Anda di halaman 1dari 14

Pertemuan II

Tugas Belajar Mandiri

Kerjakan Tugas ini dengan penuh tanggung jawab, materi ini akan menjadi bekal saudara untuk
menjawab pertanyaan ujian akhir semester.
Carilah dan pelajari Materi terkait pokok bahasan berikut :
a. Pentingnya etika profesi : etika ini sangat penting bagi seluruh profesi yang ada, etika
ini akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk
menilai apakah kelompok untuk menilai apakah tindakan2 yang telah dikerjakan itu salah
atau benar,bururk atau baik.
Etika ini akan memberikan semacam batasan maupun standar yang akan
memberkan mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya. Dengan
demikian etika adalah suatu refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”, karena
segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial atau
profesi tersebut.
b. Pengertian etika
etika atau dalam bahasa Inggris disebut Ethics yang mengandung arti : Ilmu
tentang kesusilaan, yang menentukan bagaimana patutnya manusia hidup dalam
masyarakat; ilmu tentang apa yang baik dan buruk dan tentang hak dan kewajiban moral;
kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dgn akhlak; nilai mengenai benar dan salah
yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Secara etimologis etika berasal dari bahasa Yunani kuno Ethos yang berarti
kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap. Aristoteles adalah filsuf pertama yang
berbicara tentang etika secara kritis, reflektif, dan komprehensif. aristoles pula filsuf
pertama yang menempatkan etika sebagai cabang filsafat tersendiri. Aristoteles dalam
konteks ini lebih menyoal tentang hidup yang baik dan bagaimana pula mencapai hidup
yang baik itu. yakni hidup yang bermutu/bermakna ketika manusia itu mencapai apa yang
menjadi tujuan hidupnya. menurut Aristoteles denaih apa yang mencapai tujuan hidupnya
berarti manusia itu mencapai dirinya sepenuh-penuhnya. manusia ingin meraih apa yang
apa yang disebut nilai (value), dan yang menjadi tujuan akhir hidup manusia adalah
kebahagiaan, eudaimonia.
Perilaku menjadi obyek pembahasan etika, karena dalam perilaku manusia
menampakkan berbagai model pilihan atau keputusan yang masuk dalam standar
penilaian atau evaluasi, apakah perilaku itu mengandung kemanfaatan atau kerugian baik
bagi dirinya maupun bagi orang lain.

c. Hubungan etika profesi dan kepercayaan masyarakat terhadap suatu profesi


karena kelompok profesional merupakan kelompok yang berkeahlian dan
bekemahiran yang diperoleh melalui proses pendidikan dan pelatihan yang berkualitas
dan berstandar tinggi yang dalam menerapkan semua keahlian dan kemahiranya itu dapat
di kontrol dan dinilai dari salam oleh rekan sesama profesi. Selain itu hal ini merupakan
kode etik profesi dalam hal ini kelas akan diperlukan untuk menjaga martabat serta
kehormatan profesi dan disisi lain melindungi masyararakat dari segala bentuk
penyimpangan maupun penyalahgunaan keahlian (wignjosoebroto, 1999).
Maka dapat disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya dapat memperoleh
kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para profesional ini ada kesadaran
kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memeberikan jasa
keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya. Tanpa etika profesi apa
yang semula dikenal sebagai sebuah profesi yang terhormat akan segera jatuh
terdegradasi menjadi sebuah pekerjaan pencarian nafkah biasa, yang sedikitpun tidak di
warnai dengan nilai-nilai idealisme dan ujung-ujungnya akan berakhir dengan tidak
adanya lagi respek maupun kepercayaan yang pantas diberikan kepada para elite
profesional ini.

d. Etika deskriptif dan etika normative


- ETIKA DESKRIPTIF = yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan
rasional sikap dan perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup
ini sebagai sesuatu yang bernilai. etika ini memberikan fakta sebagai dasar untuk
mengambil keputusan tentang perilaku atau sikap yang mau diambil.

- ETIKA NORMATIF = yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan
pola perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai
sesuatu yang bernilai. Etika normatif ini memeberikan penilaian sekaligus memberi
norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.

e. Etika umum dan etika khusus


- ETIKA UMUM = etika ini berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana
manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-
teori etika dan prinsip2 moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam
bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika
umum dapat di analogikan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai
pengertian umum dan teori-teori.

- ETIKA KHUSUS = merupakan penerapan prinsip-prinsip morla dasar dalam bidang


kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : bagaimna saya
mengambilkeputusan dan betindak dalam bidang kehidupan dankegiatan khusus yang
saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip2 moral dasar. Namun,
penerapan itu dapat juga berwujud : bagaiana saya menilai perilaku saya dan orang
lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khsus yang dilatarbelakangi oleh kondisi
yang memungkinkan manusia bertindak etis : cara bagaimana manusia mengambl
suatu keputusan atau tindakan, dan teori serta prinsip miral dasar yang ada dibaliknya.
f. Sumpah Hipokrates
Sumpah hipokrates itu merupakan salah satu contoh tertua yang dipandang
sebagai kode etik pertama untuk profesi dokter. Hipokrates adalah doktren Yunani kuno
yang diberi gelar BAPAK ILMU KEDOKTERAN, beliau hidup dalam abad ke 5
sebelum masehi. Menurut ahli sejarah belum tentu sumpah ini merupakan buah pena
Hipokrates sendiri, tetapi setidaknya berasal dari kalangan murid-muridnya dan
meneruskan semangat profesional yang diwariskan oleh dokter yunani ini.

g. Pengertian Profesi
istilah profesi ini telah dimengerti olh banyak orang bahwa suatu hal yang
berkaitan dengan bidang yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, ehingga
banyak orng yang bekerja tetap sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari
pendidikan kejuruan juga belom cukup disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori
sistematis yang mendasai praktek pelaksanaan, dan hubungan antara teori dan penerapan
dalam praktek. Menurut DE GEORGE, profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai
kegiatan pokok untuk menghasilkan nagfkah hidup dan yang mengandalkan suatu
keahlian.
h. Ciri Profesi
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu: 1.
Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini
dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap
pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus
meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu
berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa
keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk
menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.
5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.

CIRI PROFES ( DI PPT PA KUAT) :


- DISINTERESTEDNESS = tidak berorientasi pada pamrih untuk keuntungan diri
sendiri
- RASIONALITAS = dengan menerapkan ilmu tertentu, mencari yang terbaik, efisien
dan bertumpu pda pertimbangan lmiah
- SPESIFITAS FUNGSIONAL = memiliki otoritas profesional yang ditandai dengan
spesifikasi fungsi
- UNIVERSALISME = pengambilan keputusan didasarkan pada apa yang menjadi
masalahnya bukan siapa atau keuntungannya apa.
i. Syarat Suatu Profesi
- Melibatkan kegaiatbn intelektual
- Menggelutisuatu batang tubuh ilmu yang khusus
- Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan sekedar latihan
- Memerlukan latihan dalam jabatan yangberkesinambungan
- Menjajikan kairhidup dan keanggotaan yang permanen
- Mementingkan baku standarnya sendiri, dalma hal ini adalah kode etik

j. Prinsip Etika Profesi


- TANGGUNG JAWAB : terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya,
terhadap dmpak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada
umunya
- KEADILAN , prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa
yang menjadi haknya.
- OTONOMI , prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan diberi
kebebasan dalam menjalankan pofesinya.

Pertemuan III
Tugas Belajar Mandiri

Carilah dan pelajari Materi terkait pokok bahasan berikut :


a. Etika Sebagai Filsafat Moral
Etika ini juga disebut dengn filsafat moral. Moral lebih tertuju pada suatu
tindakan atau perbuatan yang sedang dinilai, bisa juga berarti sistem ajaran tentang nilai
baik buruknya. Sedangkan etika adalah pengkajian secara mendalam tentang sistem nilai
yang ada. jadi etika itu sebagai suatu ilmu, adalah cabang dari filsafat yang membahas
sistem nilai (moral) yang berlaku. Moral itu adalah ajaran sistem nilai baik-buuk yang
diterima sebagainmana adanya, tetapi etika adalah kajian tentang moral yang bersifat
kritis dan rasional.
(dari blog) Etika dikembangkan sebagai ilmu pengetahuan atau filsafat moral
adalah ketika etika dikaji sebagai sebuah cara berfkir dengan kerangka teoritis dan
empiris. Etika dalam hal ini dapat didefinisikan sebagai suatu ilmu adalah cabang dari
filsafat yang membahas sistem nilai (moral) yang berlaku atau didefinisikan sebagai
pengkajian secara mendalam tentang sistem nilai yang ada (Wilujeng, 2007). Etika
sebagai sebuah ilmu ini menggunakan pendekatan etika normative dan meta etika.
Etika dikembangkan sebagai pedoman perilaku bagi manusia ketika etika
dipahami sebagai perilaku baik dan buruk yang dilakukan individu atau masayarakat.
Etika dalam hal ini dapat diartikan sebagai moral. Moral lebih tertuju pada suatu tindakan
atau perbuatan yang sedang dinilai, bisa juga berarti sistem ajaran tentang nilai baik
buruk (Wilujeng, 2007). Etika sebagi seuah pedoman perilaku ini menggunakan
pendekatan etika deskriptif.

b. Metaetika
Metaetika, Erat hubungannya dengan etika normatif. Sampai tahap tertentu etika
normatif dan etika deskriptif mencakup juga kegiatan metaetika. Metaetika adalah studi
tentang etika normatif, ia terkadang disebut etika analitis , karena ia menganalisa.
Metaetika mengkaji makna istilah-istilah moral dan logika dari penalaran moral.
dibuat untuk menunjukkan pembahasan yang bukan moralitas secara langsung,
melainkan mengacu berbagai konsep yang digunakan dalam bidang moralitas. Metaetika
seolah-olah bergerak pada taraf lebih tinggi daripada perilaku etis, yaitu pada taraf
“bahasa etis” atau bahasa yang digunakan dalam bidang moral. Dapat dikatakan bahwa
metaetika mempelajari logika khusus dari ucapan-ucapan etis. Metaetika ini dapat
ditempatkan dalam rangka “filsafat analitis”, suatu aliran penting dalam filsafat abad ke-
20. Filsafat analitis menganggap analisis bahasa sebagai tugas terpenting bagi filsafat,
bahkan sebagai satu-satunya tugas filsafat. Aliran ini mulai berkembang di Inggris pada
awal abad ke-20, dan George Moore adalah salah seorang pelopornya. Dari Inggris
filsafat analitis meluas ke berbagai negara lain, tetapi di negara-negara berbahasa Inggris
(seperti Amerika Serikat dan Australia) posisinya selalu paling kuat. Demikian pula dapat
dikatakan tentang perkembangan metaetika. Karena berkaitan dengan filsafat analitis ini,
metaetika kadang-kadang juga disebut “etika analitis”. (di materi yang etprof
tambahan 3).

c. Pandangan Eudemonisme tentang etika


Pandangan ini dipelopori oleh seorang filsuf terkenal yang bernama Aristoteles
(384 – 322 SM). Ia berpedapat bahwa dalam setiap kehidupannya, manusia berperilaku
untuk mengejar tujuan-tujuan dalam hidupnya. Tujuan yang ia maksudkan adalah
kebahagiaan. Ia menganggap tujuan akhir dari segala perilaku manusia adalah
kebahagiaan. Bentuk perilaku yang dapat dilakukan adalah dengan hidup mencari nikmat,
hidup berpolitik, dan hidup berfilsafat.

Untuk itu manusia perlu untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada didalam
dirinya untuk dapat meraih kebahagiaan yaitu dengan menjalankan kegiatan-kegiatan
rasional. Kegiatan-kegiatan rasional tersebut harus dijalankan berdasarkan keutamaan
intelektual dan keutamaan moral. Keutamaan yang dimaksud oleh Aristoteles memiliki
fungsi untuk menuntun tindakan seseorang secara tepat. Keutamaan intelektual ada untuk
menyempurnakan rasio. Jadi dengan keutamaan intelektual maka seorang individu dapat
memahami kebenaran secara universal (sophia) serta mengetahui tindakan yang tepat
bila dihadapkan dalam sebuah situasi (phonêsis). Sedangkan keutamaan moral berbicara
bagaimana manusia menjalankan pilihan yang perlu ia lakukan bila ia dihadapkan pada
situasi yang memiliki pilihan ekstrim. Maka dari itu keadaan seperti inilah yang harus
dihindari oleh manusia.

Keutamaan bukan didapatkan melalui pendidikan namun didapatkan dari


pengalaman kesehariannya dalam bertindak yang sesuai dengan keutamaannya masing-
masing individu. Namun teori ini menuia banyak kritik karena sudah tidak sesuai dengan
keadaan pada zaman sekarang. Pasalnya pemkiran Aristoteles ini dipengaruhi oleh kaum
elit bagsa Yunani pada zaman itu.

d. Pandangan Utilitarisme tentang etika. (di pdf tambhaan etika 4)


Utilitarisme sebagai teori etika normatif merupakan suatu teori yang kritis karena
menolak untuk taat terhadap norma-norma yang berlaku begitu saja. Utilitarisme
menuntut agar diperlihatkan mengapa sesuatu dilarang atau sebaliknya diwajibkan yang
memberi nilai moral terhadap tindakan-tindakan atau peraturan tersebut adalah akibat-
akibatnya. Contohnya, para penganut aliran Ulilitarisme tidak dapat menerima begitu saja
bahwa hubungan seks diluar perkawinan, sebagaimanapun juga pada dirinya sendiri tidak
pernah dapat dibenarkan secara moral. Mereka akan bertanya mengapa tidak boleh
melakukan hubungan seks diluar perkawinan, mereka akan menuntut agar dapat
diberikan alasan-alasan yang masuk akal. Dengan demikian, rasionalitas penilaian moral
atas tindakan ataupun pemberlakuan suatu peraturan moral ditentukan oleh lebih
banyaknya akibat baik yang ditimbulkan dibandingkan dengan akibat buruknya. Ciri
umum Utilitarisme adalah bersifat kritis, rasional, teleologis dan universal.

e. Deontologis (etika kewajiban)

(DI MATERI ETPROF TAMBHAAN 3) etika deontologi menekankan


kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Menurut etika deontologi, suatu tindakan
itu baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibat atau tujuan baik dari tindakan
itu, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada dirinya sendiri. Jadi,
tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu dilaksanakan berdasarkan kewajiban.
Misalnya, seorang arsiparis demi kewajibannya bersedia untuk mencarikan arsip yang
dibutuhkan oleh seorang peneliti. Jadi, nilai tindakan itu bukan ditentukan oleh akibat
baik yang diperoleh si pelaku. Berdasarkan pandangan demikian, etika deontologi sangat
menekankan pentingnya motivasi, kemauan baik dan watak yang kuat dari para pelaku,
terlepas dari akibat yang timbul dari perilaku para pelaku tersebut. Sebagaimana
dikatakan oleh Immanuel Kant (1734-1804), bahwa “kemauan baik harus dinilai baik
pada dirinya sendiri terlepas dari apapun juga”. Dalam menilai seluruh tindakan kita,
kemauan baik harus selalu dinilai paling pertama dan menjadi kondisi dari segalanya.
Bagi para penganut Deontologis, ada tindakan-tindakan tertentu yang pada dirinya sendiri
tidak pernah dapat dibenarkan secara moral, entah apa pun akibat tindakan tersebut. Bagi
Deontologis norma-norma moral selalu wajib diatasi begitu saja tanpa
mempertimbangkan apakah akibatnya menguntungkan atau merugikan. Utilitarisme juga
bersifat universal dalam arti teori etika ini memperhatikan kepentingan umum dan bukan
hanya kepentingan pribadi pelaku moral.

f. Keterkaitan Etika dan hokum


( diambil dr ppt pa kuat)
Peranan etika itu merupaka saranan untuk memperileh orientasi kritis untuk dapat
mengambil sikap yang wajar dan bertanggung jawab dalam suasana pluralitas moral yang
kadang membingungkan. Dan etika itu membantu dalam mengambil sikap yang dapat
dipertanggung jawabkan.
TITIK TEMU HUKUM DAN ETIKA, kekaisaran Roma Sudah terdapat pepatah
dimana mengaakan “apa artinya UU/HK kalau tidak disertai moralitas (jiwanya hukum
adalah moralitas). Maka dari itu ada titik temu diantara hukum dan etika. Yaitu
- Kesamaan substansial dna orientasi terhadap kepentingan dan tata kehidupan manusia
(tertib, adil, sejahtera)
- Kduanya mengatur perbuatan manusia sebagai manusia
- Hukum adalah implementasi dari etika itu sendiri
- Pemahaman hukum tidak sampai pada memahami etika/moral akan menjadikan
pemikiran tentang hukum tidak utuh.
Brian Z Tamanaha,, 2006, A General Jurisprudence of Law and Society:
- law is that reflection a mirror of society;
- every legal system stands in a close relationship to the ideas, aims and purposes of
society;
- law is the expression of the principle of order to which men must conform in their
conduct and relation as members of society.

Pertemuan IV
Tugas Belajar Mandiri

1. Perbedaan Aturan Etika dan Aturan Hukum;


Persamaan dan Perbedaan antara Etika dan Hukum
 Persamaan Etika dan Hukum adalah :
1. Sama-sama merupakan alat untuk mengatur tertibnya hidup bermasyarakat.
2. Sebagai objeknya adalah tingkah laku manusia.
3. Mengandung hak dan kewajiban anggota-anggota masyarakat agar tidak saling
merugikan.
4. Menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi
5. Sumbernya adalah hasil pemikiran para pakar dan pengalaman para anggota senior.
 Perbedaan Etika dan Hukum adalah :

No Perihal Etika Hukum

1. Target Membentuk manusia yang Membentuk masyarakat yang


ideal. ideal.
2. Ruang Lingkup Lingkungan anggota profesi. Masyarakat umum.
3. Hal yang diatur  Mengatur yang baik dan  Mengatur apa yang boleh
tidak baik. dan tidak boleh dilakukan.
 Mengatur tentang  Mengatur tentang hak dan
kewajiban saja. kewajiban yang timbale
balik.
4. Penyusunan Kesepakatan anggota profesi. Badan pemerintahan atau yang
memegang kekuasaan.
5. Bentuk Tidak semua tertulis. Tertulis secara terperinci dalam
kitab, perundang-undangan dan
berita negara.
6. Sumber penataan Penataan datang dari Penataan datang dari hukum itu
manusia itu sendiri. sendiri dan sanksinya.
7. Sanksi Sesuai keputusan organisasi Tuntutan hukum : Hukum
Pelanggaran profesi : teguran, tuntunan, pidana/denda, ganti rugi, sanksi
maksimal dikeluarkan kurungan.
sebagai anggota IDI.
8. Syarat Tidak selalu disertai bukti Harus disertai bukti fisik.
pelanggaran fisik.
9. Penyelesaian Pelanggaran etika kedokteran Pelanggaran hukum
pelanggaran diselesaikan oleh MKEK diselesaikan di pengadilan.
yang dibentuk oleh IDI dan
jika perlu diteruskan pada
P3EK yang dibentuk
DepKes.

2. Kedudukan Peraturan Kode Etik, Apakah termasuk dalam Peraturan


Perundang undangan sesuai kualifikasi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.
Kedudukan Peraturan Kode Etik Advokat Untuk menentukan apakah kode
etik termasuk kedalam jenis peraturan perundang-undangan maka kita perlu
terlebih dahulu melihat definisi dari peraturan perundang-undangan. Dalam Pasal
1 angka 2 UU 12/2011 peraturan perundang-undangan didefinisikan sebagai
peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan
dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang
melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan.

Mengenai batasan peraturan perundang-undangan terdapat beberapa pendapat,


menurut A Hamid S Attamimi memberikan batasan peraturan perundang-
undangan adalah peraturan negara, ditingkat pusat dan ditingkat daerah, yang
dibentuk berdasarkan kewenangan perundang-undangan, baik bersifat atribusi
maupun bersifat delegasi, biasanya disertai sanksi dan berlaku umum serta
mengikat rakyat.

Kemudian, TJ Buys mengartikan peraturan perundang-undangan sebagai


peraturan-peraturan yang mengikat secara umum. Pendapat tersebut oleh Prof.
JHA Logemann ditambah dengan“naar buiten werkende voorschriften”, sehingga
menurutnya peraturan perundang-undangan adalah peraturan yang mengikat
secara umum dan berdayalaku keluar “algemeenbindende en naar buiten
werkende voorschriften”. Berdayalaku keluar adalah bahwa peraturan tersebut
ditujukan kepada masyarakat (umum) tidak ditujukan kepada (kedalam)
pembentukannya.
Melihat penjelasan batasan-batasan dari peraturan perundang-undangan yang
dijelaskan di atas, maka kode etik tidak dapat dikategorikan/termasuk dalam
peraturan perundang-undangan karena kode etik adalah aturan yang dibuat untuk
suatu kelompok tertentu. Demikian halnya dengan Kode Etik Advokat dibentuk
oleh organisasi profesi dalam hal ini organisasi advokat. Di mana organisasi ini
bukanlah termasuk kedalam kualifikasi lembaga negara/lembaga yang dapat
membentuk peraturan perundang-undangan serta pembentukan kode etik itu tidak
melalui prosedur yang telah ditetapkan dalam undang-undang. Kode etik
merupakan bagian dari hukum positif tertulis, tetapi perlu diketahui bahwa kode
etik profesi tidaklah sama dengan undang-undang, keberlakuan kode etik profesi
semata-mata berdasarkan kesadaran moral anggota profesi, berbeda dengan
undang-undang yang bersifat memaksa dan dibekali sanksi berat, seorang ahli
profesi yang melanggar kode etik profesi menerima sanksi dan atau denda dari
induk organisasi profesinya.

3. Perbedaan Sanksi Etika, Sanksi Hukum Pidana, Sanksi Hukum Perdata dan
Sanksi Administratif (contoh Kasus dan pemberian sanksinya)

SANKSI ETIKA : Sedikitnya ada 2 jenis sanksi.

a. Sanksi moral
b. Sanksi dikeluarkan dari organisasi
Kasus-kasus pelanggaran kode etik akan ditindak dan dinilai oleh suatu dewan
kehormatan atau komisi yang dibentuk khusus untuk itu. Karena tujuannya adalah
mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis, seringkali kode etik juga berisikan
ketentuan-ketentuan profesional, seperti kewajiban melapor jika ketahuan teman
sejawat melanggar kode etik.

SANKSI PIDANA :
dalam pasal 10 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), yaitu:
Hukuman pokok, yang terbagi menjadi:

a) hukuman mati

b) hukuman penjara

c) hukuman kurungan

d) hukuman denda

Hukuman-hukuman tambahan, yang terbagi menjadi:

a) pencabutan beberapa hak yang tertentu

b) perampasan barang yang tertentu

c) pengumuman keputusan hakim

SANKSI PERDATA :
Dalam hukum perdata, putusan yang dijatuhkan oleh hakim dapat berupa:
1. putusan condemnatoir yakni putusan yang bersifat menghukum
pihak yang dikalahkan untuk memenuhi prestasi (kewajibannya). Contoh:
salah satu pihak dihukum untuk membayar kerugian, pihak yang kalah
dihukum untuk membayar biaya perkara
2. putusan declaratoir yakni putusan yang amarnya menciptakan suatu
keadaan yang sah menurut hukum. Putusan ini hanya bersifat
menerangkan dan menegaskan suatu keadaan hukum semata-mata.
Contoh: putusan yang menyatakan bahwa penggugat sebagai pemilik yang
sah atas tanah sengketa

3. putusan constitutif yakni putusan yang menghilangkan suatu keadaan


hukum dan menciptakan keadaan hukum baru. Contoh: putusan yang
memutuskan suatu ikatan perkawinan
Jadi, dalam hukum perdata, bentuk sanksi hukumnya dapat berupa:
- kewajiban untuk memenuhi prestasi (kewajiban)
- hilangnya suatu keadaan hukum, yang diikuti dengan terciptanya suatu keadaan
hukum baru

SANKSI ADMINISTRATIF
adalah sanksi yang dikenakan terhadap pelanggaran administrasi atau ketentuan undang-undang
yang bersifat administratif. Pada umumnya sanksi administrasi/administratif berupa;
-         denda (misalnya yang diatur dalam PP No. 28 Tahun 2008),
-         pembekuan hingga pencabutan sertifikat dan/atau izin (misalnya yang diatur
dalam Permenhub No. KM 26 Tahun 2009),
-         penghentian sementara pelayanan administrasi hingga pengurangan jatah
produksi (misalnya yang diatur dalam Permenhut No. P.39/MENHUT-II/2008 Tahun
2008),
-         tindakan administratif (misalnya yang diatur dalam Keputusan KPPU No.
252/KPPU/KEP/VII/2008 Tahun 2008)

Pertemuan V
Tugas Belajar Mandiri

1. Syarat-syarat dan kriteria sebuah Profesi;


SYARAT-SYARAT SUATU PROFESI :
a) Melibatkan kegiatan intelektual.
b) Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
c) Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan sekedar latihan.
d) Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
e) Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.
f) Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
g) Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
h) Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik.

2. Penggolongan Profesi Mulia


Penggolongan Profesi
1.Berdasarkan kemampuan
a. Tenaga kerja terdidik/ tenaga ahli/ tenaga mahir Tenaga kerja terdidik adalah tenaga tenaga
kerja yang mendapatkansuatu keahlian atau kemahiran pada suatu bidang karena sekolah
ataupendidikan formal dan non formal.Contohnya seperti: sarjana ekonomi, insinyur, sarjana
muda, doctor,master, dan lain sebagainya.
b. Tenaga kerja terlatih Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian
dalambidang tertentu yang di dapat melalui pengalaman kerja. Keahlian terlatihini tidak
memerlukan pendidikan karena yang dibutuhkan adalah latihandan melakukannya
berulangulang sampai bisa dan menguasai pekerjaantersebut. Contohnya adalah supir, pelayan
took, tukang masak, mntir, dll.
c. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih
adalah tenaga kerja kasaryang hanya mengandalkan tenaga saj. Contohnya seperti: kuli,
buruhangkt, tukang becak, dan masih banyak lagi lainnya.

2. Berdasarkan sifatnya
a. Tenaga kerja jasmani Tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja yang mengandalkan !sik atau
jasmani dalam proses produksi.
b. Tenaga kerja rohani Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang memerlukan pikiran
untukmelakukan proses produksi.

3.Berdasarkan fungsi pokok dalam perusahaan


a. Tenaga kerja bagian produksi
b. Tenaga kerja bagian pemasaran
c. Tenaga kerja bagian umum dan administrasi

4.Penggolongan tenaga kerja menurut hubungan dengan produk


a. Tenaga kerja langsung
b. Tenaga kerja tidak langsung

3. Macam-macam Profesi dalam Bidang Hukum


1. Jaksa atau Hakim
Menjadi Jaksa atau Hakim di pengadilan adalah profesi idaman dan nomor satu bagi lulusan
hukum selain pengacara. Biasanya menjadi jaksa atau hakim adalah impian besar bagi para
lulusan hukum. Baik jaksa atau hakim berperan penting dalam perkara pengadilan dari awal
pemeriksaan hingga mengadili.
Jaksa di pengadilan biasanya bertugas menyampaikan dakwaan juga tuntutan dalam pengadilan.
Sementara hakim memiliki fungsi dan tanggung jawab besar karena bertugas menentukan
keadilan bagi terdakwa di pengadilan. Tentu dengan semua tugas dan tanggungjawab ini,
prospek besar dan gaji tinggi bukan tidak mungkin bisa didapat oleh jaksa atau hakim.
2. Konsultan
Kantor konsultan hukum atau lembaga LBH biasanya menerima mahasiswa hukum untuk
bekerja di kantornya sebagai seorang konsultan. Seperti pekerjaan konsultan lainnya, konsultan
hukum juga diperlukan untuk mengurus keperluan hukum dari perseorangan atau perusahaan.
Mahasiswa lulusan hukum terbaik tentu sangat dibutuhkan oleh lembaga ini untuk menjadi
konsultan hukum dalam mengurus dokumen atau urusan lain yang berkaitan dengan lembaga
tersebut.

3. Notaris
Profesi ini merupakan salah satu yang cukup populer mengingat keberadaannya yang sangat
dibutuhkan masyarakat. Biasanya alumni dari Hukum banyak yang ingin menjadi notaris karena
dianggap menjanjikan. Notaris adalah salah satu orang di bidang hukum yang memiliki
kemampuan dan wewenang untuk menulis dan membuat Akta atau dokumen tentang perjanjian
atau ketetapan sesuai dengan peraturan atau undang – undang yang berlaku.
Biasanya notaris berhubungan langsung pada beberapa dokumen bersifat hukum mulai dari akta
tanah, sertifitkat, surat pendirian yayasan atau organisasi, dan lainnya. Karena perannya yang
sangat penting tentu tidak main – main untuk menjadi seorang notaris. Paling tidak kamu wajib
mengambil pendidikan Magister Kenotariatan terlebih dahulu sebelum bisa menjadi notaris.
4. Legal Officer
Legal officer atau staf legal juga salah satu profesi hukum lain yang cukup menjanjikan. Menjadi
staff legal membuatmu bisa bekerja di sebuah perusahaan swasta bahkan startup dan mengurus
soal hukum di kantor tersebut.
Seorang staf legal biasanya dibutuhkan untuk mengurus dokumen berkaitan dengan hukum
mulai dari surat perjanjian kerja, kontrak kerja, surat aset, dan lainnya. Maka dari itu dengan
adanya lulusan hukum maka bisnis yang berjalan bisa sesuai dengan peraturan hukum yang
berlaku dan tanpa kendala.
5. Staf Bidang HRD
HRD selain membutuhkan orang Psikologi, juga membutuhkan orang hukum untuk mengelola
SDM di kantor tersebut. lulusan ilmu hukum dibutuhkan untuk mengatur regulasi dan relasi dari
perusahaan kepada karyawan. Adanya orang hukum di HRD juga bisa memberi ketegasan
kepada mereka tentang apa hak dan kewajiban yang harus ditaati rekrutmen sesuai dengan
peraturan perundang - undangan yang sudah ada.
6. Staf di Kementerian / BUMN
Selain menjadi staf di beberapa bidang di atas, kementerian dan BUMN juga banyak
memerlukan lulusan ilmu hukum dalam perusahaannya. Mulai dari staf hingga jenjang lebih
tinggi semua bisa dicapai dari seorang lulusan hukum.
7. Diplomat Luar Negeri
Siapa bilang diplomat hanya diisi oleh orang dari Hubungan Internasional? Lulusan dari Hukum
juga dapat bekerja di bidang diplomat. Biasanya jika kamu kuliah pada bidang Hukum
Internasional memungkinkan untuk bisa menjadi diplomat luar negeri.
Jika diterima tentu kamu akan ditempatkan di luar negeri untuk mengurus hukum dan hal lain
yang berkenaan dengan keamanan di luar sana, bisa dibilang tanggungjawabnya lebih besar dari
yang lainnya.

8. Dosen Ilmu Hukum


Jadi dosen Hukum juga merupakan salah satu pekerjaan penting seorang lulusan hukum.
Pastinya mengajar Hukum kepada generasi baru cukup penting dan memiliki prospek yang baik.
Untuk bisa menjadi dosen, tentu kamu harus lulus S2 terlebih dahulu lalu mengikuti seleksi
dosen sesuai peraturan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai