Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONSEP LUKA DEKUBITUS

OLEH :

DIAN ELVIANI

16.01.005

YAYASAN PERSATUAN PERAWAT INDONESIA

STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR

PRODI S1 KEPERAWATAN

ANGKATAN 2016
A. DEFENISI LUKA DECUBITUS
Dekubitus adalah kerusakan kulit yang diakibatkan oleh tekanan,
pergeseran atau gesekan tulang yang menonjol atau kombinasi dari
beberapa hal tersebut dan mengalami tirah baring lebih dari 48 jam yang
mengalami keteratasan aktivitas di indonesia kejadian luka tekan atau
decubitus cukup tinggi yaitu 33,3%,
Intervensi unruk mengurangi tekanan merupakan bagian penting
untuk pencegahan terjadinya luka tekan atau decubitus dengan permukaan
pendukung (matras,prosedur,system tempat tidur).kejadian decubitus pada
klien dengan imobilisasi dapat dicegah dengan cara-cara seperti
perawatan kulit dan penanganan secara dini yang meliputi mengkaji
resiko klien terkena decubitus,perbaikan keadaan umum
penderita,pemeliharaan,perawatan kulit yang baik, dan yang kedua yaitu
meminimalisasi tekanan dengan matras atau alas tempat tidur yang baik
ulkus decubitus adalah suatu cidera local yang terjadi pada kulit yang di
sebut juga luka tekan atau dekbitus.
Decubitus adalah suatu area yang mengalami nekrosis dan
biasanya terjadi pada permukaan tulang yang menonjol sebai akibat dari
tekanan jangka waktu yang lama yang menyebabkan peningkatan tekanan
kapiler (rustina 2015)
decubitus adalah kerusakan pada kulit dan jaringan bawahnya
karena kurangnya suplai darah akibat tekanam dalam waktu yang lama
rasa nyeri dan tidak nyaman akibat decubitus mengakibakan
penundaan rehabilitasi, memperpanjang masa sakit dan keluar rumah sakit
serta berkontribusi terhadap kecacatan dan kematian
Dekubitus merupakan suatu keadaan dimana ada kerusakan
jaringan setempat atau luka yang diakibatkan oleh tekanan dari luar yang
berlebih, dan pada umumnya terjadi pada pasien yang menderita penyakit
kronik yang sering berbaring lama ditempat tidur. Kerusakan integritas
kulit dapat berasal dari luka karena trauma dan pembedahan, namun dapat
disebabkan juga karena kulit tertekan dalam waktuyang lama yang
menyebabkan iritasi dan akan berkembang menjadi decubitus atau luka
tekan.
Penanganan luka tekan dapat diatasi dengan beberapa cara, salah
satunya yaitu dengan memperbaiki sirkulasi, metabolisme dan
melancarkan peredaran darah terutama pada daerah yang tertekan dengan
cara pemijitan atau massage Massage adalah pemijatan yang
menstimulasi sirkulasi darah serta metabolisme dalam jaringan. Massage
memiliki banyak manfaat bagi semua sistem organ tubuh, antara lain:
meningkatkan fungsi kulit, meningkatkan fungsi jaringan otot,
meningkatkan pertumbuhan tulang dan gerak persendian, dan
meningkatkan fungsi jaringan syaraf. Kelebihan massage punggung dari
pada terapi lain adalah massage punggung selama 3-5 menit dapat
memberikan efek relaksasi dan mengurangi tekanan pada tubuh
B. ETIOLOGI
Penyebab luka dekubitus menurut Huda & Kusuma yaitu sebagai
berikut:
1. Faktor Intrinsik
Usia/penuaan (regenerasi sel yang lemah) yang mempengaruhi
elastisitas kulit,sejumlah penyakit yang menimbulkan seperti DM,
status gizi dan nutrisi (underweight atau sebaliknya overweight),
temperatur anemia, hipoalbuminemia,penyakit-penyakit neurologi
dan penyakit-penyakit yang merusak pembuluh darah, keadaan
hidrasi atau cairan tubuh.
2. Faktor Ekstrinsik
Tekanan dalam jangka waktu yang lama, pergesekan, pergeseran,
kelembapan,kebersihan tempat tidur, kelembapan, gesekan, alat-
alat tenun yang kusut dan kotor, atau peralatan medik yang
menyebabkan penderita terfiksasi pada suatu sikap tertentu, duduk
yang buruk, posisi yang tidak tepat, perubahan posisi yang kurang
C. PATOFISIOLOGI
Dekubitus merupakan masalah serius yang terjadi pada pasien
dengan keterbatasan gerak, seperti pasien stroke, injuri tulang belakang,
dan penyakit degeneratif. Dekubitus diakibatkan oleh tekanan antar muka
atau kekuatan per unit area antara tubuh dengan matras/ tempat tidur yang
mengakibatkan jaringan menjadi iskemia dan dapat berlanjut menjadi
injuri dan nekrosis. Apabila tekanan antar muka lebih besar dari pada
tekanan kapiler rata rata, maka pembuluh darah kapiler akan mudah
kolaps dan akan mengakibatkan aliran darah terhenti yang lama kelamaan
menjadi eritema. Tekanan kapiler rata rata adalah 32mmHg.Daerah
tersebut akan mudah mengalami hipoksia, iskemia dan akan berkembang
menjadi nekrotik Jika tekanan didaerah tidak dihilangkan maka akan
timbul eritema yang tidak memudar bila ditekan. Eritema terjadi akibat
pembuluh darah, jika terjadi kerusakan jaringan yang lebih dalam maka
menggembung saat dipalpasi.
Gaya gesekan dapat merusak struktur kapiler kulit. Robekan
merupakan gaya mekanik yang terjadi saat kulit digeser pada permukaan
kasar seperti tenun tempat tidur. Robekan mempengaruhi pada epidermis
kulit atau lapisan bagian atasnya yang akan terkelupas ketika klien
merubah posisinya. Gaya gesek dan robekan juga factor terjadinya luka
tekan
Luka decubitus merupakan dampak dari tekanan,
pergesekan,pergeseran, kelembapan, imobilisasi, Gambaran umum
mekanisme luka tekan adalah kerusakan jaringan dan terlokalisir,
disebabkan karena adanya tekanan yang meningkat antara anggota badan
dengan tempat tidur, yang merusak jaringan lunak terutama pada bagian
yang menonjol (bony prominence), dan adanya factor gesekan dan
pergeseran dari dalam jangka waktu lama. Pasien yang mengalami
decubitus yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan masa
perawatan pasien menjadi lebih lama.
D. MANIFESTASI KLINIS
a. Perubahan warna atau tekstur kulit
b. Rasa sakit pada area yang terkena ulkus
c. Infeksi
d. Kulit yang lecet atau terbuka
e. Kulit yang berubah warna menjadi lebih pucat saat disentuh
f. Kulit yang terasa lebih lunak atau keras dobanding kulit di sekitarnya
g. Area kulit yang terasa lebih dingin atau hangat saat disentuh daripada
area kulit lain. (lenny 2019)
E. TAHAPAN DECUBITUS
1. Stadium I
Reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis, tampak sebagai
daerah kemerahan/eritema indurasi atau lecet. Perubahan suhu kulit
menjadi lebih dingin atau hangat. Perubahan konsistensi jaringan
(lebih keras atau lunak). Perubahan sensasi gatal atau nyeri. Penderita
dengan sensibilitas baik akan mengeluh nyeri, stadium ini biasanya
reversible dan dapat sembuh dalam 5-10 hari.

2. Stadium II
Reaksi yang lebih dalam lagi sampai mencapai seluruh dermis hingga
lapisan lemah subkutan, tampak sebagai ulkus yang dangkal, dengan
tepi yang jelas dan perubahan warna pigmen kulit. Cirinya luka
superficial, abrasi, belepuh atau membentuk lubang yang dangkal.
Ulserasi mengenai dermis, epidermis dan meluas ke jaringan adiposa
terlihat eritema dan indurasi. Stadium ini dapat sembuh dalam 10-15
hari.
3. Stadium III
Ulkus menjadi lebih dalam, meliputi jaringan lemak subkutan dan ,
berbatasan dengan fascia dari otot-otot. Sudah mulai didapat infeksi
dengan jaringan nekrotik yang berbau. Biasanya sembuh dalam 3-8
minggu.
4. Stadium IV
Perluasan ulkus menembus otot, hingga tampak tulang di dasar ulkus
yang dapat mengakibatkan infeksi pada tulang atau sendi. Dapat
sembuh dalam 3-6 bulan.

F. FACTOR YANG MEMPENGARUHI


1. Mobilitas dan aktivitas
2. Penurunan sensori persepsi
3. Kelembaban
4. Tenaga yang merobek (shear)
5. Pergesekan (friction)
6. Nutrisi
7. Usia
8. Tekanan arteriolar yang rendah
9. Stres emosional
10. Merokok
11. Temperatur kulit

G. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Keluhan utama
c. Riwayat keperawatan sekarang
d. Riwayat keperawatan dahulu
e. Riwayat kesehatan keluarga
f. Pola fungsi
a) Aktivitas/istirahat
Tanda : penurunan kekuatan, ketahanan, keterbatasan rentang
gerak. Pada areayang sakit gangguannya misalnya otot perubahan
tunas
b) Sirkulasi
Tanda : hipoksia, penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas
yang cidera,vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan nadi,
kulit putih dan dingin, pembentukan edema jaringan
c) Eliminasi
Tanda : keluaran urin menurun adalah tidak adanya pada fase
darurat, warnamungkin hitam kemerahan bila terjadi,
mengidentifiasi kerusakan otot.
d) Nutrisi dan cairan
Tanda : edema jaringan umum, anoreksia, mual dan muntah
e) Neurosensori
Gejala : area kebas/kesemutan
f) Pernapasan Gejala
menurunnya fungsi medulla spinalis, edema medulla,
kerusakanneurology, paralysis abdominal dan otot pernapasan.
g) Integritas ego
Gejala : masalah keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan.Tanda :
ansietas, menangis, ketergantungan, mmenarik diri, marah
h) Keamanan
Tanda : adanya fraktur akibat dilokasi (jatuh, kecelakaan,
kontraksiotottetanik, sampai dengan syok listrik).
g. Pemeriksaan diagnostik
a) Kultur : pertumbuhan mikroorganisme tiruan atau sel-sel jaringan
b) Albumin serum :protein utama dalam plasma dan cairan serosa
lain.
2. Diagnosa keperawatan
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengangangguan keseimbangan insulin, makan, dan aktivitas jasmani
b.Resiko infeksi berhubungan dengan destruksi jaringan (luka
dekubitus)
c. Kerusakan integritas kulit
d.Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan menurunnya
sirkulasi darah ke jaringan faktor mekanik (tekanan eksterna dengan
gaya tarikan)
e. Nyeri akut berhubungan dengan destruksi jaringan (luka dekubitus)
f. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan proses penyakit (luka
dekubitus)
g.Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait (tidak
nyaman terhadap luka dekubitus)
h.Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan
otot, nyeri pada luka dekubitus
i. Inkontinensia urinarius fungsional berhubungan dengan kelemahan
struktur panggul atau konstipasi
3. Perencanaan

NO Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


keperaw
atan
Ketidak Setelah 1. Kaji 1. Klien mampu
seimban dilakukan kemampuan makan tanpa ada
gan tindakan klien untuk masalah
nutrisi asuhan memenuhi 2. Mual dan muntah
kurang keperawata kebutuhan dapat menurun kan
dari n nutrisi nafsu makan
kebutuha selama….x 2. Informasikan 3. Pemenuhan nutrisi
n tubuh 24 jam kepada keluarga TKTP
berhubun kebutuhan faktor yang 4. Pemeriksaan
gan nutrisi dapat menilai hasil
dengan terpenuhi menimbulkan laboratorium dalam
keseimba dengan mual dan nilai normal yang
ngan kriteria muntah mengindikasikannu
insulin,m hasil 3. Ajarkan kepada trisi klien
akan,dan a. Intake nutrisi klien / keluarga 5. Kulit tidak kering
aktuvuta adekuat tentang dan warna sesuai
s jasmani b. Perut tidak pentingnya pigmen
keram kebutuhan 6. Menilai
c. Nafsu makan nutrisi nutrisindari
meningkat 4. Kolaborasi kekuatan akar
d. Tidak ada luka dengan medis rambut
inflamasi pada dan ahli gizi 7. Konjungtiva
rongga mulut untuk program berwarna pink
e. Bising usus therapi diet 8. Keluarga dapat
dalam batas pemeriksaan mendorong klien
normal 5- laboratorium untuk makan
35x/menit protein Hb dan 9. Lingkungan dapat
f. Berat badan Ht pemberian mempengaruhi
meningkat nutrisi pariental nafsu makan klien
g. Tidak ada 5. Monitoring
malnutrisi kulit kering dan
perubahan
pigmentasi
6. Monitoring
kekeringan
rambut kusam
dan mudah
patah
7. Monitor pucat
kemerahan dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
8. Bantu klien
dalam makan
dan libat
kankeluarga
dalampemberian
makanan
9. Ciptakan
lingkungan yang
nyaman saat
makan
2 Resiko Setelah 1. Kaji faktor yang 1. Menilai
infeksi dilakukan meningkatkan kerentangan
berhubun tindakan resiko infeksi; individu terhadap
gan asuhan lanjut infeksi
dengan keperawata usia,respon 2. Meminimalkan
destruksi n selam… imune rendah penyebaran bakteri
jaringan x/jam tidak dan malnutrisi dari tangan
(pada terjadi 2. Cuci tangan 3. Mengurangi proses
luka gejala setiap sebelum penyebaran bakteri
dekubitu infeksi dan sesudah dari orang lain
s) dengan tindakan termasuk keluarga
kriteria keperawatan 4. Tanda dan gejala
hasil: 3. Ajarkan pada panas atau
a. Klien bebas dari klien & demam,kulit
tanda-tanda dan keluarga cara kemerahan muncul
gejala infeksi menjaga pus
b. Klien mampu personal hygine 5. Diet TKTP dapat
mendeskripsikan untuk menguatkan sistem
proses penularan melindungi imune
penyakit,faktor tubuh dari 6. Tidak terjadi tanda
yang infeksi : cara tanda infeksi
mempengaruhi mencuci tangan 7. Menjaga tubuh
penularan serta dengan benar klien dari paparan
penatalaksanaan 4. Jelaskan kepada bakteri
nya klien dan 8. Mengurangi agen
c. Klien keluarga tanda pembawa bakteri
mempunyai &gejala infeksi dan
kemampuan 5. Kolaborasi mikroorganisme
untuk mencegah dengan ahli lain
timbulnya gizi:asupan 9. Pemberian anti
infeksi nutrisi TKTP biotik untuk
d. Jumlah leukosit 6. Pantau mempertahankan
dalam batas tanda&gejala data tahan tubuh
normal (5.000- infeksi:peningka
10.000) tan suhu
e. Menunjukkan tubuh,nadi,peru
perilaku hidup bahan kondisi
sehat luka,sekresi
penampilan
urine,penurunan
BB,keletihan
dan malaise
7. Pertahankan
tekni aseptik
pada klien yang
beresiko
8. Batasi jumlah
pengunjung bila
di perlukan dan
anjurkan
penggunaan
APD pada klien
9. Kolaborasi
dengan tim
pemberian
terapi sesuai
indikasi,dan
pemeriksaan
laboratorium
Kerusaka Setelah 1. Identifikasi 1. Dapat
n dilakukan derajat luka membedakan jenis
integritas tindakan 2. Jelaskan pada perawatan
kulit asuhan klien dan 2. Alat-alat yang
keperawata keluarga bahaya dapat menimbulkan
n pemakaian alat kerusakan jaringan
selama….x yang dapat kulit harus
24 jam meningkatkan dihindari
integritas kerusakan 3. Pemenuhan cairan
kulit baik integritas kulit: kurang lebih
dengan bantal pans minimal 1500
kriteria 3. Berikan cairan cc/hari
hasil: dan nutrisi yang 4. Perawatan luka
1. Integritas kulit adekuat sesuai untuk mencegah
dan membran kondisi infeksi dan
mukosa 4. Lakukan menyediakan
baik:kulit utuh perawatan luka tempat untuk
dan berfungsi sesuai kondisi regenerasi sel
dengan baik 5. Mobilisasi/ubah 5. Mencegah terjdi
2. Regenerasi sel posisi tidur ulkus pada bagian
dan jaringan klien tiap 2 jam yang tertekan
membaik sesuai jadwal 6. Lipatan yang ada
3. Hipersensitif 6. Jaga pada tubuh dapat
respon terkendali kebersiham kulit menyebabkan
4. Perfusi jaringan dan alat tenun lekukan hingga
membaik klien agar tetap beresiko
5. Menunjukkan bersih, kering menyebabkan
pemahaman dan terhindar
dalam proses dari
perbaikan kulit lipatan/kerutan
dan mencegah
terjadinya cedera
berulang
Kerusaka Setelah 1. Anjurkan klien 1. Pakaian yang
n dilakukan menggunakan longgar tidak dapat
integritas tindakan pakaian yang menghambat
jaringan asuhan longgar sirkulasi darah
berhubun keperawata 2. Jaga agar kulit 2. Kulit yang bersih
gan n tetap bersih dan dan kering dapat
dengan selama..x2 kering terhindar dari
menurun 4 jam 3. Monitor kulit resiko ulkus
nya integritas adanya 3. Kemerahan tanda
sirkulasi kulit kemerahan awal adanya
darah ke membaik 4. Oleskan lotion iskemik
jaringan dengan atau baby oil 4. Menjaga elastisitas
faktor kriteria pada daerah kulit
mekanik hasil: yang tertekan 5. Air hangat dapat
(tekanan 1. Perpusi jaringan 5. Mandikan membuka pori-pori
eksterna normal pasien dengan dan membersihkan
dan gaya 2. Tidak ada tanda- air hangat dan kotoran dengann
tarikan) tanda infeksi sabun bersih
3. Ketebalan dan 6. Observasi luka : 6. Dapat mengetahui
tekstur jaringan lokasi,dimensi tingkatan luka
normal kedalaman luka 7. Melatih keluarga
4. Menunjukkan jaringan perawatan secara
pemahaman nekrotik,tanda mandiri
dalam proses infeksi lokal meningkatkan
perbaikan kulit 7. Ajarkan proses
dan mencegah keluarga tentang pembentukan
terjadinya cidera luka dan jaringan
berulang perawatan luka 8. Mencegah
5. Menunjukkan 8. Kolaborasi ahli penyebaran bakteri
terjadinya proses gizi pemberian pada luka yang
penyembuhan diet TKTP menyebabkan
luka 9. Lakukanteknik infeksi
perawatan luka
steril
Nyeri Setelah di 1. Kaji nyeri 1. Mengetahui jenis
akut lakukan secara nyeri secara
berhubun tindakan komprehensif: komprehensif
gan asuhan lokasi 2. Menentukan
dengan keperawata durasu,karakteri tingkat skala nyeri
destruksi n stik,frekuensi,in ringan/sedang/berat
jaringan selama..x2 tensitas,faktor 3. Melihat riwayat
(luka 4 jam nyeri pencetus nyeri pasien dan
dekubitu berkurang 2. Monitor skla cara mengatasi
s) dengan nyeri dan reaksi 4. Membuat suasana
kriteria nonverbal rileks pada
hasil: 3. Gunakan teknik lingkungan
1. Mampu komunikasi 5. Menstimukasi
mengontrol teraupetik untuk pengeluaran
nyeri: tahu mengetahui hormon oksitoksin
penyebab, pengalaman 6. Dapat mencegah
mampu nyeri penyebab nyeri
menggunakn 4. Kontrol faktor pada klien
teknik lingkungan 7. Pada nyeri skala
nonfarmakologi dapat sedang hingga
untuk mempengaruhi berat analgesik
mengurangi nyeri respon klien dapat
2. Melaporkan terhadap ketidak menghilangkan
bahwa nyeri nyamanan nyeri
berkurang :suu,rungan,cah
dengan aya,kegaduhan
menggunakan 5. Ajarkan teknik
manajemen nyeri nonfarmakologi
3. Mampu s:
mengenali nyeri relaksasi,distrak
(skala,intensitas,f si,terapi
rekuensi dan musik,masase
tanda nyeri) 6. Informasikan
4. Tidak kepada klien
menunjukkan tentang prosedur
respon non yang dapat
verbal adanya meningkatkan
nyeri nyeri:misal
5. Tanda vital klien
dalam rentang cemaskurang
yang diharapkan tidur,posisi
tidak rileks
7. Kolaborasi
medis untuk
pemberian
analgetik
Ganggua Setelah 1. Kaji secara 1. Menilai klien
ncitra dilakukan verbal dan non tentang tubuhnya
tubuh tindakan verbal respon 2. Menilai seberapa
berhubun keperawata klien terhadap sering klienmenilai
gan n tubuhnya negatif
dengan selan..x24 2. Monitoring 3. Menciptakan
proses jam klien frekuensi harapan kepada
penyakit mampu mengkritik klien
(luka memndang dirinya 4. Dapat mengurangi
dekubitu positif 3. Jelaskan tentang kecemasan dan
s) terhadap pengobatan ketakutan
citra tubuh kemajuan dan 5. Dapat
dengan prognosis mengutarankan
kriteria penyakit perasaaan kepada
hasil: 4. Dorong klien orang lain dan
1. Body image mengungkapkan dapat saling
positif perasaannya memberikan
2. Mendiskripsikan 5. Fasilitasi kontak motivasi
secara faktual dengan individu
perubahan fungsi lain dalam
tubuh kelompok kecil
3. Mempertahankan
interaksi soaial
Ganggua Setelah 1. Gunakan 1. Membangun
n rasa dilakukan pendekatan hubungan saling
nyaman tindakan .. yang percaya
berhubun x24 jam menenangkan 2. Meningkatkan
gan tidak 2. Nyatakan motivasi dan
dengan terjadi dengan jelas harapan
gejala gangguanr harapan klien 3. Menilai dari sudut
terkait asa 3. Pahami pandang pklien
penyakit nyaman prespektif 4. Menilai kecemasan
(tidak dengan klienterhadap klien
nyaman kriteria situasi stres 5. Ungkapan klien
terhadap hasil : 4. Identifikasi dapat mengurangi
luka 1. Mampu tingkat kecemasan
dekubitu mengontrol kecemasan 6. Teknik relaksasi
s) kecemasan 5. Bantu klien dapat
2. Mengontrol untuk mengeluarkan
nyeri mengungkapkan hormon oksitoksin
3. Kualitas tidur situasi yang 7. Menjaga klien
dan istirahat menimbulkan tetap tenang agar
adekuat kecemasan tidak
4. Agresi 6. Instruksikan mempengaruhi
pengendalian diri pasien tekanan darah
5. Dapat menggunakan
mengontrol teknik relaksasi
katakutan 7. Berikan terapi
untuk
mengurangi
kecemasan
berlebihan
nkontine Setelah dilakukan 1. Monitoring 1. Menilai kualitas
sia tindakan eliminasi berkemih klien
urinarius keperawatan urin,frekuensi dalam sehari
fungsion selama..x24 jam konsitensi,bau 2. Urine dapat keluar
al eliminasi klien volume dan dengan tuntas
berhubun dalam batas normal warna 3. Monitoring berapa
gan dengan kriteria 2. Monitoring banyak urin yang
dengan hasil : tanda dan gejala keluar dalamsehari
kelemah 1. Mengidentifikasi retensi urinari 4. Dapat menemukan
an keinginan 3. Ajarkan klien masalah dan dapat
struktura berkemih dan keluarga mendapatkan cara
l panggul 2. Melakukan untuk mencatat penanganan
atau eliminasi secara haluaran dan 5. Pemenuhan cairan
konstipas mandiri pola urine dalam sehari
i 3. Mengosongkan 4. Identifikasi disesuaikan denga
kandung kemih faktor yang jenis aktivitas berat
secara tuntas menyebabkan badan dan penyakit
4. Mengkomsumsi inkontinesia pasien umumnya
cairan dalam (produksi rata-rata setiap
jumlah adekuat urin,pola orang minimum
5. Tidak terjadi perkemihan 1500 cc/ hari
hematuri dan masalah
partikel pada urin berkemih)
6. Tidak ada rasa 5. Anjuran pasien
sakit pada saat untuk minum
berkemih minimum 1500
cc/hari
DAFTAR PUSTAKA
bowman , T. preventing and treating pressure sores A guide for people
with spinal cord injuries. Spinal cord injury Ontario 2015
Huda, N, A.,& Kusuma, H. (2015) aplikasi asuhan keperawatan
berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC. Yogyakarta :
kedokteran ECG
Kurniawati, D.A.,Robiul ,F M.,& F. I. K. U. M. M.(2016). Pencegahan
luka tekan dengan penggunaan matras, 114-122
Lenny Tan. Ulkus Dekubitus.2019 (https://www.sehatq.com). Diakses pada
tanggal 11 april 2020, pukul18.07 wib.
Nuru, N, Zewdu,F..Amslu,S.,& Meherti, Y. (2015). Knowledge And
Practice of Nursing Towards Prevention OF Pressure Ulcer And
Associated Factors
Pranata K. Dekubitus . In : Martono HH,pranata K, editors Buku Ajar
Boedhi Darmojo Geriatri (ilmu kesehatan Usia Lanjut) jakarta :
Badan penerbit FKUI : 2015 P306-18
Suardin(2015)Pengkajian Luka dan Penanganannya
(A.Astrada.Ed).jakarta:sagung seto
Suriadi. (2015). pengkajian luka dan penanganannya. (A.Astrada Ed)
jakarta : sagung seto
Shi, C,Dumville,J.C,&Cullum,N. (2018).support surfaces for presure
ulcer prevention : A network meta-analysis, (Ci).1-29

Anda mungkin juga menyukai