STRUKTUR ATOM
Disusun Oleh:
Kelebihan dari Model atom ini adalah Teori atom dalton merupakan teori pokok
yang membuat ilmuan lain tertarik untuk mempelajari atom secara mendalam sehingga
terdapat model-model atom yang lebih kompleks.
Kekurangan dari Model atom Dalton adalah sebagai berikut;
1. Tidak dapat menjelaskan sifat listrik dari materi
2. Tidak daat menjelaskan perbedaan antar atom yang satu dengan atom yang lain
3. Tidak dapat menjelaskan tentang cara atom saling berkaitan
4. Atom sebenarnya dapat membuat partikel semakin kecil.. hal ini bertentangan dengan
teori dalton bahwa atom tidak dapat dibagi lagi.
Kelebihan dari teori model atom Thomson adalah dapat menerangkan adanya
partikel yang lebih kecil dari atom yang disebut dengan subatomik dan dapat
menerangkan sifat listrik atom.
Sedangkan kekurangan dari teori model atom Thomson adalah tidak dapat
menerangkan fenomena penghamburan partikel alfa oleh selaput tipis emas yang
dikemukakan oleh Rutherford dan tidak mampu menjelaskan mengenai inti atom.
Adanya partikel alfa yang terpantul mengejutkan Rutherford. Partikel alfa yang
terpantul itu pastilah telah menabrak sesuatu yang sangat padat dalam atom. Fakta ini
tidak sesuai dengan model yang dikemukakan oleh J. J Thomson, dimana atom
digambarkan bersifat homogen pada seluruh bagiannya.
Pada tahun 1911, Rutherford menjelaskan penghamburan sinar alfa dengan
mengajukan gagasan tentang inti atom. Menurut Rutherford, sebagian besar dari massa
dan muatan positif atom terkonsentrasi pada bagian pusat atom yang selanjutnya disebut
inti atom. Elektron beredar mengitari inti pada jarak yang relatif sangat jauh. Lintasan
elektron itu disebut kulit atom.
Melalui pernyataannya E. Rutherford ini dapat menyangkal bahwa atom bukanlah
seperti roti kismis melainkan juga seperti susunan planet yang mengorbit matahari. Yang
dimana matahari ini akan diumpamakan sebagai inti pusat yg bermuatan positif (nukleus)
atau juga susunan planet yang diumpakanya sebagai muatan negatif.
Model atom Rutheford diterima, karena ia dapat mencapai suatu rumus yang
menggambarkan hamburan partikel alfa oleh selaput tipis berdasarkan model tersebut
yang cocok dengan hasil eksperimental. Ia mulai dengan menyatakan bahwa partikel alfa
dengan inti yang berinteraksi dengannya berukuran cukup kecil sehingga dapat
dipandang sebagai massa-titik dan muatan-titik; bahwa gaya listrik tolak-menolak antara
partikel alfa dan inti (yang keduanya bermuatan positif) merupakan satu-satunya gaya
yang beraksi; dan bahwa inti begitu massif dibandingkan dengan partikel alfa, sehingga
tidak bergerak ketika terjadi interaksi.
Maka diperoleh;
atau
Kelebihan dari model atom Rutherford adalah sebagai berikut;
1. Mudah dipahami untuk bisa menjelaskan struktur atom yang sangat rumit
2. Bisa menjelaskan bentuk dari lintasan elektron yang mengelilingi inti atom
3. Dapat menggambarkan gerak elektron disekitar inti
Menurut teori atom mekanika kuantum, elektron tidak bergerak pada lintasan
tertentu. Berdasarkan hal tersebut maka model atom mekanika kuantum adalah sebagai
berikut:
1. Atom terdiri atas inti atom yang mengandung proton dan neutron, dan
elektronelektron mengelilingi inti atom berada pada orbital-orbital tertentu yang
membentuk kulit atom, hal ini disebut dengan konsep orbital.
2. Dengan memadukan asas ketidakpastian dari Werner Heisenberg dan mekanika
gelombang dari Louis de Broglie, Erwin Schrodinger merumuskan konsep orbital
sebagai suatu ruang tempat peluang elektron dapat ditemukan.
3. Kedudukan elektron pada orbital-orbitalnya dinyatakan dengan bilangan kuantum.
Teori dan model atom mekanika kuantum yang diajukan oleh Erwin Schrodinger
berhasil menyempurnakan beberapa kelemahan yang ada dalam teori atom Niels Bohr
sekaligus membuka pemahaman baru mengenai struktur atom dan pergerakan elektron di
dalam atom.
Berikut ini beberapa keunggulan atau kelebihan teori atom mekanika kuantum
(modern);
1. Dapat menjelaskan posisi kebolehjadian ditemukannya elektron.
2. Dapat menjelaskan posisi elektron saat mengorbit.
3. Dapat mengukur perpindahan energi eksitasi dan emisinya.
4. Mengidentifikasi proton dan neutron pada inti sedangkan elektron pada orbitalnya.
F. SPEKTRUM ATOM
1. Spektrum Kontinyu
Spektrum Kontinyu adalah radiasi yang dihasilkan oleh atom yang tereksitasi yang
terdiri dari berbagai warna yang bersinambungan, yaitu ungu, biru, hijau, kuning, jingga,
merah.
Semakin besar panjang gelombang maka semakin kecil energinya, maka artinya
sinar ungu mempunyai foton dengan energi terbesar, sedangkan sinar merah mempunyai
foton dengan energi terkecil.
Pada spektrum kontinyu, panjang gelombang radiasi yang dipancarkan merentang
dari suatu nilai minimum, mungkin 0, hingga nilai maksimum, mungkin tak terhingga.
Contohnya pada radiasi dari objek panas berpijar.
2. Spektrum Garis
Spektrum diskrit atau spektrum garis adalah radiasi yang dihasilkan oleh atom
yang tereksitasi yang hanya terdiri dari beberapa warna garis yang terputus putus; yaitu
ungu, biru, merah.
Jika sejumlah kecil gas atau uap suatu unsur tertentu, seperti air-raksa, natrium,
atau gas neon, diletakkan di dalam tabung kemudian arus listrik dialirkan ke dalam
tabung, maka hanya sehimpunan panjang gelombang diskrit cahaya tertentu saja ang
dipancarkan oleh gas. Cahaya yang dipancarkan oleh setiap gas berbeda-beda dan
merupakan karakteristik gas tersebut. Cahaya dipancarkan dalam bentuk spektrum garis
dan bukan spektrum yang kontinyu.
Akan tetapi jika suatu gas yang berada dalam tabung gas bertekanan rendah diberi
beda potensial tinggi maka gas akan memancarkan spektrum (diskontinu), yang berarti
gas hanya memancarkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu.
Gas hidrogen ditempatkan pada tabung lucutan gas, jika tabung lucutan gas ini
diberi tegangan tinggi sehingga terjadi lucutan muatan listrik. Gas hidrogen menjadi
bercahaya dan memancarkan cahaya merah kebiru-biruan. Apabila diamati dengan
spektrograf (alat untuk menyelidiki spektrum cahaya), pada pelat film terdapat garis
cahaya, di mana satu garis cahaya menampilkan sebuah panjang gelombang yang
dipancarkan cahaya dari sumber cahaya.
Berdasarkan hasil pengamatan tentang spektrum atom hidrogen, Balmer
menemukan empat spektrum garis pada cahaya tampak yaitu pada 410,2 nm, 434,1 nm,
486,2 nm, dan 656,3 nm yang ternyata cocok menggunakan perhitungan dengan rumus
sebagai berikut :
(1.1)
Dengan λk adalah panjang gelombang dari garis ke-k untuk k = 1 ~ 4 dalam
spktrum cahaya tampak dan garis-garis untuk k = 5 juga dapat diamati pada daerah
ultraviolet. Sebuah deret garis spektral yang berhubungan dengan persamaan (1.1)
disebut sebagai deret Balmer yang akan berkovergensi pada a = 3647 nm ketika k → ∞.
Beberapa deret yang lain (Tabel 1.2) juga diamati pada daerah infra merah dan ultra
violet. Deret-deret ini diketahui secara bersama-sama akan memenuhi rumus berikut
(Rumus Rydberg).
(1.2)
Di sini m dan n adalah bilangan bulat positif, yang berkaitan dengan suatu garis
spektral tertentu dan R adalah konstanta Rydberg. Rumus Rydberg ini dapat
diaplikasikan tidak hanya pada garis spektra emisi akan tetapi juga pada spektra serapan
(absorpsi), yang diamati sebagai hilangnya intensitas cahaya setelah melalui sampel.
Marilah kita meninjau pentingnya rumus Rydberg berdasarkan teori kuantum yang
diperkenalkan oleh Planck dan Einstein. Hakekat dari proses absorpsi atau emisi cahaya
(gelombang elektromagnetik) adalah sebuah proses yang memberikan atau menerima
foton hv, di mana hukum kekekalan energi selalu harus dipenuhi. Dengan mengalikan
pada kedua sisi di persamaan (1.2) dengan hc dan dengan menggunakan hubungan c =
vλ, energi foton hv yang terlibat pada saat penyerapan dan pemancaran cahaya dapat
dinyatakan sebagai perbedaan antara dua suku berikut
(1.3)
Dalam hubungannya dengan interpretasi efek fotolistrik yaitu bahwa
keseimbangan e nergi dari sebuah elektron adalah sama dengan hv, setiap suku baik
dikiri maupun dikanan pada persamaan (1.3) berkaitan dengan energi dari keadaan
elektron sebelum atau sesudah proses penyerapan atau pemancaran cahaya. Sebuah
rumus untuk tingkat energi dari sebuah elektron dalam atom hidrogen dapat diperoleh
sebagai berikut,
(1.4)
Di mana n adalah bilangan bulat positif 1, 2, 3,…. Dengan menggunakan persamaan ini
untuk tingkat-tingkat energi, persamaan (1.3) dapat diperluas dalam bentuk sebagai
berikut dengan asumsi bahwa En > Em.
(1.5)
Gambar 13. Penyerapan dan pemancaran cahaya dan kondisi dari frekuensi Bohr.
Sebagaimana ditunjukkan oleh anak panah pada Gambar 13, pada saat penyerapan
cahaya sebuah elektron akan terangkat dari tingkat energi yang lebih rendah ke tingkat
energi yang lebih tinggi dan pada saat pelepasan cahaya sebuah elektron akan turun dari
tingkat energi yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Persamaan (1.5) akan
menjadi persamaan berikut untuk frekuensi v.
(1.6)
Persamaan ini pertama kali diusulkan oleh N.H.D. Bohr pada tahun 1913 dan disebut
sebagai kondisi frekuensi Bohr. Sekarang marilah kita memperhatikan arti dari
persamaan (1.4) dan Gambar 13. Tingkat keadaan elektron pada n = 1 adalah tingkat
energi terendah dan disebut sebagai keadaan dasar. Tingkat yang lebih tinggi n ≥ 2
disebut sebagai keadaan tereksitasi. Dalam tingkat n → ∞ energi elektron menjadi 0, dan
elektron akan dilepaskan dari gaya tarik-menarik oleh inti. Hal ini berkaitan dengan
keadaan ionik (keadaan terionisasi) di mana sebuah proton dan sebuah elektron pada
atom dipisahkan pada jarak tak berhingga. Karenanya pula keadaan terionisasi dari
sebuah atom hidrogen WH diberikan oleh persamaan berikut ini.
(1.7)
Pada tahun 1911, E. Rutherford mengusulkan sebuah model dari struktur atom
yang didasarkan pada studi eksperimen tentang partikel α (aliran atom helium) yang
dihamburkan oleh lembaran tipis logam seperti lembaran tipis emas. Pada model ini,
sebuah atom hidrogen terdiri atas sebuah proton dan sebuah elektron yang berkeliling di
sekitar proton.
Bohr berhasil menurunkan persamaan untuk tingkat energi dari atom hidrogen
pada tahun 1913 dengan memperkenalkan suatu ide baru dalam sistem fisis dari sebuah
elektron yang bergerak di sekitar proton pada jarak yang konstan dengan radius r. Gerak
m elingkar dari sebuah elektron dengan kecepatan v di sekitar sebuah proton dengan
radius r memberikan persamaan berikut yang menghubungkan gaya listrik dari hukum
Coulomb dan gaya sentripetal dari gerak melingkar.
(1.8)
Di sini, bagian sisi kiri dari persamaan di atas adalah gaya Coulomb dan bagian sisi
kanan adalah gaya sentripetal. Secara umum, gaya sama dengan (masa) x (percepatan),
berdasarkan hukum Newton tentang gerak. Dalam kasus ini, masa adalah masa elektron
m, dan gaya sentripetal adalah v2/ r . Bohr mengasumsikan sebuah kondisi kuantum yang
meminta sebuah produk operasi antara momentum (masa, m x kecepatan, v) dengan
keliling lingkaran (2πr) sebagai perkalian konstanta Planck, h dengan bilangan bulat.
(1.9)
Jika kondisi ini tidak dipenuhi, sistem tidak akan dapat berada pada kondisi yang
stabil. Dari persamaan (1.8) dan (1.9), radius dari orbit lingkaran dalam keadaan
stasioner diturunkan sebagai berikut,
(1.10)
2 2
Di sini, aB = ε0 h / πme adalah radius orbital dalam keadaan stasioner pada n = 1 dan
disebut sebagai radius Bohr. Nilai dari aB adalah 5.292 x 10-11 m dan jarak ini dapat
ditinjau sebagai ukuran dari sebuah atom hidrogen. Energi total E dari sebuah elektron
adalah penjumlahan dari energi kinetik mv2/2 dan energi potensialnya U. Energi
potensial U(r) dari sebuah elektron di bawah pengaruh gaya Coulomb dalam suku sisi
kiri pada persamaan (1.8) dapat diperoleh sebagai berikut. Energi potensial pada jarak
tak berhingga U(∞) diambil sama dengan 0 sebagai energi referensi. Kemudian kerja
yang diperlukan untuk memindahkan elektron dari jarak r ke jarak tak berhingga
terhadap gaya tarik-menarik Coulomb adalah sama dengan U (∞) – U (r )
(1.11)
Dengan melakukan perbandingan antara persamaan ini dan persamaan (1.4) kita
memperoleh perhitungan teoritis dari konstanta Rydberg, R.
(1.12)
Beberapa orang yang lain kemudian menemukan deret-deret yang lain selain deret
Balmer sehingga dikenal adanya deret Lyman, deret Paschen, Bracket, dan Pfund. Pola
deret-deret ini ternyata serupa dan dapat dirangkum dalam satu persamaan. Persamaan
ini disebut deret spektrum hidrogen.
Substitusikan persamaan (1.12) ke dalam persamaan spectrum hidrogen.
1 me4 1 1
= ( − )
𝜆 8𝜀02 ℎ3 𝑐 𝑚2 𝑛2
Persamaan diatas menyatakan bahwa radiasi yang dipancarkan oleh atom hydrogen yang
tereksitasi hanya mengandung panjag gelombang tertentu saja. Panjang gelombang ini,
jatuh pada deret tertentu yag bergantung dari bilangan kuantum nf dari tingkat akhir
electron. Karena bilangan kuantum awal nf harus selalu lebih besar dari bilangan
kuantum akhir nf, supaya terdapat kelebihan energy yang dilepas sebagai foton, rumus
perhitungan untuk lima deret yang pertama ialah
1 me4 1 1
m=1:𝜆= (12 − ) n = 2 , 3, 4, . . . (Lymann)
8𝜀02 ℎ3 𝑐 𝑛2
1 me4 1 1
m=2:𝜆= (22 − ) n = 3, 4, 5, . . . (Balmer)
8𝜀02 ℎ3 𝑐 𝑛2
1 me4 1 1
m=3:𝜆= (32 − ) n = 4, 5, 6, . . . (Paschen)
8𝜀02 ℎ3 𝑐 𝑛2
1 me4 1 1
m=4:𝜆= (4 2 − ) n= 5, 6, 7, . . . (Brackett)
8𝜀02 ℎ3 𝑐 𝑛2
1 me4 1 1
m=5:𝜆= (52 − ) n = 6, 7, 8, 9, . . . (Pfund)
8𝜀02 ℎ3 𝑐 𝑛2
Deret ini bentuknya sama dengan deret spectral empiris yang telah dibicarakan.
Deret Lymanbersesuaian dengan nf =1 ; deret Balmer bersesuaian dengan nf =2; deret
Paschen bersesuaian dengan nf =3 ; deret Brackett bersesuaian dengan nf =4 ; dan deret
Pfund bersesuaian dengan nf =5.
Sampai disini kita belum memperoleh kepastian bahwa spectrum garis hydrogen
berasal dari transisi electron dari tingkat energy tinggi ketingkat energy rendah. Langkah
terakhir ialah membandingkan harga tetapan dalam persamaan diatas dengan tetapan
Rydberg R. Harga tetapan ini ialah;