Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH :
DIAN ELVIANI
16.01.005
PRODI S1 KEPERAWATAN
ANGKATAN 2016
A. DEFENISI LUKA DECUBITUS
Dekubitus adalah kerusakan kulit yang diakibatkan oleh tekanan,
pergeseran atau gesekan tulang yang menonjol atau kombinasi dari
beberapa hal tersebut dan mengalami tirah baring lebih dari 48 jam yang
mengalami keteratasan aktivitas di indonesia kejadian luka tekan atau
decubitus cukup tinggi yaitu 33,3%,
Intervensi unruk mengurangi tekanan merupakan bagian penting
untuk pencegahan terjadinya luka tekan atau decubitus dengan permukaan
pendukung (matras,prosedur,system tempat tidur).kejadian decubitus pada
klien dengan imobilisasi dapat dicegah dengan cara-cara seperti
perawatan kulit dan penanganan secara dini yang meliputi mengkaji
resiko klien terkena decubitus,perbaikan keadaan umum
penderita,pemeliharaan,perawatan kulit yang baik, dan yang kedua yaitu
meminimalisasi tekanan dengan matras atau alas tempat tidur yang baik
ulkus decubitus adalah suatu cidera local yang terjadi pada kulit yang di
sebut juga luka tekan atau dekbitus.
Decubitus adalah suatu area yang mengalami nekrosis dan
biasanya terjadi pada permukaan tulang yang menonjol sebai akibat dari
tekanan jangka waktu yang lama yang menyebabkan peningkatan tekanan
kapiler (rustina 2015)
decubitus adalah kerusakan pada kulit dan jaringan bawahnya
karena kurangnya suplai darah akibat tekanam dalam waktu yang lama
rasa nyeri dan tidak nyaman akibat decubitus mengakibakan
penundaan rehabilitasi, memperpanjang masa sakit dan keluar rumah sakit
serta berkontribusi terhadap kecacatan dan kematian
Dekubitus merupakan suatu keadaan dimana ada kerusakan
jaringan setempat atau luka yang diakibatkan oleh tekanan dari luar yang
berlebih, dan pada umumnya terjadi pada pasien yang menderita penyakit
kronik yang sering berbaring lama ditempat tidur. Kerusakan integritas
kulit dapat berasal dari luka karena trauma dan pembedahan, namun dapat
disebabkan juga karena kulit tertekan dalam waktuyang lama yang
menyebabkan iritasi dan akan berkembang menjadi decubitus atau luka
tekan.
Penanganan luka tekan dapat diatasi dengan beberapa cara, salah
satunya yaitu dengan memperbaiki sirkulasi, metabolisme dan
melancarkan peredaran darah terutama pada daerah yang tertekan dengan
cara pemijitan atau massage Massage adalah pemijatan yang
menstimulasi sirkulasi darah serta metabolisme dalam jaringan. Massage
memiliki banyak manfaat bagi semua sistem organ tubuh, antara lain:
meningkatkan fungsi kulit, meningkatkan fungsi jaringan otot,
meningkatkan pertumbuhan tulang dan gerak persendian, dan
meningkatkan fungsi jaringan syaraf. Kelebihan massage punggung dari
pada terapi lain adalah massage punggung selama 3-5 menit dapat
memberikan efek relaksasi dan mengurangi tekanan pada tubuh
B. ETIOLOGI
Penyebab luka dekubitus menurut Huda & Kusuma yaitu sebagai
berikut:
1. Faktor Intrinsik
Usia/penuaan (regenerasi sel yang lemah) yang mempengaruhi
elastisitas kulit,sejumlah penyakit yang menimbulkan seperti DM,
status gizi dan nutrisi (underweight atau sebaliknya overweight),
temperatur anemia, hipoalbuminemia,penyakit-penyakit neurologi
dan penyakit-penyakit yang merusak pembuluh darah, keadaan
hidrasi atau cairan tubuh.
2. Faktor Ekstrinsik
Tekanan dalam jangka waktu yang lama, pergesekan, pergeseran,
kelembapan,kebersihan tempat tidur, kelembapan, gesekan, alat-
alat tenun yang kusut dan kotor, atau peralatan medik yang
menyebabkan penderita terfiksasi pada suatu sikap tertentu, duduk
yang buruk, posisi yang tidak tepat, perubahan posisi yang kurang
C. PATOFISIOLOGI
Dekubitus merupakan masalah serius yang terjadi pada pasien
dengan keterbatasan gerak, seperti pasien stroke, injuri tulang belakang,
dan penyakit degeneratif. Dekubitus diakibatkan oleh tekanan antar muka
atau kekuatan per unit area antara tubuh dengan matras/ tempat tidur yang
mengakibatkan jaringan menjadi iskemia dan dapat berlanjut menjadi
injuri dan nekrosis. Apabila tekanan antar muka lebih besar dari pada
tekanan kapiler rata rata, maka pembuluh darah kapiler akan mudah
kolaps dan akan mengakibatkan aliran darah terhenti yang lama kelamaan
menjadi eritema. Tekanan kapiler rata rata adalah 32mmHg.Daerah
tersebut akan mudah mengalami hipoksia, iskemia dan akan berkembang
menjadi nekrotik Jika tekanan didaerah tidak dihilangkan maka akan
timbul eritema yang tidak memudar bila ditekan. Eritema terjadi akibat
pembuluh darah, jika terjadi kerusakan jaringan yang lebih dalam maka
menggembung saat dipalpasi.
Gaya gesekan dapat merusak struktur kapiler kulit. Robekan
merupakan gaya mekanik yang terjadi saat kulit digeser pada permukaan
kasar seperti tenun tempat tidur. Robekan mempengaruhi pada epidermis
kulit atau lapisan bagian atasnya yang akan terkelupas ketika klien
merubah posisinya. Gaya gesek dan robekan juga factor terjadinya luka
tekan
Luka decubitus merupakan dampak dari tekanan,
pergesekan,pergeseran, kelembapan, imobilisasi, Gambaran umum
mekanisme luka tekan adalah kerusakan jaringan dan terlokalisir,
disebabkan karena adanya tekanan yang meningkat antara anggota badan
dengan tempat tidur, yang merusak jaringan lunak terutama pada bagian
yang menonjol (bony prominence), dan adanya factor gesekan dan
pergeseran dari dalam jangka waktu lama. Pasien yang mengalami
decubitus yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan masa
perawatan pasien menjadi lebih lama.
D. MANIFESTASI KLINIS
a. Perubahan warna atau tekstur kulit
b. Rasa sakit pada area yang terkena ulkus
c. Infeksi
d. Kulit yang lecet atau terbuka
e. Kulit yang berubah warna menjadi lebih pucat saat disentuh
f. Kulit yang terasa lebih lunak atau keras dobanding kulit di sekitarnya
g. Area kulit yang terasa lebih dingin atau hangat saat disentuh daripada
area kulit lain. (lenny 2019)
E. TAHAPAN DECUBITUS
1. Stadium I
Reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis, tampak sebagai
daerah kemerahan/eritema indurasi atau lecet. Perubahan suhu kulit
menjadi lebih dingin atau hangat. Perubahan konsistensi jaringan
(lebih keras atau lunak). Perubahan sensasi gatal atau nyeri. Penderita
dengan sensibilitas baik akan mengeluh nyeri, stadium ini biasanya
reversible dan dapat sembuh dalam 5-10 hari.
2. Stadium II
Reaksi yang lebih dalam lagi sampai mencapai seluruh dermis hingga
lapisan lemah subkutan, tampak sebagai ulkus yang dangkal, dengan
tepi yang jelas dan perubahan warna pigmen kulit. Cirinya luka
superficial, abrasi, belepuh atau membentuk lubang yang dangkal.
Ulserasi mengenai dermis, epidermis dan meluas ke jaringan adiposa
terlihat eritema dan indurasi. Stadium ini dapat sembuh dalam 10-15
hari.
3. Stadium III
Ulkus menjadi lebih dalam, meliputi jaringan lemak subkutan dan ,
berbatasan dengan fascia dari otot-otot. Sudah mulai didapat infeksi
dengan jaringan nekrotik yang berbau. Biasanya sembuh dalam 3-8
minggu.
4. Stadium IV
Perluasan ulkus menembus otot, hingga tampak tulang di dasar ulkus
yang dapat mengakibatkan infeksi pada tulang atau sendi. Dapat
sembuh dalam 3-6 bulan.
G. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Keluhan utama
c. Riwayat keperawatan sekarang
d. Riwayat keperawatan dahulu
e. Riwayat kesehatan keluarga
f. Pola fungsi
a) Aktivitas/istirahat
Tanda : penurunan kekuatan, ketahanan, keterbatasan rentang
gerak. Pada areayang sakit gangguannya misalnya otot perubahan
tunas
b) Sirkulasi
Tanda : hipoksia, penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas
yang cidera,vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan nadi,
kulit putih dan dingin, pembentukan edema jaringan
c) Eliminasi
Tanda : keluaran urin menurun adalah tidak adanya pada fase
darurat, warnamungkin hitam kemerahan bila terjadi,
mengidentifiasi kerusakan otot.
d) Nutrisi dan cairan
Tanda : edema jaringan umum, anoreksia, mual dan muntah
e) Neurosensori
Gejala : area kebas/kesemutan
f) Pernapasan Gejala
menurunnya fungsi medulla spinalis, edema medulla,
kerusakanneurology, paralysis abdominal dan otot pernapasan.
g) Integritas ego
Gejala : masalah keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan.Tanda :
ansietas, menangis, ketergantungan, mmenarik diri, marah
h) Keamanan
Tanda : adanya fraktur akibat dilokasi (jatuh, kecelakaan,
kontraksiotottetanik, sampai dengan syok listrik).
g. Pemeriksaan diagnostik
a) Kultur : pertumbuhan mikroorganisme tiruan atau sel-sel jaringan
b) Albumin serum :protein utama dalam plasma dan cairan serosa
lain.
2. Diagnosa keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengangangguan keseimbangan insulin, makan, dan aktivitas jasmani
b.Resiko infeksi berhubungan dengan destruksi jaringan (luka
dekubitus)
c. Kerusakan integritas kulit
d.Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan menurunnya
sirkulasi darah ke jaringan faktor mekanik (tekanan eksterna dengan
gaya tarikan)
e. Nyeri akut berhubungan dengan destruksi jaringan (luka dekubitus)
f. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan proses penyakit (luka
dekubitus)
g.Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait (tidak
nyaman terhadap luka dekubitus)
h.Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan
otot, nyeri pada luka dekubitus
i. Inkontinensia urinarius fungsional berhubungan dengan kelemahan
struktur panggul atau konstipasi
3. Perencanaan