Anda di halaman 1dari 16

MATERI PAI SMP

KEISTIMEWAAN JUM’AT DAN IBADAH SHOLAT JUM’AT


Dosen Pengampu : Umar Mukhtar

Disusun Oleh :
Muhamad Tegar Difa Alhaqi (1910631110106)

PAI 4-C
FAKULTAS AGAMA ISLAM – PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
(2021)

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam yang berjudul
“Keistimewaan Jum’at dan Ibadah Sholat Jum’at”..

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna di
karenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Karawang, 4 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................i

DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1

A. Latar Belakang ........................................................................................................1


B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan Masalah ......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................2

A. Keistimawaan dan Keberkahan Hari Jum’at........................................................... 2


B. Pengertian Sholat Jum’at.........................................................................................7
C. Syarat-Syarat Sholat Jum’at.....................................................................................8
D. Sunnah-Sunnah Sebelum Sholat Jum’at..................................................................9
E. Rukun dan Syarat Khubtah Sholat Jum’at...............................................................9
F. Rukun Sholat Jum’at..............................................................................................10
G. Keutamaan Sholat Jum’at......................................................................................10
H. Ancaman Tidak Sholat Jum’at...............................................................................11

BAB III PENUTUP ..........................................................................................................13

Kesimpulan ........................................................................................................................13

Daftar Pustaka...................................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Shalat Jum’at merupakan shalat yang dikerjakan pada hari Jum’at
saja. Shalat Jum’at ini mengajak kaum beriman untuk bersegera memenuhi
panggilan Ilahi. Di sisi lain, dapat ditambahkan bahwa orang-orang
Yahudi mengabaikan hari Sabtu yang ditetapkan Allah untuk tidak
melakukan aktivitas mengail. Sikap mereka ini dikecam. Karena itu, kaum
muslimin hatus mengindahkan perintah Allah meninggalkan aneka
aktivitas untuk beberapa saat pada hari Jum’at karena, kalau tidak, mereka
akan mengalami kecaman dan nasib seperti orang-orang Yahudi itu.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Keistimawaan dan Keberkahan Hari Jum’at ?
2. Bagaimana Pengertian Sholat Jum’at ?
3. Apa Saja Syarat-Syarat Sholat Jum’at ?
4. Apa Saja Sunnah-Sunnah Sebelum Sholat Jum’at ?
5. Apa Saja Rukun dan Syarat Khubtah Sholat Jum’at ?
6. Apa Saja Rukun Sholat Jum’at ?
7. Bagaimana Keutamaan Sholat Jum’at ?
8. Bagaimana Ancaman Tidak Sholat Jum’at ?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Keistimawaan dan Keberkahan Hari Jum’at
2. Mengetahui Pengertian Sholat Jum’at
3. Mengetahui Syarat-Syarat Sholat Jum’at
4. Mengetahui Sunnah-Sunnah Sebelum Sholat Jum’at
5. Mengetahui Rukun dan Syarat Khubtah Sholat Jum’at
6. Mengetahui Rukun Sholat Jum’at
7. Mengetahui Keutamaan Sholat Jum’at
8. Mengetahui Ancaman Tidak Sholat Jum’at

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Keistimewaan dan Keberkahan Hari Jum’at

Pada hari Jumat terdapat keistimewaan yang tidak bisa didapat di


hari-hari lain. Selain itu, di hari Jumat juga jadi hari di mana banyak
peristiwa penting terjadi.

Hal ini diperkuat dengan hadist yang berbunyi,

‫ق آ َد ُم َوفِي ِه أُ ْد ِخ َل ْال َجنَّةَ َوفِي ِه أُ ْخ ِر َج ِم ْنهَا‬


َ ِ‫ت َعلَ ْي ِه ال َّش ْمسُ يَوْ ُم ْال ُج ُم َع ِة فِي ِه ُخل‬
ْ ‫َخ ْي ُر يَوْ ٍم طَلَ َع‬
‫َوالَ تَقُو ُم السَّا َعةُ إِالَّ فِي يَوْ ِم ْال ُج ُم َع ِة‬

Artinya :

“Sebaik-baiknya hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jumat. Pada
hari itu Adam diciptakan, masuk dan keluar dari surga dan hari kiamat
hanya akan terjadi pada hari Jumat.” (HR. Muslim).

1. Di antara keberkahan hari Jum’at, bahwa di dalamnya terdapat waktu-


waktu dikabulkannya do’a. Dalam ash-Shahihain terdapat hadits dari
Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam menyebut hari Jum’at, lalu beliau Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,

َ q‫اهُ إِيَّاهُ َوأَ َش‬qqَ‫ ْيئًا إِالَّ أَ ْعط‬q‫الَى َش‬qq‫أ َ ُل هللاَ تَ َع‬q‫لِّي يَ ْس‬q‫ُص‬
“‫ار‬ َ ‫فِ ْي ِه َسا َعةٌ الَ يُ َوافِقُهَا َع ْب ٌد ُم ْسلِ ٌم َوهُ َو قَائِ ٌم ي‬
‫بِيَ ِد ِه يُقَلِّلُهَا‬.”

“‘Di hari Jum’at itu terdapat satu waktu yang jika seorang Muslim
melakukan shalat di dalamnya dan memohon sesuatu kepada Allah
Ta’ala, niscaya permintaannya akan dikabulkan.’ Lalu beliau memberi
isyarat dengan tangannya yang menun-jukkan sedikitnya waktu itu.”

2
Para ulama dari kalangan Sahabat, Tabi’in dan setelah mereka berbeda
pendapat tentang “waktu itu”, apakah (perkara) waktu tersebut tetap
ada (relevan hingga saat ini) ataukah sudah dihapus? Sementara bagi
kelompok yang menyatakan bahwa waktu itu tetap ada, mereka
berselisih pendapat tentang penentuan waktu tersebut, seluruhnya
menjadi lebih dari menjadi tiga puluh pendapat. Semua itu dinukil
oleh al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani ‫ رحمهما هللا‬beserta dengan dalil-
dalilnya. Dari semua pendapat itu, terdapat dua pendapat yang paling
kuat.

Pertama, bahwa waktu itu dimulai dari duduknya imam sampai


pelaksanaan shalat Jum’at. Di antara dalilnya adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Shahihnya,

“:ُ‫ه‬qَ‫ا َل ل‬qqَ‫ ق‬ ‫ر‬qَ q‫ َد هللاِ بْنُ ُع َم‬q‫أن َع ْب‬َّ :‫ا َل‬qqَ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ ق‬ ِ ‫ي َر‬ ِّ ‫ع َْن أَبِي بُرْ َدةَ ْب ِن أَبِي ُمو َسى األَ ْش َع ِر‬
ُ ‫ قُ ْل‬: ‫ا َل‬qqَ‫ ِة ؟ ق‬q‫ا َع ِة ْال ُج ُم َع‬q‫أْ ِن َس‬q‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فِي َش‬
‫ت‬ ُ ‫ك ي َُحد‬
َ ِ‫ِّث ع َْن َرسُو ِل هللا‬ َ ‫أَ َس ِمعْتَ أَبَا‬
َ ِ‫ا بَ ْينَ أَ ْن يَجْ ل‬qq‫ ِه َي َم‬:ُ‫ول‬qqُ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَق‬
‫ا ُم‬qq‫س ا ِإل َم‬ َ ِ ‫ْت َرسُو َل هَّللا‬
ُ ‫ َس ِمع‬:ُ‫ َس ِم ْعتُهُ يَقُول‬.‫نَ َع ْم‬
ُ‫صالَة‬ َّ ‫ضى ال‬ َ ‫إِلَى أَ ْن تُ ْق‬.”

Dari Abu Burdah bin Abi Musa al-Asy’ari Radhiyallahu anhubahwa


‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu anhuma berkata padanya, “Apakah
engkau telah mendengar ayahmu meriwayatkan hadits dari Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam sehubungan dengan waktu ijaabah pada
hari Jum’at?” Lalu Abu Burdah mengatakan, ‘Aku menjawab, ‘Ya,
aku mendengar ayahku mengatakan bahwa, ‘Aku mendengar
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Yaitu waktu
antara duduknya imam sampai shalat dilaksanakan.’”

Di antara orang yang menguatkan pendapat ini adalah Imam an-


Nawawi rahimahullah. Bahkan dia mengatakan, “Pendapat ini shahih,
bahkan shawaab (benar),” Sedangkan Imam as-Suyuthi rahimahullah
menentukan waktu yang dimaksud (dengan waktu tersebut), adalah
ketika shalat didirikan.”

3
Kedua, bahwa batas akhir dari waktu tersebut hingga setelah ‘Ashar.
Di antara argumentasinya adalah hadits yang diriwayatkan oleh
sebagian penulis kitab Sunan, dari Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahu
anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda,

“‫وهَا‬q‫اهُ إِيَّاهُ فَ ْالتَ ِم ُس‬qqَ‫ ْيئًا إِالَّ آت‬q‫يَوْ ُم ْال ُج ُم َع ِة ْاثنَتَا َع ْش َرةَ َسا َعةً الَ يُو َج ُد فِ ْيهَا َع ْب ٌد ُم ْسلِ ٌم يَسْأ َ ُل هللاَ َش‬
‫آخ َر َسا َع ٍة بَ ْع َد ْال َعصْ ِر‬.”
ِ

“Hari Jum’at itu dua belas jam. Tidak ada seorang Muslim pun yang
memohon sesuatu kepada Allah dalam waktu tersebut melainkan akan
dikabulkan oleh Allah. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa)
akhir dari waktu tersebut jatuh setelah ‘Ashar.”

Dan di antara orang yang menguatkan pendapat ini adalah Imam Ibnul
Qayyim rahimahullah, dia mengatakan, “Ini adalah pendapat yang
dipegang oleh kebanyakan generasi Salaf, dan banyak sekali hadits-
hadits mengenainya ”

Sebagian ulama menyebutkan bahwa hikmah dari tersamarnya waktu


ini adalah memotivasi para hamba agar bersungguh-sungguh dalam
memohon, memperbanyak do’a dan mengisi seluruh waktu dengan
beribadah, seraya mengharapkan pertemuannya dengan waktu yang
penuh barakah itu.”

2. Keberkahan lainnya yang dimiliki hari Jum’at, bahwa siapa saja yang
menunaikan shalat Jum’at sesuai dengan tuntunan adab dan tata cara
yang benar, maka dosa-dosanya yang terjadi antara Jum’at tersebut
dengan Jum’at sebelumnya akan diampuni. Sebagaimana disebutkan
dalam Shahih al-Bukhari dari Salman al-Farisi Radhiyallahu anhu.
Dia mengatakan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“‫ب‬ِ ‫طا َع ِم ْن طُه ٍْر َويَ َّد ِهنُ ِم ْن ُد ْهنِ ِه أَوْ يَ َمسُّ ِم ْن ِطي‬ َ َ‫طهَّ ُر َما ا ْست‬َ َ‫الَ يَ ْغتَ ِس ُل َر ُج ٌل يَوْ َم ْال ُج ُم َع ِة َويَت‬
‫ا‬qq‫ت إِ َذا تَ َكلَّ َم ْا ِإل َما ُم إِالَّ ُغفِ َر لَهُ َم‬ ِ ‫ب لَهُ ثُ َّم يُ ْن‬
ُ ‫ص‬ َ ِ‫صلِّي َما ُكت‬ َ ُ‫ق بَ ْينَ ْاثنَ ْي ِن ثُ َّم ي‬
ُ ِّ‫بَ ْيتِ ِه ثُ َّم يَ ْخ ُر ُج فَالَ يُفَر‬
‫بَ ْينَهُ َوبَ ْينَ ْال ُج ُم َع ِة ْاألُ ْخ َرى‬.”

4
“Tidaklah seseorang mandi pada hari Jum’at, dan bersuci
semampunya, berminyak dengan minyak, atau mengoleskan minyak
wangi dari rumahnya, kemudian keluar (menuju masjid), dan dia tidak
memisahkan dua orang (yang sedang duduk berdampingan), kemudian
dia mendirikan shalat yang sesuai dengan tuntunannya, lalu diam
mendengarkan (dengan seksama) ketika imam berkhutbah melainkan
akan diampuni (dosa-dosanya yang terjadi) antara Jum’at tersebut dan
ke Jum’at berikutnya.”

Sedangkan dalam Shahih Muslim terdapat tambahan tiga hari. Dari


Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Beliau bersabda,

“ُ‫ ه‬q‫لِّي َم َع‬q ‫ُص‬ ْ ‫صتَ َحتَّى يَ ْف ُر َغ ِم ْن ُخ‬


َ ‫ ِه ثُ َّم ي‬q ِ‫طبَت‬ َ ‫صلَّى َما قُ ِّد َر لَهُ ثُ َّم أَ ْن‬
َ َ‫َم ِن ا ْغتَ َس َل ثُ َّم أَتَى ْال ُج ُم َعةَ ف‬
‫ ُغفِ َر لَهُ َما بَ ْينَهُ َوبَ ْينَ ْال ُج ُم َع ِة ْاألُ ْخ َرى َوفَضْ ُل ثَالَثَ ِة أَي ٍَّام‬.”

“Barangsiapa yang mandi lalu berangkat Jum’at, kemudian


mendirikan shalat semampunya, selanjutnya diam mendengarkan
khutbah (imam) hingga khutbahnya selesai kemudian shalat bersama
imam, niscaya akan diampuni dosa-dosanya antara Jum’at itu hingga
Jum’at berikutnya dan ditambah tiga hari lagi.”

Telah dikemukakan pada pembahasan sebelumnya, hadits Rasulullah


Shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“ ‫َب‬ ٌ ‫ضانَ ُم َكفِّ َر‬


َ ‫ات َما بَ ْينَه َُّن إِ َذا اجْ تَن‬ َ ‫ات ْال َخ ْمسُ َو ْال ُج ْم َعةُ إِلَى ْال ُج ْم َع ِة َو َر َم‬
َ ‫ضانُ إِلَى َر َم‬ ُ ‫صلَ َو‬
َّ ‫اَل‬
ْ
‫ال َكبَائِ َر‬.”

“Shalat fardhu lima waktu, shalat Jum’at ke Jum’at berikutnya, dan


Ramadhan ke Ramadhan berikutnya menghapuskan dosa-dosa yang
dilakukan di antara masa tersebut jika ia menjauhi dosa-dosa besar.”

Pada zhahir hadits ini terdapat syarat untuk menjauhkan al-kabaa-ir


(dosa-dosa besar) untuk dapat meraih keutamaan gugurnya dosa-dosa
kecil

5
3. Keberkahan lain yang dimiliki hari Jum’at bahwa di dalamnya
terdapat keutamaan yang besar bagi siapa saja yang bersegera pergi ke
masjid lebih pagi untuk shalat Jum’at. Dalam ash-Shahihain terdapat
hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,

“‫ ِة‬qَ‫ا َع ِة الثَّانِي‬q‫الس‬ َ ‫ر‬qَ‫َم ِن ا ْغتَ َس َل يَوْ َم ْال ُج ُم َع ِة ُغ ْس َل ْال َجنَابَ ِة ثُ َّم َرا َح فَ َكأَنَّ َما ق‬
َّ ‫ةً َو َم ْن َرا َح فِي‬qَ‫َّب بَ َدن‬
َّ ‫رنَ َو َم ْن َرا َح فِي‬q
‫ا َع ِة‬q ‫الس‬ َ q‫ا أَ ْق‬q‫َّب َكب ًْش‬ َ ‫ر‬qَ‫ا ق‬qq‫َّب بَقَ َرةً َو َم ْن َرا َح فِي السَّا َع ِة الثَّالِثَ ِة فَ َكأَنَّ َم‬
َ ‫فَ َكأَنَّ َما قَر‬
‫ َر َج‬qَ‫إ ِ َذا خ‬qَ‫ةً ف‬q‫ْض‬ َ ‫ر‬qَ‫ا ق‬q‫ ِة فَ َكأَنَّ َم‬q‫ا َع ِة ْالخَا ِم َس‬q‫الس‬
َ ‫َّب بَي‬ َّ ‫ َو َم ْن َرا َح فِي‬،ً‫ ة‬q‫اج‬ َ ‫ر‬qَ‫الرَّابِ َع ِة فَ َكأَنَّ َما ق‬
َ ‫َّب َد َج‬
‫ت ْال َمالَئِ َكةُ يَ ْستَ ِمعُونَ ال ِّذ ْك َر‬
ِ ‫ض َر‬ ْ
َ ‫ا ِإل َما ُم َح‬.”

“Barangsiapa yang mandi pada hari Jum’at seperti mandi janabah lalu
segera pergi ke masjid, maka seakan-akan berkurban dengan unta
yang gemuk, dan barangsiapa yang pergi pada jam yang kedua, maka
seakan-akan ia berkurban dengan sapi betina, dan barangsiapa pergi
pada jam yang ketiga, maka seakanakan ia berkurban dengan domba
yang bertanduk, dan barangsiapa yang pergi pada jam yang keempat
seakan-akan ia berkurban dengan seekor ayam, dan barangsiapa yang
pergi pada jam kelima, maka seakan-akan ia berkurban dengan sebutir
telur. Dan apabila imam telah keluar (untuk berkhutbah), maka para
Malaikat turut hadir sambil mendengarkan dzikir
(nasihat/peringatan).”

4. Keberkahan lainnya yang dimiliki hari Jum’at bahwa hari ini


merupakan hari berkumpulnya kaum Muslimin. Hari ini merupakan
hari berkumpulnya kaum Muslimin dalam masjid-masjid mereka yang
besar untuk mengikuti shalat dan se-belumnya mendengarkan dua
khutbah Jum’at yang mengandung pengarahan dan pengajaran serta
nasihat-nasihat yang ditujukan kepada kaum Muslimin yang
kesemuanya mengandung manfaat agama dan dunia. Hari Jum’at ini
juga memiliki beberapa keistimewaan yang mulia di antaranya
disebutkan oleh Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah sebanyak
tiga puluh tiga. Bahkan Imam as-Suyuthi dalam risalahnya, Nuurul

6
Lum’ah fii Khashaa-ishil Jumu’ah me-nambahkan keistimewaan
tersebut menjadi seratus satu. Akan tetapi sebagian keistimewaan itu
bersandar pada hadits-hadits yang lemah.

Maka, sudah sepantasnya seorang Muslim memanfaatkan hari yang


mulia dan penuh barakah ini dengan melakukan ibadah-ibadah wajib
maupun sunnah, dan mengkonsentrasikan diri pada ibadah-ibadah
tersebut sehingga dia dapat meraih pahala yang besar dan ganjaran
yang setimpal.

B. Pengertian Sholat Jum’at

Pengertian sholat Jumat atau masyarakat Tanah Air lebih akrab


dengan sebutan "Jumatan", merupakan salah satu ibadah yang wajib
dilakukan. Sholat Jumat tersebut, wajib dilaksanakan oleh kaum pria
muslim dan tidak diwajibkan bagi perempuan.

Sebab, khusus bagi perempuan, ketika datang waktu pelaksanaan


sholat Jumat, mereka cukup melaksanakan sholat Zuhur seperti biasanya.
Maka tidak heran, secara umum pengertian sholat Jumat adalah ibadah
yang diwajibkan bagi kaum laki-laki.

Dalil yang mewajibkan sholat Jumat terdapat dalam Al Quran Surat Al-
Jumuah ayat 9:

‫ ٌر لَّ ُك ْم‬qْ‫ َع ۚ ٰ َذلِ ُك ْم َخي‬qْ‫ُوا ْٱلبَي‬


۟ ‫صلَ ٰو ِة ِمن يَوْ ِم ْٱل ُج ُم َع ِة فَٱ ْس َعوْ ۟ا إلَ ٰى ِذ ْكر ٱهَّلل ِ َو َذر‬
ِ ِ َ ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓو ۟ا إِ َذا نُو ِد‬
َّ ‫ى لِل‬
َ‫إِن ُكنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬

Artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sholat


Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli." (Q.S. Al-Jumuah : 9)

7
C. Syarat-Syarat Sholat Jum’at
Ada pun syarat sah melaksanakan sholat Jumat adalah:

1. Sholat Jumat dilakukan di suatu tempat (desa atau kota) yang


termasuk ke dalam lingkup perkampungan.
2. Dilakukan ketika sudah mulai waktu dzuhur
3. Wajib dilakukan secara berjama'ah dengan jumlah minimal yang hadir
dalam sholat jumat adalah sebanyak 40 orang.
4. Dimulai dengan khutbah (termasuk membaca rukun khutbah) sebelum
melaksanakan sholat Jumat.
5. Sholat Jumat sudah dapat dimulai ketika khatib telah membacakan
rukun dua khutbah.
 
Selain itu, ada syarat wajib sholat Jumat yang juga tidak kalah penting
untuk dipahami, antara lain:

1. Beragama Islam.
2. Sudah deasa atau baligh.
3. Tidak gila atau mengalami gangguan mental lainnya.
4. Laki-laki (wanita tidak wajib sholat Jumat).
5. Sehat jasmani dan rohani (orang sakit tidak wajib sholat Jumat).
6. Bertempat tinggal tetap atau menetap atau bermukim (orang yang
sedang dalam perjalanan jauh tidak wajib sholat Jumat).
7. Orang yang sedang dalam perjalanan jauh tidak wajib mengerjakan
sholat Jumat.
Hal ini merujuk pada hadis Rasulullah SAW. Artinya: "Bagi musafir
tidak wajib sholat Jumat." (HR. Daruquthni).

8
D. Sunnah- Sunnah Sebelum Sholat Jum’at
1. Mandi yang bersih
2. Memotong kuku dan mencukur kumis
3. Memakai pakaian yang rapi dan bersih (diutamakan yang berwarna
putih)
4. Memakai wangi-wangian
5. Saat masuk masjid, mendahulukan kaki kanan sambil membaca doa
masuk masjid. Berikut adalah dua bacaan doa masuk masjid yang
sebaiknya dihafalkan dan diamalkan.
َ ‫اَل ٰلّ ُه َّم ا ْف َتحْ لِيْ اَب َْو‬
َ ‫اب َرحْ َم ِت‬
‫ك‬
Artinya: "Ya Allah, bukalah untukku pintu-pintu rahmat-Mu"
6. Melaksanakan sholat sunah tahiyatul masjid
7. Ber'itiqaf (duduk) sambil membaca Alquran, dzikir, atau bersholawat.
8. Menghentikan dzikir atau bacaan lainnya saat khatib naik ke atas
mimbar untuk menyampaikan khotbah Jumat.

E. Rukun dan Syarat Khutbah Sholat Jum’at


Dalam khutbah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Membaca hamdalah, Alhamdulillaah dalam dua khutbah itu.
2. Membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW dalam dua khutbah.
3. Berwasiat dengan taqwa kepada Allah dalam dua khutbah.
4. Membaca ayat Al-Quran dalam salah satu khutbah.
5. Memohonkan maghfiroh (ampunan) bagi sekalian mukminin pada
khutbah yang kedua.
Sedangkan syarat agar khutbah sholat Jumat tersebut sah, maka perlu
memenuhi hal berikut ini:
1. Isi rukun khutbah dapat didengar oleh para jemaah.
2. Berturut-turut antara khutbah pertama dengan khutbah kedua.
3. Menutup aurat.
4. Badan, pakaian, dan tempat yang suci dari hadats dan najis.

9
F. Rukun Sholat Jum’at
1. Membaca niat sholat Jumat
2. Takbiratul ihram (Allahu akbar)
3. Membaca doa iftitah
4. Membaca surah al-Fatihah.
5. Membaca surah pendek
6. Ruku dengan tumaninah.
7. tidal dengan tumaninah.
8. Sujud dengan tumaninah.
9. Duduk di antara dua sujud dengan tumaninah.
10. Sujud kedua dengan tumaninah.
11. Berdiri lagi menunaikan rakaat yang kedua dengan rukun yang sama
dengan yang pertama, lalu
12. Tasyahud akhir dengan tumaninah.
13. Membaca salam menengok ke kanan dan ke kiri, hingga wajah
samping nampak di belakang.

G. Keutamaan Sholat Jum’at


1. Menghapus dosa

“Di antara sholat lima waktu, di antara Jumat yang satu dan Jumat
yang berikutnya, itu dapat menghapuskan dosa di antara keduanya
selama tidak dilakukan dosa besar.” (HR. Muslim).

Hari Jumat adalah hari di mana Allah menyempurnakan Islam dan


mencukupkan nikmat. Hal ini sesuai dengan surat Al-Ma’idah ayat 3
yang artinya:

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah
Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi
agama bagimu” (Q.S Al-Ma’idah: 3).

10
2. Mendapat pahala yang besar

“Barangsiapa mandi pada hari jumat sebagaimana mandi janabah, lalu


berangkat menuju masjid, maka dia seolah berkurban dengan seekor
unta. Barangsiapa yang datang pada kesempatan (waktu) kedua maka
dia seolah berkurban dengan seekor sapi. Barangsiapa yang datang
pada kesempatan (waktu) ketiga maka dia seolah berkurban dengan
seekor kambing yang bertanduk. Barangsiapa yang datang pada
kesempatan (waktu) keempat maka dia seolah berkurban dengan
seekor ayam. Dan barangsiapa yang datang pada kesempatan (waktu)
kelima maka dia seolah berkurban dengan sebutir telur. Dan apabila
imam sudah keluar (untuk memberi khutbah), maka para malaikat
hadir mendengarkan dzikir (khutbah tersebut).” (HR. Bukhari dan
Muslim).

Bahkan, tiap langkah saat seseorang akan pergi melaksanakan sholat


jumat, setara dengan mendapat ganjaran puasa serta sholat setahun

“Barangsiapa yang mandi pada hari Jumat dengan mencuci kepala dan
anggota badan lainnya, lalu ia pergi di awal waktu atau ia pergi dan
mendapati khutbah pertama, lalu ia mendekat pada imam, mendengar
khutbah serta diam, maka setiap langkah kakinya terhitung seperti
puasa dan sholat setahun.” (HR. Tirmidzi).

H. Ancaman Tidak Sholat Jum’at


Mengingat pengertian sholat Jumat memiliki sifat yaitu wajib,
itulah mengapa ada ancaman bagi mereka yang meninggalkan sholat
Jumat. Perihal ancaman tersebut, telah disebutkan dalam hadist dari Ibnu
Umar dan Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW
bersabda,

"Hendaknya orang yang suka meninggalkan sholat Jumat itu


menghentikan kebiasan buruknya, atau Allah akan mengunci mata hatinya,

11
lalu ia akan menjadi orang Ghafilin atau orang Lalai." (HR. Muslim, No.
865).

Terdapat juga hadist lain yang turut memberi peringatan berupa


ancaman bagi mereka yang meninggalkan sholat Jumat. Dari Jabir bin
Abdillah bahwa Rasulullah SAW bersabda, "siapa yang meninggalkan
sholat Jumat sebanyak 3 kali, bukan karena darurat atau halangan maka
Allah akan mengunci hatinya (HR. Ibnu Majah).

12
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan

Hari Jum’at adalah har yang agung dan dangat istimewa maka dari itu sangat
saying jika tidak kita isi dengan ibadah yang banyak kepada Allah SWT salah satunya
yaitu sholat jum’at yaitu ibadah yang diwajibkan untuk lelaki saja dan perempuan
cukup dengan sholat dzuhur seperti biasa.
Di sholat jum’at ini memiliki syarat sah, syarat wajib, sunnah-sunnahnya,
rukunnya, keutamaannya, dan ancamannya.

DAFTAR PUSTAKA

 Ardyanto, Fakhriyan. 2021. Pengertian Sholat Jumat, Syarat, Tata Cara, dan
Keutamaannya. https://hot.liputan6.com/read/4484001/pengertian-sholat-jumat-
syarat-tata-cara-dan-keutamaannya

 Jabar, Tribun. 2019. Potret Doa masuk dan keluar masjid, lengkap arab dan Latin,
memohon dibukakan pintu rahmat. https://jabar.tribunnews.com/2019/03/25/doa-
masuk-dan-keluar-masjid-lengkap-arab-dan-latin-memohon-dibukakan-pintu-rahmat

 Online, NU. 2018. Dalil Keutamaan Hari Jum’at.


https://islam.nu.or.id/post/read/85135/dalil-keutamaan-hari-jumat

13

Anda mungkin juga menyukai