Anda di halaman 1dari 22

TUGAS 1

METODE PELAKSANAAN, OPERASI & PEMELIHARAAN

TANAH

OLEH :

KELOMPOK 2

Ni Ketut Ari Nariswari 1905511116


Ignatius Palty Reynara 1905511125
Ni Kadek Linda Suputri 1905511131
I Kadek Yoga Dwi Mahendra 1905511136
Kadek Ryo Aryawan 1905511137

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Implementasi Metode Pelaksanaan,
Operasi, dan Pemeliharaan pada Bendungan Sidan,Kabupaten Badung,Balu Makalah ini
disusun guna melengkapi tugas semester 5 mata kuliah Metode Pelaksanaan, Operasi, dan
Pemeliharaan.

Makalah ini penulis susun berdasarkan pengamatan di lapangan dan dengan


mengerahkan segala daya dan upaya yang ada, termasuk bantuan dan bimbingan serta
sumbang saran dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu,
terima kasih penulis ucapkan kepada :

1. Bapak Ir. Gede Astawa Diputra, MT. selaku dosen pengajar Metode
Pelaksanaan, Operasi, dan Pemeliharaan.

2. Semua pihak yang telah memberikan informasi, bantuan, dorongan, dan


perhatian kepada tim penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan disebabkan
oleh keterbatasan penulis dalam pengetahuan, kemampuan mencari sumber, dan
pengalaman. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Denpasar, 16 Setember 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah merupakan bagian terpenting bidang kontruksi Teknik sipil karena hamper semua
bangunan berdiri atau dibangun di atas tanah. Dalam perencanaan pondasi, tanah merupakan
berdiri atau dibangun di atas tanah. Dalam perencanaan pondasi, tanah merupakan bagian
yang perlu diperhatikan. Sebelum dilaksaakan perencanaan suatu pondasi harus diketahui
seperti apa karakteristiknya tanah yang ditemui di lapangan. Hal ini sangat dieperlukan
untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah yang harus diambil agar tidak terjadi
kegagalan kontruksi.
Pada umumnya kegagalan kontruksi diakibatkan oleh kegagalan suatu pondasi
bangunan yang didirikan diatas tanah dan yang lainnya. Hal ini terjadi karena kondisi tanah
yang kurang baik, karena memiliki kuat geser yang rendaph dapat mengakibatkan
terbatasnya beban yang bekerja diatas tanah tersebut.
Agar tanah tersebut dapat didirikan suatu kontruksi yang dibutuhkan, maka
penyelidikan tanah harus dilakukan secara cermat. Akan tetapi, selama ini penyelidikan
seringkali mengalami kesulitan, berkenaan dengan sulitnya mendapatkan benda uji yang
tidak terganggu dan sulitnya melakukan pengujian terhadap sifat-sifat fisik tanah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yang akan dibahas antara
lain sebagai berikut.
1. Apa definisi dari Tanah?
2. Apa jenis-jenis dari tanah?
3. Bagaimana sifat-sifat dari Tanah?
4. Bagaimana struktur tanah?
5. Bagaimana manfaat tanah secara umum?
6. Bagaimana manfaat tanah khususnya bidang Teknik sipil?
1.3 Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dan manfaat yang ingin
dicapai antara lain sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui definisi dari tanah .
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari tanah .
3. Untuk mengetahui sifat-sifat dari tanah .
4. Untuk mengetahui struktur dari tanah.
5. Untuk mengetahui manfaat tanah secara umum.
6. Untuk mengetahui manfaat tanah khsusnya dalam bidang Teknik Sipil.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tanah


Tanah merupakan bagian dari kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan
organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah
mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai
penopang akar.
Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi baik
akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai
mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan
bergerak.
2.2 Sifat-sifat Tanah
2.2.1 Sifat Fisik Tanah
Sifat fisik tanah adalah sifat yang dapat dilihat atau diamati secara
langsung, seperti tekstur tanah, struktur tanah, konsistensi tanah, warna,suhu,
drainase, dll antara lain sebagai berikut:
a) Tekstur tanah, salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan tanah dalam
menyerap air.
b) Struktur tanah, faktor yang berperan dalam mempengaruhi bentuk, ukuran,
dan kepadatan tanah.
c) Konsistensi tanah, merupakan karakteristik tanah yang akan menunjukkan
gaya kohesi dan adhesi tanah pada berbagai kelembapan.
d) Warna tanah, perbedaan warna tanah disebabkan oleh organisme tanah dan
bahan organik di dalam tanah.
e) Suhu tanah, semakin tinggi suhu tanah, maka akan semakin tinggi juga
mikrobiologi dan perkecambahan yang dapat terjadi.
2.2.2 Sifat Kimia Tanah
Sifat kimia tanah adalah sifat yang tidak bias diamati langsung, seperti
struktur atau penyusun tanah: unsur hara Ph, dll.
a) Unsur hara, merupakan unsur kimia (nutrisi) yang diperlukan tumbuhan untuk
tumbuh dan berkembang.
b) pH tanah, sifat kimia yang menunjukkan derajat keasaman tanah. Normalnya
pH tanah berkisar antara 6,6 – 7,5.
2.3 Struktur Tanah
2.3.1 Struktur Tanah Granular (Butiran)
Struktur granular memiliki karakteristik dengan bentuk membulat dan
mempunyai banyak sisi serta setiap gumpalannya tidak berpori. Tanah dengan
struktur ini cenderung tidak terlalu kering.
2.3.2 Struktur Tanah Remah (Crumb)
Bersifat kebalikan dengan granular, tanah dengan struktur remah
cenderung lebih kering dan gumpalan tanahnya terlihat berpori. Tanah dengan
struktur ini sering dijumpai pada wilayah dengan curah hujan rendah.
2.3.3 Struktur Tanah Gumpal Membulat dan Bersudut
Struktur ini terbentuk dari gumpalan-gumpalan tanah yang membulat dan
secara fisik terlihat cukup jelas. Seperti pada struktur gumpal membulat, tanah
dengan struktur ini juga menggumpal namun memiliki rusuk bersegi yang tajam.
2.3.4 Struktur Tanah Lempeng (Platy)
Tanah lempeng memiliki struktur yang sumbu horizontalnya lebih panjang
daripada sumbu vertikalnya. Namun, jika dilihat nampak seperti lempengan tanah.
2.3.5 Struktur Tanah Tiang (Columnar)
Tanah tiang adalah kebalikan dari tanah lempeng. Tanah ini memiliki
struktur yang sumbu horizontalnya lebih panjang daripada sumbu vertikal. Dan
jika dilihat sedikit membulat.
2.4 Jenis-jenis Tanah
Tanah memiliki jenis yang berbeda-beda dan biasanya suatu wilayah memiliki
jenis tanah yang berbeda dari wilayah Indonesia. Berikut ini adalah beberapa jenis tanah
yang ada di Indonesia:
2.4.1 Tanah Aluvial

Terjadi karena endapan lumpur yang terbawa aliran sungai. Lokasinya


berada di daerah hilir atau dataran rendah. Warnanya cokelat hingga abu-abu.
Sifatnya subur sehingga sangat baik untuk pertanian seperti padi, palawija,
maupun tembakau.
2.4.2 Tanah Andosol

Andosol merupakan tanah yang terbentuk karena proses vulkanis gunung


berapi. Warnanya kehitaman dan tinggi kadar organik dan air, tetapi memiliki
tingkat kelembapan yang rendah. Sama dengan aluvial, andosol juga subur dan
bagus untuk tanaman.
2.4.3 Tanah Entisol

Tanah ini terbentuk dari pelapukan bahan letusan gunung berapi yaitu
debu, pasir, dan lahar. Jadi, tidak mengherankan jika entisol akan sering
ditemukan di area yang tidak jauh dari gunung berapi. Umumnya tahan entisol
dapat berupa lapisan tipis dan berbentuk gundukan.
2.4.4 Tanah Grumusol

Grumusol tersusun dari batu kapur dan tuffa vulkanik yang sudah
mengalami pelapukan. Karena itulah bahan organik yang ada di dalamnya sangat
rendah sehingga tidak cocok untuk tanaman. Warna tanah ini netral dengan
tekstur yang kering dan mudah pecah terutama pada musim kemarau.
2.4.5 Tanah Humus

Tanah humus terbentuk dari pembusukan tumbuhan sehingga sangat kaya


unsur hara dan mineral. Itulah mengapa jenis tanah ini sangat subur dan baik
untuk bercocok tanaman. Warnanya kehitaman dan banyak ditemukan di daerah
hutan.
2.4.6 Tanah Inceptisol

Inceptisol terbentuk dari batuan sedimen sehingga warnanya cenderung


kecokelatan, kehitaman, dan agak kelabu. Tanah ini juga bisa dimanfaatkan untuk
perkebunan seperti sawit dan karet.
2.4.7 Tanah Laterit

Kandungan besi oksidan dan aluminium hidroksida tanah laterit sangatlah


tinggi. Biasanya tanah ini dibentuk di daerah lembap dan kesuburannya bisa
sangat bervariasi tergantung dari batuannya. Meski demikian, laterit umumnya
kering dan tandus karena sudah kehilangan unsur hara sehingga tidak cocok untuk
tanaman.
2.4.8 Tanah Liat

Memiliki warna abu-abu pekat hingga hitam, tanah liat terbuat dari
campuran aluminium dan silikat. Tanah ini terbentuk dari proses pelapukan
batuan silika oleh asam karbonat. Umumnya, tanah liat digunakan untuk membuat
kerajinan.
2.4.9 Tanah Podzolik

Terbentuk karena curah hujan tinggi dan suhu yang rendah. Berwarna
merah atau kuning dengan unsur hara yang sedikit.
2.4.10 Tanah Podsol

Memiliki tekstur yang bercampur mulai dari pasir hingga batuan kecil.
Warnanya kuning atau kuning keabuan dan tidak memiliki perkembangan profil.
2.4.11 Tanah Pasir
Tanah ini berasal dari pelapukan batuan pasir dan banyak ditemukan di
sekitar pantai. Teksturnya lemah dan tidak memiliki kandungan mineral maupun
air.
2.4.12 Tanah Padas

Bersifat keras seperti batuan dan tidak memiliki kandungan air. Unsur
hara dan kandungan organiknya sangat rendah dan bahkan hampir tidak ada.
2.4.13 Oxisol

Kaya zat besi dan aluminium oksida serta memiliki tekstur halus seperti
tanah liat. Warnanya merah atau kuning dan umumnya berada di daerah beriklim
tropis basah. Tanah jenis ini cocok digunakan sebagai lahan perkebunan.
2.4.14 Organosol atau Gambut

Terjadi karena proses pelapukan bahan organik, serta memiliki unsur hara
dan kelembapan yang rendah. Tanah gambut banyak terdapat di daerah dengan
iklim basah dan curah hujan tinggi.
2.4.15 Tanah Mergel

Tanah mergel adalah tanah yang terbentuk dari hasil campuran pelarutan
kapur, pasir dan tanah liat karena peristiwa air hujan. Sifat dari jenis tanah ini
hampir sama dengan tanah kapur. Pembeda tanah mergel dengan tanah kapur
adalah bentuknya yang mirip seperti pasir. Jenis tanah ini subur dan bisa ditanami
oleh persawahan dan perkebunan. Tanaman yang sangat cocok tumbuh di tanah
mergel adalah pohon jati.
2.4.16 Tanah Latosol

Terbentuk dari pelekukan batuan sedimen dan metamorf serta berwarna


merah atau kekuningan. Tingkat kesuburannya rendah sehingga tidak cocok untuk
bercocok tanam.
2.4.17 Tanah Litosol

Terbentuk dari pelapukan batuan beku dan sedimen serta bertekstur kasar
dan berkerikil.
2.5 Persebaran Jenis Tanah di Indonesia
Berbagai jenis tanah seperti yang sudah dijelaskan di atas memiliki persebaran
yang berbeda di Indonesia. Berikut ini perincian persebaran jenis tanah di Indonesia.
Aluvial : Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Papua
Andosol : Sumatera, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi dan kepulauan Maluku
Entisol : Jogjakarta dan daerah Jawa lain yang memiliki gunung berapi
Grumusol : Demak, Jepara, Pati, Rembang, Ngawi, Madiun, dan Nusa Tenggara
Timur
Humus : Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua dan sebagian Sulawesi
Inceptisol : Sumatera, Kalimantan, Papua
Laterit : Kalimantan, Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Timur
Liat : Tersebar di berbagai wilayah di Indonesia
Podzolik : Sumatera, Sulawesi, Papua, Kalimantan, Jawa
Podsol : Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Papua
Pasir : Sumatra Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi
Padas : Ditemukan merata di wilayah Indonesia
Oxisol : Sumatera, Sulawesi
Organosol : Sumatera, Papua, Kalimantan, Jawa
Mergel : Ditemukan di dataran rendah
Latosol : Sulawesi, Lampung, Kalimantan, Bali
Litosol : Nusa Tenggara Barat, Jawa
2.6 Manfaat Tanah Secara Umum
Tanah mempunyai fungsi yang vital, yaitu sebagai berikut.
a) Sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran, penyedia kebutuhan primer
tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara), penyedia kebutuhan sekunder tanaman
(zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan
toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara), dan sebagai
habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak
langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut,
maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman.
b) Menyediakan tempat aktivitas bagi makhluk hidup.
c) Menjadi bahan baku produksi, seperti tanah lempung atau gerabah.
d) Sebagai sumber mata air.
e) Menyimpan mineral.
f) Sumber pendapatan, seperti menjadi lahan pertanian atau pun jual-beli tanah.
g) Material bahan bangunan.
h) Menjaga keseimbangan lingkungan karena dapat menyerap air agar tidak terjadi
banjir.
i) Menjadi tanggul alam.
j) Membantu pembentukan bawang. Yang mana, tanah membantu proses pelapukan
batuan dan membantu pembuatan bahan bakar fosil dan mineral.
2.7 Manfaat Tanah Bidang Teknik Sipil
Fungsi paling utama dari tanah adalah sebagai pendukung pondasi dari sebuah
bangunan. Fungsi tanah sebagai pendukung pondasi bangunan memerlukan kondisi tanah
yang stabil, sehingga apabila ada sifat tanah yang kurang mampu mendukung bangunan
harus diperbaiki terlebih dahulu agar mencapai daya dukung tanah yang diperlukan.
Bangunan yang berdiri nantinya diharapkan akan kokoh, tidak rusak karena penurunan
yang tidak merata ataupun longsoran.
Selain itu, tanah dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Tanah sebagai
bahan bangunan dalam kondisi alami dan yang telah diproses banyak digunakan dalam
pelaksanaan pembangunan, antara lain :
2.7.1 Bahan Tanah Tanpa Diolah
Yang dimaksud dengan bahan tanah tanpa diolah merupakan tanah dalam
keadaan asli, yang digunakan sebagai bahan urugan maupun campuran mortar
atau perekat, sebagai contoh adalah pasir yang merupakan tanah dengan butiran
yang kasar, pasir merupakan bahan yang digunakan langsung menjadi bahan
urugan. Sedangkan sebagai bahan yang melalui proses dicampur dengan bahan
lain, misalnya dicampur dengan PC, semen merah atau kapur, campuran tersebut
akan menjadi spesi atau bahan perekat.
2.7.2 Bahan Tanah Diolah
Bahan yang diolah adalah bahan tanah yang digunakan sebagai bahan
bangunan, yang memerlukan proses lanjutan dapat dibentuk sesuai dengan
kebutuhannya. Tanah jenis ini umumnya merupakan tanah lempung, dimana
lempung dalam keadaan aslinya dengan atau tanpa bahan tambahan perlu
diproses. Karena sifat muai susutnya yang besar, sehingga tidak dapat langsung
digunakan dalam keadaan aslinya. Contoh dari bahan ini adalah :
1) Bata merah

Bata merah adalah bahan bangunan yang digunakan sebagai bahan


dinding bangunan. Proses pembuatannya adalah proses sederhana yang
dikerjakan secara tradisional dari tanah liat yang dicampur dengan air,
kemudian dicetak menjadi bentuk yang diinginkan setelah dijemur di panas
matahari sampai kering. Setelah kering bata merah dibakar pada suhu yang
tinggi, sehingga menjadi keras. Tingkat kekerasan bata merah ini tergantung
dari proses pembakarannya. Pada pembuatan bata merah di pabrik proses
yang dilaksanakan berbeda dengan cara tradisional. Dipabrik tanah liat
digiling kemudian dimasukkan kedalam alat dicampur (ekstruder). Didalam
ekstruder tanah liat dicampur dengan air, hingga menjadi suatu bahan yang
liat. Bahan campuran yang ada didalam ekstruder ditekan, setelah keluar akan
berbentuk balok-balok tanah liat dengan ukuran lebar tertentu, selanjutnya
balok-balok tersebut dipotong-potong sesuai ukuran yang diinginkan. Balok-
balok tanah liat tersebut kemudian dimasukkan ke dalam ruang untuk diangin-
anginkan atau dilakukan pengeringan dengan udara. Setelah kering udara bata
matahari. Pengeringan terakhir dilakukan dengan menggunakan tungku
pengering. Hasil proses dari tungku ini merupakan bata merah yang kering,
keras dengan bentuk yang bagus, yang akhirnya dikemas, siap untuk dijual.
2) Genteng

Genteng dalam bangunan digunakan sebagai penutup atap, dalam buku


Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI) 1982, ada beberapa
macam genteng, yaitu genteng dari bahan beton, keramik, kaca, bambu dan
tanah. Genteng tanah merupakan tanah liat yang diproses seperti pembuatan
bata merah, sehingga menjadi bahan yang keras dan tidak tembus.
3) Keramik

Menurut Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI) 1982


dan dalam buku “Bahan Bangunan”. Ir. Kardiyono Tjokrodimulyo, ME,
(1995)., keramik merupakan tanah liat murni yang dicampur dengan kaolin,
serisit, silikat (kuarsa, felspar) bahan-bahan tersebut dan seterusnya diaduk
dengan ditambahkan air menjadi campuran. Selanjutnya campuran-campuran
dicetak sesuai dengan bentuk yang dikendaki. Setelah kering udara dibakar
pada suhu yang tinggi, sehingga menjadi produk setengah jadi. Kemudian
diglazzur dengan bahan pemoles, hingga menjadi produk jadi. Dalam proses
pembakaran, bahan campuran tersebut akan bereaksi satu sama lain, sehingga
menjadi bahan yang keras, licin dan bersifat sebagai isolator. Pemanfaatan
bahan keramik antara lain: ubin, pelapis dinding, genteng, isolator dan lain-
lain.
4) Pipa tanah liat

Pipa tanah liat umumnya digunakan untuk saluran pembuangan air kotor
berupa pipa lurus atau yang berbentuk leher angsa. Yang dibuat dari tanah liat
dibakar seperti proses pembuatan bata merah.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari makalah yang telah dijabarkan di atas maka penulis memberikan kesimpulan bahwa
penggunaan tanah sangatlah penting khsusunya pada bidang Teknik sipil dikarenakan
manfaat/fungsi tanah sangat diperlukan pada beberapa suatu kontruksi khususnya bidang
Teknik. Maka dari itu pentingnya kita dapat mengetahui seluk-beluk mengenai tanah secara
kompleks seperti : pengertian tanah, sifat tanah, jenis tanah, struktur tanah, manfaat tanah
secara umum, dan manfaat tanah khsusnya dalam bidang Teknik Sipil.
3.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, namun
kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan
masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai