Anda di halaman 1dari 20

RINGKASAN MATERI FISIKA MODERN LANJUT

STRUKTUR ATOM

Disusun Oleh:

ANNUR MIFTAHUL JANNAH


2010247455

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS RIAU


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS RIAU
2021
STRUKTUR ATOM

Perkembangan struktur atom disumbangkan oleh banyak ilmuwan. Kronologi dari


struktur atom mengungkapkan penemuan partikel atom dan pengaturan mereka di dalam
atom.
Atom adalah blok bangunan dari semua zat. Sebuah atom terdiri dari tiga partikel –
neutron (tanpa biaya), proton (bermuatan positif) dan elektron (bermuatan negatif). Jumlah
proton hadir dalam atom disebut nomor atom, sedangkan massa atom adalah jumlah proton
ditambah rata-rata jumlah neutron. Setiap unsur yang berbeda yang ditemukan di alam
berbeda dalam jumlah dari ketiga partikel atom. Secara umum nomor atom digunakan untuk
mendefinisikan sebuah unsur, misalnya, suatu unsur dengan nomor atom 8 adalah oksigen
dan sebaliknya. Sebuah unsur memiliki sejumlah tetap proton, tetapi dapat memiliki jumlah
neutron yang bervariasi. Atom dengan jumlah neutron yang berbeda disebut sebagai isotop.

A. MODEL ATOM DALTON


Istilah atom sebenarnya telah dikemukakan oleh filsuf Yunani yaitu Democritus.
Menurut Democritus, materi tidak dapat dibelah secara terus-menerus. Maksudnya,
pembelahan materi akan sampai pada suatu tingkat yang tidak dapat dibagi lagi. Bagian
yang sudah tidak dapat dibagi lagi itu disebut dengan atom.
Selama beberapa abad, konsep mengenai atom Democritus dilupakan orang. Pada
tahun 1803, John Dalton mengemukakan postulat mengenai atom. Postulat itu
dikemukakan berdasarkan pengukuran kuantitatif dari reaksi kimia. Isi postulat
Dalton adalah sebagai berikut;
1. Materi tersusun atas sejumlah partikel kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Partikel itu
disebut atom.
2. Atom-atom suatu unsur identik dalam segala hal, baik volume, bentuk, maupun
massanya dan berbeda dengan atom-atom penyusun atom lain.
3. Dalam perubahan kimia, terjadi penggabungan atau pemisahan atom. Selanjutnya,
atom-atom itu ditata ulang sehingga membentuk komposisi tertentu.
4. Atom dapat bergabung dengan atom lain untuk membentuk molekul angka
perbandingan bulat dan sederhana

Postulat Dalton pertama mempertegas pendapat Democritus yang menyatakan jika


suatu materi terus dibagi, suatu saat akan sampai pada suatu partikel yang tidak dapat
dibagi lagi, partikel itu disebut atom.
Postulat Dalton kedua merupakan gagasan baru dari Dalton. Menurut Dalton, atom
merupakan unsur terkecil dari suatu unsur yang masih memiliki sifat unsur itu.
Postulat ketiga didasarkan pada hukum konversi massa dari Lavoisier, yaitu dalam
reaksi kimia massa zat tidak berubah. Maksudnya, massa sebelum dan sesudah reaksi
adalah sama. Oleh karena itu, tidak ada atom yang hilang atau tercipta dalam suatu reaksi
kimia. Dengan kata lain, perubahan yang terjadi hanyalah berupa pemisahan dan
penggabungan antaratom.
Postulat keempat merupakan konsep molekul, yaitu antaratom dapat bergabung
membentuk suatu molekul. Atom itu dapat sejenis atau tidak sejenis. Jika yang
bergabung atom sejenis, penggabungan itu membentuk molekul unsur. Jika yang
bergabung atom tidak sejenis, penggabungan itu membentuk senyawa. Dalam
penggunaan sehari-hari, istilah molekul unsur dan molekul senyawa cukup ditulis unsur
dan senyawa.

Gambar 1. Model Atom Dalton


Model atom Dalton dijelaskan dengan ciri-ciri sebagai berikut;
1. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil
2. Atom meruakan partikel kecil yang tidak dapat dibagi lagi
3. Atom suatu unsur sama memiliki sifat yang sama, sedangkan atom unsur berbeda,
berlainan dalam massa dan sifatnya.
4. Senyawa terbentuk jika atom bergabung satu sama lain
5. Reaksi kimia hanyalah reorganisasi dari atom-atom, sehingga tidak ada atom yang
berubah akibat reaksi kimia.

Kelebihan dari Model atom ini adalah Teori atom dalton merupakan teori pokok
yang membuat ilmuan lain tertarik untuk mempelajari atom secara mendalam sehingga
terdapat model-model atom yang lebih kompleks.
Kekurangan dari Model atom Dalton adalah sebagai berikut;
1. Tidak dapat menjelaskan sifat listrik dari materi
2. Tidak daat menjelaskan perbedaan antar atom yang satu dengan atom yang lain
3. Tidak dapat menjelaskan tentang cara atom saling berkaitan
4. Atom sebenarnya dapat membuat partikel semakin kecil.. hal ini bertentangan dengan
teori dalton bahwa atom tidak dapat dibagi lagi.

B. MODEL ATOM THOMSON


Pada Tahun 1900, J. J Thomson menemukan Elektron. Penemuan elektron
berkaitan dengan percobaan-percobaan tentang hantaran listrik melalui tabung hampa.
Melalui percobaan dapat ditunjukkan bahwa perpendaran itu disebabkan oleh suatu
radiasi yang memancar dari permukaan katode menuju anode. Oleh karena berasal dari
katode, maka radiasi ini disebut sinar katode. Percobaan lebih lanjut menunujukan bahwa
sinar katode merupakan radiasi partikel yang bermuatan listrik negatif. Selanjutnya,
Thomson menamakanya elektron. Berdasarkan hal itu, Thomson menyimpulkan bahwa
elektron merupakan partikel dasar penyusun atom.
Setelah penemuan elektron pada tahun 1900, J. J Thomson mengajukan model
atom yang menyerupai roti kismis. Model ini kemudian, dikenal sebagai model atom
Thomson yaitu; Atom merupakan bola bermuatan positif yang terdistribusi merata
meliputi seluruh bola, dan elektron-elektron yang tersebar di dalam muatan positif tadi.
Menurut Thomson, atom terdiri dari materi bermuatan positif dan di dalamnya tersebar
elektron bagaikan kismis dalam roti kismis. Kismis mempresentasikan elektron yang
bermuatan negatif dan diskrit dengan massa yang sangat kecil dibanding dengan atom
secara keseluruhan. Roti (tanpa kismis) merupakan bola atom dengan massa dan muatan
listrik positif terbesar secara merata. Yang diuraikan sebagai berikut :
1. Atom tersusun atas muatan-muatan positif yang tersebar merata dalam seluruh
volume bola
2. Muatan-muatan negatif (elektron) melekat pada permukaan bola positif di titik-
titik/posisi tertentu
3. Massa keseluruhan atom terdistribusi secara merata dalam seluruh volume bola
4. Elektron tidak bergerak mengelilingi inti dan tetapi bergetar pada frekuensi tertentu
diposisinya.

Gambar 2. Model Atom Thomson

Kelebihan dari teori model atom Thomson adalah dapat menerangkan adanya
partikel yang lebih kecil dari atom yang disebut dengan subatomik dan dapat
menerangkan sifat listrik atom.
Sedangkan kekurangan dari teori model atom Thomson adalah tidak dapat
menerangkan fenomena penghamburan partikel alfa oleh selaput tipis emas yang
dikemukakan oleh Rutherford dan tidak mampu menjelaskan mengenai inti atom.

C. MODEL ATOM RUTHERFORD


Pada tahun 1910, Ernest Rutherford bersama dua orang asistennya, yaitu Hans
Geiger dan Ernest Marsden, melakukan serangkaian percobaan untuk mengetahui lebih
banyak tentang susunan atom. Mereka menembaki lempeng emas yang sangat tipis
dengan partikel sinar alfa berenergi tinggi. Eksperimennya dikenal Geiger–Marsden
experiment atau Rutherford gold foil experiment.
Mereka menemukan bahwa sebagian besar partikel alfa dapat menembus lempeng
emas tanpa pembelokkan berarti, seolah-olah lempeng emas itu tidak ada. Akan tetapi,
kemudian mereka menemukan bahwa sebagian kecil dari partikel alfa mengalami
pembelokan yang cukup besar, bahkan di antaranya dipantulkan.
Gambar 3. Percobaan Lempeng Emas

Adanya partikel alfa yang terpantul mengejutkan Rutherford. Partikel alfa yang
terpantul itu pastilah telah menabrak sesuatu yang sangat padat dalam atom. Fakta ini
tidak sesuai dengan model yang dikemukakan oleh J. J Thomson, dimana atom
digambarkan bersifat homogen pada seluruh bagiannya.
Pada tahun 1911, Rutherford menjelaskan penghamburan sinar alfa dengan
mengajukan gagasan tentang inti atom. Menurut Rutherford, sebagian besar dari massa
dan muatan positif atom terkonsentrasi pada bagian pusat atom yang selanjutnya disebut
inti atom. Elektron beredar mengitari inti pada jarak yang relatif sangat jauh. Lintasan
elektron itu disebut kulit atom.
Melalui pernyataannya E. Rutherford ini dapat menyangkal bahwa atom bukanlah
seperti roti kismis melainkan juga seperti susunan planet yang mengorbit matahari. Yang
dimana matahari ini akan diumpamakan sebagai inti pusat yg bermuatan positif (nukleus)
atau juga susunan planet yang diumpakanya sebagai muatan negatif.

Gambar 4. Model Atom Rutherford

Melalui penelitiannya Rutherford itu, maka hasil pengamatan tersebut kemudian


dikembangkan dalam sebuah hipotesis model atom Rutherford. Adapun penjelasan dari
model atom Rutherford adalah:
1. Sebagian besar dari atom memiliki permukaan kosong/hampa.
2. Inti atom bermuatan positif sebagai pusat massa atom.
3. Elektron bergerak mengelilingi inti dengan kecepatan yang sangat tinggi.
4. Sebagian besar partikel α lewat tanpa mengalami pembelokkan atau hambatan.
Sebagian kecil dibelokkan, dan sedikit sekali yang dipantulkan.
5. Awan elektron tidak mempengaruhi penyebaran partikel alfa.
Hasil penelitian Atom Rutherford bisa dikatakan benar, sebab terdapat indikator
kunci hipotesis model atom rutherford. Adapun indikator kunci tersebut adalah:
1. Awan elektron tidak mempengaruhi hamburan partikel alfa.
2. Pada pusat atom terdapat muatan positif atom terkonsentrasi pada volume yang kecil
yang disebut nukleus.
3. Besar muatan itu, sama dengan massa atom tersebut—massa sisanya yang banyak
dipengaruhi oleh neutron.
4. Pusat massa dan muatan terkonsentrasi ini berpengaruh dalam memantulnya baik
partikel alfa maupun beta.
5. Massa atom-atom berat seperti emas kebanyakan terkonsentrasi pada wilayah pusat
muatan, karena perhitungan menunjukkan bahwa kawasan ini tidak dipantulkan atau
bergerak oleh adanya partikel alfa berkecepatan tinggi, yang mempunyai momentum
yang sangat tinggi dibandingkan dengan elektron, tetapi tidak mewakili keseluruhan
atom berat tersebut.
6. Atom berdiameter 100.000 (105) kali lebih besar dari diameter nukleus. Seperti saat
meletakkan sebutir pasir di tengah lapangan sepak bola.
7. Dalam makalahnya pada bulan Mei 1911, Rutherford hanya berfokus pada wilayah
pusat muatan positif atau negatif yang sangat tinggi dalam atom tersebut.

Model atom Rutheford diterima, karena ia dapat mencapai suatu rumus yang
menggambarkan hamburan partikel alfa oleh selaput tipis berdasarkan model tersebut
yang cocok dengan hasil eksperimental. Ia mulai dengan menyatakan bahwa partikel alfa
dengan inti yang berinteraksi dengannya berukuran cukup kecil sehingga dapat
dipandang sebagai massa-titik dan muatan-titik; bahwa gaya listrik tolak-menolak antara
partikel alfa dan inti (yang keduanya bermuatan positif) merupakan satu-satunya gaya
yang beraksi; dan bahwa inti begitu massif dibandingkan dengan partikel alfa, sehingga
tidak bergerak ketika terjadi interaksi.

Gambar 5. Proses Hamburan Rutherford


Gaya listrik yang ditimbulkan oleh inti pada partikel alfa beraksi sepanjang vector
jari-jari antara keduanya, sehingga tidak ada torsi pada partikel alfa, dan momentum
sudut mωr2 konstan.

Karena inti diam berarti besar momentum partikel alfa tetap:

Tetapi impuls ∫ F.dt, menyebabkan perubahan vektor momentum partikel alpa


sebagai:

Perubahan Impuls sama dengan perubahan momentum, besarnya adalah:

Besar Perubahan momentumnya adalah;

Maka diperoleh;

Momentum sudut partikel alfa sekitar inti adalah kosntan.


mωr2 = konstan = m r2 dφ/dt = mvb
atau,

Subsitusikan persamaan ini ke dalam persamaan integral di atas akan


menghasilkan:

Penyelesaian integral menghasilkan persamaan hubungan antara Sudut hamburan θ


dengan parameter dampak b:

atau
Kelebihan dari model atom Rutherford adalah sebagai berikut;
1. Mudah dipahami untuk bisa menjelaskan struktur atom yang sangat rumit
2. Bisa menjelaskan bentuk dari lintasan elektron yang mengelilingi inti atom
3. Dapat menggambarkan gerak elektron disekitar inti

Kekurangan dari model atom Rutherford adalah sebagai berikut;


1. Menurut hukum fisika klasik, elektron yang bergerak mengelilingi inti memancarkan
energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Akibatnya, lama-kelamaan
elektron itu akan kehabisan energi dan akhirnya menempel pada inti.
2. Model atom rutherford ini belum mampu menjelaskan dimana letak elektron dan
juga cara rotasinya terhadap ini atom.
3. Elektron ini bisa memancarkan energi ketika bergerak, lalu sehingga energi atom
menjadi tidak stabil.
4. Tidak bisa menjelaskan spektrum garis pada atom hidrogen (H).

D. MODEL ATOM BOHR


Pada tahun 1913, Karena Model Bohr merupakan modifikasi dari Model
Rutherford sebelumnya, beberapa orang menyebut Model Bohr dengan Model
Rutherford-Bohr. Model atom modern didasarkan pada mekanika kuantum. Model Bohr
mengandung beberapa kesalahan, tetapi ini penting karena menjelaskan sebagian besar
fitur teori atom yang diterima tanpa semua matematika tingkat tinggi versi
modern. Tidak seperti model sebelumnya, Model Bohr menjelaskan rumus Rydberg
untuk garis emisi spektral atom hidrogen.
Model Bohr adalah model planet di mana elektron bermuatan negatif mengorbit
inti kecil bermuatan positif yang mirip dengan planet yang mengorbit matahari (kecuali
bahwa orbitnya tidak planar). Gaya gravitasi tata surya secara matematis mirip dengan
gaya Coulomb (listrik) antara inti yang bermuatan positif dan elektron yang bermuatan
negatif. Elektron dalam atom hanya dapat berada pada tingkat energi tertentu. Artinya,
elektron hanya dapat beredar pada lintasan tertentu saja. Elektron dapat berpindah dari
satu kulit ke kulit lain disertai pemancaran atau penyerapan sejumlah tertentu energi.

Gambar 6. Model Atom Bohr


1. Poin Utama Model Atom Bohr
Poin utama yang dapat menjelaskan model atom Bohr ini adalah sebagai berikut;
a. Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron yang
bermuatan negatif di dalam suatu lintasan.
b. Elektron dapat berpindah dari suatu lintasan ke lintasan lain dengan menyerap atau
memancarkan energi sehingga energi elektron atom tidak akan berkurang.
c. Jika berpindah ke lintasan yang lebih tinggi, elektron akan menyerap energi.
d. Jika berpindah kelintasan yang lebih rendah, elektron akan memancarkan energi.

2. Model Atom Bohr dari Hidrogen


Contoh paling sederhana dari Model Bohr adalah untuk atom hidrogen (Z = 1) atau
untuk ion mirip hidrogen (Z > 1), di mana elektron bermuatan negatif mengorbit inti
bermuatan positif kecil. Energi elektromagnetik akan diserap atau dipancarkan jika
sebuah elektron berpindah dari satu orbit ke orbit lainnya. Hanya orbit elektron
tertentu yang diizinkan. Jari-jari orbit yang mungkin meningkat n 2, di mana n
adalah bilangan kuantum utama. Transisi 3→2 menghasilkan baris pertama deret
Balmer. Untuk hidrogen (Z=1) ini menghasilkan foton yang memiliki panjang
gelombang 656 nm (lampu merah).

3. Model Atom Bohr untuk Atom yang Lebih Berat


Atom yang lebih berat mengandung lebih banyak proton di dalam nukleus daripada
atom hidrogen. Lebih banyak elektron dibutuhkan untuk menghilangkan muatan positif
dari semua proton ini. Bohr percaya bahwa setiap orbit elektron hanya dapat menampung
sejumlah elektron. Setelah levelnya penuh, elektron tambahan akan naik ke level
berikutnya. Jadi, model Bohr untuk atom yang lebih berat menggambarkan kulit
elektron. Model tersebut menjelaskan beberapa sifat atom dari atom yang lebih berat,
yang belum pernah direproduksi sebelumnya. Misalnya, model kulit menjelaskan
mengapa atom semakin kecil bergerak melintasi periode (baris) tabel periodik, meskipun
mereka memiliki lebih banyak proton dan elektron. Ini juga menjelaskan mengapa gas
mulia bersifat inert dan mengapa atom di sisi kiri tabel periodik menarik elektron,
sedangkan di sisi kanan kehilangannya.

4. Masalah pada Model Atom Bohr


Masalah-masalah yang terdapat pada model atom Bohr adalah sebagai berikut;
a. Melanggar Prinsip Ketidakpastian Heisenberg karena menganggap elektron
memiliki radius dan orbit yang diketahui.
b. Model Bohr memberikan nilai yang salah untuk momentum sudut orbital keadaan
dasar .
c. Membuat prediksi yang buruk tentang spektrum atom yang lebih besar.
d. Tidak memprediksi intensitas relatif dari garis spektrum.
e. Model Bohr tidak menjelaskan struktur halus dan struktur hyperfine dalam garis
spektral.
f. Tidak menjelaskan Efek Zeeman.
5. Perbaikan Model Atom Bohr
Penyempurnaan yang paling menonjol pada model Bohr adalah model
Sommerfeld, yang terkadang disebut model Bohr-Sommerfeld. Dalam model ini,
elektron bergerak dalam orbit elips mengelilingi inti daripada dalam orbit melingkar.
Model Sommerfeld lebih baik dalam menjelaskan efek spektral atom, seperti efek Stark
dalam pemisahan garis spektral. Namun, model tersebut tidak dapat mengakomodasi
bilangan kuantum magnetik.
Akhirnya, model Sommerfeld dan model Bohr yang digantikan dengan model
Wolfgang Pauli berdasarkan mekanika kuantum pada tahun 1925. Model tersebut
disempurnakan untuk menghasilkan model modern, yang diperkenalkan oleh Erwin
Schrodinger pada tahun 1926. Saat ini, perilaku atom hidrogen dijelaskan menggunakan
mekanika gelombang untuk mendeskripsikan orbital atom.

E. MODEL ATOM KUANTUM


Kekurangan model atom Bohr disempurnakan dengan model atom mekanika
kuantum yang dikemukakan oleh Erwin Schrodinger pada tahun 1927, seorang ilmuan
dari Austria.
Teori Atom Mekanika Kuantum didasarkan pada dualisme sifat elektron yaitu
sebagai gelombang dan sebagai partikel.
1. Menurut de Broglie, cahaya dapat berperilaku sebagai materi dan berperilaku
sebagai gelombang (dikenal dengan istilah dualisme gelombang partikel).
2. Menurut Heisenberg, tidak mungkin menentukan kecepatan dan posisi elektron
secara bersamaan, tetapi yang dapat ditentukan hanyalah kebolehjadian menemukan
elektron pada jarak tertentu dari inti.
Erwin Schrodinger mengajukan teori yang disebut teori atom mekanika kuantum
”Kedudukan elektron dalam atom tidak dapat ditentukan dengan pasti yang dapat
ditentukan adalah kemungkinan menemukna elektron sebagai fungsi jarak dari inti
atom”.
Daerah dangan kemungkinan terbesar ditemukan elektron disebut orbital. Orbital
digambarkan berupa awan, yang tebal tipisnya menyatakan besar kecilnya kemungkinan
ditemukan elektron di daerah tersebut. Elektron bergerak mengelilingi inti pada orbital.
Orbital menggambarkan daerah kebolehjadian ditemukannya elektron.
Kemudian Werner Heisenberg mengemukakan bahwa metode eksperimen yang
digunakan untuk menemukan posisi atau momentum suatu partikel seperti elektron dapat
menyebabkan perubahan, baik pada posisi, momentum atau keduanya.
Teori Schrodinger dan prinsip ketidakpastian Heisenberg melahirkan model atom
mekanika kuantum sebagai berikut:
1. Posisi elektron dalam atom tidak dapat ditentukan dengan pasti.
2. Atom mempunyai kulit elektron.
3. Setiap kulit elektron memiliki subkulit elektron.
4. Setiap subkulit elektron memiliki sub-sub kulit elektron.
Gambar 7. Model Atom Mekanika Kuantum

Model atom mekanika kuantum didasarkan pada:


1. Elektron bersifat gelombang dan partikel, oleh Louis de Broglie (1923).
2. Persamaan gelombang elektron dalam atom, oleh Erwin Schrodinger (1926).
3. Asas ketidakpastian, oleh Werner Heisenberg (1927).

Menurut teori atom mekanika kuantum, elektron tidak bergerak pada lintasan
tertentu. Berdasarkan hal tersebut maka model atom mekanika kuantum adalah sebagai
berikut:
1. Atom terdiri atas inti atom yang mengandung proton dan neutron, dan
elektronelektron mengelilingi inti atom berada pada orbital-orbital tertentu yang
membentuk kulit atom, hal ini disebut dengan konsep orbital.
2. Dengan memadukan asas ketidakpastian dari Werner Heisenberg dan mekanika
gelombang dari Louis de Broglie, Erwin Schrodinger merumuskan konsep orbital
sebagai suatu ruang tempat peluang elektron dapat ditemukan.
3. Kedudukan elektron pada orbital-orbitalnya dinyatakan dengan bilangan kuantum.

Teori dan model atom mekanika kuantum yang diajukan oleh Erwin Schrodinger
berhasil menyempurnakan beberapa kelemahan yang ada dalam teori atom Niels Bohr
sekaligus membuka pemahaman baru mengenai struktur atom dan pergerakan elektron di
dalam atom.
Berikut ini beberapa keunggulan atau kelebihan teori atom mekanika kuantum
(modern);
1. Dapat menjelaskan posisi kebolehjadian ditemukannya elektron.
2. Dapat menjelaskan posisi elektron saat mengorbit.
3. Dapat mengukur perpindahan energi eksitasi dan emisinya.
4. Mengidentifikasi proton dan neutron pada inti sedangkan elektron pada orbitalnya.

Teori atom mekanika kuantum didukung dengan rumusan persamaan gelombang


yang ditemukan oleh Schrodinger, yaitu persamaan berupa fungsi suatu ruang tiga
dimensi (3D). Kelemahannya, yaitu sebagai berikut;
1. Rumusan persamaan gelombang hanya dapat diterapkan secara eksak untuk partikel
dalam kotak dan atom dengan elektron tunggal.
2. Model atom mekanika kuantum sulit diterapkan untuk sistem makroskopis (skala
lebih besar) dengan kumpulan atom misalnya pada tumbuhan, hewan dan manusia.

F. SPEKTRUM ATOM
1. Spektrum Kontinyu
Spektrum Kontinyu adalah radiasi yang dihasilkan oleh atom yang tereksitasi yang
terdiri dari berbagai warna yang bersinambungan, yaitu ungu, biru, hijau, kuning, jingga,
merah.

Gambar 8. Spektrum Kontinyu

Semakin besar panjang gelombang maka semakin kecil energinya, maka artinya
sinar ungu mempunyai foton dengan energi terbesar, sedangkan sinar merah mempunyai
foton dengan energi terkecil.
Pada spektrum kontinyu, panjang gelombang radiasi yang dipancarkan merentang
dari suatu nilai minimum, mungkin 0, hingga nilai maksimum, mungkin tak terhingga.
Contohnya pada radiasi dari objek panas berpijar.

2. Spektrum Garis
Spektrum diskrit atau spektrum garis adalah radiasi yang dihasilkan oleh atom
yang tereksitasi yang hanya terdiri dari beberapa warna garis yang terputus putus; yaitu
ungu, biru, merah.

Gambar 9. Spektrum Garis

Jika sejumlah kecil gas atau uap suatu unsur tertentu, seperti air-raksa, natrium,
atau gas neon, diletakkan di dalam tabung kemudian arus listrik dialirkan ke dalam
tabung, maka hanya sehimpunan panjang gelombang diskrit cahaya tertentu saja ang
dipancarkan oleh gas. Cahaya yang dipancarkan oleh setiap gas berbeda-beda dan
merupakan karakteristik gas tersebut. Cahaya dipancarkan dalam bentuk spektrum garis
dan bukan spektrum yang kontinyu.

Gambar 10. Peralatan untuk mengamati Spektrum Garis

3. Spektrum Atom Hidrogen


Spektrum atom hidrogen dikemukakan oleh J.J Balmer seorang guru matematika di
Swiss pada tahun 1884. Balmer menemukan pancaran cahaya tampak dari atom
hidrogen. lintasan tertentu. Jika ada elektron dari luar atau tingkat yang lebih tinggi
berpindah menuju ke tingkat energi lebih rendah maka elektron itu dapat memancarkan
energi yang berupa gelombang elektromagnetik.
Pada percobaan Spektrum Atom Hidrogen Balmer, apabila suatu zat dipanaskan
secara terus-menerus, maka zat ini akan memancarkan cahaya dengan bentuk spektrum
yang kontinu. Pemancaran radiasi cahaya pada zat ini disebabkan oleh getaran atom-
atom penyusun zat.

Gambar 11. Tabung pelucutan gas

Akan tetapi jika suatu gas yang berada dalam tabung gas bertekanan rendah diberi
beda potensial tinggi maka gas akan memancarkan spektrum (diskontinu), yang berarti
gas hanya memancarkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu.
Gas hidrogen ditempatkan pada tabung lucutan gas, jika tabung lucutan gas ini
diberi tegangan tinggi sehingga terjadi lucutan muatan listrik. Gas hidrogen menjadi
bercahaya dan memancarkan cahaya merah kebiru-biruan. Apabila diamati dengan
spektrograf (alat untuk menyelidiki spektrum cahaya), pada pelat film terdapat garis
cahaya, di mana satu garis cahaya menampilkan sebuah panjang gelombang yang
dipancarkan cahaya dari sumber cahaya.
Berdasarkan hasil pengamatan tentang spektrum atom hidrogen, Balmer
menemukan empat spektrum garis pada cahaya tampak yaitu pada 410,2 nm, 434,1 nm,
486,2 nm, dan 656,3 nm yang ternyata cocok menggunakan perhitungan dengan rumus
sebagai berikut :

di mana untuk nA = 2 dan nB = 3, 4, dan 5


dengan :
λ = panjang gelombang yang dipancarkan
R = Konstanta Rydberg = 1,097 × 107 m-1

Deret-deret spektrum garis yang memenuhi persamaan tersebut disebut deret


Balmer yang terletak pada daerah cahaya tampak. Akan tetapi tidak hanya deret Balmer
saja yang ditemukan dalam atom hidrogen, ada deret yang lainnya, yaitu deret Lyman
(spektrum pada daerah sinar ultraviolet), Paschen (spektrum pada daerah sinar infra
merah I), Brackett (spektrum pada daerah sinar infra merah II) dan Pfund (spektrum yang
terletak pada daerah sinar infra merah III). Kelima deret tersebut dapat ditampilkan
dengan rumus-rumus sederhana sebagai berikut :
1. Deret Lyman : untuk nA = 1 dan nB = 2, 3, 4, 5, 6 … ∞
2. Deret Balmer : untuk nA = 2 dan nB = 3, 4, 5, 6 … ∞
3. Deret Paschen : untuk nA = 3 dan nB = 4, 5, 6, 7 … ∞
4. Deret Braket : untuk nA = 4 dan nB = 5, 6, 7, 8, … ∞
5. Deret Pfund : untuk nA = 5 dan nB = 6, 7, 8 … ∞

Gambar 12. Beberapa deret spektrum atom hidrogen

4. Spektrum Atomik dan Tingkat Energi


Lecutan listrik pada gas hidrogen memberikan spektrum atom hidrogen yang
berupa garis-garis yang terang yang membentuk sebuah deret yang terdiri dari 4 panjang
gelombang pada daerah cahaya tampak (400 ~ 800 nm); nilai panjang gelombang yang
dikoreksi terhadap vakum adalah λ1 = 656,47 nm, λ2 = 486,28 nm, λ3 = 434,17 nm, λ4 =
410,29 nm. Pada tahun 1885, Balmer menemukan rumus berikut (Rumus Balmer), yang
memenuhi panjang gelombang garis cahaya terang dari spektra.

(1.1)
Dengan λk adalah panjang gelombang dari garis ke-k untuk k = 1 ~ 4 dalam
spktrum cahaya tampak dan garis-garis untuk k = 5 juga dapat diamati pada daerah
ultraviolet. Sebuah deret garis spektral yang berhubungan dengan persamaan (1.1)
disebut sebagai deret Balmer yang akan berkovergensi pada a = 3647 nm ketika k → ∞.
Beberapa deret yang lain (Tabel 1.2) juga diamati pada daerah infra merah dan ultra
violet. Deret-deret ini diketahui secara bersama-sama akan memenuhi rumus berikut
(Rumus Rydberg).

(1.2)
Di sini m dan n adalah bilangan bulat positif, yang berkaitan dengan suatu garis
spektral tertentu dan R adalah konstanta Rydberg. Rumus Rydberg ini dapat
diaplikasikan tidak hanya pada garis spektra emisi akan tetapi juga pada spektra serapan
(absorpsi), yang diamati sebagai hilangnya intensitas cahaya setelah melalui sampel.

Tabel 1.1 Fungsi kerja W untuk berbagai logam

Tabel 1.2 Deret garis spektral dari atom hidrogen

Marilah kita meninjau pentingnya rumus Rydberg berdasarkan teori kuantum yang
diperkenalkan oleh Planck dan Einstein. Hakekat dari proses absorpsi atau emisi cahaya
(gelombang elektromagnetik) adalah sebuah proses yang memberikan atau menerima
foton hv, di mana hukum kekekalan energi selalu harus dipenuhi. Dengan mengalikan
pada kedua sisi di persamaan (1.2) dengan hc dan dengan menggunakan hubungan c =
vλ, energi foton hv yang terlibat pada saat penyerapan dan pemancaran cahaya dapat
dinyatakan sebagai perbedaan antara dua suku berikut

(1.3)
Dalam hubungannya dengan interpretasi efek fotolistrik yaitu bahwa
keseimbangan e nergi dari sebuah elektron adalah sama dengan hv, setiap suku baik
dikiri maupun dikanan pada persamaan (1.3) berkaitan dengan energi dari keadaan
elektron sebelum atau sesudah proses penyerapan atau pemancaran cahaya. Sebuah
rumus untuk tingkat energi dari sebuah elektron dalam atom hidrogen dapat diperoleh
sebagai berikut,

(1.4)
Di mana n adalah bilangan bulat positif 1, 2, 3,…. Dengan menggunakan persamaan ini
untuk tingkat-tingkat energi, persamaan (1.3) dapat diperluas dalam bentuk sebagai
berikut dengan asumsi bahwa En > Em.

(1.5)

Gambar 13. Penyerapan dan pemancaran cahaya dan kondisi dari frekuensi Bohr.

Sebagaimana ditunjukkan oleh anak panah pada Gambar 13, pada saat penyerapan
cahaya sebuah elektron akan terangkat dari tingkat energi yang lebih rendah ke tingkat
energi yang lebih tinggi dan pada saat pelepasan cahaya sebuah elektron akan turun dari
tingkat energi yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Persamaan (1.5) akan
menjadi persamaan berikut untuk frekuensi v.

(1.6)
Persamaan ini pertama kali diusulkan oleh N.H.D. Bohr pada tahun 1913 dan disebut
sebagai kondisi frekuensi Bohr. Sekarang marilah kita memperhatikan arti dari
persamaan (1.4) dan Gambar 13. Tingkat keadaan elektron pada n = 1 adalah tingkat
energi terendah dan disebut sebagai keadaan dasar. Tingkat yang lebih tinggi n ≥ 2
disebut sebagai keadaan tereksitasi. Dalam tingkat n → ∞ energi elektron menjadi 0, dan
elektron akan dilepaskan dari gaya tarik-menarik oleh inti. Hal ini berkaitan dengan
keadaan ionik (keadaan terionisasi) di mana sebuah proton dan sebuah elektron pada
atom dipisahkan pada jarak tak berhingga. Karenanya pula keadaan terionisasi dari
sebuah atom hidrogen WH diberikan oleh persamaan berikut ini.

(1.7)

Gambar 14. Tingkat energi dan spektra dari atom hidrogen.

Pada tahun 1911, E. Rutherford mengusulkan sebuah model dari struktur atom
yang didasarkan pada studi eksperimen tentang partikel α (aliran atom helium) yang
dihamburkan oleh lembaran tipis logam seperti lembaran tipis emas. Pada model ini,
sebuah atom hidrogen terdiri atas sebuah proton dan sebuah elektron yang berkeliling di
sekitar proton.
Bohr berhasil menurunkan persamaan untuk tingkat energi dari atom hidrogen
pada tahun 1913 dengan memperkenalkan suatu ide baru dalam sistem fisis dari sebuah
elektron yang bergerak di sekitar proton pada jarak yang konstan dengan radius r. Gerak
m elingkar dari sebuah elektron dengan kecepatan v di sekitar sebuah proton dengan
radius r memberikan persamaan berikut yang menghubungkan gaya listrik dari hukum
Coulomb dan gaya sentripetal dari gerak melingkar.

(1.8)
Di sini, bagian sisi kiri dari persamaan di atas adalah gaya Coulomb dan bagian sisi
kanan adalah gaya sentripetal. Secara umum, gaya sama dengan (masa) x (percepatan),
berdasarkan hukum Newton tentang gerak. Dalam kasus ini, masa adalah masa elektron
m, dan gaya sentripetal adalah v2/ r . Bohr mengasumsikan sebuah kondisi kuantum yang
meminta sebuah produk operasi antara momentum (masa, m x kecepatan, v) dengan
keliling lingkaran (2πr) sebagai perkalian konstanta Planck, h dengan bilangan bulat.

(1.9)
Jika kondisi ini tidak dipenuhi, sistem tidak akan dapat berada pada kondisi yang
stabil. Dari persamaan (1.8) dan (1.9), radius dari orbit lingkaran dalam keadaan
stasioner diturunkan sebagai berikut,

(1.10)
2 2
Di sini, aB = ε0 h / πme adalah radius orbital dalam keadaan stasioner pada n = 1 dan
disebut sebagai radius Bohr. Nilai dari aB adalah 5.292 x 10-11 m dan jarak ini dapat
ditinjau sebagai ukuran dari sebuah atom hidrogen. Energi total E dari sebuah elektron
adalah penjumlahan dari energi kinetik mv2/2 dan energi potensialnya U. Energi
potensial U(r) dari sebuah elektron di bawah pengaruh gaya Coulomb dalam suku sisi
kiri pada persamaan (1.8) dapat diperoleh sebagai berikut. Energi potensial pada jarak
tak berhingga U(∞) diambil sama dengan 0 sebagai energi referensi. Kemudian kerja
yang diperlukan untuk memindahkan elektron dari jarak r ke jarak tak berhingga
terhadap gaya tarik-menarik Coulomb adalah sama dengan U (∞) – U (r )

Dengan menggunakan persamaan (1.8), persamaan energi diperoleh menjadi

Dengan mensubstitusi persamaan (1.10) untuk r, kita mendapatkan sebuah persamaan


untuk tingkat energi ke-n, En sebagai berikut

(1.11)
Dengan melakukan perbandingan antara persamaan ini dan persamaan (1.4) kita
memperoleh perhitungan teoritis dari konstanta Rydberg, R.

(1.12)
Beberapa orang yang lain kemudian menemukan deret-deret yang lain selain deret
Balmer sehingga dikenal adanya deret Lyman, deret Paschen, Bracket, dan Pfund. Pola
deret-deret ini ternyata serupa dan dapat dirangkum dalam satu persamaan. Persamaan
ini disebut deret spektrum hidrogen.
Substitusikan persamaan (1.12) ke dalam persamaan spectrum hidrogen.
1 me4 1 1
= ( − )
𝜆 8𝜀02 ℎ3 𝑐 𝑚2 𝑛2
Persamaan diatas menyatakan bahwa radiasi yang dipancarkan oleh atom hydrogen yang
tereksitasi hanya mengandung panjag gelombang tertentu saja. Panjang gelombang ini,
jatuh pada deret tertentu yag bergantung dari bilangan kuantum nf dari tingkat akhir
electron. Karena bilangan kuantum awal nf harus selalu lebih besar dari bilangan
kuantum akhir nf, supaya terdapat kelebihan energy yang dilepas sebagai foton, rumus
perhitungan untuk lima deret yang pertama ialah

1 me4 1 1
m=1:𝜆= (12 − ) n = 2 , 3, 4, . . . (Lymann)
8𝜀02 ℎ3 𝑐 𝑛2

1 me4 1 1
m=2:𝜆= (22 − ) n = 3, 4, 5, . . . (Balmer)
8𝜀02 ℎ3 𝑐 𝑛2

1 me4 1 1
m=3:𝜆= (32 − ) n = 4, 5, 6, . . . (Paschen)
8𝜀02 ℎ3 𝑐 𝑛2

1 me4 1 1
m=4:𝜆= (4 2 − ) n= 5, 6, 7, . . . (Brackett)
8𝜀02 ℎ3 𝑐 𝑛2

1 me4 1 1
m=5:𝜆= (52 − ) n = 6, 7, 8, 9, . . . (Pfund)
8𝜀02 ℎ3 𝑐 𝑛2

Deret ini bentuknya sama dengan deret spectral empiris yang telah dibicarakan.
Deret Lymanbersesuaian dengan nf =1 ; deret Balmer bersesuaian dengan nf =2; deret
Paschen bersesuaian dengan nf =3 ; deret Brackett bersesuaian dengan nf =4 ; dan deret
Pfund bersesuaian dengan nf =5.
Sampai disini kita belum memperoleh kepastian bahwa spectrum garis hydrogen
berasal dari transisi electron dari tingkat energy tinggi ketingkat energy rendah. Langkah
terakhir ialah membandingkan harga tetapan dalam persamaan diatas dengan tetapan
Rydberg R. Harga tetapan ini ialah;

me4 (9,1 𝑥 10−31 𝑘𝑔)𝑥(1,6 𝑥 10−19 𝐶)4


= 𝑚
8𝜀02 ℎ3 𝑐 8 𝑥 (8,85 𝑥 10−12 𝐹/𝑚)2 𝑥 (3 𝑥 108 𝑠 ) 𝑥(6.63 𝑥 10−34 𝐽. 𝑠)3

= 1,097 x 107 𝑚−1


Sumber:
https://www.greelane.com/id/sains-teknologi-matematika/ilmu/bohr-model-of-the-atom-
603815/
https://artikelsiana.com/model-atom-thomson-pengertian-kelebihan/
https://www.slideshare.net/maghfirotulfitrriyah/bab-9-teori-atom-dan-cahaya-47493192
https://blogmipa-kimia.blogspot.com/2018/05/model-atom-mekanika-kuantum-modern.html
https://artikelsiana.com/pengertian-atom-struktur-dan-model-teorinya/
https://artikelsiana.com/teori-atom-menurut-rutherford-bunyi-model-kelebihan-kekurangan/
https://artikelsiana.com/teori-model-atom-dalton-pengertian/

Anda mungkin juga menyukai