Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS TERKAIT PERTAMBANGAN

MINYAK DAN GAS BUMI


(Soal Sumur Minyak Ilegal, Gubernur Aceh Mengaku Dilema)

Dosen Pengampu: Dr. Haris Retno Susmiyati, S.H., M.H.

Disusun oleh:
Saifullah Samad 1808015238 2018
Nestoressi Jalung 1808015240 2018
Muhammad Azhim Satrio 1808015046 2018

UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
Hukum Pertambangan (Kelas E)
Kelompok :

1. Saifullah Samad (1808015238)


2. Nestoressi Jalung (1808015240)
3. Muhammad Azhim Satrio (1808015046)

Soal Sumur Minyak Ilegal, Gubernur Aceh Mengaku Dilema


Dikutip dari Kompas.com 25 April 2018
(https://regional.kompas.com/read/2018/04/25/21203921/soal-sumur-mi nyak-
ilegal-gubernur-aceh-mengaku-dilema)

ACEH TIMUR, KOMPAS.com – Gubernur Provinsi Aceh, Irwandi Yusuf mengaku


dilema soal aktivitas masyarakat dalam pengeboran tradisional sumur minyak
di Desa Pasir Putih, Kecamatan Rantau Peureulak, Kabupaten Aceh Timur. Pria
yang akrab disapa Tengku Agam itu mengatakan, pemerintah tidak bisa serta
merta menutup tambang minyak tersebut meskipun pengeboran dilakukan
secara ilegal. Pasalnya, sumur minyak itu menjadi salah satu sumber ekonomi
masyarakat di Kabupaten Aceh Timur. “Memang pengeboran illegal, aparat
kepolisian juga mengetahui. Tapi kalau kita ambil tindakan tegas dengan
menutup, pengeboran ini juga salah satu mata pencaharian masyarakat di
sana,” ujar Irwandi dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (25/4/2018).
Irwandi telah menginstruksikan tiga kepala dinas dari Banda Aceh menuju ke
Kabupaten Aceh Timur untuk membantu penanganan terhadap korban ledakan
sumur minyak itu. Ketiga dinas itu yakni Dinas Sosial, Dinas Energi Sumber
Daya Mineral, dan Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Provinsi
Aceh. “Proses pemadaman masih dilakukan karena hingga kini api masih
menyala. Mungkin perlu pengecoran dengan semen karena dengan air tidak
bisa,” sebutnya. Dia mengungkapkan, peristiwa yang sama pernah terjadi.
Namun, tidak menimbulkan korban jiwa. “Mungkin ke depan, perlu diberi
izin buat tambang rakyat ini, namun diawasi Pertamina atau bagaimana tekis
lainnya,” tuturnya.

Analisis:
Bumi, air, serta kekayaan alam yang ada di Indoneia dikuasai oleh negara dan
dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Pengaturan tersebut
merupakan landasan dari Hak Menguasai Negara (HMN), yang mana HMN
merupakan sebuah instrumen (bersifat instrumental), sedangkan “dipergunakan
untuk sebesar-besarnya tujuan untuk kemakmuran rakyat),” sehingga hakikatnya
HMN adalah instrumen untuk mencapai kebergunaan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Pecapaian tujuan ini, bersesuai pula dengan salah satu
tujuan negara, yaitu untuk memajukan kesejahteraan umum, sebagaimana
termaktub dalam pembukaan Undan-Undang Negara Republik Indonesia Tahun
1945 (UUD NRI Tahun 1945).

Bumi, air, dan kekayaan alam yang ada di dalamnya termasuk berupa minyak
bumi tersebut menjadi sumber daya alam pontensial untuk dimanfaatkan demi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Potensi minyak bumi di Indonesia
tersebar di berbagai pelosok daerah. Namun realitanya, industri minyak bumi
belum sepenuhnya mendukung pembangunan nasional, khususnya
pembangunan daerah. Fakta di lapangan memperlihatkan bahwa sentra-sentra
minyak bumi di berbagai daerah merupakan kantong-kantong kemiskinan yang
masih tergantung dengan kebijakan dan bantuan dari pemerintah. Padahal
lazimnya, daerah yang menjadi lokasi penghasil minyak bumi tersebut harus
menjadi prioritas untuk memperoleh kemanfaatan, khusunya dalam hal
peningkatan kesejahteraan masyarakat daerah. Hal tersebut terjadi karena
berbagai faktor yang salah satunya adalah tidak adanya regulasi terkait
pertambanan minyak dan gas yang benar-benar berorientasi pada kemakmuran
dan kesejahteraan rakyat serta kebijakan dan bantuan dari pemerintah yang
sangat minim.

Sumur tua bekas pertambangan minyak bumi menjadi salah satu alternatif bagi
masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraanya sendiri walaupun aktifitas
tersebut merupakan pertambangan ilegal masyarkat tetap melakukanya karena
pada dasarnya kebutuhan akan pendapatan keuntungan minyak bumi sangat
besar jumlahnya sehingga sebagian masyarakat dapat melakukan apa saja untuk
memenuhi kebutuhan pendapatan masing-masing. Seperti yang dilakukan oleh
masyarakat di Rantau Peureulak. sebagian masyarakat berprofesi sebagai
penambang minyak ilegal. Tidak hanya masyarakat, bahkan pihak pemerintahan
ditingkat kecamatan banyak yang menanamkan modal usaha di area
pertambangan minyak ilegal ini. Selama ini masayarakat menjual hasil dari
penyulingan minyak mentah ke daerah Belawan Tanjung Pura dengan
menggunakan kendaraan jenis pick up dan truk. Namun tidak jarang ketika
penambang menjual hasil minyak tersebut sering dari mereka terkena razia oleh
petugas keamanan(polisi). Sehingga menyebabkan truk, drum minyak dan
bahkan sopir pembawa angkutan minyak ilegal ini di tahan oleh pihak berwajib.

Masyarakat desa Pasir Putih melakukan pengeboran minyak ilegal di karenakan


faktor perekonomian. Penghasilan pertambangan minyak ilegal sangat meningkat
dibandingkan ketika mereka bertani.Namun terkadang ketidakpedulian
pemerintah terhadap kesejahteraan masyarakat meyebabkan masyarakat rela
melakukan apapun demi mencukupi biaya kebutuhan sehari-hari, termaksud
dalam melaukan pekerjaan yang membahayakan nyawa pekerja tersebut seperti
melakukan pertambangan minyak mentah dengan cara tradisional. Meski
perekonomian masyarakat meningkat di kerenakan adanya pertambangan
minyak yang berada di Kecamatan Rantau Peureulak, namun wilayah ini adalah
wilayah ilegal yang tidak memeliki surat izin dari pemerintah daerah serta dapat
membahayakan masyarkat yang melakukan pertambangan.

Ada sebuah dilematis dalam kasus ini bahwa jika ingin menegakakan hukum
positif yang berlaku maka pemerintah setempat haruslah menutup dan menindak
tegas segala bentuk aktifitas ilegal terhadap pertambangan minyak, namun di
lain sisi pemerintah juga tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang
terdampak dari apabila penutupan tambang minyak ilegal tersebut dilakukan.
Jumlah pengangguran yang tidak sedikit di daerah tersebut juga harus
dipertimbangkan jika ingin melakukan penindakan terhadap tambang ilegal
tersebut. Solusi terbaik yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah melegalkan
kegiatan pertambangan melalui kerjasama antara Pertamina, BUMD, dengan
memberdayakan masyarakat sekitarnya hal tersebut pemerintah mampu
meningkat PAD, dan meningkat kesejateraan ekonomi masyarakat. Adapun
Strategi kedpan yang dapat dilakukan agar persoalan seperti ini tidak dapat
terulang kembali. Pertama, segera menyelesaikan revisi RUU Migas sebagai
payung hukum yang komprehensif di sektor migas. Kedua, perlu komitmen
pemerintah dan/atau pemda serta badan usaha atas penyelesaian komprehensif
dan integratif terhadap praktik illegal drilling agar tidak menimbulkan dampak
keamanan, keselamatan dan kelestarian
fungsi lingkungan hidup. Ketiga, perlu pengawasan secara ketat dan
berkelanjutan agar praktik ini tidak merugikan para pihak. Selain itu, perlu
adanya sosialisasi (penyuluhan dan edukasi) masyarakat agar tujuan
meningkatkan produksi minyak bumi nasional.

Anda mungkin juga menyukai