Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN LAMA KERJA DENGAN PERILAKU

PERAWAT DALAM MEMBUANG SAMPAH MEDIS DAN NON MEDIS DI


RUANG UNIT KHUSUS RS MUHAMMADIYAH SELOGIRI

Vitri Dyah Herawati1,Anik Suwarni1, Sri Purwanti2


1
Program Studi Profesi Ners, Fakultas Sains, Teknologi dan Kesehatan,
Universitas Sahid Surakarta
2
RS Muhammadiyah Selgiri
Koresponden penulis: mubaroktri@gmail.com

Abstrak
Rencana strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 menyebutkan bahwa dalam
penyehatan lingkungan sasaran kegiatannya adalah meningkatkan penyehatan dan
pengawasan kualitas lingkungan. Indikator pencapaian tersebut salah satunya persentase
rumah sakit yang melakukan pengelolaan limbah medis sesuai standar sebesar 100%.
Penelitian ini bertujuan Mengetahui pengetahuan dan lama kerja perawat dalam membuang
sampah medis non medis di Ruang Unit Khusus RS Muhammadiyah Selogiri. Penelitian ini
menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
tenaga medis yang ada di Unit Khusus berjumlah 25 orang. Teknik sampling penelitian ini
adalah total Sampling. Penelitian ini telah dilakukan di Ruang Unit Khusus RS
Muhammadiyah Selogiri pada bulan 30 Oktober - 30 November 2020. Uji analisa bivariat
menggunakan uji kendall tau. Hasil uji statistik menunjukkn tidak ada hubungan lama kerja
dengan perilaku perawat dalam pelaksanaan pengelolaan limbah medis di Ruang Unit
Khusus RS Muhammadiyah Selogiri. Dengan nilai p value 0,547. Ada hubungan
pengetahuan dengan perilaku perawat dalam pelaksanaan pengelolaan limbah medis di
Ruang Unit Khusus RS Muhammadiyah Selogiri dengan nilai p value 0,000. Artinya
penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan perilaku perawat dalam pengelolaan limbah
medis paling berhubungan dengan pengetahuan perawat dengan nilai beta 38,184
Kata kunci : Pengetahuan, Perilaku, Sikap, Lama Kerja, Pengelolaan Limbah Medis

Abstract
The Minisry of health’s strategic plan for 2015-2019 states that its activities aim to
improve environmental health and quality control in environmental santation. One indicator
of this achievement is the percentage of hospital that carry out medical waste management
according to standards of 100%. To determine the factors that influence nurses behavior of
nurses in disposing of non-medical medical waste in the Special Unit Room of the
Muhammadiyah Selogiri Hospital. This research is a quantitative descriptive study. This
study used a cross sectional approach. The population was all medical personnel in the
Special Unit with 25 people. The sampling technique used total sampling. This research was
conducted in the Special Unit Room of the Muhammadiyah Selogiri Hospital from 30
October to 30 November 2020. The bivariate analysis used the Kendall tau test. There is no
correlation between length of work and nurses behavior in implementation medical waste
management in the Special Unit Room of the Muhammadiyah Selogiri Hospital. With a p
value of 0.547. There is a correrelation between knowledge and nurses behavior in
implementation of medical waste management in the Special Unit Room of Muhammadiyah
Selogiri Hospital with a p value of 0.000. There is a corrrelation between nurses attitude
and behavior in implementation medical waste management in the Special Unit Room of the
Selogiri Muhammadiyah Hospital with a p value of 0.007. The knowledge variable is most
related to the behavior of nurses in medical waste management with a beta value of 38,184.
Keywords: Knowledge, Behavior, Attitude, Length of Work, Medical Waste Management

JIKI VOL 14 NO.2 OKTOBER 2021 ISSN 1979-8261, e-ISSN 2657-0076 9


PENDAHULUAN medis memiliki karakteristik infeksius.
Pewadahan dengan pelabelan Limbah B3 dapat menimbulkan bahaya
merupakan sistem pengkodean warna di terhadap lingkungan dan juga dampak
mana limbah harus disimpan pada terhadap kesehatan masyarakat serta
plastik saat pemilahan (Wilburn & makhluk hidup lainnya bila dibuang
Eijkemans, 2014). Limbah medis padat langsung ke lingkungan. Selain itu,
adalah limbah yang dihasilkan di rumah limbah B3 memiliki karakteristik dan
sakit pada saat melakukan sifat yang tidak sama dengan limbah
perawatan/pengobatan berhubungan secara umum, utamanya karena
dengan pasien atau penelitian. Limbah memiliki sifat yang tidak stabil, reaktif,
medis padat rumah sakit terdiri dari eksplosif, mudah terbakar dan bersifat
limbah infeksius (benda tajam seperti racun.
jarum suntik bekas, pisau bekas, bekas Pemilahan limbah yaitu
botol obat, pembalut, perban, blood bag, memisahkan berbagai jenis limbah
urine bag, infus bag dan sarung tangan) menurut jenis komponen, konsentrasi
(Asmarhany, 2014). atau keadaannya, sehingga dapat
Data WHO tahun 2017 mempermudah dalam pengemasan
menunjukkan 80% limbah di fasilitas (Wulandari, 2011). Pewadahan dengan
kesehatan primer merupakan limbah non pelabelan merupakan sistem pengkodean
medis, 15% limbah infeksius, 3% warna di mana limbah harus disimpan
limbah farmasi, dan masing-masing 1% pada plastik saat pemilahan (Wilburn,
pada limbah benda tajam, genotoksik, 2014). Limbah medis padat adalah
dan radioaktif (WHO, 2018). limbah yang dihasilkan di rumah sakit
Berdasarkan data Profil Kesehatan pada saat melakukan
Indonesia 2014 secara nasional terdapat perawatan/pengobatan berhubungan
74,76% kabupaten/kota yang telah dengan pasien atau penelitian. Limbah
melaksanakan pembinaan pengelolaan medis padat rumah sakit terdiri dari
limbah medis tetapi masih belum limbah infeksius (benda tajam seperti
memenuhi target Renstra Kementerian jarum suntik bekas, pisau bekas, bekas
Kesehatan tahun 2014 yaitu sebesar botol obat, pembalut, perban, blood bag,
75%. Persentase rumah sakit yang urine bag, infus bag dan sarung tangan)
melakukan pengelolaan limbah medis (Asmarhany, 2014).
sesuai standar tahun 2014 sebesar 5% Hasil penelitian di Dhaka
(Kemenkes, 2015). Secara nasional dari Bangladesh menunjukan bahwa hampir
1.523 rumah sakit di Indonesia sepertiga dokter dan perawat, juga dua
memproduksi limbah padat 376.089 pertiga staf teknologi dan kebersihan
ton/hari dan limbah cair 48.985,70 memiliki pengetahuan yang tidak
ton/hari. Sedangkan untuk Kota memadai. Selain itu diketahui pula
Semarang perkiraan total timbulan bahwa hasil survei mengatakan 44% dari
limbah bahan berbahaya dan beracun dokter dan 56% dari staf kebersihan
rumah sakit tipe A, B, C dan D sebanyak ternyata memiliki kebiasaan membuang
105.220,00 kg/bulan (Riskesdas, 2018). limbah medis tidak semestinya (Sarker
Limbah rumah sakit dibagi et al, 2014). Pada penelitian Sudiharti
menjadi dua kelompok secara umum (2012) dengan judul Hubungan
yaitu limbah medis dan limbah non pengetahuan dan sikap dengan perilaku
medis (Pertiwi, 2017). Limbah medis perawat dalam pembuangan sampah
rumah sakit dikategorikan sebagai medis di rumah sakit pku
limbah Bahan Berbahaya dan Beracun muhammadiyah yogyakarta
(B3) seperti disebutkan dalam Lampiran menunjukkan bahwa terdapat hubungan
I PP No. 101 Tahun 2014 bahwa limbah yang kuat antara tingkat pengetahuan

JIKI VOL 14 NO.2 OKTOBER 2021 ISSN 1979-8261, e-ISSN 2657-0076 10


dengan perilaku perawat dalam analisa bivariat menggunakan uji
pembuangan sampah medis (p = 0,002) kendall tau karena skala data berbentuk
dan terdapat hubungan antara sikap ordinal. Analisa multivariate pada
dengan perilaku perawat dalam penelitian ini menggunakan uji regresi
pembuangan sampah medis di rumah logistic.
sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta
(p = 0,000) (Sudiharti, 2012). HASIL PENELITIAN
Hasil capain indikator 1. Gambaran Karakteristik Responden
pengolahan limbah padat berbahaya di Tabel 1 Karakteristik responden (n
Unit Khusus Rumah Sakit =25)
Muhammadiyah Selogiri. IGD pada Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
bulan Januari sebesar 94,1%, Februari (n) (%)
95,8%, Maret 83,3% dan April 61,5%. Laki-laki 9 36,0
Di HCU pada bulan januari sebesar Perempuan 16 64,0
82,3 %, Februari 79,1 %, Maret 100 % Umur
dan April 75 %. Untuk ruang Neoristi <26 Tahun 6 24,0
pada Januari 100 %, Februari 100 %, 26-35 Tahun 17 68,0
Maret 83,3 % dan April 100 %. > 35 Tahun 2 8,0
Berdasarkan data tersebut pengelolaan Pendidikan
atau pembuangan sampah medis D3 17 68,0
semakin menurun dari bulan ke bulan S1 NERS 8 32,0
sehingga peneliti tertarik untuk Berdasarkan tabel diatas
melakukan penelitian dengan judul menunjukkan bahwa karakteristik
faktor-faktor yang mempengaruhi responden berdasarkan jenis kelamin
perilaku perawat dalam membuang yang paling banyak adalah perempuan
sampah medis non medis di Unit Khusus sebesar 64%, dengan umur paling
RS Muhammadiyah Selogiri. banyak 26-35 Tahun sebesar 68% dan
pendidikan paling dominan D3
METODOLOGI PENELITIAN keperawatan sebesar 17%.
Jenis penelitian ini adalah 2. Analisa Univariat
penelitian deskriptif kuantitatif. Tabel 2 Distribusi Frekuensi tingkat
Penelitian ini menggunakan pendekatan pengetahuan perawat pengolaan sampah
cross sectional yaitu jenis penelitian medis ( n = 25)
yang menekankan waktu pengukuran Tingkat Frekuensi Presentase
atau observasi data variabel independen pengetahuan (n) (%)
dan dependen hanya satu kali pada satu Kurang 1 4,0
saat. Penelitian ini telah dilakukan di Cukup 14 56,0
Ruang Unit Khusus RS Muhammadiyah Baik 10 40,0
Selogiri pada bulan 30 Oktober - 30 Total 25 100,0
November 2020. Populasi dalam Sumber : Data Primer (2020)
penelitian ini adalah semua tenaga medis Berdasarkan tabel 4.2
yang ada di Unit Khusus berjumlah 25 menunjukkan tingkat pengetahuan
orang. Sampel dalam penelitian ini perawat tentang pengolahan limbah
sebanyak 25 orang. Teknik sampling medis didapatkan rata-rata cukup
dalam penelitian ini adalah total dengan presentase 56,0%, baik dengan
Sampling. Alat penelitian pada variabel
presentase 40,0% dan kurang dengan
independen dan dependen menggunakan
presentase 4,0%.
kuesioner dan lemabar observasi tentang
perilaku perawat dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pengelolaan sampah. Uji

JIKI VOL 14 NO.2 OKTOBER 2021 ISSN 1979-8261, e-ISSN 2657-0076 11


Tabel 3 Distribusi Frekuensi sikap 3. Analisa Bivariat
perawat dalam pengelolaan limbah Tabel 6 Hubungan lama kerja, tingkat
medis ( n =25) pengetahuan dan sikap dengan perilaku
Sikap Frekuensi Presentase perawat dalam pengelolaan limbah
(n) (%) medis
Buruk 9 36,0 Variabel Correlation P value
Baik 16 64,0 Coefficient
Total 25 100,0 Pengetahuan
0,759 0,000
Sumber : Data Primer (2020) Perilaku
Berdasarkan tabel 4.3 Sikap
0,527 0,007
menunjukkan sikap perawat dalam Perilaku
pengelolaan limbah medis didapatkan Lama kerja
0,126 0,567
rata-rata baik dengan presentase 64,0% perilaku
dan buruk dengan presentase 36,0%. Hubungan pengetahuan dan
Tabel 4 Distribusi Lama Kerja di I Unit perilaku menggunakan uji kendall tau
Khusus dalam November 2020 (n = 25) dengan nilai p value 0,000 maka p value
Frekuensi Presentase < 0,05 sehingga dapat disimpulkan ada
Lama Kerja
(Orang) (%) hubungan pengetahuan dengan perilaku
3-4 Tahun 8 32,0 perawat dalam pelaksanaan pengelolaan
4,1-5 Tahun 3 12,0 limbah medis di Ruang Unit Khusus RS
5,1-10 12 48,0 Muhammadiyah Selogiri. Kekuatan
Tahun hubungan pada kedua variabel kuat
> 10 Tahun 2 8,0 dengan nilai correlation coefficient
Total 25 100,0 0,759.
Sumber : Data Primer (2020) Hubungan sikap dan perilaku
Berdasarkan table 4.1 bahwa menggunakan uji kendall tau dengan
Karakteristik responden berdasarkan nilai p value 0,007 maka p value < 0,05
lama kerja rata-rata adalah 5,1-10 tahun sehingga dapat disimpulkan ada
dengan prosentase 48,0%, 3-4 tahun hubungan sikap dengan perilaku perawat
dengan prosentase 32,0%, 4,1-5 tahun dalam pelaksanaan pengelolaan limbah
dengan prosentase 12,0% dan > 10 tahun medis di Ruang Unit Khusus RS
dengan prosentase 8,0%. Muhammadiyah Selogiri. Kekuatan
hubungan pada kedua variabel kuat
Tabel 5 Distribusi Frekuensi perilaku dengan nilai correlation coefficient
perawat dalam pengelolaan limbah 0,527.
medis ( n =25) Hubungan lama kerja dan perilaku
Perilaku Frekuensi Presentase menggunakan uji kendall tau dengan
(n) (%) nilai p value 0,547 maka p value > 0,05
Kurang 4 16,0 sehingga dapat disimpulkan tidak ada
Cukup 10 40,0 hubungan lama kerja dengan perilaku
Baik 11 44,0 perawat dalam pelaksanaan pengelolaan
Total 25 100,0 limbah medis di Ruang Unit Khusus RS
Sumber : Data Primer (2020) Muhammadiyah Selogiri. Kekuatan
Berdasarkan tabel 4.4 hubungan pada kedua variabel lemah
menunjukkan perilaku perawat dalam dengan nilai correlation coefficient
pengelolaan limbah medis didapatkan 0,126.
rata-rata baik dengan presentase 44,0%, 3. Analisa multivariat
cukup dengan presentase 40,0% dan Tabel 4.7 Variabel independent yang
kurang dengan presentase 16,0%. paling berhubungan dengan perilaku
perawat dalam pengelolaan limbah

JIKI VOL 14 NO.2 OKTOBER 2021 ISSN 1979-8261, e-ISSN 2657-0076 12


medis di Ruang Unit Khusus RS menambah pengetahuan dan kualitas
Muhamadiyah Selogiri. kerja perawat semakin tinggi tingkat
pendidikan perawat maka perilaku
Variabel P value B penanganan limbah medis poleh perawat
Pengetahuan 0,000 38,184 juga akan semakin baik (Reknasari,
Sikap 0,007 27,115 Nurjazuli & Raharjo, 2019).
Lama kerja 0,126 9,159
Berdasarkan tabel 4.6 didapatkan 2. Hasil Analisa Univariat
nilai beta pada masing variabel a. Pengetahuan perawat tentang
independent yaitu pengetahuan 38,184 pengelolaan limbah medis
dan sikap 27,115 dan lama kerja 9,159. Tingkat pengetahuan perawat
Berdasarkan hasil tersebut maka dapat tentang pengeloaan limbah medis
disimpulkan bahwa variabel didapatkan rata-rata cukup dengan
pengetahuan paling berhubungan dengan presentase 56,0%, baik dengan
perilaku perawat dalam pengelolaan presentase 40,0% dan kurang dengan
limbah medis dengan nilai beta 38,184. presentase 4,0%. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian Sari,
PEMBAHASAN Sulistiyani & Kusumawati (2018)
1. Karakteristik Responden yang menunjukkan pengetahuan
Berdasarkan tabel diatas responden dalam pengelolaan limbah
menunjukkan bahwa karakteristik medis didominasi oleh pengetahuan
responden berdasarkan jenis kelamin cukup dengan prosentase 58,1%.
yang paling banyak adalah perempuan b. Sikap perawat dalam pengelolaan
sebesar 64%, dengan umur paling limbah medis
banyak 26-35 Tahun sebesar 68% dan Sikap perawat dalam
pendidikan paling dominan D3 pengelolaan limbah medis didapatkan
keperawatan sebesar 17%. Hasil rata-rata baik dengan presentase
penelitian ini sesusai dengan penelitian 64,0% dan buruk dengan presentase
Sembiring dan Lubis (2019) yang 36,0%. Hasil penelitian ini didukung
menunjukkan bahwa mayoritas dengan penelitian Reknasari,
karakterostik responden berdasarkan Nurjazuli & Raharjo (2019) yang
jenis kelamin paling banyak perempuan menunjukkan sikap perawat dalam
sebesar 65,9%, umur paling banyak 26- pengelolaan limbah medis yang
35 Tahun sebesar 77,3% dan pendidikan paling dominan yaitu baik dengan
paling dominan D3 sebesar 81,8%. prosentase 91,7%.
Berdasarkan hasil penelitian c. Lama kerja dalam pengolahan
menunjukkan bahwa responden berumur limbah
26- 30 tahun yaitu 53 perawat atau 34%, lama kerja rata-rata adalah 5,1-
Hal ini dikarenakan dalam melakukan 10 tahun dengan prosentase 48,0%,
pelayanan medis umur 26-30 merupakan 3-4 tahun dengan prosentase 32,0%,
umur yang produktif dimana RSUD Dr. 4,1-5 tahun dengan prosentase 12,0%
H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala dan > 10 tahun dengan prosentase
Kapuas memerlukan perawat yang cepat 8,0%. Hasil penelitian ini sejalan
tanggap dalam melayani pasien sehingga dengan penelitian Sari, Sulistiyani &
pasien merasa puas dalam pelayanan. Kusumawati (2018) yang
Tingkat pendidikan perawat yang menunjukkan karakteristik responden
berbeda-beda baik D3, S1/Ners maupun didominasi oleh lama kerja yang
S2 akan mempunyai tingkat lama dengan prosentase 71,0%. Hasil
profesionalitas dalam bekerja yang penelitian ini didukung dengan
berbeda juga. Tingkat pendidikan akan penelitian Reknasari, Nurjazuli &

JIKI VOL 14 NO.2 OKTOBER 2021 ISSN 1979-8261, e-ISSN 2657-0076 13


Raharjo (2019) yang menunjukkan meningkatkan kesadaran pengelolaan
lama kerja responden rata-rata <6 limbah yang tinggi namun untuk
tahun dengan prosentase 52,8%. praktik kembali lagi pada komitmen
d. Perilaku perawat dalam masingmasing pekerja.
pengelolaan limbah medis b. Hubungan sikap dengan perilaku
Perilaku perawat dalam perawat dalam pengelolaan
pengelolaan limbah medis didapatkan limbah medis
rata-rata baik dengan presentase Hubungan sikap dan perilaku
44,0%, cukup dengan presentase menggunakan uji kendall tau dengan
40,0% dan kurang dengan presentase nilai p value 0,007 maka p value <
16,0%. Hasil penelitian ini didukung 0,05 sehingga dapat disimpulkan ada
dengan penelitian Reknasari, hubungan sikap dengan perilaku
Nurjazuli & Raharjo (2019) yang perawat dalam pelaksanaan
menunjukkan perilaku pengelolaan pengelolaan limbah medis di Ruang
limbah medis didominasi baik Unit Khusus RS Muhammadiyah
dengan prosentase 98,6%. Selogiri. Kekuatan hubungan pada
kedua variabel kuat dengan nilai
3. Hasil Analisa Bivariat correlation coefficient 0,527. Hasil
a. Hubungan pengetahuan dengan penelitian ini sejalan dengan dengan
perilaku perawat dalam penelitian Karmakar, et al.
pengelolaan limbah medis (2016) tentang pengetahuan, sikap,
Hubungan pengetahuan dan dan praktik pengelolaan limbah
perilaku menggunakan uji kendall tau medis oleh tenaga kesehatan di
dengan nilai p value 0,000 maka p rumah sakit tersier Agartala, Tripura
value < 0,05 sehingga dapat India yang menunjukkan ada
disimpulkan ada hubungan hubungan sikap tenaga pelayanan
pengetahuan dengan perilaku perawat kesehatan dengan praktik
dalam pelaksanaan pengelolaan pengelolaan limbah medis dengan p=
limbah medis di Ruang Unit Khusus 0,003.10 Penelitian tersebut
RS Muhammadiyah Selogiri. menunjukkan bahwa tenaga
Kekuatan hubungan pada kedua kesehatan dengan sikap yang positif
variabel kuat dengan nilai correlation menyebabkan praktik pengelolaan
coefficient 0,759. Hasil penelitian ini limbah medis yang benar. Hal
sejalan dengan dengan penelitian tersebut karena adanya kesadaran
Balushi et al (2016) tentang yang tinggi dalam memenuhi praktik
Pengetahuan, Sikap dan Praktik pengelolaan limbah yang benar.
Pengelolaan Limbah Medis diantara Penelitian yang dilakukan Muluken,
Personil Pelayanan Kesehatan di et al. (2013) tentang praktik
Rumah Sakit Pelayanan Sekunder Al pengelolaan limbah pada tenaga
Buraimi Governorate, Oman yang kesehatan di fasilitas layanan
menyatakan bahwa tidak ada kesehatan Gondar, Ethiopia
hubungan antara pengetahuan dengan menyatakan bahwa pengawasan rutin
praktik pengelolaan limbah medis dan penegakan aturan turut
dengan p=0.264.9 Penelitian tersebut mempengaruhi praktik pengelolaan
menyebutkan bahwa pengetahuan limbah (Notoatmojo, 2010).
tinggi dapat menghasilkan suatu c. Hubungan lama kerja dengan
kesadaran pengelolaan limbah yang perilaku perawat dalam
tinggi namun tidak untuk praktiknya. pengelolan limbah medis
Hal ini disebabkan program pelatihan Hubungan lama kerja dan
pengelolaan limbah medis dapat perilaku menggunakan uji kendall tau

JIKI VOL 14 NO.2 OKTOBER 2021 ISSN 1979-8261, e-ISSN 2657-0076 14


dengan nilai p value 0,547 maka p sampah medis adalah pengetahuan
value > 0,05 sehingga dapat dengan nilai p value 0,001.
disimpulkan tidak ada hubungan Penelitian Maulana (2015)
lama kerja dengan perilaku perawat menunjukkan kebutuhan akan
dalam pelaksanaan pengelolaan program pelatihan untuk berbagai
limbah medis di Ruang Unit Khusus tingkat staf dirumah sakit dari
RS Muhammadiyah Selogiri. administrator, manajer, dokter,
Kekuatan hubungan pada kedua perawat sampai petugas penanganan
variabel lemah dengan nilai dan pemeliharaan sampah medis di
correlation coefficient 0,126. Hasil rumah sakit. Ali (2011)
penelitian ini sejalan dengan mengemukakan dalam rangka
penelitian Muthoni et al.(2015) mewujudkan dan memenuhi standar
tentang Penilaian Tingkat kualitas kesehatan pengelolaan
Pengetahuan Pengelolaan Limbah sampah medis di fasilitas kesehatan,
Medis Rumah Sakit Terpilih di petugas pengangkut sampah medis
Kenya yang menunjukkan bahwa termasuk perawat harus dilatih untuk
tidak ada hubungan antara masa kerja melaksanakan tugas secara akurat
tenaga kesehatan dengan praktik dan aman. Di Thailand, meskipun
pengelolaan limbah medis dengan rumah sakit tidak memiliki program
p=0,36.8 Penelitian tersebut reguler pelatihan untuk staf, maupun
menyatakan bahwa tingkat staf baruu diberi orientasi
pengetahuan dan praktik dalam menyeluruh dan kuliah tentang
pengelolaan limbah medis tidak keselamatan kerja di tempat kerja dan
tergantung dari lamanya masa kerja berhubungan dengan manajemen
namun dipengaruhi oleh faktor limbah medis. Penelitian Ojo –
antusiasme dalam pengelolaan Omoniyi (2015) menyebutkan
limbah medis pada kelompok dengan pengelolaan sampah medis cairan
masa kerja baru (1-5 tahun), faktor harus dikelola secara benar
kelelahan dan kejenuhan pada mengingat sampah cair medis dapat
kelompok dengan masa kerja sedang mikroorganisme berkembang biak.
(5-10 tahun) dan faktor loyalitas
terhadap pekerjaaan pada kelompok KESIMPULAN
dengan masa kerja lama (lebih dari Berdasarkan hasil penelitian pada
10 tahun). perawat di Unit Khusus RS
4. Hasil Analisa Multivariat Muhamadiyah Selogiri dapat ditarik
Nilai beta pada masing variabel kesimpulan diantaranya sebagai berikut :
independent yaitu pengetahuan 1. Distribusi frekuensi tingkat
38,184 , sikap 27,115 dan lama kerja pengetahuan perawat tentang
9,159. Berdasarkan hasil tersebut pengeloaan limbah medis didapatkan
maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata cukup dengan presentase
variabel pengetahuan paling 56,0%, baik dengan presentase
berhubungan dengan perilaku 40,0% dan kurang dengan presentase
perawat dalam pengelolaan limbah 4,0%.
medis dengan nilai beta 38,184. Hasil 2. Distribusi frekuensi sikap perawat
penelitian Maharani, Afriandi & dalam pengelolaan limbah medis
Nurhayati (2017) menunjukkan didapatkan rata-rata baik dengan
bahwa antara pengetahuan dan sikap presentase 64,0% dan buruk dengan
yang paling berhubungan dengan presentase 36,0%.
perilaku perawat dalam pengelolaan 3. lama kerja menunjukkan rata-rata
adalah 5,1-10 tahun dengan

JIKI VOL 14 NO.2 OKTOBER 2021 ISSN 1979-8261, e-ISSN 2657-0076 15


prosentase 48,0%, 3-4 tahun dengan Hasil penelitian ini diharapkan
prosentase 32,0%, 4,1-5 tahun menjadi salah satu sumber ilmu
dengan prosentase 12,0% dan > 10 pengetahuan bagi pasien dalam
tahun dengan prosentase 8,0%. mengetahui jenis-jenis sampah yang
4. Distribusi frekuensi perilaku perawat terdapat di instalansi kesehatan dan
dalam pengelolaan limbah medis bagaimana cara pengelolaannya.
didapatkan rata-rata baik dengan 4. Bagi Peneliti
presentase 44,0%, cukup dengan Hasil penelitian ini
presentase 40,0% dan kurang dengan memberikan ilmu pengetahuan dan
presentase 16,0%. pengalaman bagi perawat dalam
5. Ada hubungan pengetahuan dengan melakukan pengelolaan limbah
perilaku perawat dalam pelaksanaan medis.
pengelolaan limbah medis di Ruang 5. Bagi Penelitian Selanjutnya
Unit Khusus RS Muhammadiyah Hasil penelitian ini diharapkan
Selogiri dengan nilai p value 0,000. dapat digunakan sebagai acuan
6. Ada hubungan sikap dengan perilaku penelitian selanjutnya tentang
perawat dalam pelaksanaan pengaruh pelatihan terhadap
pengelolaan limbah medis di Ruang kepatuhan dan ketepatan dalam
Ruang Unit Khusus RS pengelolaan limbah medis.
Muhammadiyah Selogiri dengan
nilai p value 0,007. DAFTAR PUSTAKA
7. Tidak ada hubungan lama kerja Amtarina Rina, Arfanti, Andi Zainal,
dengan perilaku perawat dalam Fifa Chandra. 2010. Faktor Risiko
pelaksanaan pengelolaan limbah Hepatitis B pada Tenaga
medis di Ruang Unit Khusus RS Kesehatan kota Pekanbaru.
Muhammadiyah Selogiri. dengan Bandung Medical Journal .41.
nilai p value 0,547. Asmarhany CD. 2014. Pengelolaan
8. Variabel pengetahuan paling limbah medis padat di Rumah
berhubungan dengan perilaku Sakit Umum Daerah Kelet
perawat dalam pengelolaan limbah Kabupaten Jepara. Skripsi.
medis dengan nilai beta 38,184. Semarang: Jurusan Ilmu
Berdasarkan kesimpulan diatas, Kesehatan Masyarakat
maka dapat diajukan beberapa saran Universitas Negeri Semarang.
sebagai berikut : Balushi A, Ullah M, Al Makhamri A, Al
1. Bagi Institusi Kesehatan Alawi F, Khalid M, Al Ghafri H.
Hasil penelitian ini diharapkan 2018. Knowledge, Attitude and
dapat menjadi evaluasi dalam Practice of Biomedical Waste
penilaian pelaksanaan pengelolaan Management among Health Care
sampah medis sehingga dapat Personnel in a Secondary Care
diadakanya pelatihan tentang Hospital of Al Buraimi
pentingnya pengelolaan sampah Governorate, Sultanate of Oman.
medis bagi tenaga kesehatan. Glob J. Health Sci. 10(3).
2. Bagi Institusi Pendidikan doi:10.5539/gjhs.v10n3p70.
Hasil penelitian ini diharapkan Fahriyah, Lailatul, Husaini & Fadillah,
dapat menjadi panduan bagi Noor Ahda. 2016. Pengetahuan
akademik pendidikan dalam Dan Sikap Dengan Perilaku
pembekalan ilmu tentang Perawat Dalam Pemilahan Dan
pengelolaan sampah medis di Pewadahan Limbah Medis Padat.
intalansi kesehatan. Jurnal Publikasi Kesehatan
3. Bagi Pasien

JIKI VOL 14 NO.2 OKTOBER 2021 ISSN 1979-8261, e-ISSN 2657-0076 16


Masyarakat Indonesia, Vol. 3 Kesehatan Masyarakat. Vol.2
No.3. No.4.
Karmakar N., Datta S., Datta A., Nag Notoatmodjo, S. 2010. Promosi
K., Tripura K., Bhattacharjee P. Kesehatan dan Perilaku
2016. A cross-sectional study on Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
knowledge, attitude and practice Notoatmodjo S.2014. Ilmu perilaku
of biomedical waste management kesehatan. Jakarta: PT Rineka
by health care personnel in a Cipta.
tertiary care hospital of Agartala, Nurharyanti. (2016). Hubungan Antara
Tripura. Natl J Res Community Tingkat Pengetahuan Dengan
Med. 5(3):189-196. Perilaku Perawat Dalam
Kementrian Kesehatan RI. 2015. Pengelolaan Sampah Medis Di
Rencana strategis kementrian Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
kesehatan tahun 2015-2019. Sukoharjo Tahun 2016.
Jakarta. Universitas Muhammadiyah
Maharani, Annisa Fitri, Afriandi, Irvan Surakarta : Jurnal Kesehatan
& Nurhayati, Titing. 2017. Masyarakat.
Pengetahuan dan Sikap Tenaga Ozder Aclan, Bahri Teker, Hasan
Kesehatan Terhadap Pengelolaan Huseyin Eker, Selma Altindis,
Limbah Medis Padat pada Salah Merve Kocaakman, dkk. 2013.
Satu Rumah Sakit di Kota Medical waste management
Bandung. JSK, Vol 3 No 2. training for healthcare managers
Maharani, Annisa Fitri, Afriandi, Irvan - a necessity?. Journal of
& Nurhayati, Titing. 2017. Environmental Health Science
Pengetahuan dan SikapTenaga and Engineering. 11(1):20.
Kesehatan Terhadap Pengelolaan Parsianingsing, C.B. (2018). Pengantar
Limbah Medis Padat pada Salah Kesehatan Lingkungan. Jakarta :
Satu Rumah Sakit di Kota EGC.
Bandung. JSK, Volume 3 Nomor Pujimukti Niki. 2012. Hubungan Antara
2Environtment. 2014 : 3(1) : 63- Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
72. 8. Petugas Terhadap Pengelolaan
Muthoni MS, Nyerere A, Ngugi CW. Sampah Medis Puskesmas di
2016. Assessment of Level of Kabupaten Jember. Jember.
Knowledge in Medical Waste Reknasari, Nopi, Nurjazuli & Raharjo,
Management in Selected Mursid. 2019. Hubungan
Hospitals in Kenya Applied Pengetahuan, Sikap dan Praktik
Microbiology : Open Access. Perawat dengan Kualitas
Appl Microbiol. 2 (4). Pengelolaan Limbah Medis Padat
doi:10.4172/2471-9315.1000124. Ruang Rawat Inap Instalasi
Muluken A, Haimanot G, Dar B. 2013. Rajawali RSUP dr. Kariadi.
Healthcare waste management Media Kesehatan Masyarakat
practices among healthcare Indonesia 18(3).
workers in healthcare facilities of Sarker Mohammad Abul Bashar, M
Gondar town, Northwest Harun Or-Rashid, Tomoya
Ethiopia. Heal Sci J.7(3) : 315- Hirosawa, M Shaheen Bin Abdul
326. Hai, M Ruhul Furkan Siddique,
Maulana, M. (2015). Manajemen dkk. 2014. Evaluation of
Pengelolaan Limbah padat Knowledge, Practices, and
Rumah Sakit Jogja. Jurnal Possible Barriers among
Healthcare Providers regarding

JIKI VOL 14 NO.2 OKTOBER 2021 ISSN 1979-8261, e-ISSN 2657-0076 17


Medical Waste Management in
Dhaka, Bangladesh. Medical
Science Monitor. 20:2590-7.
Sembiring, Bungamari & Lubis, Fithri
Handayani.2019. Hubungan
Tingkat Pengetahuan Dengan
Tindakan Perawat Dalam
Pengelolaan Sampah Medis di
RSU Sembiring Deli Tua Tahun
2018. Jurnal Kesehatan
Masyarakat & Gizi, e-ISSN:2655-
0849 Vol. 1 No.2.
Soekanto, Soerjono. 2015. Sosiologi
Ruang Lingkup dan Aplikasinya.
Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sudiharti, Solikhah. 2012. Hubungan


Pengetahuan dan Sikap dengan
Perilaku Perawat dalam
Pembuangan Sampah Medis di
Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta.
Yogyakarta: Jurnal Kesehatan
Masyarakat Universitas Ahmad
Dahlan.
Wilburn, S.Q., Eijkemans G. 2014.
Preventing needlestick injuries
among health workers: A
WHOICN Collaboration.
http://www.who.int/occupational
health/activities/5prevent.pdf.
World Health Organization. Safe
management of wastes from
health-care activities.
Switzerland. 2014.
Wulandari P. 2011. Upaya minimisasi
pengelolaan limbah medis di
Rumah Sakit Haji Jakarta tahun
2011. Skripsi. Jakarta: Fakultas
Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesi

JIKI VOL 14 NO.2 OKTOBER 2021 ISSN 1979-8261, e-ISSN 2657-0076 18

Anda mungkin juga menyukai