Diusulkan oleh:
MANAJEMEN C 2019
FAKULTAS EKONOMI
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Kami ucapkan kepada Tuhan yang maha esa yang memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada
Kami sehingga dapat menyelesaikan tugas KKNI yaitu “Proyek Modul Manajemen
Agribisnis “
Dalam penyusunan Proyek Modul Manajemen Agribisnis Kami banyak mendapat
tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Oleh karena itu, Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Hendra Saputra, SE., M.Si atas bimbingan, dan arahan yang telah di berikan kepada
Kami.
Kami sangat berharap ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai cara membuat modul manajemen agribisnis .Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam Modul manajemen agribisnis ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, Kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan Modul yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga Modul sederhana ini dapat
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya Modul manajemen agribisnis yang
telah disusun ini dapat berguna bagi Kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan Kami mohon kritik dan saran yang membangun dari Anda semua demi perbaikan Modul
ini di waktu yang akan datang.
Kelompok 7
MODUL 1
MANAJEMEN AGRIBISNIS
Hendra Sahputra,SE., M.Si
Pendahuluan____________________________________________________________
_______
KEGIATAN BELAJAR 1
Sistem Agribisnis
1.1 Pengertian Manajemen Agribisnis
Manajemen Agribisnis adalah sebuah kegiatan di bidang pertanian yang menerapkan
manajemen dengan melaksanakan fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi
pengarahan dan pengendalian serta fungsi pengawasan dan pengendalian dengan
menggunakan sumber daya yang tersedia untuk menghasilkan produk pertanian dan
keuntungan yang maksimal.
1.2 Peran Manajemen dalam Agribisnis
Manajemen sangat dibutuhkan dalam agribisnis dan memiliki peran aktif dalam
pengembangan agribisnis sesuai dengan fungsi manajemen yaitu :
1. Perencanaan
Perencanaan agribisnis merupakan suatu sistematis untuk mencari alternatif-alternatif baru,
disertai dengan perhitungan konsekuensi finansialnya terhadap hasil dan biaya. Kegiatan
perencanaan agribisnis meliputi beberapa hal yaitu, pertama identifikasi kebutuhan pasar
yang mana perencanaan agribisnis terlebih dahulu harus dapat menjawab apa yang diinginkan
oleh pembeli untuk menekan kerugian dan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-
besarnya. Selain untuk mengetahui kebutuhan pasar, pengidentifikasian ini juga berfungsi
untuk mengetahui beberapa sumber informasi seperti grosir, warung kecil, konsumen akhir,
dan lembaga keuangan (Bank pemerintah).
2. Pengorganisasian
Langkah selanjutnya setelah perencanaan yaitu pengorganisasian, dalam pengorganisasian
ditetapkan sistem organisasi yang dianut untuk menetapkan pembagian pekerjaan, tugas dan
tanggung jawab dari masing-masing orang yang ikut bekerja sama untuk mempermudah
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Organisasi mempunyai tiga komponen yaitu fungsi,
personalia, dan faktor-faktor sarana fisik. Seorang manajer sangat berperan dalam
pengorganisasian untuk dapat mengelola orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi
tersebut. Seorang manajer harus mampu memberi bimbingan kepada bawahannya dan harus
dapat memimpin organisasi tersebut dengan penuh rasa tanggung jawab agar menjadi teladan
kepada para bawahannya (Firdaus, 2009).
3.Pengarahan
Fungsi pengarahan merupakan gerak pelaksanaan dari kegiatan-kegiatan fungsi perencanaan
dan pengorganisasian. Menurut Downey dan Erickson (1992), pengarahan bertujuan untuk
menentukan kewajiban dan tanggung jawab, menetapkan hasil yang harus dicapai,
mendelegasikan wewenang yang diperlukan, menciptakan hasrat untuk berhasil, mengawasi
agar pekerjaan benar-benar dilaksanakan sebagaimana mestinya. Pengarah merupakan
jantung dari proses manajemen dan harus didasarkan pada rencana organisasi yang baik, yang
menentukan tanggung jawab, wewenang, dan evaluasi. Selain itu pengarahan berfungsi untuk
membuat organisasi tetap hidup, untuk menciptakan kondisi yang menumbuhkan minat kerja,
kekuatan untuk bertindak, pemikiran yang imajinatif dan kelompok kerja yang berkelanjutan.
4. Pengkoordinasian
Dalam suatu organisasi sering terjadi perbedaan antar anggota organisasi, padahal suatu
organisasi disusun untuk mencapai satu tujuan bersama. Hal tersebut dapat menimbulkan
perbedaan yang akhirnya dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil, oleh karena itu
berbagai pendapat tersebut perlu dipadukan agar harmonis dalam suatu tindakan koordinasi
yang akan menuju kesuatu tujuan organisasi. Koordinasi merupakan daya upaya untuk
mensinkronkan dan menyatukan tindakan-tindakan sekelompok manusia. Koordinasi
merupakan otak dalam batang tubuh dari keahlian manajemen.
5. Pengawasan
Pengawasan merupakan fungsi terakhir yang harus dilakukan dalam manajemen, sebab
dengan pengawasan dapat diketahui hasil yang telah tercapai dan apabila terjadi
penyimpangan dapat dilakukan perbaikan sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat
tercapai.
Dalam agribisnis terdapat tiga aspek yang perlu untuk menerapkan manajemen didalamnya,
dan ketiga aspek tersebut saling menunjang satu sama lain. Adapun aspek-aspek tersebut
ialah :
a. Manajemen Produksi
Manajemen produksi merupakan proses kegiatan manajemen yang diterapkan dalam bidang
produksi dan mencangkup perencanaan sistem produksi, pengendalian produksi dan
pengambilan keputusan dalam persiapan produksi.
b. Manajemen Pemasaran
Pemasaran merupakan tujuan utama dalam suatu kegiatan pengolahan, karena dengan adanya
pemasaran akan diperoleh keuntungan. Tanpa adanya kegiatan pemasaran, produk dari suatu
perusahaan tidak akan dapat memasuki pasar dengan lancar dan perusahaan akan mengalami
kerugian.
c. Manajemen Keuangan/Permodalan
Aspek permodalan dalam perusahaan tidak kalah pentingnya dengan aspek produksi dan
pemasaran. Kesalahan dalam penanganan keuangan akan membuat langkah produksi dan
pemasaran akan menjadi pincang.
1. 3 Peran Manajer Agribisnis
Peranan dari Manager Agribisnis sangat diperlukan di dalam perusahaan agribisnis, antara
lain mengoordinasikan, pelaksanaan, dan mengawasi secara terintegrasi aktivitas- aktivitas
di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi proses bisnis,
Manajer memadukan dan menyeimbangkan tujuan-tujuan yang saling bertentangan dan
menetapkan prioritas-prioritas, Manajer bertanggung jawab dan memepertanggungjawabkan
bawahannya, Manajer bertanggun gjawab kepada pemilik perusahaan dan mempertanggung
jawabkan bawahannya, berpikir secara analitis dan konseptual, menganalisis setiap masalah
yang sudah dikelompokkan menjadi masalah-masalah kecil dan mencari akar permasalahan
agar mudah diselesaikan. Manajer harus mampu mengambil keputusan sulit dan dengan hati-
hati jika perusahaan dalam keadaan yang sulit atau adanya masalah agar tidak merugikan
perusahaan.
KEGIATAN BELAJAR 2
Bentuk dan Badan Usaha
2.1 Pengertian Badan Usaha
Badan Usaha di definisikan sebagai organisasi yang terstruktur dalam mengelola factor
faktor produksi untuk mendapatkan keuntungan. Pengertiann lain badan usaha dalam buku
Kompeten Ekonomi adalah kesatuan yuridis dan ekonomi yang menggunakan faktor produksi
untuk meghasilkan barang dan jasa dengan tujuan mencari keuntungan. Pada umumnya
sebagian orang menganggap bahwa badan usaha dengan perusahaan memiliki pengertian
yang sama. Cara yang ditempuh adalah menyediakan barang (produk) atau memberikan
pelayanan terbaik kepada masyarakat. Sedangkan perusahaan adalah tempat berlangsungnya
kegiatan produksi atau pelayanan tersebut dilakukan. Pandangan yang menyamakan badan
usaha dengan perusahaan dapat dimaklumi, karena badan usaha dan perusahaan merupakan
suatu kesatuan dalam melaksanakan kegiatan. Namun sebenarnya keduanya memiliki
pengertian yang berbeda. Badan usaha merupakan kesatuan organisasi ekonomi yang
berbentuk suatu badan hukum serta bertujuan untuk mencari laba. Sedangkan perusahaan
merupakan kesatuan organisasi modal dan tenaga kerja yang bertujuan untuk menggasilkan
barang dan jasa. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa perusahaan merupakan alat bagi
badan usaha untuk mencapai tujuan. Pengertian badan usaha tidak dapat dipisahkan dengan
perusahaan, karena keduanya merupakan fungsi yang saling keterkaitan namun mempunyai
hakikat yang berbeda. Jadi, mungkin saja ada beberapa perusahaan di bawah pengelolaan
sebuah badan. Mungkin yang ada di bayangan selama ini adalah perusahaan itu sebuah kantor
yang besar. Padahal perusahaan tidak harus besar bahkan tidak selalu bersifat formal. Bisa
saja sebuah toko, bengkel, atau pabrik. Sebaliknya, badan yang mengelola usahanya harus
resmi, formal, dan memenuhi syarat-syarat tertentu. Jika tidak, maka kegiatan operasionalnya
tidak sah dan dapat dianggap ilegal dan melawan hukum. Dengan adanya kemungkinan
sebuah badan usaha memiliki beberapa perusahaan, maka jelaslah kalau ruang lingkupnya
lebih luas dibandingkan perusahaan. Biasanya satu perusahaan hanya menjalankan satu jenis
kegiatan usaha saja. Berbeda dengan badan yang menaunginya mungkin saja bergerak di
sejumlah usaha yang berbeda. Selanjutnya akan dibahas pembagian badan ini berdasarkan
beberapa kriteria.
Tujuan utama usaha adalah melayani kepentingan umum sekaligus untuk mencari
keuntungan.
Berstatus badan hukum dan diatur berdasarkan undang-undang.
Pada umumnya bergerak pada bidang jasa-jasa vital.
Mempunyai nama dan kekayaan sendiri serta bebas bergerak untuk mengikat suatu
perjanjian, kontrak, serta hubungan-hubungan dengan pihak lain.
Dapat dituntut dan menuntut, sesuai dengan ayat dan pasal dalam hukum perdata.
Seluruh atau sebagian modalnya dimiliki Negara serta dapat memperoleh
dana dari pinjaman dalam dan luar negeri atau dari masyarakat dalambentuk
obligasi.
Pada prinsipnya secara finansial harus dapat berdiri sendiri Setiap tahun perusahaan
menyusun laporan tahunan yang memuat neraca dan laporan rugi-laba untuk
disampaikan kepada yang berkepentingan.
Bentuk badan usaha yang merupakan Badan Usaha Milik Negara antara lain :
1. Perusahaan Jawatan (Perjan)
Perusahaa Jawatan adalah bentuk badan usaha milik Negara yang hampir seluruh modalnya
dimiliki oleh pemerintah. Perjan ini berorientasi pelayanan pada masyarakat sehingga selalu
merugi. Sekarang sudah tidak ada perusahaan BUMN yang menggunakan model perjan
karena besarnya biaya untuk memelihara perjan tersebut.
Ciri-ciri Perusahaan Jawatan antara lain sebagai berikut:
o Memberikan pelayanan kepada masyarakat
o Merupakan bagian dari suatu departemen pemerintah
o Dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab langsung kepada menteri atau
dirjen
o departemen yang bersangkutan
o Status karyawannya adalan pegawai negeri
Contoh Perjan :
a) Rumah Sakit ( RS Cipto Mangunkusumo, Rs Dr. Wahidin )
b) Radio Republik Indonesia dan TVRI
c) Perusahaan Negara Umum ( PERUM )
2. Perusahaan Umum (Perum)
Perum adalah bentuk badan usaha milik Negara yang bertujuan melayani masyarakat
sekaligus mencari keuntungan. Bagian pelayanan dan mencarikeuntungan hampir seimbang.
Misalnya perum pegadaian ,perum Damri.
3. Persero
Persero adalah perusahaan yang melakukan usaha dengan tujuan utama mencari laba
walaupun tetap melayani masyarakat umum. Bagian mencari keuntungan lebih besar
daripada melayani kepentingan masyarakat umum. Misalnya, PT Bank BNI, PT Bank
Mandiri, PT Pelindo, PTP Nusantara, PT Garuda Indonesia, dan PT Telekomunikasi. Ciri-
ciri Persero adalah sebagai berikut:
o Pendirian persero diusulkan oleh menteri kepada presiden
o Pelaksanaan pendirian dilakukan oleh mentri dengan memperhatikan
perundang-undangan
o Statusnya berupa perseroan terbatas yang diatur berdasarkan undang- undang
o Modalnya berbentuk saham dan sebagian atau seluruh modalnya adalah milik negara
dari kekayaan negara yang dipisahkan
4. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah Badan Usaha yang modalnya dimiliki oleh
pemerintah daerah, badan usaha yang bergerak di bidang usaha umum yang menguasai hajat
hidup orang banyak.
Ciri-ciri BUMD adalah sebagai berikut:
o Pemerintah memegang hak atas segala kekayaan dan usaha
o Pemerintah berkedudukan sebagai pemegang saham dalam pemodalan perusahaan
o Pemerintah memiliki wewenang dan kekuasaan dalam menetapkan kebija-kan
perusahaan
o Pengawasan dilakukan alat pelengkap negara yang berwenang
o Melayani kepentingan umum, selain mencari keuntungan sebagai stabillisator
perekonomian dalam rangka menyejahterakan rakyat
5. BUMS (BADAN USAHA MILIK SWASTA )
Bentuk badan usaha ini adalah badan usaha yang pemiliknya sepenuhnya berada ditangan
individu atau swasta. Yang bertujuan untuk mencari keuntungan sehingga ukuran
keberhasilannya juga dari banyaknya keuntungan yang diperoleh dari hasil usahanya.
Perusahaan ini sebenarnya tidak kalah selalu bermotif mencari keuntungan semata tetapi ada
juga yang tidak bermotif mencari keuntungan. Contoh : perusahan swasta yang bermotif nir-
laba yaitu Rumah Sakit, Sekolahan, Akademik, dll. Landasan hukum pada pendirian BUMS
adalah UU 1945 pasal 27 Ayat 2 yang menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Misalnya, PT Indofood, PT HM
Sampoerna, dan PT Bumi Karsa.
Ciri-ciri BUMS (Badan Usaha Milik Swasta)
o Badan usaha sepenuhnya dikelola dan permodalannya dari pihak swasta.
o Pengawasan dilakukan secara hirarki maupun secara fungsional dilakukan
oleh pemegang perusahaan.
o Merupakan lembaga ekonomi yang tidak mempunyai tujuan utama mencari
keuntungan
o Perusahaan yang dijalankan dan dimodali oleh banyak orang/organisasi
o Badan usaha ini memiliki badan hukum
2. Firma
Firma (firm) merupakan persekutuan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan nama
bersama untuk menjalankan satu bisnis. Dalam firma semua anggota bertanggung jawab
sepenuhnya, baik sendiri-sendiri maupun bersama terhadap utang-utang perusahaan kepada
pihak lain. Bila perusahaan mengalami kerugian akan ditanggung bersama, kalau perlu
dengan seluruh kekayaan pribadi mereka. (Fuad, H, Nurlela, Sugiarto, & Paulus, 2003.
Ciri ciri firma :
o Para sekutu aktif dalam mengelola perusahaan
o Tanggung jawab tak terbatas atas segala yang terjadi
o Berahir apabila salah satu anggota meninggal dunia dan mengundurkan diri dan
o atau masa usaha nya telah sampai pada saat yang di tentukan
3. Persekutuan komanditer
Komanditer atau Commanditer Vennootshcap lebih sering disingkat dengan CV merupakan
persekutuan yang didirikan berdasarkan kepercayaan. CV merupakan salah satu bentuk usaha
yang dipilih oleh para pengusaha yang ingin melakukan kegiatan usaha dengan modal yang
terbatas. CV merupakan badan usaha yang tidak berbadan hukum dan kekayaan para
pendirinya tidak terpisahkan dari kekayaan CV.
Persekutuan komanditer dapat dianggap sebagai perluasan bentuk badan usaha perseorangan.
Persekutuan komanditer (CV) adalah persekutuan yang didirikan oleh beberapa orang
(sekutu) yang menyerahkan dan mempercayakan uangnya untuk dipakai dalam persekutuan.
Para anggota persekutuan menyerahkan uangnya sebagai modal persekutuan dengan jumlah
yang tidak perlu sama sebagai tanda keikutsertaan di dalam persekutuan.
4. Perseroan terbatas ( pt )
Perseroan terbatas adalah suatu badan usaha yang mempunyai kekayaan hak, serta kewajiban
sendiri, yang terpisah dari kekayaan, hak, serta kewajiban para pendiri maupun para pemilik.
Berbeda dengan bentuk badan usaha lainnya, Perseroan Terbatas mempunyai kelangsungan
hidup yang panjang, karena perseroan ini akan tetap berjalan meskipun pendiri atau
pemiliknya meninggal dunia. Tanda keikutsertaan seseorang sebagai pemilik adalah saham
yang dimilkinya. Makin besar saham yang dimilki seseorang, semakin besar pula peran dan
kedudukannya sebagai pemilik perusahaan yang menerbitkan saham tersebut.
Tanggung jawab seorang pemegang saham terhadap pihak ketiga terbatas pada modal
sahamnya. Dengan kata lain, tanggung jawab pemilik terhadap kewajiban-kewajiban
finansial perusahaan ditentukan oleh besarnya.modal yang diikutsertakan pada perseroan.
Pada perseroan terbatas, kekayaan pribadi para pemegang saham maupun milik para
pimpinan perusahaan itu tidak dipertanggungkan sebagai jaminan terhadap utang-utang
perusahaan. Sesuai dengan namanya, perseroan terbatas, keterlibatan dan tanggung jawab
para pemilik terhadap utang piutang terbatas pada saham yang dimiliki. Perseroan terbatas
adalah perseroan yang modalnya berasal dari penjualan saham (sero).
2.3 Fungsi dan Peran Badan Usaha
Fungsi Badan Usaha
Sebagai lembaga atau institusi bisnis yang bertujuan mem peroleh keuntungan maksimal,
badan usaha memiliki fungsi atau peranan sebagai fungsi komersial dan fungsi sosial.
a. Fungsi Komersial
Fungsi komersial badan usaha meliputi fungsi operasional dan fungsi manajerial.
1) Fungsi Operasional
Fungsi operasional adalah fungsi yang memungkinkan badan usaha dapat melaksanakan
kegiatannya dengan baik untuk mencapai tujuan. Fungsi ini meliputi fungsi pembelian dan
produksi, pemasaran, keuangan, personalia, serta administrasi/akuntansi.
2) Fungsi Manajerial
Fungsi manajerial adalah fungsi badan usaha yang menyatakan bagaimana suatu badan usaha
dikelola secara efisien agar memberikan keuntungan maksimal. Fungsi ini meliputi
perencanaan, peng organisasian, pengarahan, dan pengawasan. Kedua fungsi tersebut bersifat
internal, artinya sampai sejauh mana sebuah badan usaha tersebut mampu menjaga
kelangsungan usahanya sehingga tetap berfungsi bagi badan usaha yang ber sangkutan.
a. Fungsi Sosial
Berbeda dengan fungsi sebelumnya, fungsi sosial badan usaha lebih bersifat eksternal. Fungsi
sosial menyatakan sampai sejauh mana suatu badan usaha mampu memberikan peran secara
nyata bagi lingkungan di luar badan usaha yang bersangkutan. Fungsi social antara lain
sebagai berikut.
1) Penyedia Kesempatan Kerja
Sebagai suatu institusi bisnis, badan usaha akan menyerap tenaga kerja dari masyarakat.
Semakin maju dan berkembang suatu badan usaha, semakin banyak tenaga kerja terserap
karena kesempatan kerja yang tersedia lebih luas.
2) Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup
Etika bisnis yang sehat, mengharuskan setiap badan usaha meningkatkan kualitas lingkungan
hidup. Misalnya, menyediakan tempat pengolahan limbah pabrik dalam rangka mengurangi
pencemaran.
3) Fungsi Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Kemajuan dunia usaha akan membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Semakin maju dan berkembang dunia usaha, semakin banyak kesempatan kerja yang
tersedia. Selain itu, skala usaha juga akan lebih besar karena produk yang dihasilkan akan
lebih banyak dan pangsa pasar juga lebih luas. Dalam jangka panjang akan memengaruhi
tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara yang berarti peningkatan pertumbuhan
ekonomi nasional.
Peran Badan Usaha
a. Peranan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
BUMN memiliki peranan penting dalam perekonomian, yaitu sebagai berikut.
1. BUMN dapat mengelola dan menggunakan cabang-cabang produksi yang pokok untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat secara maksimal demi tercapainya kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat pada umumnya.
2. Pemerintah melalui perusahaan negara (BUMN) dapat melayani masyarakat secara
maksimal.
3. BUMN menjadi salah satu sumber pendapatan negara yang berasal dari pendapatan
nonpajak.
4. BUMN dapat menyediakan lapangan pekerjaan sehingga dapat membantu mengatasi
pengangguran.
5. BUMN dapat membantu mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
Peranan BUMN ditegaskan dalam Undang-Undang No. 19 Tahun 2003, yaitu sebagai
berikut.
1. Memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional umumnya dan penerimaan negara
khususnya.
2. Mengadakan pemupukan keuntungan dan pendapatan.
3. Menyediakan kebutuhan umum berupa barang dan jasa yang bermutu dan memadai bagi
pemenuhan hajat orang banyak.
4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha swasta dan koperasi.
5. Menyelenggarakan kegiatan usaha yang bersifat melengkapi kegiatan swasta dan koperasi,
antara lain menyediakan kebutuhan masyarakat, baik dalam bentuk barang maupun jasa
dengan memberikan pelayanan yang bermutu dan memadai.
6. Turut aktif memberikan bimbingan kegiatan sektor swasta, khususnya pengusaha golongan
ekonomi lemah.
7. Turut aktif melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijaksanaan dan program
pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan umumnya.
b. Peranan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
BUMS memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional, antara lain:
1. meningkatkan penerimaan devisa negara dari perusahaan swasta yang melakukan kegiatan
ekspor dan impor;
2. membantu pemerintah mengusahakan kegiatan produksi dalam rangka meningkatkan
kemakmuran masyarakat;
3. meningkatkan lapangan kerja untuk mengatasi pengang guran;
4. membantu pemerintah meningkatkan penerimaan negara melalui berbagai pajak.
c. Peranan Koperasi
Koperasi memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional, antara lain:
1. membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan
sosialnya;
2. berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kehidupan manusia dan masyarakat;
3. memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian
nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya;
4. berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan
usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
RANGKUMAN
Badan Usaha di definisikan sebagai organisasi yang terstruktur dalam mengelola faktor-
faktor produksi untuk mendapatkan keuntungan. Pengertian lain Badan usaha dalam
buku Kompeten Ekonomi adalah kesatuan yuridis dan ekonomi yang menggunakan faktor
produksi untuk meghasilkan barang dan jasa dengan tujuan mencari keuntungan. Badan
usaha dibedakan dari beberapa jenis, menurut lapangan usahanya badan usaha
agraris, industry, ekstraktif, jasa. Badan usaha menurut permodalannya BUMN, BUMS,
campuran. Badan usaha menurut hukumnya, perseorangan, firma (Persekutuan), Persekutuan
Komanditer, persero terbatas dan koperasi. Fungsi badan usaha terdiri dari fungsi produksi,
pembelanjaan, pemasaran, personalia, dan fungsi adminitrasi.
KEGIATAN BELAJAR 3
Sistem Pemasaran Agribisnis
3.1. Pengertian dan Cakupan Sistem Pemasaran Agribisnis
Sistem adalah sekolompok item atau bagian-bagian yang saling berhubungan dan saling
berkaitan secara tetap dalam membentuk satu kesatuan terpadu. Sistem pemasaran adalah
kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas pemasaran barang, jasa, ide, orang, dan
faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh dan membentuk serta
mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya. Sistem pemasaran agribisnis
merupakan suatu kesatuan urutan lembaga-lembaga pemasaran yang melakukan fungsi-
fungsi pemasaran untuk memperlancar aliran produk pertanian dari produsen awal ke tangan
konsumen akhir dan sebaliknya memperlancar aliran uang, nilai produk yang tercipta oleh
kegiatan produktif yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran, dari tangan konsumen
akhir ke tangan produsen awal dalam suatu sistem komoditas. Sistem pemasaran agribisnis
tersebut mencakup kegiatan produktif yang dilakukan oleh lembaga-lembaga yang ada dalam
sistem komoditas tersebut, baik secara vertikal berdasarkan urutan penambahan kegunaan
maupun secara horizontal berdasarkan tingkatan kegiatan produktif yang sama. Tingkat
produktivitas sistem pemasaran ditentukan oleh tingkat efisiensi dan efektivitas seluruh
kegiatan fungsional sistem pemasaran tersebut, yang selanjutnya menentukan kinerja operasi
dan proses sistem. Efisiensi sistem pemasaran dapat dilihat dari terselenggaranya integrasi
vertikal dan integrasi horizontal yang kuat, terjadi pembagian yang adil dari rasio nilai
tambah yang tercipta dengan biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produktif masing-
masing pelaku.
3.2. Efisiensi Pemasaran
Efisiensi pemasaran dapat dicapai dengan mengukur kepuasan dari konsumen, produsen, dan
lembaga pemasaran yang terlibat dalam mengalirkan barang atau jasa. Namun untuk
mengukur kepuasan tersebut sangat sulit sehingga para pakar sering menggunakan indikator
ukuran efisiensi operasional dan efisiensi harga. Indikator efisiensi pemasaran yaitu sebagai
berikut :
a. Efisiensi operasional yaitu teknis untuk mengukur aktivitas pemasaran menggunakan
analisis marjin pemasaran dan farmer’s share. Melalui analisis tersebut dapat diketahui
RANGKUMAN
1. Sistem pemasaran agribisnis merupakan suatu kesatuan urutan lembaga-lembaga
pemasaran yang melakukan fungsi-fungsi pemasaran untuk memperlancar aliran produk
pertanian dari produsen awal ke tangan konsumen akhir.dan sebaliknya memperlancar aliran
uang, nilai produk yang tercipta oleh kegiatan produktif yang dilakukan oleh lembaga-
lembaga pemasaran, dari tangan konsumen akhir ke tangan produsen awal dalam suatu sistem
komoditas.
2. Sektor pertanian Indonesia merupakan suatu sistem yang kompleks karena melibatkan
lebih dari dari 70% penduduk Indonesia sebagai produsen dan 100% penduduknya sebagai
konsumen.
3. Sistem pemasaran yang kompleks tersebut diharapkan dapat memainkan peranan penting
dalam upaya memaksimumkan tingkat konsumsi, kepuasan konsumen, pilihan konsumen dan
mutu hidup masyarakat. pemasaran merupakansuatu kegiatan yang dapat menciptakan atau
menambah nilai/ guna/ekonomis dari suatu produk atau jasa tertentu. Sedangkan nilai
ekonomis akan menentukan tingkat harga dari produk dan jasa itu bagi setiap individu.
Kegiatan pemasaran adalah bentuk kegiatan bisnis oleh suatu badan usaha atau perorangan
dengan tujuan memuaskan keinginan dan memenuhi kebutuhan konsumen akan produk dan
jasa yang diinginkan dengan imbalan mendapatkan keuntungan.
KEGIATAN BELAJAR 4
Manajemen Sumber Daya Manusia Agribisnis
4.1 Kedudukan Manajemen Sumber Daya Manusia
Kedudukan Manajemen Sumber Daya Manusia beradadalam hubungan lini, yaitu kedudukan
yang memperoleh wewenang tertentu untuk mengarahkan dan mengendalikan para pegawai
dalam. Mereka bertanggung jawab untuk menasehati manajer lini di bidang-bidang lain
seperti perekrutan, perintahkerja, dan kompensas
Secara garis besar, proses perencanaan SDM dibagi menjadi 4 langkah yang meliputi:
a. Persediaan Tenaga Kerja Saat Ini
Langkah paling awal yang bisa dilakukan dalam memulai perencanaan SDM yaitu menilai
ketersediaan sumber daya manusia yang ada di perusahaan. Penilaian ini termasuk studi
komprehensif dari berbagai aspek SDM, seperti jumlah, skill, kompetensi, kualifikasi,
pengalaman, usia, jabatan, kinerja, kompensasi, dan lain sebagainya.
Dalam tahap ini, HR juga bisa melakukan wawancara dengan manager tim untuk memahami
tantangan dari sisi SDM yang sedang dihadapi, serta kualifikasi yang dirasa penting untuk
dimiliki oleh karyawan tim tersebut
Langkah selanjutnya dari perencanaan SDM yaitu menganalisa kebutuhan tenaga kerja di
masa mendatang. Dalam langkah ini, berbagai variabel HR seperti pengurangan SDM,
lowongan yang akan dibuka, promosi jabatan, mutasi karyawan, dan lain sebagainya perlu
dimasukkan ke dalam pertimbangan. Selain itu, variabel tidak terduga seperti pengunduran
diri serta pemecatan juga perlu dijadikan bahan pertimbangan dalam analisa
Setelah mengetahui kekurangan yang dibutuhkan dari evaluasi supply dan demand SDM, HR
bisa mengembangkan strategi berdasarkan perkiraan permintaan SDM yang sudah dibuat.
Strategi yang dibuat tentunya harus bisa memberikan solusi bagi kekurangan masalah SDM
di perusahaan. HR bisa melakukan relokasi, rekrutmen, outsourcing, pelatihan, manajemen
SDM, hingga melakukan perubahan kebijakan terkait SDM. Perusahaan juga bisa
menggunakan jasa konsultan untuk meminimalisir reaksi negatif, terutama mengenai masalah
hukum dan legal.
a. Pertumbuhan (Growth)
Beda perusahaan, beda juga tingkat pertumbuhannya. Dalam melakukan perencanaan SDM,
penting juga bagi para HR untuk mempertimbangkan faktor pertumbuhan finansial dan
kebutuhan perusahaan. Apakah perusahaan memiliki budget? Apakah perusahaan akan
melakukan ekspansi dan membutuhkan banyak SDM?
b. Perubahan (Change)
Perubahan bisa terjadi kapan pun. Ketika perusahaan sedang mengalami perubahan, usahakan
agar HR memiliki fleksibilitas agar bisa memenuhi kebutuhan perusahaan dengan lebih baik.
c. Teknologi (Technology)
Di era yang didominasi oleh teknologi ini, penting bagi HR untuk memahami pentingnya
fungsi dan peran teknologi dalam operasional perusahaan. Jika diperlukan, HR juga bisa
merencanakan pelatihan untuk karyawan mempelajari fitur ataupun perangkat yang
digunakan dalam perusahaan.
b. Memberi penghargaan.
Ada beberapa jenis pelatihan dan pengembangan SDM yang dapat dilakukan. Diantaranya
adalah skill training, retraining atau pelatihan ulang, cross functional training, team training,
dan creativity training.
Sensitivitas
Kriteria pertama yaitu sensitivitas. Dalam kriteria ini, sistem penilaian yang dilakukan
seharusnya bisa memberikan perbedaan di antara pegawai yang memang efektif dan
tidak efektif.
Dapat diandalkan
Selanjutnya ada sifat dapat diandalkan, yaitu dari hasil penilaian yang diperoleh harus
menunjukkan konsistensi yang tinggi. Selain itu, sistem yang digunakan untuk
prosesnya harus bisa diandalkan dan dipercaya telah menggunakan tolak ukur yang
akurat, objektif, stabil, dan konsisten.
Relevan
Kriteria efektivitas penilaian kinerja selanjutnya adalah relevan. Saat dalam proses
penilaian kinerja, harus terdapat kaitan yang sangat jelas antara standar tampilan kerja
dan tujuan utama dari perusahaan.
Kepraktisan
Selanjutnya ada kepraktisan, yaitu dapat dengan mudah untuk dimengerti dan
digunakan. Prosesnya harus dimengerti, baik oleh manajer dan karyawan, serta bahasa
yang digunakan jelas dan tidak rumit.
Dapat diterima
Sifat dapat diterima yaitu setiap perilaku kerja yang telah dinilai bisa diterima oleh
pihak perusahaan dan karyawan.
a. Analisis pekerjaan
Langkah analisis pekerjaan ini dimulai dari menganalisis jabatan. Analisis pekerjaan akan
lebih mudah untuk mengetahui jabatan atau posisi dari karyawan. Jadi, mereka juga akan
lebih mudah saat menjelaskan seperti apa pekerjaannya, tanggung jawab apa saja yang
dimiliki, serta seperti apa kondisinya saat bekerja.
Proses analisis pekerjaan penting sekali karena bisa menjadi dasar dari penetapan standar dan
evaluasi. Selain itu, bisa diketahui seperti apa pemahaman dari karyawan mengenai tugas
pekerjaannya serta tanggung jawab yang dimiliki.
c. Standar kinerja
Proses penilaian kinerja selanjutnya yaitu dilihat dari standar kinerja. Hal yang satu ini
digunakan untuk membandingkan hasil kerja dengan standar yang sudah ditentukan oleh
perusahaan. Hasil dari perbandingan tersebut bisa membuat perusahaan mengetahui seperti
apa kinerja dan produktivitas dari para karyawannya.
Manajemen adalah pengelolaan untuk mengatur sebuah organisasi atau sekelompok orang
untuk mencapai tujuan organisasi.Sedangkan konflik adalah proses dua orang atau lebih yang
melakukan tindakan untuk menyingkirkan orang lain. Jadi, manajemen konflik adalah
sebuah pendekatan yang dilakukan serta diarahkan untuk komunikasi dengan pelaku konflik.
Yang mana pelaku konflik dapat memengaruhi kepentingan bersama suatu organisasi.
Sedangkan enurut ahli Howard Ross, manajemen konflik adalah langkah yang diambil pihak
ketiga dengan tujuan mengarahkan konflik ke hasil tertentu yang mungkin/tidak
menghasilkan hasil akhir berupa penyelesaian konflik atau mungkin/tidak menghasilkan
ketenangan atau hasil mufakat.
a. Acomodating
Acomodating merupakan usaha yang dilakukan dengan cara mengumpulkan berbagai
pendapat pihak yang terlibat konflik. Nantinya, akan digunakan untuk musyawarah atau
menyelesaikan konflik tersebut. Namun, tetap mementingkan kepentingan dari salah satu
pihak. Hal ini dapat merugikan salah satu pihak yang berkonflik.
b. Avoiding
Avoiding adalah sebuah upaya untuk menghindari sebuah konflik agar tidak terlibat di
dalamnya. Hal ini menjadi cara yang efektif agar lingkungan terhindar dari konflik.
c. Compromising
Berbeda dari acomodating, cara ini lebih memerhatikan kepentingan bersama. Dengan
mendengarkan pendapat dari semua pihak dan memutuskan jalan keluar dengan tetap
mementingkan kepentingan bersama menjadi cara yang adil bagi semua pihak. Cara ini akan
memberikan solusi bagi semua pihak. Ada 4 bentuk kompromi yaitu separasi, atrasi,
menyogok, dan mengambil keputusan secara kebetulan.
1. Separasi artinya pihak yang terlibat konflik dipisahkan untuk menyelesaikan konflik
yang ada.
2. Atrasi artinya pihak yang berkonflik setuju dengan keputusan yang diambil pihak
ketiga atau penengah.
3. Mengambil keputusan berdasarkan faktor kebetulan, dengan cara ini bisa dilakukan
dengan hal-hal yang sederhana tapi tetap berpegang pada aturan yang berlaku.
4. Menyogok merupakan memberikan imbalan untuk pihak yang mengambil keputusan
dengan tujuan pihaknya dapat dimenangkan dalam konflik tersebut. Hal ini mungkin
curang, tetapi bergantung pihak masing-masing yang menyelesaikannya.
d. Colaborating
e. Competing
Competing adalah cara yang digunakan dengan mengarahkan pihak yang terlibat konflik
bersaing dan memenangkan kepentingan masing-masing pihak. Cara ini pastinya tidak akan
memberikan solusi bagi kedua belah pihak dan yang pasti ada kalah ada yang menang.
f. Conglomeration
Conglomeration merupakan kombinasi atau campuran menyelesaikan konflik dengan cara
menggabungkan lima tipe di atas. Tentunya cara ini akan lebih memakan banyak waktu dan
tenaga.
a. Pengenalan
Sebelum masuk lebih dalam ke konflik yang sedang terjadi, terlebih dahulu Anda harus tahu
akar atau awal mula konflik terjadi dan juga harus tahu keadaan sekitar ketika konflik belum
dan sedang terjadi. Dengan melakukan ini, Anda akan memeroleh informasi awal terjadinya
konflik.
b. Diagnosa
Jika sudah mendapat informasi yang ingin diperoleh seperti siapa saja yang bekonflik, apa
konflik yang dipermasalahkan, awal mula terjadi konflik. Langkah selanjutnya adalah
memikirkan solusi yang tepat untuk menyelesaikan konflik tersebut.
c. Menyepakati Solusi
Jika sudah memikirkan solusi yang tepat, langkah berikutnya adalah menyepakati solusi yang
dirasa paling tepat untuk mengakhiri konflik. Sebaiknya, solusi yang digunakan tidak berat
sebelah dan juga harus ada pihak penengah.
d. Pelaksanaan
Setelah solusi disepakati bersama, maka langkah selanjutnya adalah semua pihak harus
melaksanakan serta menerima solusi yang telah disepakati. Kesepakatan yang diambil
sebaiknya tidak merugikan salah satu pihak dan diharapkan tidak menimbulkan konflik lagi
kedepannya.
e. Evaluasi
Setelah konflik selesai, lakukanlah evaluasi bersama-sama. Musyawarah kan hal-hal yang
bisa menghindari konflik lagi ke depannya. Evaluasi dilakukan bertujuan untuk untuk tidak
mengulangi kesalahan atau konflik yang pernah terjadi.
Sehingga, kemampuan berpikir karyawan akan mengembang dan meningkat karena sering
diasah untuk ikut memberikan solusi yang tepat. Serta lebih kreatif dalam berpikir dan
tentunya akan meningkatkan skill mereka sebagai karyawan.
b. Insentif
Besar uang yang diterima oleh pekerja biasanya melebihi upah atau gaji yang sudah
ditetapkan. Insentif ini biasanya sehingga besaran gaji yang diterima menjadi lebih tinggi.
Insentif ini bisa melalui beberapa faktor seperti penjualan yang melebihi target atau
keuntungan lebih. Bisa juga didapatkan dari produktivitas yang meningkat.
c. Tunjangan
Ada bentuk kompensasi perusahaan yang tidak berwujud uang seperti jenis yang lain yakni
tunjangan. Tunjangan biasa berbentuk asuransi baik berupa asuransi kesehatan, keselamatan
pekerja, ataupun asuransi jiwa. Selain itu, tunjangan juga bisa dalam bentuk liburan yang
ditanggung oleh perusahaan serta program pensiun yang berhubungan dengan kepegawaian.
d. Fasilitas
Kompensasi lainnya bisa berupa barang atau bisa disebut juga dengan fasilitas yang diterima
pekerja. Fasilitas yang dimaksud bisa berupa mobil dinas perusahaan, tempat parkir khusus,
ataupun keanggotaan klub olahraga. Kompensasi yang satu ini lebih sering disesuaikan
dengan kemampuan perusahaan memberikan fasilitas dan posisi pekerja tersebut.
Jenis-jenis Kompensasi
Secara umum, keseluruhan komponen dalam kompensasi yang diberikan perusahaan dibagi
ke dalam tiga kelompok. Berikut ini adalah tiga jenis kompensasi yang diberikan perusahaan
kepada karyawannya beserta penjelasannya:
c. Efisiensi Biaya
Umumnya, perusahaan tidak akan memberikan gaji yang cukup besar di awal pada
karyawannya. Ini dikarenakan kualitas pekerjaan dari karyawan tersebut tidak bisa
diperkirakan apakah baik atau tidak. Ketika dialihkan dalam bentuk kompensasi, maka
perusahaan bisa mengatur bayaran yang sesuai dengan hasil pekerjaan. Etos kerja karyawan
bisa sesuai dengan gaji yang diberikan.
Produktivitas Pekerja
Produktivitas tenaga kerja adalah tingkat kemampuan tenaga kerja dalam menghasilkan
produk atau menyelesaikan suatu pekerjaan dengan volume tertentu dalam batas waktu
tertentu dalam kondisi standar dan diukur dalam satuan volume/hari-orang.
RANGKUMAN
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengadaan, pengembangan,
pemberian balas jasa, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemisahan tenaga kerja dalam
rangka mencapai tujuan organisasi. Sejarah Manajemen Sumber Daya Manusia sebelum
permulaan abad ke-20 manusia dipandang sebagai barang, benda mati yang dapat
diperlakukan sekehendak oleh majikan, hingga saat ini peningkatan kualitas sumber daya
masih terus dilakukan, karena meskipun suatu negara tidak mempunyai keunggulan
komparatif yang baik, namun mempunyai keunggulan kompetitif, maka negara tersebut bisa
lebih bersaing dengan negara lain. Pendekatannya Manajemen Sumber Daya Manusia yaitu
dilakukan dengan pendekatan mekanis, pendekatan paternalisme, dan, pendekatan system
social. Tahap pelaksanaannya yaitu recruitment (pengadaan), maintenance (pemeliharaan),
dan development (pengembangan). Fungsi adanya MSDM yaitu perencanaan tenaga kerja,
pengembangan tenaga kerja, penilaian prestasi kerja, pemberian kompensasi, pemeliharaan
tenaga kerja, dan pemberhentian. Urgensi adanya MSDM yaitu karena MSDM berarti
mengatur, mengurus SDM berdasarkan visi perusahaan agar tujuan organisasi dapat dicapai
secara optimum, staffing dan personalia dalam organisasi, meningkatkan kinerja,
mengembangkan budaya korporasi yang mendukung penerapan inovasi dan fleksibilitas.
KEGIATAN BELAJAR 5
Manajemen Produksi dan Operasi Agribisnis
5.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi
Manajemen produksi dan operasi adalah serangkaian kegiatan atau aktivitas untuk
menciptakan, mengkoordinasi, mengatur dan mengelola operasional sistem dengan
memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki (tenaga kerja, peralatan, mesin, tanah,
bangunan, bahan baku dan modal) secara efektif dan efisien sehingga menghasilkan suatu
barang atau jasa dengan biaya optimum untuk meningkatkan laba perusahaan.
5.3 Sistem Produksi Sistem Produksi adalah satu rangkaian operasi yang mengolah atau
memproses input berupa bahan mentah (raw material), bahan setengah jadi (intermediate
product), part, komponen dan/atau rakitan (subassembly) untuk menghasilkan output bernilai
tambah (value added product) atau produk akhir (finished good).
Tujuan Sistem Produksi
Memperhitungkan modal, sistem produksi membantu para pengusaha untuk
memperhitungkan modal yang digunakan. Memenuhi kebutuhan perusahaan, dengan sistem
produksi semua kegiatan produksi akan berjalan lancar dan semua barang produksi yang
dibuat dapat sesuai dengan pesanan.
Sistem produksi terdiri dari berbagai subsistem yang saling berinteraksi seperti Perencanaan
dan pengendalian produksi, pengendalian kualitas, perawatan fasilitas produksi, penentuan
standar operasi, penentuan fasilitas produksi, dan penentuan harga pokok produksi.
Singkatnya, routing menentukan ‘Apa’, ‘Berapa’, ‘Dengan mana’, ‘Bagaimana’ dan ‘Di
mana’ akan diproduksi. Routing bisa sangat sederhana atau kompleks. Ini tergantung pada
sifat produksi. Dalam produksi berkelanjutan semu hal ini otomatis, yaitu sangat sederhana.
Namun, dalam bisnis yang memberlakukan pesanan pekerjaan, ini sangat kompleks.
Routing dipengaruhi oleh faktor manusia. Karena itu, ia harus mengenali kebutuhan,
keinginan, dan harapan manusia. Ini juga dipengaruhi oleh tata letak pabrik, karakteristik
peralatan, dll.
Tujuan utama routing adalah untuk menentukan (memperbaiki) urutan operasi terbaik dan
termurah dan untuk memastikan bahwa urutan ini diikuti dipabrik.
Routing memberikan metode yang sangat sistematis untuk mengubah bahan baku menjadi
barang jadi. Ini mengarah pada pekerjaan yang lancar dan efisien. Ini mengarah pada
pemanfaatan sumber daya secara optimal; yaitu,tenaga kerja, mesin, bahan, dll. Ini mengarah
pada pembagian kerja dan memastikan aliran material yang berkelanjutan tanpa mundur
untuk mennghemat waktu dan dana.
b. Scheduling (Penjadwalan)
Penjadwalan adalah langkah kedua dalam perencanaan dan kontrol produksi. Muncul setelah
routing. Penjadwalan berarti:
Penjadwalan juga dilakukan untuk bahan, suku cadang, mesin, dll. Jadi, ini seperti tabel
waktu produksi. Elemen waktu diberikan kepentingan khusus dalam penjadwalan. Ada
berbagai jenis jadwal; yaitu, jadwal tujuan, jadwal Operasi dan jadwal harian. Penjadwalan
membantu untuk memanfaatkan waktu secara optimal. Proses ini akan melihat bahwa setiap
pekerjaan dimulai dan diselesaikan pada waktu tertentu yang telah ditentukan. Ini membantu
untuk menyelesaikan pekerjaan secara sistematis dan tepat waktu dan membawa koordinasi
waktu dalam perencanaan produksi. Semua ini membantu mengirimkan barang kepada
pelanggan tepat waktu dan juga menghilangkan kapasitas idle atau barang menganggur dan
membuat tenaga kerja terus digunakan. Jadi, penjadwalan adalah langkah penting dalam
perencanaan dan pengendalian produks, terlebih pada pabrik yang memproduksi produk
secara bersamaan.
c. Dispatching (Penugasan)
Dispatching atau penugasan adalah langkah ketiga dalam perencanaan dan pengendalian
produksi. Ini adalah tahap tindakan, tindakan atau implementasi. Muncul setelah routing dan
scheduling. Penugasan berarti memulai proses produksi berdasarkan tanggung jawab. Ini
memberikan otoritas yang diperlukan untuk memulai pekerjaan. Ini didasarkan pada dua
tahap sebelumnya, routing dan scheduling
Dispatching meliputi:
1. Masalah bahan, peralatan, perlengkapan, dll. Yang diperlukan untuk proses produksi
aktual.
2. Masalah pesanan, instruksi, gambar, dll. Untuk memulai pekerjaan.
3. Menyimpan catatan yang tepat untuk memulai dan menyelesaikan setiap pekerjaan
tepat waktu.
4. Memindahkan pekerjaan dari satu proses ke proses lainnya sesuai jadwal.
5. Mulai prosedur kontrol.
6. Merekam waktu idle mesin.
d. Follow-up
Follow-up atau peninjauan ulang adalah langkah terakhir dalam perencanaan dan
pengendalian produksi. Ini adalah perangkat pengendali dan berkaitan dengan evaluasi hasil.
Proses ini untuk menemukan dan menghilangkan cacat produk, keterlambatan, keterbatasan,
kemacetan, gap, dan masalah lainnya dalam proses produksi. Tahapan ini juga mengukur
kinerja aktual dan membandingkannya dengan kinerja yang diharapkan dengan cara
melakukan pencatatan pekerjaan, mencari sumber masalah, dan mencatat solusi. Catatan
semacam itu digunakan di masa depan untuk mengendalikan produksi yang lebih baik.
Unsur-unsur perusahaan
1. Badan usaha
2. Kegiatan dalam bidang perekonomian
3. Terus menerus
4. Bersifat tetap
5. Terang-terangan
6. Keuntungan dan atau laba
7. Pembukuan
Jadi, Pembiayaan perusahaan agribisnis merupakan bagian dari studi keuangan pertanian.
Sektor pertanian, terutama di negara-negara yang sedang berkembang mempunyai kedudukan
yang sangat penting, bahkan yang paling penting dalam sektor ekonomi secara keseluruhan.
Pembiayaan perusahaan agribisnis adalah studi mikro tentang bagaimana menyediakan
modal, kemudian memakai, dan akhirnya mengontrolnya di dalam suatu perusahaan
agribisnis
Bank Komersial
Bank komersial merupakan sumber utama dari dana pinjaman hampir semua
agribisnis. Bank-bank ini menyediakan 80% dari dana pinjaman, kecuali kredit
perdagangan.
Perusahaan Asuransi
Hampir semua perusahaan asuransi tertarik pada pinjaman jangka menengah dan
jangka panjang untukpembelian aktiva tetap, seperti barang tidak bergerak.
Lembaga Keuangan Komersial
Lembaga keuangan komersialmerupakan badan keuangan yang mengkhususkan
aktivitasnya pada bidang pinjaman bisnis dan komersial. Lembaga ini lebih berani
mengambil resiko ketimbang bank.
Faktor
Faktor merupakan sumber dana modal modal yang sangat khusus. Faktor membeli
piutang usaha pada harga yang lebih murah dan memikul sendiri risiko terjadinya
piutang yang tidak dapat ditagih.
Peminjaman oleh Koperasi
Koperasi agribisnis dapat meminjam dari bank koperasi yang merupakan bagian dari
sistem kredit usaha tani.
Kredit Dagang
Salah satu sumber modal yang paling diabaikan adalah kredit yang diabaikan adalah
kredit yang diberikan oleh pemasok usaha agribisnis.
Leasing atau Penyewaan
Leasing memberikan peluang bagi banyak perusahaan agribisnis untuk memperluas
aktiva modalnya tanpa harus meminjam uang.
Sumber Modal Lainnya
Agribisnis dapat membuka banyak sumber modal lainnya, termasuk:
1. Obligasi (bonds)
2. Surat hutang (debentures)
3. Wesel bayar (promissory notes)
Modal memiliki sumber dari internal (keuntungan ,depresiasi) dan eksternal terdiri dari
kreditur dan pemilik, peserta atau penanam saham di dalam perusahaan(modal asing & modal
sendiri). Peranan modal dalam suatu perusahaan sangat penting dengan adanya modal maka
kegiatan perusahaan akan berjalan dengan baik,dan modal memiliki 3 fungsi yaitu sebagai
faktor produksi, sebagai kontrol atau pengendali perusahaan dan modal sebagai fungsi sosial.
KEGIATAN BELAJAR 7
Manajemen Keuangan Agribisnis
7.1. Manajemen Keuangan Agribisnis
Aspek ini mempertimbangkan akibat dari seluruh keputusan terhadap penerimaan dan laba
perusahaan dibidang agribisnis. Artinya manajer dalam hal ini harus mempertimbangkan
seluruh sumber pembiayaan dari aspek penerimaan. Dalam bahasa yang umum bidang ini
mempertimbangkan kesehatan perusahaan. Peralatan seperti neraca dan laporan laba rugi
adalah perangkat yang umum digunakan sebagai alat analisis dalam menentukan kemampuan
perusahaan.
Dalam usaha agribisnis, pembiayaan dikelompokkan menjadi 2, yaitu biaya tetap (fixed cost)
dan biaya tidak tetap (variable cost).
1. Biaya tetap (fixed cost), yaitu biaya yang besarnya tidak berubah walaupun terjadi
penambahan pada volume produksi. Termasuk dalam kelompok ini adalah: gaji dan
tunjangan, biaya penyusutan (depreciation), biaya perawatan mesin dan gedung, bunga kredit,
asuransi, pajak perusahaan, biaya tak terduga, dan lain-lain.
2. Biaya tidak tetap (variable cost), yaitu biaya yang besarnya berubah sesuai dengan
penambahan dari volume produksi. Termasuk dalarn kelompok ini adalah: bahan baku, bahan
penolong, pengepakan, bahan untuk laboratorium, bahan bakar dan pelumas, pajak penjualan,
sales promotion dan biaya lembur.
Disamping kedua kelompok pembiayaan di atas, dalam penerapannya masih terdapat
pengeluaran pembiayaan lain seperti untuk pengadaan tanah, bangunan, peralatan, maupun
pembiayaan lainnya. Sehingga apabila dikelompokkan, maka pembiayaan ini masuk ke
dalam kelompok Modal Investasi dan Modal Kerja.
a) Modal Investasi, yaitu modal yang dipergunakan untuk keperluan pengadaan atau
pembelian fasilitas yang tidak langsung habis pakai, namun apabila akan digantipun perlu
waktu relatif lama. Termasuk ke dalam kelompok modal investasi adalah: tanah, bangunan,
mesin, peralatan pabrik, pembelian lisensi hak patent, perijinan, pengadaan alat-alat
transportasi, peralatan kantor, perabot kantor, instalasi air dan listrik. Termasuk modal
ketrampilan berupa palatihan pegawai, pembiayaan produksi percobaan, biaya perencanaan
dan lain-lain.
b) Modal Kerja, yaitu: modal yang dipergunakan untuk membiayai keseluruhan kegiatan
usaha agar berjalan lancar sesuai dengan rencana setelah investasi dianggap memadai.
Termasuk dalam kelompok modal kerja antara lain : bahan baku, bahan penolong, bahan
bakar dan bahan pelumas, bahan pembungkus (packing), bahan untuk pembersih air (zat
kimia), gaji, lembur, biaya administrasi dan lain-lain.
7.2. Sumber Permodalan
Untuk menjaga keberlangsungan suatu usaha diperlukan modal dalam jumlah yang cukup.
Terdapat beberapa sumber permodalan yang dapat digunakan untuk menials dan
mengembangkan agribisnis tanaman diantaranya adalah:
Modal Sendiri, yakni uang yang dikumpulkan dari tabungan (bila bekerja) atau
warisan yang diwariskan orang tua atau hibah pemberian dari orang lain.
Dari barang yang digadaikan, yakni barang milik sendiri yang digadaikan baik ke
lembaga formal (seperti Perum Pegadaian) atau informal.
Melakukan peminjaman kepada Bank dan Lembaga Keuangan sejenis Bank, dengan
rnembayar angsuran sesuai tingkat bunga yang ada.
Mendapat modal dengan bermitra dengan pihak lain yang sering disebut sebagai
kemitraan
Mendapat pinjaman dari lembaga non formal seperti LSM kemanusiaan dan lembaga
pemberdayaan ekonomi lainnya.
Modal dengan mengoptimalkan hubungan clengan supplier (pemasok), misalnya
dengan kepercayaan tinggi mengambil barang dulu lalu bayar belakangan.
Mendapatkan modal dengan melakukan Go Public ke pasar modal, tetapi memliki
persyaratan bisnis yang ketat.
MODAL SENDIRI MODAL PINJAMAN
a. Tidak ada beban bunga a. Beban bunga merupakan factor pengurangan pendapatan dan
keuntungan, sehingga pajak yang dibayar lebih kecil
b. Modal dalam kondisi relatif permanen (jangka panjang)
c. Jika realisasi laba lebih kecil, maka tingkat keuntungan per Rupiah penyertaan belum tentu
lebih rendah daripada menggunakan modal sendiri
d. Penambahan atau pengurangan modal relative lebih fleksibel
e. Jika tingkat bunga kredit lebih kecil daripada tingkat keuntungan yang dicapai, maka
pemilik memperoleh tambahan keuntungan berupa selisih bunga antara kredit dan tingkat
keuntungan tersebut
f. Untuk Penambahan atau pengurangan modal dapat dilaksanakan dalam waktu relative lebih
cepat, tergantung keputusan bersama
g. Akibat penggunaan modal pinjaman, maka kemungkinan memperoleh kesempatan pada
usaha lain masih terbuk
MODAL SENDIRI MODAL PINJAMAN
a. Jumlah pajak yang harus dibayarkan lebih besar karena tidak ada pengurangan beban
bunga
b. Terdapat beban bunga
c. Keuntungan yang diharapkan ternyata lebih kecil, akibatnya keuntungan per rupiah
penyertaan juga berkurang
d. Kerugian akan terjadi jika terdapat kenaikan suku bunga karena berakibat langsung
terhadap penurunan penghasilan
e. Jika tingkat suku bunga lebih kecil daripada tingkat keuntungan yang dicapai, maka
pemilik akan mengalami kerugian berupa selisih bunga kredit dan tingkat keuntungan
tersebut
f. Penambahan atau pengurangan modal relative tidak fleksibel
g. Tidak ada kesempatan untuk melakukan investasi pada usaha yang lain
h. Penambahan atau pengurangan modal tidak dapat dilaksanakan dalam waktu relatif lebih
cepat
Penerima Kredit: Kelompok tani Taskin (keluarga pra sejahtera dan sejahtera).
Plafon Kredit: Untuk kelompok maksimum Rp 50.000.000 dan untuk anggota
kelompok sebesar Rp 2.000.000
Suku Bunga: 12% per tahun
Jangka waktu: 1 sampai dengan 3 tahun.
Jaminan : Kelayakan usaha
Bank Pelaksana : Bank BPD
c. Modal Ventura
Modal ventura merupakan salah satu sumber pembiayaan non perbankan yang dipergunakan
untuk semua sektor usaha produktif melalui kerjasama antara Perusahaan Modal Ventura
dengan Pengusaha Kecil/Menengah. Beberapa ketentuan tentang Modal Ventura adalah
sebagai berikut:
Departemen Pertanian akan menggunakan LKM yang sudah ada, berkembang dan
mengakar sesuai dengan kultur masyarakat setempat sebagai lembaga intermediasi
penyaluran kredit mikro agribisnis. LKM ini diharapkan dapat menjadi jejaringan
(networking) Departemen Pertanian dalam menyediakan fasilitas kredit bagi petani
atau berfungsi sebagai lembaga intermediasi penyaluran kredit. Kategori LKM yang
berpotensi untuk dijadikan jejaring LKM Agribisnis adalah BPR di pedesaan, LDKP,
Credit Union, BMT dan Koperasi Simpan Pinjam.
Departemen Pertanian juga akan mendorong tumbuhnya LKM Agribisnis yang
berasal dari embrio LKM sebagai tindak lanjut dari program pengembangan
kelompok dana bergulir di Departemen Pertanian. Program- progam yang dapat
dikategorikan embrio LKM pertanian antara lain : Kel. Delivery, P4K, PKP, UPKD,
Koptan dll. Kebijakan untuk mendorong penumbuhan LKM yang berasal dari embrio
LKM merupakan peningkatan konsep pemberdayaan kelompok sehingga menjadi
melembaga melalui capacity building atau dalam bentuk training pendampingan
sampai pada titik penguatan modal kerja.
1. Konsep Break Even Point
Perhitungan atau penutupan BEP tergantung pada konsep-konsep yang mendasari
atau asumsi yang digunakan didalamnya.
Menurut Susan Irawati dalam bukunya “Manajemen Keuangan” asumsi dasar yang
digunakan dalam BEP adalah sebagai berikut. Biaya yang terjadi dalam suatu
perusahaan harus digolongkan kedalam biaya tetap dan biaya variabel. Biaya vaiabel
yang secara total berubah sesuai dengan perubahan volume, sedangkan biaya tetap
tidak mengalami perubahan secara total. Jumlah biaya tetap tidak berubah walaupun
ada perubahan kegiatan, sedangkan biaya tetap perunit akan berubah-ubah. Harga jual
per-unit konstan selama periode dianalisis. Jumlah produk yang diproduksi dianggap
selalu habis terjual. Perusahaan menjual dan membuat satu jenis produk, bila
perusahaan membuat atau menjual lebih dari satu jenis produk maka “perimbangan
hasil penjualan” setiap produk tetap.
2.Analisis rasio keuangan usaha agribisnis
Analisis rasio keuangan ialah suatu alat analisa yang digunakan untuk menilai kinerja
keuangan berdasarkan data perbandingan keuangan pada suatu periode. Adapun data
keuangan yang digunakan meliputi tiga laporan keuangan perusahaan, yaitu laporan
keuangan laba-rugi, laporan arus kas, dan neraca. Laporan keuangan ini digunakan
untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan dan kinerja perusahaan untuk
mengambil keputusan.
Pengguna utama dari analisis rasio keuangan dibagi menjadi dua pihak, yaitu pihak investor
dan manajemen. Meski menggunakan analisisrasio keuangan yang sama, baik dalam segi
prosedur mau pun jenis analisanya, kedua pihak memiliki tujuan penggunaan masing- masing
mengingat informasi dan wawasan yang dibutuhkan berbeda-beda.
Pihak investor memanfaatkan rasio keuangan untuk mengukur nilai investasi yang dilakukan
sekaligus memprediksi untung atau rugi apabila berinvestasi di sebuah perusahaan.
Dengan melakukan perbandingan rasio antara perusahaan atau bisnis, maka investor mampu
menentukan investasi yang paling menguntungkan. Di sisi manajemen, pemanfaatan rasio
keuangan digunakan untuk memantau kinerja perusahaan sekaligus sebagai tolak ukur dalam
evaluasi perkembangan bisnis. Contoh sederhananya adalah, sebuah perusahaan dapat
mengetahui margin kotor yang rendah dalam analisa rasio keuangan, kemudian memikirkan
cara untuk meningkatkannya.
RANGKUMAN
Sektor Agribisnis merupakan salah satu sektor yang cukup penting dalam menunjang
perekonomian. Salah satu hambatan untuk mengembangkan usaha agribisnis adalah
mendapatkan bantuan modal. Salah satu sumber permodalan bagi usaha agribisnis tanaman
adalah kredit pinjaman yang berasal dari Bank. Hanya saja, Bank tidak dengan mudah
mengucurkan kredit, khususnya bagi usaha pertanaman karena bidang usaha ini dianggap
memiliki resiko tinggi. Untuk mendapat kucuran dana dari Bank, manajer harus
menyelaraskan cara berpikir kita dengan logika perbankkan. Bank bukan lembaga nirlaba
yang memberikan pinjaman curna-cuma. Tujuannya jelas, yaitu mendapatkan keuntungan
dari pinjaman yang diberikan. Tentu saja Bank enggan memberikan pinjaman pada pihak
yang dinilai memiliki kemampuan pengembalian pinjaman yang rendah. Oleh sebab itu
manajer keuangan harus pandai melihat kondisi kesehatan perusahaan dan pandai memilih
sumber permodalan perusahaan, baik dengan modal sendiri ataupun modal pinjaman.
Jadi dalam menentukan komposisi pendanaan dengan melakukan pinjaman manajer harus
mempertimbangkan biaya bunga dan ROE (Return of Equity) yang dihasilkan. Suatu unit
usaha memutuskan untuk melakukan pinjaman untuk beberapa kondisi berikut:
Pengalihan/transfer risiko dapat dilakukan dengan memindahkan kerugian atau risiko yang
mungkin terjadi kepada pihak lain, misalnya perusahaan asuransi
Selain itu, di dalam buku Manajemen Teknologi Agribisnis, Hubeis(1993) juga melakukan
pembagian tipologi teknologi ke dalam empat kelompok teknologi, yaitu :
1. Teknologi standar dengan system produksi standar, peralatan standar, dan pekerja
berkualifikasi sedang (contoh : susu pasteurisasi, sirup, dan selai buah-buahan skala
menengah);
2. Teknologi mutakhir dengan system produksi kompleks, peralatan kompleks dan pekerja
berkualifikasi tinggi (contoh : industri makanan dan minuman kaleng, kultur jaringan, dan
industri kertas);
3. Teknologi tradisional dengan system produksi standar, peralatan tidak banyak, dan pekerja
kurang berkualifikasi (contoh : industri rumahan gula merah batok, kerupuk sagu, dan ikan
asin);
4. Teknologi transisi dengan system produksi standar, peralatan sederhana sampai modern,
dan pekerja kurang berkualifikasi (contoh : industri tempe dan tahu skala menengah, industri
pakan ternak, dan nata de coco skala menengah)
9. 2 Pengertian Agribisnis
Agribisnis dapat didefinisikan sebagai keseluruhan kegiatan meliputi manufaktur, distribusi
kebutuhan usaha tani,ternak , proses produksi usaha tani atau ternak, penyimpanan,
pengolahan, serta distribusi hasil atau komoditas dari usaha tani atau ternak dan jenis lainnya.
Definisi lain yang dapat disebutkan mengatakan bahwa agribisnis adalah setiap kegiatan
perusahaan yang dimaksudkan untuk mencapai laba, meliputi bahan-bahan pertanian atau
pengolahan, pemasaran, transportasi, serta distribusi material dan produk- produk
konsumen.(Diktat,2007)
Pengelolaan sumber daya alam serta perubahan teknologi dan kelembagaan sedemikian rupa
untuk menjamin pemenuhan dan pemuasan kebutuhan manusia secara berkelanjutan bagi
generasi sekarang dan mendatang.
Pembangunan pertanian, kehutanan, dan perikanan harus mampu mengkonservasi tanah, air,
tanaman dan hewan, tidak merusak lingkungan, serta secara teknis tepat guna, secara
ekonomi layak, dan secara sosial dapat diterima. Pengertian di atas membawa
beberapa implikasi pembangunan berwawasan lingkungan, yaitu:
a. Menjamin terpenuhinya secara berkesinambungan kebutuhan dasar nutrisi bagi
masyarakat, baik untuk generasi masa kini maupun yang akan datang,
b. Dapat menyediakan lapangan kerja dan pendapatan yang layak yang memberikan tingkat
kesejahteraan dalam kehidupan yang wajar,
c. Memelihara kapasitas produksi peternakan yang berwawasan lingkungan,
d. Mengurangi dampak kegiatan pembangunan peternakan yang dapat menimbulkan
pencemaran dan penurunan kualitas lingkungan hidup, dan
e. Menghasilkan berbagai produk peternakan, baik primer maupun hasil olahan, yang
berkualitas dan higienis serta berdaya saing tinggi.
Masih banyak lagi teknologi yang digunakan dalam Agribisnis. Tentunya teknologi tersebut
dapat membantu para petani dan peternak dalam mengolah ladang mereka. Teknologi
tersebut memiliki manfaat namun juga dapat merugikan. Manfaat teknologi sudah jelas
seperti yang diatas yaitu dapat membantu petani atau peternak dalam mengelola ladang
mereka. Namun, kerugian akibat dampak teknologi adalah sebagai berikut:
a. Rusaknya tanah pertanian akibat penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dan terus
menerus
b.Pekerjaan manusia digantikan oleh teknologi. Jadi, semakin banyak pengangguran
c.Tekanan terhadap tanah yang dihasilkan oleh traktor dan perlengkapannya dapat
menyebabkan pemadatan yang signifikan terhadap lapisan tanah dan juga menghambat
pertumbuhan tanaman).
9.5 Manajemen, Teknologi, dan Agribisnis
Manajemen dalam bidang agribisnis mencakup semua aktivitas yang menerapkan berbagai
prinsip dan pengetahuan umum manajemen yang baku pada kegiatan agribisnis. Dalam
mengelola kegiatan agribisnis, pihak manajemen perlu berkreasi dalam melakukan suatu
terobosan dengan menggunakan keahlian yang unik. Hal ini dikarenakan sifat agribisnis itu
sendiri yang unik.
Menurut Rachmayanti dalam (Gumbira-Sa’id et al,2001:24) Terdapat delapan hal penting
yang menyebabkan manajemen dalam agibisnis bersifat unik yaitu :
a. Banyak jenis bisnis yang dapat dilakukan dalam sector agribisnis, yakni mulai dari lahan
pertanian sampai ke pengangkutan, pengolahan, penjualan, pengemasan, penyimpanan,
rumah makan, dan lain-lain
b. Terdapat banyak bisnis yang berbeda yang dapat dilakukan untuk menangani perpindahan
barang dari petani ke konsumsi melalui pedagang pengecer
c. Pada dasarnya hampir semua usaha dalam bidang agribisnis berhubungan secara langsung
atau tidak langsung dengan para petani produsen pangan dan serat. Tidak ada industri lain
pun yang dibangun di sekitar produsen bahan baku
d. Skala agribisnis beragam, dari ukuran raksasa sampai dengan ukuran rumah tangga
e. Skala agribisnis biasanya kecil dan harus bersaing di pasar bebas, di mana terdapat banyak
penjual dan sedikit pembeli. Jumlah dan ukuran agribisnis biasanya tidak dapat membentuk
perusahaan monopoli. Pada agribisnis tertentu, diferensiasi produk juga sangat sulit terjadi
f. Agribisnis cenderung bersifat konservatif, dibandingkan dengan jenis bisnis lainnya. Hal
ini dikarenakan filosofi hidup para petani yang tradisional
g. Agribisnis cenderung berorientasi pada keluarga. Oleh karena itu, banyak usaha dalam
agribisnis yang dikelola oleh keluarga
h. Agribisnis juga cenderung berorientasi kepada masyarakat. Pada umumnya mereka
bertempat tinggal di kota-kota kecil atau pelosok pedesaan.
“Karena bagaimanapun juga suatu usaha akan berjalan baik apabila memiliki manajemen
perusahaan yang tertata dengan baik. Manajemen perusahaan yang semakin baik akan
berpengaruh terhadap reputasi perusahaan dimata semua pihak, baik pembeli, pemasok dan
investor.” (Amalia Sholehana et al.2012)
Dengan memperhatikan delapan faktor tersebut diatas, manajemen dalam bidang agribisnis
merupakan seni dalam menyukseskan penerapan prinsip-prinsip manajemen yang baku,
untuk memenuhi hasil-hasil yang diinginkan, dengan menggunakan berbagai sumber daya
yang terdapat pada perusahaan agribisnis tersebut.
Teknologi secara tidak langsung terkait dengan sistem ekonomi, budaya dan politik.
Perubahan-perubahan teknologi yang terjadi, baik oleh sebab ekonomi, budaya, maupun
politik, dapat menimbulkan dampak positif dan negatif bagi kehidupan masyarakat. Oleh
karena itu, manajemen teknologi diperlukan untuk meminimalkan dampak negatif dan
memaksimalkan manfaat yang diperoleh. Dalam bidang bisnis manajemen teknologi juga
berkaitan erat dengan kegiatan operasional peternakan untuk menghasilkan produk dan jasa
bermutu tinggi.
Menurut Tjakraatmadja (1997), manajemen teknologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang
dibutuhkan untuk memaksimumkan nilai tambah suatu teknologi dengan cara melakukan
proses manajemen yang tepat. Dengan adanya fungsi manajemen tersebut, maka ruang
lingkup penerapan manajemen teknologi dalam bidang agribisnis menjadi sangat luas, mulai
dari perencanaan teknologi sampai dengan pengawasan teknologi dalam rangka mencapai
nilai tambah yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen.
RANGKUMAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :
1. Agribisnis sudah menjadi pola sosial budaya masyarakat di Indonesia dalam memenuhi
kebutuhan ekonomi dan kebutuhan pangan di Indonesia. Baik itu agribisnis peternakan
maupun agribisnis pertanian.
2. Teknologi sangat berperan penting dalam membantu para peternak dan petani dalam
mengelola Agribisnis. Tetapi, disisi lain terdapat juga kerugian yang diakibatkan oleh
teknologi. Oleh karena itu, kita harus memiliki manajemen yang baik dalam Agribisnis.
3. Dalam agribisnis kita harus bisa menyeimbangkan manajemen dan teknologi karena
diperlukan untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan manfaat yang
diperoleh. Dalam bidang bisnis manajemen teknologi juga berkaitan erat dengan kegiatan
operasional peternakan untuk menghasilkan produk dan jasa bermutu tingg
KEGIATAN BELAJAR 10
Manajemen Kewirausahaan Agribisnis
10.1 Imbalan Dalam Berwirausaha
Imbalan yang didapat dari berwirausaha dapat dikatagorikan kedalam 3 katagori dasar yaitu :
laba, kebebasan, dan kepuasan dalam menjalani.
Imbalan berupa laba
Imbalan berupa laba adalah motivasi yang lebih kuat bagi wirausaha. Wirausaha mengharap
hasil yang tidak hanya mengganti kerugian waktu dan uang yang mereka investasikan, tapi
juga
memberikan imbalan yang pantas bagi risiko dan inisiatif yang mereka ambil dalam
mengoperasikan bisnis mereka sendiri.
Imbalan berupa Kebebasan
Kebebasan untuk menjalana secara bebas perusahaannya merupakan imbalan lain bagi
seorang
wirausaha. Survai yang dilakukan pada bisnis berskala kecil di tahun 1991 menunjukan
bahwa
38 % dari orang-orang yang meninggalkan perkerjaan di perusahaan lain karena mereka ingin
menjadi bos atas perusahaannya sendiri. Seperti wirausaha ini, banyak dari kita mempunyai
keinginan yang kuat untuk membuat keputusan kita sendiri, mengambil risiko dan memungut
imblaan yang ada. Menjadi satu-satunya bos di perusahaan mereka adalah ide yang menarik.
Beberapa wirausaha menggunakan kebebasannya untuk menyusun kehidupan dan perilaku
kerja
pribadinya secara fleksibel.
Imbalan Berupa Kepuasan Menjalani Hidup
Wirausaha sering kali menyatakan kepuasan yang mereka dapatkan dalam menjalankan
bisnisnya sendiri. Kadang beberapa orang mengatakan bahwa pekerjaan yang mereka
lakukan
merupakan suatu keceriaan. Kenikmatan yang mereka dapatkan mungkin berasal dari
kebebasan
mereka, tapi dari kenikmatan tersebut merefleksikan pemenuhan kerja pribadi pemilik pada
barang dan jasa perusahaan. Banyak perusahaan yang dikelolah oleh wirausaha tumbuh
menjadai
besar akan tetapi ada juga yang relative tetap berskala kecil