Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH QUENCHING DAN TEMPERING PADA BAJA

KARBON SEDANG AISI 1045 TERHADAP STRUKTUR MIKRO


DAN KEKERASAN

Disusun Sebagai Salah satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I


Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Oleh :

BACHTIAR FAJAR WICAKSONO


D200160171

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
i
PERNYATAAN
ii
iii
PENGARUH QUENCHING DAN TEMPERING PADA BAJA KARBON
SEDANG AISI 1045 TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN

Abstrak
Dalam dunia perindustrian logam merupakan bahan pokok penunjang kehidupan
manusia dan kemajuan teknologi . Untuk membentuk suatu logam adapun salah
satunya dengan menggunakan metode heat treatment atau perlakuan panas. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stuktur mikro dan kekerasan suatu logam
setelah dilakukan proses Heat Treatment menggunakan media quenching serta
tempering pada suhu ruang dan es. Pada penelitian ini menggunakan variasi metode
Heat treatment dengan suhu 840°C dengan waktu 60 menit kemudian di quenching
air dan es serta tempering pada suhu 200°C dalam waktu 20 menit. Pengujian
kekerasan menggunakan menggunakan metode Rockwell Hardness Test dengan skala
C dengan kekerasan menggunakan 9 titik sampel dan memiliki beban mayor (P) 150
kgf. Untuk pengujian mikro hasil pengamatannya berupa perubahan kerapatan yang
terjadi terhadapat butiran kristal ferrite, pearlite dan martensite.
Kata Kunci : Heat treatment, Quenching, Tempering, Baja karbon, Stuktur
mikro, kekerasan
Abstract
Metal in industrial world is a human life supporting staples and technological
advances. One of the methods to form a metal is heat treatment. This reasearch aims
to determine the effect of microstructure and hardness after the annealing process
using quenching media and tempering at room and ice temperature.
This reasearch uses the variety of heat treatment method with temperature 840°C
within 60 minutes then quenched in water and ice and tempered in 200°C within 20
minutes. The hardness is tested using the Rockwell Hardness Test method in a scale
C with 9 sample points with major expense (P) 150 kgf. For the micro testing, the
result of the observation is density change that occur to ferrite, pearlite and martensite
crystal granules.

Key Words : Heat treatment, Quenching, Annealing, Tempering, Baja carbon,


micro structure, hardness

1
1. PENDAHULUAN

Dalam dunia Teknologi terutama pada bagian Industri yang saat ini
mengalami perkembangan yang sangat pesat, membuat kebutuhan manusia
kian meningkat terutama benda yang terbuat dari bahan logam. Logam tentu
tidak asing ditelinga kita karena setiap kali kita selalu berhadapan dengan
benda - benda yang terbuat dari logam. Dengan kemajuan jaman dan
teknologi saat ini, logam yang dulunya hanya dibuat untuk kebutuhan rumah
tangga serta peralatan yang sederhana dan terbatas, sekarang sudah
mengalami perubahan dengan ditemukannya berbagai paduan logam dengan
karakteristik yang berbeda, diantaranya yaitu Baja Karbon sedang yang
mempunyai sifat kuat dan mudah dilakukan perlakuan panas.
Pada waktu sekarang ini, penggunaan Baja Karbon semakin komplek
sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut supaya dapat menemukan Baja
Karbon yang memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan yang
diinginkan.
Dan untuk penyesuaian produk Baja agar sesuai Lisensi, sehingga
produk Baja tersebut dapat digunakan dengan aman. Maka Penulis
menggunakan Standarisasi AISI (The American Iron & Steel Institue)
merupakan salah satu standarisasi yang ada didunia yang dikeluarkan di
Amerika
Dalam hal ini penulis melakukan penelitian baja Karbon Sedang 1045
dengan acuan standarisasi AISI melalui media quenching dan tempering pada
temperature ruang dan es. Diharapkan dengan perlakuan panas media
quenching dan tempering maka akan di dapatkan sifat fisik dan mekanis dari
Baja Karbon 1045 yang sesuai dengan standarisasi AISI

2. METODE

2
Mulai

Studi Pustaka

Mempersiapkan Alat dan Bahan

Raw Material Perlakuan panas (840ºC, 60 Menit)


Quenching dengan Media Air dan air es
pada suhu 27,6°C dan 0°C

Perlakuan panas Tempering temperature


200°C selama 20 menit

Uji Kekerasan Rockwell Uji Struktur Mikro

Analisa Data

Kesimpulan

Selesai

Gambar 1. Diagram Alir


Langkah – langkah dalam proses penelitian sebagai berikut :

1. Mencari data dan referensi mengenai proses quenching dan tempering


bahan material yang akan diuji, proses pengujian kekerasan dan struktur
mikro baik dari buku, jurnal maupun dari tugas akhir terdahulu

3
2. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada penelitian
3. Pemilihan standar sebagai acuan dalam penelitian, meliputi : ukuran
spesimen, proses penelitian dan pengujian
4. Pemotongan spesimen dengan ukuran Panjang 30 mm dan tebal 5 mm
5. Melakukan proses heat treatment pada suhu 840°C dengan waktu 60
menit kemudian di quenching dengan media air pada suhu ruang dan air
es pada suhu 0°C
6. Melakukan proses Tempering dengan cara pemanasan kembali spesimen
yang telah dilakukan proses heat treatment kedalam tungku pemanas
pada suhu 200°C dan waktu 20 menit dengan spesimen yang telah di
Quenching air dan es, setelah itu didiamkan pada ruang terbuka
7. Melakukan uji komposisi yaitu pengujian kekerasan dan struktur mikro
8. Melakukan Analisa dan kesimpulan yang diambil pada spesimen tersebut

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengujian Struktur Mikro

Dari pengujian struktur mikro dilakukan dengan mengambil foto mikro


permukaan pada raw material, material yang sudah mengalami quenching dan
material yang mengalami tempering yang berupa plat baja dengan panjang 30
mm dan tebal 5 mm. Foto mikro diambil dengan menggunakan alat
mikrograf. Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar 2, 3, 4.

4
FERRITE

MARTENSIT
E

5 µm

Gambar 2 Hasil pengujian Mikrografi raw material


Pada gambar 2 raw material sudah mengalami proses perlakuan panas (Heat
Treatment) terbukti dengan adanya martensite yang terbentuk. Martensite
terbentuk karena proses perlakuan panas hingga mencapai batas austenite dan
didinginkan secara cepat sehingga karbon terjebak, menyebabkan adanya
internal stress yang mengakibatkan kekerasan pada material menjadi tinggi

MARTENSITE FERRITE MARTENSITE FERRITE

5 µm 5 µm

Gambar 3 (a) Hasil pengujian Mikrografi setelah mengalami quenching media air

5
(b) Hasil pengujian Mikrografi setelah mengalami Tempering media air

Pada gambar 3 Pada proses quenching air dan air es yang sudah diberi
perlakuan panas (Heat Treatment) sebesar 840°C. Martensite yang terbentuk
lebih sedikit jika dibandingkan dengan raw material, sementara ferit lebih
banyak terbentuk sehingga mengakibatkan tingkat kekerasan pada mateial
berkurang, Sedangkan pada tempering air dengan suhu 200°C selama 20
menit pembentukan martensite lebih banyak jika dibandingkan dengan
quenching air meskipun tingkat pembentukannya tidak berpengaruh
signifikan terhadap kekerasan yang terjadi dari kedua proses tersebut. Dapat
dikatakan jumlah martensite yang dihasilkan oleh proses quenching air
dengan tempering air sama

MARTENSITE FERRITE MARTENSITE FERRITE

5 µm 5 µm

(a) (b)

Gambar 4. (a) hasil pengujian mikrografi sesudah mengalami proses Quenching air
es,
(b) hasil pengujian mikrografi sesudah mengalami proses Tempering air
es

6
Sama halnya dengan gambar 3, pada gambar 4 sudah dilakukan proses
perlakuan panas (Heat Treatment) pada suhu yang sama, jumlah martensite
yang dihasilkan proses quenching air es lebih sedikit jika dibandingkan
dengan quenching air , sementara untuk tempering air es pembentukan
martensite lebih banyak walaupun tidak sebanyak martensite yang dibentuk
pada tempering air

Sehingga dapat disimpulkan perbandingan jumlah marteniste dan ferrite yang


terbentuk selama proses quenching air, tempering air, quenching air es dan
tempering air es tidak berpengaruh secara signifikan. Dan untuk perbandingan
raw material, jumlah martensite yang dihasilkan selama proses perlakuan
panas lebih sedikit sedangkan jumlah ferrite bertambah. Begitu juga dengan
dengan tingkat kekerasan yang menurun jika dibanding dengan raw material.

3.2 Pengujian Kekerasan Rockwell

Spesimen diberikan perlakuan panas berupa heat treatment pada temperatur


840oC selama 1 jam dengan metode pendinginan cepat (quenching)
menggunakan media air dan air es kemudian spesimen dipanaskan kembali
dengan metode tempering pada temperatur 200oC dengan waktu 20 menit
Kekerasan permukaan material diuji dengan menggunakan metode Rockwell
Hardness Test dengan skala C menggunakan 9 titik sampel dengan beban
mayor (P) 150 kgf. Hasil kekerasan pada baja karbon dapat dilihat pada
Gambar 5

7
Gambar 5. Hasil uji kekerasan spesimen raw material dan spesimen
dengan perlakuan panas

Dari data gambar 5 hasil pengujian dapat dilihat bahwa raw material memiliki
kekerasan nilai 42,44 HRC. Nilai tersebut menurun kurang lebih 7,4% setelah
mendapatkan perlakuan panas quenching air dengan suhu 840°C pada waktu
60 menit dengan nilai 39,32 HRC , dan quencing air es dengan suhu dan
waktu yang dikatakan sama sebesar 38,14 HRC, pada data penelitian ini
material sudah mengalami proses perlakuan panas sebelumnya yang
mengakibatkan material tersebut di quenching kembali perubahan sifat
mekanik yang terjadi akan cenderung melunak dan tidak sesuai dengan yang
diharapkan karena pengujian yang seharusnya dapat meningkatkan tingkat
kekerasan pada material tersebut sehingga material uji menjadi getas dan
keras justru membuat tingkat kekerasannya menurun walaupun tidak menurun
secara berlebih.

Pada saat proses tempering pada material quencing air dengan suhu 200°C
mendapatkan kenaikan tingkat kekerasan kurang lebih sebesar 3,3 % dengan

8
nilai 40,63 HRC dan tempering dengan material quenching air es dengan suhu
dan waktu yang sama sebesar 38,94 HRC, Untuk perbandingan kekerasan
antara quenching air dan air es ini tidak berpengaruh signifikan terhadap
kekerasan bahkan bisa dianggap kekerasan itu sama, karena demikian
perbedaan suhu ruang sekitar 27°C dan suhu air es yaitu 0°C tidak
menghasilkan martensit yang berbeda jadi dua material ini dianggap sama
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat pada penelitian kali ini berdasarkan data dan
Analisa sebagai berikut :
1) Data dari gambar pengujian stuktur mikro dapat dilihat pada raw
material memiliki kandungan martensite, hal ini menunjukan
bahwa material raw sudah mengalami proses perlakuan panas
sebelumnya alasan ini juga diperkuat ketika melakukan pengujian
stuktur mikro quenching yang memiliki martensite yang sedikit
jika dibandingkan dengan raw. begitu juga dengan tempering air
dan air es, karena pada dasar nya raw yang sudah di quenching
ketika di quenching ulang mengakibatkan pembentukan martensite
akan lebih sedikit, hal ini menunjukkan bahwa material tersebut
telah mengalami proses perlakuan panas sebelumnya pada stuktur
material yang di uji.
2) Pada uji kekerasan setelah mengalami proses pemanasan suhu
tinggi pada baja karbon sedang AISI 1045 kemudian dilakukan
pendinginan cepat (quenching) kandungan material baja karbon
mengalami penurunan dimana pada raw material memliki
kekerasan sebesar 43,12 HRC dan nilai quenching air dan air es
sebesar 39,32 HRC dan 38,14 HRC hal ini menunjukkan bahwa
material raw pada saat proses produksinya telah mengalami proses
perlakuan panas. Untuk perbandingan kekerasan Tempering antara

9
quenching air dan air es ini tidak berpengaruh signifikan terhadap
kekerasan bahkan bisa dianggap kekerasan itu sama, karena
demikian perbedaan suhu ruang sekitar 27°C dan suhu air es yaitu
0°C tidak menghasilkan martensit yang berbeda jadi dua material
ini dianggap sama
4.2 Saran
Masih banyak nya kekurangan yang ada pada penelitian kali ini, oleh karena
itu penulis memberikan saran agar dapat meminimalisir kesalahan pada
penelitian selanjutnya, adapun saran dari penulis sebagai berikut :
1) Pada saat mencari bahan material perhatikan syarat dan
standarisasi yang ingin digunakan, pengujian komposisi kimia
pada material dilakukan setelah material uji datang bukan saat
sampel material datang hal ini bisa mengakibatkan perbedaan
komposisi kimia pada material sampel dan material yang akan di
uji
2) Pada saat proses Heat treatment perhatikan suhu apakah stabil atau
tidak, diangka yang diinginkan
3) Menyiapkan alat dan bahan sebelum melakukan proses pengujian
kekerasan dan stuktur mikro agar berjalan lancar dan baik
4) Pada saat pengambilan foto lebih diperhatikan detail gambar agar
dapat dibaca oleh penulis selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA

Agus Parmono (2011). Karakteristik mekanik proses hardening baja karbon AISI
1045 media quenching untuk aplikasi sprochet rantai. Jurnal Ilmiah Teknik
Mesin Cakra M Vol. 5 No.1
Rachman, F, F. , Rumendi, U. (2014) analisa variasi temperatur media quenching
pada proses hardening terhadap kekerasan dan tingkat distorsi baja AISI 1045.
Jurnal Politeknik Manufaktur Negeri Bandung.
Firmansyah, A, A. (2014). Analisa Struktur Mikro dan Kekerasan Baja S45C pada
Proses Quench-Temper dengan Media Pendingin Air. Jurnal Teknik Mesin

10
UNESA
Jordi, M., Yudo, H., & Jokosisworo, S. (2017). Analisa Pengaruh Proses Quenching
Dengan Media Berbeda Terhadap Kekuatan Tarik Dan Kekerasan Baja St 36
Dengan Pengelasan Smaw. Jurnal Teknik Perkapalan
Saefuloh, I. , Haryadi, Zahrawani, A. , Adjiantoro, B. (2018). Pengaruh Proses
Quenching Dan Tempering Terhadap Sifat Mekanik Dan Struktur Mikro Baja
Karbon Rendah Dengan Paduan Laterit .Jurnal Teknik Mesin Untirta Vol. IV,
No. 1
Nugroho, E., Sulis, D., Asroni., & Wahidin. (2019). Pengaruh Temperatur dan Media
Pendingin pada Proses Heat Treatment Baja AISI 1045 terhadap Kekerasan
dan Laju Korosi. Jurnal Program Studi Teknik Mesin UM Metro
Periyanto. (2016). Analisa Pengaruh Media Perlakuan Panas Quenching terhadap
Keerasan dan Struktur Mikro Baja Karbon Sedang. Jurnal Teknik Mesin
Universitas Bandar Lampung
Pratowo, B., & HR, A. F. (2018). Analisa Kekerasan Baja Karbon AISI 1045 Stelah
Mengalami Perlakuan Quenching. Jurnal Teknik Mesin Universitas Bandar
Lampung
Rizal, Y. (2014). Analisa Pengaruh Media Quench terhadap Kekuatan Tarik Baja
AISI 1045. Jurnal Teknik Mesin Universitas Pasir Pangaraian
William D. Callister, J. (2007). Materials Science and Engineering. In Journal of
Materials Science (Seventh Ed, Vol. 26)
Surdia,T. , Saito, S. (1999). Pengetahuan Bahan Teknik. Jakarta : PT. pradnya
pramita ( cetakan ke empat)

11

Anda mungkin juga menyukai