3545 8332 1 PB
3545 8332 1 PB
Wulfram I. Ervianto
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Jl. Babarsari No. 44 Yogyakarta, Telp.(0274) 487711
wulframervianto@gmail.com
Abstrak
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 514 kabupaten kota berdasarkan
data Kementerian Dalam Negeri tahun 2016. Diantara kota-kota di Indonesia ada
sejumlah kota yang mampu memberikan rasa aman dan nyaman bagi penduduknya, yang
berdampak pada meningkatnya jumlah penduduk. Tujuan pendatang di kota dapat bersifat
sementara maupun permanen. Belum adanya regulasi yang membatasi jumlah penduduk
dalam sebuah kota berpotensi menimbulkan ketidakseimbangan sistem yang telah ada. Di
sisi lain, daya dukung lingkungan kota mempunyai kendala keterbatasan kapasitas
penyediaan dan kapasitas tampung limbah. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan persoalan tersebut diatas dengan cara mengimplementasikan konsep
kota hijau yang terdiri dari sembilan atribut, yaitu: infrastruktur jalan, transportasi, ruang
terbuka hijau, air bersih, kebisingan, energi, perumahan, udara bersih, bangunan
gedung. Semua atribut tersebut perlu segera dieksekusi didasarkan pada pendekatan
sistem yang terintegrasi guna memenuhi prinsip pembangunan berkelanjutan (aspek
ekonomi, sosial, lingkungan). Dalam hal ini diperlukan pengelolaan agar terjadi
keseimbangan antara proses penyediaan infrastruktur dengan keterbatasan
lingkungan.Selain itu, pengelolaan berbagai infrastruktur baik di darat maupun di laut
dimungkinkan digunakan pendekatan ekonomi biru untuk meniadakan limbah.
Abstract
Indonesia is an archipelago country, which consists of 514 urban district refering to 2016
data issued by the ministry of domestic affairs. This country has some cities that are able
to generate secure and comfortable environment. Among its cities, there are many areas
that are able to generate secure and comfortable environment for their population. They
affect for increasing population. The nature of urban migrants’ goal can be either
temporarily or permanently. The absence of government regulation enhancing stable
number of residents in urban area produces imbalance of the existing system. In addition,
carrying capacity in an urban area is facing problem of both source availibility and waste
management. By implementing the concept of green city isone approach to achieve a
suitable solution in case of problem obove. There are nine atributes of green approaches,
namely : road infrastructure, transportation, green open space, clean water, noise, energy,
housing, clean air, building. All these attributes need to be executed immediately based
on an integrated systems approach to meet the principles of sustainable development
(economic, social, environmental). In this case, it is necessary to manage the balance
between the process of providing infrastructure with environmental limitations.
yang tidak melebihi 12 mil laut, diukur dari garis ekonomi Indonesia terutama di kawasan Asia
pangkal yang ditentukan sesuai dengan konvensi Tenggara.
perserikatan bangsa-bangsa tentang hukum laut. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik yang
Dalam Undang-Undang No. 1 Tahun 2014, di-update tanggal 21 November 2017, jumlah
wilayah pesisir adalah daerah peralihan antara pulau di Indonesia adalah 1.860 pulau. Sedangkan
ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh jumlah pelabuhan laut di Indonesia saat ini adalah
perubahan di darat dan laut. Sedangkan pulau 140 pelabuhan, yang terletak di beberapa daerah
kecil adalah pulau dengan luas kurang atau sama (gambar
dengan 2.000 km2 beserta kesatuan 1), sehingga rasio antara banyaknya pulau
ekosistemnya. Fakta tersebut diatas terhadap jumlah pelabuhan yang tersedia adalah
menggambarkan betapa besar potensi yang sekitar 13 : 1, yang diartikan setiap 13 pulau hanya
dimiliki Indonesia, oleh karenanya perlu tersedia satu pelabuhan laut. Dampak langsung
pengelolaan yang baik untuk dapat memenuhi persoalan ini adalah berbedanya harga komoditas
kebutuhan masyarakat, namun tetap berpegang antar pulau. Kekayaan sumberdaya di lautan telah
pada prinsip menyediakan untuk kehidupan bagi dimanfaatkan sejak dahulu hingga saat ini melalui
generasi berikutnya. cara-cara konvensional maupun teknologi.
Posisi Indonesia sebagai negara kepulauan Sekelompok kalangan meyakini bahwa nilai
terbesar di dunia seharusnya menjadi kekuatan ekonomis kekayaan sumber daya alam di laut
penting yang dapat dimanfaatkan secara maksimal melebihi kekayaan serupa yang ada di daratan.
dalam pembangunan. Limpahan kekayaan yang Bahkan ada yang mengatakan kekayaan yang ada
terkandung di laut secara utuh di dasar maupun di di laut dianggap tidak akan pernah ada habisnya.
atas permukaan laut merupakan potensi ekonomi Pertanyaannya adalah apakah kekayaan laut
yang mampu memberikan kontribusi nyata bagi tersebut telah mampu didayagunakan sebagai
perekonomian nasional. Salah satu kendala modal pembangunan untuk mencapai
terbesar adalah terbatasnya ketersediaan kesejahteraan bangsa, atau kalaupun sudah
infrastruktur di berbagai daerah di Indonesia, yang didayagunakan, sudahkah memberikan
berdampak langsung terhadap pertumbuhan sumbangan positif terhadap kemajuan ekonomi
bagi masyarakat.
Jumlah Pelabuhan Laut di Indonesia
55
17 16 13 13 10 8 8
pelabuhan. Dengan jumlah dan nilai proyek yang lingkungan yang hidup dan berlanjut, dapat
relatif besar tentu akan berdampak positif bagi memberikan kesejukan alam, menjamin
aspek ekonomi, sosial, namun ada kecenderungan kenyamanan hidup, bila lingkungan bebas dari
berdampak negatif bagi lingkungan jika tidak polusi. Polusi yang terjadi saat ini sebagian besar
dikelola secara baik. Salah satu pendekatan yang merupakan dampak dari hasil kerja manusia, yaitu
diyakini mampu mengakomodasi ketiga aspek aktifitas pabrik, industri, kendaraan bermotor,
tersebut diatas adalah dengan sisa-sisa kosmetik, bahan beracun, sisa olahan
mengimplementasikan konsep pembangunan pabrik, sampah rumah tangga masyarakat, dan
berkelanjutan (sustainable development), yaitu lainnya, sangat mengganggu lingkungan fisik.
pembangunan untuk memenuhi kebutuhan saat ini Lingkungan yang harus tetap terjaga dari polusi
tanpa mengurangi kemampuan generasi adalah kawasan pemukiman, air, sungai, danau,
mendatang untuk memenuhi kebutuhannya. laut, dan udara.
Pendekatan tersebut diatas jika dikembangkan di EKONOMI BIRU
tataran praktis disebut dengan green, misalnya Fakta yang terjadi seperti tersebut diatas
untuk infrastruktur disebut green infrastrukur dan mangarahkan pada pendapat bahwa ekonomi
green ekonomi. Pendekatan ini dikembangkan hijau tidak mampu memberikan dampak yang
terus untuk mendapatkan manfaat yang lebih baik siginifikan dalam hal pengelolaan lingkungan,
terutama fokus terhadap tiga aspeknya. maka perlu adanya pendekatan lain yang
Aspek sosial, pembangunan berkelanjutan dipercaya mampu menyelesaikan persoalan yang
memiliki tiga agenda utama, yaitu : (a) terjadi. Salah satu alternatif pendekatan yang
Empowerment, perkuatan pada kapasitas manusia mampu memformat pembangunan berkelanjutan
melalui pendidikan dan pelatihan sehingga dapat berbasis sumber daya alam, yaitu konsep ekonomi
meningkatkan kualitas manusia. Pendekatan ini biru. Substansi ekonomi biru terletak pada
fokus pada aspek partitisipasi, sehingga dapat manajemen yang berkesinambungan dan
meningkatkan inovasi dan kreasi manusia. melestarikan berbagai jenis sumber daya alam
Elemen-elemen ini yang dibutuhkan dalam khususnya sumber daya kelautan. Tokoh dan
pembangunan berkelanjutan bagi pemberdayaan konseptor utama ekonomi biru adalah Gunter
masyarakat untuk memanfaatkan dan mengelolah Pauli (2010) yang terinspirasi aliran deep-ecology
sumber daya alam. (b) Aspek kelembagaan, hasil pemikiran Arne Ness (1970). Visi Pauli
meliputi lembaga formal maupun non formal. adalah kehidupan manusia harus selalu dikelilingi
Kelembagaan non formal berbasis kearifan dan samudera biru nan astri, manusia selalu berada
budaya lokal, sangat berperan dalam dibawah atap langit biru dan menyejahterakan
pembangunan berkelanjutan. Masyarakat, tokoh bagi manusia.
adat, tokoh agama, perempuan, pemuda, dan Pauli berusaha melakukan koreksi dan
sesepuh desa/kampung, adalah faktor-faktor memperbaiki praktik green economic, yang
kunci dalam pembangunan pengelolaan dan dikembangkan menjadi blue economic. Pendapat
pemanfaatan sumber daya alam setempat. (c) Pauli tentang konsep ini adalah melakukan
Hubungan dan kebersamaan hidup yang baik efisiensi dalam pengelolaan sumber daya yang
untuk para pemangku kepentingan dalam suatu berpedoman pada pendekatan nirlimbah (zero
wilayah, merupakan modal sosial utama bagi waste), inklusi sosial, pemerataan sosial dan
keberlanjutan sosial di wilayah tersebut. kesempatan kerja bagi orang miskin, inovasi dan
Pendekatan ekologi, pembangunan adaptasi serta efek ekonomi pengganda. Diskusi
berkelanjutan memiliki tiga agenda utama, yaitu : tentang ekonomi biru menjadi topik dalam
(a) mempertahankan keterjagaan pertemuan para pemimpin dunia, terutama pejabat
keanekaragaman hayati (biodevercity). Sebagai tinggi Asia Pacific Economic Cooperation (APEC)
sumber bahan sandang, pangan, dan papan, serta atau Kerja sama Ekonomi Asia Pasifik, berupa
bahan obat-obatan. (b) keberlanjutan sumber daya forum ekonomi 21 negara di Lingkar Pasifik yang
alam angat ditentukan oleh kelestarian lingkungan bertujuan untuk mengukuhkan pertumbuhan
fisik. Tanah, air, sungai, dan laut, serta udara yang ekonomi. Konsep ini menjadi tema penting karena
terjaga/lestari dan bestari, dapat menjamin tetap mulai disadari bahwa konsep sustainable
tersedianya natural resources. Lingkungan yang development yang diprakarsai komisi Brunland,
telah mati, degradasi dan deplesi, tidak akan tidak mampu menyelamatkan lingkungan fisik
mampu secara produktif menyediakan natural bagi masa depan manusia.
resources yang dibutuhkan manusia. (c)
Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2018 3
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 17 Oktober 2018
p- ISSN : 2407 – 1846
TS - 003 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek
Elemen-elemen dalam ekonomi biru masih sosial, hasil dari setiap pengelolaan sumberdaya
menjadi bahan perbincangan di berbagai negara, alam seharusnya mampu menciptakan rasa
namun pendekatan yang mungkin dilakukan keadilan melalui pemerataan sosial dan
untuk mencapainya manakala seluruh stake menyediakan kesempatan kerja yang layak dan
holder memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (a) berkelanjutan bagi masyarakat miskin. (c) Inovasi
pengelolaannya didasarkan prinsip efisiensi alam dan adaptasi, yang memperhatikan prinsip hukum
(nature’s efficiency), yakni setiap pengelola fisika dan sifat alam yang adaptif. (d) Efek
sumberdaya alam akan terjadi proses “tanpa ekonomi pengganda, bahwa setiap ekstraksi
limbah” dan tidak ada sisa untuk limbah dimana bahan baku alam, seharusnya memberikan efek
limbah dari satu proses menjadi bahan baku dari ganda yang diartikan bahwa suatu ekonomi dapat
proses produksi lainnya. (b) kepedulian sosial membangkitkan aktifitas ekonomi lanjutan yang
dimana akan terjadi peningkatan pendapatan, berantai dan berdampak luas. Efek ekonomi
lebih banyak menghasilkan, lebih banyak pengganda memiliki pasar yang relatif aman dan
menyerap tenaga kerja, dan lebih banyak peluang tak rentan terhadap gejolak harga pasar. Ekonomi
usaha bagi masyarakat. (c) Inovasi dan kreativitas, biru lebih berorientasi pada produk ganda
dimana akan melahirkan bisnis inovatif dan sehingga tidak bergantung pada satu produk.
kreatif untuk melipat-gandakan hasil, memperluas Pasal 14 Undang-Undang Nomor 32 Tahun
lapangan kerja, namun tidak merusak lingkungan. 2014 tentang Kelautan mengatur bahwa
Selain masalah efisiensi yang menjadi agenda pemerintah pusat dan pemerintah daerah sesuai
utama pendekatan ekonomi biru, terdapat empat dengan kewenangannya melakukan pengelolaan
prinsip pengelolaan dan pemanfaatan sumber kelautan untuk sebesar-sebesarnya kemakmuran
daya menurut Pauli (2010), yaitu : (a) Nirlimbah rakyat melalui pemanfaatan dan pengusahaan
(zero waste), prinsip ini menekankan sistem sumber daya kelautan dengan prinsip ekonomi
siklikal dalam proses produksi sehingga tercipta biru. Ekonomi biru merupakan model
produksi bersih. Setiap proses produksi atau pembangunan ekonomi yang mengintegrasikan
ekstraksi sumberdaya, selalu ada limbah atau sisa pembangunan darat dan laut dengan
produksi. Limbah tersebut dapat menjadi bahan memperhitungkan daya dukung sumber daya dan
material (raw materials) atau sumber energi bagi lingkungan. Pada prinsipnya potensi darat, laut,
produksi lanjutan yang tentunya diharapkan dan udara harus disinergikan sehingga menjadi
memiliki nilai ekonomis (Gambar 1). (b) Inklusi kekuatan Indonesia.
Manfaat
Produk B
ekonomi
Limbah Manfaat
Produk C
Produk B ekonomi
Limbah Manfaat
Produk D
Produk C ekonomi
Zerro waste
Pemerintahan
bersih
Reformasi regulasi
Visi
dan institusi
Berkelanjutan
Monitoring
KONKLUSI
Beberapa hal penting yang perlu diadopsi dalam
sektor konstruksi adalah menerapkan prinsip
ekonomi biru yang didasarkan pada pendekatan
nirlimbah, meskipun masih banyak hambatan
yang perlu diselesaikan, diantaranya adalah
kesiapan pekerja konstruksi yang cenderung
mengabaikan prinsip efisiensi. Hal ini disebabkan
karena riwayat pekerja konstruksi belum
didasarkan pada pengetahuan yang baik, namun
hanya sekedar belajar dari pekerja pendahulunya.
Hal lain yang ikut berkontribusi terhadap
persoalan ini adalah belum adanya inisiasi
pengusaha konstruksi untuk melakukan pelatihan
bagi pekerjanya terutama dalam mengelola proses
konstruksi yang beragam, sehingga pengetahuan
masih didasarkan pada apa yang pernah dilakukan
dalam proyek sebelumnya tanpa mengetahui
kebenarannya. Oleh sebab itu, perlu mekanisme
transfer pengetahuan melalui pelatihan bagi
pekerja konstruksi terutama sebelum
melaksanakan pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA