1 Oktober 2020
Jurnal Agroteknologi dan Pertanian (JURAGAN)
p-ISSN : 2774-7243
Abstrak
Abstract
menjadi busuk, berlendir dan terjadinya gejala nekrosis pada bagian daun yang
perubahan warna (pucat). disuntikkan.
Reaksi Hipersensitif III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bertujuan untuk melihat sifat 3.1 Hasil
rizobakteri yang tergolong patogen dengan Isolasi Rizobakteri
menggunakan bunga pukul empat Hasil isolasi rizobakteri dari tanah
(Mirabilis jalapa). Hasil biakan murni perakaran 3 kultivar pisang sehat, diperoleh
rizobakteri ditambahkan 9 mL akuades dan 24 isolat rizobakteri dengan karakter
dikikis menggunakan ose. Suspensi morfologi yang berbeda berdasarkan bentuk
rizobakteri dipindahkan ke wadah baru dan warna koloni (Tabel 1). Hasil
(steril) menggunakan mikropipet, karakterisasi morfologi terhadap 24 isolat
dihomogenkan dengan vortex, dan tersebut, didapatkan 17 isolat berbentuk
selanjutnya perbandingan kekeruhan bulat beraturan, dan 5 isolat berbentuk bulat
dengan larutan Mc Farland skala 8 (0,8 mL tidak beraturan serta 2 isolat berbentuk
BaCl2 + 9,2 mL H2SO4), jika kekeruhannya rhizoid. Sebagian besar koloni rizobakteri
sama maka kepadatan populasi rizobakteri berelevasi datar, cembung, agak cembung
tersebut diperkirakan 108 sel/mL. Inokulasi dan agak datar. Selanjutnya, permukaan
dilakukan dengan cara menyuntikkan pada koloni yang bervariasi seperti kasar,
daun bagian bawah. Pengamatan dilakukan berlendir, agak berlendir. Hasil pengamatan
setelah 24-48 jam tanaman diinokulasikan terhadap warna koloni didapatkan koloni
dengan rizobaktei. Reaksi positif berwarna krem, putih, putih susu,
ditunjukkan apabila tanaman menimbulkan kekuningan dan krem/kecokelatan.
Bentuk
Kultivar Jumlah Kode Bentuk
Elevasi Permukaan Warna Koloni
Pisang Isolat Isolat Koloni
Koloni
Bulat tidak
Kepok 13 Isolat RBPK1 Datar Tidak berlendir Putih
beraturan
Bulat Agak
RBPK6 Berlendir Krem/kekuningan
beraturan cembung
Bulat tidak Agak
RBPK2 Berlendir Krem/kekuningan
beraturan cembung
Bulat Krem/kecokelata
RBPK3 Cembung Berlendir
beraturan n
Bulat
RBPK4 Datar Berlendir Krem
beraturan
Bulat
RBPK5 Datar Berlendir Krem/kekuningan
beraturan
Bulat Agak
RBPK7 Berlendir Krem/kekuningan
beraturan cembung
Bulat
RBPK8 Cembung Berlendir Krem
beraturan
Bulat Krem/kecokelata
RBPK9 Datar Agak berlendir
beraturan n
Bulat tidak
RBPK10 Datar Kasar Putih
beraturan
Bulat
RBPK11 Cembung Berlendir Putih susu
beraturan
Bulat Agak
RBPK12 Berlendir Krem/kekuningan
beraturan cembung
Bulat
RBPK13 Cembung Berlendir Krem
beraturan
Kode Isolat Uji Gram Uji Pektinase Uji Hipersensitif Kemampuan Daya
Hambat (%)
RBPRS4 - + - 66
RBPRS7 + + - 31
RBPRS5 - + + 60
RBPRS1 + + - 66
RBPK1 + + - 74
RBPK6 - + - 40
RBPK2 - + - 9
RBPK3 + - - 43
RBPK4 - + - -
RBPK5 - + + 5
RBPK7 + + - -
RBPK8 - - - 40
RBPK9 - - - 49
RBPK10 + + - 66
RBPK11 + - - 40
RBPK12 - + + 49
RBPK13 - + - 11
-, Isolat rizobakteri yang tidak menunjukkan terbentuknya zona hambat
Gambar 1. Uji biokontrol rizobakteri terhadap Foc ; (a). Isolat RBPK4 yang tidak menunjukkan
adanya zona hambat, (b). Isolat RBPM4 dan (c) Isolat RBPK10 yang menunjukkan
adanya zona hambat.
positif dan tiga isolate (RBPRS6, RBPK8, [6] K. Khalimi and G. Wirya,
dan RBPK9) tergolong Gram negatif. “Pemanfaatan Plant Growth
Promoting Rhizobacteria untuk
Biostimulants dan Bioprotectants,”
V. SARAN
Ecotrophic, vol. 4, no. 2, pp. 131–
Perlu dilakukan uji lapang terhadap 135, 2010.
penggunaan isolate rizobakteri yang
potensial ini dalam menekan serangan [7] K. Mahartha, K. Khalimi, And A.
Gusti Ngurah, “Uji Efektivitas
penyakit layu Fusarium oxysporum f. sp. Rizobakteri Sebagai Agen
cubense serta dalam meningkatkan Antagonis Terhadap Fusarium
pertumbuhan tanaman. Oxysporum F.Sp. Capsici Penyebab
Penyakit Layu Fusarium Pada
VI. DAFTAR PUSTAKA Tanaman Cabai Rawit (Capsicum
Frutescens L.),” E-Jurnal
Agroekoteknologi Trop. (Journal
[1] Badan Pusat Statistik, “Sumatera
Trop. Agroecotechnology), vol. 2,
Barat dalam Angka 2011,” BPS
no. 3, pp. 145–154, 2013.
Provinsi Sumatera Barat, Sumatera
Barat, 2011. doi: 1102001.13. [8] A. Munif, S. Wiyono, and S.
Suwarno, “Isolasi Bakteri Endofit
[2] R. C. Ploetz, “Fusarium wilt of
Asal Padi Gogo dan Potensinya
banana,” Phytopathology, vol. 105,
sebagai Agens Biokontrol dan
no. 12, pp. 1512–1521, 2015, doi:
Pemacu Pertumbuhan,” J. Fitopatol.
10.1094/PHYTO-04-15-0101-RVW.
Indones., vol. 8, no. 3, pp. 57–64,
[3] N. Nasir, J. Jumjunidang, and R. 2012, doi: 10.14692/jfi.8.3.57.
Riska, “Distribusi Penyakit Layu
[9] E. Widyati, “Memahami Interaksi
Fusarium Dan Layu Bakteri
Tanaman – Mikroba,” Tekno Hutan
Ralstonia Pada Lokasi Sumber Bibit
Tanam., vol. 6, no. 1, pp. 13–20,
Dan Sekolah Lapang Pengendalian
2013.
Hama Terpadu Pisang Di Sumatera
Barat,” J. Hortik., vol. 15, no. 3, p. [10] E. Widyati, “Memahami
84928, 2005, doi: Komunikasi Tumbuhan-Tanah
10.21082/jhort.v15n3.2005.p. dalam Areal Rhizosfir untuk
Optimasi Pengelolaan Lahan,”
[4] Kasutjianingati, R. Poerwanto,
Sumber Daya Lahan, vol. 11, no. 1,
Widodo, N. Khumaida, and D.
pp. 33–42, 2017, doi:
Efendi, “Efektifitas Aplikasi In-vitro
10.2018/jsdl.v11i1.8190.
Rizobakteri Sebagai Agen
Antagonis Layu Fusarium pada [11] H. Marwan, M. S. Sinaga, G.
Pisang Rajabulu/AAB di Rumah Giyanto, and A. A. Nawangsih,
Kaca,” J. Hortik. Indones., vol. 2, “Isolasi Dan Seleksi Bakteri Endofit
no. 1, p. 34, 2012, doi: Untuk Pengendalian Penyakit Darah
10.29244/jhi.2.1.34-42. Pada Tanaman Pisang,” J. Hama
dan Penyakit Tumbuh. Trop., vol.
[5] G. Gupta, S. S. Parihar, N. K.
11, no. 2, pp. 113–121, 2011, doi:
Ahirwar, S. K. Snehi, and V. Singh,
10.23960/j.hptt.211113-121.
“Plant Growth Promoting
Rhizobacteria (PGPR): Current and [12] L. Fitri and Y. Yasmin, “Isolasi dan
Future Prospects for Development Pengamatan Morfologi Koloni
of Sustainable Agriculture,” J. Bakteri Kitinolitik (Isolation and
Microb. Biochem. Technol., vol. 07, Observation of Morphology of
no. 02, pp. 96–102, 2015, doi: Chitinolytic Bacteria Colony),” Ilm.
10.4172/1948-5948.1000188. Pendidik. Biol., vol. 3, no. 2, pp. 20–
25, 2011.