Anda di halaman 1dari 4

Nama : Asuar

NPM : 201022155
Semester/Kelas : II / A HTN
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hj. Ellydar Chaidir, S.H., M.Hum
Mata Kuliah : Perbandingan Konstitusi

Jawaban :

1. Kebutuhan terhadap konstitusi berpangkal dari Gagasan

konstitusionalisme yang biasanya diorganisasikan melalui dua pilihan

yaitu Separation of Power atau Distribution of Power yang memiliki

maksud Separation of Power adalah pemisahan kekuasaan, system

separation of power yang menganut prinsip check and balance. Juga pada

kenyataannya kita tetap menganut antara separation of power dengan

distribution of power. Dengan berpatokan pada pembagian pembagian

kekuasaan sebagaimana yang dikemukakan oleh Arthur Mass Di tingkat

horizontal hubungan antara eksekutif, legislative dan judikatif tetap terjadi

pemisahan dari segi kewenangan masing-masing. Sedangkan istilah

Distribution of Power adalah pembagian kekuasaan berlaku dalam

hubungan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah merupakan

konteks pengertian yang bersifat vertical sebagimana yang ditegaskan

dalam pasal 18 UUD NRI tahun 1945. Dengan tetap dianutnya pemisahan

kekuasaan serta pembagian kekuasaan. Yang mengikuti perkembangan

ketatanegaraan. Dimana terbentuknya lembaga-lembaga Negara yang

baru, bukan hanya lembaga sebagaimana yang pernah disebutkan oleh

Montesquieu maupun John Locke. Untuk mengefektifkan kekuasaan itu


dalam ranah tetap efektif dalam pembatasan kekuasaan. G Marshal

kemudian membdedakan ciri-ciri doktrin pemisahan kekuasaan

(separation of power) itu kedalam lima aspek:. Differentiation; Legal

incompatibilty of office holdin; Isolation, immunity, independence; Checks

and balances; Co-ordinate state and lack of accountability.

2. Konsekuensi logis dari prinsip Checks and Balances lahirlah Lembaga-

Lembaga Negara yang Main State Organ dan Auxileary State Organ.

Kedudukan dan fungsi Lembaga tersebut dalam sistem ketata Negaraan

Indonesia adalah pmrinsip checks and balances menjadi suatu pedoman

penerapan pemisahan kekuasaan dengan tujuan adanya control dari satu

lembaga negara ke lembaga negara lain Lembaga negara yang dibentuk dan

memiliki kewenangan berdasarkan konstitusi disebut sebagai constitutional

state organ. Sedangkan, lembaga negara yang dibentuk dan memiliki

kewenangan berdasarkan peraturan perundang-undangan lainnya disebut

sebagai state auxiliary organ. Dalam mengklasifikasikan lembaga negara,

Sri Soemantri mengklasifikasikan dua sistem ketatanegaraan yakni sistem

ketatanegaraan dalam arti sempit dan arti luas. Sistem ketatanegaraan dalam

arti sempit meliputi lembaga-lembaga negara yang terdapat dalam Undang-

Undang Dasar 1945. Sedangkan, yang dimaksud dari sistem ketatanegaraan

dalam arti luas meliputi seluruh lembaga negara baik lembaga negara yang

terdapat didalam maupun diluar Undang-Undang Dasar 1945.

3. Di Amerika Serikat, congres terdiri dari dua kamar yaitu : senat dan house of

representive yang dikategorikan strong bicameralism. Perbedaan sistem


perwakilan di Amerika dan Indonesia adalah perbedaan dan persamaan

badan perwakilan rakyat yang ada di Indonesia dan di Amerika Serikat

dilihat dari cara pengisian, tugas dan wewenang dari badan perwakilan

rakyat tersebut. Anggota MPR merupakan anggota DPR dan anggota DPD

yang diisi dengan Pemilihan Umum yang dilaksanakan bersama-sama setiap

lima tahun sekali, sedangkan Congress berisi Senate dan House of

Representative. Pemilihan anggota Senate dibagi menjadi tiga tahap yang

dipilih setiap tahun genap dan mempunyai masa jabatan anggotanya adalah

enam tahun. Pemilihan anggota House of Representative dilaksanakan

setiap tahun genap dan masa jabatan anggotanya adalah dua tahun. MPR

dan Congress sama-sama memiliki kewenangan untuk melakukan

amademen terhadap konstitusi. Congress memiliki kewenangan yang lebih

banyak dari MPR karena kewenangan legislatif di Amerika Serikat

sepenuhnya diserahkan pada Congress.

4. Konstitusi madinah adalah yang pertama yang menghargai hak asasi

manusia dan bersifat egaliter serta anti diskriminasi, maksudnya adalah

konstitusi Madinah menjunjung tinggi hak asasi manusia dan tidak

membeda-bedakan antar ras, suku, dan Agama. Kedudukan konstitusi

Madinah pada masa Rasulullah adalah hukum tertinggi pada umat Islam

Madinah saat itu, sehingga konstitusi madinah adalah hukum yang paling

tinggi dan harus di taati.

5. Perbedaan tentang prosedur dan mekanisme pemberhentian Presiden

sebelum dan sesudah amandemen UUD 1945 adalah Sebelum amandemen,


Presiden dan wakil Presiden diangkat dan diberhentikan oleh MPR,

bertanggung jawab kepada MPR, dan menjalankan GBHN sesuai mandat

dari MPR. Sedangkan sesudah amandemen, Presiden dan wakil Presiden

dipilih oleh rakyat, bertanggungjawab kepada rakyat, dan menjalankan

program pemerintah sesuai kehendak Presiden. Kedudukan Presiden, MPR

dan DPR adalah sejajar, sehingga masing-masing lembaga negara tidak

dapat membubarkan lembaga lainnya. Sebelum amandemen, Presiden dapat

dijatuhkan hanya dengan melalui proses politik di MPR, sedangkan sesudah

amandemen, Presiden dapat dijatuhkan apabila telah terbukti di Mahkamah

Konstitusi melanggar ketentuan yang berlaku. Hasil putusan tersebut akan

dibawa ke Sidang Istimewa MPR untuk pengambilan keputusan dan hasil

keputusan sidang Istimewa MPR itulah yang akan menentukan nasib

Presiden apakah diberhentikan atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai