Dosen pengampu :
Ns. Mita Agustina,S.Kep,M.Kes
Di susun oleh :
ELLY FIFRIDA 191101022
RENDI ARWANDA 191101057
RHIZKYA AMANDHA YUNASTRI 191101059
RIZKA RAHMAWATI 191101063
SALSABILA 191101064
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat tuhan yang maha kuasa atas segala limpahan rahmat,inayah,Taufik dan
hidayahnya sehingga saya dapat menyelsaikan penyusunan makalahini dalam bentuk maupun
isinyayang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,petunjuk maupun pedoman
bagi pembacadalam menuntut ilmu.
Harapan kami semoga mkalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca,sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
segingga kedepanya dapat lebih baik.
Makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang.
oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan mkalah ini
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang………………………………………………………..1
2. Tujuan penulisan……………………………………………………...7
BAB II
A. KONSEP KELUARGA
1. Definisi Keluarga………………………………………………………9
2. Ciri-ciri keluarga………………………………………………………9
3. Tujuan dan dasar keluarga…………………………………………....9
4. Fungsi Keluarga……………………………………………………….10
5. Tipe Keluarga………………………………………………………….11
6. Struktur Keluarga……………………………………………………..12
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
1. Pengkajian……………………………………………………………...13
2. Identifikasi data keluarga……………………………………………..13
3. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga………………………...14
4. Lingkungan keluarga…………………………………………………..14
5. Struktur keluarga………………………………………………………14
6. Nilai-nilai keluarga……………………………………………………..14
7. Fungsi keluarga…………………………………………………………14
8. Fungsi sosialisasi………………………………………………………..14
9. Fungsi reproduksi………………………………………………………15
10. Fungsi keperawatan keluarga…………………………………………15
11. Fungsi ekonomi…………………………………………………………15
12. Koping Keluarga………………………………………………….........15
13. Pemeriksaan Fisik……………………………………………………...15
Diagnosis Keperawatan
1.Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif (D.0115)…………...15
2.Defisit Pengetahuan (D.0111)……………………………………….15
3.Nyeri Kronis (D.0078)……………………………………………….15
C. KONSEP PENYAKIT/MASALAH………………………………………..15
1. Pengertian Hipertensi…………………………………………………..15
2. Etiologi Hipertensi………………………………………………….......15
3. Klasifikasinhipertensi…………………………………………………..16
4. Patofisiology…………………………………………………………….16
5. Tanda dan gejala……………………………………………………….17
6. Pemeriksaan Penunjang……………………………………………….17
7. Komplikasi……………………………………………………………...17
8. Penatalaksanaan……………………………………………………….18
3
9. Perawatan Hipertensi…………………………………………………19
D. KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
1. Pengkajian……………………………………………………………...21
2. Diagnosa Keperawatan………………………………………………..28
3. Daftar Masalah………………………………………………………...30
4. Intervensi………………………………………………………….........30
5. Implementasi…………………………………………………………...33
BAB III PENUTUP
Kesimpulan………………………………………………………….........46
Saran……………………………………………………………………...46
A. Pendahuluan
1. Latar belakang
Keluarga merupakan suatu unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
4
di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantungan. Keluarga memiliki
dan perasaan harga diri individu. Sistem pendukung yang vital bagi individu
kesimbangan antara anggota keluarga tidak terlepas dari lima tugas dalam
yang ada. Keluarga menjadi point penting dalam upaya mencapai kesehatan
5
menjadi faktor penentu sehat-sakitnya anggota keluarga, yang akan berdampak
komunitas yang sehat pula. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah anggota
keluarga. Tujuan yang sejalan dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak, remaja dan lanjut usia serta kesehatan
pelayanan kesehatan pralansia dan lansia sesuai target provinsi dan 50%
kesasaran kegiatan.
aktivitas biasa, pada pemenuhan Activity Dayli Life dengan jumlah 499 pada
dilakukan kunjungan rumah dan intervensi perawat pada lansia. Lanjut usia adalah
tahap akhir dari tahap perkembangan keluarga, pada tahapan ini lansia sudah
6
mengalami kemunduran fungsi fisiologis organ tubuhnya. Nurkasiani (2008)
mengataka
semakin lanjut usia seseorang maka kemampuan fisik, ekonomi, dan kesibukan
kebutuhan lansia.
keluarga lansia tersebut ( Badriah 2013 ). Selain keluarga, perawat juga memiliki
keluarga, dengan keadaan keluarga yang memiliki latar belakang masalah yang
digunakan. mulai dari promosi kesehatan, dimana hal ini ditujukan kepada
7
yang mengalami sakit, sehinga intervensi yang diberikan terfokuskan untuk
8
dialami oleh keluarga tersebut. Selanjutnya adalah pencegahan tersier yang ditujukan
ke
keluarga yang mengalami sakit, adapun intervensi yang diberikan terfokuskan
agar tidak terjadi komplikasi dari penyakit tersebut. Hasil studi pendahuluan yang
pelayanan kesehatan sebanyak (254 ), jumlah anggota keluarga yang dibina secara
intensif sebanyak (83) ,jumlah penanganan kasus tindak lanjut penyakit menular
(298), jumlah perawatan penanganan resiko tinggi sebanyak (230). Selain itu di
(5.899), penyakit sistem otot dan jaringan (5.432), infeksi akut pada saluran
nefrotik (1.713), penyakit pada saluran pernapasan (1.496), penyakit gusi dan jari
(1.160), penyakit kulit alergi (1.150), penyakit jantung iskemik (598). Puskemas
Kendal Kerep memiliki Angka Harapan Hidup pada tahun 2012 sebanyak 69,93
(dengan persentase populasi lansia adalah 7,57%) dan pada tahun 2013 menjadi
kesakitan lansia dan angka harapan harapan hidup lansia, akan meningkatkan
keluarga dan juga perawat komunitas menjadi sangat penting dalam meningkatkan
9
A. TUJUAN PENULISAN
Tujuan Umum
Lansia
Tujuan Khusus
Lansia
10
BAB II
A. Konsep keluarga
Definisi keluarga
Menurut WHO (1969) dalam Andarmoyo (2012) keluarga adalah kumpulan
rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau
perkawinan.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi
satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing, dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya, 1978 dalam Andarmoyo, 2012).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah atap dalam
keadaan saling kebergantungan (Depkes RI 2000 dalam Nadirawati, 2018).
Ciri – ciri keluarga
1. Menurut Robert Maclaver dan Charles Horton (Harnilawati, 2013).
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.
c. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (nomenclature) termasuk
perhitungan garis keturunan.
d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota
berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan
anak
e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga
Ciri-ciri keluarga Indonesia
a. Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong royong
b. Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran
c. Umumnya dipimpin oleh suami meskipun proses pemusatan dilakukan secara
musyawarah
Tujuan dasar keluarga
Menurut Andarmoyo (2012) tujuan dasar pembentukan keluarga adalah:
a. Keluarga merupakan unit dasar yang memiliki pengaruh kuat terhadap
perkembangan individu.
b. Keluarga sebagai perantara bagi kebutuhan dan tuntutan masyarakat
c. Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota keluarga
dengan menstabilkan kebutuhan kasih sayang, sosio-ekonomi dan kebutuhan
seksual.
d. Keluarga memiliki pengaruh yang penting terhadap pembentukan identitas
seorang individu dan perasaan harga diri
11
Fungsi keluarga
Menurut Friedman (2003) dalam Nadirawati (2018) keluarga merupakan salah satu
yang dimana memiliki beberapa fungsi:
1. Fungsi afektif dan koping adalah keluarga yang memberikan kenyamanan
emosional anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas dan
mempertahankan saat terjadi stress.
2. Fungsi sosialisasi adalah keluarga merupakan sebagai guru, menanamkan
kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme koping memberikan petunjuk dalam
penyelesaian masalah.
3. Fungsi reproduksi keluarga melahirkan anaknya.
4. Fungsi ekonomi keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarga dan
kepentingan dimasyarakat.
5. Fungsi pemeliharaan keluarga yang memberikan keamanan dan kenyamanan
lingkungan yang dibutuhkan untuk kebutuhan perkembangan dan istirahat juga
penyembuhan dari sakit.
6. Fungsi kesehatan adalah dimana keluarga menyediakan kebutuhan fisik dan
perawatan kesehatan. Perawatan kesehatan dan praktik-praktik sehat yang
mempengaruhi status kesehatan anggota keluarga secara individual yang
terdiri dari:
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga
b. Kemampuan keluarga membuat keputusan yang tepat untuk keluarganya
c. Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga yang mengalami gangguan
Kesehatan
d. Kemampuan keluarga dalam mempertahankan atau menciptakan suasana
rumah yang sehat
e. Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas Kesehatan
Menurut Allender dan Spardley (2001) fungsi keluarga meliputi (dalam Nadirawati
2018):
1. Affection
a. Menciptakan persaudaraan dan menjaga perasaan
b. Mengembangkan kehidupan seksual dan kebutuhan seksual
c. Menambah anggota baru
2. Security and Acceptance
a. Mempertahankan kebutuhan fisik
b. Menerima individu sebagai anggota
3. Identity and satisfaction
a. Mempertahankan motivasi
b. Mengembangkan peran
c. Mengidentifikasi tingkat sosial dan kepuasan aktivitas
4. Affliation and companionship
a. Mengembangkan pola komunikasi yang baik
b. Mempertahankan hubungan yang harmonis
5. Socialization
12
a. Mengenal nilai dan perilaku / norma
b. Aturan hubungan internal dan eksternal
c. Melepas anggota
6. Contorls
a. Mempertahankan kontrol sosial
b. Adanya pembagian kerja
c. Menempatkan dan menggunakan sumber daya yang ada
Tipe keluarga
Adapun tipe keluarga dibagi menjadi keluarga tradisional dan non tradisional
(Nadirawati, 2018):
1. Secara Tradisional Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2,
yaitu:
a. The Nuclear Family (Keluarga Inti)
Keluarga terbentuk karena pernikahan, peran sebagai orangtua atau
kelahiran. Keluarga terdiri dari suami, istri dan anak baik dari sebab
biologis maupun adopsi. Tipe keluarga inti antara lain:
1) The Dyad Family (keluarga tanpa anak)
Keluarga terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup dalam
satu rumah.
2) The Childless Family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan
anak terlambat waktunya yang disebabkan mengejar karier.
3) Keluarga adopsi
Keluarga yang mengambil tanggung jawab secara sah dari orangtua
kandung ke keluarga yang menginginkan anak.
b. The Extended Family
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu
rumah, seperti nuclear family disertai paman, tante, orang tua (kakek-
nenek), keponakan dan lainnya
c. The Single-Parent Family (Keluarga Orang Tua Tunggal)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak
d. Commuter Family
Keluarga dengan pasangan suami istri terpisah tempat tinggal secara
sukarela karena tugas dan pada kesempatan tertentu keduanya bertemu
dalam satu rumah.
e. Multigenerational Family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah.
f. Kin-Network Family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang dan pelayanan yang sama
g. Keluarga Campuran (Blended Family)
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari hasil perkawinan/dari perkawinan sebelumnya.
2. Keluarga non tradisional
13
a. The Unmarried Teenage Mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah.
b. The Step Parent Family
Keluarga dengan orang tua tiri.
c. Commune Family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber, dan fasilitas yang
sama, pengalaman yang sama, serta sosialisasi anak melalui aktivitas
kelompok / membesarkan anak Bersama
d. The Nonmarital Heterosexual Cohabiting Family (Keluarga Kumpul Kebo
Heteroseksual)
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melakukan
pernikahan
e. Gay and Lesbian Families
Seseorang yang mempunyai persamaan seks hidup bersama sebagaimana
‘marital partners’
f. Cohabiting Family
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan pernikaha karena
beberapa alasan tertentu.
g. Group-Marriage Family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat rumah tangga bersama,
yang saling merasa menikah satu dengan lainnnya, berbagi sesuatu
termasuk seksual dan membesarkan anaknya
h. Group Network Family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan
satu sama lain dan saling menggunakan barang rumah tangga bersama,
pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
i. Foster Family Keluarga
menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara didalam waktu
sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan
untuk menyatukan kembali keluarga aslinya.
j. Homeless Family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempuyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang dekstruktif dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi
berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya
Struktur keluarga
Menurut Harnilawati (2013) struktur keluarga terdiri dari bermacammacam
diantaranya:
14
1. Patrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.
2. Matrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri.
4. Patrilokal Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
5. Keluarga Kawin Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau istri.
15
6. Kebiasaan diit dan berpakaian
7. Dekorasi rumah tangga ( tanda-tanda pengaruh budaya )
8. Porsi komunitas yang lazim bagi keluarga-komplek teritorial keluarga
( Apakah porsi tersebut semata-mata ada dalam komunitas etnis )
9. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi.
Bagaimana keluarga terlibat dalam praktik pelayanan kesehatan tradisional
atau memiliki kepercayaan tradisional yang berhubungan dengan
kesehatan.
10. Negara asal dan berapa lama keluarga tinggal di suatu wilayah.
f. Identifikasi Religius
g. Status Kelas Sosial ( Berdasarkan Pekerjaan, Pendidikan dan Pendapatan )
h. Aktifitas rekreasi keluarga
3) Lingkungan keluarga
Meliputi seluruh alam kehidupan keluarga mulai dari pertimbangan bidang-bidang
yang paling kecil seperti aspek dalam rumah sampai komunitas yang lebih luas
dimana keluarga tersebut berada.
4) Struktur keluarga
Pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan keluarga, peran di dalam keluarga.
6) fungsi keluarga
Sejauhmana keluarga memberi perhatian pada anggota keluarga satu sama lain
serta bagaimana mereka saling mendukung
7) fungsi sosialisasi
16
Identifikasi apakah keluarga beresiko tinggimendapat masalah dalam
membesarkan anak
8) fungsi reproduksi
Salah satu fungsi dasar keluarga adalah untuk menjamin kontinuitas antar-generasi
keluarga dan masyarakat yaitu menyediakan anggota baru untuk masyarakat
9) fungsi perawatan Kesehatan
Kemampuan keluarga melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit
Diagnose keperawatan
1. manajemen Kesehatan keluarga tidak efektif (D.0115)
2. deficit pengetahuan (D. 0111)
3. nyeri kronis (D.0078)
1. pengertian hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan arteri akibat peninggian tekanan
arteri akibat peninggian kardiak ouput dan peningkatan resistensi perifer.
Hipertensi dapat berbentuk primer bila penyebabnya tidak jelas atau sekunder bila
penyebabnya adalah suatu penyakit primer (Tamher & Heryanti, 2008)
Hipertensi merupakan suatu kondisi dimana aliran darah secara konsisten
memiliki tekanan yang tinggi pada dinding arteri. Diagnosis hipertensi ditegakkan
apabila tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan diastolik diatas 90 mmHg
(Lebalado, 2014) Hipertensi adalah kondisi dimana jika tekanan darah systole
140 mmHg atau lebih tinggi dan tekanan darah diastole 90 mmHg atau lebih
tinggi. Hipertensi merupakan penyakit multifaktor. Secara prinsip terjadi akibat
peningkatan curah jantung atau akibat peningkatan resistensi vascular karena efek
vasokonstriksi yang melebihi efek vasodilatasi (Syamsudin, 2011).
2. Etiologi hipertensi
17
Berdasarkan etiologinya, hipertensi dibagi menjadi hipertensi primer dan
sekunder. Lebih dari 90% kasus adalah hipertensi primer sedangkan hipertensi
primer hanya sekitar 5-8% dari seluruh penderita hipertensi. Penyebab hipertensi
primer terdiri dari faktor genetik dan lingkungan. Faktor keturunan dapat dilihat
dari riwayat penyakit kardiovaskuler dalam keluarga yang berupa sensitivitas
terhadap natrium, kepekaan terhadap stres, peningkatan reaktifitas vaskuler
(Terhadap vasokontriktor) dan resistensi insulin. Konsumsi garam (natrium)
berlebihan, stres psikis dan obesitas diyakini sebagai penyebab hipertensi yang
berasal dari lingkungan (Pudiastuti, 2011).
1. Hipertensi primer Hipertensi primer adalah suatu kondisi dimana terjadi
tekanan darah tinggi sebagai dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor
lingkungan. Seseorang yang pola makannya tidak terkontrol dan mengakibatkan
kelebihan berat badan atau obesitas, merupakan pencetus awal untuk terkena
penyakit tekanan darah tinggi. Begitu pula seseorang yang berada dalam
lingkungan atau kondisi stressor tinggi. Orang-orang yang merokok dan kurang
olahraga pun bisa mengalami tekanan darah tinggi.
2. Hipertensi sekunder Hipertensi sekunder adalah suatu kondisi dimana
terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi sebagai akibat seseorang
mengalami/menderita penyakit lainnya seperti gagal jantung, gagal ginjal atau
kerusakan system hormone tubuh
3. Klasifikasi hipertensi
Hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan etiologi yaitu dengan penyebab
yang tidak diketahui (Hipertensi esensial/primer/idiopatik) atau diketahui
(sekunder). Sebagian besar kasus hipertensi diklasifikasikan sebagai esensial,
tetapi kemungkinan penyebab yang melatar belakanginya harus selalu ditentukan
(Syamsudin, 2011).
4. Patofisiologi
Etiologi hipertensi masih belum jelas. Beberapa faktor diduga memegang
peranan dalam genesis hipertensi, faktor psikis, system syaraf, ginjal, jantung
pembuluh darah, kortikosteroid, katekolamin, angiotensin, sodium dan air.
Hipertensi tidak disebabkan oleh suatu faktor, tetapi sejumlah faktor turut
memegang peranan dan saling berkaitan dalam genesis hipertensi.
Tekanan emosi akan meningkatkan aktivasi saraf otonom dan menyebabkan
kenaikan tekanan darah akibat vasokontriksi arteriol post glomerulus.
Vasokontriksi dari pembuluh darah ginjal arteriol post glomerulus menimbulkan
retensi sodium dengan akibat kenaikan volume plasma (VP) dan volume cairan
18
ekstraseluler (VCES) dan kenaikan tekanan pengisian atrium, akhirnya volume
sekuncup meningkat. Kenaikan volume sekuncup menyebabkan vasokontriksi
pembuluh darah tepi (tahanan perifer) dan kemudian menyebabkan kenaikan
tekanan darah. Proses ini akan berlangsung terus walaupun tekanan emosi telah
hilang. Menurut beberapa peneliti, tekanan emosi dapat mempertahankan
kenaikan tekanan darah terutama pada pasien-pasien yang peka.
Pada stadium menetap telah terdapat perubahan-perubahan struktur dinding
pembuluh darah yang tidak reversibel, berupa hyperplasia, hialinisasi dan
fibronoid (misalnya pada arteriol post glomerulus). Perubahan-perubahan dinding
ini menyebabkan penyempitan lumen, diikuti dengan kenaikan friksi dan
vaskulatur renal resistan yang persisten. Pada stadium menetap menjadi tipe renal
karena telah terdapat perubahan-perubahan pada pembuluh darah ginjal. Tekanan
darah dipertahankan tinggi akibat kenaikan TPR walaupun volume sekuncup dan
volume cairan telah normal kembali (Syamsudin, 2011).
6. Pemeriksaan penunjang
1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2. Pemeriksaa retina
3. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan
jantung
4. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
5. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
6. Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal pemeriksaan
fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin
7. Foto dada dan CT Scan (Padila, 2013).
7. Komplikasi
Faktor resiko penyakit tekanan darah tinggi : (Pudiastuti, 2011).
1. Stroke Penderita stroke dapat juga disebakan oleh tekanan darah tinggi
(hypertensi) yang sering mengakibatkan munculnya perdarahan otak yang
disebabkan pecahnya pembuluh darah. Kemudian dapat juga diakibatkan oleh
thrombosis pembekuan darah pada pembuluh darah serta emboli yaitu adanya
benda asing yang terbawa aliran darah dalam pembuluh darah serta bisa
menyumbat bagian distal pembuluh (Abib, 2009).
19
2. Gagal jantung Gagal jantung adalah kondisi patofisiologi dimana kelainan
fungsi jantung menyebabkan jantung tidak dapat memompa dengan kecepatan
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan atau dimana
jantung hanya bisa melakukannya dengan volume diastolik yang sangat tinggi.
Gagal jantung bisa terjadi pada penyakit jantung bawaan atau valvular dimana
otot jantung rusak akibat beban hemodinamik jangka panjang yang berlebihan
karena kelainan valvular atau cacat jantung (Syamsudin, 2011).
3. Gagal ginjal Gagal ginjal merupakan suatu kondisi medis dimana ginjal tidak
bisa menyaring toksin dan produk-produk limbah secara adekuat dari dalam
darah. Ada dua bentuk gagal ginjal yaitu cidera akut dan penyakit ginjal kronis.
Sejumlah penyakit atau masalah kesehatan lainnya dapat menyebabkan salah satu
bentuk gagal ginjal diatas. Masalah-masalah yang sering ditemukan karena
malfungsi ginjal adalah gangguan keseimbangan cairan, asam basa, kadar
potasim, kalsium dan fosfat serta dapat menyebabkan anemia bila terjadi dalam
jangka panjang. Hematuria dan proteinuria bisa terjadi sesuai penyebab gagal
ginjal (Syamsudin, 2011). Penyakit ginjal biasanya akibat tekanan darah tinggi
yang tidak dirawat, penyakit ginjal terjadi saat kerusakan pembuluh darah dalam
ginjal menyebabkan menurunnya kemampuan untuk mengeluarkan garam dan air,
yang pada gilirannya menyebabkan rendahnya kadar rennin plasma (protein yang
dihasilkan oleh ginjal yang mengatur cairan tubuh) dan cairan tertahan. Cairan
yang tertahan itu meningkatkan tekanan darah yang menyebabkan efek bola salju
kerusakan lain pada ginjal (Divine, 2012).
4. Kebutaan Hipertensi dapat merusak pembuluh darah ke otak, retinopati juga
dapat merusak pembuluh darah ke retina mengakibatkan perubahan pengalihatan
atau kebutaan. Sering kerusakan ini tidak diketahui sehingga menjadi permanen
(Divine, 2012).
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas
dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Prinsip
pengolaan penyakit hipertensi meliputi : (Padila, 2013).
1. Terapi tanpa obat Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk
hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat.
Terapi tanpa obat meliputi :
a. Diet Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
1) Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
2) Diet rendah kolestrol dan rendah asam lemak jenuh
3) Penurunan berat badan
4) Menghentikan merokok
5) Diet tinggi kalium
b. Latihan fisik Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah yang
dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olahraga yang mempunyai empat
prinsip yaitu :
1) Macam olahraga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, joging, bersepeda,
berenang dan lain-lain.
20
2) Intensitas olahraga yang baik antara 60-80% dari kapasitas aerobic atau 72-
87% dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
3) Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit berada dalam zona latihan. 4)
Frekuensi latihan sebaiknya 3 kali perminggu dan paling baik 5 kali perminggu.
c. Edukasi psikologis Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi
meliputi:
1) Teknik biofeedback Biofeedback adalah suatu teknik yang dipakai untuk
menunjukkan pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar
oleh subyek dianggap normal. Penerapan biofeedback terutama di pakai untuk
mengatasi gangguan somatic seperti nyeri kepala dan migraine. Juga untuk
gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketergantungan.
2) Teknik relaksasi Relaksasi adalah suatu prosedur atau teknik yang bertujuan
untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita
untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks.
d. Pendidikan kesehatan Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan
pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga
pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
1) Terapi dengan obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi
juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup
penderita. Dokter ahli hipertensi (Joint National Commitle on Detection
Evaluasion and Treatment of High Blood Pressure, USA, 1998 ) menyimpulkan
bahwa obat diuretika, penyengat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE
dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan keadaan
penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.
9. Perawatan hipertensi
Perawatan dalam hipertensi diantaranya adalah ketaatan dalam pengobatan
meliputi perlakukan khusus mengenai gaya hidup seperti diet, istirahat dan
olahraga serta konsumsi obat termasuk didalamnya jenis obat yang dikonsumsi,
berapa lama obat harus dikonsumsi, kapan waktu dan jadwal minum, kapan harus
dihentikan dan kapan harus berkunjung untuk melakukan kontrol tekanan darah
( Lany, 2001 dalam Padila, 2013).
1. Mengurangi kelebihan berat badan Penderita hipertensi yang kelebihan berat
badan dianjurkan untuk menurunkan bobotnya sampai batas ideal dengan cara
membatasi makan dan mengurangi makanan berlemak (Margareth, 2012).
2. Tidak minum alkohol Alkohol bisa memberikan kontribusi terhadap kejadian
hipertensi. Alkohol bisa mengurangi kemampuan pompa jantung dan kadang-
kadang membuat pengobatan hipertensi kurang efektif (Padila, 2013).
3. Olahraga secara teratur Latihan aerobik secara teratur tiga sampai empat kali
seminggu dengan lama 30-45 menit bisa membantu mengurangi resiko hipertensi
dan penyakit kardiovaskuler (Khodijah, 2008)
4. Membatasi asupan natrium yang tinggi Membatasi asupan garam, kalsium dan
magnesium. Natrium dapat meningkatkan tekanan darah (Pudiastuti, 2011).
21
5. Berhenti merokok Merokok merupakan salah satu kebisaan hidup yang dapat
mempengaruhi tekanan darah. Rokok yang dihisap dapat mengkibatkan
peningkatan tekana darah. Hal tersebut dikarenakan, rokok akan mengakibatakan
vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan pembuluh di ginjal sehingga terjadi
peningkatan tekanan darah (Lasio, 2004).
6. Mengurangi lemak Seorang penderita tekanan darah tinggi dengan kadar lemak
yang banyak mungkin memerlukan modifikasi diet atau terapi obat untuk
menormalkannya (Soegih, 2009).
Penatalaksanaan hipertensi seperti kepatuhan diet, memodifikasi lingkungan
dan sebagainya merupakan hal penting yang dapat mengontrol hipertensi pada
pasien. Dalam melaksanakan pengobatan hipertensi ini, dukungan dan motivasi
kepada pasien penting dilakukan oleh keluarga, kerena kelurga memberikan
pengaruh yang penting dalam mempercepat kesembuhan pasien. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan pasien beserta keluarga adalah dengan melakukan upaya
serta penanganan non farmakoogi seperti pemberian jus mentimun.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Zauhani & Zainal, pemberian jus timun
kepada 20 lansia dengan hipertensi terbukti dapat menurunkan tekanan darah
lansia hingga 4,4 mmHg (sistolik) dan 2,5 mmHg (diastolik). Hal tersebut
didukung pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Ryan Adrian (2006)
menyebutkan bahwa pemberian 200cc jus timun dapat menurunkan tekanan darah
hingga 8 mmHg.
Manfaat baik yang dapat dihasilkan dari konsumsi jus mentimun secara rutin
dapat mendukung kontrol tekanan darah pada hipertensi, namun hal tersebut
dirasa kurang efektif apabila keluarga kurang memahami cara pembuatan jus
mentimun. Berdasarkan hal tersebut maka Penulis melakukan penyuluhan serta
demonstrasi mengenai manfaat dan cara membuat jus mentimun guna
meningkatkan pengetahuan serta keterampilan keluarga tentang cara merawat
pasien dengan hipertensi sebagai sarana untuk menurunkan tekanan darah
penderita hipertensi tersebut.
A. Pengkajian
1. Identitas kepala keluarga
Nama : Tn. M
Umur : 68 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Pensiunan TNI
22
Alamat : Jl parit masigi no 52
Suku / bangsa : Jawa / WNI
Jumlah anggota keluarga : 5
3. Genogram
4. Tipe keluarga
23
Keluarga Tn. M termasuk dalam tipe keluarga extended family yang terdiri dari suami, istri,
anak, kakek dan nenek yaitu Tn. M dan Ny. L
24
penyakit beli obat di
menular apotek jika
tidak sembuh
lalu periksa
4 A 41 50 Keadaan Lengkap Tidak ada Bila sakit
kg fisik sehat Riwayat istirahat dan
penyakit beli obat di
menular apotek jika
tidak sembuh
lalu periksa
5 F 16 45 Keadaan Lengkap Tidak ada Bila sakit
kg fisik sehat Riwayat istirahat dan
penyakit beli obat di
menular apotek jika
tidak sembuh
lalu periksa
7. Pengkajian lingkungan
a. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Hubungan antara tetangga dan komunitas RW saling membantu, bila ada kegiatan dikerjakan
Bersama dengan gotong royong
25
- Tn. J
Formal : sebagai menantu, suami dan ayah yang harus berbakti dan mengayomi anaknya
Informal : sebagai anggota RT ditempat Tn. J inggal
- Ny. A
Formal : sebagai anak, istri, dan ibu yang berbakti dan menjalankan peran sebagai seorang
ibu
Informal : sebagai anggota ibu PKK dan anggota pengajian desa
- Nn. F
Formal : sebagai anak dan cucu yang harus berbakti
Informal : sebagai anggota karang taruna dan pelajar
4. Nilai dan norma keluarga
Keluarga mengatakan nilai dan norma yang dianut berdasarkan agama islam dan dari
masyarakat lingkungan mereka tinggal, keluarga menerima sakit yang diderita Ny. L dan
memandang bahwa hidup sudah ada yang mengatur
e. Fungsi keluarga
1. Fungsi efektif
Hubungan antar keluarga sangat baik, selalu mendukung, apabila ada salah satu keluarga
yang sakit maka anggota keluarga yang lain akan merawat lalu memeriksakan ke pelayanan
kesehatan
2. Fungsi sosial
Setiap hari keluarga selalu berkumpul dirumah untuk berinteraksi, hubungan yang terjalin
dalam keluarga sangat baik dan selalu menaati norma yang berlaku
3. Fungsi perawatan keluarga
- Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit
Keluarga Ny. L mengatakan mengetahui sedikit tentang hipertensi, seperti hipertensi adalah
tekanan darah tinggi tetapi belum mengetahui jelas tentang pengertian, penyebab, tanda
gejala, pencegahan dan diit hipertensi
- Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang
tepat
Keluarga Ny. L selalu memerksakan keluarganya yang sakit di pelayanan kesehatan saat
dirawat sendiri tidak kunjung sembuh dan sudah mengganggu aktivitas
- Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Menurut Ny. L keluarganya peduli dan perhatian pada kesehatannta, selalu merawat,
mengingaktkan agar tidak kelelahan dalam beraktivitas tetapi keluarga tidak bisa mengantar
Ny. L control rutin dikarenakan anak dan menantunya bekerja
- Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat
Keluarga Ny. L memeriksakan anggotanya yang sakit di pelayanan kesehatan yang
menggunakan BPJS
4. Fungsi reproduksi
Ny. L memiliki anak 1 perempuan dengan lahir normal
5. Fungsi ekonomi
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan dengan cukup, Tn. M mendapatkan penghasilan dari
pensiunan dan diabntu anak juga menantunya untuk menuhi
kebutuhan sehari-hari
f. Sress dan koping keluarga
1. Stressor jangka pendek dan jangka Panjang
26
- Pendek : Ny. L mengatakan dirinya menderita hipertensi, takut untuk
ke puskesmas karena ada COVID-19, tidak adanya posyandu lansia
sejak adanya pandemic sehingga tidak bisa memeriksakan kesehatan
dirinya
- Panjang : Ny. L mengatakan terkena hipertensi sejak 2 tahun lalu,
berharap berumur Panjang karena takut akan kematian
2. Kemampuan keluarga dalam merespon terhadap situasi dan stressor
Keluarga Ny. L merawat keluarga yang sakit dan jika tidak kunjung sembuh akan
memeriksakan di pelayanan kesehatan
3. Strategi koping yang digunakan
Anggota keluarga Ny. L selalu mendiskusikan dan bermusyawarah untuk menyelesaikan
masalah
4. Staratregi adaptasi fungsional
Jika ada masalah yang dihadapi oleh anggota keluarga Ny. L maka akan disampaikan dan
dibicarakan dengan anggota keluarga lain
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksa Tn. M Ny. L Tn. J Ny. A Nn. F
an fisik
Kepala Kulit Kulit Kulit Kulit Kulit
kepala kepala kepala kepala kepala
bersih,tida bersih,tidak bersih,tida bersih,tida bersih,tida
k ada ada k ada k ada k ada
benjolan, benjolan, benjolan, benjolan, benjolan,
rambut rambut rambut rambut rambut
bersih, bersih, bersih, bersih, bersih,
tampak tampak tampak tampak tampak
beruban beruban hitam hitam hitam
Mata Konjungtiv Konjungtiv Konjungtiv Konjungtiv Konjungtiv
a, an- a, an- a, an- a, an- a, an-
anemis, anemis, anemis, anemis, anemis,
sklera sklera sklera sklera sklera
anicteric anicteric, anicteric anicteric anicteric
mata
cekung
Hidung Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesara pembesaran pembesara pembesara pembesara
n sinus, sinus, n sinus, n sinus, n sinus,
hidung hidung hidung hidung hidung
tampak tampak tampak tampak tampak
bersih, dan bersih, dan bersih, dan bersih, dan bersih, dan
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
cairan cairan yang cairan cairan cairan
27
yang keluar dari yang yang yang
keluar dari hidung keluar dari keluar dari keluar dari
hidung hidung hidung hidung
Mulut Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa
bibir bibir bibir bibir bibir
lembab, lembab, lembab, lembab, lembab,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
sariawan, sariawan, sariawan, sariawan, sariawan,
gigi tidak menggunak gigi gigi gigi
lengkap an gigi lengkap lengkap lengkap
palsu
Telinga Telinga Telinga Telinga Telinga Telinga
simetris, simetris, simetris, simetris, simetris,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
serumen serumen serumen serumen serumen
tampak tampak tampak tampak tampak
bersih, bersih, bersih, bersih, bersih,
pendengar pendengara pendengar pendengar pendengar
an baik n baik an baik an baik an baik
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesara pembesaran pembesara pembesara pembesara
n kelenjar kelenjar n kelenjar n kelenjar n kelenjar
tiroid tiroid tiroid tiroid tiroid
Dada Dada Dada Dada Dada Dada
simetris, simetris, simetris, simetris, simetris,
suara paru suara paru suara paru suara paru suara paru
vesikuler, vesikuler, vesikuler, vesikuler, vesikuler,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
nyeri nyeri tekan, nyeri nyeri nyeri
tekan, suara tekan, tekan, tekan,
suara jantung suara suara suara
jantung lupdup, jantung jantung jantung
lupdup, tidak ada lupdup, lupdup, lupdup,
tidak ada suara tidak ada tidak ada tidak ada
suara tambahan suara suara suara
tambahan tambahan tambahan tambahan
Abdomen Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
benjolan benjolan benjolan benjolan benjolan
diperut, diperut, diperut, diperut, diperut,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
nyeri nyeri perut, nyeri nyeri nyeri
perut, tidak tidak ada perut, tidak perut, tidak perut, tidak
ada lesi, lesi, bising ada lesi, ada lesi, ada lesi,
bising usus usus 10 bising usus bising usus bising usus
28
10 x/menit x/menit 10 x/menit 10 x/menit 10 x/menit
Ekstremita Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
s atas kesulitan kesulitan kesulitan kesulitan kesulitan
bergerak, bergerak, bergerak, bergerak, bergerak,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
edema, edema, edema, edema, edema,
kekuatan kekuatan kekuatan kekuatan kekuatan
otot 5 otot 5 otot 5 otot 5 otot 5
Ekstremita Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
s bawah kesulitan kesulitan kesulitan kesulitan kesulitan
bergerak, bergerak, bergerak, bergerak, bergerak,
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
edema, edema, edema, edema, edema,
kekuatan kekuatan kekuatan kekuatan kekuatan
otot 5 otot 5 otot 5 otot 5 otot 5
TTV TD : TD : TD : TD : TD :
(tanda- 120/80 180/100 120/70 110/70 100/70
tanda mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg
vital) N : 88 N : 80 N : 90 N : 80 N : 85
x/menit x/menit x/menit x/menit x/menit
R : 22 R : 20 R : 20 R : 21 R : 20
x/menit x/menit x/menit x/menit x/menit
S : 36,5℃ S : 36,4℃ S : 36,5℃ S : 36,3℃ S : 36,3℃
Kesimpula Tn. M Ny. L ada Tn. J tidak Ny. A Nn. F tidak
n tidak ada masalah : ada tidak ada ada
masalah hipertensi masalah masalah masalah
kesehatan kesehatan kesehatan kesehatan
h. Harapan keluarga
Harapan yang diinginkan keluarga Ny. L agar penyakitnya tidak semakin parah dan diberi
umur yang Panjang karena takut akan kematian, juga berharap pada petugas kesehatan dapat
membantu masalah kesehatan yang dialami Ny. L
B. Diagnosa Keperawatan
No Data Etologi Masalah
1 Ds : Kompleksitas Manajemen
-Ny. L mengatakan tidak memahami program kesehatan keluarga
masalah kesehatan yang diderita perawatan / tidak efektif
-Ny. L mengatakan mengikuti
29
posyandu lansia namun semenjak pengobatan (D.0115)
pandemic kegiatan itu dihentikan
sehingga Ny. L tidak bisa
memeriksakan kesehatan dirinya
-Ny. L mengungkapkan kesulitan
untuk menjalankan program
perawatan tidak rutin kontrol karena
anak dan menantunya bekerja
sehingga tidak bisa mengantar
Do :
-Ny. L tidak meneruskan terapi obat
sejak pandemic, tidak menjaga
aktivitasnya seperti tidak olahraga
Do:
-keluarga Ny. L tampak menunjukan
presepsi yang kurang tepat terhadap
masalah
-keluarga tampak bingung saat
diberi pertanyaan tentang penyakit
hipertensi
3 Ds : Tekanan emosional Nyeri kronis
-Ny. L mengatakan kepala sering (D.0078)
pusing, nyeri kepala dan leher
setelah beraktivitas
-Ny. L mengatakan takut
penyakitnya semakin parah
-Ny. L mengatakan takut akan
kematian
Do:
-Ny. L tampak meringis kesakitan
30
-Ny. L tampak lemah dan gelisah
-TD : 180/100 mmHG N :
80x/menit
- S : 36,4℃ RR : 20 x/menit
P : aktivitas berlebihan
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : kepala bagian belakang dan leher
S : skala nyeri 5
T : setelah beraktivitas
C. DAFTAR MASALAH
N Diagnosa keperawatan Masalah teratasi Paraf
O
Ditemukan | teratasi
1. Manajemen 24 -02-2021
kesehatan keluarga
tidak efektif b.d
kompleksitas
program perawatan/
pengobatan
( D.0015 )
2. Deficit pengetahuan 24-2-2021
dengan hipertensi
b.d kurang terpapar
informasi (D.0111)
3. Nyeri kronis b.d 24-2-2021
tekanan emosional
(D.0078)
D. RENCANA KEPERAWATAN
31
Tujuan dan intervensi keperawatan
32
2021 berhubungan dengan keperawatan Observasi: 1. keluarga
kurang terpapar dalam 3x2jam Identifikasi menerima
informasi ( D.0111,) diharapkan tingkat kesiapan dan informasi
pengetahuan kemampuan tentang
keluarga menerima hipertensi akan
meningkat dengan informasi meningkatkan
kriteria hasil: - Terapeutik: 1. pengetahuan
Kemampuan Sediakan materi keluarga lebih
menjelaskan suatu dan media baik 2.
topik (penyakit Pendidikan Menyediakan
hipertensi) kesehatan materi untuk
meningkat - tentang penyakit memperjelas dan
Pertanyaan tentang hipertensi 2. mempermudah
masalah yang Jadwalkan keluarga
dihadapi (penyakit Pendidikan memahami
hipertensi) kesehatan sesuai tentang
menurun - Persepsi kesepakatan 3. hipertensi 3.
yang keliru Berikan Menjadwalkan
terhadap masalah kesempatan waktu
menurun (SLKI, untuk bertanya pendidikan
L.12111, Hal.146) Edukasi: 1. kesehatan agar
Jelaskan materi keluarga merasa
tentang penyakit nyaman 4.
hipertensi (SIKI,Memberi
I.12383, Hal.65) kesempatan
bertanya pada
keluarga tentang
hipertensi akan
meningkatkan
pemahaman
keluarga 5.
Pemberian
edukasi yang
lebih awal akan
memberikan
keluarga
mendapatkan
tambahan
pengetahuan
juga peningkatan
dalam
pemahaman
penyakit
hipertensi dan
perawatan pada
pasien hipertensi
Rabu/ 24 Nyeri kronis Setelah dilakukan Manajemen 1. Mengetahui
Februari berhubungan dengan tindakan Nyeri Observasi: pengkajian nyeri
2021 tekanan emosional (, keperawatan 1. Identifikasi pada pasien dan
D.0078,) dalam 3x2jam lokasi, untuk
33
diharapkan tingkat karakteristik, mengidentifikasi
nyeri menurun durasi, penyebab nyeri
dengan kriteria frekuensi, dapat
hasil: - Keluhan kualitas, meningkatkan
nyeri menurun - intensitas dan manajemen
Meringis menurun skala nyeri 2. nyeri menjadi
- Perasaan tertekan Identifikasi lebih baik 2.
menurun - faktor yang Pemberian terapi
Tekanan darah memperberat nafas dalam
membaik - dan dapat digunakan
Frekuensi nadi memperingan untuk
membaik (SLKI, nyeri merelaksasikan
L.08066, Hal.145) Terapeutik: 1. pasien sehingga
Berikan terapi merasa lebih
non nyaman 3.
farmakologis Penjelasan yang
(terapi nafas efektif akan
dalam) Edukasi: memberikan
1. Jelaskan pasien
penyebab, pengetahuan
periode, dan tentang
pemicu rasa penyebab dari
nyeri nyeri yang
Kolaborasi: 1. diderita 4.
Kolaborasikan Kolaborasi
dengan dokter dengan dokter
pemberian untuk pemberian
analgetik (SIKI, analgetik yang
I.08238, berguna untuk
Hal.201) meringankan
rasa nyeri
34
ngobatan program kontrak waktu mengatakan
(,D.0115,) pengobatan ingin
4.
3. Dengarkan Menjelaskan mematuhi
masalah, protocol pengobatan
perasaan, dan COVID-19 hipertensi O:
pertanyaan
5. - Keluarga dan
keluarga
Mengidentifik Ny.L tampak
4. Libatkan asi respon menyediakan
keluarga makanan
emosional
untuk belum sesuai
keluarga dan
mendukung diit hipertensi
Ny.L
program
- Keluarga dan
pengobatan terhadap
Ny.L tampak
yang dijalani kondisi saat
kooperatif
ini
program
A:
harus 6.
Menanyakan -Masalah
kemajuan
kepatuhan keperawatan
7. Anjurkan Ny.L belum teratasi
pasien dan P:
menjalani
keluarga
pengobatan - Informasikan
konsultasi di
program
pelayanan 7.
pengobatan
kesehatan Mendengarka
yang harus
terdekat n masalah,
dijalani Ny.L
perasaan, dan
- Informasikan
pertanyaan
kemajuan
keluarga Ny.L kesehatan
Ny.L secara
8. Libatkan berkala
anak Ny.L
untuk - Anjurkan
keluarga dan
mendukung Ny.L untuk
program konsultasi
pengobatan rutin di
yang dijalani pelayanan
Ny.L kesehatan
terdekat
9.
Menyarankan
Ny.L
mengkonsumsi
buah dan
35
sayur
10.
Menyarankan
keluarga
menyajikan
diet hipertensi
rendah
garam
11.
Memotivasi
keluarga dan
Ny.L
dalam
melakukan
intervensi
yang
diajarkan
Defisit
tentang
berhubungan
1. Identifikasi S:
kurang
kesiapan dan
informasi - Keluarga
kemampuan
(SDKI, 1. Ny.L
menerima
D.0111, Hal. Menanyakan mengatakan
informasi
246) kesiapan hanya
2. Sediakan
dan mengetahui
materi dan
kemampuan hipertensi
media
menerima adalah
Pendidikan
informasi tekanan darah
kesehatan
keluarga dan tinggi dan
tentang
Ny.L belum
penyakit
36
hipertensi 2. mengetahui
Menanyakan lebih jelas
3. Jadwalkan
pada keluarga tentang
Pendidikan
Ny.L mau atau penyebab,
kesehatan
tidak tanda gejala,
sesuai
diberikan pencegahan
kesepakatan
Pendidikan dan diet
4. Berikan kesehatan hipertensi
kesempatan
dengan terkait - Keluarga
untuk
hari Ny.L
bertanya
melakukan mengatakan
5. Jelaskan kesehatan mau untuk
materi tentang tentang menerima
penyakit hipertensi informasi
hipertensi sesuai kesehatan
kesepakatan
O:
untuk
- Keluarga
keluarga dan
Ny.L tampak
Ny.L
antusias dan
4. Berikan
kooperatif
kesempatan
keluarga dan - Keluarga
Ny.L untuk Ny.L tampak
bingung saat
bertanya
diberikan
3. Kompromi
pertanyaan
keluarga
tentang
untuk
hipertensi A:
Pendidikan
- Masalah
keperawatan
belum teratasi
P:
Nyeri
- Sediakan
berhubungan
materi dan
tekanan
media
(SDKI, 1. Identifikasi Pendidikan
D.0078, lokasi, kesehatan
Hal. 174) karakteristik,
durasi, S:
frekuensi,
kualitas, 1. -Ny.L
intensitas dan Menanyakan mengatakan
37
skala nyeri karakteristik, sering terasa
pusing, nyeri
2. Identifikasi lokasi,
pada kepala
faktor yang
pada Ny.L dan leher saat
memperberat
aktivitas
dan 2. berlebih
memperingan Menanyakan
nyeri faktor yang O:
3. Berikan memperberat -TD:
terapi non dan 180/100mmHg,
farmakologis memperingan N: 80x/menit,
(terapi nafas nyeri pada S: 36,4 oC,
dalam) Ny.L RR: 20x/menit
4. Jelaskan 3. Mengukur P : aktivitas
penyebab, tekanan darah berlebihan
periode, dan dan tanda
Q : seperti
pemicu rasa vital Ny.L
ditusuk-tusuk
nyeri
4.
R : kepala
5. Menyarankan
bagian
Kolaborasikan Ny.L untuk
belakang dan
dengan dokter istirahat tepat
leher S:5
pemberian pada
analgetik waktunya T : setelah
beraktivitas
5.
Memberikan -Ny.L tampak
kesempatan meringis
Ny.L dan kesakitan
keluarga
-Ny.L tampak
untuk
lemah dan
bertanya
pucat
6.
A:
Menanyakan
pada Ny.L - Masalah
tentang keperawatan
kemauan belum teratasi
untuk
diajarkan P:
terapi - Berikan
relaksasi nafas teknik non
dalam farmakologis
7. Kompromi (terapi nafas
waktu untuk dalam) dan
mengajarkan jelaskan
terapi
38
relaksasi nafas penyebab,
dalam periode,
pemicu rasa
nyeri pada
Ny.L
Kamis, 25 Manajemen 1. Identifikasi 1. S:
Februari 2021 kesehatan respon Menerapkan
- Keluarga
Jam 09.10 keluarga tidak emosional protocol
Ny.L
efektif terhadap
kesehatan mengatakan
berhubungan kondisi saat
mendukung
dengan ini 2.
kompleksitas Mengucapkan program
2. Identifikasi
program salam pengobatan
kepatuhan
perawatan/pe hipertensi
menjalankan 3. Melakukan
ngobatan Ny.L
program kontrak
(SDKI,
pengobatan - Ny.L
D.0115, waktu
mengatakan
3. Dengarkan
Hal. 254) 4. Libatkan sudah
masalah,
anak Ny.L mengkonsumsi
perasaan, dan
apel dan sayur
pertanyaan untuk bayam pada
keluarga mendukung sarapan jam
4. Libatkan program
pengobatan 06.30 wib
keluarga
untuk yang dijalani
- Keluarga
mendukung Ny.L
Ny.L
program 5. mengatakan
pengobatan memberikan belum
yang dijalani program
menerapkan
5. pengobatan
masakan
Informasikan yang harus
dengan rendah
program dijalani Ny.L
garam O:
pengobatan dengan
yang harus di mengurangi - Keluarga
jalani garam dan Ny.L tampak
lemak dalam kooperatif saat
masakan diajak
berdiskusi
tentang
program
pengobatan
hipertensi
- Keluarga
Ny.L tampak
bertanya
39
tentang
fasilitas
kesehatan
pada peneliti
- TD Ny.L :
170/80mmHg
A:
- Masalah
keperawatan
teratasi
sebagian
P:
- Informasikan
kemajuan
kesehatan
Ny.L secara
berkala dan
diskusikan
tentang
program
pengobatan
Ny.L dengan
keluarga
40
3. Jadwalkan dan Ny.L yang
Pendidikan tentang
diberikan
kesehatan hipertensi
sesuai - Keluarga
sesuai
kesepakatan Ny.L
kesepakatan
mengatakan
4. Berikan
3. Jelaskan senang
kesempatan
materi tentang
untuk saat diberikan
bertanya penyakit penjelasan
hipertensi mengenai
5. Jelaskan
pada
materi tentang penyakitnya
penyakit keluarga dan O:
hipertensi Ny.L
- Keluarga
4. Berikan tampak
kesempatan kooperatif saat
untuk diberikan
informasi
bertanya pada
kesehatan
keluarga dan
- Keluarga
Ny.L
dapat
5. Meminta menjelaskan
keluarga Ny.L kembali
tentang
menjelaskan pengertian,
ulang materi penyebab,
tentang pencegahan,
hipertensi tanda gejala
yang dan diet
diberikan hipertensi
- Keluarga dan
Nyeri Kronis
1. Identifikasi Ny.L tampak
berhubungan
lokasi, senang A:
dengan
tekanan karakteristik, - Masalah
emosional durasi, 1. Mengukur keperawatan
frekuensi, tanda-tanda teratasi P:
kualitas,
vital Ny.L - Hentikan
intensitas dan
skala nyeri 2. intervensi
Menanyakan
2. Identifikasi
kesiapan
faktor yang
memperberat Ny.L untuk
dan diajarkan S:
memperingan terapi
41
nyeri relaksasi nafas -Ny.L
dalam mengatakan
3. Berikan
mau untuk
terapi non 3.
diajarkan
farmakologis Mengajarkan
terapi nafas
(terapi nafas teknik
dalam
dalam) relaksasi nafas
dalam pada -Ny.L
4. Jelaskan
Ny.L mengatakan
penyebab,
mengerti
periode, dan 4.
tentang
pemicu rasa Menjelaskan
penjelasan
nyeri penyebab,
nyeri yang
periode,
5. diberikan
pemicu rasa
Kolaborasikan
nyeri -Ny.L
dengan dokter
mengatakan
pemberian 5. Berikan
kepalanya
analgetik kesempatan
masih sakit
Ny.L dan
keluarga -Ny.L
untuk mengatakan
bertanya akan
melakukan
6. Pemberian
nafas dalam
analgetik jika
saat nyeri
perlu
berlangsung
O:
-TD:
170/80mmHg,
N: 80x/menit,
S:36,5 oC, RR:
20x/menit,
Skala nyeri: 4
-Ny.L tampak
kooperatif dan
dapat
mengulangi
dan
menerapkan
teknik
relaksasi nafas
dalam
A:
-Masalah
42
keperawatan
teratasi
Sebagian
P:
-Kaji ulang
pelaksanaan
teknik
relaksasi nafas
dalam saat
nyeri
Jumat, 26 Manajemen 1. Identifikasi 1. S:
Februari 2021 kesehatan respon Menerapkan
- Keluarga dan
Jam 08.40 keluarga tidak emosional protokol
Ny.L
efektif terhadap
kesehatan mengatakan
berhubungan kondisi saat
dengan ini 2. ingin
kompleksitas Mengucapkan menjalankan
2. Identifikasi
program salam pengobatan
kepatuhan
perawatan/pe
menjalankan 3. Melakukan berupa
ngobatan
program kontrak waktu program diet
(SDKI, ,
pengobatan hipertensi
D.0115Hal. 4. Libatkan
3. Dengarkan anak Ny.L - Keluarga
254)
masalah, untuk mengatakan
perasaan, dan sudah
pertanyaan mendukung
menyediakan
keluarga program
makanan
pengobatan rendah
4. Libatkan
keluarga yang dijalani
garam dan
untuk Ny.L
lemak untuk
mendukung Ny.L
program
pengobatan - Ny.L
yang dijalani mengatakan
sudah
mengkonsumsi
semangka dan
sayur
sop untuk
sarapan jam
06.30 wib
O: - Ny.L
tampak
43
memakan
buah
semangka dan
mulai
menjalankan
program diet
hipertensi
- Keluarga
Ny.L tampak
kooperatif dan
mendukung
perawatan
Ny.L
A:
- Masalah
keperawatan
teratasi
P:
-Hentikan
Intervensi
1. Sediakan
materi dan
Defisit 1. Identifikasi S:
media
Pengetahuan kesiapan dan
tentang kemampuan Pendidikan - Keluarga
intervensi menerima kesehatan Ny.L
berhubungan informasi mengatakan
tentang mampu
dengan
2. Sediakan penyakit
kurang memahami
materi dan hipertensi
terpapar penjelasan
media
informasi 2. Melakukan yang
Pendidikan
Pendidikan
kesehatan diberikan
kesehatan
tentang
pada keluarga - Keluarga
penyakit
dan Ny.L Ny.L
hipertensi
tentang mengatakan
3. Jadwalkan hipertensi senang
Pendidikan
sesuai saat diberikan
kesehatan
kesepakatan penjelasan
sesuai
kesepakatan 3. Jelaskan mengenai
materi tentang
4. Berikan
44
kesempatan penyakit penyakitnya
untuk hipertensi
O:- Keluarga
bertanya pada
tampak
5. Jelaskan keluarga dan kooperatif saat
materi tentang Ny.L diberikan
penyakit informasi
4. Berikan
hipertensi kesehatan
kesempatan
untuk - Keluarga
dapat
bertanya pada
menjelaskan
keluarga dan
kembali
Ny.L tentang
pengertian,
5. Meminta penyebab,
keluarga Ny.L pencegahan,
menjelaskan tanda gejala
ulang materi dan diet
tentang hipertensi
hipertensi - Keluarga dan
yang Ny.L tampak
diberikan senang
A: - Masalah
keperawatan
teratasi
P:- Hentikan
intervensi
45
1. Identifikasi
lokasi,
Nyeri Kronis
karakteristik,
Berhubungan
durasi,
dengan
frekuensi,
tekanan 1. Mengukur
kualitas,
emosional tanda-tanda
intensitas dan
skala nyeri vital Ny.L
S:
2. Identifikasi 2.
faktor yang -Ny.L
Menanyakan
memperberat mengatakan
ulang pada
dan saat nyeri ia
memperingan Ny.L terkait langsung
nyeri teknik melakukan
teknik
3. Berikan relaksasi nafas
relaksasi nafas
terapi non dalam
dalam,
farmakologis 3. Meminta nyerinya
(terapi nafas Ny.L sedikit
dalam) melakukan berkurang dan
4. Jelaskan teknik lebih merasa
penyebab, relaksasi nafas tenang, dari
periode, dan skala 4
dalam sendiri menjadi 2 dan
pemicu rasa
nyeri 4. sudah tidak
Menganjurka terlalu merasa
5. n Keluarga tertekan
Kolaborasikan memikirkan
dengan dokter mendampingi penyakitnya
pemberian Ny.L untuk serta kematian
analgetik kontrol rutin
di Puskesmas O:
- TD:
150/80mmHg,
N: 80x/menit,
S:36,5 oC, RR:
20x/menit,
Skala nyeri: 2
-Ny.L tampak
segar dan bisa
melakukan
relaksasi nafas
dalam sendiri
46
dengan benar
A:
-Masalah
keperawatan
teratasi
Sebagian
P:
-Diskusikan
dengan
perawat
puskesmas
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena
adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu
dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing, dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya, 1978 dalam Andarmoyo, 2012).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
Saran
Makalah ini masih banyak kekurangan nya,maka diharapkan saran dan kritik dari
pembaca
DAFTAR PUSTAKA
Divine, J.G. 2012. Tekanan Darah Tinggi Panduan Untuk Mengatur Olahraga dan
Medikasi Mengobati Hipertensi. Yogyakarta: PT Citra Aji Prama
Syamsuddin. 2011. Buku Ajar Farmakologi Kardiovaskular dan Renal. Jakarta:
Salemba Medika
47
M. Isra. K. H. Bisnu, 2017. Hubungan dukungan keluarga dengan derajat hipertensi
pada pasien hipertensi di puskesmas ranomuut kota manado.
Muhlisin, A. 2012. Keperawatan Keluarga. Jakarta: Gosyen Publishing
48