Anda di halaman 1dari 14

PENERAPAN NILAI NILAI PANCASILA DALAM

KEHIDUPAN MASYARAKAT

OLEH:

Kelompok: 2
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PENERAPAN NILAI NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN
MASYARAKAT”.
Beberapa referensi telah penulis kumpulkan sebagai bahan dalam penulisan
makalah ini . Namun dengan demikian penulis menerima kritik dan saran dari pembaca
untuk menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi. Penulis juga berterima
kasih kepada:
1. Kedua orang tua yang telah mendoakan dan mendukung penulis agar dapat
menyelesaikan tugas tepat waktu.
2. Bapak Maulana Arafat Lubis M.Pd, selaku Dosen Pengampu mata kuliah PPKn

Demikian penyusunan makalah ini,semoga makalah ini memberikan manfaat


yang baik untuk pembaca, dan kelemahan maupun kekurangan yang berasal dari
penulis adalah tahapan masih belajar.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................2
BAB II KERANGKA PIKIR................................................................................3
A. ARTI DAN MAKNA SILA PERSATUAN.............................................3
B. PENERAPAN SILA PERSATUAN.........................................................3
C. LINGKUNGAN SOSIAL.........................................................................3
BAB III PEMBAHASAN.....................................................................................5
A. Penerapan Pancasila Dalam Kehidupan Sehari-Hari................................ 5
B. Faktor-Faktor Pendorong Dan Penghambat Masyarakat Dalam
Menerapkan Nila-Nila Pancasila...............................................................9
C. Langkah-Langkah Yang Digunakan Untuk Menghindari
Penyimpangan Penerapan Nilai-Nilai Pancasila.......................................9
BAB IV PENUTUP...............................................................................................10
A. KESIMPULAN......................................................................................... 10
B. SARAN..................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi ini menjadi tantangan bagi masyarakat Indonesia.


Dimana di era globalisasi ini menjadi tantangan yang serius bagi Indonesia
karenat sumber daya manusia yang dimiliki masih menjadi kendala utama dalam
menanggapi tantangan sekaligus peluang yang ada, kendala ini datang dari latar
belakang pendidikan masyarakat yang semakin menurun. Latar belakang
pendidikan masyarakat Indonesia yang saat ini masih dalam ketegori rendah
setidaknya menjadikan masalah bagi masyarakat itu sendiri, karena faktor
pendidikan yang rendah akan menjadi penyebab sulitnya masyarakat beradaptasi
dengan era globalisasi.

Niali-nilai sosial dan budaya di tengah-tengah masyarakat masih


berjalan, tetapi siring berkembangnya zaman menimbulkan dampak dari arus
globalisasi juga disebabkan karena latar belakang pendidikan masyarakat yang
semakin menurun. Khususnya nilai-nilai yang ada didalam pancasila,
masyarakat tidak menganggap bahwa nilai-nilai tersebut merupakan fondasi
dalam menjalankan kehidupan mermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Ada baiknya nilai-nilai yang ada dalam pancasila seharusnya di


tanamkan dan diterapkan nilai-nilai pancasilasejak dini, agar terbentuknya
individu yang menjiwai nilai - nilai pancasila. Dengan demikian penerapan nilai-
nilai pancassila ini dapat mengakibatkan kesadaran akan dirinya atas tanggung
jawab pribadi dan bermasyarakat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal yang melatar belakangi penulisan makalah ini,
makadapat dirumuskan masalah-masalah yang akan diangkat adalah sebagai
berikut.
1. Bagaimana penerapan nilai-nilai pancasila dalam masyarakat ?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat masyarakat dalam menerapkan
nilai-nilai pancasila?
3. Langkah-langkah apa saja yang bisa digunakan untuk menghindari dari
penyimpangan penerapan nilai-nilai pancasila?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagi berikut:
1. Untuk mengetahui penerapan nilai-nilai pancasila dalam masyarakat.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat masyarakat
dalam menerapkan nilai-nilai pancasila.
3. Untuk mengetahui langkah-langkah yang digunakan untuk menyelesaikan
masalah ini.
BAB II

KERANGKA PIKIR

A. Arti dan Makna Sila Persatuan Indonesia


Persatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh atau tidak terpecah
belah. Persatuan mengandung arti “bersatunya macam-macam corak yang
beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi”. Persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini, terjadi dalam proses dan
berlangsung lama, karena persatuan dan kesatuan bangsa terbentuk dari proses
yang tUmbuh dari unsur-unsur sosial budaya masyarakat Indonesia sendiri.
B. Penerapan Sila Persatuan Indonesia
1. Nasionalisme
Nasionalisme berarti rasa kesatuan yang tumbuh dalam hati
sekelompok manusia berdasarkan cita-cita yang sama dalam satu ikatan
organisasi kenegaraan Indonesia. Persatuan Indonesia adalah proses untuk
menuju terwujudnya nasionalisme Indonesia.
2. Cinta bangsa dan tanah air
Kecintaan kepada negara akan melahirkan rasa kebangsaan yang
besar dan kecintaan ini adalah bukan milik pribadi, melainkan milik setiap
warga sebuah negara maka akan melahirkan sebuah “isme” yang bersifat
nasional dan dikenal sebagai “nasionalisme” Semangat kebangsaan dan
persatuan akan menyuburkan rasa cintatanah air yang membangkitkan
kemauan untuk membela dan mempertahankan NKRI dengan dasar negara
Pancasila dan UUD 1945.
C. Lingkungan Sosial
Sosial memiliki arti kemasyarakatan atau keadaan dimana terdapat
kehadiran orang lain. Dan lingkungan sosial juga memiliki arti sendiri
yaitulingkungan yang terdiri dari mahluk sosial ( manusia ). Lingkungan sosial
inilahyang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam
membentuk kepribadian seseorang.
Lingkungan sosial seseorang pertama di bentuk dalam lingkungan
keluarga, Lingkungan keluarga merupakan media pertama dan utama yang
berpengaruh terhadap perilaku anak. Lingkungan keluarga merupakan bekal
untuk kita dalam melakukansosialisasi dalam lingkungan sosial yang
mencangkup luas dan tidak hanya dalamsuasana rumah , tetapi juga bisa kita
menggunakan bekal itu dalam lingukangansosial dalam masyarakat dan lainnya.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Penerapan Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari


Dalam hidup berbangsa dan bernegara, sebagai warga negara Indonesia
kita harus berpegang teguh pada Pancasila yang mana itu adalah ideologi dasar
negara kita. Pancasila sebagai pedoman bagi seluruh warga negara Indonesia
seharusnya lebih dari cukup untuk menjadi arah hidup kita dalam berbangsa dan
bernegara. Namun sebelum menerapkan nya kedalam bermasyarakat maka kita
harus tau makna yang terkandung dalam simbo-simbol sila pancasila.
Sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Pada sila pertama
pancasila bangsa Indonesia harus memiliki agama ataupun kepercayaan dalam
memeluk dan beribadah sesuai dengan iman agama masing-masing. Seharusnya
dalam sila pertama ini, warga Negara Indonesia sudah jelas dan mengerti tentang
Tuhan Yang Maha Esa. Meyakini bahwa perbuatan dan sikap kita pasti akan
diperhatikan oleh Tuhan kita masing-masing. Bangsa harus berusaha
memberantas aliran aliran keagamaan yang menyimpang terhadap nilai-nilai
maupun moral pancasila.1 Tetapi pada kenyataannya masih banyak orang yang
melakukan penyimpangan dari nilai-nilai pancasila tanpa pengawasan dari
Tuhan Yang Maha Mengetahui. Kenyataannya masih banyak kebohongan,
kecurangan, konspirasi, dan masih banyak hal lainnya yang diperbuat oleh
manusia. Sebagai contoh kecil yaitu masih banyak pelajar yang berbuat
kecurangan dalam pembelajaran seperti mencontek, membuat cara apapun untuk
mendapatkan jawaban saat ujian, dan masih banyak lagi. Juga seperti koruptor,
yang berbuat seenaknya merampas uang yang bukan haknya. Hal-hal tersebut
menandakan bahwa orang tersebut merasa tidak diawasi oleh Tuhan mereka.
Kemudian mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Akur dalam
bermasyarakat sebagai umat beragama saling menghormati kehendak beribadah
satu sama lain sesuai agama yang sah di Indonesia. Tidak menghalang-halangi
umat beragama lain untuk beribadah dan berdakwah masing-masing asalkan
masih dalam norma-norma yang berlaku.
Sila kedua yaitu Kemanusian yang adil dan beradab, mengakui dan
memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak,
dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan,
agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya. Tidak merendahkan orang lain dengan mudah tetapi bersikaplah
rendah diri agar tidak menimbulkan perpecahan satu sama lain. Menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan, mengembangkan sikap saling mencintai sesama
manusia, sikap saling tenggang rasa dan tepa selira, dan sikap tidak semena-
mena terhadap orang lain. Mulailah menghargai satu sama lain memberikan
perhatian kepada mereka yang mengalami kesusahan.
Makna dari sila ini diharapkan dapat mendorong seseorang untuk
senantiasa menghormati orang lain sebagai pribadi dan anggota masyarakat.
Dengan sikap ini diharapkan dapat menyadarkan bahwa dirinya merupakan
makhluk sosial yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama, atas dasar sikap
prikemanusian ini.
Sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia, maksud dari sila ketiga ini
mengutamakan persatuan atau kerukunan bagi seluruh rakyat Indonesia yang
mempunyai perbedaan agama, suku, Bahasa dan budaya.3 kita sebagai warga
negara Indonesia harus mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan. Sanggup dan rela berkorban untuk
kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan. Perlu dijelaskan bahwa
sudah tidak sedikit lagi orang-orang yang sudah hilang rasa persatuan dan
nasionalisme, mulai acuh tak acuh apa yang terjadi pada negara kita.
Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa dan mengembangkan
rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. Mulailah dengan
cara mencintai produk Indonesia, Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Mengembangkan
persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika dan memajukan pergaulan
demi persatuan dan kesatuan bangsa. Menjalin hubungan baik antara negara lain,
tidak saling menjatuhkan dan menimbulkan perselisihan.
Sila keempat yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan. Sila keempat ini mempunyai makna bahwa
kekuasaan ada ditangan rakyat, dan dalam melaksanakan kekuasaannya, rakuat
menjalankan sistem perwakilan dan keputusan-keputusan yang diambil
dilakukan dengan jalan musyawarahyang dikendlikan dengan pikiran yang
sehat, jernih, logis serta penuh tanggung jawab baik.4
Menerapkan sila keempat ini kita sebagai warga negara dan warga
masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama dan tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama , mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan, menghormati
dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah
dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan
bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan, Musyawarah dilakukan
dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. Keputusan yang
diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran
dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan. Tetapi saat ini banyaknya krisis kepercayaan,

.
banyak orang yang dipercaya tetapi ingkar. Oleh sebab itu saat ini sudah
kurangnya kepercayaan satu sama lain.
Sila kelima yaitu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan
berarti adanya persamaan dan saling menghargai karya orang lain. Jadi
seseorang itu bertindak adil apabila orang memberikan sesuatu kepada orang
lain sesuai dengan haknya.
Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan
meningkat. Dinamis dalam arti diupayakan lebih tinggi dan lebih baik. Hal ini
berarti peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran yang lebih baik. Seluruh
kekayaan alam tidak dikuasai oleh sekelompok orang, tetapi harus untuk
kesejahteraan semua orang, kepentingan bersama menurut potensi masing-
masing. Jadi sesuatu yang diberikan kepada seseorang sesuai dengan
kemampuan, sesuai dengan potensinya utulh yang disebut adil.5
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki makna yang
sangat luas seperti kekeluargaan dan kegotongroyongan, sikap adil terhadap
sesama. Tingkatkan rasa kerjasama kepada siapapun untuk meningkatkan
keadilan satu sama lain, tidak saling melempar kesalah satu sama lain. Menjaga
keseimbangan antara hakdan kewajiban, menghormati hak orang lain, dan suka
memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. Yang perlu
digaris bawahi adalah jangan menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain, hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah, maupun bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
umum. Banyaknya penggunaan hak milik yang telah dijelaskan membuat
banyak timbulnya penipuan dan berperilaku buruk yang merusak bangsa kita.
Mulailah dengan hal yang positif seperti bekerja keras, menghargai hasil karya
orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama, dan
melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial. Bukan melakukan tindakan yang merusak dan merugikan
orang lain
B. Faktor-Faktor Pendorong dan Penghambat masyarakat
dalam menerapkan nilai-nilai pancasila.
1. Faktor-faktor pendorong masyakat dalam menerapkan nilai-nilai
pancasila.
a. Pendidikan atau pengetahuan sangat besar pengaruhnya terhadap
pemahaman kita untuk memahami arti dan fungsi pancasila.
b. Lingkungan hidup sama halnya dengan pendidikan, lingkungan
juga berpengaruh kepada pemebntukan jiwa panvasila yang kita
pahami dan pelajari.
c. Memahami arti dan fungsi pancasila dengan baik dan jadikan
sebagai pandangan hidup kita sehari-hari.
d. Menjadikan pancasila sebagai aturan-aturan berperilaku.Memiliki
rasa persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara, agar
tidak mengenal batas-batas perbedaan agama, kesukuan,
golongan dan lain sebagainya.
e. Mampu menciptakan rasa kebersamaan dengan cara tolong
menolong untuk mencapai hubungan yang lebih harmonis.
2. Faktor penghambat dalam menerapkan nilai-nilai pancasila.
Berkurangnya nilai-nilai kekeluargaan, semangat gotongroyong,
tenggang rasa, norma susila, kesopanan dan adat istiadat bangsa karena
lebih mementingkan keegoisannya sendiri dibandingkan orang lain.
C. langkah-langkah yang digunakan untuk menghindari dari
penyimpangan penerapan nilai-nilai pancasila.
1 Menjadikan pancasila sebagai pandangan hidup kita sehari-hari agar
terhindarnya dari penyimpangan nilai-nilai pancasila.
2 Mengikuti aturan-aturan pancasila, untuk membentuk berperilaku yang
baik..
3 Memiliki rasa persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara,
agar tidak mengenal batas-batas perbedaan agama, kesukuan, golongan
dan lain sebagainya.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa sila
Persatuan Indonesia merupakan pedoman dan kunci keberlangsungan bangsa
Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, agama dan ras serta
kebudayaan ini, terutama dalam mendongkrak semangat generasi pemuda
Indonesia untuk mempertahankan keutuhan Bangsanya.
Dimana masyarakat makhluk sosial yang ada dalam kehidupan kampus
dimana dalam kehidupan kampus yang juga merupakan lingkungan sosial,
mahasiswa akan dibentuk sistem pergaulannya untuk membentuk
kepribadiannya.
Untuk memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang
ber-Bhineka Tunggal Ika, masyarakat dapat menerapakan sila persatuan
Indonesia dalam kehidupan kampus, misalnya dengan berorganisai. Karena
dalam beorganisasi mahasiswa dapat bekerja sama sehingga timbul
kebersamaan.
Apabila semua masyarakat memiliki jiwa kebersamaan yang kuat, tanpa
memandang adanya perbedaan, tentunya hal ini akan membawa kepada sebuah
kemajuan dan dobrakan baru baik dalam lingkungan kampus maupun secara
global.
B. Saran
Melalui makalah ini, penulis sangat mengharapkan kesadaran mahasiswa
akan pentingnya penerapan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan kampus,
seperti sila “Persatuan Indonesia”. Kiranya mahasiswa tidak membatasi diri
hanya karena perbedaan.
Perbedaan tidak mungkin dihilangkan tapi jangan biarkan itu
menghalangi dan membatasi diri untuk mengembangkan pergaulan dan relasi
yang lebih luas lagi
DAFTAR PUSTAKA

http://damariswidyanti.blogspot.com/2017/03/makalah-tentang-sila-ke-3.html
http//etikaberwarganegara.blogspot.com/2013/12/implementasi-sila-
keempat.kerakyatan.html http://damariswidyanti.blogspot.com/2017/03/makalah-
tentang-sila-ke-3. http://dinasaput.blogspot.com.
Lubis, Maulana Arafat, Pembelajaran PPKn Teori Pengajaran Abad 21 DI SD/MI,
Yogyakart: Samudra Biru, 2018.

http://myarticleoftheworld.blogspot.com/2017/05/implementasi-sila-ke-2-pancasila-
dalam.html.
Rukiyati, dkk. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta:UNY Press, 2013.

Anda mungkin juga menyukai