LP-BBLR Zulfauzan Zafarillah
LP-BBLR Zulfauzan Zafarillah
BBLR
Zulfauzan Zafarillah
P07220417047
A. Pengertian
Berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari
2500 gram pada waktu lahir (Huda dan Hardhi, 2013). Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya < 2500 gram
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi
yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. (Ikatan Dokter Anak
Indonesia, 2004).
B. Klasifikasi
2002):
Masa gestasi 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan
untuk masa gestasi itu, atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk masa
Lean).
b. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gram.
c. Bayi Berat Lahir Ekstrim rendah (BBLER), berat lahir < 1000 gram.
C. Etiologi BBLR
ibu yang lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti
2004).
1. Faktor ibu
a. Penyakit
b. Ibu
2.Faktor janin
3. Faktor plasenta
pecah dini.
4. Faktor lingkungan
D. Manifestasi klinis
1. Berat badan lahir 2500 gram, panjang badan 45 Cm, lingkar dada 30
kepala relatif lebih besar dari badan, kulit tipis, transparan, banyak lanugo,
lemak sub kutan sedikit, osifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutura
sendi lutut dan kaki fleksi, dan kepala menghadap satu jurusan.
4. Lebih banyak tidur dari pada bangun, tangis lemah, pernafasan belum
teratur dan sering terjadi apnea, refleks menghisap, menelan, dan batuk
belum sempurna
E. Patofisiologi
dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi
berat badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya, yaitu
tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena faktor ibu, janin,
1. Termoregulasi
Dalam kandungan ibu, bayi berada pada suhu lingkungan 36°C- 37°C dan
segera setelah lahir bayi dihadapkan pada suhu lingkungan yang umumnya
matangnya sistem saraf pengatur suhu tubuh, rasio luas permukaan tubuh
panas.
2. Gangguan pernafasan
Akibat dari defisiensi surfaktan paru, toraks yang lunak dan otot respirasi
terjadinya aspirasi.
3. Imaturitas imunologis
Pada bayi kurang bulan tidak mengalami transfer IgG maternal melalui
kekebalan dari ibu ke janin terjadi pada minggu terakhir masa kehamilan.
Selain itu kulit dan selaput lendir membran tidak memiliki perlindungan
menurunnya cadangan kalsium, fosfor, protein, dan zat besi dalam tubuh,
menyebabkan nutrisi yang tidak adekuat dan penurunan berat badan bayi.
5. Imaturitas hati
bilirubin direk belum sempurna dan kadar albumin darah yang berperan
6. Hipoglikemi
Kecepatan glukosa yang diambil janin tergantung dari kadar gula darah ibu
gula darah selama 72 jam pertama dalam kadar 40 mg/dl. Hal ini
timbulnya hipoglikemi.
F. Pemeriksaan Penunjang
1 Radiologi
a. Foto thoraks/baby gram pada bayi baru lahir dengan usia kehamilan
kurang bulan, dapat dimulai pada umur 8 jam. Gambaran foto thoraks
2002).
2 Laboratorium
a. Darah rutin
Interpretasi hasil:
G. Komplikasi
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara
lain :
1. Hipotermia
2. Hipoglikemia
7. Infeksi
8. Perdarahan intraventrikuler
9. Apnea of Prematurity
10. Anemia
1. Gangguan perkembangan
2. Gangguan pertumbuhan
4. Gangguan pendengaran
H. Penatalaksanaan
cenderung mengalami masalah yang bervariasi. Hal ini harus diantisipasi dan
meliputi:
1. Dukungan respirasi
Tujuan primer dalam asuhan bayi resiko tinggi adalah mencapai dan
dan bantuan ventilasi. Bayi dengan atau tanpa penanganan suportif ini
2. Termoregulasi Kebutuhan
(1994) suhu aksilar optimal bagi bayi dalam kisaran 36,5°C – 37,5°C,
sedangkan menurut Sauer dan Visser (1984) suhu netral bagi bayi adalah
36,7°C – 37,3°C.
dengan ibunya. Jika ibu tidak ada dapat dilakukan oleh orang lain
sebagai penggantinya.
b. Pemancar pemanas
d. Inkubator
bayi baru lahir terutama pada bayi preterm dan sakit. Pada bayi BBLR
imunitas seluler dan humoral masih kurang sehingga sangat rentan denan
antara lain :
kebersihannya.
c. Petugas dan orang tua yang berpenyakit infeksi tidak boleh
4. Hidrasi
tambahan kalori, elektrolit, dan air. Hidrasi yang adekuat sangat penting
(70% pada bayi cukup bulan dan sampai 90% pada bayi preterm). Hal ini
5. Nutrisi
Nutrisi yang optimal sangat kritis dalam manajemen bayi BBLR tetapi
oleh ukuran dan kondisi bayi. Nutrisi dapat diberikan melalui parenteral
oleh usaha memberi makan yang terlalu cepat. Penting untuk tidak
dan penurunan saturasi oksigen. Pada bayi dengan reflek menghisap dan
6. Penghematan energi
Salah satu tujuan utama perawatan bayi resiko tinggi adalah menghemat
energi, Oleh karena itu BBLR ditangani seminimal mungkin. Bayi yang
pada bayi sehingga waktu tidur bayi akan lebih lama dan mengurangi
adalah suara dari orang tua atau keluarga, suara dokter, perawat yang
periodik apnea.
diharapkan dan membuat stress bila keluarga tidak siap secara emosi.
dirawat terpisah dari ibunya. Selain cemas, orang tua mungkin juga
pada orang tua untuk melihat, menyentuh, dan terlibat dalam perawatan
bayi. Hal ini dapat dilakukan melalui metode kanguru karena melalui
kontak kulit antara bayi dengan ibu akan membuat ibu merasa lebih
nyaman dan percaya diri dalam merawat bayinya. Dukungan lain yang
dapat diberikan perawat adalah dengan menginformasikan kepada orang
tua mengenai kondisi bayi secara rutin untuk meyakinkan orang tua
bahwa bayinya memperoleh perawatan yang terbaik dan orang tua selalu
1. Pengkajian
komplikasi nifas.
d. Tanda-tanda vital.
asfiksia benar, tepat dan cepat. Untuk bayi preterm beresiko terjadinya
hipothermi bila suhu tubuh < 36 °C dan beresiko terjadi hipertermi bila
suhu tubuh < 37 °C. Sedangkan suhu normal tubuh antara 36,5°C –
37,5°C, nadi normal antara 120-140 kali per menit respirasi normal
antara 40-60 kali permenit, sering pada bayi post asfiksia berat
e. Pengkajian fisik.
1) Pengkajian umum
2) Pernafasan
c) Tangisan lemah.
3) Kardiovaskuler
4) Gastrointestinal
masih lemah.
muntah.
5) Genitourinaria
a) Genetalia immatur.
6) Neurologis-Muskoloskeletal
(lemah).
d) Osifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutura lebar.
7) Suhu
8) Kulit
b. Ketidakseimbangan
ketidakmampuan ingest/digest/absorb
c. Risiko
d. Risiko infeksi
e. Risiko gangguan
DAFTAR PUSTAKA
Huda, Nuratif dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).2004. Bayi berat lahir rendah. Dalam :
Kosim Sholeh, M. 2003. Buku panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir
untuk Dokter, Bidan, dan Perawat di Rumah Sakit. Jakarta: IDAI Depkes
RI.
AeusCalpius.
Merenstein, G.B. et all. 2002. Buku Pegangan Pediatri. Edisi 17. Widya Medika.
Jakarta
Pilliteri Adele. 2003. Maternal and Child Health Nursing: Care of The
and Wilkins.
Proverawati Atikah, & Ismawati Cahyo, S. 2010. BBLR : Berat Badan Lahir
Wilkinson. J.M, dan Ahern. N.R, 2011, Buku Saku Diagnosis Keperawatan :
Sistem respirasi Sistem termoregulasi Sistem integumen Sistem imunitas Sistem gastrointestinal Sistem saraf
Cadangan immunoglobulin
maternal (igM, IgG)
Imaturitas Struktur kulit
menurun,
paru immatur Sum-sum tulang , jaringan Imaturitas produksi enzim,p Pusat refleks
Pusat pengaturan suhu
limfoid kelenjar timus asam hirokolik ( absorpsi lemak Medula spinalis
di hipotalamus immatur & vit), immaturitas sfingter belum sempurna
immatur kardia lambung, Melemahnya
Surfaktan Ketidakseimbangan luas refleks mengisap dan refleks
belum permukaan tubuh dg BB menelan, Kapasitas perut
kecil, Otot – otot abdomen
terbentuk lemah
Pengembangan
paru terganggu
Risiko gangguan
integritas kulit
Resiko infeksi Intake nutrisi
inadekuat
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh