Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi(Penjaskesrek)

Volume 3, Nomor 2, Juli 2016

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN ATLETIK DENGAN


PENDEKATAN PERMAINAN BERBASIS BUDAYA LOKAL PADA
SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 1

Siskariyanti
Dosen STKIP Melawi-Entikong
Jl. Lintas Malindo km. 16 Entikong Kab. Sanggau Kalimantan Barat
Email: stkip_melawi@yahoo.co.id

Abstract: The aim of this research was to develop athletic learning model
with local culture-based approach at elementary school class V semester 1
78,33% student of athletic lesson do not use learning with game. Percentage
78.00%. From the aspect of the game equipment is recommended to use
equipment that is comfortable and safe to use. Learning Expert obtained
percentage of 70,00% so that Model of athletic Learning with game approach
is in the form of learning model can be used as learning media Run and Jump
with good criteria.
Keywords: model learning, athletic, game, local culture.

Abtrak: Tujuan Penelitian ini untuk mengembangkan model pembelajaran


atletik dengan pendekatan permaianan yang berbasis budaya local pada
Sekolah Dasar kelas V semester 1 78,33 % siswa pelajaran atletik tidak
menggunakan pembelajaran dengan permainan. peresentase 78,00 %. Dari
aspek peralatan permainan disarankan agar menggunakan peralatan yang
nyaman dan aman untuk digunakan. Ahli pembelajaran diperoleh perentase
70,00 % sehingga Model Pembelajaran atletik dengan pendekatan permainan
adalah berupa Model pembelajran dapat digunakan sebagai media
pembelajaran Lari dan Lompat dengan criteria baik.
Kata kunci: Model pembelajaran,atletik, permainan, budayalokal.

P embelajaran
mengedepankan
yang

dapat membosankan kurang menarik,


lebih
kepelatihan
Keseluruhan pribadi anak akan bereaksi
terhadap situasi tertentu
dihadapinya. Memberikan kesempatan
yang

menguras tenaga sihingga anak didik pada setiap anak akan mempelajari
tidak antusias dengan pelajaran atletik, berbagai kegiatan yang membina
mereka akan jenuh dan menghindar dari sekaligus mengembangkan potensi
kegiatan atletik. Mengakibatkanm anak, baik dalam aspek fisik, mental,
kecilnya manfaat yang bisa diperoleh sosial dan emosional (Lutan,
dari aktivitas jasmani yang diberikan 2005:1.11).
sepanjang pengajaran berlangsung.

41 | J P J K R , p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 4 8 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 4 6 0 4
Jurnal Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi(Penjaskesrek)
Volume 3, Nomor 2, Juli 2016

Pembelajaran yang harus sesuai dengan tingkat perkembangan


menyesuaikan dengan karakteristik anak, baik yang menyangkut
kemampuan dan perkembangan anak. perkembangan kognitif, emosional
untuk menyesuaikan dengan maupun perkembangan geraknya.
karakteristik dan perkembangan anak- Pemberian materi pembelajaran atletik
anak Sekolah Dasar, maka atletik harus yang lebih menitik beratkan kepada
dikembembangkan pada aspek kepelatihan, tidak sesuai dengan
permainan, karena ini merupakan pertumbuhan dan perkembangan siswa
bagian dari kehidupan anak. Terutama sehingga kurang menimbulkan minat
bagi anak yang kurang berbakat, atletik belajar gerak yang mudah, untuk itu
disajikan dalam bentuk permainan perlukan pengembangan dan pembelajan
menjadi kegiatan yang menarik. agar atletik yang lebih memperhatikan
sejak awal unsur-unsur gerak dasar pertumbuhan dasar siswa dan
atletik dapat diperkenalkan kepada anak menyenangkan, maka pembelajaran
secara menarik dan menyenangkan. dikembangkan dengan permaianan yang
Permainan atletik berisikan seperangkat berbasis pada budaya lokal. Spesifikasi
teknik dasar atletik berupa: jalan, lari, model pembelajaran dengan pendekatan
lompat dan lempar yang disajikan bermain adalah sabagai berikut:
dalam bentuk permainan yang
1. Lapangan berbentuk persegi empat
bervariasi dengan memperkaya
dengan ukuran panjang 10 meter
perbendaharaan gerak dasar anak-anak
dan lebar 4 meter
(Bahagia, 2005).
2. Lama waktu permainan 30 menit
Materinya dipilih sesederhana
3. Permainan berkelompok
mungkin disesuaikan dengan usia dan
4. Sumpit yang dimodifikasi bukan
tingkat perkembangan anak. Kemudian
sumpit sebenarnya yang terbuat
dikemas dalam bentuk permainan
dari pipet sedotan agar tidak
sederhana, mudah dilaksanakan karena
membahayakan siswa dengan
gerakannya dipilih yang sesederhana
ukuran 30 cm. ukuran tersebut agar
mungkin, Kegiatannya didominasi oleh
bisa menjangkau sasaran dengan
pendekatan eksplorasi dalam suasana
jarak 0,5 meter.
kegembiraan dan diperkuat oleh
5. Peluru yang digunakan adalah
pemenuhan dorongan berkompetisi
kacang tanah, kacang hijauyang

42 | J P J K R , p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 4 8 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 4 6 0 4
Jurnal Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi(Penjaskesrek)
Volume 3, Nomor 2, Juli 2016

yang sudah direndam air selama 1 perang-perangan, tabong dan ambil


jam pita.
6. Bentuk permaianan berkelompok 4. Peralatan yaitu sumpit dari pipet
atau beregu dalam setiap regunya sedotan, pipa paralon kecil, pita
terdiri dari 5 orang . berwarna kuning dan merah
7. Untuk permainan berkelompok lapangan yang dimodifikasi
maka tiap kelompok dibedakan 5. Model pembelajaran adalah
dengan megenakan pita berwarna permainan berkelompok yang
merah dan kuning di ikatkan pada terdiri 5 orang, yang menyajikan
lengan kanan. materi pembelajaran dan tugas
8. pita warna kuning dan merah psikomotor cabang olahraga atletik.
dengan ukuran panjang 30 cm Sedangkan untuk membatasi
sebanyak 15 helai pengembangan ini, peneliti
9. kapur atau cat, ban bekas, pipa membatasi hanya model
slang air digunakan untuk pengembangan pembelajaran
memberi batas garis lapangan pendekatan bermaian pada
permainan pelajaran atletik khususnya lari
dan lompat.
Pengemabangan model
pembelajaran atletik dengan pendekatan Model pembelajaran
permainan mempunyai beberapa Model Pembelajaran adalah
keterbatasan kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam
1. Materi pembelajaran atletik
mengorganisasikan pengalaman belajar,
tesebut yang ada pada meteri di
Untuk mencapai tujuan belejartertentu,
kurikulum kelas V Sekolah Dasar.
dan berfungsi sebagai pedoman bagi
2. Penelitian pengembangan ini hanya
paraperancang pembelajaran
pada Sekolah Dasar Negeri
danparapengajar dalam merencanakan
Jambangan 02 Kecamatan dampit
dan melaksanakana ktivitas
Kabupaten Malang.
pembelajaran (Malau, 2006). Dengan
3. Permainan yang dikembangkan
demikian aktivitas pembelajaran
hanya permainan yaitu permainan
bena-benar merupakan kegiatan
bertujuan yang tertata secara sistematis.

43 | J P J K R , p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 4 8 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 4 6 0 4
Jurnal Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi(Penjaskesrek)
Volume 3, Nomor 2, Juli 2016

Permainan mempersiapkan anak tidak berkaitan dengan perolehan


untuk siap melakukan olahraga lainya, material” (Subarjah, 2005) Atletik
seperti atletik, bela diri, renang, dan adalah dasar untuk berolah raga.Atletik
senam. Permainan mempunyai juga kegiatan yang dapat kamu temui
hubungan yang erat dengan kegiatan dalam kegiatan sehari-hari. Dari Atletik
olahraga yang lain dalam ini kamu bias mengembangkannya
mengembangkan manusia seutuhnya menjadi kegiatan bermain maupun
( Pontjopoetro, 2006 ). Permainan olahraga yang dapatdiperlombakan
adalah merupakan kelanjutan dari (Kurniadi dan Prapanca, 2010:7).
kegiatan bermain, permainan adalah Atletik berasal dari bahasa
bermain yang menggunakan Yunani, yaitu Athlon atau Athlun yang
aturan-aturan tertentu yang disepakati artinya pertandingan, perlombaan,
oleh dirinya sendiri atau dengan orang pergulatan, atau perjuangan, sedangkan
lain yang memainkanya (Subarjah 2005). orang yang melakukannya disebut
Permainan merupakan suatu kegiatan atlheta (atlet). Atletik merupakan
yang dilakukan dengan sukarela, secara kegiatan jasmani yang terdiri dari
perorangan maupun kelompok, gerakan-gerakan yang dinamis dan
anak-anak maupun dewasa, laki-laki harmonis seperti: jalan, lari, lompat dan
maupun perempuan, yang menjadikan lempar (Jdumidar, 2005:1.3).
orang bergembira dan senang Adapun perlombaan yang
melakukannya. dilombakan dalam cabang olahraga
Bermain (play) adalah atletik secara garis besar dapat dijadikan
“merupakan suatu kegiatan yang tiga bagian, yaitu: (1) Nomor jalan dan
dilakukan secara sadar, suka rela tanpa lari, (2) Nomor lompat, (3) Nomor
paksaan, dan tak sunguhan dalam batas lempar (Syarifuddin, 1992:11). Materi
waktu, tanpa ikatan peraturan. Namun, untuk pelajaran atletik khususnya
bersamaan dengan cirri itu bermain padalari dan lompat yang sesuai dengan
menyerap ikhtiar yang kelas siswa V adalah dengan gerak yang
sungguh-sungguh dari pemainya sederhana. Materi ini lebih bersifat
disertai dengan keteganggan dan multilateral dan keterampilan terpadu,
kesukaan untuk mencapai tujuan yang aktivitas secara beregu atau
berada dalam kegiatan itu sendiri dan kelompok.Anak-anak diberi kesempatan

44 | J P J K R , p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 4 8 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 4 6 0 4
Jurnal Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi(Penjaskesrek)
Volume 3, Nomor 2, Juli 2016

untuk bekerjasama dengan validasi produk yang terdiri dari ahli


teman-temannya dalam melakuakan media, ahli pembelajaran, (4) uji coba
aktivitas untuk membina kebersamaan kelompok kecil dengan menggunakan
mereka. subyek 6-12, data wawancara, observasi,
Bentuk aktivitas: Aktivitas dan koisioner dikumpulkan dan
bermain atau berlomba beregu; Bermain dianalisis, (5) revisi produk tahap I, (6)
sepakbola, bola tangan, atau kasti; uji coba kelompok besar dengan
Estafet dalam beberapa macam gerakan menggunakan subyek 30-100. Data
yang di atur menjadi beberapa regu, dan kuantitatif dalam penampilan subyek
dilakukan dalam bentuk lomba sebelum dan sesudah tes dikumpulkan.
(Sugiyanto, 2005:4.37) Menurut Hasilnya dievaluasi dengan
Suyono (2000) atletik untuk anak-anak memperhatikan objek penelitian yang
digelar dalam tiga kelompok-umur: dibandingkan dengan data kontrolgrop
Kelompok I: Anak-anak berumur 8 dan yang tepat. (7) revisi produktahap II.
9 tahun, Kelompok II : Anak-anak Analisis
Pembuata Validasi
Kebutuha
berumur 10 dan 11 tahun , Kelompok n n Produk Produk

III: Anak-anak berumur 12 dan 13 Uji Coba


Revisi Uji Coba
Produk
tahun. Team-team campuran dibentuk Produk Kelompok
Kelompok
Tahap I Besar
Kecil
(selalu 5 anak putri dan 5 anak putra).
Revisi
Metode Penelitian Produk II
Prosedur penelitian ini
menggunakan prosedur pengembangan Produk Akhir model
pengembangan pendekatan
Borg and Gall. Dalam pengembangan ini Permainan berbasis budaya
lokal Untuk Siswa Sekolah
penelitian tidak menggunakan Dasar kelas V

seluruhnya langkah dari model ini, tetapi


Gambar 3.1 bagan prosedur
hanya memakai 7 langkah atau tujuh pengembangan model
tahap dari model pelestarian Borg and pembelajaran untuk Sekolah
Dasar siswa kelas V
Gall yaitu (1) analisis kebutuhan yang
Pengolahan data salah satu yang
terdiriobservasi, literature, wawancara,
penting dalam kegiatan penelitian
koisioner, (2) pembuatanproduk yang
pelestarian untuk mengkaji tingkat
terdiridari, persiapan penyusunan materi,
keterpakaian yang diteliti. Teknik yang
intruksional, buku dan alat evaluasi, (3)

45 | J P J K R , p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 4 8 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 4 6 0 4
Jurnal Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi(Penjaskesrek)
Volume 3, Nomor 2, Juli 2016

digunakan dalam pengembangan ini Tabel 1 klarifikasi presentase


No Presentase Klarifikasi Makna
adalah teknik analisis data analisis 1 0% - 20% Tidak Baik Dibuang
deskripti persentase digunakan untuk 2 20,1 - Kurang Diperbaiki
40,0% Baik
mengolah data dari hasil penyebaran 3 40,1 – Cukup Digunakan
70,0% (bersyarat)
angket kepada, ahli pembelajaran, ahli 4 70,1 – Baik Digunakan
90,0%
pembelajaran dan siswa sekolah dasar 5 90,1 - Sangat Digunakan
Sekolah Dasar. 100% Baik

Analisis data kuantitatif dilakukan Tabel 2. Data hasil Analisi kebutuhan,


dengan cara: reduksi data, penyajian Evaluasi Ahli, Ujicoba tahap I (n=10)
data, dan penarikan kesimpulan. ( Kelompok kecil ) Uji coba Tahap II (n=30)
a. Rumus untuk pengolahan data persubyek ( kelompok besar )
ujicoba (Sujana 1990)
No Komponen Temuan
P = 100%
Keterangan 1 Analisis
P = Persentase hasil keseluruhan kebutuhan
evaluasi subyek uji coba
a. Hasil Komponen ari hasil
X = Jumlah jawaban skor oleh subyek
observasi pengamatan diperoleh:
uji coba
tentang
Xi = Jumlah jawaban maksimal
model  85 % siswa senang
dalam aspek penilaian oleh
pembelaja pelajaran atletik
subyek uji coba
ran atletik  70 % pelajaran
100% =Konstanta
dengan atetik disajikan
b. Rumus untuk mengolah data secara
pendekata dalam 1 semester
keseluruhan subyek uji coba (Sujana, 1990)
Ʃ n pemain  65 % siswa
P = 100 menyatakan materi
Ʃ atletik diberikan
Keterangan
P = Persentase hasil keseluruhan dengan permaianan
evaluasi subyek uji coba  95 % siswa senang
Ʃx = Jumlah keseluruhan jawaban melakukan
subyek uji coba dalam pelajaran atletik
keseluruhan aspek dengan permainan
penilaian  95 % siswa setuju
Ʃx = Jumlah keseluruhasn skor varisi permaianan
maksimal subyek uji coba dalam pembelajaran
dalam keseluruhan aspek atletik
penilaian  Hasil kuesioner
100% = Konstanta menyatakan 78,33
Untuk mempermudah menggolongkan dan % siswa SDN
mengklarifikasian hasil analisis digunakan Jambangan 02
klarifikasi persentasi sebagai berikut: pelajaran atletik
tidak menggunakan
pembelajaran
dengan permainan
 Guru SDN
Jambangan 02
dalam menyajikan
pelajaran belum ada
variasi

46 | J P J K R , p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 4 8 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 4 6 0 4
Jurnal Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi(Penjaskesrek)
Volume 3, Nomor 2, Juli 2016

pembelajaran Jambangan 02
dengan permainan  Dari evaluasi tahap
 Perlunya b. Hasil 1 diperoleh
pengembangan evaluasi perentase 82,6 %
dalam tahap II sehingga
menyajidakan (Kelompo pengembangan
pembelajaran atletik k besar), pembelajaran atletik
(n-30) melalui permainan
2 Evaluasi Ahli dengan ini dapat digunakan
jumlah di SDN Jambangan
a. Evaluasi komponen dari evaluasi instrumen 02 Kecamatan
ahli atletik ahli atletik yang layak 55 butir Dampit Kabupaten
(n-1) untuk digunakan Malang
dengan diperoleh peresentase
jumlah 78,00 %
instrumen
50 butir  Dari aspek peralatan Hasil Dan Pembahasan
permainan
disarankan agar Pada hasil pengemabangan akan
menggunakan
peralatan yang disajikan data tentang (1) analisis
nyaman dan aman
untuk digunakan. kebutuhan, (2) ahli pembelajaran gerak
atletik (3) ahli pembelajaran, (4) siswa
b. Hasil Dari ahli pembelajaran
evaluasi kelas V semester 1. Penelitian untuk
diperoleh perentase
ahli 78,00 % mendapatkan uji coba tahap I dan tahap
pembelaja
ran (n-1)  Model permainan II model pembelajaran atletik, peneliti
dengan satu sebaiknya dibuat
jumlah lebih menarik lari menggunakan metode pengumpulan
instrument  Model permainan
50 butir enam agar lebih
data berupa angket. Untuk data evaluasi
menunjukkan ke menggunakan intrumen dalam bentuk
permainan
mengarah kepada angket ditujukan pada 2 ahli yaitu 1 ahli
materi lompat
 Judul pada cover pembelajaran gerak atletik 1 ahli
ditunjukan pada
pokok pembahasan pembelajaran pendidikan jasmani
agar lebih tepat
kesehatan dan olahraga. Uji coba,
angket ditunjukan kepada kelompok
3 Hasil uji
tahap I - kecil sebanyak 10 ornag siswa dan
tahap II
untuk kelompok besar sebanyak 30
a. Hasil  Dari evaluasi tahap
evaluasi 1 diperoleh orang siswa.
uji tahap I perentase 78,36 %
(Uji sehingga Table 1 tersebut akan menyajikan
kelompok pengembangan data hasil analisis kebutuhan, data
kecil),(n-1 model pembelajaran
0) dengan atletik melalui evaluasi dari dari 1 orang ahli
jumlah permainan
instrumen tradisional ini dapat pembelajaran gerak atletik dan 1 orang
55 butir digunakan di SDN

47 | J P J K R , p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 4 8 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 4 6 0 4
Jurnal Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi(Penjaskesrek)
Volume 3, Nomor 2, Juli 2016

ahli pembelajaran pendidikan jasmani Hasil revisi ahli atletik dan ahli
kesehatan dan olahraga, uji coba tahap pembelajaran maka terdapat beberapa
I (kelompok kecil) maupun tahap II ( yang harus direvisi sebagai berikut:a)
kelompok besar ). Merevisi gambar dan judul pada cover
Berdasarkan data dari tinjauan pengemabangan model pembelajaran
ahli dan ujicoba lapangan, atletik lebih baik dan sesuai, gambar
danpengamatan dilakukan, terdapat agar lebih menarik dan tidak terlihat
beberapa revisi terhadap produk yang rame atau banyak. Semula gambar
dikembangkan, melalui tahap-tahap permainan tradisonal anak diganti
diantaranya sebagaiberikut: dengan gambar atletik untuk anak
Mengajukan produk awal berupa Sekolah Dasar. b) Berdasarkan saran
produk awal dengan membuat desain dari ahli atletik sumpit yang terbuat dari
model pembelajaran mulai dari bamboo kurang higienis maka hanya
permainan, model permainan, draf dari menggunkan sumpit yang terbuat dari
materi yang akan di masukkan dalam pipet sedotan dan pipa paralon kecil
model pembelajaran dan sekaligus saja. c) Merevisi permainan model I
membuat disain bagian dalam model yaitu; tampilan gambar, bentuk
pembelajaran. permainan, arah permainan, peraturan
Setelah semuanya terpenuhi maka permainan, lapangan permainan. d)
produk awal di ujikan ke ahli, setelah Merevisi permainan model VI agar
diperbaiki diujikan kembali ke ahli, lebih mendekati materi lompat agar
dari ahli ke revisi produk, setelah revisi lebih sesuai untuk pengajaran materi
produk di uji cobakan ke siswa setelah lompat pada pembelajaran atletik.
semuanya terpenuhi menjadi suatu
Kemudian setelah produk diperbaiki
model pengembangan pembelajaran
kemudian di ujicobakan kesiswa,
atletik. Seperti merevisi judul, latar
ujicoba tahap pertama (kelompok kecil)
belakang pembuatan produk, tampilan
dengan n-10 Maka, terdapat beberapa
gambar pada model pembelajaran,
komponen yang harus diperbaiki yaitu:
bentuk gerak dan arah permainan, dan
tujuan model permainan yang masih a. Permainan model 1 dibuat menjadi
belum sempurna. lebih kearah lompat, merubah draf

48 | J P J K R , p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 4 8 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 4 6 0 4
Jurnal Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi(Penjaskesrek)
Volume 3, Nomor 2, Juli 2016

permainan agar lebih terarah dan “Pengembangan model pembelajaran


bentuk permainanya menjadi jelas. atletik melalui permainan untuk sekolah
b. Sumpit yang terbuat dari paralon dasar kelas V semester 1”
tidak sesuai dengan mata tombak Daftar Isi
kacang tanah dan kacang hijau Pada daftar isi disajikan isi dari
karena lobang yang kurang pas, keseluruhan produk yang telah
sehingga saran dari siswa agar dikembangkan dan sistematika cara
sumpitanya menggunakan pipet penulisan. Kegunaan bagian ini adalah
sedotan saja. mempermudah pembaca atau pengguna
Hasil revisi yang diperoleh produk buku panduan ini dalam mencari materi
akhir berupa buku pengembangan yang diinginkan.
model pembelajaran lari dan lompat Uraian Materi Permainan
melalui permainan untuk sekolah dasar Materi permainan pengembangan
kelas V semester I. Adapun sistematika model pembelajaran ini terdiridari 6
produk yang dikembangkan adalah model permainan disesuaikan dengan
sebagai berikut. materi lari dan lompat pada anak siswa
1. Cover BukuModel pembelajaran sekolah dasar kelas V semester I. untuk
Buku panduan pengembangan model I berisi permainan berburu,
diberi judul “model pembelajaran atletik model II permainan M, model III
melalui permainan pada sekolah dasar permainan sumpit estafet, model
kelas V semester 1” penulisan judul ini IVperminan perang balon, model V
karena disesuaikan dengan pembahasan permainan tabong, model VI permainan
materi pembelajaran yang ambil pita. Setiap permainan
dikembangkan yang ada di SD/MI kelas menyajikan tehnik permainan, tujuan,
V semester I. pada cover gambar dan penjelasan tahap permainan
diberigambarlaridanlompat agar lebih dan peraturan permainan.
sesuai denganisi pembahasan buku Karakteristik Permainan
panduan model pembelajaran. Setiap permainan menyajikan
Halamanjudul variasi permainan tujuan ini adalah agar
Bagian ini berisijudul buku, siswa senang dan lebih semangat
namapenyusun dan tahun penusunan. mengikuti materi permainan dalam
Buku panduan pembagan ini berjudul

49 | J P J K R , p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 4 8 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 4 6 0 4
Jurnal Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi(Penjaskesrek)
Volume 3, Nomor 2, Juli 2016

proses pembelajaran lari dan lompat pada atletik di jenjang Sekolah


pada atletik. Dasar.
DaftarRujukan
DAFTAR PUSTAKA
Daftar rujukan ini berisi tentang
Bahagia, Y. 2005. Implementasi
pustaka-pustaka yang digunakan Pembelajaran Atletik. Jakarta.
sebagai rujukan mengembangkan buku Djumidar, 2005. Dasar-DasarAtletik.
panduan model pembelajran lari dan Jakarta: Universitas terbuka.
Kurniadi. K, Prapanca S. 2010.
lompat melalui permainan untuk
Penjaskes orkes Pendidikan
sekolah dasar kelas V semester I. Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan untuk Sekolah
Setelah melakukan revisi sesuai
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas
ketentuan di atas, masih terdapat IV. Jakarta: CV. Thursina.
kelemahan pada produk revisi. Lutan, R. 2005. Strategi Pembelajaran
Pendidikan Jasmani dan
Beberapa kelemahan produk yang di
Kesehatan. Jakarta: Universitas
kembangkan antar lain: Terbuka.
a. Masih memerlukan evaluasi dan Malau J. 2006. Model-model
Pembelajaran. Disajikan pada saat
ujicoba pada subyek yang lebih Loka karya Peningkatanv
besar atau lebih luas. Kompetensi Teknis Guru dalam
Pengembangan Model
b. Masih perlu penelitian lebih lanjut Pembelajaran dan Penyusunan
mengenai keefektipan produk yang Soal Ujian Angkatan II (Fisika
Madrasah Aliyah) Pusdiklat
dikembangkan. Tenaga Teknis Keagamaan, Pada
Selain terdapat kelemahan-kelemahan Tanggal 07 Februari 2006. DKI
Jakarta.
diatas produk ini juga mempunyai
Pontjooetro S, dkk, 2006.
kelebihan; Produk berupa buku PermainanAnak, Tradisional dan
panduan pengembangan model Aktifitas Ritmik: Jakarta:
Universitas Terbuka.
pengembangan lari dan lompat ini
Syarifuddin, 2008. Atletik. Jakarta:
telah melalui evaluasiahli, banyak Departemen dan Kebudayaan
saran dan masukan untuk perbaikan Direktorat Jendral pendidikan
Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga
produk dalam rangka mencapai Pendidik.
tujuan pembelajaran yang Sugiyanto, 2005. Perkembangan dan
diinginkan. Produk ini bermamfaat Belajar Motorik. Jakarta:
Universitas Terbuka.
sebagai media mengajar dan belajar
Sugiyono, 2010. Penelitian Pendidikan
dalam pembelajaran lari dan lompat Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R & D. Bandung: Alvabeta.

50 | J P J K R , p - I S S N : 2 2 5 2 - 8 1 4 8 , e - I S S N : 2 5 7 9 - 4 6 0 4

Anda mungkin juga menyukai