NIM : 19105510003
Prodi : Ilmu Administrasi Bisnis A
Tugas : Hub. Industrial
BAB 6
HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN ENTREPRENEURSHIP
A. Pengertian Entrepreneurship
Dalam bahasa Indonesia, istilah Entrepreneurship diartikan kewirausahaan
yang memiliki pengertian sedikit berbeda oleh para ahli. Meskipun demikian,
masing-masing pendapat memiliki inti dari entrepreneurship, yaitu tentang
kreativitas atau inovasi. Secara umum pengertian Entrepreneurship
(Kewirausahaan) adalah proses kegiatan kreativitas dan inovasi menciptakan
perubahan dengan memanfaatkan peluang dan sumber-sumber yang ada
untuk menghasilkan nilai tambah bagi diri sendiri dan orang lain serta
memenangkan persaingan. Dalam literatur-literatur kewirausahaan diartikan
berbeda-beda oleh para ahli. Berikut beberapa pengertian entrepreneurship
(kewirausahaan).
* Suryana dalam Kewirausahaan: Kiat dan Proses Menuju Sukses (2013),
entrepreneurship merupakan suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi
untuk memecahkan dan mencari peluang dari masalah yang dihadapi oleh
setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Kreativitas adalah kemampuan untuk
membuat ide baru dengan mengkombinasikan, mengubah, atau merekonstruksi
ide-ide lama. Sedangkan inovasi merupakan penerapan dari penemuan suatu
proses produksi baru atau pengenalan akan suatu produk baru.
* Danang Sunyoto dalam Kewirausahaan Untuk Kesehatan (2013) memiliki
pandangan tentang entrepreneurship yaitu suatu sikap untuk menciptakan
sesuatu yang baru serta bernilai bagi diri sendiri dan orang lain.
Entrepreneurship tidak hanya tentang mencari keuntungan pribadi, namun juga
harus mempunyai nilai sosial.
* Hermawan Kartajaya menjelaskan pengertian Entrepreneurship adalah suatu
usaha untuk menciptakan nilai melalui pengamatan atas suatu kesempatan
bisnis, dengan melakukan manajemen terhadap risiko yang mungkin timbul
serta keterampilan untuk berkomunikasi serta memobilisasi sumber daya yang
ada terutama sumber daya manusia sehingga dapat menciptakan sesuatu yang
menghasilkan.
* Abu Marlo pada buku Entrepreneurship Hukum Langit (2013) menjelaskan
bahwa entrepreneurship adalah kemampuan seseorang untuk peka terhadap
peluang dan memanfaatkan peluang tersebut untuk melakukan perubahan dari
sistem yang ada. Dalam dunia entrepreneurship, peluang adalah kesempatan
untuk mewujudkan atau melaksanakan suatu usaha dengan tetap
memperhitungkan resiko yang dihadapi.
D. Profesionalisme Kerja
Pengertian profesional itu sendiri yaitu Pekerja yang menjalankan profesi.
Setiap profesional berpegang pad nilai moral yang mengarahkan dan
mendasari nilai luhur. Dalam melakukan tugasnya profesional haruslah objektif,
dengan kata lain bebas dari rasa malu, sentimen, benci, sikap malas, dan
enggan bertindak. Yang dimaksud kelompok profesional yaitu seuatu kelompok
yang berkemahiran yang diperoleh melaui proses pendidikan dan pelatihan
yang erkualitas dan berstandart tinggi yang dalam menerapkan semua keahlian
dan kemahirannya yang tinggi itu hanya dapat dikontrol dan dinilai oleh rekan
sesama profesi itu sendiri.
Seorang profesional memiliki tiga watak, yaitu antaranya :
1. pekerjaan yang dilakukan seorang profesional itu semata mata untuk
merealisasikan kebajikan demi tegaknya kehormatan profesi yang digeluti.
2. seorang profesional menjalankan pekerjaannya harus dilandasi oleh
kemahiran teknis yang berkualitas tinggi.
3. kerja seorang profesional diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral
dan harus menundukan diri pada sebuah kode etik yang dikembangkan dan
disepakati.
Pengertian profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan
dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarkat, berbekalkan
keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan serta ikrar untuk
menerima panggilan tersebut. Ada empat perspektif dalam mengukur
profesionalisme menurut gilley dan enggland :
1. Pendekatan berorientasi filosofis
Pendekatan lambang profesional, pendekatan sikap Individu dan electic.
2. Pendekatan perkembangan bertahap
Individu(dengan minat bersama)berkumpul, kemudian mengidentifikasian dan
mengadopsi ilmu, untuk membentuk organisasi profesi, dan membuat
kesepakatan persyaratan profesi, serta menentukan kode etik untuk merevisi
persyaratan.
3. Pendekatan berorientasi karakteristik
Etika sebagai aturan langkah- langkah, pengetahuan yang terorganisasi,
keahlian dan kopentensi khusus, tinggkat pendidikan minimal, setifikasi
keahlian.
4. Pendekatan berorientasi non- tradisional
Mampu melihat dan merumuskan karakteristik unik dan kebutuhan sebuah
profesi.
Pengusaha diakui secara luas atas kontribusi penting yang mereka buat
untuk pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan umum, namun sampai baru-
baru ini kewirausahaan tidak dianggap layak untuk studi ekonomi yang
serius. Saat ini, kemajuan telah dibuat untuk mengintegrasikan kewirausahaan
ke dalam ekonomi makro, tetapi sampai sekarang pengusaha hampir
sepenuhnya dikeluarkan dari ekonomi mikro dan model teoritis standar
perusahaan. Teori Mikro Kewirausahaan Inovatif menyediakan kerangka kerja
untuk memperkenalkan kewirausahaan ke dalam teori mikro arus utama dan
menggabungkan aktivitas wirausahawan, penemu, dan manajer ke dalam
model standar perusahaan. William Baumol membedakan antara
wirausahawan inovatif, yang memunculkan ide-ide baru dan
mempraktikkannya, dan wirausahawan replikatif, yang dapat berupa siapa saja
yang meluncurkan usaha bisnis baru, terlepas dari apakah usaha serupa sudah
ada. Baumol mengajukan analisis teoretis kuasi-formal tentang peran
berpengaruh pengusaha inovatif dalam kehidupan ekonomi. Dengan
melakukan itu, ia membuka jalan untuk membawa kewirausahaan inovatif ke
dalam badan ekonomi mikro arus utama yang diterima, dan menawarkan
wawasan berharga yang dapat digunakan untuk merancang kebijakan yang
lebih efektif. Teori Mikro Kewirausahaan Inovatif meletakkan dasar bagi teori
mikro jenis baru yang mencerminkan pentingnya wirausaha inovatif bagi
pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran.
DAFTAR PUSTAKA
https://cipluk2bsi.wordpress.com/profesionalisme-kerja-2/
https://m.liputan6.com/hot/read/4631368/16-tujuan-wirausaha-menurut-para-
ahli-pahami-lebih-jauh?page=2