OLEH :
Nama : Raden Septiaji Dwilakso Utomo
NRP : 2120600007
Kelas : 2 D4 Teknik Elektronika A
10.1 Tujuan :
dv
iC =C
dt Maka dapat
dituliskan :
vin = C
d
(−vO )
R1 dt
Tegangan output didapat dengan integrasi terhadap waktu untuk kedua sisi
t t
atau vO v dtin + C
Untuk mengurangi error yang terjadi pada tegangan output, maka dalam praktek
seringkali diberi hambatan RF parallel dengan kapasitor feedback CF, seperti
ditunjukkan pada gambar 10.3.
Sebagai contoh, apabila dari gambar rangkaian diatas (gambar 10.1) diberikan :
R1CF = 1 detik, input adalah suatu unit step (dc), seperti ditunjukkan pada gambar
10.3(a). Tentukan tegangan output dan gambarkan bentuk gelombangnya,
dengan asumsi kondisi awal op-amp adalah 0 (nol).
Jawab :
Fungsi dari input adalah konstan, dimulai dari t = 0 detik, atau Vin = 2 Volt untuk
0 ≤ t ≤ 4 detik. Sehingga dengan menggunakan persamaan diatas, didapat :
t=4
vO =− ∫ 2 dt =−2
t
0
4
=−8Volt
0
C1 dvin =−v0 dt RF
atau
dvin
vO =−R CF 1
dt
Persamaan diatas menunjukkan bahwa tegangan output sama dengan RFC1 kali
negative dari laju perubahan sesaat dari tegangan input vin terhadap waktu.
Karena diffrensiator berfungsi kebalikan dari integrator, maka gelombang input
cosinus akan menghasilkan gelombang output sinus; atau gelombang input
segitiga, maka akan menghasilkan gelombang output persegi.
2 R C VF m
Vo (peak) =−
t1
9) Aturlah frekuensi input dari sinyal generator menjadi 1 kHz, kemudian ulangi
langkah (6) sampai dengan (8) dan catatlah hasilnya pada table 10.1.
Yakinkan bahwa tegangan output peak dari gelombang persegi akan
bertambah.
10) Aturlah kembali frekuensi input dari sinyal generator menjadi 30 kHz. Apa
yang terjadi dengan sinyal output ?
Catatan:
Sinyal output akan menjadi gelombang segitiga, dengan beda phase 180 o.
Pada saat frekuensi dinaikkan sampai mendekati 15,4 kHz, rangkaian akan
berfungsi sebagai differentiator, karena reaktansi dari kapasitor 0,0047 μF
akan lebih kecil dari 2,2 kΩ (RS).
Diatas frekuensi tersebut, rangkaian akan berfungsi sebagai penguat
inverting, dengan penguatan tegangan – RF/RS.
Tegangan Tegangan
Frekuensi
output peak output peak % Error
input
terukur yang diharapkan
400 Hz
1 kHz
30 kHz
16) Gambarkan bentuk gelombang vin dan vout dari display oscilloscope pada
kertas grafik. Yakinkan bahwa sinyal output adalah gelombang segitiga
(triangle wave) yang berbeda phase 180o dengan sinyal input vin.
18) Ukurlah interval waktu sinyal negatip gelombang segitiga (t1), kemudian
catatlah pada table 10.2.
19) Hitunglah tegangan peak dari gelombang segitiga sebagai hasil dari
differensiasi gelombang persegi, dengan persamaan sebagai berikut :
V m t1
V (peak)o =−
R C1
21) Aturlah kembali frekuensi input dari sinyal generator menjadi 100 Hz. Apa
yang terjadi dengan sinyal output ?
Catatan:
Sinyal output akan menjadi gelombang persegi, dengan beda phase 180 o.
Pada saat frekuensi diturunkan sampai mendekati 724 Hz, rangkaian akan
berfungsi sebagai integrator, karena reaktansi dari kapasitor 0,0022 μF
akan lebih besar dari 100 kΩ (RS). Dibawah frekuensi tersebut, rangkaian
akan berfungsi sebagai penguat inverting, dengan penguatan tegangan –
RS/R1.
23) Dari hasil pengukuran dan perhitungan pada tabel 10.1, dan 10.2, berikan
kesimpulan yang didapat dari percobaan ini.
VII. Analisis
• Frekuensi Input 10kHz
1. Vout yang diharapkan
𝑉𝑚 𝑡1
𝑉𝑂 (𝑝𝑒𝑎𝑘) =
𝑅1 𝐶
0,5 × 50 ∙ 10−6
𝑉𝑂 (𝑝𝑒𝑎𝑘) =
10000 × 2,2 ∙ 10−9
25
𝑉𝑂 (𝑝𝑒𝑎𝑘) = = 1,136
22
2. Persentase error
|𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 − 𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛|
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
𝑃𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
|1,11 − 1,136|
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = × 100%
1,136
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = 2,28%
Pada percobaan ini percobaan rangkaian integrator op-amp dengan mengganti atau
mengatur frekuensi input akan menghasilkan tegangan peak atau tegangan keluaran yang
merupakan integral dari tegangan input.
Pada percobaan ini dilakukan sebanyak 3 kali dengan frekuensi masing – masing 10kHz,
4kHz, dan 100Hz. Pada percobaan dengan frekuensi input 10kHz menghasilkan output
1,11Vpp. Kemudian percobaan dengan frekuensi input 4kHz menghasilkan output
2,73Vpp. Dan yang terakhir 100Hz menghasilkan output 10,00Vpp.
Masing – masing percobaan memiliki persentase error yang berbeda – beda. Pada
percobaan dengan frekuensi input 10kHz dan 4kHz mendapatkan persentase error kurang
dari 5%. Tetapi pada percobaan dengan frekuensi input 100Hz mendapatkan persentase
error yang sangat besar yaitu sekitar 12%. Jadi dilihat dari 3 percobaan tersebut semakin
kecil frekuensi maka persentase error juga akan semakin besar serta selisih pada tegangan
output peak yang diharapkan dengan tegangan output yang diukur akan mendapatkan
selisih yang besar.
VIII. Kesimpulan
Pada percobaan rangkaian integrator dapat disimpulkan bahwa rangkaian integrator op-
amp merupakan rangkaian integrator op-amp dengan mengganti atau mengatur
frekuensi input akan menghasilkan tegangan peak atau tegangan keluaran yang
merupakan integral dari tegangan input. Rangkaian integrator merupakan
menghasilkan bentuk gelombang tegangan keluaran, yang merupakan penjumlahan
(integral) dari bentuk gelombang tegangan masukan. Rangkaian ini terdiri dari penguat
pembalik dasar dengan menambahkan kapasitor secara paralel dengan resistor umpan
balik.
Pada percobaan ini melakukan tiga kali percobaan dengan mengatur frekuensi input
yaitu 10kHz, 4kHz, dan 100Hz. Dilihat pada hasil percobaan dan Analisa, jika nilai
frekuensi input semakin kecil maka tegangan outputnya akan semakin besar dan
persentase error akan semakin besar juga.