Anda di halaman 1dari 2

Resume Kajian Keislaman di Masjid UI

Mewujudkan Peradaban Islam Rahmatan Lil Alamin


Nama : Callula Rizky Shauma
NPM : 2106733774

Kita lahir di dunia dengan keadaan fisik dan nonfisik karena kita punya tubuh dan juga
punya roh. Ketika kita mati, kita akan menjadi makhluk nonfisik. Ketika kita menjadi makhluk
fisik dan nonfisik di dunia ini, itu bersifat sementara, tetapi yang sementara ini menentukan nasib
kita di kehidupan yang abadi. Meskipun hidup di dunia itu permainan, tetapi permainan itu
menentukan sekali nasib kita di alam keabadian. Sebagai seorang muslim kita tidak boleh hidup
dengan sia-sia, melainkan hidup sesuai dengan mandat yang diberikan oleh Allah SWT.
Dijelaskan di surat Adz-Dzariyat ayat 56 bahwa setiap manusia punya status melekat
sebagai hanya hamba Allah. Maka setiap manusia tidak boleh menyembah kepada selain Allah.
Apapun yang terjadi kepada kita sepanjang usia, tidak boleh melunturkan status melekat ini
bahkan semestinya memperkuat. Jangan sampai melanggar apa yang dilarang oleh Allah dan
harus berbuat kebaikan. Di samping status melekat ini, kita juga diberi Amanah melekat sebagai
manusia, sebagaimana tertuang dalam surat Al-Ahzab ayat 72, manusia itu jati dirinya adalah
mengemban Amanah sebagai khalifah fil ardh, pemimpin di muka bumi yang tugasnya adalah
mewujudkan kemaslahatan seluas-luasnya di muka bumi.
Nilai manusia itu benar-benar ditentukan oleh satu hal, yaitu ketaqwaannya. Taqwa
adalah tauhid kepada Allah, komitmen benar-benar hanya menghamba kepada Alla, yang
dibuktikan atau punya daya dorong kemaslahatan sesama makhluk Allah. Taqwa juga dapat
diartikan sebagai iman kepada Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang dibuktikan dengan
berbuat baik, bersikap baik, atau beramal soleh kepada sesame makhluk Allah.
Kemaslahatan menjadi mandate betul bagi manusia yang diberikan oleh penciptanya.
Sebagai muslim kita tidak dituntut untuk ikhtiar menjadi soleh atau solehah saja, tetapi lebih dari
itu. Kita juga dituntut untuk ikhtiar sebagai orang yang aktif serta baik kepada diri sendiri dan
orang lain seluas-luasnya. Ini disebut dengan muslih atau muslihah. Kita harus menjadi individu
muslih / muslihah, serta mewujudkan keluarga maslahah, masyarakat terbaik (khaira ummah),
negara Makmur (baldatun thoyyibah), dan rahmatan lil alamin.
Manusia bukan hanya makhluk fisik, tetapi banyak manusia yang punya kesadaran hanya
sebagai makhluk fisik. Padahal bedanya manusia dengan makhluk lain adalah manusia
mempunyai hati nurani, akal, spiritual, dan intelektual. Dalam Islam, manusia disebut manusia
seutuhnya tergantung dengan sejauh mana manusia mampu menggunakan akalnya untuk
memastikan setiap tindakan dalam kapasitas apapun sebagai pribadi. Manusia harus menjadi
halalan, thayyiban, dan ma’rufan.
Dalam mengemban mandat yang sangat serius, manusia dibekali dengan akal budi dan
diberi petunjuk. Petunjuk Allah ada dua macam, yaitu ayat besar (kauniyyah) dan ayat kecil
(qauliyyah). Alam semesta raya sangat luas dan itu juga menjadi ayat Allah yang disebut ayat
kauniyyah. Ayat Allah itu ada al-qur’an dan alam semesta raya seisinya. Ayat alam semesta raya
(kauniyyah) bersifat nonverbal, disebut juga ayat kubro. Ayat Al-Qur’an bersifat verbal, disebut
juga ayat sugro. Al-Qur’an dipahami oleh ulama sebagaimana alam semesta diteliti oleh ilmuan.
Tafsir agama berkembang didukung oleh hadits dan lain sebagainya, lahirlah ilmu agama.
Misi Islam adalah sebagai sitem kehidupan yang menjadi anugrah (rahmat) bagi semesta.
Fondasi moralnya adalah menyempurnakan akhlak mulia manusia. Caranya dengan memproses
realitas menuju misi atas dasar fondasi moral. Berislam disamping sebuah sistem, juga
merupakan sebuah proses. Berislam adalah proses terus-menerus secara individu, kolektif, dan
sistemik. Islam itu artinya penyerahan mutlak total kepada Allah dengan tunduk mutlak kepada
kebaikan Bersama.

Anda mungkin juga menyukai