Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/333087945

PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN DISCOVERY PADA BANGUN RUANG


SISI DATAR DI SEKOLAH DASAR

Article  in  DWIJA CENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik · August 2018


DOI: 10.20961/jdc.v2i1.22124

CITATIONS READS

0 2,913

1 author:

Trisniawati Trisniawati
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
17 PUBLICATIONS   40 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Trisniawati Trisniawati on 07 July 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik 2 (1) (2018) 72-81

DWIJA CENDEKIA
Jurnal Riset Pedagogik
https://jurnal.uns.ac.id/jdc

PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN DISCOVERY PADA BANGUN


RUANG SISI DATAR DI SEKOLAH DASAR

Trisniawati

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Sejarah Artikel Abstrak


Diterima 1 Juni 2017 Di dunia yang terus berubah, mereka yang memahami dan
Disetujui 20 Agustus 2017 dapat mengerjakan matematika akan memiliki kesempatan
Diterbitkan 1 Agustus 2018 dan pilihan yang banyak dalam menentukan masa
depannya. Oleh karena itu, untuk menguasai dan
menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi
Kata Kunci serta mampu bertahan hidup pada keadaan yang selalu
pembelajaran matematika, berubah dan kompetitif di masa depan diperlukan
pendekatan discovery, penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Melihat begitu
bangun ruang. pentingnya matematika, maka pembelajaran matematika
diberikan di semua jenjang pendidikan di Indonesia mulai
dari sekolah dasar. Pembelajaran matematika hendaknya
berpusat pada siswa dengan menggunakan berbagai
macam pendekatan dan metode. Siswa dituntut mampu
menemukan konsep dalam pembelajaran matematika.
Siswa dituntut untuk dapat menemukan konsep sendiri
melalui pembelajaran yang bermakna salah satunya
pembelajaran dengan pendekatan discovery. Pendekatan
discovery merupakan suatu pendekatan belajar dimana
siswa dituntut mampu menemukan suatu konsep dalam
belajar. Selain itu pembelajaran yang mengaitkan antara
materi yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari dimana
siswa mengamati, menggolongkan, membuat dugaan,
menjelaskan, menganalisis, memverifikasi, membuat
kesimpulan suatu konsep dalam belajar termasuk pada
bangun ruang sisi datar di sekolah dasar.

Cara Mengutip
Trisniawati. (2018). Pembelajaran dengan Pendekatan
Discovery pada Bangun Ruang Sisi Datar di Sekolah
Dasar. DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik, 2 (1),
72-81

Korespondensi Penulis p-ISSN 2581-1843


trisniawati.87@gmail.com e-ISSN 2581-1835
Trisniawati /DWIJA CENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik 2 (1) (2018) 72-81

PENDAHULUAN

Matematika merupakan (SNP), yang salah satu unsurnya


pengetahuan yang mempunyai peran menjelaskan tentang standar isi mata
penting dalam perkembangan pelajaran.
teknologi. Matematika juga digunakan Marpaung (2001:2) menyatakan
dalam kehidupan sehari-hari dan bahwa proses pembelajaran selama
dalam berbagai bidang ilmu lainnya, ini terpusat pada guru dan bersifat
seperti ekonomi, fisika, biologi, dan mekanistik yaitu guru aktif
kimia. Dengan demikian, menerangkan, siswa pasif mengikuti
pembelajaran matematika di sekolah apa yang disampaikan oleh guru.
memegang peranan penting dalam Pemahaman yang diperoleh siswa
sistem pendidikan, karena hnya bersifat instrumental, yaitu siswa
pembelajaran matematika merupakan dapat menggunakan rumus-rumus
salah satu cara yang formal untuk untuk menyelesaikan soal tetapi tidak
meningkatkan kemampuan mengerti darimana rumus itu diperoleh
matematika dalam kehidupan dan mengapa rumus itu digunakan.
masyarakat, khususnya masyarakat Dengan strategi seperti ini siswa
usia sekolah. Mengingat matematika menerima pelajaran matematika
begitu berperan dalam perkembangan secara pasif dan bahkan hanya
zaman, pendidikan matematika menghafal rumus-rumus tanpa
dituntut untuk mempersiapkan diri memahami makna dan manfaat dari
dalam rangka menghadapi apa yang dipelajari. Akibatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan prestasi belajar matematika di sekolah
teknologi. Pendidikan matematika masih relatif rendah dan tidak
harus mampu membekali peserta mengalami peningkatan yang berarti.
didik dengan pengetahuan dan Dalam hal ini perlu adanya
keterampilan yang mampu menjawab pendekatan yang baru dalam
tantangan di era globalisasi. pembelajaran matematika untuk
Pembelajaran matematika yang mendukung pembelajaran aktif dan
dilaksanakan di setiap tingkatan berpusat ke peserta didik. Salah
pendidikan seharusnya berdasarkan satunya adalah pembelajaran dengan
pada Standar Nasional Pendidikan pendekatan discovery.

PEMBAHASAN

1. Pengertian Pembelajaran penemuan. Menurut Sund


Discovery (Roestiyah, 2008 : 20) discovery
Pendekatan discovery adalah proses mental dimana
merupakan suatu pendekatan siswa mampu mengasimilasi
belajar dimana siswa dituntut sesuatu konsep atau prinsip. Yang
mampu menemukan suatu konsep dimaksud dengan proses mental
dalam belajar. Siswa dituntut aktif tersebut antara lain ialah:
dalam proses belajar mengajar. mengamati, mencerna, mengerti,
Dengan pendekatan discovery ini, menggolong-golongkan, membuat
guru harus memperhatikan siswa dugaan, menjelaskan, mengukur,
yang cerdas dan kurang cerdas. membuat kesimpulan dan
Discovery diterjemahkan sebagai sebagainya. Selain itu Lefrancois

73
Trisniawati /DWIJA CENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik 2 (1) (2018) 72-81

(2000: 209) pembelajaran memperoleh pengalaman dan


discovery adalah pembelajaran melakukan percobaan yang
yang terjadi ketika siswa tidak memungkinkan mereka
disajikan materi pelajaran secara menemukan sendiri prinsip-prinsip.
langsung melainkan diminta untuk Seperti yang dikemukakan Alfieri
menemukan sendiri hubungan (2010: 2) mengemukakan bahwa
yang ada antara informasi- sebuah tinjauan literatur
informasi yang diberikan. menunjukkan bahwa pembelajaran
Elliot (2000: 337) penemuan terjadi setiap kali siswa
mengemukakan bahwa tidak diberikan informasi tujuan
“encouraging discovery causes atau pemahaman konseptual dan
students not only to organize harus menemukannya sendiri dan
material to determine regularities dengan hanya menyediakan
and relationships but also to avoid bahan-bahan. Selain itu Schunk
the passivity that blinds them to the (2008: 280) berpendapat :
use of the information learned”. Discovery learning refers to
Artinya mendorong pembelajaran obtaining knowledge for
discovery menyebabkan siswa oneself (Bruner, 1961).
tidak hanya mengatur materi untuk Discovery is important for
menentukan keteraturan dan cognitive learning - especially
hubungan tetapi juga untuk of complex forms - because it
menghindari kegiatan yang pasif involves constructing and
yang membutakan mereka testing hypotheses rather than
terhadap penggunaan informasi simply reading or listening to
dipelajari. Selain itu Moore (2009: teacher presentations.
182) mengemukakan bahwa Discovery is a type of
pembelajaran discovery juga inductive reasoning, because
mendorong pengembangan students move from studying
keterampilan sosial yang positif. specific examples to
Penemuan mengharuskan siswa formulating general rules,
belajar bekerja sama. Mereka concepts, and principles.
harus mengembangkan Artinya pembelajaran
keterampilan dalam perencanaan, discovery mengacu pada
mengikuti prosedur yang sesuai, memperoleh pengetahuan untuk
dan bekerja bersama menuju diri sendiri. Discovery ini penting
keberhasilan untuk menyelesaikan untuk belajar kognitif terutama
tugas mereka. bentuk-bentuk rumit karena
Pembelajaran discovery melibatkan membangun dan
adalah komponen penting dari menguji hipotesis, bukan hanya
pendekatan konstruktivis modern membaca atau mendengarkan
yang memiliki sejarah panjang presentasi guru. Discovery adalah
dalam inovasi pendidikan. Menurut jenis penalaran induktif, karena
Bergstrom & O'Brien (Slavin, 2006: siswa menggeneralisasikan
245), pada pembelajaran discovery aturan-aturan umum, konsep, dan
siswa didorong untuk belajar prinsip dengan mempelajari
secara aktif dengan konsep- contoh-contoh spesifik. Menurut
konsep dan prinsip-prinsip, dan Coffey tujuan pembelajaran
guru mendorong siswa discovery adalah pemahaman

74
Trisniawati /DWIJA CENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik 2 (1) (2018) 72-81

yang mendalam, Untuk menjawab


mengembangkan keterampilan pertanyaan atau
meta kognitif, dan mendorong membuktikan benar
tingkat tinggi keterlibatan siswa. tidaknya hipotesis itu,
Lebih lanjut Brown (2007: 313) peserta didik diberi
mengemukakan komunikasi kesempatan untuk
adalah proses penyelidikan yang mengumpulkan berbagai
paling besar dan merupakan informasi yang relevan,
bagian terbesar dari discovery. dengan jelas membaca
Juga, tipe yang digambarkan oleh literatur, mengamati
Strike dalam Brown (2007: 313) objeknya, mewawancarai
menyiratkan bahwa siswa harus orang sumber, mencoba
"tahu" sesuatu sebelum mereka (uji coba) sendiri, dan
dapat "menemukan" sesuatu. sebagainya.
Materi, pengetahuan, fakta, dan d. Data processing
proses adalah bagian terbesar Semua informasi (hasil
dari discovery. bacaan wawancara,
2. Karakteristik Pembelajaran observasi, dan sebagainya)
Discovery itu diolah, diacak,
Secara garis besar prosedur diklasifikasikan,
pendekatan discovery menurut ditabulasikan, bahkan kalau
Syaiful Bahri Djamarah (2006: 19- perlu dihitung dengan cara
20) adalah sebagai berikut : tertentu serta ditafsirkan
a. Stimulation pada tingkat kepercayaan
Guru mulai dengan tertentu.
bertanya mengajukan e. Verification
persoalan, atau menyuruh Berdasarkan hasil
peserta didik membaca pengolahan dan tafsiran
atau mendengarkan uraian atau informasi yang ada
yang memuat persoalan. tersebut (available
b. Problem statement information), pertanyaan
Peserta didik diberi atau hipotesis yang telah
kesempatan dirumuskan terdahulu itu
mengidentifikasi berbagai kemudian dicek, apakah
permasalahan, sebanyak terjawab atau, dengan kata
mungkin memilihnya yang lain, terbukti atau tidak.
dipandang paling menarik f. Generalization
dan fleksibel untuk Tahap selanjutnya,
dipecahkan. Permasalahan berdasarkan hasil verifikasi
yang dipilih ini selanjutnya tadi siswa belajar menarik
harus dirumuskan dalam generalisasi atau
bentuk pertanyaan atau kesimpulan tertentu.
hipotesis (pertanyaan
sebagai jawaban Dalam pelaksanaannya, pendekatan
sementara atas pertanyaan discovery membutuhkan metode
tersebut). belajar yang mengarahkan kepada
c. Data collection keaktifan siswa. Metode pelajaran
yang dapat digunakan seperti

75
Trisniawati /DWIJA CENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik 2 (1) (2018) 72-81

metode eksperimen dan berkeinginan untuk


demonstrasi. mengetahui keadaan
sekitarnya dengan baik.
3. Kelebihan Pembelajaran b. Bila kelas terlalu besar
Discovery penggunaan teknik ini kurang
Kelebihan dari pendekatan berhasil.
discovery (Roestiyah, 2008 : 20- c. Bagi guru dan siswa yang
21) adalah : sudah terbiasa dengan
a. Membantu siswa perencanaan dan pengajaran
mengembangkan; tradisional mungkin akan
memperbanyak kesiapan; sangat kecewa bila diganti
serta penguasaan ketrampilan dengan teknik penemuan.
dalam proses d. Dengan teknik ini ada yang
kognitif/pengenalan siswa berpendapat bahwa proses
b. Siswa memperoleh mental ini terlalu
pengetahuan yang bersifat mementingkan pengertian
sangat pribadi/individual saja, kurang memperhatikan
sehingga dapat perkembangan/ pembentukan
kokoh/mendalam tertinggal sikap dan ketrampilan bagi
dalam jiwa siswa tersebut. siswa.
c. Dapat membangkitkan
kegairahan belajar siswa Teknik ini mungkin tidak
d. Memberikan kesempatan memberikan kesempatan untuk
kepada siswa untuk berpikir secara kreatif.
berkembang dan maju sesuai 4. Fase Pembelajaran Discovery
dengan kemampuannya Langkah-langkah pembelajaran
masing-masing. discovery diawali dengan
e. Mampu mengarahkan cara pendahuluan mengapa penting
siswa belajar, sehingga lebih mempelajari suatu materi,
memiliki motivasi yang kuat kemudian diikuti oleh
untuk belajar lebih giat. pembelajaran yang mengaitkan
f. Membantu siswa untuk antara materi yang diajarkan
memperkuat dan menambah dengan kehidupan sehari-hari
kepercayaan pada diri sendiri dimana siswa mengamati,
dengan proses penemuan menggolongkan, membuat
sendiri. dugaan, menjelaskan,
g. Berpusat pada siswa dan tidak menganalisis, memverifikasi,
pada guru. Guru hanya membuat kesimpulan suatu
sebagai teman belajar saja, konsep dalam belajar. Dalam hal
membantu bila diperlukan. ini siswa dilibatkan dalam proses
kegiatan pembelajaran melalui
Adapun kekurangan dari pendekatan tukar pendapat, diskusi,
discovery (Roestiyah, 2008: 21) presentasi, membaca sendiri,
antara lain: mencoba sendiri. Seperti contoh
a. Pada siswa harus ada rencana pembelajaran dalam 2
kesiapan dan kematangan jam pembelajaran untuk
mental untuk cara belajar ini. mengidentifikasi volume kubus dan
Siswa harus berani dan balok pada tabel berikut.

76
Bentuk Langkah-langkah Pembelajaran Waktu
Kegiatan
Pendahuluan 10
a) Motivasi (1) Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan menit
mengucapkan salam.

b) Apersepsi (2) Guru menunjukkan gambar


disamping dan
menanyakan kepada siswa
tentang permasalahan:
Pernahkah kalian
memperhatikan bak mandi
yang ada di rumah kalian?
Dapatkah kalian menentukan daya tampung bak
mandi tersebut?

(3) Siswa diingatkan kembali oleh guru mengenai


unsur-unsur kubus dan balok.
c) Tujuan
(4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai (nomor 5-6).
Kegiatan Inti 50
a) Eksplorasi (1) Guru memberikan kubus satuan kepada masing- menit
masing kelompok. Siswa diminta menyusun
kubus atau balok dengan kubus satuan tersebut
(mengamati, mengerti, menggolongkan).

b) Elaborasi (2) Siswa dikelompokkan dengan banyak anggota


masing-masing 4-5 siswa.
(3) Siswa diberikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
5.3.3 mengenai volume kubus dan balok.
(4) Masing-masing kelompok mengambil kubus
satuan dan membuat bangun ruang dengan
ukuran yang berbeda.
(5) Siswa mendiskusikan LKS 5.3.3 secara
berkelompok (membuat dugaan dan
menjelaskan).
(6) Jika ada siswa atau kelompok yang mengalami
kesulitan maka guru memberikan
arahan/bimbingan.
(7) Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok
c) Konfirmasi (menjelaskan dan menganalisis).

(8) Siswa bersama-sama guru membahas hasil


presentasi dan memberikan kesempatan
Trisniawati /DWIJA CENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik 2 (1) (2018) 72-81

bertanya tentang materi yang belum dipahami


berkaitan dengan pelajaran yang baru saja
dipelajari (reflecting dan questioning).
(9) Siswa diberikan soal oleh guru sebagai penilaian
(terlampir).
(10) Siswa mengerjakan soal evaluasi yang
diberikan oleh guru (memverifikasi dan membuat
kesimpulan).
Penutup (1) Siswa membuat rangkuman tentang volume 10
kubus dan balok. menit
(2) Siswa dan guru melakukan refleksi.
(3) Guru menugaskan kepada siswa untuk
mempelajari volume prisma dan limas untuk
pertemuan selanjutnya.
(4) Guru memberikan PR.

5. Contoh Lembar Kegiatan Siswa


Alat dan bahan : kubus satuan
Petunjuk : susunlah kubus satuan sesuai yang ada di tabel kemudian
lengkapilah!

Kubus Panjang Banyak Volume


rusuk kubus satuan

78
Trisniawati /DWIJA CENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik 2 (1) (2018) 72-81

Dengan demikian, rumus menghitung volume kubus dengan panjang


rusuk r adalah:

V = ……… atau V = …

Susunlah kubus satuan sesuai yang ada di tabel kemudian lengkapilah!


Balok Panjang Lebar Tinggi Banyak Volume
kubus
satuan

79
Trisniawati /DWIJA CENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik 2 (1) (2018) 72-81

SIMPULAN

Pembelajaran matematika mempelajari pembelajaran discovery


merupakan proses interaksi belajar dan disertai dengan variasi metode
mengajar matematika antara siswa dan media untuk meningkatkan
dan guru yang melibatkan segenap kompetensi matematika siswa, guru
aspek di dalamnya untuk mencapai hendaknya mengadakan inovasi-
tujuan kurikulum agar proses inovasi dalam proses pembelajaran,
pembelajaran berkembang secara salah satunya dengan menggunakan
optimal. Aspek pembelajaran variasi pada proses pembelajaran
berkaitan dengan konsep-konsep matematika. Dengan adanya variasi
pokok yang harus melibatkan siswa pembelajaran inovatif seperti ini
secara aktif baik secara individu diharapkan akan mampu
maupun kelompok. Pembelajaran menciptakan pembelajaran
discovery dimana siswa mengamati, matematika yang lebih bermakna
menggolongkan, membuat dugaan, yaitu pembelajaran matematika yang
menjelaskan, menganalisis, mengkonstruksi pengalaman belajar
memverifikasi, membuat kesimpulan siswa.
suatu konsep dalam belajar. Dengan

DAFTAR PUSTAKA

Alfieri, L., Brooks, P.J., Aldrich, N.J., vol 103, no 1, 1-18.


et.al. (2010). Does Discovery- http://lexiconic.net/pedagogy/edu
based Instruction Enhance -103-1-1.pdf . Diambil pada
Learning?. Journal of tanggal 28 Juli 2017.
Educational Psychology 2011,

80
Trisniawati /DWIJA CENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik 2 (1) (2018) 72-81

Brown, A.H., Orlich, D.C., Harder, November 2001. Yogyakarta:


R.J., et al. (2007). Teaching Universitas Sanata Dharma.
strategies: a guide to effective Moore, K. D. (2009). Effective
instruction (8th ed). New York: instructional strategies: from
Houghton Mifflin Company. theory to practice. Thousand
Coffey, H. Discovery Learning in Oaks, California: SAGE
Practice. Publications, Inc.
http://www.learnnc.org/referenc Roestiyah, N.K. (2008). Strategi
e/discovery+learning. Diambil belajar mengajar: salah satu
pada tanggal 28 Juli 2017. unsur pelaksanaan strategi
Elliot, S.N., Kratochwill, R. T., Cook, L. belajar mengajar: teknik
J., et al. (2000). Educational penyajian. Jakarta: Rineka
psychology: effective teaching, Cipta.
effective learning. New York: Syaiful Bahri Djamarah. (2006).
The Mc Graw Hill Companies, Strategi belajar mengajar (edisi
Inc. revisi). Jakarta: Rineka Cipta.
Lefrancois, G. R. 2000. Psychology for Schunk, D. H. (2008). Learning
teaching. Belmont: Wadsworth. theories: An educational
perspective. (5 rd ed). Upper
Marpaung, Y. 2001. Pendekatan
Realistik dan Sani dalam Saddle River, NJ: Pearson
Pembelajaran Education.
matematika.Makalah.Disampaik Slavin, R. E. (2006). Educational
an pada Seminar Nasional psychology: theory and practice.
Pendidikan Matematika Realistik London: Pearson Education.
Indonesia,tanggal 14-15

81

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai