1. Tahapan seorang trader dari pemula sampai bisa sukses .
2. Metode entry dengan akurasi tinggi. 3. Aturan exit di saham gorengan supaya tidak nyangkut. 4. Fibonacci retracement untuk strategi trading
Bagian pertama : pendahuluan
- Perkenalan - Awal mula trading - Proses sampai jadi full time trader
Bagian kedua : materi
1. Tahapan seorang trader dari pemula sampai bisa sukses.
a. Pemula Awal awal seorang pemula mengenal saham biasanya memiliki ekspektasi berlebihan, yaitu menganggap bahwa dengan trading saham dirinya akan bisa cepat kaya. Karena ketidak tahuannya ini , kebanyakan pemula akan berpikir bahwa mencari untung di saham itu sangat mudah , tinggal beli perusahaan bagus terus tunggu naik lalu jual dengan untung besar . Kemudian juga setelah beberapa saat masuk di pasar saham , seorang pemula akan sangat mudah tergiur dengan iming2 untung puluhan persen saat melihat begitu banyaknya saham gorengan yang bisa naik sangat tinggi dalam sehari . Karena anggapan mudahnya itu tadi , maka pemula yang terjun ke pasar saham tidak terlalu mempedulikan pentingnya menguasai ilmu2 saham sebelum mulai bertransaksi. Mereka berpikir toh cuma buy & sell doang , nanti juga lama2 bisa kok , kan pembelajaran paling efektif adalah langsung praktek di lapangan. ( learning by doing pikirnya mereka ) Terkadang juga ada yang sedikit2 mencoba belajar indikator2 terkenal macam moving average , bollinger band m MACD , stochastic dan lain sebagainya . Dengan modal ilmu seadanya ini , seorang pemula akan dengan cepatnya merasakan bahwa dirinya ternyata sudah cukup jago trading . Karena cepat menganggap dirinya sudah mumpuni di pasar saham , maka seorang pemula akan banyak melakukan penyangkalan saat ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan harapannya . Seorang trader pemula juga seringkali belum memiliki money management yang baik sehingga mereka menganggap entry dengan all in + margin pun sah sah saja . Trader pemula juga sulit untuk mengakui kesalahannya saat mengalami loss dan cenderung menyalahkan situasi dengan berpikir harusnya begini harusnya begitu , padahal tidak ada keharusan dari market untuk bergerak sesuai prediksi2 trader. ( apalagi pemula ) Uniknya , justru karena ketidak tahuannya dibalik profit yang besar ada resiko yang besar pula , kebanyakan pemula sering mengalami yang namanya untung besar gara2 beginner’s luck. Tapi yang namanya “luck” akhirnya ya akan habis juga , mungkin dalam beberapa bulan atau minggu , tiba2 saja profit yang telah diperolehnya segera tergerus loss bertubi tubi . Karena pemula seringkali menyangkal kesalahannya , maka banyak pemula yang ahli berpindah status dari trader menjadi investor karena nyangkut parah . Ini justru adalah wujud dari ketidak disiplinan saat trading. Pemula akan menganggap bahwa nyangkut itu hal yang lumrah , karena pemula beranggapan pasti suatu ketika akan naik juga kok , jadi dihold juga gak masalah . Mungkin saja anggapan ini bisa dibenarkan , tapi yang jadi masalah adalah , jika mereka sudah sampai pada titik dimana nyangkutnya begitu banyak hingga kehabisan amunisi. Pada titik ini akan ada kata2 klasik yang muncul , seperti : yah pengen serok tapi gak ada amunisi lagi . Salah satu penyebabnya juga karena gemar average down berkali kali tanpa teknik yang benar , hanya memakai perasaan saja : sepertinya udah murah nih , masuk lagi ah . Jika ini dilakukan berkali kali m bisa jadi dengan satu atau dua macam saham saja mereka sudah kehabisan dana . Akhirnya , dari 100% pemula yang terjun ke pasar saham , 90% diantaranya akan gugur karena sebab2 di atas tadi . Hanya pemula yang dengan cepat menyadari kesalahnnya yang bisa berlanjut ke level berikutnya b. Medium / intermediate / transisi Kurang lebih 10% pemula yang bertahan dan lanjut ke level ini sudah mulai sadar bahwa menjadi kaya dari saham itu memang bisa , tapi dengan proses yang lama dan tentunya tidak mudah. Mereka mulai menerima kenyataan bahwa trading itu tidak semudah yang mereka bayangkan selama ini. Mereka mulai belajar ilmu sebanyak banyaknya , kalau perlu semuanya harus bisa. Di titik inilah seorang trader menengah mulai mengalami kebingungan , mereka mencari sistem yang paling ideal , mereka mencoba semua analisa , indicator , metode apapun. Mereka juga mulai sadar dan bisa menerima dengan ikhlas , bahwa cutloss itu memang diperlukan. Walaupun di level ini seorang trader belum bisa menghasilkan profit yang konsisten , setidaknya mereka sudah bisa membatasi kerugiannya. Karena level medium masih mencari cari system trading yang ideal bagi mereka , maka mereka akan dengan mudahnya iri akan pencapaian trader lain yang kebetulan posting pencapaiannya. Akhirnya mereka dengan mudah ikut2an system trader lain dan berharap bisa mendapatkan prestasi yang sama. Mereka juga mulai peham pentingnya money management & diversifikasi portpfolio. Mereka juga paham bahwa loss yang terjadi adalah murni dari kesalahannya strateginya sendiri. Kekurangan yang lain adalah pada level ini seorang trader belum memiliki kemapanan dalam psikologi tradingnya. Dari 10% pemula yang berlanjut ke level 2 ini , lebih dari 50% akan menyerah dan akhirnya menganggap bahwa untuk mendapatkan profit konsisten dari trading memang ternyata benar2 sulit. c. Professional / full time trader Pada level ini , seorang trader sudah mampu menjadikan trading sebagai profesinya untuk mendapatkan sumber penghasilan yang konsisten. Disiplin dalam trading plan sudah menjadi kebiasaan seorang professional. Begitu pula dengan money management yang sudah tersistem dengan rapi. Stoploss merupakan hal yang sangat biasa dan sudah menjadi bagian dari resiko trading. Trading system seorang professional sudah lebih dahulu teruji oleh waktu dan pengalaman , sehingga sudah tidak akan terlalu banyak modifikasi dalam sistem tradingnya. Psikologi trading seorang professional juga otomatis sudah melewati bermacam macam kondisi. Kalau tidak bisa bertahan ya tidak akan mungkin menjadi seorang professional. Sedikit kekurangan dari professional adalah terkadang ada kalanya mereka belum bisa memaksimalkan profit mereka. Pada level inilah seorang trader sudah bisa dikatakan mendapatkan financial freedom nya. Hampir semua professional trader pada akhirnya akan bertumbuh menjadi trader level tertinggi. d. Trader Expert/ ahli Seorang expert / ahli trading memiliki semua keunggulan professional trader. Yang membedakan adalah beberapa hal saja. Bagi mereka , trading ibarat game yang mudah sekali mereka menangkan. Tidak ada emosi sama sekali yang dilibatkan saat mereka melakukan eksekusi m jadi ibarat sudah seperti robot. Kapanpun , dimanapun , dalam kondisi apapun , mereka nisa mendapatkan profit secara optimal. Bisa dibilang , pada level inilah , tidak ada satupun pihak ( termasuk Bandar / asing ) yang mampu menghalangi seorang expert untuk menjadikan pasar saham sebagai sumber dana tanpa batas. 2.Metode entry dengan akurasi tinggi. a. Dengan candle action / price action / naked trading. Metode entry yang paling basic sebelum menggunakan indikator2 lain adalah price action. Dimana metode ini hanya memerlukan konfirmasi candle di hari2 sebelumnya saja untuk memperkirakan respon market selanjutnya. Seringkali candle2 ini memiliki nama seperti doji , hammer , pierching line dan lain sebagainya. Sebenarnya tidak terlalu penting juga untuk menghafal nama nama semua candle tadi. Selama candle2 di hari berikutnya membentuk higher low dan closing di atas low candle , ini sudah menunjukkan meredanya tekanan jual saat itu. Jika ditambah lagi dengan membentuk higher high dengan closing di atas high candle yang lama , ini menunjukkan mulai adanya minat beli yang kuat sehingga dapat menjadi sinyal awal uptrend. ( pakai chart BJBR 17 sept – 19 okt )
Terlihat setelah candle bearish terakhir ada 4 kali
konfirmasi support ( 4 panah hijau ) yang ditandai dengan selalu membentuk higher low terhadap support candle bearish terakhir. Itulah tanda dari menurunnya tekanan jual. Sedangkan pada panah hijau kelima terlihat candle membentuk higher high dengan close di atas high 5 candle mini sideways , inilah sinyal awal uptrend. Dimana terlihat candle2 setelahnya tidak lagi membentuk lower low. Sebaliknya jika muncul candle lower high dan closing di bawah high candle , maka ini menunjukkan mulai menurunnya minat beli. Dan jika ditambah lagi dengan membentuk lower low , maka ini menunjukkan mulai besarnya tekanan jual yang ada. Sehingga dapat menjadi sinyal awal downtrend. ( pakai chart BJBR 18 ag – 6 okt )
Terlihat setelah long candle bullish terakhir , muncul
candle yang membentuk lower high. Candle ini menunjukkan mulai menurunnya minat beli. Yang kemudian dilanjutkan long candle yang membentuk lower low. Inilah yang menjadi sinyal awal downtrend. Dimana terlihat candle2 setelahnya tidak lagi membentuk higher high. b. Metode entry dengan formasi candle. Metode entry dengan breakout formasi candle atau seringkali disebut pattern memang memiliki akurasi yang cukup tinggi. Misal double bottom pattern , bullish penant , cup with handle , inverted head and shoulder dan masih banyak lagi penamaan yang populer. ( pakai chart TLKM ter update )
Contoh dari double bottom pattern. TLKM yang sudah
long downtrend akhirnya membentuk double bottom pattern dimana 2850 menjadi titik penting karena pernah menjadi support kuat yang akhirnya dibreakdown. Begitu double bottom pattern ini break maka besar kemungkinannya TLKM akan mulai fase uptrend nya. c. Metode entry dengan konfirmasi breakout candle. Entry dengan metode breakout tidak harus selalu memiliki pattern dulu. Bisa hanya menggunakan high candle yang gagal ditembus selama beberapa kali , maka saat breakout kita bisa segera entry buy. Metode ini memberikan sinyal lebih cepat daripada metode breakout pattern. Dan bisa memanfaatkan swing yang ada sambil menunggu terjadinya breakout pattern. ( pakai chart TLKM ter update ) Terlihat pada grafik yang sama , kita bisa memanfaatkan breakout di panah hijau pertama begitu break high last candle. ( gak perlu mikir2 patternnya apa ) Dan bisa exit saat dia gagal menembus resisten atau saat ada close candle yang breakdown low last candle. Berikutnya bahkan jika kita memakai breakout last candle , kita bisa mencuri start sebelum ada konfirmasi double bottom pattern. d. Penggunaan di berbagai kondisi. Metode buy on breakout resisten high candle sangat fleksibel digunakan di semua kondisi. Saat kondisi sideways kita bisa memanfaatkan support sideways. Begitu ada breakout high candle hari2 sebelumnya di area support maka bisa segera entry buy dan persiapan exitnya di sekitar area resisten sideways. Lebih mudah lagi dipakai dalam kondisi uptrend , karena dengan swing yang terlihat jelas saat terbentuknya higher high & higher low maka begitu ada breakout kita bisa segera entry buy dan follow the trend hingga muncul patah trend lalu segera exit. Yang terakhir adalah saat kondisi downtrend. Dalam kondisi downtrend , metode breakout ini bisa digunakan ketika penurunan yang terjadi berhari hari akhirnya terhenti oleh candle perlawanan ( bisa hijau / merah ). Maksudnya adalah candle perlawanan adalah tidak membentuk lower low lagi dari major downtrend nya. Entry point bisa dilakukan saat ada konfirmasi breakout high candle ini. Tentu saja metode ini harus dilakukan dengan stoploss yang ketat dan disiplin tinggi. ( pakai chart TLKM 2 mei - 23 jun )
Contoh saat sideways TLKM , Kita dapat memanfaatkan
candle breakout panah hijau yang mana saja dan semua dipastikan berakhir profit dengan exit di panah merah. ( pakai chart BJBR 17 sept – 19 okt )
Contoh saat BJBR awal uptrend dimana hanya dengan
satu kali entry di breakout panah hijau kelima maka sudah bisa dipastikan hasilnya profit. ( pakai chart HMSP 14 jul – 13 okt )
Terlihat jika dilakukan di saham downtrend aka nada
potensi false signal. Itulah mengapa jika metode ini dilakukan di saham downtrend maka aturan stoploss harus dipatuhi mutlak. Begitu ada 2 entry panah hijau berikutnya yang bukan false signal, maka kita juga tetap bisa profit di saham downtrend. 3. Aturan exit di saham gorengan supaya tidak nyangkut. a. Saat kita sudah entry buy di saham gorengan. Kita harus ( wajib ) pasang stoploss di bawah low candle hari sebelumnya. Atau jika dalam kondisi ARB 7% seperti sekarang ini jika low candle kemarin lebih dari 7% , maka pasang stoplossnya harus di harga ARB. b. Bagaimana untuk exit setelah punya barang. Untuk exitnya bisa di hari itu juga kalau tidak yakin lanjut naik atau mungkin pas ada tanda2 longsor. Jual besoknya atau besoknya lagi juga bisa kalau memang lanjut naik terus , dengan aturan stoploss di closing candle kemarin. Kalau ternyata langsung turun harus pasang stoploss 1 tik di atas harga ARB. Jangan sampai dihold nunggu ARB. Kalau kasusnya sampai ARB berkali kali malah gak bisa keluar hingga loss habis2an. ( pakai chart KBAG 2 sept – 3 nov )
Saya sangat tidak menyarankan hold di saham gorengan.
Tetapi jika tetap ingin trading di saham gorengan, wajib menerapkan stoploss super ketat. Idealnya hanya untuk intraday saja. Dengan metode entry breakout candle hanya ada 1x false signal, dan ini wajib cutloss. 4. Fibonacci retracement untuk strategi trading a. Pengenalan Fibonacci Retracement Fibonacci retracement ini merupakan analisa yang menggunakan aturan deret matematika Fibonacci yang terkenal dengan golden rationya di 61.8 Analisa Fibonacci memerlukan satu kondisi trend ( bisa minor atau major , uptrend maupun downtrend ) yang sudah berakhir dengan adanya pembalikan arah. Time frame nya bisa bermacam macam tergantung keperluan kita. b. Penggunaan FR untuk support & resisten. Dari hasil tarikan garis FR ini tadi akan muncul level2 yang ditandai dengan angka2 special Fibonacci. Nah level2 itu tadilah yang kita pakai sebagai titik support maupun resisten. Namun yang dalam banyak kasus terbukti paling akurat adalah support / resisten Fibonacci retracement 50 & 61.8 ( pakai chart HMSP ter update )
Terlihat pada gambar panah hijau dan panah merah
pertama adalah titik berakhirnya trend yang ditandai dengan adanya pembalikan arah. Garis2 itulah yang nantinya menjadi level support & resisten, dimana level dibonacci 61.8 nantinya yang akan menjadi target resisten kenaikan HMSP. c. Fibonacci Extension Fibonacci juga bisa dipakai untuk menentukan target kenaikan maupun penurunan dengan memakai Fibonacci extension nya. Dalam banyak kasus juga yang terbukti memiliki akurasi tinggi adalah di level 150 & 161.8 ( pakai chart BJBR 13 mei – 10 sept )
Terlihat pada contoh saat Fibonacci 100 berhasil dibreak
di panah hijau pertama, kita bisa memakai level extension 150-161.8 untuk memasang target exitnya. Untuk level entry buy nya bisa segera dimulai dari pantulan di fibo 61.8 saat ada pullback. Atau bisa juga saat breakout fibo 100 untuk pertama kalinya. Panah hijau kedua dan ketiga menunjukkan uji resisten fibo 100 yang sudah menjadi support kuat. Target berikutnya setelah fibo 161.8 tercapai dan koreksi ke fibo 100 lagi adalah wave 5 ke fibo 261.8 Fibonacci retracement ini nantinya erat sekali kaitannya dengan cara membaca wave pada teori Elliot wave.