HR: 83 x/menit
RR: 19 x/menit RR: 18 x/menit RR: 19 x/menit
14. BB: 70 kg BB : 64 kg BB: 55 kg
BB, TB/PB
TB: 166 cm TB : 150 cm TB: 170 cm
15. Pemeriksaan - - -
Lab
16. Keadaan Kesadaran kompos mentis Kesadaran kompos mentis Kesadaran kompos mentis
Umum
17 Obat-obatan Captopril Antasida Doen, Paracetamol Tidak ada
yang
dikonsumsi
B. ANALISIS DATA
DATA ETIOLOGI PROBLEM
DS : Agens cedera Nyeri Akut pada
 Klien mengatakan pada tanggal 15 Mei 2021 bilologis Ny.S (00132)
sampai sekarang masih mengalami maag
 Klien mengatakan nyeri di ulu hati, dan nafsu
makan berkurang

DO :
 Pasien nampak meringis menahan nyeri
 Pengkajian PQRST
P: Lambat makan
Q: Seperti ditusuk-tusuk
R: Ulu hati (daerah prosesus xipoideus)
S: Nyeri skala 5 dari 10 (nyeri sedang)
T: Nyeri hilang timbul
Ds : Kesiapan
 Ny.S mengatakan memiliki riwayat penyakit Meningkatkan Literasi
Kesehatan pada Ny.S
maag 1 bulan lalu dan sampai saat ini masih dan An.D (00262)
dirasakan
 Pada saat ini Ny.S mengkonsumsi obat anatasida
doen 2 kali sehari, setiap sebelum makan.
 Ny.S mengatakan ingin mendapatkan informasi
terkait penyakitnya supaya tidak dapat mengubah
pola hidup yang kurang baik, dan untuk
mengurangi nyeri akibat maag selain menggunakan
obat.
 Ny.S mengatakan menginginkan anaknya juga
diberikan informasi terkait gatritis karena sebentar
lagi akan kuliah ke luar pulau.
 An.D mengatakan ingin menambah informasi
terkait kesehatan terutama masalah nutrisi dan
pencernaan karena hal tersebut masalah kesehatan
yang sering dialami oleh anak kos.
DO:
TTV Ny.S:
T: 36,7oC
TD: 110/80 mmHg
HR: 80 x/menit
RR: 18 x/menit

TTV An.D:
T: 36,6oC
TD: 115/70 mmHg
HR: 83 x/menit
RR: 19 x/menit

C. SKORING DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Nyeri Akut b.d agen Cedera Biologis pada Ny.S (00132)

No. Kriteria Skor Pembenaran


DX

1. a. Sifat masalah: 3/3 X 1= 1 Ny.S mengalami sakit gastritis


Kurang sehat dan kurang mengetahui tentang
cara mengontrol penyakitnya
selain dengan obat

b. Kemungkinan 2/3 X 2 = 1,33 Kemungkinan masalah dapat


masalah dapat diubah Ny.S mungkin sebagian
dirubah: karena untuk mengobati gastritis
Hanya sebagian cukup memerlukan waktu

Ny. S mengatakan sudah mulai


c. Potensi masalah 2/3 X 1 = 0,68 untuk menghindari makanan
untuk dicegah: yang bersifat asam, pedas, dan
Cukup makanan yang dapat memicu
maag nya bertambah
Ny. S mengatakan ingin
d. Menonjolnya 2/2 X 1= 1 mengetahui cara mengurangi
masalah: keluhan maagnya selain dengan
Ada masalah, dan obat, terutama keluhan nyeri.
perlu segera
ditangani
Total Skor 4,01

2. Kesiapan Meningkatkan Literasi Kesehatan pada Ny.S dan An.D (00262)

No. Kriteria Skor Pembenaran


DX

2. a. Sifat masalah: 3/3 X 1= 1 Klien mengalami sakit gastritis


Kurang sehat dan kurang mengetahui tentang
pola hidup yang sehat dan cara
mengontrol penyakitnya selain
dengan obat

b. Kemungkinan 2/3 X 2 = 1,33 Kemungkinan masalah dapat


masalah dapat diubah klien mungkin sebagian
dirubah: karena untuk mengobati gastritis
Hanya sebagian cukup waktu yang lama dan
memerlukan proses

Klien mengatakan sudah mulai


c. Potensi masalah 2/3 X 1 = 0,68 diet penderita gastritis dengan
untuk dicegah: menghindari makanan bersifat
Cukup asam, pedas, dan makanan yang
dapat memicu maag nya
bertambah
Klien mengatakan ingin
d. Menonjolnya 1/2 X 1= 0,5 mengetahui cara mengurangi
masalah: keluhan gastritisnya selain
Ada masalah, dan dengan obat.
tidak perlu segera
ditangani
Total Skor 3,61

D. PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN


Prioritas Diagnosis Keperawatan Skor
1 Nyeri akut b.d agen cedera biologis pada Ny.S 4,01
(00132)

2 Kesiapan Meningkatkan Literasi Kesehatan pada 3,61


Ny.S dam Am.D (00262)
E. RENACANA KEPERAWATAN

No. Diagnosis Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


Keperawatan
1. Nyeri Akut NOC: Kontrol Nyeri (1605) NIC: Manajemen Nyeri (1400)
pada Ny.S Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Lakukan pengkajian nyeri pada
(00132) selama 1 kali pertemuan, nyeri akut yang pasien mulai dari karakteristik,
dialami Ny.S dapat teratasi dengan kriteria durasi, kualitas dan faktor
hasil:
predisposisi nyeri
No NOC Awal Tujuan
2. Lakukan observasi reaksi non
1 Mampu 2 4
mengenali verbal pasien yang dirasakan
nyeri (faktor akibat nyeri dan observasi rasa
predisposisi, nyaman pasien
intensitas, 3. Lakukan kontrol terkait
lokasi, skala lingkungan yang dapat
dan waktu membuat nyeri bertambah
2 Klien 2 4
seperti bising dan pencahayaan
mampu
melakukan 4. Ajarkan pasien mengenai teknik
tindakan manajemen nyeri non
untuk farmakologi (pengobatan
mengurangi herbal: pemberian minuman
gejala secara kunyit)
mandiri 5. Evaluasi keefektifan
3 Melaporkan 2 4
manajemen nyeri
nyeri yang
terkontrol 6. Tingkatkan istirahat

Keterangan:
1. Tidak menunjukkan
2. Jarang menunjukkan
3. Kadang-kadang menunjukkan
4. Sering menunjukkan
5. Secara konsisten menunjukkan

2 Kesiapan NOC: Pengetahuan: Manajemen Penyakit NIC: Pendidikan Kesehatan


Meningkatkan Akut (1844)
(00126)
Literasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1. Targetkan pada sasaran
Kesehatan selama 1 kali pertemuan pengetahuan klien
pada Ny.S dan 2. Berikan Pendidikan Kesehatan
meningkat tentang penyakit Gastritis dengan
An.D (00262) tentang penyakit gastritis dengan
kriteria hasil:
poster dan leaflet.
No NOC Awal Tujuan
1 Klien 3 4 3. Berikan pendidikan kesehatan
mengetahui tanda tentang pentingnya mengetahui
dan gejala lebih banyak mengenai
penyakit Gastritis informasi penyakit klien yaitu
2 Klien 3 4 gastritis
mengetahui tanda 4. Berikan media leaflet ditempat
dan gejala yang sesuai.
Komplikasi
penyakit Gastritis
3 Klien 3 4
mengetahui diet
penderita
Gastritis

Keterangan:
Skala 1: Tidak ada Pengetahuan
Skala 2: Pengetahuan Terbatas
Skala 3: Pengetahuan Sedang
Skala 4: Pengetahuan Banyak
Skala 5: Pengetahuan Sangat Banyak
F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Tanggal
Diagnosis
No Pelaksanaan Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
Kegiatan
1 Kesiapan Kamis, 10 Juni Pendidikan Kesehatan S:
Meningkatkan 2021 1. Menargetkan pada sasaran (Ny. S) - Ny.S mengatakan memahami
Literasi Pukul 14.30 2. Memberikan Pendidikan Kesehatan materi yang disampaikan oleh M Khoiru
Kesehatan pada WITA tentang penyakit Gastritis pemateri Rezal, S.
Ny.S (00262) 3. Memberikan pendidikan kesehatan Kep
- Ny.S mampu menjawab 4 dari 7
tentang pentingnya mengetahui lebih
banyak mengenai informasi penyakit klien pertanyaan yang diberikan pada
yaitu Gastritis saat pretest
4. Memberikan media ditempat yang sesuai. - Ny.S mampu menjawab 6 dari 7
5. Memberikan media leaflet ditempat yang pertanyaan yang diberikan pada
sesuai. saat posttest
O:
- Ny.S nampak memperhatikan
penyuluhan dari awal sampai
akhir
- Terjadi peningkatan
pengetahuan terkait gastritis
terbukti nilai posttest yang lebih
baik dari pada pretest.
A:
Masalah Teratasi
NOC: Pengetahuan:
Manajemen Penyakit Akut
- Ny.S mengetahui tanda dan
gejala penyakit Gastritis dari
skala 3 ke 4 (tercapai)
- Klien mengetahui tanda dan
gejala Komplikasi penyakit
Gastritis dari skala 3 ke 4
(tercapai)
- An.D mengetahui diet penderita
Gastritis dari skala 3 ke 4
(tercapai)
P:
- Hentikan intervensi
- Anjurkan Ny.S dan keluarga
pergi ke pelayanan kesehatan
terdekat jika Ny.S mengalami
sakit, dan menganjurkan Ny.S
untuk rutin melakukan cek
kesehatan.
2 Nyeri Akut pada Kamis, 10 Manajemen Nyeri S:
Ny.S (00132) Juni 2021 1. Melakukan pengkajian nyeri pada pasien - Ny.S mengatakan sebelumnya
Pukul 14.40 mulai dari karakteristik, durasi, kualitas belum pernah melakukan M Khoiru
WITA pengobatan dengan minum Rezal, S.
dan faktor predisposisi nyeri
kunyit untuk mengurangi nyeri Kep
2. Melakukan observasi reaksi non verbal
akibat gastritis
pasien yang dirasakan akibat nyeri dan - Ny.S mengatakan jika
observasi rasa nyaman pasien lingkungan rumahnya sudah
3. Melakukan kontrol terkait lingkungan nyaman dan tidak
yang dapat membuat nyeri bertambah mempengaruhi dari nyeri yang
seperti bising dan pencahayaan dirasakan
4. Mengajarkan pasien mengenai teknik - Ny.S mengatakan masih
mengalami nyeri akibat gastritis
manajemen nyeri non farmakologi
pada hari ini (Kamis, 10 Juni
(minum kunyit) 2021)
5. Mengevaluasi keefektifan manajemen - Pengkajian PQRST:
nyeri P: Saat beraktivitas dan telat
6. Meningkatkan istirahat sarapan
Q: Seperti ditusuk-tusuk
R: Ulu hati
S: Skala 5 dari 10 (nyeri sedang)
T: Hilang timbul
O:
- Ny.S nampak memperhatikan
pada saat mahasiswa
mengajarkan cara pembuatan
minuman kunyit
- Ny.S nampak mampu
melakukan cara pembuatan
minuman kunyit setelah
mahasiswa mengajarkannya
- TTV:
T: 36,8oC
TD: 110/85 mmHg
HR: 90 x/menit
RR: 17 x/menit
A:
Masalah Teratasi Sebagian
NOC: Kontrol Nyeri
- Mampu mengenali nyeri (faktor
predisposisi, intensitas, lokasi,
skala dan waktu dari skala 2 ke
skala 3 (tercapai)
- Klien mampu melakukan
tindakan untuk mengurangi
gejala secara mandiri, masih
tetap skala 2 (tidak tercapai)
- Melaporkan nyeri yang
terkontrol, masih tetap skala 2
(tidak tercapai)
P:
- Lanjutkan intervensi
Manajemen nyeri no. 1,2,4,5,6,
serta menganjurkan Ny.S untuk
minum kunyit pada pagi hari
sebelum makan dan malam hari
sebelum tidur.
- Menganjurkan Ny.S untuk
menjaga pola makannya dan
rutin minum obat, serta
meningkatkan istirahat.
3 Kesiapan Jumat, 11 Juni Pendidikan Kesehatan S:
Meningkatkan 2021 1. Menargetkan pada sasaran (An.D) - An.D mengatakan memahami
Literasi Pukul 08.00 2. Memberikan Pendidikan Kesehatan materi yang disampaikan oleh M Khoiru
Kesehatan pada WITA tentang penyakit Gastritis pemateri Rezal, S.
An.D (00262) 3. Memberikan pendidikan kesehatan - An.D dapat menjawab 5 dari 7 Kep
tentang pentingnya mengetahui lebih pertanyaan yang diberikan pada
banyak mengenai informasi penyakit klien
saat pretest
yaitu Gastritis
4. Memberikan media ditempat yang sesuai. - An.D dapat menjawab 6 dari 7
5. Memberikan media leaflet ditempat yang pertanyaan yang diberikan pada
sesuai. saat posttest
O:
- An.D nampak serius dan
memperhatikan penyuluhan dari
awal sampai akhir
- Terjadi peningkatan
pengetahuan terkait gastritis
terbukti nilai posttest yang lebih
baik dari pada pretest.
A:
Masalah Teratasi
NOC: Pengetahuan:
Manajemen Penyakit Akut
- An.D mengetahui tanda dan
gejala penyakit Gastritis dari
skala 3 ke 4 (tercapai)
- An.D mengetahui tanda dan
gejala Komplikasi penyakit
Gastritis dari skala 3 ke 4
(tercapai)
- An.D mengetahui diet penderita
Gastritis dari skala 3 ke 4
(tercapai)
P:
- Hentikan intervensi
- Anjurkan An.D dan keluarga
pergi ke pelayanan kesehatan
terdekat untuk rutin melakukan
cek kesehatan. Minta kepada
An.D untuk mengingatkan Ny.S
jika lupa meminum minuman
kunyit.
4 Nyeri Akut pada Jumat, 11 Juni Manajemen Nyeri S:
Ny.S (00132) 2021 1. Melakukan pengkajian nyeri ulang pada - Ny.S mengatakan masih
Pukul 08.15 pasien mulai dari karakteristik, durasi, mengingat materi penyuluhan M Khoiru
WITA mengenai gastritis dan cara Rezal, S.
kualitas dan faktor predisposisi nyeri
pembuatan minuman kunyit Kep
2. Melakukan observasi reaksi non verbal - Ny.S mengatakan masih
pasien yang dirasakan akibat nyeri dan mengalami nyeri akibat gastritis
observasi rasa nyaman pasien pada hari ini (11 Juni 2021)
3. Mengajarkan pasien mengenai teknik - Pengkajian PQRST:
manajemen nyeri non farmakologi P: Saat beraktivitas dan telat
(minum kunyit) sarapan
4. Mengevaluasi keefektifan manajemen Q: Seperti ditusuk-tusuk
nyeri R: Ulu hati
5. Meningkatkan istirahat S: Skala 5 dari 10 (nyeri sedang)
T: Hilang timbul
- Ny.S mengatakan jika sudah
minum minuman kunyit sesuai
anjuran atau instruksi dari
mahasiswa yaitu pada pagi hari
sebelum sarapan dan malam
hari sebelum tidur
- Ny.S mengatakan jika masih
belum mengalami penurunan
nyeri akibat gastritis setelah
minum minuman kunyit selama
1 hari, tetapi Ny.S merasakan
jika tubuhnya merasa nyaman
dan hangat ketika setelah
meminum minuman kunyit
O:
- Ny.S nampak meringis menahan
nyeri akibat gastritis
- TTV:
T: 36,5oC
TD: 115/80 mmHg
HR: 85 x/menit
RR: 19 x/menit
A:
Masalah Teratasi Sebagian
NOC: Kontrol Nyeri
- Mampu mengenali nyeri (faktor
predisposisi, intensitas, lokasi,
skala dan waktu dari skala 2 ke
skala 3 (tercapai)
- Klien mampu melakukan
tindakan untuk mengurangi
gejala secara mandiri dari skala
2 ke skala 3 (tercapai)
- Melaporkan nyeri yang
terkontrol, masih tetap skala 2
(tidak tercapai)
P:
- Lanjutkan intervensi
Manajemen nyeri no. 1, 2 ,5,
dan 6 serta menganjurkan Ny.S
untuk minum kunyit pada pagi
hari sebelum makan dan malam
hari sebelum tidur.
- Menganjurkan Ny.S untuk
menjaga pola makannya dan
rutin minum obat, serta
meningkatkan istirahat .
5 Nyeri Akut pada Sabtu, 12 Juni Manajemen Nyeri S:
Ny.S (00132) 2021 1. Melakukan pengkajian nyeri ulang pada - Ny.S mengatakan masih
Pukul 08.00 pasien mulai dari karakteristik, durasi, mengingat materi penyuluhan M Khoiru
WITA kualitas dan faktor predisposisi nyeri mengenai gastritis dan cara Rezal, S.
pembuatan minuman kunyit Kep
2. Melakukan observasi reaksi non verbal
- Ny.S mengatakan masih
pasien yang dirasakan akibat nyeri dan mengalami nyeri akibat gastritis
observasi rasa nyaman pasien pada saat ini tetapi sudah
3. Mengajarkan pasien mengenai teknik berkurang (12 Juni 2021)
manajemen nyeri non farmakologi - Pengkajian PQRST:
(minum kunyit) P: Saat beraktivitas dan telat
4. Mengevaluasi keefektifan manajemen sarapan
nyeri Q: Seperti ditusuk-tusuk
5. Meningkatkan istirahat R: Ulu hati
S: Skala 3 dari 10 (nyeri ringan)
T: Hilang timbul
- Ny.S mengatakan jika sudah
minum minuman kunyit sesuai
anjuran atau instruksi dari
mahasiswa yaitu pada pagi hari
sebelum sarapan dan malam
hari sebelum tidur
- Ny.S mengatakan jika sudah
mengalami penurunan nyeri
akibat gastritis setelah minum
minuman kunyit selama 2 hari,
menjaga pola makan dan
istirahat yang cukup
- Ny.S merasakan jika tubuhnya
merasa bugar, nyaman dan
hangat ketika setelah meminum
minuman kunyit
O:
- Terjadinya penurunan skala
nyeri yang dialami oleh Ny.S,
yang semula saat pengkajian
skala 5 (nyeri sedang) menjadi
skala 3 (nyeri ringan)
- TTV:
T: 36,5oC
TD: 110/80 mmHg
HR: 83 x/menit
RR: 18 x/menit
A:
Masalah Teratasi
NOC: Kontrol Nyeri
- Mampu mengenali nyeri (faktor
predisposisi, intensitas, lokasi,
skala dan waktu dari skala 2 ke
skala 3 (tercapai)
- Klien mampu melakukan
tindakan untuk mengurangi
gejala secara mandiri dari skala
2 ke skala 3 (tercapai)
- Melaporkan nyeri yang
terkontrol dari skala 2 ke skala
3 (tercapai)
P:
- Hentikan intervensi
- Menganjurkan Ny.S untuk
minum kunyit pada pagi hari
sebelum makan dan malam hari
sebelum tidur sampai nyeri
yang dirasakan hilang
- Menganjurkan Ny.S untuk
menjaga pola makannya dan
rutin minum obat, serta
meningkatkan istirahat.
- Menganjurkan Ny.S dan
keluarga pergi ke pelayanan
kesehatan terdekat jika Ny.S
mengalami sakit, dan
menganjurkan Ny.S untuk rutin
melakukan cek kesehatan.
Lampiran :
DOKUMENTASI

1. Pengkajian pada Keluarga Tn.P (Selasa, 08 Juni 2021)


2. Implementasi Keperawatan Keluarga (Kamis, 10 Juni 2021)
3. Implementasi Keperawatan Keluarga (Jumat, 11 Juni 2021)

4. Implementasi Keperawatan Keluarga (Sabtu, 12 Juni 2021)


ANALISIS ARTIKEL
PENGARUH KONSUMSI MINUMAN KUNYIT TERHADAP
PENURUNAN NYERI LAMBUNG PASIEN GASTRITIS
DI DESA PUTAT NUTUG, KAB. BOGOR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Program Pendidikan Profesi Ners


Pada Stase Keperawatan Keluarga

Tanggal 07 - 12 Juni 2021

Oleh:

M Khoiru Rezal,S.Kep
2030913310044

PENDIDIKAN PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2021
LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS ARTIKEL
PENGARUH KONSUMSI MINUMAN KUNYIT TERHADAP
PENURUNAN NYERI LAMBUNG PASIEN GASTRITIS
DI DESA PUTAT NUTUG, KAB. BOGOR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Program Pendidikan Profesi Ners


Pada Stase Keperawatan Keluarga

Tanggal 07 - 12 Juni 2021

Oleh :
M Khoiru Rezal, S. Kep
NIM. 2030913310044

Banjarbaru, Juni 2021


Mengetahui,

Pembimbing Akademik

Kurnia Rachmawati, Ns, MNSc


NIPK. 19841112201 701209 001
ANALISIS PICO
PENGARUH KONSUMSI MINUMAN KUNYIT TERHADAP
PENURUNAN NYERI LAMBUNG PASIEN GASTRITIS
DI DESA PUTAT NUTUG, KAB. BOGOR
* Dhia Diana Fitriani
No. Kriteria Jawab Inti Jurnal
1. P Ya Menurut WHO (World Health Organitation), insiden gastritis didunia
sekitar 1,8-2,1 juta jiwa dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Di
Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Perancis
29,5%. Persentase dari angka kejadian gastritis di Indonesia adalah
40,8%. Nyeri lambung oleh penyakit gastritis dapat mengganggu
aktivitas sehari-hari, oleh karena itu terdapat dua cara untuk
mengurangi nyeri pada gastritis terdapat dua tindakan yaitu secara
farmakologis dan non farmakologis. Salah satu pengobatan non
farmakologis gastritis adalah dengan mengkonsumsi tanaman obat
yaitu minuman kunyit

Peneliti mengambil sampel seluruh nya atau total sampling. Sampel


pada penelitian ini adalah masyarakat di Desa Putat Nutug RT 03/06
yang memiliki riwayat Gastritis dengan batasaan usia 15 tahun sampai
dengan usia kurang dari 50 tahun yang berjumlah 31 orang.
2. I Ya Penelitian ini menggunakan pra-eksperimental design dengan
pendekatan one group pretest-postest without control group. Metode
sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu non-probability
sampling dimana setiap populasinya belum tentu mempunyai
kesempatan yang sama untuk di seleksi sebagai subjek dalam sampel
dengan menggunakan teknik total sampling yaitu menentukan sampel
dengan mengambil semua populasi yang dijadikan sampel.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan lembar
observasi nyeri sebelum dan sesudah diberikan minuman kunyit,
pengukuran intensitas nyeri dilakukan dengan menggunakan skala
intensitas nyeri deskriptif sederhana (Verbal Descriptor scale, VDS).
Prosedur penelitian ini yaitu responden diberikan penjelasan tentang
cara mengkonsumsi minuman kunyit untuk meredakan nyeri lambung.
Cara pembuatan ramuan tradisional minuman kunyit untuk gastritis:
1. Parut 2 rimpang biang kunyit (50-60)
2. Rebus kunyit sampai mendidih dengan 1,5 gelas air (350-400 cc)
selama 15 menit
3. Saring kunyit yang telah direbus, tuangkan kedalam gelas
4. Lalu dinginkan minuman kunyit tersebut, lalu minumlah rebusan
kunyit sebanyak 2x sehari, sebelum makan dan malam sebelum tidur
sampai tanda-tanda gastritis tidak ada lagi (Hartati, 2013).
Responden mengisi lembar observasi skala nyeri sebelum
mengkonsumsi minuman kunyit untuk menggambarkan rasa nyeri
yang dirasakan, dan sesudah mengkonsumsi minuman kunyit dengan
menggunakan lembar observasi Skala Nyeri (Verbal Descriptor Scale,
VSD).

Pada pengukuran dengan skala intensitas nyeri dskriptif sederhana


(VSD), responden diminta untuk menandai salah satu titik pada grafik
garis yang dianggap mendekati atau menggambarkan intensitas nyeri
yang dirasakan pada saat pengukuran.
3. C Ya Tidak ada kelompok kontrol pada penelitian ini. Desain penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan racangan
penelitian pre-eksperimen dengan pendekatan One Group pretest–
posttest yaitu kelompok intervensi sebelum diberikan terapi minuman
kunyit dilakukan pengukuran skala nyeri akibat gastritis (pretest),
kemudian diberikan intervensi, setelah diberikan intervensi selama 3
hari dilakukan kembali pengukuran skala nyeri (posttest).
4. O Ya Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa
1. Gambaran nyeri lambung sebelum konsumsi minuman kunyit yang
mengalami nyeri lambung dengan tingkat nyeri sedang sebanyak
(58%).
2. Gambaran nyeri lambung sesudah konsumsi minuman kunyit yang
mengalami nyeri lambung dengan tingkat nyeri tidak nyeri yaitu
sebanyak (65%). Terjadi penurunan rata-rata nyeri sebelum dan
sesudah dilakukan intervensi yang signifikan dengan hasil mean
1,36.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara konsumsi minuman
kunyit terhadap penurunan nyeri lambung pasien gastritis di Desa
Putat Nutug, Kab. Bogor (Uji Wilcoxon 0.000 < α = 0.05 Ha
diterima
KRITIK JURNAL
Aspek Yang Dikritisi Hasil Kritisi

1. Elemen yang  Author Peneliti memiliki kualifikasi dalam penelitian ini


mempengaruhi Apakah peneliti mempunyai kualifikasi karena dapat dilihat dari derajat dan kesesuaian topik
believability tingkat pengetahuan di bidang ini? penelitian. Peneliti merupakan Dosen Keperawatan,
penelitian Stikes Widya Dharma Husada Tangerang.
 Report title Judul artikel sangat jelas dan tidak ada kata-kata
Apakah judul dalam penelitian jelas, akurat ambigu yang dapat menyalahkan persepsi pembaca
dan tidak ambigu?
 Abstract Bagian abstrak dari penelitian rinci dari masalah
Apakah abstrak tergambar dengan jelas, hingga hasil penelitian dengan metode yang jelas dan
termasuk masalah penelitian, sampel, temuan hasil yang jelas
metodologi, temuan dan rekomendasi?

2. Elemen yang  Statement of the phenomenon of interest a. Masalah dijelaskan dan diidentifikasi secara
mempengaruhi a. Apakah masalah yang akan dipelajari terperinci dan sangat jelas mengapa penelitian
kekuatan diidentifikasi dengan jelas? tersebut dilakukan.
penelitian b. Apakah masalah dan pertanyaan penelitian b. Pertanyaan dan masalah penelitian konsisten.
konsisten?
Purpose/significance of the study Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh
Apakah tujuan penelitian teridentifikasi dengan konsumsi minuman kunyit terhadap penurunan nyeri
jelas? lambung pasien gastritis.

Literature review a. Ya, daftar pustaka tercantum di bagian akhir.


a. Apakah penelitian memiliki tinjauan pustaka? Dan memenuhi tinjauan pustaka
b. Apakah kajian literatur memenuhi dasar- b. Ya, Memenuhi tinjauan Literatur
dasar filosofis penelitian?
c. Apakah kajian literatur memenuhi tujuannya?
Method and philosophical Underpinnings Salah satu intervensi keperawatan untuk mengurangi
a. Mengapa pendekatan ini dipilih? nyeri adalah dengan cara pengobatan herbal
mengkonsumsi minuman kunyit. Kunyit di parut lalu
di rebus dengan air panas lalu disaring. Sejak dulu
kunyit dipercaya secara turun menurun mempunyai
beberapa khasiat, seperti mengurangi rasa nyeri ulu
ati, dan rasa mual pada perut. Namun masyarakat
tidak mengetahui kandungan pada kunyit tersebut.
Secara alamiah memang kunyit dipercaya
mengandung bahan aktif yang berfungsi sebagai
analgetika, dan antiinflamasi, senyawa aktif atau
bahan kimia yang terkandung dikunyit adalah
kurkumin.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN ARTIKEL
a. Kelebihan Artikel
1. Terapi komplementer yang ada dalam artikel ini sangat jelas dan mudah dipahami serta
mudah dilakukan oleh masyarakat awam
2. Dalam artikel dijelaskan secara rinci terkait hasil dan pembahasan terutama pada poin
mayoritas sampel mengalami nyeri sedang dan lamanya sampel memiliki riwayat
penyakit gastritis
3. Penelitian menggunakan total sampling, dimana semua orang memiliki kesempatan
untuk menjadi sampel penelitian
4. Dalam artikel juga dijelaskan saran untuk peneliti selanjutnya dan profesi keperawatan.

b. Kekurangan Artikel
1. Tidak dijelaskan tentang proporsi sampel berdasarkan jenis kelamin
2. Tidak dijelaskan tentang proporsi sampel berdasarkan usia, hanya dijelaskan rentang
usia dari 15 – 50 tahun.
Lampiran
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TENTANG GASTRITIS PADA Ny. S DI KOMPLEKS PEMUDA PERMAI,
KECAMATAN SELAT, KOTA KAPUAS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Program Pendidikan Profesi Ners


Pada Stase Keperawatan Keluarga

Tanggal 07 - 12 Juni 2021

Oleh:
M Khoiru Rezal, S.Kep
NIM. 2030913310044

PENDIDIKAN PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2021
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


TENTANG GASTRITIS PADA Ny. S DI KOMPLEKS PEMUDA PERMAI,
KECAMATAN SELAT, KABUPATEN KAPUAS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Program Profesi Ners

Pada Stase Keperawatan Keluarga

Tanggal 07 - 12 Juni 2021

Banjarbaru, Juni 2021

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

Kurnia Rachmawati, Ns, MNSc


NIPK. 19841112201 701209 001
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TENTANG GASTRITIS PADA Ny.S
DI KOMPLEKS PEMUDA PERMAI, KECAMATAN SELAT
KABUPATEN KAPUAS
Topik Penyuluhan : Penyakit Gangguan Sistem Pencernaan
Pokok Bahasan : Gastritis
Sub Pokok Bahasan : Gastritis pada usia Dewasa
Sasaran : Ny.S
Tempat : Rumah Ny.S
Waktu : 14.30 WITA
Hari, tanggal : Kamis, 03 Juni 2021
Perorganisasian : M Khoiru Rezal, S. Kep

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan dapat memahami
penyakit Gastritis.

B. Tujuan Instruksional Khusus


1. Peserta penyuluhan dapat memahami pengertian Gastritis
2. Peserta penyuluhan dapat memahami penyebab dari Gastritis
3. Peserta penyuluhan dapat memahami manifestasi klinis dari Gastritis
4. Peserta penyuluhan dapat memahami pengobatan Gastritis
5. Peserta penyuluhan dapat memahami komplikasi Gastritis
6. Peserta penyuluhan dapat memahami diet bagi penderita Gastritis
7. Peserta penyuluhan dapat memahami cara mengurangi keluhan nyeri pada
penderita Gastritis
8. Peserta penyuluhan mampu mempraktikan cara pembuatan minuman kunyit

C. Kegiatan Penyuluhan
Alokasi Waktu : 1 hari
1. Pembukaan : 5 menit
2. Penyampaian Materi : 20 menit
3. Tanya Jawab : 3 menit
4. Penutup : 2 menit
D. Jadwal/Rundown Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode Media Waktu
Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab Ceramah - Kamis, 10 Juni 2021
2. Memperkenalkan diri salam Pukul 17.30 WITA
3. Bina hubungan saling 2. Mendengarkan
percaya 3. Menjawab PreTest
4. Menyampaikan TIU dan
TUK
5. Melakukan kontrak
6. Kuis (PreTest)
Penyampaia Menjelaskan materi dalam 1. Mendengarkan dan Ceramah Poster Kamis, 10 Juni 2021
n bentuk media tentang: memperhatikan & Pukul 17.35 WITA
Materi 1. Pengertian Gastritis penyampaian materi Praktik
2. Penyebab Gastritis 2. Menanyakan materi
3. Manifestasi klinis yang belum dimengerti
Gastritis
4. Pengobatan Gastritis
5. Komplikasi Gastritis
6. Diet bagi penderita
Gastritis
7. Cara mengurangi
keluhan nyeri pada
penderita Gastritis
8. Praktik Cara Pembuatan
Minuman Kunyit
Penutup 1. Kuis (PostTest) 1. Menjawab PostTest Tanya Poster Kamis, 10 Juni 2021
2. Menarik kesimpulan 2. Menjawab salam jawab dan Pukul 17.55 WITA
3. Menyampaikan hasil 3. Menerima hadiah (diskusi) Leaflet
Evaluasi
4. Memberikan hadiah
5. Menutup penyuluhan
(salam)
E. Setting Tempat

Penyuluhan pada Ny.S

Ny.S Pemateri (mahasiswa)

Laptop

CT (pengawas)

F. Garis Besar Materi (Terlampir)


1. Pengertian Gastritis
2. Penyebab Gastritis
3. Klasifikasi Gastritis
4. Manifestasi Klinis Gastritis
5. Pemeriksaan Gastritis
6. Penatalaksanaan Gastritis
7. Komplikasi Gastritis
8. Diet bagi Penderita Gastritis
9. Cara Mengurangi Keluhan Nyeri pada Penderita Gastritis

G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a) Kesiapan Peserta Penyuluhan
b) Kesiapan tempat pelaksanaan.
c) Kesiapan penyaji
d) Kesiapan materi penyaji
e) Kesiapan media (leaflet/poster)
f) Kesiapan alat dan bahan pembuatan minuman kunyit berupa:
kunyit, sarung tangan dapur, parutan, penyaring, mangkuk,
gelas besar, panci dan kompor.
2. Evaluasi Proses
a) Peserta penyuluhan akan memenuhi waktu
pelaksanaan
b) Peserta aktif dalam melaksanakan tanya jawab
c) Peserta mampu membuat minuman kunyit secara mandiri
3. Evaluasi Hasil
a) Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
b) Ny.S dapat menjelaskan Pengertian Gastritis, Penyebab
Gastritis, Klasifikasi Gastritis, Manifestasi klinis Gastritis,
Pemeriksaan Gastritis, Penatalaksanaan Gastritis, Komplikasi
Gastritis, Diet bagi penderita Gastritis, Cara mengurangi
keluhan nyeri pada penderita Gastritis.
c) Ny.S dapat mempraktikan cara pembuatan minuman kunyit.

H. Lampiran
- Materi Lengkap

I. Referensi
Andra Saferi Wijaya & Yessie Mariza Putri. 2013. KMB 2 Keperawatan.
Medikal Bedah Keperawatan Dewasa. Yogyakarta: Nuha Medika.
Ardiansyah, M. 2012. Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: DIVA
Press
Dermawan Deden, Rahayuningsih Tutik. 2010. Keperawatan Medikal
Bedah (Sistem Percernaan). Yogyakarta: Gosyen Publishing
Fitriani, D. 2021. Pengaruh Konsumsi Minuman Kunyit Terhadap
Penurunan Nyeri Lambung Pasien Gastritis Di Desa Putat Nutug,
Kab. Bogor. Journal of Nursing Research. Vol.1, No.1.
DOI:10.52031/NA.vlil.102
Muttaqin dan Sari. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika
Sukarmin. 2013. Keperawatan pada Sistem Pencernaan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Lampiran 1. Materi penyuluhan

GASTRITIS
A. Pengertian
Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronik difus
atau lokal, dengan karakteristik anoreksia, perasaan penuh di perut (begah), tidak
nyaman pada epigastrium, mual, dan muntah. Gastritis (penyakit maag) adalah
penyakit yang disebabkan oleh adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya
asam lambung sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung
seperti teriris atau nyeri pada ulu hati (Ardiansyah, 2012).

B. Etiologi
Etiologi dari gastritis ini adalah sebagai berikut (Muttaqin dan Sari, 2011):
1. Obat-obatan
Pemakaian obat anti inflamasi nonsteroid seperti aspirin, asam mefenamat, aspilet
dalam jumlah besar.Obat anti inflamasi non steroid dapat memicu kenaikan produksi
asam lambung, karena terjadinya difusi balik ion hidrogen ke epitel lambung.Selain itu
jenis obat ini juga mengakibatkan kerusakan langsung pada epitel mukosa karena
bersifat iritatif dan sifatnya yang asam dapat menambah derjat keasaman pada lambung
(Sukarmin, 2013).
2. Minuman beralkohol
Bahan etanol merupakan salah satu bahan yang dapat merusak sawar pada mukosa
lambung. Rusaknya sawar memudahkan terjadinya iritasi pada mukosa lambung
(Rahayuningsih, 2010).
3. Terlalu banyak merokok
Asam nikotinat pada rokok dapat meningkatkan adhesi thrombusyang berkontribusi
pada penyempitan pembuluh darah sehingga suplai darah ke lambung mengalami
penurunan. Penurunan ini dapat berdampak pada produksi mukosa yang salah satu
fungsinya untuk melindungi lambung dari iritasi.
4. Uremia
Ureum pada darah dapat mempengaruhi proses metabolisme di dalam tubuh terutama
saluran pencernaan (gastrointestinal uremik). Perubahan ini dapat memicu kerusakan
epitel mukosa lambung (Rahayuningsih, 2010).
5. Infeksi Sistemik
Pada infeksi sistemik toksik yang dihasilkan oleh mikroba akan merangsang
peningkatan laju metabolik yang berdampak pada peningkatan aktivitas lambung dalam
mencerna makanan. Peningkatan HCl lambung dalam kondisi seperti ini dapat meicu
timbulnya perlukaan pada lambung.
6. Infeksi mikroorganisme
Infeksi mikroorganismeKoloni bakteri yang menghasilkan toksik dapat merangsang
pelepasan gastrin dan peningkatan sekresi asam lambung seperti bakteri Helycobacter
pylori.
7. Trauma Mekanik
Trauma mekanik yang mengenai daerah abdomen seperti benturan saat kecelakaan
yang cukup kuat juga dapat menjadi penyebab gangguan kebutuhan jaringan lambung.
Kadang kerusakan tidak sebatas mukosa, tetapi juga jaringan otot dan pembuluh darah
lambung sehingga pasien dapat mengalami perderahan hebat, trauma juga bisa
disesabkan tertelannya benda asing yang keras dan sulit dicerna.
8. Stress berat
Stress psikologi akan meningkatkan aktivitas saraf simpatik yang dapat merangsang
peningkatan produksi asam lambung. Peningkatan HCl dapat dirangsang oleh mediator
kimia yang dikeluarkan oleh neuron simpatik seperti epinefrin.
9. Iskemia
Kondisi iskemia dan syok hipovolemia mengancam mukosa lambung karena penurunan
perfusi jaringan lambung yang dapat mengakibatkan nekrosis lapisan lambung.

C. Klasifikasi
Klasifikasi gastritis dibedakan menjadi dua yaitu (Sharif, 2014):
1. Gastritis akut
Gastritis akut adalah proses peradangan jangka pendek dengan konsumsi agen kimia
atau makanan mengganggu dan merusak mukosa gastrik.
2. Gastritis kronis
a. Gastritis tipe A: mampu menghasilkan imun sendiri, tipe ini dikaitkan dengan
atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mucosa. Penurunan pada sekresi
gastrik mempengaruhi produksi antibody. Anemia Pernisiosa berkembang dengan
proses ini.
b. Gastritis tipe B lebih lazim, tipe ini dikaitkan dengan infeksi bakteri helocobakter
pylori, yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.

D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis gastritis yaitu (Wijaya dan Yessie, 2013):
1. Manifestasi Klinis Akut
a. Keluhan dapat bervariasi, kadang tidak ada keluhan tertentu sebelumnya dan
sebagiab besar hanya mengeluh nyeri epigastrium yang tidak hebat
b. Kadang disertai dengan nausea dan vomitus
c. Anoreksia
d. Gejala yang berat: nyeri epigastrium hebat, pendarahan, vomitus, Hematemisis
2. Manifestasi Klinis Kronik
a. Perasaan penuh pada abdomen
b. Anoreksia
c. Distress epigastrik yang tidak nyata
d. Nyeri ulu hati, nyeri ulkus peptik
e. Keluhan-keluhan anemia

E. Pemeriksaan
Pemeriksaan Diagnostik pada pasien Gastritis yaitu (Adriansyah, 2012):
1. Pemeriksaan darah lengkap, bertujuan untuk mengetahui adanya anemia
2. Pemeriksaan serum vitamin B12, bertujuan untuk mengetahui adanya defisiensi B12
3. Analisa feses, bertujuan untuk mengetahui adanya darah dalam feses.
4. Analisa gaster, bertujuan untuk mengetahui kandungan HCl lambung. Acholohidria
menunjukkan adanya gastritis atropi
5. Uji serum antibody, bertujuan mengetahui adanya antibodi sel parietal dan faktor
intrinsik lambung terhadap Helicobacter pylori.
6. Endoscopy, biopsy dan pemeriksaan urine biasanya dilakukan bila ada kecurigaan
berkembangnya ulkus peptikum
7. Sitologi, bertujuan untuk mengetahui adanya keganasan sel lambung

F. Penatalaksanaan
Menurut Bruner dan Suddarth (2002), mengatakan Penatalaksanaan gastritis yaitu:
1. Gastritis Akut
a. Menginstruksikan pasien untuk menghindari alcohol makanan sampai gelaja
berkurang.
b. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan.
c. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parental.
d. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau alkali,
pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisiran agen penyebab.
Terapi pendukung mencakup intubasi, analgesik dan sedatif, antasida, serta cairan
intravena. Endoskopi fiberoptik mungkin diperlukan. Pembedahan darurat mungkin
diperlukan untuk mengangkat gangren atau jaringan perforasi.
2. Gastritis Kronis
a. Diatasi dengan memodifikasi diet pasien.
b. Meningkatkan istirahat.
c. Mengurangi setres.
d. Memulai farmakoterapi

G. Komplikasi
Komplikasi penyakit gastritis menurut (Muttaqin & Sari, 2011) antara lain:
1. Perdarahan saluran cerna bagian atas yang merupakan kedaruratan medis.
2. Ulkus peptikum, jika prosesnya hebat.
3. Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah berat.
4. Anemia pernisiosa, keganasan lambung

H. Diet Penderita Gastritis


Penyembuhan penyakit gastritis harus dilakukan dengan memperhatikan diet makanan
yang sesuai. Diet penyakit gastritis bertujuan untuk memberikan makanan dengan jumlah
gizi yang cukup, tidak merangsang, dan dapat mengurangi laju pengeluaran asam
lambung, serta menetralkan kelebihan asam lambung. Secara umum ada pedoman yang
harus diperhatikan menurut Misnadiarly (2009), yaitu:
1. Makan secara teratur, mulai makan pagi pukul 08.00 WITA. Atur tiga kali makan
makanan lengkap dan tiga kali makan makanan ringan.
2. Makan dengan tenang, jangan terburu-buru. Kunyah makanan hingga hancur
menjadi butiran lembut untuk meringankan kerja lambung.
3. Makan secukupnya, jangan biarkan perut kosong tetapi jangan makan berlebihan
sehingga perut terasa sangat kenyang.
4. Memilih makanan yang lunak atau lembek yang dimasak dengan cara direbus,
disemur atau ditim. Sebaiknya menghindari makanan yang digoreng karena biasanya
menjadi keras dan sulit untuk dicerna.
5. Tidak makan makanan yang terlalu panas atau terlalu dingin karena akan
menimbulkan rangsangan termis. Pilih makanan yang hangat (sesuai temperatur
tubuh).
6. Menghindari makanan yang pedas atau asam, jangan menggunakan bumbu yang
merangsang misalnya cabe, merica, dan cuka.
7. Tidak minum minuman beralkohol atau minuman keras, kopi atau teh kental.
8. Menghindari rokok.
9. Menghindari konsumsi obat yang dapat menimbulkan iritasi lambung, misalnya
aspirin, vitamin C, dan sebagainya.
10. Menghindari makanan yang berlemak tinggi yang menghambat pengosongan isi
lambung (cokelat, keju, dan lain-lain).
11. Mengelola stress psikologi seefisien mungkin.

I. Cara Mengurangi Keluhan Nyeri Pasien Gastritis


Keluhan nyeri pada penderita Gastritis sangat mengganggu dan perlu penanganan segera.
Ada 2 jenis penanganan yaitu dengan farmako dan non farmako. Farmako yaitu
penggunaan obat-obatan medis, sedangkan non Farmako adalah pengobatan
menggunakan terapi atau herbal. Salah satu intervensi keperawatan untuk mengurangi
nyeri adalah dengan cara pengobatan herbal mengkonsumsi minuman kunyit. Kunyit di
parut lalu di rebus dengan air panas lalu disaring. Sejak dulu kunyit dipercaya secara
turun menurun mempunyai beberapa khasiat, seperti mengurangi rasa nyeri ulu ati, dan
rasa mual pada perut. Namun masyarakat tidak mengetahui kandungan pada kunyit
tersebut. Secara alamiah memang kunyit dipercaya mengandung bahan aktif yang
berfungsi sebagai analgetika, dan antiinflamasi, senyawa aktif atau bahan kimia yang
terkandung dikunyit adalah kurkumin.
Cara pembuatan ramuan tradisional minuman kunyit untuk gastritis (Fitriani, 2021):
1. Parut 2 rimpang biang kunyit (50-60 gr)
2. Rebus kunyit sampai mendidih dengan 1,5 gelas air (350-400 cc) selama 15 menit
3. Saring kunyit yang telah direbus, tuangkan kedalam gelas
4. Lalu dinginkan minuman kunyit tersebut, lalu minumlah rebusan kunyit sebanyak 2x
sehari, sebelum makan dan malam sebelum tidur sampai tanda-tanda gastritis tidak
ada lagi.
Lampiran 2. Poster dan Leaflet

Poster

Leaflet
EVALUASI

A. Evaluasi Struktural
1. Kesiapan Peserta Penyuluhan
a. Sasaran: Ny.S
b. Hari/ tanggal pelaksanaan: Kamis, 10 Juni 2021
c. Waktu Kegiatan dimulai: 14.30 WITA
2. Kesiapan tempat pelaksanaan
Tempat pelaksanaan: Rumah Ny.S
3. Kesiapan penyaji
 Penyaji: Penyajian materi dilakukan oleh M Khoiru Rezal, S. Kep menggunakan
media poster ukuran A4 yang telah dicetak dan leaflet untuk diberikan kepada
peserta.
 Penyaji mempersiapkan alat dan media 1 hari sebelumnya.
 Observer: M Khoiru Rezal,S. Kep
 Fasilitator: M Khoiru Rezal,S. Kep juga berperan sebagai fasilitator dan
dokumentator.
Fasilitator memotivasi para sasaran jika ingin bertanya dan fasilitator juga
menjawab pertanyaan yang diajukan penanya/sasaran.
4. Kesiapan materi penyaji
Materi berupa poster tentang Pengertian Gastritis, Penyebab Gastritis, Klasifikasi
Gastritis, Manifestasi klinis Gastritis, Pemeriksaan Gastritis, Penatalaksanaan
Gastritis, Komplikasi Gastritis, Diet bagi penderita Gastritis, Cara mengurangi
keluhan nyeri pada penderita Gastritis, dan Cara Pembuatan Minuman Kunyit
5. Kesiapan media berupa poster dan leaflet
6. Kesiapan alat dan bahan berupa: kunyit, sarung tangan dapur, parutan, penyaring,
mangkuk, gelas besar, panci dan kompor.

B. Evaluasi Proses
1. Sebelum dilakukan penyuluhan, penyaji terlebih dahulu melakukan kontrak kepada
Ny.S sehari sebelum kegiatan penyuluhan dimulai. Sebelum penyuluhan dimulai
penyaji menyarankan kepada Ny.S untuk menggunakan masker dan menjaga jarak.
Saat penyuluhan dilaksanakan penyaji melakukan sesi pembukaan selama 5 menit
dengan memberi salam, memperkenalkan diri, membina hubungan saling percaya,
menyampaikan tujuan pokok materi dan melakukan PreTest dengan lisan sebanyak 7
pertanyaan
1) Apa yang dimaksud dengan Gastritis?
2) Apa penyebab Gastritis?
3) Apa saja tanda dan gejala penderita Gastritis?
4) Bagaimana pengobatan penderita Gastritis?
5) Apa komplikasi Gastritis?
6) Bagaimana diet bagi penderita Gastritis?
7) Bagaiamana cara mengurangi keluhan nyeri pada penderita Gastritis?
2. Selanjutnya penyaji melakukan penyampaian materi kurang lebih selama 20 menit
menggunakan media poster yang telah dicetak. Materi yang disampaikan berupa
Pengertian Gastritis, Penyebab Gastritis, Manifestasi klinis Gastritis, Pengobatan
Gastritis, Komplikasi Gastritis, Diet bagi penderita Gastritis, Cara mengurangi keluhan
nyeri pada penderita Gastritis, dan Mempraktikkan Cara Pembuatan Minuman
Kunyit.
3. Setelah pemberian materi dilakukan selama 20 menit, selanjutnya penyaji melakukan
sesi tanya jawab selama 5 menit per pertemuan. Disaat diberikan kesempatan untuk
bertanya, Ny.S tidak mengatakan jika tidak ada yang ingin ditanyakan karena sudah
mengerti dengan materi yang diberikan.
4. Setelah sesi tanya jawab dilakukan selama 5 menit, selanjutnya penyaji melakukan
tahapan terakhir yaitu tahap penutup selama 3 menit. Pada sesi ini penyaji memberikan
7 soal pertanyaan (PostTest) yang sama seperti pretest untuk mengukur pemahaman
peserta terkait materi yang telah disampaikan.
1) Apa yang dimaksud dengan Gastritis?
2) Apa penyebab Gastritis?
3) Apa saja tanda dan gejala penderita Gastritis?
4) Bagaimana pengobatan penderita Gastritis?
5) Apa komplikasi Gastritis?
6) Bagaimana diet bagi penderita Gastritis?
7) Bagaiamana cara mengurangi keluhan nyeri pada penderita Gastritis?
5. Penyaji menarik kesimpulan dari keseluruhan isi materi yang telah disampaikan.
6. Penyaji menarik kesimpulan dari seluruh proses penyuluhan.
7. Penyaji menutup rangkaian kegiatan penyuluhan dengan mengucapkan salam.
8. Penyaji memberikan leaflet kepada Ny.S.
9. Ny.S terlihat sangat antusias mengikuti seluruh proses penyuluhan dari awal sampai
akhir.
10. Secara keseluruhan, Ny.S sudah mampu memahami tentang materi yang telah
disampaikan.

C. Evaluasi Hasil
1. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, yaitu:
Kamis, 10 Juni 2021
2. Ny.S dapat menjelaskan mengenai materi yang telah disampaikan oleh pemateri walau
pun dalam bahasa yang sederhana, Ny.S dapat menjelaskan kembali tentang Pengertian
Gastritis, Penyebab Gastritis, Manifestasi klinis Gastritis, Pengobatan Gastritis,
Komplikasi Gastritis, Diet bagi penderita Gastritis, Cara mengurangi keluhan nyeri
pada penderita Gastritis, dan Ny.S mampu mmempraktikan kembali cara pembuatan
minuman kunyit.
3. Nilai Pretest: Ny.S mampu menjawab 4 dari 7 pertanyaan yang diberikan
4. Nilai Posttest: Ny.S mampu menjawab 6 dari 7pertanyaan yang diberikan
5. Adapun hambatan dalam kegiatan ini yaitu:
 Tidak ada hambatan yang berarti yang ditemukan dalam penyuluhan.
DOKUMENTASI KEGIATAN

Kamis, 10 Juni 2021 Implementasi Keperawatan Keluarga kepada Ny.S

Anda mungkin juga menyukai