Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN GIZI SEIMBANG PADA BALITA

Topik : Gizi Seimbang pada Balita

Hari/Tanggal : Senin, 20 November 2021

Waktu : 45 menit

Tempat : Puskesmas Penfui

Sasaran : Ibu – ibu yang memiliki ballita di Puskesmas Penfui

I. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan Ibu balita dapat mengerti dan
memahami tentang pentingnya gizi seimbang pada balita serta dapat membuat menu
seimbang bagi balita.

II. Tujuan Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan :
1. Ibu balita dapat menguraikan pentingnya gizi seimbang untuk balita
2. Ibu balita dapat menguraikan manfaat gizi seimbang untuk balita
3. Ibu balita dapat mengerti dan mengetahui dampaknya tidak menerapkan
pedoman gizi seimbang

III. Proses Pemberian Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan


1. Pembukaan  Memberi salam
5 menit  Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan penyuluhan
 Menggali pengetahuan peserta
mengenai informasi gambaran
yang akan disampaikan
2. Pelaksanaan  Memberikan penjelasan tentang
30 menit pentingnya gizi seimbang pada
balita
 Memberikan penjelasan tentang
manfaat gizi seimbang pada
balita
 Memberikan penjelasan tentang
dampak tidak menerapkan
pedoman gizi seimbang
 Memberikan contoh membuat
menu seimbang untuk balita
3. Penutup  Memberikan kesempatan kepada
10 menit ibu – ibu untuk bertanya
 Memberi jawaban atas
pertanyaan yang diajukan
 Menyimpulkan hasil penyuluhan
dan evaluasi

IV. Metode dan Topik Penyuluhan


a. Metode pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
b. Media dan alat bantu pembelajaran
1. Leafleat
2. Power point
3. Laptop
4. LCD

c. Pihak – Pihak yang Terlibat

a. Bapak dan ibu kepala Desa Penfui


b. Ibu kader – kader Desa Penfui
c. Ibu – ibu balita Desa Penfui
d. Mahasiswi Bidan Stikes Maranatha Kupang

V. Materi Penyuluhan
Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari – hari yang mengandung zat
gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktifitas fisik, perilaku hidup
mencegah masalah gizi. Manfaat pedoman gizi seimbang bagi balita adalah sebagai
berikut :
1. Menjaga daya tahan tubuh balita sehingga tidak mudah terserang
penyakit
2. Mempercepat pertumbuhan fisik
3. Untuk pengembangan otak dan mental anak
4. Memenuhi kebutuhan gizi balita
5. Balita menjadi lebih aktif dan besemangat
6. Tidak mudah lelah
 Pentingnya pedoman gizi seimbang adalah sebagai berikut :
 Memelihara kesehatan
 Sebagai sumber energy
 Mencegah status gizi kurang
 Meningkatkan kekebalan tubuh

a. Kebutuhan gizi balita

Kebutuhan gizi seseorang adalah ilmiah yang diperkirakan cukup untuk


memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi
ditentukan oleh usia, jenis kelamin, aktifitas fisik, berat badan dan tinggi
badan. Antara asupan gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan
sehingga diperoleh status gizi yang baik. Status gizi balita dapat dipantau
dengan menimbang anak setiap bulan dan dicocokkan dengan Kartu Menuju
Sehat (KMS).
1. Kebutuhan Energi
Kebutuhan energy bayi dan balita relative besar dibandingkan dengan
orang dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat
pesat. Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan pertambahan
usia.
2. Kebutuhan Zat Pembangun
Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga
kebutuhan relative lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika
dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari setahun,
kebutuhannya relativ lebih kecil.
3. Kebutuhan Zat Pengatur
Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan
bertambahnya usia.
4. Beberapa Hal yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi
Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguan
gizi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab
gangguan langsung ganguan gizi, khususnya gangguan gizi pada bayi dan
anak usia dibawah lima tahun (balita) adalah tidak sesuai jumlah gizi yang
mereka peroleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh mereka.
b. Faktor faktor yang menyebabkab gangguan gizi
Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya
gangguan gizi terutama pada anak balita antara lain sebagai berikut :
1. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan
Dalam kehidupan masyarakat sehari – hari sering terlihat keluarga yang
sungguhpun berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan
seadanya saja. Dengan demikian, kejadian gangguan gizi tidak hanya
ditentukan pada keluarga yang berpenghasilan kurang akan tetapi juga
pada kelurga yang berhasilan relative baik (cukup). Keadaan ini
menunjukkan bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan bagi kesehatan
tubuh mempunyai sebab buruknya mutu gizi makanan keluarga,
khususnya makanan anak balita.
2. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu
Banyak bahan makan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak
digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka
yang tidak baik terhadap bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan
itu dianggap dapat menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti
genier, daun turi, bahkan daun ubi kayu kaya akan zat besi, vitamin A dan
protein dibeberapa daerah yang masih dianggap sebagai makanan yang
dapat menurunkan harkat keluarga.
3. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau
disebut sebagai faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak
memperoleh semua zat gizi yang diperlukan.
4. Jarak kelahiran yang terlalu rapat
Banyak hasil penelitian yang membuktikan bakwa banyak anak yang
menderita gangguan gizi oleh karena ibu sedang hamil lagi atau adiknya
yang baru telah lahir, sehingga ibunya tidak dapat merawatnya secara
baik.
5. Sosial ekonomi
Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang
disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut
menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari – hari, baik
kualitas maupun jumlah makanan.

c. Dampak Tidak Menerapkan Pedoman Gizi Seimbang


1. Gizi kurang

Gizi kurang adalah gangguan kesehatan akibat kekurangan atau


ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, aktivitas
berfikir dan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan. Kekurangan zat
gizi adaptif bersifat ringan sampai dengan berat. Gizi kurang banyak terjadi
pada anak usia kurang dari 5 tahun.Gizi buruk adalah kondisi gizi kurang
hingga tingkat yang berat dan di sebabkan oleh rendahnya konsumsi energi
dan protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup
lama, (Marimbi, 2010).
Gizi kurang merupakan keadaan kurang gizi tingkat berat yang
disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi protein dari makanan sehari-hari
dan terjadi dalam waktu yang cukup lama (Sodikin, 2013).
Gizi kurang biasanya terjadi pada anak balita dibawah usia 5 tahun. Gizi
kurang umumnya terjadi pada balita dengan keadaan lahir BBLR (bayi berat
lahir rendah) atau dengan berat lahir kurang dari 2500 gram. Tidak
tercukupinya makanan dengan gizi seimbang serta kondisi kesehatan yang
kurang baik dengan kebersihan yang buruk mengakibatkan balita atau anak-
anak menderita gizi kurang yang dapat bertambah menjadi gizi buruk atau
kurang energi kalori.
Dengan meningkatnya defisiensi zat gizi akan muncul perubahan zat
biokimia dan rendahnya zat gizi dalam tubuh berupa rendahnya kadar
hemoglobin serum vit A dan karoten, apabila keadaan ini berlangsung
lama maka akan terjadi perubahan fungsi tubuh seperti tanda tanda syaraf
kelemahan, pusing, kelelahan dll. ( yulianti, 2006 ).
Akibat kurang gizi adalah sebagai berikut :
a. Kecerdasan kurang
b. Kurang darah
c. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
d. Mudah terserang penyakit

Tanda dan gejala kurang gizi :


a. Berat badan kurang dari normal/kurus
b. Tubuh kembang anak lambat
c. Nafsu makan kurang
d. Rambut tipis dan erah
e. Kurang bersemangat
f. Mata pucat
g. Mudah lelah
h. Mudah beraktivitas
i. Cengeng
2. Gizi lebih
Gizi lebih terjadi jika terdapat ketidakseimbangan antara konsumsi
energi dan pengeluaran energi. Asupan energi yang berlebihan secara
kronis akan menimbulkan kenaikan berat badan, berat badan lebih
(overweight) dan obesitas. Makanan dengan kepadatan energi yang tinggi
(banyak mengandung lemak atau gula yang ditambahkan dan kurang
mengandung serat) turut menyebabkan sebagian besar keseimbangan
energi yang positif ini. selanjutnya penurunan pengeluaran energi akan
meningkatkan keseimbangan energi yang positif (Gibney et al,2008).
Faktor penyebab:
1.      Efek toksis yang membahayakan
2.      Kelebihan energy
3.      Kurang gerak
4.      Kemajuan ekonomi
5.      Kurang pengetahuan akan gizi seimbang
6.      Aktivitas fisik golongan masyarakat rendah
7.      Tekanan hidup/ stress
Akibat Kelebihan Gizi :
1. Obesitas/ kegemukan. Energy disimpan dalam bentuk lemak.
2. Penyakit degenerative: hipertensi, diabetes, jantung koroner,
hepatitis, empedu.
3. Usia harapan hidup semakin menurun.

d. Menu Makanan Balita


Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan
kecerdasan anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu
diperkenalkan sejak dini, antara lain dengan pengenalan jam – jam makan dan
variasi makanan dan memberikan makanan selingan.
e. Evaluasi
Adapun evaluasi dari kegiatan penyuluhan yaitu ibu – ibu balita mengerti
tentang gizi seimbang anak balita agar dapat mengurangi status gizi kurang
dengan memberikan penyuluhan ini sehingga ibu – ibu balita mengerti
pentingnya gizi seimbang anak balita. Penyuluhan dihadiri oleh 8 orang ibu –
ibu balita di Puskesmas Penfui.
a. Struktur
 Peserta penyuluhan sebanyak 7 orang ibu – ibu balita di
Puskesmas Penfui
 Perlengkapan yang digunakan selama penyuluhan adalah infocus,
laptop, dan leafleat. Penggunaan bahasa sangat komunikatif dan
aplikatif dalam penyampaian penyuluhan kesehatan, ibu – ibu
balita memahami dengan apa yang telah disampaikan oleh
mahasiswa.
b. Proses
 Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pada hari Minggu tanggal 20
November 2021 pada pukul 09.00 WITA– selesai, jadwal ini
sesuai dengan yang telah ditentukan.
 Peserta yang hadir tampak antusias mengikuti penyuluhan dari
awal sampai akhir.
 Pertanyaan yang diajukan peserta dapat dijawab dengan baik oleh
penyaji
c. Hasil
Pengetahuan ibu – ibu balita mengenai gizi seimbang balita meningkat
karena banyaknya ibu – ibu balita yang bertanya tentang materi yang
telah disampaikan oleh mahasiswa/i.

f. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil Kegiatan
Kegitan yang di laksanakan melibatkan ibu kader dan ibu – ibu balita
di Puskesmas Penfui Jumlah ibu – ibu balita yang mengikuti kegiatan
penyuluhan adalah 7 orang dari 20 undangan yang telah disebarkan
bersama ibu kades. Pelaksanaan kegiatan meminta izin kepada kepala desa
terlebih dahulu dan ibu – ibu PKK untuk mengadakan penyuluhan gizi
seimbang anak balita di Puskesmas Penfui Setelah di dapatkan izin dan
waktu pelaksanaan, pelaksanaan mempersiapkan ibu – ibu balita yang
akan diberi penyuluhan. Setelah mengumpulkan ibu – ibu balita dan
duduk kemudian baru penyampaian materi dan media yang akan dipakai
saat kegiatan serta doorprice. Pada hari yang telah ditentukan para ibu –
ibu balita dikumpulkan sesuai dengan pukul 09.00 WIB di Puskesmas
Penfui , dilakukan penyampaian materi dengan metode ceramah, diskusi,
tanya jawab dan pemberian leafleat pada hari minggu tanggal 20
November 2021 dengan materi gizi seimbang anak balita. Setelah materi
disampaikan, moderator membuka pertanyaan, setelah itu penyaji bertanya
kepada peserta apabila peserta dapat menjawab pertanyaan dengan baik
dan benar, peserta akan diberikan doorprice.
Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini, kendala yang terjadi
adalah tidak semua ibu – ibu balita yang diundang mengikuti kegiatan
penyuluhan. Sedangkan undangan sudah disebarkan, namun partisipasi
dari warga desa terutama ibu – ibu balita kurang. Upaya yang dilakukan
dengan memberitahukan bahwa setelah materi disampaikan aka nada
dooprize sehingga diharapkan ibu – ibu balita bisa mendengarkan dengan
serius tentang materi penyuluhan yang disampaikan.
Hasil pengetahuan ibu – ibu balita tentang gizi seimbang anak
balita bertambah lebih baik dibandingkan sebelum mendapatkan
penyuluhan terlihat dari banyak antusiasi siswa mendengarkan materi
yang disampaikan
2. Pembahasan
Pada pelaksanaan kegiatan penyuluhan jajanan gizi seimbang anak
balita, penyaji memberikan materi seperti pengertian gizi seimbang, jenis
– jenis gizi seimbang,fungsi zat gizi, manfaat gizi bagi anak balita dan
dampak tidak menerapkan gizi seimbang, serta contoh menu gizi
seimbang anak balita. Antusias ibu – ibu balita pada materi yang
disampaikan sangat tinggi. Pengetahuan ibu – ibu balita tentang gizi
seimbang anak balita menjadi meningkat, kegiatan dilakukan dengan
lancar dan ada sedikit kendala yang bisa teratasi.

g. Kendala dan Upaya


Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini, kendala yang terjadi adalah
tidak semua ibu – ibu balita yang diundang mengikuti kegiatan penyuluhan.
Sedangkan undangan sudah disebarkan, namun partisipasi dari warga desa
terutama ibu – ibu balita kurang. Upaya yang dilakukan dengan
memberitahukan bahwa setelah materi disampaikan aka nada dooprize
sehingga diharapkan ibu – ibu balita bisa mendengarkan dengan serius tentang
materi penyuluhan yang disampaikan.
h. Penutup
1. Simpulan

Kegiatan penyuluhan diPuskesmas Penfui , sesuai dengan rencana dan di


ikuti oleh ibu – ibu balita 2dan di bantu oleh Bapak/Ibu kepala desa dan ibu –
ibu PKK.

a. Dapat mengumpulkan ibu – ibu balita Desa penfui


b. Terdapat peningkatan informasi tentang gizi seimbang anak balita
c. Dapat memberikan penyuluhan tentang gizi seimbang anak balita

2. Saran

Saran yang dapat disampaikan berikut ini berdasarkan hasil kegiatan


peyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat, antara lain :

a. Hendaknya semua warga Desa Penfui terutama ibu – ibu balitadapat


menerapkan gizi seimbang pada keluarganya untuk meningkatkan
kesehatan dan mengurangi masalah gizi terutama gizi buruk dan kurang
pada anak balita.
b. Hendaknya partisipasi warga desa penfui tentang kesehatan meningkat.
Daftar Pustaka
Gibney,Michael J et al.2008.Gizi Kesehatan Masyarakat.Jakarta;EGC
Marimbi, Hanum. 2010. Tumbuh Kembang Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada Balita.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Sodikin, 2013.Keperawatan Anak Gangguan Pencernaan. Jakarta: EGC.

Yulianti, Rita. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi ke-2. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai