Anda di halaman 1dari 8

A.

Pengertian Manajemen Perpajakan


Pengertian Manajemen Perpajakan adalah  Suatu strategi manajemen untuk merencanakan,
melaksanakan, dan mengendalikan aspek-aspek perpajakan dari sisi yang dapat menguntungkan
Wajib Pajak dan dapat memenuhi kewajiban perpajakan secara optimal.

Manajemen Perpajakan adalah Sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar, tetapi
jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan seminimal mungkin dengan tujuan untuk memperoleh laba 
setelah pajak (net profit after tax) yang maksimal.

Bagi Wajib Pajak,  pembayaran pajak merupakan biaya yang dapat mengurangi laba setelah pajak 
(net profit after tax), sehingga ada kecenderungan dari Wajib Pajak untuk meminimalkan besarnya
pembayaran pajak.

Oleh karena itu Wajib Pajak perlu memiliki manajemen pajak yang baik agar dapat melakukan
penghematan biaya pajak secara legal. .
B. Tujuan Manajemen Pajak
Manajemen Pajak tidak bertujuan agar Wajib Pajak dapat mengelak dari pembayaran pajak dengan
cara melanggar peraturan perpajakan tetapi harus dilakukan dengan cara yang tidak melanggar
peraturan perpajakan.

Tujuan Manajemen Pajak antara lain :

1. Untuk mengurangi  beban pajak sehingga memaksimalkan laba setelah pajak (net
profit after tax),

Dengan melaksanakan manajemen pajak yang tepat, diharapkan dapat mengurangi beban pajak yang
harus dibayar oleh Wajib Pajak sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan laba setelah pajak (net
profit after tax). 

2. Untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar.

Wajib Pajak mengharapkan dengan melaksanakan Manajemen Pajak yang tepat dapat memenuhi
kewajiban perpajakannya dengan benar sehingga tidak akan terkena sanksi atau hukuman dari Kantor
Pajak.
C. Fungsi Manajemen Pajak
Fungsi Manajemen Pajak antara lain :

1. Perencanaan Pajak (Tax Planning).

Perencanaan Pajak (Tax Planning) adalah kegiatan awal yang dilakukan  oleh Wajib Pajak dengan
cara menganalisis seluruh aspek yang berhubungan dengan kewajiban perpajakan dengan tujuan agar
Wajib Pajak dapat melaksanakan kewajiban perpajakan dengan optimal yang dapat mengurangi beban
pajak tanpa melanggar peraturan perpajakan.
2. Pelaksanaan kewajiban perpajakan (tax implementation).

Apabila pada tahap perencanaan pajak telah diketahui faktor-faktor yang akan dimanfaatkan untuk
melakukan penghematan pajak, maka langkah selanjutnya adalah Wajib Pajak akan
mengimplementasikannya baik secara formal maupun material.

3. Pengendalian Pajak (tax control)

Pengendalian pajak bertujuan untk memastikan bahwa kewajiban pajak telah dilaksanakan sesuai
dengan yang telah direncanakan oleh Wajib Pajak dan telah memenuhi persyaratan formal maupun
material.
D. Syarat  Manajemen Pajak Yang Baik
Syarat  Manajemen Pajak Yang Baik antara lain :

1. Tidak melanggar peraturan perpajakan.

Manajemen Pajak tidak boleh dilaksanakan dengan melanggar peraturan perpajakan.

Oleh karena itu Wajib Pajak perlu memahami peraturan pajak yang berhubungan dengan kegiatan
usahanya.

Peraturan Pajak antara lain :

a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dan
Peraturan Pelaksanannya.

b. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan dan Peraturan Pelaksanaannya.

c. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
Atas Barang Mewah serta Peraturan Pelaksanaannya.

2. Secara bisnis masuk akal.

Manajemen Pajak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Strategi Bisnis Wajib Pajak baik
dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

Sehingga Strategi Manajemen Pajak yang dilaksanakan harus sesuai dengan praktik bisnis yang
dijalankan oleh Wajib Pajak.

3. Bukti-bukti pendukung yang memadai.


Manajemen Pajak harus dilaksanakan dengan didukung dengan bukti-bukti yang memadai.

Bukti pendukung transaksi keuangan Wajib Pajak antara lain :

a. Surat Perjanjian Kontrak.


b. Invoice.
c. Faktur Pajak.
d. PO (Purchase Order)
e, DO (Delivery Order).
f. Rekening Koran
g. Kwitansi
h. Cek.
i. Bukti setoran bank.
j. Bilyet giro
k. Nota Kredit.
l. Nota Debet.
m. Bukti Kas Masuk
n. Bukti Kas Keluar
o. PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang).
p. PIB (pemberitahuan Impor Barang)
q. Bukti Pembayaran Pajak

Kebenaran transaksi keuangan Wajib Pajak meliputi kebenaran formal dan kebenaran material.

Kebenaran formal dan kebenaran material transaksi keuangan Wajib Pajak harus dibuktikan dengan
adanya bukti pendukung yang memadai.
E. Materi Yang Dipelajari Dalam Manajemen Pajak 
Materi Yang Dipelajari Dalam Manajemen Pajak  antara lain :

1. Akuntansi

Materi Akuntansi yang perlu dipahami meliputi :

a. Akuntansi Keuangan
b. Akuntansi Pajak

2. Proses Bisnis 

Proses Bisnis adalah suatu kumpulan dari aktivitas terstruktur yang saling berhubungan untuk
menghasilkan suatu keluaran (produk/output) dan mendukung pencapaian tujuan serta sasaran
strategis dari suatu perusahaan.

3. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP).

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP). Adalah Hukum Formal yang berisikan peraturan-
peraturan mengenai tata cara pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan bagi Wajib Pajak.

4. Administrasi Pajak.

Administrasi Pajak adalah tata cara atau prosedur Wajib Pajak dalam memenuhi hak dan kewajiban
perpajakan.

5. Formulir Pajak.

Formulir Pajak adalah formulir yang harus digunakan oleh Wajib Pajak untuk memenuhi hak dan
kewajiban perpajakannya.

6. Peraturan Perpajakan

Peraturan Perpajakan adalah  Peraturan yang mengatur tentang hak dan kewajiban perpajakan bagi
Wajib Pajak.

Peratuan Perpajakan terdiri dari :

a. Undang-Undang (UU)

b. Peraturan Pengganti Undang-Undang (PERPU)

c. Peraturan Menteri Keuangan (PMK)

d. Keputusan Menteri Keuangan (KMK)

e. Peraturan Direktur Jenderal Pajak 


f. Keputusan Direktur Jenderal Pajak

7. Aplikasi Perpajakan

Aplikasi Perpajakan adalah Aplikasi yang dapat digunakan Wajib Pajak untuk melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakan secara elektronik (online maupun ofline).

8. Pajak Penghasilan Dalam Negeri

Pajak Penghasilan  Dalam Negeri meliputi :

a. PPh Badan

b. PPh Orang Pribadi

c. PPh Pasal 4 ayat 2

d. PPh Pasal 15

e. PPh Pasal 21

f. PPh Pasal 22

g. PPh Pasal 23

9. PPN

10. PPnBM

11. Manajemen Pajak

Manajemen Pajak  adalah Sarana bagi Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan
benar dan memaksimalkan laba  setelah pajak.
Manajemen Pajak terdiri dari :

a. Tax Planning (Perencanaan Pajak)

Tax Planning (Perencanaan Pajak) adalah langkah awal dalam manajemen yang dilakukan dengan
cara menganalisis seluruh aspek perpajakan yang berhubungan dengan kegiatan usaha perusahaan dan
memutuskan bagaimana cara meminimalkan biaya pajak tanpa melanggar peraturan perpajakan.

b. Tax Implementation (Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan)

Tax Implementation (Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan) dijalankan berdasarkan Tax Planning


(Perencanaan Pajak) yang telah ditetapkan oleh Wajib Pajak.

c. Tax Control (Pengendalian Pajak)

Tax Control (Pengendalian Pajak) adalah kegiatan pengawasan dan perorganisasian atas pelaksanaan
Tax Planning (Perencanaan Pajak).

d. Tax Evasion (Penyelundupan Pajak)

Tax Evasion (Penyelundupan Pajak) adalah Penghindaran pajak dengan melanggar ketentuan
peraturan perpajakan atau  dengan cara illegal (penggelapan pajak).

e.Tax Avoidance (Penghindaran Pajak)

Tax Avoidance (Penghindaran Pajak) adalah menghidari pembayaran pajak yang dilakukan dengan
cara mengikuti peraturan perpajakan yang ada dan dilakukan secara legal.

12. Pemilihan Sumber Pendanaan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan dalam berbisnis adalah melalui pendanaan.

Sumber pendanaan bagi perusahaan terdiri dari :


a. Sumber pendanaan dari internal perusahaan.

Sumber pendanaan internal perusahaan biasanya berasal dari laba ditahan (retained earning).

b. Sumber pendanaan dari eksternal perusahaan.

Sumber pendanaan eksternal perusahaan biasanya berasal dari modal dan utang

13. Penggunaan Dana Perusahaan

14. Fasilitas dan Insentif Pajak.

Fasilitas dan Insentif Pajak  dapat digunakan oleh Wajib Pajak untuk mengurangi beban pajak yang
pada akhirnya dapat mamaksimalkan laba setelah pajak (net profit after tax). 

Fasilitas dan Insentif Pajak antara lain :

a. Fasilitas dan Insentif Pajak  PPh (Pajak Penghasilan)

b. Fasilitas dan Insentif Pajak PPN (Pajak Pertambahan Nilai) dan Pajak PPnBM (Pajak Penjualan
atas Barang Mewah)

15. Pajak Internasional

Pajak Internasional antara lain meliputi :

a. PPh Pasal 26 atas penghasilan yang diterima oleh Subjek Pajak Luar Negeri yang menerima
penghasilan dari Indonesia.

b. PPh Pasal 24 atas penghasilan yang diterima oleh Wajib Pajak Dalam Negeri yang menerima
penghasilan dari Luar Negeri.

c. Perlakuan Perpajakan atas BUT (Bentuk Usaha Tetap).


d. Tax Treaty atau P3B (Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda)

Referensi :
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang KUP

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan.

3. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang PPN dan PPnBM

4. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

5. Modul Chatered Accountant IAI (Ikatan Akuntan Indonesia)

Anda mungkin juga menyukai