Disusun Oleh :
AKADEMI PETERNAKAN
KARANGANYAR
2021
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
Pendahuluan....................................................................................................................... 1
Latar Belakang................................................................................................................... 1
Perumusan Masalah........................................................................................................... 1
Tinjauan Pustaka................................................................................................................ 2
Pembahasan ....................................................................................................................... 3
Kesimpulan......................................................................................................................... 9
Daftar Pustaka.................................................................................................................... 10
PENDAHULUAN
Domba adalah mamalia yang termasuk pertama kali dijinakkan dan dijadikan sebagai
hewan ternakan oleh manusia. Literatur mnyebutkan bahwa mula diternakkan pertama kali sektar
9000 – 11000 tahun yang lalu di Mesopotamia. Pada saat ini kelangsungan hidup domba sangat
tergantung pada manusia, ini dikarenakan mereka sudah berevolusi sebagai hewan ternakan. Dan
tidak hidup liar di alam lagi. Sudah sangat sulit dan tidak jelas garis keturunan sampai kepada
nenek moyang mereka. hipotesa yang paling biasa memberitahukan Ovis itu aries ialah
keturunan Asiatic (O. orientalis) spesies mouflon ( sejenis rusa lliar ). Pada literature ditemukan
di Eropa bahwa mouflon adalah sejenis domba kuno yang dipiara disana pada waktu itu. Sedikit
jenis domba, seperti Castlemilk Moorit dari Skotlandia, terbentuk lewat crossbreeding dengan
mouflon Eropa liar. Awalnya, domba disimpan hanya untuk daging, susu dan kulit. Bukti
arkeologis dari patung-patung ditemukan di situs arkelogis di Iran menunjukkan bahwa domba
diambl bulunya (wol) sudah sejak 6000 M. Tetapi pakaian bulu domba tenun yang paling awal
hanya sudah dibubuhi tanggal sampai dua sampai tiga ribu tahun yang lalu (Anonim,2009).
Domba yang kita kenal sekarang merupakan hasil dometikasi manusia yang sejarahnya
diturunkan dari 3 jenis domba liar, yaitu Mouflon (Ovis musimon) yang berasal dari Eropa
Selatan dan Asia Kecil, Argali (Ovis amon) berasal dari Asia Tenggara, Urial (Ovis vignei)
yang berasal dari Asia. Domba seperti halnya kambing, kerbau dan sapi, tergolong dalam
famili Bovidae. Kita mengenal beberapa bangsa domba yang tersebar diseluruh dunia, seperti:
1. Domba Kampung adalah domba yang berasal dari Indonesia
2. Domba Priangan berasal dari Indonesia dan banyak terdapat di daerah Jawa Barat.
3. Domba Ekor Gemuk merupakan domba yang berasal dari Indonesia bagian Timur seperti
Madura, Sulawesi dan Lombok.
4. Domba Garut adalah domba hasil persilangan segi tiga antara domba kampung, merino dan
domba ekor gemuk dari Afrika Selatan.
Di Indonesia, khususnya di Jawa, ada 2 bangsa domba yang terkenal, yakni domba ekor gemuk
yang banyak terdapat di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur dan domba ekor tipis yang banyak
terdapat di Jawa Barat.
(Anonim,2010).
Tipe adalah bentuk tubuh serta bagian-bagiannya yang nampak dari luar yang memberi
kesan tingkat kemampuan menghasilkan sesuatu dari ternak itu. Dari semua bangasa domba
didunia bisa digolongkan menjadi dua macam tipe yaitu tipe wol dan tipe pedaging
(Purnomoadi,2003).
Domba potong dimanfaatkan dagingnya sebagai salah satu konsumsi makanan masyarakat.
Macam dah jenis domba type pedaging / potong
a. Domba Acipayam ( potong dan bisa diambil bulunya )
b. Domba Afgan Arabi
c. Domba Africana
d. Domba Afrika Kepala Hitam
e. Domba Apennine ( dan bisa diambil bulunya )
f. Domba perbatasan Leicester
g. Domba Black Belly Barbados
(Tiyo, 2011).
PEMBAHASAN
Langkah yang dapat ditempuh untuk menilai domba tipe potong adalah sebagai berikut :
a. Lihatlah domba yang akan kita nilai dari jarak 5 meter. Perhatikan dari arah depan, samping
dan belakang. Dari pandangan ini kita akan memperoleh kesan tentang panjang, dan lebar
badan. Kita juga akan lebih jelas untuk menyaksikan ketebalan bagian depan dan belakang
badan. Selain itu kokoh kaki depan dan belakang serta antara kedua kakinya.
b. Setelah selesai menilai dari jarak dekat, kita melakukan penilaian dengan cara mengukur
dengan tangan pada kaki sebelah atas untuk mengetahui seberapa besar tempat itu.
c. Langkah terakhir adalah merasakan lapisan lemak pada punggug dan dada dengan jalan
menyusup jari-jari kedalam bulu, dan usahakan jari kita menempel pada kulit pada bagian
itu. Jika empuk dan tebal itu adalah domba yang gemuk (Sumoprastowo,1987).
Domba pedaging bila dilihat dari depan tampak gemuk dan kompak. Untuk memilih
(judging) domba seyogyanya dilihat dari jarak 6-8 feet (1 feet = 0,3048) dan dilihat dari depan,
samping kiri, kanan dan belakang. Dari samping dilihat tebal dan tipis, bagian ham, panjang
kaki, panjang leher, punggung kuat, rata, leher sedang. Dilihat dari belakang cukup tampak lebar
dan bentuk agak bulat,terutama bagian belakang tampak sebert huruf U, bukan seperti
hurufv. Bila dilihat dari depan tampak kaki kuat, chest dan brisket gemuk, kalau kaki panjang
mungkin kaki akan bengkok.
a. Berat (weight) Berat antara 70-80 lbs ( 1 lbs= 0,4536 kg)
b. Kondisi (condition)
c. Daging dan lemak seimbang kompak tampak rata (halus) bila dipegang, karena ada estimasi
kalau diraba bagus maka dagingnya juga bagus.
d. Kualitas (quality)
e. Kepala kecil, leher haluss, daging bagus kalau tampak perut kecil dan wol tampak bagus.
f. Head and neck ; diutamakan dari dahi lebar, muka kurus dan leher pendek.
g. Forequarter : tampak kecil bukan tipis karena daerah ini murah harganya.
h. Body : badan tampak besar sampai ke belakang paling mahal pada loin, rumps dan thinghs.
i. Bentuk (form) : bila dilihat dari belakang tampak bulat dan merata, rump dan things adalah
30% .
(Soenarjo,1988).
Kelompok domba tipe potong atau pedaging memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Bentuk badan padat, dada leber dan dala, leher pendek, garis punggung dan pinggang lurus.
b. Kaki pendek, seluruh tubuh berurat daging yang padat.
Termasuk domba tipe pedaging antara lain sounthdown, hampshire, dan oxfor (Sudarmono,
2003).
Domba adalah ruminansia dengan rambut tebal dan dikenal orang banyak karena dipelihara
untuk dimanfaatkan dagingnya. Penentuan kualitas atau kondisi dari suatu ternak harus
memperlihatkan hal-hal sebagai berikut :
1. Konstitusi tubuh
Konstitusi tubuh merupakan imbangan dari bagian-bagian tubuh ternak, dengan cara
membandingkan bentuk-bentuk dari suatu bagian. Letak bagian tersebut dibandingkan dengan
bentuk yang umum, serta dibandingkan hubungannya dengan bagian lain.
2. Temperamen
Temperamen adalah sikap atau tingkah laku alami dari seekor ternak, sekaligus
menyangkut juga kemungkinan ada atau tidaknya penyakit atau cacat tubuh yang terdapat pada
seekor ternak. Perbedaan temperamen dapat menyebabkan perbedaan pula di dalam mengelola
ternak-ternak tersebut supaya ternak mampu memberikan produksi secara maksimal.
3. Kondisi Tubuh
Kondisi tubuh yaitu keadaan sehat atau tidaknya, gemuk atau kurusnya, cacat tubuh atau
tidaknya suatu ternak baik cacat genetik maupun cacat yang bersifat mekanik. Kondisi ternak
sangat berpengaruh secara langsung terhadap kemampuan untuk berproduksi secara maksimal.
(Denny, 2008).
Dalam memulai suatu usaha peternakan domba, pemilihan bibit merupakan hal yang
sangat penting untuk diperhatikan, karena ternak dengan produktivitas tinggi akan memberikan
keuntungan yang optimal. Pejantan dan induk calon bibit fisik normal dan baik, antara lain untuk
pejantan :
a. Punggung lurus
b. Dada dalam dan lebar
c. Mata bersinar
d. Kaki kuat dan bertumit tinggi
e. Buah zakar (testis) normal
f. Libido baik (agresif) dan memberikan respon pada induk yang sedang berahi.
Domba yang unggul adalah domba yang sehat dan tidak terserang oleh hama penyakit,
berasal dari bangsa domba yang persentase kelahiran dan kesuburan tinggi, serta kecepatan
tumbuh dan persentase karkas yang baik. Dengan demikian keberhasilan usaha ternak domba
tidak bisa dipisahkan dengan pemilihan induk/pejantan yang memiliki sifat-sifat yang baik.
1) Pemilihan Bibit dan Calon Induk
a. Calon Induk: berumur 1,5-2 tahun, tidak cacat, bentuk perut normal, telinga kecil hingga
sedang, bulu halus, roman muka baik dan memiliki nafsu kawin besar dan ekor normal.
b. Calon Pejantan: berumur 1,5-2 tahun, sehat dan tidak cacat, badan normal dan eturunan
dari induk yang melahirkan anak 2 ekor/lebih, tonjolan tulang pada kaki besar dan
mempunyai buah zakar yang sama besar serta kelaminnya dapat bereaksi, mempunyai
gerakan yang lincah, roman muka baik dan tingkat pertumbuhan relatif cepat.
2) Reproduksi dan Perkawinan
Hal yang harus di ketahui oleh para peternak dalam pengelolaan reproduksi adalah
pengaturan perkawinan yang terencana dan tepat waktu.
a. .Dewasa Kelamin, yaitu saat ternak domba memasuki masa birahi yang pertama kali dan
siap melaksanakan proses reproduksi. Fase ini dicapai pada saat domba berumur 6-8
bulan, baik pada yang jantan maupun yang betina.
b. Dewasa tubuh, yaitu masa domba jantan dan betina siap untuk dikawinkan. Masa ini
dicapai pada umur 10-12 bulan pada betina dan 12 bulan pada jantan. Perkawinan akan
berhasil apabila domba betina dalam keadaan birahi.
3) Proses Kelahiran
Lama kebuntingan bagi domba adalah 150 hari (5 bulan). Menjelang kelahiran anak
domba, kandang harus bersih dan diberi alas yang kering. Bahan untuk alas kandang dapat
berupa karung goni/jerami kering. Obat yang perlu dipersiapkan adalah jodium untuk dioleskan
pada bekas potongan tali pusar. Induk domba yang akan melahirkan dapat diketahui melalui
perubahan fisik dan perilakunya sebagai berikut:
a. Keadaan perut menurun dan pinggul mengendur.
b. Buah susu membesar dan puting susu terisi penuh.
c. Alat kelamin membengkak, berwarna kemerah-merahan dan lembab.
d. Ternak selalu gelisah dan nafsu makan berkurang.
e. Sering kencing.
Proses kelahiran berlangsung 15-30 menit, jika 45 menit setelah ketuban pecah, anak
domba belum lahir, kelahiran perlu dibantu. Anak domba yang baru lahir dibersihkan dengan
menggunakan lap kering agar dapat bernafas. Biasanya induk domba akan menjilati anaknya
hingga kering dan bersih.
(Anonim,2010)
Memelihara ternak dengan bibit yang baik, maka diharapkan akan menghasilkan
keturunan yang baik pula. Untuk mendapatkan keturunan ternak yang baik, dapat dilakukan
seleksi. Untuk mendapatkan keturunan yang baik , maka pilihlah induk dan pejantan yang baik.
Tanda-tanda umum bentuk luar ternak (eksterior) yang dianggap baik antara lain :
Induk
a. Bentuk tubuh : kompak, dada dalam dan lebar, garis punggung dan pinggang lurus, bulu
lunakdan mengkilat, tubuh besar tetapi tidak terlalu gemuk.
b. Sifat keindukan : Sifat keindukan merupakan petunjuk sifat merawat anak yang baik.
Keadaan nidapat ditunjukan dengan penampilan induk yang jinak serta sorot mata yang
bersifat ramah.
c. Kenormalan kaki : kaki lurus dan tumit tinggi.
d. Keadaan gigi : Jumlah gigi yang lengkap akan membantu ternak merumput secara efisien,
serta rahang atas dan bawah yang rata.
e. Keturunan : Pilihlah induk dari keturunan kembar atau yang beranak kembar, atau induk
kelahiran tunggal tetapi berasal dari induk muda.
f. Jumlah puting dua buah.
Jantan
a. Bentuk tubuh : Pilih yang besar diantara pejantan yang umurnya sama. Dada lebar, relatif
panjang, bagian tubuh sebelah belakang lebih besardan lebih tinggi. Jangan pilih yang
terlalu gemuk.
b. Penampilan : Penampilan gagah, mencerminkan kemampuan untuk menurunkan sifat yang
baik pada anaknya.
c. Aktif : Pilihlah pejantan yang kelihatan ramah, aktif, dan siap mengawini induk yang birahi
(nafsu kawinya besar).
d. Keturunan : Pilihlah pejantan dari keturunan kembar.
e. Umur : Pilihlah pejantan yang berumur antara 1,5 sampai 3 tahun.
Untuk memberikan penilaian eksterior ternak domba dapat dilakukan dengan memegang
ataupun dengan pengamatan. Untuk memilih domba unggul tidaklah mudah, jika dibandingkan
dengan ternak sapi, kerbau, dan kambing, karena seluruh tubuhnya tak tertutup bulu tebal seperti
halnya domba. Sehingga hal ini menyulitkan penilaian melalui pengamatan.
Menurut Sugeng (1987), Penilaian tubuh dengan mengamatinya saja kiranya belum
cukup, karena ada kemungkinan pada bagian tubuh tertentu yang cacat atau tidak memenuhi
syarat tidak dapat diketahui. Maka perlu kombinasi antara pengamatan dan dengan cara
pemegangan. Dengan cara ini keadaan daging yang padat serta tubuh yang berisi dapat diketahui
(Viklund,2009).
IV. KESIMPULAN
a. Ternak domba memiliki manfaat yang banyak bagi manusia sebagai penghasil pedaging, seperti
penyumbang protein hewani, dan penambahan penghasilan bagi peternak.
b. Penilaian ternak domba potong dilakukan untuk memilih bibit yang unggul untuk
dikembangbiakan dengan baik.
c. Penilain ternak domba bisa dilihat dari berat, kondisi, kualitas, badan dan bentuknya.
d. Untuk mendapatkan keturunan domba yang baik perlu diadakan pemilihan / penilaian bibit yang
unggul.
e. Macam domba yang dikembangkan di Indonesia yaitu : Domba Priangan atau Domba Garut,
Domba Asli Indonesia, Domba Ekor Gemuk, Domba Merino, Domba Suffolk, Domba Dorset,
danDomba Barbados Blackbelly .
DAFTAR PUSTAKA