Anda di halaman 1dari 8

Lex Privatum Vol. V/No.

4/Jun/2017

KEPASTIAN HUKUM PERALIHAN HAK ATAS dan berkembang biak, tempat manusia
TANAH MELALUI JUAL BELI BERDASARKAN PP dimakamkan sehingga selalu ada hubungan
NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG antara manusia dan tanah dan antara
PENDAFTARAN TANAH1 masyarakat dan tanah. Kehidupan manusia
Oleh : Giovanni Rondonuwu2 tidak dapat dipisahkan dengan tanah.
J. Andy Hartono, mengatakan :1
ABSTRAK Ketergantungan manusia tidak hanya
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah dengan tanah, tetapi juga dengan air,
untuk mengetahui bagaimana prosedur karena air merupakan kebutuhan pokok
peralihan hak atas tanah melalui jual beli manusia yang harus terpenuhi dalam
menurut PP No. 24 Tahun 1997 tentang kehidupan sehari-sehari. Oleh karena itulah
Pendaftaran Tanah dan bagaimana kepastian kemudian terdapat konsep manusia, tanah
hukum peralihan hak atas tanah melalui jual dan air yang tidak terpisahkan antara satu
beli menurut PP Nomor 24 Tahun 1997 dengan yang lainnya. Dari ketiga konsep
tentang Pendaftaran Tanah. Dengan tersebut kemudian muncul istilah ‘tanah
menggunakan metode penelitian yuridis air’ yang dikaitkan dengan kehidupan
normatif, disimpulkan: 1. Prosedur peralihan komunal umat maunsia sebagai suatu
hak atas tanah melalui jual beli berdasarkan PP bangsa, di mana ‘tanah air’ harus
No. 24 Tahun 1997 harus memenuhi syarat dipertahankan dari siapapun termasuk
materiil dan syarat formil. Syarat materiil dengan tetesan darah terakhir.
tertuju pada subjek dan objek hak yang hendak Tanah dalam suatu negara tidak bisa
diperjualbelikan. Maksudnya, penjual berhak dimiliki, dikuasai dan digunakan secara bebas
adalah subjek yang berhak untuk menjual oleh manusia, akan tetapi terikat dengan
tanah dan pembeli memenuhi syarat sebagai ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah
pemegang hak dan objek atau tanah yang atau negara selaku penguasa hak secara umum
diperjualbelikan tidak dalam sengketa. yang diatur negara dalam undang-undang
Sedangkan syarat formil jual beli hak atas agraria. Oleh karena itu negara memiliki hak
tanah harus dibuktikan dengan akta jual beli untuk mengatur keberadaan, kepemilikan,
(AJB) yang dibuat oleh dan di hadapan pejabat pemanfaatan tanah dan program pengelolaan
pembuat akta tanah. 2. Untuk menjamin pertanahan.
kepastian hukum peralihan hak atas tanah Tanah sebagai karunia Allah bagi bangsa
melalui jual beli menurut PP Nomor 24 Tahun Indonesia dipergunakan untuk kepentingan
1997, maka jual beli hanya dapat dilakukan di hajat hidup oprang banyak dan dikuasai oleh
atas tanah yang dimiliki berdasarkan hak atas negara. Tujuan hak menguasai negara atas
tanah yang dibuktikan dengan bukti bumi, air dan ruang angkasa adalah untuk
kepemilikan yang sah dari penjual. Karena mencapai sebesar-besarnya kemakmuran
dengan adanya bukti kepemilikan hak atas rakyat dalam arti kebangsaan, kesejahteraan
tanah, berarti penjual adalah orang atau pihak dan kemerdekaan dalam masyarakat dan
yang sah menurut hukum untuk menjual. negara hukum Indonesia yang merdeka,
Kata kunci: Kepastian Hukum Peralihan Hak berdaulat, adil dan makmur. Untuk itu maka
Atas Tanah, Jual Beli, Pendaftaran Tanah pada tahun 1960 diundangkanlah
Undang-undang Agraria Nasional, yakni
PENDAHULUAN Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
A. Latar Belakang Masalah Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, yang
Tanah merupakan salah satu kebutuhan juga dikenal dengan Undang-undang Pokok
manusia yang sangat vital, karena tanah Agraria (selanjutnya disingkat UUPA).
merupakan tempat tinggal, tempat untuk Pemilikan hak atas tanah oleh seseorang
mencari nafkah, tempat manusia dilahirkan atau badan hukum harus dibuktikan.
Pembuktian kepemilikan hak atas tanah
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Dr. Grees Thelma
1
Mozes, SH, MH; Daniel Aling, SH, MH J. Andy Hartanto, Panduan Lengkap Hukum
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Praktis : Kepemilikan Tanah, LaksBang Justitia, Surabaya,
13071101184 2015, hlm. 31.

114
Lex Privatum Vol. V/No. 4/Jun/2017

dilakukan atau ditujukan dengan berbagai E. Metode Penelitian


macam alat bukti. Namun pembuktian yang Penelitian ini merupakan penelitian
terkuat adalah melalui sertifikat tanah yang normatif, yaitu dengan melihat hukum sebagai
merupakan tanda bukti hak yang kuat bagi kaidah (norma). Untuk menghimpun data
kepemilikan hak atas tanah.3 digunakan metode penelitian kepustakaan
Sebagai suatu hak yang bersifat kebendaan, (library research), yaitu dengan mempelajari
hak atas tanah dapat beralih dan diperalihkan. kepustakaan hukum yang berkaitan dengan
Peralihan hak atas tanah dapat terjadi karena pokok permasalahan, himpunan peraturan
jual beli. Pemilik hak atas tanah dapat perundang-undangan, artikel-artikel hukum
mengalihkan hak atas tanahnya yang dan berbagai sumber tertulis lainnya.
dimilikinya melalui jual beli. Bahan-bahan yang telah dihimpun selajutnya
Boedi Harsono, mengatakan :4 dianalisis dengan mengunakan metode analisa
Jual beli hak atas tanah adalah perbuatan kualitatif, di mana hasilnya disusun dalam
hukum yang berupa penyerahan hak milik bentuk karya ilmiah berupa skripsi.
(untuk selama-lamanya) oleh penjual
kepada pembeli, yang pada saat itu juga PEMBAHASAN
menyerahkan harganya kepada penjual A. Prosedur Peralihan Hak Atas Tanah
yang mengakibatkan beralihnya hak milik Melalui Jual Beli
atas tanah dari penjual kepada pembeli Peralihan hak atas tanah secara yuridis
masuk dalam ruang lingkup hukum tanah dapat dilakukan secara tertulis dengan akta
nasional. Jual beli tanah menurut hukum yang dibuat oleh pejabat yang berwenang dan
adat adalah perbuatan hukum yang didaftarkan pada badan pertanahan nasional.
dimaksudkan untuk memindahkan hak atas Langkah tersebut terkait erat dengan prosedur
tanah dari penjual (pemegang hak) kepada peralihan hak atas tanah, karena prosedur
pembeli dengan pembayaran sejumlah menentukan legalitas dari peralihan hak.
uang secara tunai dan dilakukan secara Dengan demikian legalitas peralihan hak atas
terang. tanah sangat ditentukan oleh syarat formil
Jual beli hak atas tanah banyak terjadi maupun materiil, prosedur dan pihak-pihak
dalam masyarakat dan dengan adanya jual beli terkait, baik kewenangan mengalihkan
maka hak atas tanah beralih dari penjual maupun kewenangan pejabat untuk bertindak.
kepada pembeli yang merupakan hal yang Prosedur hukum beralihnya suatu hak atas
menarik untuk dibahas. Dari uraian di atas tanah dapat ditelusuri baik sebelum maupun
telah mendorong penulis untuk menulis skripsi setelah berlakunya Undang-undang Pokok
ini dengan judul : Kepastian Hukum Peralihan Agraria (UUPA).1
Hak Atas Tanah Melalui Jual Beli Berdasarkan Di dalam Pasal 37 ayat 1 PP Nomor 24
PP Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
Tanah. disebutkan bahwa peralihan hak atas tanah
dan hak milik atas satuan rumah susun melalui
B. Rumusan Masalah jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan
1. Bagaimanakah prosedur peralihan hak atas dalam perusahaan dan perbuatan hukum
tanah melalui jual beli menurut PP No. 24 pemindahan hak lainnya, kecuali pemindahan
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah? hak melalui lelang hanya dapat didaftarkan jika
2. Bagaimanakah kepastian hukum peralihan dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh
hak atas tanah melalui jual beli menurut Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) yang
PP Nomor 24 Tahun 1997 tentang berwenang menurut ketentuan peraturan
Pendaftaran Tanah? perundang-undangan yang berlaku. Menurut
ketentuan peraturan dimaksud jelas peralihan
hak atas tanah harus dibuktikan dengan akta
yang dibuat oleh penjabat pembuat akta tanah

3 1
Ibid, hlm. 58. J. Andy Hartanto, Panduan Lengkap Hukum Praktis
4
Boedi Harsono, Menuju Penyempurnaan Hukum Tanah Kepemilikan Tanah, LaksBang Justitia, Surabaya, 2015,
Nasional, Universitas Tri Sakti, Jakarta, 2002, hlm. 134. hlm. 135.

115
Lex Privatum Vol. V/No. 4/Jun/2017

(selanjutnya disingkat PPAT). Dengan demikian milik, yang dilakukan di antara perorangan
ada unsur absolute yang harus dipenuhi dalam warga negara Indonesia yang dibuktikan
mengalihkan hak atas tanah, yakni adanya akte dengan akta yang tidak dibuat oleh PPAT,
peralihan hak atas tanah yang dibuat oleh tetapi yang menurut Kepala Kantor
PPAT.2 Pertanahan tersebut kadar kebenarannya
Dilihat dari sudut pandang konsep dianggap cukup untuk mendaftar
kepemilikan, maka bagi pihak yang secara pemindahan hak yang bersangkutan.
hukum memiliki hak atas tanah, baik yang Terkait dengan pemindahan atau peralihan
telah didaftarkan maupun belum didaftarkan hak atas tanah, dilihat dari karakteristik hak
dapat mengalihkan hak atas tanah yang dan proses peralihan haknya, memiliki unsur
dimilikinya. Mengalihkan hak atas tanah, hukum berbeda, terutama yang terkait formil
maksudnya memindahkan hak atas tanah yang dan materiil, prosedur, maupun mekanisme
dimiliki oleh pihak lain, dengan perpindahan yang sangat ditentukan oleh sifat atau keadaan
dimaksud, maka hak akan berpindah. Hak subjek dan objek hak. Namun demikian syarat
(right) yang dimaksud, adalah hubungan utama adalah harus adanya alat bukti hak atas
hukum yang melekat sebagai pihak yang tanah, yakni bukti kepemilikan secara tertulis
berwenang atau yang berkuasa untuk (formil) yang berupa sertipikat (untuk tanah
melakukan tindakan hukum. yang telah didaftarkan), maupun bukti
Di dalam terminologi hukum kata-kata right pendukung (untuk tanah yang belum
diartikan hak yang legal, atau dasar untuk didaftarkan atau belum bersertipikat). Bukti
melakukan sesuatu tindakan secara hukum.3 yang dimaksud dapat berupa akta jual beli,
Secara yuridis, prosedur peralihan hak atas hibah, fatwa waris, surat keputusan pemberian
tanah melalui beberapa proses, antara lain :4 hak atas tanah tersebut memenuhi syarat
1. Jual beli legalitas menurut peraturan
2. Hibah perundang-undangan yang berlaku.
3. Tukar menukar Peralihan hak atas tanah secara yuridis
4. Pembagian hak dilakukan secara tertulis dengan akta yang
5. Pemasukan dalam Perusahaan dibuat oleh pejabat yang berwenang dan
6. Penyerahan hibah wasiat didaftarkan pada badan pertanahan nasional
Di dalam perkembangannya sebagaimana (kantor pertanahan kabupaten/kota). Langkah
diatur dalam Pasal 37 PP Nomor 24 tahun 1997 tersebut terkait erat dengan prosedur
tentang Pendaftaran Tanah, menyatakan : pengalihan hak atas tanah, karena prosedur
(1) Peralihan hak atas tanah dan hak milik menentukan legalitas dari peralihan hak.
atas satuan rumah susun melalui jual beli, Dengan demikian legalitas peralihan hak atas
tukar menukar, hibah, pemasukan dalam tanah sangat ditentukan oleh syarat formil
perusahaan dan perbuatan hukum maupun materiil, prosedur, dan kewenangan
pemindahan hak lainnya, kecuali bagi pihak-pihak terkait, baik kewenangan
pemindahan hak melalui lelang hanya mengalihkan, maupun kewenangan pejabat
dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan untuk bertindak. Prosedur hukum beralihnya
akta yang dibuat oleh PPAT yang suatu hak atas tanah dapat ditelusuri baik
berwenang menurut ketentuan peraturan sebelum maupun setelah berlakunya
perundang-undangan yang berlaku. undang-undang pokok agraria (UUPA).5
(2) Dalam keadaam tertentu sebagaimana Syarat sahnya jual beli tanah menurut
yang ditentukan oleh Menteri Kepala hukum adat adalah pihak penjual dan pembeli
Kantor Pertanahan dapat mendaftar harus memenuhi persyaratan materiil dan
pemindahan hak atas bidang tanah hak formil. Persyaratan materilnya adalah penjual
dan pembeli pembeli harus sebagai subyek
yang sah menurut hukum dari tanah yang
2
Ibid, hlm. 136. diperjualbelikan. Sedangkan persyaratan
3
I.P.M. Ranuhandoko, Terminologi Hukum
Inggris-Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2000, hlm. 487.
formilnya adalah jual beli tersebut dilakukan di
4
Soetomo, Pedoman Jual Beli Tanah Peralihan Hak dan hadapan kepala desa (kepala adat) di mana
Sertifikat, Lembaga Penerbitan Universitas Brawijaya,
5
2001, hlm. 16. Ibid, hlm. 17.

116
Lex Privatum Vol. V/No. 4/Jun/2017

tanah yang diperjualbelikan tersebut terletak. Sebagaimana yang diatur dalam Hukum
Saat ini jual beli tanah tersebut sudah tidak lagi Perdata jika pemegang sesuatu hak atas
harus dilakukan di hadapan kepala desa tanah meninggal, maka hak tersebut,
(kepala adat), namun harus dilaksanakan di dalam hal ini dicontohkan berupa hak
hadapan pejabat pembuat akta tanah (PPAT). milik atas tanah, karena hukum dapat
Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 37 ayat beralih kepada ahli warisnya.
(1) PP No. 24 Tahun 1997. Syarat-syarat jual b. Pemindahan hak
beli atas tanah yang merupakan syarat materiil Peralihan hak dalam hal ini, berbeda
dan syarat formil, sebagai berikut :6 dengan beralihnya hak atas tanah
1. Syarat Materiil karena pewarisan tanpa wasiat yang
Syarat materiil jual beli hak atas tanah terjadi karena peristiwa hukum dengan
adalah tertuju pada subjek dan objek meninggalnya pemegang hak, dalam
hak yang hendak diperjualbelikan. perbuatan hukum pemindahan hak, hak
Pemegang hak atas tanah harus atas tanah yang bersangkutan sengaja
mempunyai hak dan berwenang untuk dialihkan kepada pihak lain, bentuk
menjual hak atas tanah. Di samping itu pemindahan haknya dapat berupa:
pembeli juga harus memenuhi syarat a) Hibah yaitu pemberian dari
sebagai pemegang (subjek) hak dari hak seseorang kepada orang lain.
atas yang membeli objek jual beli. Syarat b) Jual beli yaitu tanah tersebut dijual
materiil yaitu: orang yang berhak kepada pihak lain. Acara jual beli
melakukan jual beli (pembeli dan banyak tergantung dari status subyek
penjual), obyek yang diperjual belikan yang ingin menguasai tanah dan
tidak dalam sengketa. status tanah yang tersedia misalnya
2. Syarat Formal apabila yang memerlukan tanah
Syarat formal dari jual beli hak atas suatu Badan Hukum Indonsia
tanah merupakan formalitas transaksi sedangkan tanah yang tersedia
jual beli tersebut. Formalitas tersebut berstatus Hak Milik maka secara
meliputi akta yang menjadi bukti acara Jual Beli tidak bisa di
perjanjian jual beli serta pejabat yang laksanakan karena akan
berwenang membuat akta tersebut. mengakibatkan jual belinya batal
Dalam rangka pendaftaran pemindahan demi hukum, karena Badan Hukum
hak, maka syarat formil jual beli hak atas Indonesia tidak dapat menguasai
tanah harus dibuktikan dengan akta tanah Hak Milik. Namun
yang dibuat oleh dan dihadapan pejabat kenyataannya dalam praktek cara
pembuat akta tanah (PPAT). peralihan hak dengan jual beli adalah
Sebagaimana dalam peraturan yang paling banyak ditempuh.
pemerintah No. 24/1997 jual beli c) Tukar menukar anatar bidang tanah
dilakukan dihadapan PPAT yang akan yang satu dengan bidang tanah yang
mengeluarkan akta jual beli, akta lain, dalam tukar menukar ini bisa
tersebut sebagai syarat untuk ada unsur uang dengan suatu
melakukan pendaftaran tanah, di kantor pembayaran yang merupakan
Pertanahan. Akta yang dibuat oleh PPAT kompensasi kelebihan atas
tersebut merupakan atau nilai/harga tanah yang satu dengan
dikualifikasikan sebagai akta otentik. yang lainnya, bisa juga tanpa ada
Peralihan hak atas tanah bisa terjadi karena unsur uang karena nilai tanah yang
pewarisan tanpa wasiat dan perbuatan hukum satu dengan yang lainnya sama.
pemindahan hak, yang dapat dijelaskan d) Pembagian hak bersama bisa terjadi
sebagai berikut :7 karena hak yang ada terdaftar atas
a. Pewarisan tanpa wasiat nama beberapa nama sehingga untuk
lebih memperoleh kepastian hukum
para pihak melakukan pembagian
6
J. Andy Hartanto, Op-cit, hlm. 151-152.
7
Ibid, hlm. 131-133.

117
Lex Privatum Vol. V/No. 4/Jun/2017

atas bidarjg tanah yang mereka miliki dengan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun
bersama-sama. 1997 tentang Pendaftaran Tanah (Lembaran
e) Pemasukan dalam perseroan yang Negara Tahun 1997 No. 59, Tambahan
menyebabkan hak atas tanahnya Lembaran Negara No. 3696).
berubah menjadi atas nama per- Sebagaimana ketentuan tersebut, jual beli
seroan di mana seseorang tersebut tanah harus dibuktikan dengan satu akta yang
menyerahkan tanahnya sebagai dibuat oleh dan di hadapan Pejabat pembuat
setoran modal dalam perseroan akta tanah (selanjutnya disingkat PPAT).
tersebut. PPAT adalah notaris dan camat namun sampai
f) Pelepasan hak, dilakukan karena saat ini masih banyak terjadi pengalihan hak
calon pemegang hak yang akan atas tanah melalui jual beli yang tidak dibuat
menerima peralihan hak atas tanah oleh dan di hadapan PPAT, terutama di
tersebut adalah bukan orang atau desa-desa jual beli hak atas tanah hanya
pihak yang merupakan subjek hukum dilakukan melalui akta di bawah tangan yang
yang dapat menerima peralihan hak dibuat oleh kedua belah pihak yang diketahui
atas tanah yang akan dialihkan dan ditandatangani oleh kepala desa. Hal ini
tersebut, sebagai contoh tanah yang masih dibenarkan namun harus didaftarkan
akan dilalihkan kepada suatu Badan kepada Badan Pertanahan agar dapat
Hukum Indonesia adalah tanah memperoleh sertifikat hak atas tanah.
dengan status hak milik, ini tidak bisa Proses jual beli hak atas tanah yang telah
dilakukan karena Badan Hukum didaftarkan atau telah bersertifikat memiliki
Indonesia bukanlah subjek hukum resiko hukum yang rendah, karena hak
yang dapat menerima peralihan hak kepemilikan dan subjek hukum penjual telah
atas tanah dengan status hak milik. jelas dan terang, namun demikian bagi tanah
g) Lelang, umumnya dilakukan jika yang belum didaftarkan hak kepemilikannya
tanah yang akan dialihkan tersebut atau belum bersertifikat, memiliki resiko
susah untuk menemukan calon hukum dan kerawanan yang lebih tinggi. Oleh
pembeli atau tanah tersebut karena itu terhadap objek jual beli hak atas
merupakan jaminan pada bank yang tanah yang belum didaftarkan atau belum
sudah dieksekusi lalu mau dijual. bersertifikat lebih menekankan kejelian dan
h) Peralihan karena penggabungan atau kehati-hatian, agar jelas dan terang penjual
peleburan perseroan yang adalah sebagai pihak yang sah dan berhak
menyebabkan ikut berakhirnya hak untuk menjual. Hal ini dapat dicermati dari
atas tanah yang merupakan asset persyaratan-persyaratan formil yang melekat
perseroan yang diambil alih tersebut. sebagai alas hak. Di sisi lain mekanisme dan
prosedur jual beli tanah juga berbeda hak atas
B. Kepastian Hukum Peralihan Hak Atas tanah yang telah didaftarkan atau yang
Tanah Melalui Jual Beli memiliki sertifikat.
Untuk menjamin kepastian hukum Peralihan hak atas tanah dengan cara jual
peralihan hak atas tanah melalui jual beli beli dapat dikuasakan kepada orang lain
diperlukan adanya persyaratan formil bagi dengan cara memberikan kuasa untuk
penjual atau pemilik hak atas tanah menjual.17 Syarat sahnya pemberian kuasa
merupakan kepemilikan tanah yang terkait diberikan secara formil sesuai dengan
dengan hak atas tanah, dan juga terkait ketentuan yang tunduk pada hukum perdata,
dengan prosedur peralihan hak atas tanah baik yang dibuat oleh dan/atau di hadapan
tersebut. Prosedur jual beli hak atas Tanah notaris maupun dibawah tangan, sebagaimana
telah ditetapkan menurut ketentuan yang dirumuskan dalam Pasal 1792 Kitab
berlaku, yakni Undang-undang No. 5 Tahun Undang-undang Hukum Perdata yang
1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok substansinya menyatakan bahwa kuasa dapat
Agraria (Lembaga Negara Tahun 1960 No. 104, diberikan dan diterima dalam suatu akta
tambahan Negara No. 2043) dan peraturan umum, dalam suatu tulisan di bawah tangan,
Pemerintah No. 10 tahun 1961 yang diubah
7
Efendi Perangin, Op-cit, hlm. 18.

118
Lex Privatum Vol. V/No. 4/Jun/2017

bahkan dalam sepucuk surat maupun dengan pertanahan maka terpenuhilah asas publisitas
lisan. dalam pendaftaran tanah, yaitu setiap orang
Di sini pemberi dan penerima kuasa dapat mengetahui data fisik berupa letak,
terbentuk suatu ikatan dan hubungan hukum, ukuran, batas-batas tanah dan data yuridis
sehingga penerima kuasa bertindak untuk berupa subjek hak, status hak, dan
mewakili pcmberi kuasa, namun demikian hak pemindahan hak atas tanah yang bersangkutan
pemberi kuasa tidak beralih secara mutlak, ke kantor pertanahan. Keharusan adanya akta
karena kuasa yang diberikan dapat dicabut jual beli dibuat oleh PPAT tidak hanya pada hak
atau ditarik kembali oleh pemberi kuasa. atas tanah yang telah tedaftar atau telah
Selama pemberian kuasa berlangsung, maka bersertifikat, namun juga pada tanah yang
penerima kuasa berhak untuk bertindak dan belum terdaftar atau belum bersertifikat di
berbuat atas nama pemberi kuasa yang kantor pertanahan.
terbatas pada substansi yang dikuasakan. Pengalihan hak atas tanah melalui jual beli
Peralihan hak atas tanah dalam bentuk jual dengan akta di bawah tangan masih banyak
beli harus memenuhi beberapa syarat yang terjadi di desa-desa karena biaya untuk PPAT
telah ditentukan oleh peraturan dan biaya pendaftaran tanah yang mahal. Oleh
perundang-undangan yang berlaku. Apabila karena itu banyak hak atas tanah di desa-desa
syarat-syarat yang telah ditentukan tidak yang belum didaftarkan di kantor pertanahan
terpenuhi maka akan membawa konsekuensi sehingga tanah-tanah tersebut belum
pada legalitas jual beli hak atas tanah tersebut, bersertifikat. Pada umumnya, tanah-tanah
di samping itu apabila suatu perbuatan jual belum bersertifikat dijumpai di Desa-desa dan
beli hak atas tanah tidak memenuhi syarat, biasanya disebut tanah girik atau tanah adat.3
juga dapat berkonsekuensi tidak dapat Meskipun belum bersertifikat tanah-tanah
didaftarkannya peralihan hak atas tanah tersebut masih memiliki kekuatan hukum kuat.
melalui jual beli tersebut. Sercara hukum tanah-tanah yang belum
Syarat bahwa jual beli harus dibuktikan bersertifikat itu tidak dapat dikatakan sebagai
dengan akta PPAT ditegaskan sebagaimana hak milik daro orang yang menguasainya.
dalam Pasal 37 ayat (1) Peraturan Pemerintah Tanah tersebut akan menjadi hak milik jika
No. 24 Tahun 1997, yang menyatakan telah memiliki sertifikat hak milik atau hak
peralihan hak atas tanah dan hak milik atas guna bangunan untuk tanah dengan hak guna
satuan rumah susun melalui jual beli, tukar bangunan.
menukar, hibah, pemasukan dalam Kendati terhadap sesuatu ha katas tanah
perusahaan dan perbuatan hukum belum didaftarkan ke Badan Pertanahan yang
pemindahan hak lainnya, kecuali pemindahan berarti tanah tersebut tidak memiliki alat
hak melalui lelang hanya dapat didaftarkan jika bukti, namun kadangkala dialkukan peralihan
dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT ha katas tanah melalui jual beli yang dilakukan
yang berwenang menurut ketentuan peraturan melalui perbuatan akta di bawah tangan oleh
perundang-undangan yang berlaku. Setelah penjual dan pembeli dengan diketahui oleh
akta jual beli ditandatangani oleh pihak penjual Kepala Desa atau Lurah. Peralihan ha katas
dan pembeli, oleh PPAT dan para saksi, maka tanah melalui akta di bawah tanagan tersebut
selanjutnya PPAT wajib menyampaikan akta jelas tidak dapat dijadikan dasar untuk
jual beli dan dokumen-dokumen lain yang yang melakukan pendaftaran peralihan haknya,
diperlukan untuk keperluan pendaftaran kecuali dialkukan pembuatan akata perjanjian
peralihan hak atas tanah yang bersangkutan otentik dihadapan pejabat yang berwenang
kepada kantor pertanahan dalam waktu paling dalam hal ini PPAT4. Syarat bahwa jual beli
lambat tujuh hari kerja sejak ha katas tanah baik yang telah bersertifikat
ditandatanganinya akta yang bersangkutan. maupun belum bersertifikat harus dibuktikan
Dalam pengajuan pendaftaran akta jual beli dengan akta jual beli (AJB) yang dibuat oleh
tanah guna keperluan dilakukan balik nama PPAT dutegaskan dalam Pasal 37 (1) PP 24
dari penjual kepada pembeli. Dengan Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah.
pendaftaran peralihan hak atas tanah (akta
3
jual beli yang dibuat oleh PPAT) ke kantor Andy Hartono, Op-cit, hlm 171
4
Ibid, hlm 72

119
Lex Privatum Vol. V/No. 4/Jun/2017

Kewajiban pembuatan akta jula beli yamng mengenai letak, batas dan luas bidang tanah
harus dialkukan dihadapan PPAT ini pada yang terdaftar serta keterangan mengenai
perkembangannya mengalami pergeseran dari bangunan danbagian-bagian di atasnya.
tujuan awal yang semula ditujukan untuk Sedang data yuridis adalah keterangan
menjamin kepastian hukum bagi para pihak, mengenai status hukum bidang tanah yang
yang kemudian bergeser pada anggapan didaftar, pemegang haknya dan hak pihak lain
bahwa konsepsi “tunai, terang dan riil” yang serta hak-hak lain yang membebaninya8.
terkadang dalam Undang-Undang Pokok Sertifikat ha katas tanah memberikan
Agraria (UU No. 5 Tahun 1960), tidak bias kepastian hukum dan perlindungan hukum
mengikuti perkembangan perilaku ekonomi kepada pemegang ha katas tanah
dalam mengembangkan usahanya 5. bersangkutan. Kepastian hukum berarti
Akta jual beli (AJB) yang dibuat oleh Pejabat dapat diketahui dengan pasti dan jelas siapa
pembuat Akta Tanah (PPAT) merupakan pemegang ha katas tanah dana pa objek ha
jembatan dan diprosesnya sertifikat sebagai katas tanah bersangkutan. Jaminan
tanda bukti hak, sertifikat ha katas tanah perlindungan hukum diberikan kepada
merupakan hasil dari proses pendaftaran pemegang ha katas tanah yang btelah
tanah. Sebagaimana diatur dalam Pasal 19 bersertifikat manakala ada pihak lain yang
ayat (2) UUPA, bahwa pendaftaran tanah mengajukan gugatan atau klaim dari piohak
meliputi beberaparangkaian kegiatan yang lain atas kepemilikan ha katas tanah
diakhiri dengan pemberian surat-surat tanda seseorang9.
bukti hak yang berlaku sebagai alat Sertifikat hak atas tanah bukan merupakan
pembuktian yang sah. Sertifikat ha katas alat bukti yang bersertifikat mutlak, namun
tanah adalah Salinan buku tanah dan surat keberadaannya sangat penting apabila
ukur (unutk pendaftaran tanah sistemik) atau diperlukan dalam pembuktian. Apalagi jika
gambar situasi (unutk pendaftaran tanah sertifikat tersebut telah melampaui jangka
sporadis) yang dijahit menjadi satu dan waktu tertentu, yaitu 5 (lima) tahun sehingga
bentuknya ditetapkan oleh Menteri6. kepemilikan hak atas tanah menjadi pasti.
Dapat dikatakan bahwa, apabila suatu ha Apabila suatu sertifikat telah mempunyai
katas tanah tidak didaftar, maka tanah kekuatan pembuktian yang kuat, maka dapat
tersebut mempunyai sertifikat sebagai tanda dijadikan bukti oleh pemegang hak atas tanah
bukti haknya. Sebaliknya apabila suatu ha dari gugatan yang diajukan oleh pihak lain.
katas tanah belum mempunyai sertifikat Dikalangan masyarakat Indonesia terutama
berarti tanah tersebut belum didaftarkan yang tinggal di pedesaan hingga saat ini belum
sebagaimana diwajibkan oleh peraturan semuanya mengenal adanya PPAT. Dalam
perundang-undangan yang berlaku. perspektif hukum pertanahan, Camat sebagai
Keberadaan sertifikat hak atas tanah Kepala Wilayah Kecamatan secara eks officio
mempunyai arti penting yang menandakan adalah menjabat sebagai PPAT Sementara10.
bahwa ha katas tanah bersangkutan telah
didaftarkan dimana hak itu dibuktikan dengan PENUTUP
adanya (diterbitkannya) sertifikat oleh instansi A. Kesimpulan
yang berwenang7. 1. Prosedur peralihan hak atas tanah melalui
Fungsi sertifikat atas hak tanah adalh untuk jual beli berdasarkan PP No. 24 Tahun
membuktikan adanya ha katas tanah dan 1997 harus memenuhi syarat materiil dan
subjek ha katas tanah tersebut. Pembuktian syarat formil. Syarat materiil tertuju pada
mengenai subjek dan objek hak atas tanah subjek dan objek hak yang hendak
dapat dilihat dari data yuridis dan data fisik diperjualbelikan. Maksudnya, penjual
yang tercantum dalam sertifikat ha katas tanah berhak adalah subjek yang berhak untuk
tersebut. Data fisik adalah keterangan
8
Ibid
5 9
A.P. Parlindungan, Pendaftaran Tanah di Indonesia, Ibid
10
Mandar maju, Bandung, 2004, hlm 174 Husni Tamrin, Pembuatan Akta Pertanahan oleh
6
Andy Hartono, Loc-cit. Notaris, LaksBang Pressindo, Yogyakarta, 2009,
7
Ibid, hlm 169-170 hlm 64.

120
Lex Privatum Vol. V/No. 4/Jun/2017

menjual tanah dan pembeli memenuhi Kansil CST., Pengantar Ilmu Hukum dan Tata
syarat sebagai pemegang hak dan objek Hukum Indonesia, Balai Pustaka,
atau tanah yang diperjualbelikan tidak Jakarta, 1986.
dalam sengketa. Sedangkan syarat formil Muchsin H., dan Koeswahyono Imam, Aspek
jual beli hak atas tanah harus dibuktikan Kebijaksanaan Hukum Penatagunaan
dengan akta jual beli (AJB) yang dibuat Tanah dan Penataan Ruang, Sinar
oleh dan di hadapan pejabat pembuat akta Grafika, Jakarta, 2008.
tanah. M. Khoidin, Kekuatan Eksekutorial Sertifikat
2. Untuk menjamin kepastian hukum Hak Tanggungan, Universitas
peralihan hak atas tanah melalui jual beli Erlangga, Surabaya, 2004.
menurut PP Nomor 24 Tahun 1997, maka Perangin Effendi, Hukum Agraria Indonesia,
jual beli hanya dapat dilakukan di atas Suatu Telaah dari Sudut Pandang
tanah yang dimiliki berdasarkan hak atas Praktisi Hukum, Radjawali, Jakarta,
tanah yang dibuktikan dengan bukti 1989.
kepemilikan yang sah dari penjual. Karena Prodjodikoro Wirjono, Hukum Perjanjian,
dengan adanya bukti kepemilikan hak atas Alumni, Bandung, 2002.
tanah, berarti penjual adalah orang atau Ranuhandoko I.P.M., Terminologi Hukum
pihak yang sah menurut hukum untuk Inggris-Indonesia, Sinar Grafika,
menjual. Jakarta, 2000.
Soedjendro Kartini J., Perjanjian Peralihan Hak
B. Saran Atas Tanah yang Berpotensi Konflik,
1. Seyogianya peralihan hak atas tanah Kanisius, Yogyakarta, 2005.
melalui jual beli harus dilakukan oleh dan Soetomo, Pedoman Jual Beli Tanah Peralihan
di hadapan PPAT karena untuk Hak dan Sertifikat, Lembaga
pendaftaran hak atas tanah agar dapat Penerbitan Universitas Brawijaya,
mendapatkan sertifikat dari Badan 2001.
Pertanahan Nasional salah satu syarat Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta,
adalah akta jual beli dari PPAT. 2004.
2. Seyogianya masyarakat harus berhati-hati Sumardjono S.W. Maria, Aspek Teoritis
dalam melakukan jual beli tanah terutama Peralihan Hak Atas Tanah Menurut
terhadap tanah-tanah yang belum UUPA, Majalah Mimbar Hukum,
bersertifikat atau belum terdaftar di Badan Fakultas Hukum Universitas Gadjah
Pertanahan Nasional. Mada No. 18/X/93, Yogyakarta, 1993.

DAFTAR PUSTAKA
A.P. Parlindungan, Pendaftaran Tanah di
Indonesia, Mandar maju, Bandung,
2004.
Harahap Yahya M., Segi-segi Hukum Perjanjian,
Alumni, Bandung, 2006.
Harsono Boedi, Menuju Penyempurnaan
Hukum Tanah Nasional, Universitas Tri
Sakti, Jakarta, 2002.
Harsono Boedi, Hukum Agraria Indonesia,
Djambatan, Jakarta, 2008.
Hartanto Andy J., Panduan Lengkap Hukum
Praktis Kepemilikan Tanah, LaksBang
Justitia, Surabaya, 2015.
Husni Tamrin, Pembuatan Akta Pertanahan
oleh Notaris, LaksBang Pressindo,
Yogyakarta, 2009.

121

Anda mungkin juga menyukai