Bab I, Ii, Iii LP BPH
Bab I, Ii, Iii LP BPH
PENDAHULUAN
dari elemen seluler prostat. Akumulasi seluler dan pembesaran kelenjar timbul
BPH melibatkan unsur-unsur stroma dan epitel prostat yang timbul di zona
prostat yang dapat menyumbat aliran urin dari kandung kemih. BPH dianggap
sebagai bagian normal dari proses penuaan pada pria yang tergantung pada
(LUTS). Ini juga sering disebut sebagai prostatism, meskipun istilah ini jarang
digunakan. Pernyataan ini tumpang tindih, tidak semua laki-laki dengan BPH
memiliki LUT dan tidak semua pria dengan LUT mengalami BPH. Sekitar
1
Manifestasi klinis dari LUT meliputi frekuensi kencing, urgency (buang
air kecil yang tidak dapat ditahan), nocturia (bangun di malam hari untuk
buang air kecil), atau polakisuria (sensasi buang air kecil yang tidak puas).
Komplikasi terjadi kurang umum tetapi mungkin dapat terjadi acute urine
operasi korektif, gagal ginjal, infeksi saluran kemih berulang, batu kandung
Volume prostat dapat meningkat dari waktu ke waktu pada pria dengan
BPH. Selain itu gejala dapat memburuk dari waktu ke waktu pada pria dengan
BPH yang tidak diobati dan risiko AUR sehingga kebutuhan untuk operasi
kewaspadaan pada komplikasi BPH. Pasien dengan LUT ringan dapat diobati
BPH. Namun, ada minat yang cukup besar dalam pengembangan terapi
2
1.2. Tujuan Penulisan
1.2.1.Tujuan Umum
1.2.2. Tujuan Khusus
Hiperplasia.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Definisi
pada pria lebih tua dari 50 tahun ) menyebabkan berbagai derajat obstruksi
prostat (secara umum pria lebih tua dari 50 tahun) menyebabkan berbagai
2000).
4
2.1.2. Anatomi Dan Fisiologi.
Kelenjar prostat adalah salah satu organ genetalia pria yang terletak di
sebesar buah kenari dengan berat normal pada orang dewasa ± 20gram.
5
Oleh karena pembesaran prostat terjadi perlahan, maka efek terjadinya
oleh kombinasi resistensi uretra daerah prostat, tonus trigonum dan leher
keadaan ini dengan jalan kontraksi lebih kuat dan detrusor menjadi lebih
lelah dan akhirnya mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk
digolongkan dua tanda gejala yaitu obstruksi dan iritasi. Gejala obstruksi
terputus, menetes pada akhir miksi, pancaran lemah, rasa belum puas
6
sempurna atau pembesaran prostat akan merangsang kandung kemih,
Karena produksi urin terus terjadi, maka satu saat vesiko urinaria
ginjal akan rusak dan terjadi gagal ginjal. Kerusakan traktus urinarius
Keluhan iritasi dan hematuria. Selain itu, stasis urin dalam vesika
(Sjamsuhidajat, 2005).
2.1.3. Etiologi
beberapa pendapat dan fakta yang menunjukan, ini berasal dan proses
7
mediator utama pertumbuhan prostat. Dalam sitoplasma sel prostat
mati.
8
4. Teori sel stem, menerangkan bahwa terjadi proliferasi abnormal sel
9
2.1.4. Patoflow
10
2.1.5. Manifestasi Klinis
overflow.
perasaan ingin miksi yang mendesak (urgensi), dan nyeri pada saat miksi
(disuria) (Mansjoer,2000)
4 stadium :
1. Stadium I
sampai habis.
11
2. Stadium II
walaupun tidak sampai habis, masih tersisa kira-kira 60-150 cc. Ada
3. Stadium III
4. Stadium IV
1. Rectal Gradding
12
2. Clinical Gradding
Banyaknya sisa urine diukur tiap pagi hari setelah bangun tidur,
a. Laboratorium
1. Sedimen Urin
saluran kemih.
2. Kultur Urin
diujikan.
13
4. Ultrasonografi ( trans abdominal dan trans rektal )
tumor.
5. Systocopy
2.1.7 Komplikasi
1. Arteroclerosis
2. Infark jantung
3. Impoten
5. Fistula
7. infeksi
2.1.8 Penatalaksanaan
2.1.8.1 Medis
1. Medical Treatment
14
meringankan obstruksi. Perbaikan gejala timbul dengan cepat,
gejala baru muncul setelah 6 bulan, dan efek sampingnya antara lain
c. Phytoterapi
Factor terutama b-FGF dan EGF. Efek dari obat lain yaitu anti-
2004).
15
2.1.8.2 Keperawatan
1. Watchfull Waiting
yang diukur dengan sistem skor IPSS. Pada pasien dengan skor ringan
pengaturan gaya hidup. Bahkan bagi pasien dengan LUTS sedang yang
tidak terlalu terganggu dengan gejala LUTS yang dirasakan juga dapat
frekuensi miksi).
2. Tatalaksana Invasif
c. Batu vesika
d. Hematuria makroskopil
16
f. Penurunan fungsi ginjal
2.2.1.Pengkajian
a. Pengumpulan data
b. Identitas klien
pekerjaan, penghasilan dan alamat. Jenis kelamin dalam hal ini klien
adalah laki – laki berusia lebih dari 50 tahun dan biasanya banyak
c. Keluhan utama
Keluhan utama yang biasa muncul pada klien BPH pasca TURP
adalah nyeri yang berhubungan dengan spasme buli – buli. Pada saat
17
d. Riwayat penyakit sekarang
g. Riwayat psikososial
18
Timbulnya perubahan pemeliharaan kesehatan karena tirah baring
selama 24 jam pasca TURP. Adanya keluhan nyeri karena spasme buli
Klien yang di lakukan anasthesi SAB tidak boleh makan dan minum
sebelum flatus .
3) Pola eliminasi
Pada klien dapat terjadi hematuri setelah tindakan TURP. Retensi urin
19
Klien dapat mengalami cemas karena ketidaktahuan tentang perawatan
perawatan dan komplikasi pasca TURP. Gali adanya stres pada klien
ibadahnya .
i. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
kecuali bila terjadi shock. Tensi, nadi dan kesadaran pada fase awal
( 6 jam ) pasca operasi harus diminitor tiap jam dan dicatat. Bila
3 jam sekali.
20
2) Sistem pernafasan
3) Sistem sirkulasi
4) Sistem neurologi
6) Sistem urogenital
Retensi dapat terjadi bila kateter tersumbat bekuan darah. Jika terjadi
retensi urin, daerah supra sinfiser akan terlihat menonjol, terasa ada
ballotemen jika dipalpasi dan klien terasa ingin kencing. Residual urin
selama 6 – 24 jam .
7) Sistem muskuloskaletal
21
Traksi kateter direkatkan di bagian paha klien. Pada paha yang
j. Pemeriksaan penunjang
a) Laboratorium
perlu diulang secara berkala bila urin tetap merah dan perlu di periksa
ulang bila terjadi penurunan tekanan darah dan peningkatan nadi. Kadar
serum kreatinin juga perlu diulang secara berkala terlebih lagi bila
harus segera diperiksa bila terjadi sindroma TURP. Bila terdapat tanda
yang mungkin terjadi pada klien BPH pasca TURP antara lain : nyeri,
retensi urin, resiko tinggi infeksi, resiko tinggi kelebihan cairan, resiko
dari traksi.
22
2. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan kehilangan
darah berlebihan .
buli.
anastesi.
anastesi.
a. Tujuan
b. Kriteria hasil
2) Ajarkan dan bantu klien untuk membalik, batuk, dan napas dalam
tiap 2 jam.
23
3) Kaji bunyi napas tiap 4 jam.
menguranginyeri.
darah berlebihan.
a. Tujuan
b. Kriteria hasil
24
2) Pantau masukan dan haluaran cairan.
penggantian.
berlanjut.
medik.
bekuan darah.
terapi cepat.
gelap.
sendiri.
25
Rasional : membilas gonjal / buli-buli dari bakteri dan debris.
cairan.
enema.
perdarahan.
indikasi, contoh:
penggantian.
a. Tujuan
b. Kriteria hasil
26
1) Pantau dan laporkan tanda dan gejala difusi hiponatremia.
penggantian.
jika diinstruksikan.
a. Tujuan
b. Kriteria hasil
27
Rasional: mencuci buli-buli dari bekuan darah dan debris
buli – buli.
a. Tujuan
Infeksi dicegah.
b. Kriteria hasil
infeksi.
sepsis lanjut.
28
Rasional: menghindari reflek balik urin dapat
prostatektomi.
29
1. Nyeri/ ketidaknyamanan hilang.
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
adanya penyumbatan jalan kemih oleh benda asing, sel kanker, kista, yang
Selain itu BPH juga terjadi akibat pola hidup yang tidak sehat dan
urine.
Akan tetapi BPH bisa dihindari dengan menjaga pola hidup serta
3.2. Saran
akan lebih baik jika pola hidup sehat dan bersih ditingkatkan. Kemudian
mensgidap BPH.
30
DAFTAR PUSTAKA
31