Anda di halaman 1dari 152

PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL DAN GOOD CORPORATE

GOVERNANCE TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH


PERIODE 2010-2013

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

SHOFWATUN NIDA
NIM.1111046100093

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH


PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
LEMBAR PERI\IYATAAI\ KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama Shofiuatun Nida

NIM I I I 146100093

Jurusan Perbankan Syariah

Fakultas : Syariah dan Hukum

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

l. Skripsi ini merupakan hasil asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata I di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri OfN)


Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Qf$ Syarif
Hidayatullatr Jakarta.

Jakarta, 15 Oktober 2015

Shofwatun Nida

/,&
;
ABSTRAK

Shofwatun Nida. NIM 1111046100093. Pengaruh Intellectual Capital dan


Good Corporate Governance terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode
2010-2013. Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas
Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta,
1436 H/ 2015 M.

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intellectual capital dan


good corporate governance terhadap profitabilitas. Intellectual Capital diukur
dengan VAICTM (Value Added Intellectual Coefficient), Good Corporate
Governance diukur berdasarkan Nilai Komposit Self Assessment GCG, sedangkan
Profitabilitas diukur dengan ROA (Return On Assets). Sampel dalam penelitian ini
adalah 7 Bank Umum Syariah tahun 2010 sampai tahun 2013. Penelitian ini
menggunakan data sekunder, Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa
laporan keuangan Tahunan Bank Umum Syariah. Penelitian ini menggunakan
analisis regresi linier berganda, dengan pengolahan data menggunakan SPSS versi 20

Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa Intellectual Capital


berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas dengan nilai signifikansi
sebesar 0.000. Sedangkan Good Corporate Governance tidak berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas dengan nilai signifikansi sebesar 0.209. Dan secara simultan
IC dan GCG berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas dengan nilai signifikansi
0.000 dan Adj R Square sebesar 70 %.

Kata kunci : Intellectual Capital, VAICTM, Good Corporate Governance, Nilai


Komposit Self Assessment GCG, Profitabilitas, ROA (Return On
Assets).

Pembimbing : Dwi Nur’aini Ihsan, S.E., M.M


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini

dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari

bahwa tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Kepada Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Kepada Bapak AM. Hasan Ali, M.A., Ketua Program Studi Muamalat

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Kepada Ibu Dwi Nur’aini Ihsan, S.E., M.M., selaku Dosen pembimbing

skripsi yang telah memberikan arahan, saran, ilmu, serta meluangkan

waktunya hingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Kepada Bapak/Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah mendidik dan mengajarkan

ilmu dan akhlak yang tidak ternilai harganya.

vi
5. Kepada staf akademik dan staf perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Kepada Orang tua tercinta dan tersayang mamah Siti Julaeha dan Bapak

Supardi Sahari yang telah memberikan do’a dan dukungan sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepada kakakku Syifa Fauziah, S.S. dan adik-adikku Nur Fauzi, Muhammad

Zidan Akbar, Akmal Ramzi Al-Jabbar dan Soraya Lastania Supardi yang

selalu mensuport penulis.

8. Kepada seluruh keluarga yang senantiasa selalu mendukung dan mendoakan.

9. Kepada sahabat-sahabat terdekat penulis: Kak Ainurridha, Niswah Muthi’ah,

Assy Shella, Meiga Gemala, Siti Haura Ibtisamah, Deasy Puspita Rini, Siti

Yuhana, Saskia Rizka Rinanda, yang selalu memberikan dukungan kepada

penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Kepada seluruh sahabat seperjuangan, Teman-teman PS-C dan teman-teman

seangkatan dan seperjuangan selama masa kuliah, perhatian dan kebaikan

kalian tidak pernah terlupakan.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis baik selama masa pendidikan

hingga pengerjaan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.

Semoga ALLAH SWT membalas kebaikan kalian semua.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam

penulisan skripsi ini, maka dengan terbuka penulis mengharapkan kritik dan

vii
saran yang dapat membangun guna penyempurnaan penulisan-penulisan

lainnya di masa mendatang.

Akhir kata, penulis berharap ALLAH SWT membalas segala kebaikan semua

pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi

pengembangan ilmu.

Jakarta, 6 Oktober 2015

Shofwatun Nida

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 9

C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 10

D. Perumusan Masalah ............................................................................. 10

E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 11

F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 11

ix
1. Manfaat Teoritis ............................................................................ 11

2. Manfaat Praktis .............................................................................. 11

G. Hipotesis............................................................................................... 12

H. Sistematika Penulisan .......................................................................... 12

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 14

A. Teori terkait variabel yang diambil ...................................................... 14

1. Stakeholder Theory ........................................................................ 14

2. Legitimacy Theory .......................................................................... 17

3. Agency Theory ................................................................................ 18

B. Intellectual Capital............................................................................... 20

1. Pengertian Intellectual Capital ...................................................... 20

2. Komponen Intellectual Capital ...................................................... 23

3. Pengukuran Intellectual Capital .................................................... 28

4. Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM ............................................ 31

C. Good Corporate Governance ............................................................... 36

1. Pengertian Good Corporate Governance....................................... 36

2. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance ................................ 39

3. Indikator dan Self Assessment Good Corporate Governance ........ 41

D. Profitabilitas ......................................................................................... 45

1. Pengertian Profitabilitas ................................................................. 45

x
2. Return On Assets (ROA ................................................................. 46

E. Bank Syariah ........................................................................................ 47

F. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 51

G. Review Studi Terdahulu ....................................................................... 51

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 56

A. Metode Penelitian................................................................................. 56

1. Pendekatan Penelitian .................................................................... 56

2. Jenis Penelitian ............................................................................... 56

3. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 56

4. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel .................................... 57

5. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 59

6. Teknik Analisis Data ..................................................................... 59

a. Statistik Deskriptif ................................................................... 60

b. Uji Asumsi Klasik .................................................................... 60

c. Uji Hipotesis ............................................................................ 64

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................................. 67

1. Variabel Independen ...................................................................... 67

a. Intellectual Capital (Value Added Intellectual Coefficient)..... 67

b. Good Corporate Governance (Nilai Komposit Self Assessment 70

2. Variabel Dependen ......................................................................... 73

xi
a. Profitabilitas (Return On Assets ............................................... 73

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 75

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................... 75

B. Deskripsi Data Penelitian ..................................................................... 76

1. Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM) ............................................ 76

2. Nilai Komposit Self Assessment Good Corporate Governance ..... 81

3. Return On Assets (ROA) ................................................................ 84

C. Analisis dan Pembahasan ..................................................................... 86

1. Hasil Analisis Data ......................................................................... 86

a. Statistik Deskriptif ................................................................... 86

b. Uji Asumsi Klasik ................................................................... 87

c. Uji Hipotesis ............................................................................ 92

a) Uji Koefisien Determinasi (R2) .............................................................. 92

b) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ......................... 98

c) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)....... 99

D. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis .......................................................... 114

1. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Profitabilitas .................... 114

2. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Profitabilitas .... 122

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 131

A. Kesimpulan .......................................................................................... 131

xii
B. Saran .................................................................................................... 132

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 134

LAMPIRAN

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema dan Kerangka Teori ........................................................ 51

Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ..................................................... 90

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas................................................................... 91

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kronologi Kontribusi Signifikan terhadap Pengidentifikasian,

Pengukuran dan Pelaporan Intellectual Capital........................... 20

Tabel 2.2 Tabel Klasifikasi Intellectual Capital ............................................ 24

Tabel 2.3 Parameter Efisiensi Intellectual Capital ........................................ 30

Tabel 2.4 Review Studi Terdahulu................................................................. 52

Tabel 3.1 Proses Seleksi Sampel.................................................................... 58

Tabel 3.2 Ringkasan Perhitungan Nilai Komposit Self Assessment GCG Menurut

Bank Indonesia (Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 13 /DPbS

Tanggal 30 April 2010 72

Tabel 4.1 Peringkat VAIC Bank Umum Syariah Tahun 2010-2013 ............. 78

Tabel 4.2 Perkembangan Nilai Komposit Self Assessment GCG Bank Umum

Syariah Tahun 2010-2013 .............................................................. 82

Tabel 4.3 Perkembangan Return On Assets BUS Tahun 2010-2013 ............. 85

Tabel 4.4 Hasil Uji Statistik Deskriptif .......................................................... 86

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikoloniearitas........................................................... 88

Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi ................................................................... 89

Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Bank Umum Syariah.......... 92

xv
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) BMI .................................... 93

Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) BSM ................................... 94

Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) BSMI.................................. 94

Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) BRIS .................................. 95

Tabel 4.12 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) BNIS .................................. 96

Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) BPS .................................... 96

Tabel 4.14 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) BCAS ................................. 97

Tabel 4.15 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Bank Umum Syariah ...... 98

Tabel 4.16 Hasil Uji Statistik t Bank Umum Syariah ...................................... 100

Tabel 4.17 Hasil Uji Statistik t BMI ................................................................ 103

Tabel 4.18 Hasil Uji Statistik t BSM ............................................................... 104

Tabel 4.19 Hasil Uji Statistik t BSMI .............................................................. 106

Tabel 4.20 Hasil Uji Statistik t BRIS ............................................................... 108

Tabel 4.21 Hasil Uji Statistik t BNIS ............................................................... 109

Tabel 4.22 Hasil Uji Statistik t BPS ................................................................. 111

Tabel 4.23 Hasil Uji Statistik t BCAS ............................................................. 113

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia bisnis kepada bisnis yang berdasarkan pengetahuan

(knowledge based business) dimana nilai perusahaan bukan hanya ditentukan

oleh aset fisik namun juga berdasarkan pada kualitas sumber daya yang

dimiliki perusahaan seperti pengetahuan, keahlian, inovasi yang dimiliki oleh

tenaga kerja (Intellectual Capital) menuntut perusahaan untuk memberikan

porsi yang lebih besar dalam memanfaatkan intangible asset. Seperti menurut

resource-based theory, perusahaan akan memiliki nilai perusahaan yang baik

dengan cara memiliki, menguasai dan memanfaatkan aset-aset strategis yang

penting (aset berwujud dan tak berwujud). Hal itu juga harus didukung

dengan kualitas tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate

Governance). Menurut hasil penelitian Riana Christel dan Stanly (2014)

mengatakan bahwa Corporate Governance merupakan konsep yang diajukan

guna meningkatkan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring

kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap

stakeholder dengan mendasarkan kerangka peraturan1

1
Riana Christel Tumewu dan Stanly W. Alexander, “Pengaruh Penerapan Good Corporate
Governance Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI Periode 2009-
2013”, (Program Pendidikan Profesi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam
Ratulangi Manado , 2014), h.2

1
Sebagai bagian dalam dunia bisnis modern, Intellectual Capital dan Good

Corporate Governance menjadi strategi yang sangat bernilai bagi bank

syariah. Karena selain sektor perbankan merupakan sektor bisnis yang bersifat

“intellectually intensive”, dan juga termasuk sektor jasa, di mana layanan

pelanggan sangat bergantung pada intelektual/akal/kecerdasan modal

manusia, perbankan juga merupakan salah satu industri yang masuk dalam

kategori industri berbasis pengetahuan (knowledge based-industries) yaitu

industri yang memanfaatkan inovasi-inovasi yang diciptakannya sehingga

memberikan nilai tersendiri atas produk dan jasa yang dihasilkan bagi

konsumen. Menurut Ulum secara keseluruhan karyawan di sektor perbankan

juga lebih homogen secara intelektual dibanding dengan sektor industri

lainnya. Homogenitas ini penting untuk memastikan bahwa seluruh karyawan

memiliki tingkat pengetahuan yang tidak terlalu beragam (heterogen),

sehingga perlakuan terhadap modal manusia (human capital) nya menjadi

lebih objektif. 2

Dalam knowledge based business terjadi proses perubahan dan

pentransferan pengetahuan sebagai sarana untuk memperoleh penghasilan di

bank syariah. Misal sebuah program komputer, mesin atm, internet banking

dirancang dari ide dan kemampuan intelektual pembuatnya didukung dengan

sarana fisik yang ada. Hal ini membuktikan bahwa Intellectual Capital

2
Ihyaul Ulum, Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009), h. 93

2
menyumbangkan arti penting dalam industri perbankan syariah, Maka penting

dilakukan penelitian yang mengambil sampel penelitian pada perbankan.

Volume pertumbuhan usaha perbankan syariah dalam kurun waktu tahun

terakhir khusunya Bank Umum Syariah (BUS) mengalami peningkatan yang

cukup pesat. Pertumbuhan ini meliputi jumlah cabang yang dibuka, Total

Aset. Berdasarkan Data Statistik hingga Februari 2015, Jumlah Bank Umum

Syariah sebanyak 12. Unit Usaha Syariah (UUS) sebanyak 22 bank dan untuk

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) berjumlah 162.3 Perkembangan

perbankan syariah ini tentunya harus didukung oleh sumber daya insani yang

memadai, baik dari sisi kualitas maupun kuantitasnya.

Intellectual Capital merjadi salah satu aset yang bernilai bagi bank

syariah. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya insani,

beberapa bank syariah telah melakukan Operating/Management Development

Program. Program ini bertujuan untuk mencetak sumber daya yang

berkualitas. Intellectual Capital diyakini berperan penting didalam

peningkatan profitabilitas bank syariah. Penggunaan sumber daya secara

efisien dan ekonomis dapat memperkecil biaya-biaya serta sumber daya

berkualitas yang dapat menciptakan inovasi-inovasi produk baru dimana bank

merupakan lembaga intermediasi yang harus selalu menciptakan inovasi

3
Statistik Perbankan Syariah, Februari 2015 diakses pada tanggal 23 Mei 2015 dari
http://www.bi.go.id

3
produk sesuai kebutuhan zaman. Maka semakin tinggi intellectual capital,

laba semakin meningkat.

Selain peningkatan kualitas sumber daya, sistem kualitas tata kelola juga

menjadi hal yang penting bagi bank syariah, Bank Syariah harus dikelola

secara profesional, modern dan sesuai dengan tujuan-tujuan syariah. Seiring

dengan perkembangan pengelolaan perbankan yang ada, fungsi bank menjadi

lebih luas dan memiliki peran sentral dalam perkembangan ekonomi dan

bisnis, kepercayaan menjadi faktor utama seseorang dalam mengalokasikan

dana yang dimiliki ke dalam bank. Sementara itu masih terdapat bank yang

menyalahgunakan kepercayaan tersebut sehingga merugikan pihak nasabah

yang menyebabkan kepercayaan nasabah menurun. Salah satu penyebab

penyalahgunaan kepercayaan itu terjadi karena kurangnya tata kelola yang

baik dalam suatu perusahaan perbankan atau yang biasa kita kenal dengan

Good Corporate Governance. Untuk itu Good Corporate Governance sangat

dibutuhkan dalam membangun kepercayaan masyarakat dan dunia

internasional sebagai syarat mutlak bagi dunia perbankan untuk berkembang

dengan baik dan sehat.

Keberadaan Good Corporate Governance saat ini bukan hanya menjadi

kewajiban bagi setiap perusahaan tetapi telah menjadi sebuah kebutuhan yang

menjembatani hubungan antara investor dengan manajemen perusahaan.

Sistem good corporate governance yang efektif pada sebuah perusahaan akan

4
membuat sebuah manajemen tidak menyalahgunakan kewenangan dan

bekerja demi kepentingan perusahaan.

Good Corporate Governance mampu mengurangi resiko yang mungkin

dilakukan oleh dewan direksi dan komisaris dengan berbagai keputusan yang

mementingkan kepentingan pribadi. Dalam proses memaksimalkan nilai

perusahaan akan muncul konflik kepentingan antara manajer dan pemegang

saham (pemilik perusahaan) yang sering disebut agency problem. Tidak

jarang pihak manajemen yaitu manajer perusahaan mempunyai tujuan dan

kepentingan lain yang bertentangan dengan tujuan utama perusahaan dan

sering mengabaikan kepentingan pemegang saham. Perbedaan kepentingan

antara manajer dan pemegang saham ini mengakibatkan timbulnya konflik

yang biasa disebut agency conflict, hal tersebut terjadi karena manajer

mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak

menyukai kepentingan pribadi dari manajer karena apa yang dilakukan

manajer tersebut akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga

menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan berpengaruh terhadap

harga saham sehingga menurunkan nilai perusahaan.4

Dengan kata lain, Salah satu hambatan yang dialami perusahaan dalam

proses meningkatkan profitabilitas adalah adanya agency problem. Agency

4
Reny Dyah Retno M. dan Denies Priantinah, “Pengaruh Good Corporate Governance dan
Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan”, Jurnal Nominal Vol.1
No. 1 (2012), h. 86

5
theory menyatakan bahwa pemilik perusahaan akan mengutamakan

pencapaian return yang maksimal atas dana yang telah diinvestasikan,

sedangkan manager akan mementingkan peningkatan kompensasi atas kinerja

yang dihasilkan. Good Corporate Governance muncul untuk mengendalikan

perilaku dan mengatasi konflik antara pihak-pihak dalam perusahaan melalui

mekanisme pengawasan dan pengendalian terhadap kinerja manajemen,

sehingga pengelolaan perusahaan terhindar dari masalah keagenan.

Dalam hubungannya dengan kinerja keuangan, penerapan prinsip Good

Corporate Governance dapat mempengaruhi kinerja keuangan suatu

perusahaan melalui monitoring kinerja manajemen dan menjamin

akuntabilitas manajemen terhadap para pemegang saham berdasarkan 5 asas,

yaitu TARIF (Transparancy, Accountability, Responsibility, Independency,

Fairness). Apabila hal tersebut sudah tercipta maka perusahaan dapat

membina hubungan yang baik dengan para pemegang kepentingan

(stakeholder). Hubungan yang baik tersebut akan menimbulkan kepercayaan

yang tinggi dari para stakeholder sehingga berdampak pada peningkatan

profitabilitas perusahaan. Penerapan Good Corporate Governance sangat

penting guna meningkatkan produktifitas dan efisiensi perusahaan yang tentu

saja berimbas besar terhadap laba perusahaan yang berdampak pada

kepercayaan investor.

Meskipun banyak perusahaan telah menerapkan mekanisme corporate

governance untuk memperoleh pengungkapan Intellectual Capital, sebagian

6
besar dari perusahaan belum fokus pada pengungkapan Intellectual Capital.

Berdasarkan penelitian Keenan dan Agestam yang dikutip Anantya Ariyudha

mengungkapkan bahwa tanggung jawab terhadap investasi Intellectual

Capital terletak pada tata kelola perusahaan. Komisaris independen

bertanggung jawab atas detail-detail pengungkapan sukarela yang

diungkapkan dalam laporan keuangan. Perilaku pengungkapan yang

dilakukan manajemen dalam suatu perusahaan dipengaruhi oleh kepentingan

manajemen atas detail-detail pengungkapan yang menunjukkan kinerjanya.

Penerapan pengendalian internal, seperti komite audit dan komisaris

independen merupakan suatu upaya peningkatan kualitas pengawasan dan

mengurangi tindakan oportunistik dalam hal tidak mengungkapkan suatu

informasi, dan sebagai dampaknya, kualitas pengungkapan akan lebih baik.5

Menurut Nathan dan Ribiere yang dikutip oleh Man Al Abdullah

mempelajari Dewan Pengawas Syariah pada bank syariah lebih spesifik dan

menemukan modal intellectual capital anggota Dewan Pengawas Syariah bisa

memberikan nilai tambah pada pembentukan model Good Corporate

Governance yang lebih arif dalam keputusan dan tindakan yang polanya

mungkin diambil dan diterapkan oleh bank konvensional.6

5
Anantya Ariyudha, “ Pengaruh Mekanisme Tata Kelola Perusahaan terhadap Tingkat
Pengungkapan Modal Intelektual,” (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro Semarang,
2010), h. 2
6
Mal An Abdullah, Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia, (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2010), h. 16

7
Penelitian tentang pengaruh Intellectual Capital dan Good Corporate

Governance terhadap Profitabilitas telah banyak dilakukan, namun hasil-hasil

penelitian terdahulu menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Untuk

merekonsiliasi perbedaan hasil tersebut, maka dilakukan penelitian serupa

dengan proksi variabel dependen dan objek yang berbeda. Tujuan penelitian

ini adalah untuk menguji pengaruh unsur-unsur dalam Intellectual capital

yang diproksikan dengan VAICTM dan Good Corporate Governance yang

diproksikan dengan Nilai Komposit Self Assesment terhadap tingkat

profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Asset. ROA dipilih karena

Dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih

mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang

dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat sehingga

Return On Asset lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas Bank

Umum Syariah (BUS) di Indonesia dengan menuliskan ke dalam skripsi

dengan judul “PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL DAN GOOD

CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PROFITABILITAS BANK

UMUM SYARIAH PERIODE 2010-2013”

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi Masalah berguna untuk mengatahui masalah-masalah yang

mungkin muncul pada objek penelitian sebelum dibuat pembatasan dan

perumusan masalah. Adapun identifikasi masalah yang ditemukan yaitu:

8
1. Apakah sudah ada aturan yang jelas mengenai Intellectual Capital oleh

IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia) ?

2. Apakah perusahaan perbankan sudah melaporkan Intellectual Capital

dalam laporan keuangannya?

3. Apakah sudah ada aturan yang jelas mengenai Good Corporate

Governance ?

4. Apakah perusahan perbankan sudah melaporkan Good Corporate

Governance dalam laporan keuangannya?

5. Apakah Intellectual Capital berpengaruh terhadap Profitabilitas

perusahaan perbankan syariah?

6. Apakah Good Corporate Governance berpengaruh terhadap Profitabilitas

perusahaan perbankan syariah?

7. Berapa besarnya pengaruh Intellectual Capital terhadap Profitabilitas

perbankan syariah?

8. Berapa besarnya pengaruh good corporate governance terhadap

profitabilitas perbankan syariah?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas dan agar pembahasan dalam karya

ilmiah ini lebih terfokus dan tidak meluas, maka penulis membatasi

permasalahan sebagai berikut:

9
1. Perhitungan Intellectual Capital diukur dengan Value Added Intellectual

Coefficient (VAICTM)

2. Perhitungan Good Corporate Governance diukur dengan Nilai Komposit

self assessment GCG

3. Perhitungan komponen Profitabilitas dengan ROA (Return On Asset)

4. Laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laporan

Good Corporate Governance, Laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi.

5. Data yang digunakan merupakan Laporan Keuangan Tahunan Bank

Umum Syariah tahun 2010-2013. Tahun 2014 tidak dimasukkan ke dalam

penelitian karena terjadi revisi mengenai Metode dan Tahap Penilaian

pada Good Corporate Governance yaitu berdasarkan Surat Edaran

Otoritas Jasa Keuangan No. 10/SEOJK.03/2014 (Governance Structure,

Governance Process, dan Governance Outcome)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan Pembatasan Masalah yang ada, pembahasan yang akan

dilakukan dirumuskan dengan pertanyaan : Bagaimana pengaruh Intellectual

Capital dan Good Corporate Governance terhadap Profitabilitas Bank Umum

Syariah Tahun 2010-2013?

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut: Untuk

menganalisis dan mengidentifikasi pengaruh Intellectual Capital dan Good

10
Corporate Governance terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Tahun

2012-2013

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari Penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Penulis yaitu sebagai sarana menambah pengetahuan terkait

masalah yang diteliti

b. Bagi peneliti berikutnya yaitu sebagai referensi bagi peneliti yang

melakukan penelitian terkait Intellectual Capital, Good Corporate

Governance maupun Profitabilitas Bank Umum Syariah.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan guna meningkatkan

kinerja perusahaan

b. Sebagai informasi yang dapat digunakan investor dalam menilai

sebuah perusahaan

G. Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah :

H1 : IC berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas dan GCG berpengaruh

signifikan terhadap Profitabilitas

H2 : IC tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas dan GCG tidak

berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas

11
H3: IC berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas dan GCG tidak

berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas

H4: IC tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas dan GCG

berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan menggambarkan secara garis besar tentang

penelitian dalam skripsi ini. Skripsi ini terdiri dari lima bab dengan beberapa

sub bab, berikut ini sistematika penulisannya secara lengkap dan jelas.

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan secara rinci mengenai Latar Belakang

Permasalahan, Identifikasi Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah,

Tujuan dan Manfaat Penelitian, Hipotesis Penelitian dan Sistematika

Penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan mengenai teori dan pengertian yang terkait dengan

penelitian yaitu Teori terkait Intellectual Capital dan Good Corporate

Governance, Pengertian Intellectual Capital, Komponen Intellectual Capital,

Pengukuran Intellectual Capital, Value Added Intellectual Coefficient

(VAICTM) , Pengertian Good Corporate Governance, Prinsip-prinsip Good

Corporate Governance, indikator Self Assessment Good Corporate

Governance, Pengertian Profitabilitas dan Return On Asset serta menjelaskan

12
tentang Bank Syariah. Bab ini juga memaparkan Kerangka Pemikiran dan

Review Studi Terdahulu.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada Bab ini dijelaskan Metode Penelitian yang digunakan berupa

Pendekatan Penelitian, Jenis Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Populasi dan

Teknik Pengambilan Sampel, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis

Data dan Definisi Operasional Variabel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan mengenai Gambaran Umum Objek Penelitian,

Deskripsi Data Penelitian, Hasil Analisis Regresi dan Pembahasan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi Kesimpulan Penelitian dan penulis menyertakan Saran

mengenai permasalahan terkait.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori terkait variabel yang diambil

1. Stakeholder Theory

13
Istilah stakeholder dalam definisi klasik (yang paling sering dikutip)

adalah definisi Freeman dan Reed yang menyatakan bahwa stakeholder

adalah:

“any identifiable group or individual who can affect the achievement


of an organization’s objective, or is affected by the achievement of an
organisation’s objectives”7

Menurut Deegan yang dikutip oleh Ulum, berdasarkan teori

stakeholder, manajemen organisasi diharapkan untuk melakukan aktivitas

yang dianggap penting oleh stakeholder mereka dan melaporkan kembali

aktivitas-aktivitas tersebut pada stakeholder. Teori ini menyatakan bahwa

seluruh stakeholder memiliki hak untuk disediakan informasi tentang

bagaimana aktivitas organisasi mempengaruhi mereka, bahkan ketika

mereka memilih untuk tidak menggunakan informasi tersebut dan bahkan

ketika mereka tidak dapat secara langsung memainkan peran yang

konstruktif dalam kelangsungan hidup organisasi. Teori stakeholder

menekankan akuntabilitas organisasi jauh melebihi kinerja keuangan atau

ekonomi sederhana. Teori ini menyatakan bahwa organisasi akan memilih

secara sukarela mengungkapkan informasi tentang kinerja lingkungan,

sosial dan intelektual mereka, melebihi dan diatas permintaan wajibnya,

untuk memenuhi ekspektasi sesungguhnya atau yang diakui stakeholder.8

7
Ihyaul Ulum, Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009), h. 4
8
Ihyaul Ulum, Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009), h. 5

14
Tujuan utama dari teori stakeholder adalah untuk membantu manajer

korporasi agar mengerti lingkungan stakeholder mereka dan melakukan

pengelolaan dengan lebih efektif di antara keberadaan hubungan-

hubungan di lingkungan perusahaan mereka.Tujuan lebih luas dari teori

stakeholder adalah untuk menolong manajer korporasi dalam

meningkatkan nilai dari dampak aktifitas-aktifitas mereka, dan

meminimalkan kerugian-kerugian bagi stakeholder.9

Dalam konteks untuk menjelaskan konsep Intellectual Capital, Teori

stakeholder harus dipandang dari kedua bidangnya, baik bidang etika

(moral) maupun bidang manajerial. Bidang etika berargumen bahwa

seluruh stakeholder memiliki hak untuk diperlakukan secara adil oleh

organisasi, dan manajer harus mengelola organisasi untuk keuntungan

seluruh stakeholder. Ketika manajer mampu mengelola organisasi secara

maksimal, khususnya dalam upaya penciptaan nilai bagi perusahaan, maka

itu artinya manajer telah memenuhi aspek etika dari teori ini. Penciptaan

nilai (value creation) dalam konteks ini adalah dengan memanfaatkan

seluruh potensi yang dimiliki perusahaan, baik karyawan (human capital),

aset fisik (physical capital), maupun structural capital. Pengelolaan yang

baik atas seluruh potensi ini akan menciptakan value added bagi

9
Ibid.,

15
perusahaan yang kemudian dapat mendorong kinerja keuangan perusahaan

untuk kepentingan stakeholder.10

Bidang manajerial dari teori stakeholder berpendapat bahwa kekuatan

stakeholder untuk mempengaruhi manajemen korporasi harus dipandang

sebagai fungsi dari tingkat pengendalian stakeholder atas sumber daya

yang dibutuhkan organisasi. Ketika para stakeholder berupaya untuk

mengendalikan sumber daya organisasi, maka orientasinya adalah untuk

meningkatkan kesejahteraan mereka. Kesejahteraan tersebut diwujudkan

dengan semakin tingginya return yang dihasilkan oleh organisasi. Para

stakeholder berkepentingan untuk mempengaruhi manajemen dalam

proses pemanfaatan seluruh potensi yang dimiliki oleh organisasi. Karena

hanya dengan pengelolaan yang baik dan maksimal atas seluruh potensi

inilah organisasi akan dapat menciptakan value added untuk kemudian

mendorong kinerja keuangan perusahaan yang merupakan orientasi para

stakeholder dalam mengintervensi manajemen.11

2. Legitimacy Theory

Menurut Deegan yang dikutip oleh Ulum, Teori legitimasi menyatakan

bahwa organisasi secara berkelanjutan mencari cara untuk menjamin

10
Ihyaul Ulum, Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009), h. 6
11
Ihyaul Ulum, Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009), h. 6

16
operasi mereka berada dalam batas dan norma yang berlaku di

masyarakat. Dalam perspektif teori legitimasi, suatu perusahaan akan

secara sukarela melaporkan aktifitasnya jika manajemen menganggap

bahwa hal ini adalah yang diharapkan komunitas. Teori legitimasi

bergantung pada premis bahwa terdapat „kontrak sosial‟ antara perusahaan

dengan masyarakat di mana perusahaan tersebut beroperasi. Kontrak

sosial adalah suatu cara untuk menjelaskan sejumlah besar harapan

masyarakat tentang bagaimana seharusnya organisasi melaksanakan

operasinya. Organisasi harus secara berkelanjutan menunjukkan telah

beroperasi dalam perilaku yang konsisten dengan nilai sosial. Hal ini

seringkali dapat dicapai melalui pengungkapan dalam laporan

perusahaan.12

Teori legitimasi sangat erat berhubungan dengan pelaporan

Intellectual Capital. Perusahaan lebih cenderung untuk melaporkan IC

mereka jika mereka memiliki kebutuhan khusus untuk melakukannya. Hal

ini mungkin terjadi ketika perusahaan menemukan bahwa perusahaan

tersebut tidak mampu melegitimasi statusnya berdasarkan tangible assets

yang umumnya dikenal sebagai simbol kesuksesan perusahaan. Teori

legitimacy menempatkan persepsi dan pengakuan publik sebagai dorongan

12
Ibid., h.7

17
utama dalam melakukan pengungkapan suatu informasi di dalam laporan

keuangan.13

Menurut pandangan teori legitimacy, perusahaan akan terdorong untuk

menunjukkan kapasitan IC-nya dalam laporan keuangan untuk

memperoleh legitimasi publik atas kekayaan intelektual yang dimilikinya.

Pengakuan legitimasi publik ini menjadi penting bagi perusahaan untuk

mempertahankan eksistensinya dalam lingkungan sosial perusahaan.14

3. Agency Theory

Teori keagenan merupakan sebuah teori yang membahas hubungan

pemilik (principal) dengan manajer (agent). Teori keagenan ini

menjelaskan hubungan kontraktual antara manajer (agent) dengan pemilik

(principal). Pemilik perusahaan memberikan kewenangan pengambilan

keputusan kepada manajer sesuai dengan kontrak kerja.

Pemilik yang tidak mampu mengelola perusahaannya sendiri

menyerahkan tanggung jawab operasional perusahaannya kepada manajer

sesuai dengan kontrak kerja. Manajer sebagai agent bertanggung jawab

menjalankan perusahaan sebaik mungkin untuk menjalankan kegiatan

operasi dan meningkatkan laba perusahaan. Sementara pihak principal

13
Ibid., h.8
14
Ibid., h.9

18
melakukan kontrol terhadap kinerja manajer untuk memastikan

operasional perusahaan dikelola dengan baik.

Menurut Brigham & Houston yang dikutip oleh Reny Dyah Retno,

para manajer diberi kekuasaaan oleh pemilik perusahaan, yaitu pemegang

saham, untuk membuat keputusan, dimana hal ini menciptakan potensi

konflik kepentingan yang dikenal sebagai teori keagenan (agency theory).

Hubungan keagenan (agency relationship) terjadi ketika satu atau lebih

individu, yang disebut sebagai prinsipal menyewa individu atau organisasi

lain, yang disebut sebagai agen, untuk melakukan sejumlah jasa dan

mendelegasikan kewenangan untuk membuat keputusan kepada agen

tersebut.15

B. Intellectual Capital

1. Pengertian Intellectual Capital

Sejak tahun 1990-an , perhatian terhadap pratik pengelolaan aset tidak

berwujud (intangible assets) telah meningkat secara dramatis, Penelitian

mengenai Intellectual Capital menjadi fenomena yang sangat menarik.

Ketertarikan akan Intellectual Capital bermula ketika Tom Stewart, pada

Juni 1991, menulis sebuah artikel (“Brain Power – How Intellectual

15
Reny Dyah Retno M. dan Denies Priantinah, “Pengaruh Good Corporate Governance dan
Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan”, Jurnal Nominal Vol.1
No. 1 (2012), h. 87

19
Capital Is Becoming America’s Most Valuable Asset”), yang mengantar

Intellectual Capital kepada agenda manajemen.16

Tabel 2.1

Kronologi Kontribusi Signifikan terhadap Pengidentifikasian,

Pengukuran dan Pelaporan Intellectual Capital17

Period Progress
Awal 1980-an Muncul pemahaman umum tentang Intangible Value
(biasa disebut “goodwill”)
Pertengahan 1980-an Era informasi (information age) memegang peranan, dan
selisih (gap) antara nilai buku dan nilai pasar semakin
tampak jelas di beberapa perusahaan.
Akhir 1980-an Awal usaha para konsultan (praktisi) untuk membangun
laporan/akun yang mengukur intellectual capital
(Sveiby, 1988)
Awal 1990-an Prakarsa secara sistematis untuk mengukur dan
melaporkan persediaan perusahaan atas intellectual
capital kepada pihak eksternal (misalnya: Celemi and
Skandia; SCSI, 1995)
Pada tahun 1990, Skandia AFS menugaskan Leif
Edvinsson sebagai “Direktur intellectual capital”. Hal
ini adalah untuk kali pertama bahwa tugas pengelolaan
intellectual capital diangkat pada posisi formal dan
mendapatkan legitimasi perusahaan.
Kaplan dan Norton memperkenalkan konsep tentang
balanced scorecard (1992).
Pertengahan 1990-an Nonaka dan Takeuchi (1995) mempresentasikan karya
yang sangat berpengaruh terhadap “penciptaan
pengetahuan perusahaan”. Meskipun pembahasan
berkonsentrasi pada „knowledge‟, pembedaan antara
pengetahuan dan intellectual capital dalam hal ini cukup
menunjukkan bahwa mereka fokus pada intellectual
capital.
Pada tahun 1994, suplemen laporan tahunan Skandia
dihasilkan. Suplemen ini fokus pada penyajian dan

16
Ihyaul Ulum, Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009),h. 18
17
Ibid., h. 18-19

20
penilaian Persediaan perusahaan atas intellectual capital.
Visualisasi IC menarik minat perusahaan lain untuk
mengikuti petunjuk Skandia.
Sensasi lainnya terjadi pada tahun 1995 ketika Celemi
menggunakan knowledgeaudit untuk menawarkan suatu
taksiran detail atas pernyataan intellectualcapitalnya.
Para pioner intellectual capital mempublikasikan buku-
buku laris dengan topic IC (Kaplan dan Norton, 1996);
Edvinsson and Malone, 1997; Sveiby, 1997). Karya
Edvinsson and Malone lebih banyak mengupas tentang
proses dan „bagaimana‟ pengukuran IC.
Akhir 1990-an Intellectual Capital menjadi topik popular dengan
konferensi para peneliti dan akademisi, working paper,
dan publikasi lainnya menemukan audien.
Peningkatan jumlah proyek-proyek besar (misalnya the
MERITUM project; Danish; Stockholm) yang
diselenggarakan dengan tujuan, antara lain, untuk
memperkenalkan beberapa penelitian tentang intellectual
capital.
Pada tahun 1999, OECD menyelenggarakan simposium
internasional tentang intellectual capital di Amsterdam.
Sumber: Petty and Guthrie (2000) dalam Ulum (2009)

Ada banyak pengertian Intellectual Capital yang didefinisikan oleh

para ahli antara lain:

1. Stewart mendefinisikan Intellectual Capital sebagai berikut :

“The sum of everything everybody in your company knows that gives


you a competitive edge in the market place. It is intellectual material –
knowledge, information, intellectual property, experience – that can be
put to use to create wealth”.

(Modal Intelektual yaitu jumlah dari semua orang di perusahaan yang

memberikan keunggulan kompetitif di pasar, yaitu materi intelektual –

pengetahuan, informasi, kekayaan intektual, pengalaman – yang dapat

dimanfaatkan untuk menciptakan kekayaan)

21
2. Lev Baruch seperti dikutip oleh Ronald mendefinisikan Intellectual

Capital sebagai berikut:

“Knowledge that can be converted into profit.”18

3. Michael Heng, seperti dikutip oleh Sangkala, mengartikan Intellectual

Capital sebagai berikut:

“Aset berbasis pengetahuan dalam perusahaan yang menjadi basis


kompetensi inti perusahaan yang dapat mempengaruhi perkembangan
daya tahan dan keunggulan perusahaan.”19

4. Menurut International Federation of Accountan (IFAC) yang dikutip

oleh Ambar mendefinisikan intellectual capital sebagai:

“Intellectual property, intelektual aset, kowledge asset yang dapat


diartikan sebagai saham atau modal yang berbasis pada pengetahuan
yang dimiliki perusahaan.”20

5. Menurut Organisation for Economic Cooperation and Development

pada tahun 1999 yang menjelaskan Intellectual Capital sebagai:

“nilai ekonomi dari dua kategori asset tak berwujud : (1)


organizational (structural) capital; dan (2) human capital. lebih
tepatnya, organizational (structural)capital mengacu pada hal seperti
sistem software, jaringan distribusi, dan rantai pasokan. Human capital
meliputi sumber daya manusia di dalam organisasi (yaitu sumber daya
tenaga kerja/ karyawan) dan sumber daya eksternal yang berkaitan
dengan organisasi, seperti konsumen dan supplier .Intellectual Capital
umumnya diidentifikasikan sebagai perbedaan antara nilai pasar

18
Backer J Ronald, Mind Over Matter why Intellectual Capital is The Chief Source of Wealth,
(Canada: John willey & sons, inc, 2008), h. 104
19
Sangkala, Intellectual Capital Management Strategi Baru Membangun Daya Saing
Perusahaan, (Jakarta: Yapensi, 2006), h.7
20
Ambar Widiyaningrum, “Modal Intelektual”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Departemen
Akuntansi FEUI Vol.1 (2004), h. 19-20

22
perusahaan (bisnis perusahaan) dan nilai buku dari asset perusahaan
tersebut atau dari financial capitalnya.”21

2. Komponen Intellectual Capital

Pengertian-pengertian tentang Intellectual Capital mengarahkan

beberapa peneliti untuk mengembangkan komponen spesifik atas

Intellectual Capital. Dengan mengetahui komponen spesifik atas

Intellectual Capital, diharapkan mampu meningkatkan kualitas

Intellectual Capital dan memanfaatkan Intellectual Capital guna

meningkatkan kinerja perusahaan.

IFAC (International Federation of Accountants) mengklasifikasikan

Intellectual capital dalam tiga kategori, yaitu : (1) Organizational Capital,

(2) Relational Capital, dan (3) Human Capital. Organizational Capital

meliputi a) intellectual property dan b) infrastructure assets. Tabel

menyajikan pengklasifikasian tersebut berikut komponen-komponennya.22

Tabel 2.2

Tabel Klasifikasi Intellectual Capital

Organizational Relational Capital Human Capital


Capital
Intellectual Property:  Brands  Know-how
 Patents  Customers  Education
 Copyrights  Customers  Vocational

21
Ihyaul Ulum, Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009), h. 21
22
Ihyaul Ulum, Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009), h. 29-30

23
 Design rights loyalty qualification
 Trade secret  Backlog orders  Work-related
 Trademarks  Company knowledge
 Service marks names
 Work-related
Infrastructure Assets:  Distribution
competencies
 Management channels
philosophy  Business  Entrepreneurial
 Corporate collaborations spirit,
culture  Licensing innovativeness,
 Management agreements proactive and
processes  Favourable reactiveabilities,
 Information contracts changeability
systems  Franchising
 Psychometric
 Networking agreements
valuation
systems
 Financial
relations
Sumber : Ulum (2009)

Leiv Edvinson dari Skandia AFS, Hubert St. Onge dari CIBC, Charles

Amstrong CEO dari Amstrong World industries dan Gordon Petrash dari The

Dow Chemical Company yang dikutip oleh Ambar dan menurut Sawarjuwono

dan Kadir, membagi komponen dari modal intelektual menjadi tiga elemen

utama:23

a. Human capital (Modal Manusia)

Human capital merupakan aktiva tak berwujud yang dimiliki

perusahaan dalam bentuk kemampuan intelektual, kreativitas dan inovasi-

23
Ambar Widiyaningrum, “Modal Intelektual”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia,
Departemen Akuntansi FEUI Vol.1 (2004), h. 19-20 dan
Sawarjuwono Tjiptohadi dan Agustine Prihatine Kadir, “Intellectual Capital: Perlakuan, Pengukuran
dan Pelaporan (Sebuah Library Research)”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 5, No. 1 (2003), h.
38

24
inovasi yang dimiliki oleh karyawannya. Pada industri yang berbasis pada

pengetahuan, human capital merupakan faktor utama karena sumber daya

ini merupakan cost yang dominan dalam proses produksi perusahaan,

sehingga kita bisa katakan bila seluruh pegawai dalam perusahaan tersebut

keluar maka perusahaan tersebut tidak lagi memiliki nilai. Sumber daya

manusia inilah yang nantinya akan mendukung terciptanya modal

struktural dan modal konsumen yang merupakan inti dari modal

intelektual.

Human Capital menunjuk kepada nilai pengetahuan, keterampilan,

inovasi dan pengalaman yang dimiliki oleh anggota perusahaan. Berbagai

ahli mendefinisikan human capital sebagai pengetahuan yang dimiliki oleh

karyawan perusahaan melalui proses pendidikan dan pelatihan. Edvison

dan Malone mendefinisikan human capital sebagai kombinasi

pengetahuan, keterampilan, inovasi dan kemampuan anggota perusahaan

untuk melaksanakan tugas-tugasnya.24

Beberapa ahli menyatakan bahwa peran modal manusia dalam modal

intelektual sangat penting, karena proses penciptaan modal pelanggan

(customer capital) berada pada komponen modal manusia (human capital)

dan kemudian di bantu oleh modal struktur (structural capital). Modal

manusialah yang berinteraksi dengan para pelanggan, yang mengetahui

24
Sangkala, Intellectual Capital Management Strategi Baru Membangun Daya Saing
Perusahaan, (Jakarta: Yapensi, 2006), h. 40

25
apa pengetahuan, keterampilan dan nilai yang diharapkan oleh

pelanggan.25

Menurut Brinker yang dikutip oleh Sawarjuwono dan Kadir,

memberikan beberapa karakteristik dasar yang dapat diukur dari modal

ini, yaitu program pelatihan, pengalaman, kompetensi, perekrutan,

mentoring, program pembelajaran, potensi individu, dan kepribadian.

Modal manusia menjadi faktor kunci kesuksesan bagi sebuah perusahaan

karena menyediakan kemampuan bersaing terhadap perusahaan dimasa

depan.26

b. Structural capital atau Organizational Capital (Modal Organisasi)

Advison dan Malone mendefinisikan structural capital yang

diistilahkan dengan modal perusahaan sebagai kemampuan perusahaan

untuk membagi dan mengirimkan pengetahuan, dimana bentuknya dapat

berupa hardware, software, database, struktur perusahaan, hak paten, dan

trendmark.27

Structural Capital merupakan kemampuan organisasi atau perusahaan

dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang


25
Ibid, h. 44
26
Sawarjuwono Tjiptohadi dan Agustine Prihatine Kadir, “Intellectual Capital: Perlakuan,
Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research)”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 5, No. 1
(2003), h. 38
27
Sangkala, Intellectual Capital Management Strategi Baru Membangun Daya Saing
Perusahaan, (Jakarta: Yapensi, 2006), h. 48

26
mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang

optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan, misalnya sistem

operasional perusahaan, budaya organisasi, filosofi manajemen dan semua

bentuk yang dimiliki perusahaan.

Bontis menyebutkan bahwa structural capital meliputi seluruh non-

human storehouses of knowledge dalam organisasi. Seperti database,

hardware, bagan organisasi, strategi rutin, software, dan lain-lain yang

mendukung perusahaan dan segala hal yang membuat nilai perusahaan

lebih besar daripada nilai materialnya.28

Dengan kata lain, structural capital merupakan sarana prasarana

pendukung kinerja karyawan. Modal struktural merupakan penghubung

human capital menjadi modal intelektual. Maksudnya meskipun karyawan

memiliki intelektual yang tinggi, namun kalau tidak didukung oleh sarana

yang memadai untuk mengaplikasikan inovasi mereka , maka kemampuan

tersebut tidak akan menghasilkan modal intelektual.

c. Relation Capital atau Customer capital (Modal Pelanggan)

Menurut Bontis, Customer Capital merupakan pengetahuan dari

rangkaian pasar, pelanggan, suplier, hubungan baik antara pemerintah

dengan industri atau hubungan baik dengan pihak luar. Perusahaan harus

mempu menciptakan barang dan jasa yang berbeda dan memiliki nilai

28
Nick Bontis dkk,” Intellectual Capital and Business Performance in Malaysian Industries.”,
Journal of Intellectual Capital, Vol 1 No.1, (2000), h. 88

27
lebih dimata konsumen. Customer capital juga meliputi kemampuan untuk

mengidentifikasi pasar yang ingin dibidik dan memposisikan perusahaan

dalam pasar. Hal ini dapat tercipta melalui pengetahuan karyawan yang

diproses dengan modal struktural yang akhirnya menghasilkan hubungan

yang baik dengan pihak luar.29.

3. Pengukuran Intellectual Capital

Metode pengukuran Intellectual capital dapat dikelompokkan ke

dalam dua kategori Menurut How Peng Tan, yaitu:30

1. Kategori yang tidak memakai pengukuran moneter dan

2. Kategori yang memakai pengukuran moneter,

Metode yang kedua tidak hanya termasuk metode yang mencoba

mengestimasi nilai uang dari intellectual capital, tetapi juga ukuran-

ukuran turunan dari nilai uang dengan menggunakan rasio keuangan.

berikut adalah daftar ukuran intellectual capital yang berbasis non-

moneter:

a. The Balance Scorecard, dikembangkan oleh Kaplan dan Norton

(1992)

b. Brooking’s Technology Broker method (1996)

c. The Skandia IC Report method oleh Edvinssion dan Malone (1997)

29
Ambar Widiyaningrum, “Modal Intelektual”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia,
Departemen Akuntansi FEUI Vol.1 (2004), h. 20
30
Ihyaul Ulum, Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009), h. 48

28
d. The IC-Index dikembangkan oleh Roos et al. (1997)

e. Intangible Asset Monitor approach oleh Sveiby (1997)

f. The Heuristic Frame dikembangkan oleh Joia (2000)

g. Vital Sign Scorecard dikembangkan oleh Vanderkaay (2000) dan

h. The Ernst & Young Model (Barsky dan Marchant, 2000)

Sedangkan model penilaian intellectual capital yang berbasis moneter

adalah:

a. The EVA and MVA model (Bontis et al., 1999)

b. The Market-To-Book Value

c. Tobin’s q Method (Luthy, 1998)

d. Pulic’s VAICTM Model (1998)

e. Calculated Intangible Value (Dzinkowski, 2000) dan

f. The Knowledge Capital Earnings Model (Lev dan Feng, 2011)

Tabel 2.3

Parameter Efisiensi Intellectual Capital 31

Nilai VAIC™ Gambaran Tingkat Efisiensi


(Atau lebih) merupakan tanda kinerja bisnis yang sangat
2,50 sukses. Hasil ini terutama diterima oleh perusahaan dari
bisnis teknologi tinggi. Ini adalah tingkat efisiensi yang
benar-benar dapat memastikan bisnis dan tempat kerja yang
aman

31
Ante Pulic,”The Principles of Intellectual Capital Efficiency – A Brief Description, The
Economist. Economist Intelligence Unit”, diakses pada 20 Juli 2015 dari
www.vaiconnet/download/Casestudies/principles_2008.pdf.

29
2,00 Ini adalah sebuah tingkat minimum untuk kinerja bisnis
yang efisien di kebanyakan sektor (value yang cukup
dibuat untuk menutupi gaji karyawan, amortisasi, bunga
bank, pajak, dan dividen kepada pemegang saham).
Sisanya cukup untuk investasi intensif dalam
pembangunan/pengembangan
1,75 Bisnis dalam kondisi relatif baik namun tidak menjamin
keamanan jangka panjang. Bagaimanapun, ini tidak cukup
untuk investasi bisnis dan oleh karena itu kesuksesan bisnis
di masa depan menjadi tidak pasti
1,25 Mengkhawatirkan - kelangsungan hidup perusahaan
terancam – value yang diciptakan tidak cukup untuk
memastikan perkembangan usaha. Beberapa input dan
beberapa kewajiban terhadap stakeholders tidak ter cover.
1,00 Sangat mengkhawatirkan, di batas kelangsungan hidup -
OUTPUT tidak mencukupi untuk men-cover semua input
yang diperlukan untuk usaha operasional – dengan tingkat
efisiensi ini hanya biaya tenaga kerja yang ter-cover.
Dalam hal efisiensi di bawah 1, maka nilai yang diciptakan
tidak cukup untuk menutup kewajiban terhadap karyawan.

4. Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM)

Metode VAICTM dikembangkan oleh Pulic pada tahun 1998 yanag

didesain untuk menyajikan formasi tentang value creation efficiency dari

asset berwujud dan asset tidak berwujud yang dimiliki

perusahaan.(VAICTM) merupakan instrumen untuk mengukur kinerja

Intellectual Capital Perusahaan. Definisi Pulic tentang efisiensi disini

adalah menghasilkan nilai tambah sebesar mungkin dengan menggunakan

sumber daya yang ada. Pendekatan ini relatif mudah dan sangat mungkin

30
untuk dilakukan karena dikonstruksikan dari akun-akun dalam laporan

keuangan (neraca dan laba rugi) perusahaan.32

Metode VAIC menggunakan laporan keuangan perusahaan untuk

menghitung koefisien efisiensi pada 3 (tiga) komponen modal, yaitu:

human capital, physical capital, dan structural capital.33

Dalam model VAIC ini intellectual capital terdiri dari dua unsur yaitu

human capital dan structural capital sebagai intangible asset yang efisien

yang dapat meningkatkan nilai perusahaan, dengan di tambah aset fisik

yang tergabung dalam capital employed (physical capital) atau aset

perusahaan yang dipergunakan untuk keperluan operasional perusahaan

dengan efisien. Menurut Pulic untuk menciptakan nilai, ada dua sumber

daya yang penting dalam perkonomian berbasis pengetahuan, yaitu modal

fisik (physical capital termasuk didalamnya Financial Capital) dan modal

intelektual.34 Asumsi dasarnya adalah modal intelektual tidak dapat

beroperasi sendiri tanpa dukungan modal fisik (termasuk financial

capital). VAIC™ menunjukkan bagaimana kedua sumber daya tersebut

(physical capital atau dana – dana keuangan dan modal intelektual secara

efisiensi dimanfaatkan oleh perusahaan.

32
Ihyaul Ulum, Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009), h. 87
33
Rizki Fillhayati Rambe, “Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI”, Jurnal Keuangan dan Bisnis Vol. 4 No. 3 (2012), h. 240
34
Ante Pulic, “Measuring the Performance of Intellectual Potential in Knowledge Economy”
Paper presented at the 2nd McMaster Word Congress on Measuring and Managing Intellectual Capital
by the Austrian Team for Intellectual Potential. 1998. h.7

31
Model VAIC™ dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk

menciptakan value added. Value added adalah indikator paling objektif

untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam penciptaan nilai (value creation). VA dihitung sebagai

selisih antara output dan input. Output (OUT) merepresentasikan revenue.

Didalam laporan keuangan terdapat dalam akun pendapatan operasional

dan pendapatan non opreasional. Input (IN) mencakup seluruh beban yang

digunakan dalam memperoleh revenue.Hal paling penting dalam model ini

adalah bahwa beban karyawan (labour expenses) tidak termasuk dalam

IN. Karena peran aktifnya dalam proses penciptaan nilai, maka intellectual

potential (yang direpresentasikan dengan labour expenses) tidak dihitung

sebagai biaya dan tidak masuk dalam komponen IN, Karena itu, aspek

kunci dalam model Pulic ini adalah memperlakukan tenaga kerja sebagai

entitas penciptaan nilai (value creating entity). Didalam laporan keuangan

komponen IN terdapat dalam akun bagi hasil untuk investor dana tidak

terikat, beban penyisihan penghapusan aktiva, beban estimasi kerugian

komitmen dan kontinjensi, beban operasional (dikurang beban karyawan),

dan beban non operasional.

Setelah memperoleh nilai value added, maka selanjutnya adalah

mencari informasi tentang seberapa efisien value added ini diciptakan.

Caranya adalah dengan menghitung komponen-komponen utama dari

32
VAIC™ yaitu VACA (Value Added Capital Employed), VAHU (Value

Added Human Capital) dan STVA (Structural Capital Value Added).

a. Value Added Capital Employed (VACA) adalah indikator Value

added (VA) yang tercipta atas modal yang di usahakan perusahaan

dengan efesien. VACA ini menggambarkan seberapa banyak nilai

tambah perusahaan yang dihasilkan dari modal yang digunakan.

Didalam laporan keuangan capital employed terdapat dalam akun

ekuitas. Jika 1 unit dari CE mengahasilkan return yang lebih besar

dari pada perusahaan yang lain, maka berarti perusahaan tersebut

lebih baik dalam memanfaatkan CE-nya. Dengan demikian,

pemanfaatan CE yang baik merupakan bagian dari IC

perusahaan.35

b. Value Added Human capital (VAHU) menunjukan seberapa banyak

Value added dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk

tenaga kerja. VAHU ini mengindikasikan kemampuan HC (Human

Capital) untuk menciptakan nilai di dalam perusahaan. di dalam

model ini, human capital direpresentasikan oleh beban karyawan.

Di dalam laporan keuangan human capital terdapat dalam akun

beban personalia.

35
Ihyaul Ulum, Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris,(Yogyakarta:Graha ilmu,
2009), h.87

33
c. Structural Capital Value Added (STVA) menunjukkan kontribusi

structural capital (SC) dalam proses penciptaan nilai. Besarnya

nilai SC juga tergantung pada nilai Human Capital (HC) pada

perusahaan. Semakin besar kontribusi HC dalam value creation maka

akan semakin kecil kontribusi SC dalam hal tersebut. Hal ini

dikarenakan nilai SC didapatkan dari jumlah pengurangan Value

Added (VA) dengan Human Capital (HC).

Penjumlahan dari komponen-komponen VACA, VAHU dan STVA

tersebut menunjukkan nilai VAIC™. Penjelasan lebih lanjut mengenai cara

perhitungan VAIC™ ini akan dijelaskan di Bab 3.

Keunggulan metode VAIC™ ini adalah karena data yang dibutuhkan

relatif mudah diperoleh dari berbagai sumber dan jenis perusahaan. Data

yang dibutuhkan untuk menghitung berbagai rasio tersebut adalah angka-

angka keuangan yang standar yang umumnya tersedia dalam laporan

keuangan perusahaan sehingga dianggap lebih objektif. Lain halnya

dengan pengukuran Intellectual Capital yang lain, dimana pengukuran

tersebut hanya terbatas dalam menghasilkan indikator keuangan dan non-

keuangan yang unik yang hanya untuk melengkapi profil suatu perusahaan

34
secara individu. Indikator tersebut, khususnya indikator non-keuangan,

tidak tersedia atau tidak tercatat oleh perusahaan lain36

Selain itu, metode VAICTM ini lebih sederhana dan bisa dilakukan oleh

semua stakeholder baik itu internal maupun eksternal. Sedangkan

alternatif pengukuran modal intelektual lainnya dikritik karena terlalu

subjektif dan menggunakan data-data yang sulit diverifikasi

kebenarannya.37

C. Good Corporate Governance

1. Pengertian Good Corporate Governance

Good Corporate Governance merupakan kunci sukses bagi entitas

bisnis untuk tumbuh dan terus mengeruk keuntungan dengan cara yang

bermartabat dalam jangka waktu panjang dan sekaligus mampu

memenangkan persaingan bisnis global.

Ada banyak pengertian Good Corporate Governance yang

didefinisikan oleh para ahli antara lain:

36
Rizki Fillhayati Rambe, “Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI”, Jurnal Keuangan dan Bisnis Vol. 4 No. 3 (2012), h.
240-241
37
Ahmed Bonfour dan Leif Edvinsson, Intellectual Capital for Communities Nation, Region,
and Cities” (Elsevier: Oxford, 2005), h. 204

35
1. Center for European Policy Studies (CEPS) mendefinisikan GCG

sebagai sistem yang dibentuk mulai dari hak (right), proses, serta

pengendalian, baik yang ada di dalam maupun di luar manajemen

perusahaan.38

2. Corporate Governance merupakan serangkaian mekanisme yang

mengarahkan dan mengendalikan suatu perusahaan agar operasional

juga merupakan struktur, sistem, dan proses yang digunakan oleh

organ-organ perusahaan sebagai upaya untuk memberi nilai tambah

perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang, dengan

tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan

moral, etika, budaya dan aturan berlaku lainnya.39

3. Kelompok Negara maju (OEDC) mendefinisikan GCG sebagai cara-

cara manajemen perusahaan bertanggung jawab pada shareholdernya.

Para pengambil keputusan di perusahaan haruslah dapat

dipertanggungjawabkan, dan keputusan tersebut mampu memberikan

nilai tambah bagi shareholders lainnya.40

4. Finance Committee on Corporate Governance Malaysia

mendefinisikan GCG merupakan suatu proses serta struktur yang

digunakan untuk mengarahkan sekaligus mengelola bisnis dan urusan


38
Wilson Arafat, Good Corporate Governance- Pedoman Komprehensif Mengukur Kinerja
Penerapan GCG, (Jakarta : LPPI, 2010), h. 5
39
www.iicg.org (The Indonesian Institute for Corporate Governance) diunduh pada hari
Kamis, 9 Juli 2015 pukul 01.00
40
Wilson Arafat, Good Corporate Governance- Pedoman Komprehensif Mengukur Kinerja
Penerapan GCG, (Jakarta : LPPI, 2010), h. 5

36
perusahaan ke arah peningkatan pertumbuhan bisnis dan akuntabilitas

perusahaan dengan tujuan akhir menaikkan nilai saham dalam jangka

panjang tetapi tetap memperhatikan berbagai kepentingan para

stakeholder lainnya.41

5. Good corporate governance menurut Komite Cadbury pada tahun

1992 adalah prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan

perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta

kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggungjawabannya

kepada para shareholders khususnya, dan stakeholders pada

umumnya.42

Dari berbagai definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Good

Gorporate Governance merupakan suatu struktur yang mengatur pola

hubungan harmonis tentang peran Dewan Komisaris, Direksi, Pemegang

Saham dan Para Stakeholders lainnya, juga sebagai suatu sistem

pengecekan dan perimbangan kewenangan atas pengendalian perusahaan

yang dapat membatasi munculnya dua peluang yakni pengelolaan yang

salah dan penyalahgunaan asset perusahaan, serta sebagai suatu proses

yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan, pencapaian, berikut

pengukuran kinerjanya.

41
Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press, 2007), h. 168
42
Man An Abdullah, Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2010), h. 25

37
Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah telah diatur

penerapannya melalui penerbitan Peraturan Bank Indonesia No.

11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi

Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah serta Surat Edaran Bank

Indonesia (SE) No. 12/13/DPbS tentang Pelaksanaan Good Corporate

Governance bagi Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah

(UUS)

2. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance

Forum for Corporate Governance in Indonesia menyatakan bahwa

setiap perusahaan harus memastikan bahwa prinsip GCG diterapkan pada

setiap aspek bisnis dan di semua jajaran perusahaan. Prinsip GCG yaitu

transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian serta

kesetaraan dan kewajaran diperlukan untuk mencapai kinerja yang

berkesinambungan dengan tetap memperhatikan pemangku kepentingan.

Berikut ini adalah penjelasan masing-masing prinsip GCG :43

a. Transparansi (Transparancy)

43
Wilson Arafat, Good Corporate Governance- Pedoman Komprehensif Mengukur Kinerja
Penerapan GCG, (Jakarta : LPPI, 2010), h. 9 dan
David Tjondro dan R. Wilopo, “Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Profitabilitas dan
Kinerja Saham Perusahaan Perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia”, Journal of Business and
Banking Vol. 1 No. 1 (2011), h. 2

38
Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan

dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan

mengenai perusahaan. Untuk menjaga objektivitas dalam menjalankan

bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan

relevan yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku

kepentingan.Perusahaan harus berinisiatif untuk mengungkapkan tidak

hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan,

tetapi juga hal penting bagi pengambilan keputusan oleh pemangku

kepentingan.

b. Akuntabilitas (Accountability)

Kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ

sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.Perusahaan

harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan

dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur

dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap

memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku

kepentingan lain. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan

untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.

c. Responsibilitas (Responsibility)

Kesesuaian di dalam pengelolaan peusahaan terhadap peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang

sehat.Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta

39
melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan

sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka

panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.

d. Kemandirian (Independency)

Suatu keadaan dimana peusahaan dikelola secara professional

tanpa benturan kepentingan dan pengaruh dari pihak manapun.Untuk

melancarkan pelaksanaan asas Good Corporate Governance,

perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing

organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat

diintervensi oleh pihak lain.

e. Kesetaraan dan Kewajaran (Fairness )

Keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak

stakeholder.Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus

senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan

pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kesetaraan dan

kewajaran.

3. Indikator dan Self Assessment Good Corporate Governance

Ada banyak pengertian Self Assessment Good Corporate Governance

yang didefinisikan oleh para ahli antara lain: 44

44
Wilson Arafat, Good Corporate Governance- Pedoman Komprehensif Mengukur Kinerja
Penerapan GCG, (Jakarta : LPPI, 2010), h. 18-19

40
1. Menurut Friedenberg yang dikutip Wilson Arafat, Assessment

merupakan suatu cara penilaian yang spesifik untuk memperoleh

informasi yang kemudian dikonversikan menjadi skor atau angka.

2. Thomas S. Khaihatu menjelaskan bahwa GCG assessment merupakan

upaya untuk mengukur atau memetakan kondisi perusahaan dalam

penetapan GCG saat ini (sesuai periode waktu pada saat GCG

assessment dilaksanakan).

3. Mohamad Fajri memaparkan bahwa GCG assessment merupakan

suatu metodologi survey untuk melakukan pemetaan atas kondisi suatu

perusahaan dalam kaitannya dengan pelaksanaan praktik-praktik GCG

berdasarkan prinsip TARIF.

4. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menjelaskan

bahwa kegiatan assessment penerapan GCG dilaksanan untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: seberapa baikkah

tata kelola di perusahaan?, Mampukah tata kelola mendukung kinerja

pengelolaan perusahaan yang efektif?, Dimana sajakah area of

improvement yang perlu diperbaiki agar perusahaan dapat berjalan

efektif?.

5. Merupakan program khusus yang membantu perusahaan dalam

melakukan evaluasi atas penerapan GCG dalam rangka meningkatkan

kualitas implementasi CG sesuai dengan peraturan perundang-

41
undangan yang berlaku bagi perusahaan dan petajalan (roadmap)

GCG yang telah ditetapkan perusahaan.45

Dengan demikian dapat ditarik benang merah bahwa intisari Good

Corporate Governance assessment merupakan aktivitas untuk mengukur

sejauh mana kinerja penerapan Good Corporate Governance (pada suatu

periode tertentu) di suatu perusahaan dapat dilaksanakan, dengan mengacu

kepada suatu standar tertentu yang dikonversikan menjadi skor atau

angka, sehingga penerapannnya dapat dikelola dengan sebaik-baiknya

secara berkesinambungan dalam rangka mewujudkan tujuan yang hendak

dicapai oleh suatu perusahaan.

Self assessment dilakukan secara internal oleh perusahaan tanpa

campur tangan pihak eksternal dari luar perusahaan. Pada umumnya,

pertanyaan kuesioner yang harus dijawab bersifat objektif dan tidak rumit

serta mudah dalam pengerjaannya. Kesimpulan yang dapat ditarik dari

proses self assessment ini dapat digunakan sebagai materi untuk

melakukan self evaluation bagi perusahaan tentang sejauh mana kinerja

penerapan GCG sudah dapat terlaksana pada suatu periode tertentu.

Self Assessment GCG merupakan penilaian terhadap pelaksanaan

prinsip-prinsip GCG, yang berisikan sebelas Faktor Penilaian Pelaksanaan

GCG Menurut Bank Indonesia (Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/
45
www.iicg.org

42
13 /DPbS Tanggal 30 April 2010). : Pelaksanaan tugas dan tanggung

jawab Dewan Komisaris, Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi,

Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite, Pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah, Pelaksanaan prinsip syariah

dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan

jasa, Penanganan benturan kepentingan, Penerapan fungsi kepatuhan

Bank, Penerapan fungsi audit intern, Penerapan fungsi audit ekstern, Batas

Maksimum Penyaluran Dana, Transparansi kondisi keuangan dan non

keuangan, laporan pelaksanaan GCG dan pelaporan internal.

Adapun Laporan Pelaksanaann Good Corporate Governance bagi

Bank Umum Syariah memuat diantaranya kesimpulan umum dan hasil

peringkat Self Assessment atas pelaksanaan Good Corporate Governance.

Bank wajib melakukan Self Assessment atas pelaksanaan Good Corporate

Governance paling kurang 1 (satu) kali dalam setahun. Self Assessment

dilakukan dengan menggunakan Kertas kerja Self Assessment untuk

masing-masing faktor, ringkasan perhitungan Nilai Komposit dan Predikat

Komposit beserta Kesimpulan Umum Hasil Self Assessment pelaksanaann

Good Corporate Governance Bank. Untuk mendapatkan nilai komposit,

Bank menjumlahkan nilai dari seluruh indikator.46

46
Cahaya Ekaputri, “Tata Kelola, Kinerja Rentabilitas dan Risiko Pembiayaan Perbankan
Syariah”, Journal of Business and Banking Vol. 4 No. 1 (2014), h. 93

43
Kelebihan metode self assessment ini adalah sederhana, suatu

perusahaan dapat dengan mudah meilai sendiri bagaimana nilai

pelaksanaan corporate governance nya dengan member angka kepada

setiap bidang kuesioner dan menjumlahkannya.47

D. Profitabilitas

1. Pengertian Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan bank dalam menghasilkan

keuntungan atau kemampuan bank dari berbagai sumber daya yang

digunakan dalam kegiatan operasional.

Profitabilitas merupakan suatu rasio keuangan yang menunjukkan

hasil akhir dari seluruh kebijakan bank, khususnya kebijakan keuangan

yang bertumpu pada pendayagunaan seluruh sumber daya secara efektif

dan efisien dan juga menunjukkan pengaruh secara keseluruhan dari

likuiditas, pengelolaan aktiva maupun solvabilitas yang bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

semaksimal mungkin.48

Bank syariah adalah salah satu lembaga keuangan yang berorientasi

laba (profit) dimana laba tersebut bukan hanya untuk kepentingan pemilik,

tetapi juga untuk pengembangan usaha bank syariah. Agar memperoleh

47
Wilson Arafat, Good Corporate Governance- Pedoman Komprehensif Mengukur Kinerja
Penerapan GCG, (Jakarta : LPPI, 2010), h. 30
48
Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2010), h. 304

44
hasil yang optimal, bank syariah dituntut untuk meningkatkan

kapabilitasnya dalam mencetak laba termasuk mengelola dana yang

dikumpulkan secara efektif dan efisien. Hal tersebut sangat penting

dilakukan karena keuntungan yang rendah merupakan hambatan bagi

pertumbuhan bank yang dapat menurunkan tingkat kepercayaan

masyarakat terhadap bank. Begitupun sebaliknya.49

Pada umumnya rasio profitabilitas bank dapat diukur dengan

menggunakan beberapa rasio antara lain Return on Asset, Return on

Equity, dan Net Interest Margin.

2. Return On Asset (ROA)

Return On Asset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba)

secara keseluruhan.

Return On Assets adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan

perbandingan antara Laba (sebelum pajak) dengan total asset bank, rasio

ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan asset yang dilakukan oleh

bank yang bersangkutan.

Dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih

mementingkan penilaian ROA daripada ROE karena Bank Indonesia lebih

mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset

yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat


49
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2005), h.101.

45
sehingga ROA lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas

perbankan.50

ROA berfungsi untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam

menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Semakin

besar ROA yang dimilki suatu perusahaan maka semakin efisien

penggunaan aktiva sehingga akan memperbesar laba. Laba yang besar

akan menarik investor karena perusahaan memiliki tingkat pengembalian

yang semakin tinggi.oleh karena pemilik bank harus mengetahui apakah

banknya dikelola dengan baik, mereka membutuhkan pengukuran yang

baik mengenai profitabilitas bank.51

ROA dapat dihitung dengan rumus :52

E. Bank Syariah

Heri Sudarsono mendefinisikan bank sebagai berikut:

“Kata bank berasal dari kata banque dalam bahasa Prancis, dan dari banco
dalam bahasa Italia, yang berarti peti/lemari atau bangku. Kata peti atau
lemari menyiratkan fungsi sebagai tempat menyimpan benda-benda berharga
seperti peti emas, peti berlian, peti uang, dan sebagainya.”.53

50
Defri, “Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Likuiditas dan Efisiensi Operasional
Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI”, Jurnal Manajemen, Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Padang, Vol. 1 No. 1 (2012), h. 3
51
Frederic S. Mishkin, Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan, (Jakarta: Salemba
Empat, 2008), h. 306
52
Drs. Selamet Riyadi, M.Si, Banking Assets and Liability Management, (Jakarta: Penerbitan
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004), h. 137-138
53
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Yogyakarta: Ekonisia, cet. 1,
2008), h. 27.

46
Karnaen Perwataatmadja dan Muhammad Syafi‟i Antonio memberikan

dua definisi terhadap bank syariah, yaitu:

Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam dan bank
yang tata cara beroperasinya mengacu pada ketentuan-ketentuan al-Qur‟an
dan Hadist. Pertama, bank yang beroperasi dengan sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah Islam adalah bank yang dalam operasinya mengikuti
ketentuan-ketentuan syariah Islam khususnya yang menyangkut tata cara
bermuamalat secara Islam. Kedua, bank yang tata cara beroperasinya
mengacu pada ketentuan-ketentuan Al-Qur‟an dan Hadist adalah bank yang
tata cara beroperasinya mengikuti perintah dan larangan yang tercantum
dalam Al-Qur‟an dan Hadist.54

Undang-undang perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008 menyatakan

bahwa Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang

bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,

serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank syariah

adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah

dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha

Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).55

Bank syariah di Indonesia lahir sejak 1992. Bank syariah pertama di

Indonesia adalah Bank Muamalat Indonesia. Di Indonesia, regulasi mengenai

bank syariah tertuang dalam UU No 21 Tahun 2008 tentang perbankan

syariah. Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya

berdasarkan Prinsip Syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian.

Terkait tujuan bank syariah, pada Pasal 3 dinyatakan bahwa perbankan

54
Karnaen Perwataatmadja dan Muhammad Syafi‟i Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam
(Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf, 1997), h. 1
55
Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta : Kencana, 2011), h. 33

47
syariah bertujuan menunjang pekasanaan pembangunan nasional dalam

rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan

rakyat.56

Bank syariah memiliki sistem operasional yang berbeda dengan bank

konvensional. Bank syariah memberikan layanan bebas bunga kepada para

nasabahnya. Imbalan yang diterima oleh bank syariah maupun yang

dibayarkan kepada nasabah tergantung dari akad dan perjanjian antara

nasabah dan bank. perjanjian (akad) yang terdapat di perbankan syariah harus

tunduk pada syarat dan rukun akad sebagaimana diatur dalam syariah islam.

Bank syariah memiliki fungsi menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk titipan dan investasi dari pihak pemilik dana. Fungsi lainnya ialah

menyalurkan dana kepada pihak lain yang membutuhkan dana dalam bentuk

jual beli maupun kerjasama usaha.57

Menurut Jenisnya, Bank Syariah terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS),

Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)58

1. Bank Umum Syariah (BUS) adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BUS dapat berusaha

sebagai bank devisa dan bank nondevisa. Bank Devisa adalah bank yang

dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan

56
Rizal Yaya dkk, Akuntansi Perbankan Syariah Teori dan Praktik Kontemporer, (Jakarta:
Penerbit Salemba Empat, 2009), h. 54
57
Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta : Kencana, 2011), h. 32
58
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2009), h. 61-62

48
dengan mata uang asing secara keseluruhan seperti transfer ke luar negeri,

inkaso ke luar negeri, pembukaan letter of credit, dan sebagainya.

2. Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya disebut UUS adalah unit kerja dari

kantor pusat bank umum konvensional yang berfungsi sebagai kantor

induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan

prinsip syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu Bank yang

berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang

pembantu syariah dan/atau unit syariah. UUS berada satu tingkat dibawah

direksi bank umum konvensional bersangkutan. UUS dapat berusaha

sebagai bank devisa dan bank nondevisa.

3. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariah yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bentuk

hukum BPRS perseroan terbatas. BPRS hanya boleh dimiliki oleh WNI

dan/atau badan hukum Indonesia, pemerintah daerah, atau kemitraan

antara WNI atau badan hukum Indonesia dengan pemerintah daerah.

F. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1

Skema dan Kerangka Teori


Variabel Independen Variabel Dependen

49
Intellectual Capital (VAICTM) :

1. VACA (Value Added Capital Employed)


2. VAHU (Value Added Human Capital)
3. STVA ( Structural Capital Value Added)
Profitabilitas ( ROA)

Good Corporate Governance :

1. Nilai Komposit Self Assessment

Uji Asumsi Klasik Uji Regresi Linier Berganda

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

G. Review Studi Terdahulu

Untuk menghindari pengulangan terhadap suatu penelitian yang sama,

serta menghindari anggapan plagiasi terhadap karya tertentu, maka dilakukan

review terhadap kajian studi terdahulu. Tema pada skripsi ini adalah Pengaruh

Intellectual Capital dan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Bank

Umum Syariah periode 2010-2013. Berikut ini penulis memaparkan beberapa

penelitian yang membahas tema ini, antara lain:

Tabel 2.4

50
Review Studi Terdahulu

No Judul Skripsi, Jurnal/ Metode , Sampel, Periode, Hasil Perbedaan dengan


Nama Penulis/ Penelitian Penulis
Tahun
1 Pengaruh Skripsi ini membahas Pengaruh Skripsi ini membahas
Intellectual Capital Intellectual Capital (VAICTM) tentang Pengaruh
terhadap Kinerja terhadap Kinerja Keuangan Intellectual Capital
TM
Keuangan Perbankan yang diukur dengan (VAIC ) dan Good
Perbankan (Studi menggunakan Rasio Keuangan Corporate Governance
pada Perusahaan CAMEL, Sampel Penelitian ini terhadap Profitabilitas
Perbankan yang adalah Perusahaan Perbankan yang (ROA) Bank Umum
masuk dalam daftar terdaftar di BEI pada tahun 2007- Syariah, Sampel
BEI)/ Rofi Farih/ 2008, Penelitian ini menggunakan Penelitian ini adalah 7
Fakultas Ekonomi Analisis Regresi Linier Berganda, Bank Umum Syariah
Universitas Sebelas Hasil Penelitian ini menunjukkan pada Tahun 2010-2013,
Maret 2010. bahwa terdapat pengaruh signifikan Penelitian ini
Intellectual Capital terhadap tiap- menggunakan Analisis
tiap komponen CAMEL. Regresi Linier
Berganda.
2 Pengaruh Tesis ini membahas Pengaruh Skripsi ini membahas
Intellectual Capital Intellectual Capital (VAICTM) tentang Pengaruh
terhadap Kinerja terhadap Kinerja Keuangan Intellectual Capital
TM
Keuangan Perbankan yang diukur dengan (VAIC ) dan Good
Perusahaan Profitabilitas (ROA), Produktivitas Corporate Governance
Perbankan di (ATO), dan GR. Sampel dalam terhadap Profitabilitas
Indonesia/ Ihyaul Penelitian ini yaitu 130 Perusahaan (ROA) Bank Umum
Ulum/ Magister Perbankan di Indonesia untuk Syariah, Sampel
Sains Akuntansi periode 2004-2006. Penelitian ini Penelitian ini adalah 7
Universitas menggunakan Partial Lease Square Bank Umum Syariah
Diponegoro (PLS) untuk analisis data. Hasil pada Tahun 2010-2013,
Semarang 2007. Penelitian ini yaitu terdapat Penelitian ini
pengaruh positif IC terhadap menggunakan Analisis
Perusahaan Perbankan. Regresi Linier
Berganda.
3 Intellectual Capital Jurnal ini membahas Pengaruh Skripsi ini membahas
and Traditional Intellectual Capital (VAICTM) tentang Pengaruh
Measures of terhadap Kinerja Perusahaan yaitu Intellectual Capital
TM
corporate Profitabilitas (ROA), Produktivitas (VAIC ) dan Good
performance/ (ATO) dan Market to Book Value Corporate Governance
Journal of (M/B) di Afrika Selatan pada Tahun terhadap Profitabilitas
Intellectual Capital 2003. Sampel Penelitian ini adalah (ROA) Bank Umum

51
Vol.4 No.3 . pp 348- 75 sektor public yang go public di Syariah, Sampel
360/2003 Afrika Selatan pada Tahun 2003. Penelitian ini adalah 7
Penelitian ini menggunakan Analisis Bank Umum Syariah
Regresi Linier Berganda, Hasil pada Tahun 2010-2014,
Penelitian ini menunjukkan bahwa Penelitian ini
Intellectual Capital hanya menggunakan Analisis
berpengaruh pada Market to Book Regresi Linier
Value dan Produktivitas, dan tidak Berganda.
berpengaruh pada Profitabilitas.
4 Pengaruh Jurnal ini membahas mengenai Skripsi ini membahas
Intellectual Capital Pengaruh IC (VAICTM) terhadap tentang Pengaruh
terhadap Profitabilitas (ROA), Produktivitas Intellectual Capital
Profitabilitas, (ATO) dan Nilai Pasar (MB) (VAICTM) dan Good
Produktivitas dan perusahaan Sektor Perbankan. Corporate Governance
Penilaian Pasar Sampel yang digunakan dalam terhadap Profitabilitas
Perusahaan Sektor penelitian ini adalah 31 Perusahaan (ROA) Bank Umum
Perbankan/ Ivan Perbankan yang terdaftar di BEI Syariah, Sampel
Gevanni Hermanus/ periode 2009-2011. Metode Penelitian ini adalah 7
Jurnal Gema Penelitian yang digunakan yaitu Bank Umum Syariah
Aktualita Vol. 2 No. Analisis Regresi Linier Berganda. pada Tahun 2010-2014,
2/ 2013 Hasil penelitian ini menunjukkan Penelitian ini
bahwa VACA berpengaruh positif menggunakan Analisis
dan signifikan terhadap Regresi Linier
Profitabilitas, Produktivitas dan Berganda.
Nilai Pasar. VAHU berpengaruh
negative dan signifikan terhadap
Profitabilitas dan Produktivitas. Dan
STVA berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Profitabilitas.
5 Pengaruh Good Jurnal ini membahas Pengaruh GCG Skripsi ini membahas
Corporate Terhadap Nilai Perusahaan dengan tentang Pengaruh
Governance dan variabel kontrol Size dan Leverage Intellectual Capital
pengungkapan dan Pengaruh Pengungkapan CSR (VAICTM) dan Good
Corporate Social Terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Governance
Responsibility variabel kontrol Size, Jenis industri, terhadap Profitabilitas
terhadap Nilai Profitabilitas, dan Leverage pada (ROA) Bank Umum
Perusahaan (studi perusahaan yang terdaftar di BEI Syariah, Sampel
empiris pada nilai periode 2007-2010, Sampel Penelitian ini adalah 7
perusahaan yang Penelitian ini adalah Perusahaan Bank Umum Syariah
terdaftar di Bursa yang terdaftar di BEI pada tahun pada Tahun 2010-2014,
Efek Indonesia 2007-2010, Penelitian ini Penelitian ini
periode 2007- 2010)/ menggunakan Analisis Regresi menggunakan Analisis

52
Reny Dyah Retno Linier Berganda, Hasil Penelitian ini Regresi Linier
M. dan Denies menunjukkan bahwa GCG dan Berganda.
Priantinah/ Jurnal Pengungkapan CSR berpengaruh
Nominal Vol. 1 No. positif
1/2012 terhadap Nilai Perusahaan pada
perusahaan
yang terdaftar di BEI periode 2007-
2010
6 Pengaruh Good Skripsi ini membahas pengaruh Skripsi ini membahas
Corporate GCG (Good Corporate Governance) tentang Pengaruh
Governance terhadap profitabilitas yang di Intellectual Capital
TM
terhadap proksikan dengan ukuran dewan (VAIC ) dan Good
Profitabilitas direksi, ukuran dewan komisaris dan Corporate Governance
Perusahaan (Studi komite audit. Sedangkan variabel terhadap Profitabilitas
Empiris pada profitabilitas diproksikan dengan (ROA) Bank Umum
Perusahaan Peserta ROE (Return On Equity). Sampel Syariah, Sampel
Corporate Penelitian ini adalah 58 perusahaan Penelitian ini adalah 7
Governance yang terdaftar pada Corporate Bank Umum Syariah
Perception Index Governance Perception Index pada Tahun 2010-2014,
(CGPI) Tahun (CGPI) tahun 2012. Penelitian ini Penelitian ini
2012)/ Tangguh menggunakan Analisis Regresi menggunakan Analisis
Wicaksono/ Fakultas Linier Berganda atau OLS (Ordinary Regresi Linier
Ekonomika dan Least Square). Hasil penelitian Berganda.
Bisnis Universitas menunjukkan GCG tidak
Diponegoro 2014. berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas
perusahaan.
7 Pengaruh Skripsi ni membahas pengaruh Skripsi ini membahas
Mekanisme Tata struktur tata kelola perusahaan tentang Pengaruh
Kelola Perusahaan terhadap tingkat pengungkapan Intellectual Capital
terhadap modal intelektual, dengan beberapa (VAICTM) dan Good
Pengungkapan variabel kontrol yang berkaitan Corporate Governance
Modal Intelektual/ dengan karakteristik perusahaan. terhadap Profitabilitas
Anantya Ariyudha/ Modal intelektual diukur dengan (ROA) Bank Umum
Fakultas Ekonomi menggunakan indeks yang terdiri Syariah, Sampel
dan Bisnis dari 25 item pengungkapan. Sampel Penelitian ini adalah 7
Universitas Penelitian ini menggunakan data Bank Umum Syariah
Diponegoro 2010. dari 138 perusahaan publik yang pada Tahun 2010-2013,
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini
Variabel independen penelitian menggunakan Analisis
terdiri dari tiga elemen mekanisme Regresi Linier
tata kelola perusahaan yaitu Berganda.

53
komposisi dewan komisaris, ukuran
komite audit, dan frekuensi
pertemuan komite audit. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa
komposisi dewan komisaris
berpengaruh negatif terhadap
pengungkapan modal intelektual,
ukuran komite audit berpengaruh
positif terhadap pengungkapan
modal intelektual dan frekuensi
pertemuan komite audit berpengaruh
positif terhadap pengungkapan
modal intelektual

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

54
Penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini

menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang

menekankan pada pengujian teori-teori melalui variabel-variabel

penelitian dalam angka-angka, dan melakukan analisis data dengan

prosedur statistika dan permodalan matematis.59

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat Kuantitatif Deskriptif yang menggambarkan

data informasi berdasarkan fakta yang diperoleh. Penelitian ini

menggunakan analisis kuantitatif dari data-data rasio Profitabilitas,

Intellectual Capital dan Good Corporate Governance yang diperoleh

dari Laporan Keuangan Tahunan Bank Umum Syariah periode 2010-

2013

3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data

Kuantitatif karena data yang digunakan berupa angka-angka.

Sedangkan Sumber data yang digunakan adalah Data Sekunder, Data

Sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain (sudah tersedia)

dan digunakan untuk penelitian lainnya. Data sekunder dalam

penelitian ini adalah Laporan Keuangan Tahunan Bank Umum Syariah

Periode 2010-2013

59
Efferin Sujoko, dkk, Metode Penelitian untuk Akuntansi, Suatu Pendekatan Praktis,
(Malang: Bayu Media Publishing, 2004), h. 18

55
4. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang menurut

data Bank Indonesia hingga Februari 2015 terdapat 12 bank dan

memiliki 60 Laporan Keuangan Tahunan60. Adapun teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability sampling,

artinya setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang

sama untuk dijadikan sampel. Dalam non probability sampling,

peneliti menggunakan metode Purposive Sampling, yaitu teknik

penarikan sampel yang dilakukan berdasarkan karakteristik yang

ditetapkan terhadap elemen populasi target yang disesuaikan dengan

tujuan atau masalah penelitian.61 Sampel dipilih berdasarkan kriteria

berikut:

1. Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia pada tahun

2010-2013

2. Bank Umum Syariah yang menerbitkan Laporan Keuangan Tahunan

yang lengkap dan dipublikasikan di Bank Indonesia tahun 2010-2013

3. Bank Umum Syariah yang menerbitkan Laporan Good Corporate

Governance berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.

11/33/PBI/2009 mulai dari tahun 2010-2013

60
Statistik Perbankan Syariah, Februari 2015 diakses pada tanggal 30 Agustus 2015 dari
http://www.bi.go.id
61
Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam, (Jakarta: Gramata
Publishing, 2013), h. 117

56
4. Bank Umum Syariah yang memiliki nilai Value Added positif

Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dalam

Purposive Sampling pada penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 3.1

Proses Seleksi Sampel

Nama Bank Annual Report Lengkap GCG Lengkap

BMI  
BVS - 
BRIS  
BJBS - -
BNIS  
BSM  
BSMI  
BPS  
BSB  -
BCAS  
Maybank Syariah - -
BTPNS - -

Berikut daftar Bank Umum Syariah yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini yaitu:

1. Bank Muamalat Indonesia

2. Bank Syariah Mandiri

3. Bank Syariah Mega Indonesia

4. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah

5. Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah

57
6. Bank Panin Syariah

7. Bank Central Asia (BCA) Syariah

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini

adalah dokumenter (studi dokumentasi), karena jenis data yang

digunakan merupakan data sekunder berupa Laporan Tahunan Bank

Umum Syariah dari tahun 2010 sampai tahun 2013 yang dapat diakses

melalui website masing-masing Bank Umum Syariah. Studi

dokumentasi juga menggunakan berbagai jurnal, karya ilmiah, artikel

dan buku referensi terkait sebagai sumber data dalam penelitian ini.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data dan

menguji hipotesis yaitu dengan menggunakan Statistik Deskriptif, Uji

Asumsi Klasik dan Uji Hipotesis dengan menggunakan bantuan

software program Microsoft Excel 2007 dan SPSS (Statistical

Package for Social Sciences) versi 20.0. sehingga data yang mentah

dapat diolah dan diinterpretasikan dengan baik sehingga mudah

dipahami.

a. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu

data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

58
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness

(kemencengan distirbusi).62

b. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik, maka peneliti melakukan

uji multikoloniearitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan

uji normalitas data.

a) Uji Multikoloniearitas

Uji multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah

pada model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel

bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi kolerasi diantara variabel independen.63

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikoloniearitas di

dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan VIF

(Variance Inflation Factor). Kedua ukuran ini menunjukkan

setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh

variabel independen lainnya. Jika nilai tolerance ≤ 0.10 atau

sama dengan VIF ≥ 10, nilai tersebut menunjukkan adanya

multikolonieritas.64

b) Uji Autokorelasi

62
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 edisi 7,
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), h. 19
63
Ibid, h. 105
64
Ibid, h. 105-106

59
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang

berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model

regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.65

Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat

menggunakan uji Durbin Watson (DW test), dimana hasil

pengujian ditentukan berdasarkan nilai Durbin-Watson (DW).

Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi

dengan menggunakan Durbin-Watson adalah sebagai berikut:

Hipotesis nol Jika


Untuk ρ > 0 (autokorelasi positif)
Tidak ada autokorelasi DW > dU
Terdapat autokorelasi positif DW < dL
Tidak ada kesimpulan dL < DW < dU
Untuk ρ < 0 (autokorelasi negatif)
Tidak ada autokorelasi (4-DW) ≥ dU
Terdapat autokorelasi negatif (4-DW) ≤ dL
Tidak ada kesimpulan dL < (4-DW) < dU

c) Uji Heteroskedastisitas

65
Ibid, h. 110

60
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. jika varians dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas.66

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas

dapat dilihat dengan ada tidaknya pola tertentu pada grafik

scatterplot. Jika ada pola tertentu maka mengindikasikan telah

terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak ada pola yang jelas

serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada

sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.67

d) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam

model regresi variabel pengganggu atau residual mempunyai

distribusi normal. Uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai

residual mengikuti distribusi normal.68

Untuk mendeteksi uji normalitas yaitu dengan analisis

grafik. Analisis grafik dilakukan dengan melihat grafik

histogram yang membandingkan antara data observasi dengan

66
Ibid, h. 139
67
Ibid.
68
Ibid, h. 160

61
distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih

handal adalah dengan melihat Normal Probability Plot (P-P

Plot) yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi

normal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang

menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis

diagonalnya.69

Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan. Oleh

sebab itu, uji grafik di lengkapi dengan uji statistik. Uji statistik

yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual

adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-

S). uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:

H0 : Data residual berdistribusi normal

H1 : Data residual tidak berdistribusi normal

Jika signifikansi < 0,05 berarti data yang akan diuji

mempunyai perbedaan signifikan dengan data normal baku,

berarti data tersebut tidak normal atau H0 ditolak.

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi

linier berganda. Regresi Linier Berganda bertujuan menghitung

besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu

69
Ibid, h. 160-161

62
variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan

menggunakan dua atau lebih variabel bebas.70

Persamaan Regresi Linier penelitian ini adalah:

ROA = a + b1 VAICTM + b2 GCG+ e

Keterangan:

ROA = Return On Asset (Y1)

a = Konstanta

b1 / b2 = Koefisien Regresi

VAICTM= Value Added Intellectual Coefficient

GCG = Good Corporate Governance

E = Eror term

Dalam pengujian hipotesis peneliti menggunakan alat analisis

berupa koefisien determinasi, uji statistik F dan uji statistik t.

a) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan

model menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah nol dan satu (0 < x < 1). Nilai R2 yang kecil

berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan

variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati

satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir

70
Ety Rochaety dkk, Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2009), h. 142

63
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen. Secara umum, koefisien determinasi untuk

data silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi

yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan

untuk data tuntun waktu (time series) biasanya memiliki nilai

koefisien determinasi yang tinggi 71

b) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen atau terikat72

Jika F hitung > dari F tabel maka H0 ditolak atau H1

diterima yang menyatakan bahwa semua variabel independen

secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel

dependen dan Jika F hitung < F tabel maka H0 diterima.73

c) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

71
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 edisi 7,
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), h. 97
72
Ibid, h. 98
73
Ety Rochaety dkk, Op. Cit., h. 123

64
Uji statistik-t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen.74 Dengan kriteria pengujian :75

a. Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

b. Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

T hitung dapat dilihat pada tabel Coefficients output

statistic. Sedangkan t tabel dapat dilihat pada tabel statistic

dengan pengujian 2 sisi α = 0,05/2= 0,025 (pengujian 2 sisi)

dengan derajat kebebasan df (n-2) (n adalah jumlah data)

Berdasarkan signifikasi:

a. Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

b. Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah Intellectual

Capital yang diproksikan dengan VAICTM dan Good Corporate

Governance yang diproksikan dengan nilai komposit self assesement.

a. Intellectual capital (VAICTM)

Metode VAICTM menggunakan laporan keuangan perusahaan

untuk menghitung koefisien efisiensi pada 3 (tiga) komponen

74
Imam Ghozali, Op. Cit., h. 98
75
Ety Rochaety dkk, Op. Cit., h. 115

65
modal, yaitu: human capital, physical capital, dan structural

capital.76

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menghitung nilai

VAICTM adalah: 77

1) Tahap pertama: Menghitung Value Added (VA) , yaitu dengan

menghitung selisih Output dan Input

VA= OUTPUT- INPUT

Keterangan:

OUTPUT = total penjualan dan pendapatan lain.

INPUT = beban penjualan dan biaya-biaya lain (selain beban

karyawan).

2) Tahap Kedua: Menghitung Value Added Capital Employed

(VACA)

VACA adalah indicator untuk VA yang diciptakan oleh satu

unit dari Physical capital. Rasio ini menunjukkan kontribusi

yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added

organisasi.

VACA= VA/CA

Keterangan:

76
Rizki Fillhayati Rambe, “Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI”, Jurnal Keuangan dan Bisnis Vol. 4 No. 3 (2012), h. 240
77
Ihyaul Ulum, Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009), h. 88-90

66
VACA= Value Added Capital Employed : rasio dari VA

terhadap CE.

VA = Value Added

CE = Capital Employed: dana yang tersedia (ekuitas + laba

bersih)

3) Tahap Ketiga: Menghitung Value Added Human Capital

(VAHU)

VAHU menunjukkan berapa banyak VA dapat dihasilkan

dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini

menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang

diinvesatsikan dalam HC terhadap value added organisasi.

VAHU= VA/HC

Keterangan:

VAHU = Value Added Human Capital : rasio dari VA terhadap

HC

VA = Value Added

HC = Human Capital : beban karyawan

4) Tahap keempat: Menghitung Structural Capital Value Added

(STVA)

Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk

menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi

bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.

67
STVA= SC/VA

Keterangan:

STVA = Structural Capital Value Added : rasio dari SC

terhadap VA

SC = Structural Capital : VA-HC

VA = Value Added

5) Tahap Kelima: Menghitung Value Added Intellectual

Coefficient (VAICTM). VAICTM mengindikasikan kemampuan

intelektual organisasi yang dapat juga dianggap sebagai BPI

(Business Performance Indicator). VAICTM merupakan

penjumlahan dari 3 komponen sebelumnya, yaitu: VACA,

VAHU, dan STVA.

VAICTM= VACA + VAHU + STVA

b. Good Corporate Governance (Nilai Komposit Self Assesement)

Self Assessment GCG merupakan penilaian terhadap

pelaksanaan prinsip-prinsip GCG, yang berisikan sebelas Faktor

Penilaian Pelaksanaan GCG

Dalam pelaporan Self Assessment GCG ada beberapa tahapan

sampai pada hasil akhir penilaian komposit serta bagaimana

perlakuan terhadap hasil pelaksanaan self assessment GCG Bank

68
yang berbeda dengan hasil pemeriksaan/pengawasan Bank

Indonesia:78

a) Menetapkan Nilai Peringkat per Faktor, dengan melakukan

Analisis Self Assessment dengan cara membandingkan Tujuan

dan Kriteria/Indikator yang telah ditetapkan dengan kondisi

Bank yang sebenarnya.

b) Menetapkan Nilai Komposit hasil self assessment, dengan cara

membobot seluruh Faktor, menjumlahkannya dan selanjutnya

memberikan Predikat Kompositnya.

c) Dalam penetapan Predikat, perlu diperhatikan batasan berikut :

(a) Apabila dalam penilaian seluruh Faktor terdapat Faktor

dengan Nilai Peringkat 5, maka Predikat Komposit

tertinggi yang dapat dicapai Bank adalah ”Cukup Baik”

(b) Apabila dalam penilaian seluruh Faktor terdapat Faktor

dengan Nilai Peringkat 4, maka Predikat Komposit

tertinggi yang dapat dicapai Bank adalah ”Baik”.

d) Apabila hasil pelaksanaan self assessment GCG Bank

menunjukkan perbedaan yang material yakni mengakibatkan

hasil Predikat Komposit yang berbeda, maka Bank wajib

78
David Tjondro dan R. Wilopo, “Pengaruh Good Corporate Governance terhadap
Profitabilitas dan Kinerja Saham Perusahaan Perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia”,
Journal of Business and Banking Vol. 1 No. 1 (2011), h. 3

69
menyampaikan revisi hasil pelaksanaan self assessment GCG

Bank tersebut secara lengkap kepada Bank Indonesia.

e) Revisi hasil self assessment pelaksanaan GCG Bank tersebut,

harus dipublikasikan dalam Laporan Keuangan Publikasi Bank

pada periode terdekat, meliputi Nilai 5 Komposit dan

Predikatnya

f) Hasil penilaian (self assessment) pelaksanaan GCG

sebagaimana yang dimaksud merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari laporan pelaksanaan GCG Satuan pengukuran

dalam Self Assessment GCG adalah nilai absolut yang sudah

ditentukan yang disebut dengan nilai komposit.

g) Pelaksanaan Good Corporate Governance dalam Perbankan

Syariah

Tabel 3.2

Ringkasan Perhitungan Nilai Komposit Self Assessment GCG

Menurut Bank Indonesia (Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

12/ 13 /DPbS Tanggal 30 April 2010).

No Faktor Peringkat Bobot Nilai


(a) (b) (a) x (b)
1 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan
Komisaris
2 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi

70
3 Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite
4 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan
Pengawas Syariah
5 Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan
penghimpunan dana dan penyaluran dana serta
pelayanan jasa
6 Penanganan benturan kepentingan
7 Penerapan fungsi kepatuhan Bank
8 Penerapan fungsi audit intern
9 Penerapan fungsi audit ekstern
10 Batas Maksimum Penyaluran Dana
11 Transparansi kondisi keuangan dan non
keuangan, laporan pelaksanaan GCG dan
pelaporan internal
Nilai Komposit
Predikat :

Pemeringkatan nilai komposit yang ditetapkan Bank Indonesia, yaitu

sebagai berikut

Nilai Komposit Predikat Komposit


Nilai Komposit < 1,5 Sangat Baik
1,5 ≤ Nilai Komposit < 2,5 Baik
2,5 ≤ Nilai Komposit < 3,5 Cukup Baik
3,5 ≤ Nilai Komposit < 4,5 Kurang Baik
4,5 ≤ Nilai Komposit < 5 Tidak Baik
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 13 /DPbS Tanggal
30 April 2010.

71
2. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang

diproksikan dengan Return On Asset (ROA)

a. Profitabilitas (Return On Assets)

Return On Asset (ROA) adalah rasio rentabilitas yang

menunjukkan perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total

asset bank79

Return On Assets merupakan rasio profitabilitas yang

menunjukkan perbandingan antara Laba (sebelum pajak) dengan total

asset bank, rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan asset

yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan. ROA dapat dihitung

dengan rumus :80

79
Dwi Nur‟aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2013), h. 101
80
Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, (Jakarta: Penerbitan Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 2004), h. 137-138 dan,
Farah Margaretha, Manajemen Keuangan bagi Industri Jasa, (Jakarta : Grasindo, 2007), h. 61

72
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang menurut

data Bank Indonesia hingga Februari 2015 terdapat 12 bank dan memiliki 60

Laporan Keuangan Tahunan81. Sampel yang memenuhi kriteria adalah

sebanyak 7 Bank Umum Syariah, dimana penelitian dilakukan selama 4 tahun

yaitu tahun 2010-2013, sehingga terkumpul sebanyak 28 laporan keuangan.

Data penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan Tahunan dan Laporan

Good Corporate Governance yang terdapat di website masing-masing Bank

Umum Syariah. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

Intellectual Capital yang diproksikan dengan VAICTM dan Good Corporate

Governance yang diproksikan dengan Nilai Komposit Self Assessment

terhadap Profitabilitas yang diproksikan dengan Return On Assets.

81
Statistik Perbankan Syariah, Februari 2015 diakses pada tanggal 30 Agustus 2015 dari
http://www.bi.go.id

73
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih secara purposive

sampling, sehingga sampel dalam penelitian ini merupakan Bank Umum

Syariah yang memiliki kriteria yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Berikut ini adalah nama-nama perusahaan yang menjadi objek penelitian

ini:

1. Bank Muamalat Indonesia

2. Bank Syariah Mandiri

3. Bank Syariah Mega Indonesia

4. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah

5. Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah

6. Bank Panin Syariah

7. Bank Central Asia (BCA) Syariah

B. Deskripsi Data Penelitian

1. Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM)

VAICTM merupakan instrumen untuk mengukur kinerja Intellectual

Capital perusahaan. Metode ini dikembangkan oleh Pulic tahun 1998 yang

didesain untuk menyajikan informasi tentang Value creation efficiency

dari asset berwujud (tangible assets) dan asset tidak berwujud (intangible

assets)yang dimiliki perusahaan.

74
Data VAICTM yang digunakan adalah VAIC pada 7 Bank Umum

Syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank Syariah Mandiri

(BSM), Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI), Bank Rakyat Indonesia

(BRI) Syariah, Bank Central Asia (BCA) Syariah, Bank Negara Indonesia

(BNI) Syariah, Bank Panin Syariah (BPS). Data tersebut diperoleh di

mulai dengan menghitung Value Added, VA dihitung sebagai selisih

output dan input. Output merupakan revenue (pendapatan operasional dan

pendapatan non operasional) dan input merupakan seluruh beban kecuali

beban karyawan (bagi hasil untuk investor dana tidak terikat, beban

penyisihan penghapusan aktiva, beban estimasi kerugian komitmen dan

kontinjensi, beban operasional (dikurang beban karyawan), dan beban non

operasional. Setelah itu menghitung VACA dengan membagi Value Added

dengan Capital employed (dana yang tersedia yaitu ekuitas), selanjutnya

menghitung VAHU dengan membagi Value Added dengan Human

Capital (beban personalia), selanjutnya menghitung STVA dengan

membagi Structural Capital (Value Added - Human Capital) dengan

Value Added. Kemudian terakhir adalah menghitung kemampuan

intelektual perusahaan dengan menjumlahkan koefisien-koefisien yang

telah dihitung sebelumnya. Yaitu menjumlahkan VACA, VAHU, dan

STVA, hasil penjumlahan tersebut dinamakan VAICTM. Data tersebut

diperoleh dalam laporan keuangan tahunan dari masing-masing Bank

Umum Syariah.

75
Tabel 4.1

Peringkat VAIC Bank Umum Syariah Tahun 2010-2013

No 2010 2011 2012 2013


Nama Skor Nama Skor Nama Skor Nama Skor
Bank VAIC Bank VAIC Bank VAIC Bank VAIC
1 BSM 2.98 BSM 2.77 BPS 4.19 BMI 2.66

2 BMI 2.66 BMI 2.76 BSM 3.15 BSMI 2.64

3 BSMI 2.50 BPS 2.34 BSMI 3.11 BSM 2.59

4 BNIS 1.91 BSMI 2.30 BMI 2.88 BPS 2.40

5 BCAS 1.64 BNIS 2.07 BRIS 2.16 BNIS 2.16

6 BRIS 1.22 BCAS 1.62 BNIS 2.12 BRIS 2.12

7 BPS -5.74 BRIS 1.44 BCAS 1.66 BCAS 1.89

Dalam tabel 4.1 menunjukkan tingkat peringkat VAIC Bank Umum

Syariah dari tahun 2010-2013. Selama periode penelitian nilai VAIC Bank

Umum Syariah mengalami fluktuatif, pada masa penelitian ini nilai VAIC

tertinggi terjadi pada Bank Panin Syariah di Tahun 2012 sebesar 4.19 dan

nilai VAIC terendah terjadi pada Bank Panin Syariah di Tahun 2010 yaitu

sebesar -5.74.

76
Berdasarkan tabel 4.1 skor VAIC Bank Umum Syariah selama periode

penelitian, dapat dilihat bahwa BUS yang konsisten memiliki skor VAIC

tertinggi adalah Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan

Bank Syariah Mega Indonesia. Bank yang telah lebih dahulu berdiri

memiliki nilai VAIC lebih baik dan konsisten di bandingkan bank yang

masih baru seperti Bank Central Asia (BCA) Syariah dan lain-lain, hal

tersebut dikarenakan BUS yang telah lebih dahulu berdiri, memiliki

sumber daya manusia (human capital), asset fisik, teknologi, jaringan

yang lebih baik dan matang dibandingkan bank syariah yang baru berdiri,

selain itu mampu mengelola intellectual capital yang dimilikinya dengan

baik untuk menciptkan nilai bagi perusahaannya dan telah terbukti

bertahan dalam segala situasi perekonomian Indonesia, mempunyai

jaringan dan cabang yang banyak serta mendapatkan kepercayaan dari

masyarakat melalui berbagai inovasi produk dan layanannya. Bank yang

sudah lebih dulu berdiri sudah mampu memanfaatkan potensi sumber daya

yang dimiliki perusahaan dengan baik, baik itu human capital, physical

capital mapun structural capital. Sedangkan bagi BUS yang baru berdiri,

masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi dalam industri perbankan

syariah terutama dalam hal mengembangkan, mengelola intellectual

capital yang mereka miliki di tengah persaingan yang semakin ketat.

77
Tidak semua BUS yang baru berdiri memiliki VAIC yang rendah. Hal

ini dibuktikan oleh Bank Panin Syariah yang memiliki skor VAIC

tertinggi di tahun 2012 sebesar 4.19 namun tidak konsisten bahkan di

tahun 2010 Bank Panin memiliki skor VAIC terendah sebesar -5.74. hal

ini terjadi karena di tahun 2010 komponen pembentuk VAIC, STVA

(Structural Capital Value Added) memberikan kontribusi yang kecil yakni

-5.89 sehingga skor VAIC menjadi sangat kecil, di tahun 2010 Bank Panin

Syariah yang tergolong baru lahir belum memiliki jaringan, teknologi,

cabang dan komponen struktural lainnya yang mendukung operasional.

Sedangkan di tahun 2012 Bank Panin Syariah memiliki skor VAIC

terbesar yaitu 4.19. hal ini terjadi karena di tahun tersebut Bank Panin

Syariah memiliki VAHU (Value Added Human Capital) yang cukup besar

sebesar 3.35 sehingga skor VAIC menjadi besar. Artinya pada tahun 2012

Bank Panin Syariah mampu memberikan nilai tambah dengan dana yang

dikeluarkan untuk tenaga kerja atau karyawan.

78
2. Nilai Komposit Self Assessment Good Corporate Governance

Self Assessment GCG merupakan penilaian terhadap pelaksanaan

prinsip-prinsip GCG, yang berisikan sebelas Faktor Penilaian Pelaksanaan

GCG Menurut Bank Indonesia (Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/

13 /DPbS Tanggal 30 April 2010): Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

Dewan Komisaris, Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi,

Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite, Pelaksanaan tugas dan

tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah, Pelaksanaan prinsip syariah

dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan

jasa, Penanganan benturan kepentingan, Penerapan fungsi kepatuhan

Bank, Penerapan fungsi audit intern, Penerapan fungsi audit ekstern, Batas

Maksimum Penyaluran Dana, Transparansi kondisi keuangan dan non

keuangan, laporan pelaksanaan GCG dan pelaporan internal.

Data Nilai Komposit Self Assessment GCG yang digunakan adalah

Nilai Komposit pada 7 Bank Umum Syariah yaitu Bank Muamalat

Indonesia (BMI), Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Syariah Mega

Indonesia (BSMI), Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah, Bank Central

Asia (BCA) Syariah, Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah, Bank Panin

Syariah (BPS). Data tersebut diperoleh diringkasan perhitungan Nilai

Komposit dan Predikat Komposit beserta Kesimpulan Umum Hasil Self

79
Assessment pelaksanaann Good Corporate Governance pada masing-

masing Bank Umum Syariah.

Tabel 4.2

Perkembangan Nilai Komposit Self Assessment GCG Bank Umum

Syariah Tahun 2010-2013

Tahun BMI BSM BSMI

NK Predikat NK Predikat NK Predikat


2010 1.400 SB 1.350 SB 1.875 B

2011 1.300 SB 1.600 B 1.825 B

2012 1.150 SB 1.675 B 1.600 B

2013 1.150 SB 1.850 B 1.869 B

Tahun BRIS BCAS BNIS BPS

NK Predikat NK Predikat NK Predikat NK Predikat


2010 1.610 B 2.100 B 1.625 B 2.200 B

2011 1.550 B 1.900 B 1.675 B 1.950 B

2012 1.380 SB 1.800 B 1.250 SB 1.350 SB

2013 1.350 SB 1.550 B 1.300 SB 1.350 SB

80
Parameter penilaian Self Assessment adalah sebagai berikut:

Nilai Komposit Predikat Komposit


Nilai Komposit < 1,5 Sangat Baik (SB)
1,5 ≤ Nilai Komposit < 2,5 Baik (B)
2,5 ≤ Nilai Komposit < 3,5 Cukup Baik (CB)
3,5 ≤ Nilai Komposit < 4,5 Kurang Baik (KB)
4,5 ≤ Nilai Komposit < 5 Tidak Baik (TB)
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/ 13 /DPbS Tanggal
30 April 2010.

Dalam tabel 4.2 menunjukkan tingkat perkembangan Nilai Komposit

Self Assessment GCG Bank Umum Syariah dari tahun 2010-2014. Selama

periode penelitian nilai komposit self assessment GCG Bank Umum

Syariah mengalami fluktuatif, pada masa penelitian ini nilai komposit self

assessment GCG terbaik terjadi pada Bank Muamalat Indonesia di Tahun

2012 dan 2013 sebesar 1.150 dan nilai komposit self assessment terendah

terjadi pada Bank Panin Syariah di Tahun 2010 yaitu sebesar 2.200.

Berdasarkan tabel 4.2 Nilai Komposit self assessment GCG Bank

Umum Syariah selama periode penelitian, dapat dilihat bahwa BUS yang

konsisten memiliki Nilai Komposit self assessment GCG tertinggi adalah

Bank Muamalat Indonesia. Dengan predikat Sangat Baik (SB) selama

periode peneltian. Bank yang telah lebih dahulu berdiri memiliki Nilai

Komposit self assessment GCG lebih baik dan konsisten di bandingkan

81
bank yang masih baru, hal tersebut dikarenakan BUS yang telah lebih

dahulu berdiri, memiliki sistem tata kelola yang lebih baik dan matang

dibandingkan bank syariah yang baru berdiri, selain itu mampu mengelola

perusahaaan dengan baik dan sesuai syariah dengan mematuhi hak dan

kewajiban setiap unit dan telah terbukti bertahan dalam segala situasi

perekonomian Indonesia, mempunyai jaringan dan cabang yang banyak

serta mendapatkan kepercayaan dari masyarakat melalui berbagai inovasi

produk dan layanannya. Sedangkan bagi BUS yang baru berdiri, masih

membutuhkan waktu untuk beradaptasi dalam industri perbankan syariah

terutama dalam hal mengembangkan, mengelola perusahaan yang mereka

miliki di tengah persaingan yang semakin ketat.

3. Return On Assets (ROA)

Data Return on Assets yang digunakan adalah Return on Assets pada

Bank Umum Syariah yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank

Syariah Mandiri (BSM), Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI), Bank

Rakyat Indonesia (BRI) Syariah, Bank Central Asia (BCA) Syariah, Bank

Negara Indonesia (BNI) Syariah, Bank Panin Syariah (BPS). Data tersebut

diperoleh dari hasil bagi antara laba sebelum pajak dengan total aktiva

dalam laporan keuangan Bank Umum Syariah yang dipublikasikan di

website masing-masing bank.

Tabel 4.3

82
Perkembangan Return On Assets Bank Umum Syariah Tahun 2010-2013

BMI BSM BSMI BRIS BCAS BNIS BPS

2010 1.36 1.75 1.82 0.26 0.72 0.57 1.56

2011 1.52 1.54 1.30 0.15 0.73 1.05 1.22

2012 1.54 2.02 3.02 0.98 0.68 1.29 2.31

2013 1.37 1.38 2.19 1.06 0.82 1.22 0.72

Tabel 4.3 menunjukkan tingkat perkembangan Return On Assets

(ROA) pada Bank Umum Syariah tahun 2010-2014. Pada masa penelitian

ini Return On Assets terendah terjadi pada Bank Rakyat Indonesia (BRI)

Syariah di tahun 2011 sebesar 0.15% dan Return On Assets Tertinggi

terjadi pada Bank Syariah Mega Indonesia di tahun 2012 sebesar 3,02%.

C. Analisis dan Pembahasan

83
1. Hasil Analisis Data

a. Statistik Deskriptif

Berdasarkan hasil uji statistik yang diperoleh dari 7 Bank Umum

Syariah yang dijadikan sampel selama 4 tahun, maka diperoleh data

sebanyak 28 data yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini.

Tabel 4.4

Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation
Intellectual Capital 28 -5.74 4.19 2.0786 1.65162
Good Corporate 28 1.150 2.200 1.59229 .284463
Governance
Return On Assets 28 .15 3.02 1.2554 .61755
Valid N (listwise) 28
Sumber : Data sekunder diolah

Tabel 4.4 menunjukkan hasil dari statistik deskriptif penelitian

masing-masing variabel. Hasil uji statistik deskriptif terhadap

Intellectual Capital menunjukkan nilai minimum sebesar -5.74, nilai

maksimum 4.19, dengan rata-rata (mean) sebesar 2.0786 dan

memperoleh nilai standar deviasi sebesar 1.65162.

Hasil uji statistik deskriptif terhadap Good Corporate Governance

menunjukkan nilai minimum sebesar 1.150, nilai maksimum 2.200,

84
dengan rata-rata (mean) sebesar 1.59229 dan memperoleh nilai standar

deviasi sebesar 0.284463.

Hasil uji statistik deskriptif terhadap Return On Assets

menunjukkan nilai minimum sebesar 0.15, nilai maksimum 3.02,

dengan rata-rata (mean) sebesar 1.2554 dan memperoleh nilai standar

deviasi sebesar 0.61755.

Variabel Intellectual Capital, Good Corporate Governance, dan

Return On Assets memiliki nilai rata-rata lebih besar dari nilai standar

deviasi. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas dari data variabel

tersebut baik, karena nilai rata-rata yang lebih besar dari nilai standar

deviasinya mengidentifikasikan bahwa standar error dari variabel

tersebut kecil.

b. Uji Asumsi Klasik

a) Uji Multikoloniearitas

Uji multikononiearitas dapat dibuktikan dengan nilai dari

tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) masing-masing

variabel yang dihasilkan dari perhitungan menggunakan SPSS. Uji

multikoloniearitas merupakan suatu bentuk pengujian yang

bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat

korelasi atau hubungan yang linier antar variabel bebas

(independen) yaitu Intellectual Capital dan Good Corporate

85
Governance. Berikut ini merupakan hasil uji multikolonieritas

yang dapat dilihat pada tabel 4.5

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikoloniearitas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -1.899 .340 -5.592 .000
LnIC 2.082 .267 .888 7.796 .000 .890 1.123
LnGCG .550 .426 .147 1.292 .209 .890 1.123
a. Dependent Variable: LnROA

Berdasarkan nilai tersebut terlihat bahwa nilai VIF tidak ada yang

melebihi 10 dan nilai tolerance tidak ada yang kurang dari 0.10 atau

mendekati angka 1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak

terdapat masalah multikoloniearitas dalam persamaan regresi ini.

b) Uji Autokorelasi

Berdasarkan tabel Durbin-Watson dengan 2 variabel

independen dan sampel sebanyak 28, maka batas bawah (dL) =

86
1.26 dan batas atas (dU) = 1.56. untuk memenuhi kriteria tidak ada

autokorelasi harus memenuhi (4-DW)≥ dU. untuk mendeteksi ada

tidaknya korelasi, peneliti menggunakan uji Durbin-Watson

sebagai berikut:

Tabel 4.6

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the Durbin-
Model R R Square Square Estimate Watson
1 .850a .723 .700 .34627 2.397
a. Predictors: (Constant), GCG, IC
b. Dependent Variable: ROA

Berdasarkan hasil uji Durbin-Watson yang ditampilkan dalam

tabel tersebut, nilai DW pada tabel 4.6 sebesar 2.397 dimana ROA

sebagai variabel dependen. Berdasarkan hasil tersebut, nilai DW

dengan variabel dependen ROA memenuhi uji autokorelasi karena

nilai (4-DW) = 1.603 lebih besar dari nilai (dU) = 1.56

c) Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini

menggunakan grafik scatterplot berdasarkan output SPSS. Berikut

87
ini merupakan hasil uji heteroskedastisitas yang dapat dilihat pada

gambar 4.1 sebagai berikut

Gambar 4.1

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan grafik scatterplot tersebut terlihat bahwa titik-titik

menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah

angka 0 pada sumbu Y. hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi

layak digunakan dalam penelitian.

d) Uji Normalitas Data

88
Berikut ini merupakan hasil uji normalitas, dalam penelitian

ini, peneliti melakukan uji normalitas terhadap model regresi.

Hasil uji normalitas dapat dilihat pada gambar 4.2

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas

GrafikP-P Plot tersebut menggambarkan bahwa grafik normal

probability garis observasi mendekati atau menyentuh garis

diagonalnya yang berarti nilai residual berdistribusi normal.

c. Uji Hipotesis

a) Koefisien Determinasi (R2)

89
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Berikut ini adalah hasil koefisien determinasi:

Tabel 4.7

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Bank Umum Syariah

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the Durbin-
Model R R Square Square Estimate Watson
1 .850a .723 .700 .34627 2.397
a. Predictors: (Constant), GCG, IC
b. Dependent Variable: ROA

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa angka koefisien korelasi (R)

menunjukkan nilai sebesar 0.850 yang menandakan bahwa

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen

cukup kuat karena memiliki nilai R > 0.5. adapun nilai adj R

square pada tabel adalah sebesar 0.700 menunjukkan bahwa

variabel dependen (ROA) dapat dijelaskan oleh variabel

independen (Intellectual Capital dan Good Corporate

Governance) sebesar 70% atau dengan kata lain secara statistika

besarnya pengaruh Intellectual Capital dan Good Corporate

Governance terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah

90
adalah sebesar 70% sedangkan sisanya 30% dijelaskan oleh

variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian.

Secara detail, hasil Koefisien Determinasi masing-masing

Bank Umum Syariah sebagai berikut:

Tabel 4.8

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) BMI

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the Durbin-
Model R R Square Square Estimate Watson
1 .925a .856 .569 .06284 3.144
a. Predictors: (Constant), GCG, IC
b. Dependent Variable: ROA

Dalam tabel 4.8 menunjukkan Hasil Uji Koefisien Determinasi

BMI. BMI memilki nilai adj R Square sebesar 0.569 yang berarti

secara statistika besarnya pengaruh Intellectual Capital dan Good

Corporate Governance terhadap Return On Assets BMI adalah

sebesar 56.9%.

Tabel 4.9

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) BSM

91
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the Durbin-
Model R R Square Square Estimate Watson
1 .998a .996 .988 .03415 2.296
a. Predictors: (Constant), GCG, IC
b. Dependent Variable: ROA

Dalam tabel 4.9 menunjukkan Hasil Uji Koefisien Determinasi

BSM. BSM memilki nilai adj R Square sebesar 0.988 yang berarti

secara statistika besarnya pengaruh Intellectual Capital dan Good

Corporate Governance terhadap Return On Assets BSM adalah

sebesar 98.8%.

Tabel 4.10

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) BSMI

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the Durbin-
Model R R Square Square Estimate Watson
1 1.000a 1.000 .999 .02528 1.523
a. Predictors: (Constant), GCG, IC
b. Dependent Variable: ROA

Dalam tabel 4.10 menunjukkan Hasil Uji Koefisien

Determinasi BSMI. BSMI memilki nilai adj R Square sebesar

0.999 yang berarti secara statistika besarnya pengaruh Intellectual

92
Capital dan Good Corporate Governance terhadap Return On

Assets BSMI adalah sebesar 99.9%.

Tabel 4.11

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) BRIS

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the Durbin-
Model R R Square Square Estimate Watson
1 .920a .846 .537 .66310 3.176
a. Predictors: (Constant), LnGCG, LnIC
b. Dependent Variable: LnROA

Dalam tabel 4.11 menunjukkan Hasil Uji Koefisien

Determinasi BRIS. BRI Syariah memilki nilai adj R Square

sebesar 0.537 yang berarti secara statistika besarnya pengaruh

Intellectual Capital dan Good Corporate Governance terhadap

Return On Assets BRI Syariah adalah sebesar 53.7%

Tabel 4.12

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) BNIS

Model Summaryb

93
Adjusted R Std. Error of the Durbin-
Model R R Square Square Estimate Watson
1 .974a .948 .845 .12753 2.143
a. Predictors: (Constant), GCG, IC
b. Dependent Variable: ROA

Dalam tabel 4.12 menunjukkan Hasil Uji Koefisien

Determinasi BNIS. BNI Syariah memilki nilai adj R Square

sebesar 0.845 yang berarti secara statistika besarnya pengaruh

Intellectual Capital dan Good Corporate Governance terhadap

Return On Assets BNI Syariah adalah sebesar 84.5%.

Tabel 4.13

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) BPS

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the Durbin-
Model R R Square Square Estimate Watson
1 .076a .006 -1.983 1.15312 2.868
a. Predictors: (Constant), GCG, IC
b. Dependent Variable: ROA

Dalam tabel 4.13 menunjukkan Hasil Uji Koefisien

Determinasi BPS. BPS memilki nilai adj R Square sebesar -1.983

yang berarti secara statistika besarnya pengaruh Intellectual

Capital dan Good Corporate Governance terhadap Return On

Assets BPS adalah sebesar -198.3%.

94
Tabel 4.14

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) BCAS

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the Durbin-
Model R R Square Square Estimate Watson
1 .879a .773 .320 .06472 3.285
a. Predictors: (Constant), LnGCG, LnIC
b. Dependent Variable: LnROA

Dalam tabel 4.14 menunjukkan Hasil Uji Koefisien

Determinasi BCAS. BCA Syariah memilki nilai adj R Square

sebesar 0.320 yang berarti secara statistika besarnya pengaruh

Intellectual Capital dan Good Corporate Governance terhadap

Return On Assets BCA Syariah adalah sebesar 32 %.

b) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Uji F dilakukan untuk menguji apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan ke dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen atau terikat. Dalam pengujian F ini jika nilai F hitung >

F tabel pada derajat kepercayaan 5% maka semua variabel

95
independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel

dependen. Berikut ini adalah hasil uji statistik F untuk persamaan

model regresi:

Tabel 4.15

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Bank Umum Syariah

ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 7.513 2 3.756 31.327 .000a
Residual 2.878 24 .120
Total 10.390 26
a. Predictors: (Constant), LnGCG, LnIC
b. Dependent Variable: LnROA

Dalam tabel 4.15 tersebut menunjukkan nilai F hitung sebesar

31.327 dapat dilihat pada tabel statistik pada tingkat signifikansi

5% dengan df1 (3-1)= 2 dan df2 (28-3)=25 maka diperoleh hasil

untuk t tabel sebesar 3.39. Berdasarkan hasil tersebut, F hitung

lebih besar dari F tabel (31.327 > 3.39). hal ini menandakan bahwa

model regresi dapat digunakan untuk memprediksi ROA. Maka

dapat disimpulkan bahwa variabel independen yaitu intellectual

capital dan good corporate governance secara simultan

berpengaruh terhadap Return On Assets Bank Umum Syariah.

96
Berdasarkan signifikansi dalam tabel tersebut diperoleh nilai

signifikansi sebesar 0.000 < 0.05. berdasarkan hasil uji hipotesis

menunjukkan bahwa Intellectual Capital dan good corporate

governance secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas Bank Umum Syariah

c) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual

dalam menerangkan variasi variabel dependen. Berikut ini adalah

hasil uji statistik t :

Tabel 4.16

Hasil Uji Statistik t Bank Umum Syariah

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -1.899 .340 -5.592 .000
LnIC 2.082 .267 .888 7.796 .000 .890 1.123
LnGCG .550 .426 .147 1.292 .209 .890 1.123
a. Dependent Variable: LnROA

97
Dalam tabel 4.16 tersebut menunjukkan nilai t hitung IC sebesar

7.796 dapat dilihat pada tabel statistik pada tingkat signifikansi 0.025

dengan df (28-3) = 25, maka diperoleh hasil untuk t tabel sebesar

2.060. Berdasarkan hasil tersebut, t hitung IC lebih besar dari t tabel

(7.796 > 2.060). Artinya bahwa Intellectual Capital secara individu

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Berdasarkan signifikansi dalam tabel tersebut IC memiliki nilai

signifikansi sebesar 0.000 < 0.05. maka hasil uji hipotesis

menunjukkan bahwa Intellectual Capital berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas.

Dalam tabel 4.16 tersebut menunjukkan nilai t hitung GCG

sebesar 1.292 dapat dilihat pada tabel statistik pada tingkat

signifikansi 0.025 dengan df (28-3) = 25, maka diperoleh hasil untuk t

tabel sebesar 2.060. berdasarkan hasil tersebut, t hitung GCG lebih

kecil dari t tabel (1.292 < 2.060). Artinya bahwa Good Corporate

Governance secara individu tidak berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas.

Berdasarkan signifikansi dalam tabel tersebut GCG memiliki nilai

signifikansi sebesar 0.209 > 0.05. maka hasil uji hipotesis

98
menunjukkan bahwa Good Corporate Governance tidak berpengaruh

signifikan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah.

Maka H3 diterima, yang artinya bahwa Intellectual Capital

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan Good Corporate

Governance tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh persamaan model regresi

linier berganda sebagai berikut:

ROA = -1.899 + 2.082 IC + 0.550 GCG + e

Dari persamaan regresi diatas dapat diinterpretasikan sebagai

berikut:

a) Nilai konstanta sebesar -1.899 menunjukkan bahwa jika

Intellectual Capital dan Good Corporate Governance bersifat

konstan atau bernilai 0 (nol), maka nilai Return On Assets akan

menurun sebesar 1.899%.

b) Nilai koefisien regresi Intellectual Capital sebesar 2.082.

menunjukkan bahwa setiap kenaikan Intellectual Capital sebesar

1 dengan asumsi variabel lain tetap maka akan meningkatkan

Return On Assets sebesar 2.082. koefisien bernilai positif artinya

terjadi pengaruh yang positif antara variabel IC dan ROA .

99
Semakin meningkat nilai IC maka ROA akan semakin naik,

begitu pula sebaliknya.

Secara detail, hasil uji statistik t masing-masing Bank Umum

Syariah sebagai berikut:

Tabel 4.17

Hasil Uji Statistik t BMI

Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model B Std. Error t Sig.
1 (Constant) -1.363 .735 -1.855 .315
LnIC 1.699 .701 12.822 .024
LnGCG .093 .273 .342 .790
a. Dependent Variable: LnROA

100
Dalam tabel 4.17 tersebut menunjukkan nilai t hitung IC BMI.

Berdasarkan tabel statistik pada tingkat signifikansi 0.025 dengan df

(4-3) = 1, maka diperoleh hasil untuk t tabel sebesar 12.706.

Berdasarkan hasil tersebut, t hitung IC lebih besar dari t tabel (12.822

> 12.706). Artinya bahwa Intellectual Capital secara individu

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Berdasarkan signifikansi dalam tabel tersebut IC memiliki nilai

signifikansi sebesar 0.024 < 0.05. maka hasil uji hipotesis

menunjukkan bahwa Intellectual Capital berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas.

Dalam tabel 4.17 tersebut menunjukkan nilai t hitung GCG BMI.

Berdasarkan tabel statistik pada tingkat signifikansi 0.025 dengan df

(4-3) = 1, maka diperoleh hasil untuk t tabel sebesar 12.706.

Berdasarkan hasil tersebut, t hitung GCG lebih kecil dari t tabel

(0.342 < 12.706). Artinya bahwa Good Corporate Goverance secara

individu tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Berdasarkan signifikansi dalam tabel tersebut IC memiliki nilai

signifikansi sebesar 0.790 > 0.05. maka hasil uji hipotesis

menunjukkan bahwa Good Corporate Governance tidak berpengaruh

signifikan terhadap profitabilitas.

101
Maka H3 diterima, yang artinya bahwa Intellectual Capital

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan Good Corporate

Governance tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Tabel 4.18

Hasil Uji Statistik t BSM

Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model B Std. Error t Sig.
1 (Constant) -3.856 .053 -73.217 .009
LnIC 2.504 .043 58.886 .011
LnGCG 1.868 .028 67.689 .009
a. Dependent Variable: LnROA

Dalam tabel 4.18 tersebut menunjukkan nilai t hitung IC BSM.

Berdasarkan tabel statistik pada tingkat signifikansi 0.025 dengan df

(4-3) = 1, maka diperoleh hasil untuk t tabel sebesar 12.706.

Berdasarkan hasil tersebut, t hitung IC lebih besar dari t tabel (58.886

> 12.706). Artinya bahwa Intellectual Capital secara individu

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Berdasarkan signifikansi dalam tabel tersebut IC memiliki nilai

signifikansi sebesar 0.011 < 0.05. maka hasil uji hipotesis

102
menunjukkan bahwa Intellectual Capital berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas.

Dalam tabel 4.18 tersebut menunjukkan nilai t hitung GCG

BSM. Berdasarkan tabel statistik pada tingkat signifikansi 0.025

dengan df (4-3) = 1, maka diperoleh hasil untuk t tabel sebesar

12.706. Berdasarkan hasil tersebut, t hitung GCG lebih besar dari t

tabel (67.689 > 12.706). Artinya bahwa Good Corporate Goverance

secara individu berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Berdasarkan signifikansi dalam tabel tersebut IC memiliki nilai

signifikansi sebesar 0.009 < 0.05. maka hasil uji hipotesis

menunjukkan bahwa Good Corporate Governance berpengaruh

signifikan terhadap profitabilitas.

Maka H1 diterima, yang artinya bahwa Intellectual Capital

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan Good Corporate

Governance berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Tabel 4.19

Hasil Uji Statistik t BSMI

Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model B Std. Error t Sig.

103
1 (Constant) -3.634 .006 -575.319 .001
LnIC 3.503 .003 1031.291 .001
LnGCG 1.627 .006 283.087 .002
a. Dependent Variable: LnROA

Dalam tabel 4.19 tersebut menunjukkan nilai t hitung IC BSMI.

Berdasarkan tabel statistik pada tingkat signifikansi 0.025 dengan df

(4-3) = 1, maka diperoleh hasil untuk t tabel sebesar 12.706.

Berdasarkan hasil tersebut, t hitung IC lebih besar dari t tabel

(1031.291 > 12.706). Artinya bahwa Intellectual Capital secara

individu berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Berdasarkan signifikansi dalam tabel tersebut IC memiliki nilai

signifikansi sebesar 0.001 < 0.05. maka hasil uji hipotesis

menunjukkan bahwa Intellectual Capital berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas.

Dalam tabel 4.19 tersebut menunjukkan nilai t hitung GCG

BSMI. Berdasarkan tabel statistik pada tingkat signifikansi 0.025

dengan df (4-3) = 1, maka diperoleh hasil untuk t tabel sebesar

12.706. Berdasarkan hasil tersebut, t hitung GCG lebih besar dari t

tabel (283.087 > 12.706). Artinya bahwa Good Corporate Goverance

secara individu berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

104
Berdasarkan signifikansi dalam tabel tersebut IC memiliki nilai

signifikansi sebesar 0.002 < 0.05. maka hasil uji hipotesis

menunjukkan bahwa Good Corporate Governance berpengaruh

signifikan terhadap profitabilitas.

Maka H1 diterima, yang artinya bahwa Intellectual Capital

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan Good Corporate

Governance berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Tabel 4.20

Hasil Uji Statistik t BRIS

Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model B Std. Error t Sig.
1 (Constant) 3.972 15.681 .253 .842
LnIC .264 2.165 .122 .923
LnGCG -2.592 8.115 -.319 .803
a. Dependent Variable: LnROA

105
Dalam tabel 4.20 tersebut menunjukkan nilai t hitung IC BRIS.

Berdasarkan tabel statistik pada tingkat signifikansi 0.025 dengan df

(4-3) = 1, maka diperoleh hasil untuk t tabel sebesar 12.706.

Berdasarkan hasil tersebut, t hitung IC lebih kecil dari t tabel (0.122 <

12.706). Artinya bahwa Intellectual Capital secara individu tidak

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Berdasarkan signifikansi dalam tabel tersebut IC memiliki nilai

signifikansi sebesar 0.923 > 0.05. maka hasil uji hipotesis

menunjukkan bahwa Intellectual Capital tidak berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas.

Dalam tabel 4.20 tersebut menunjukkan nilai t hitung GCG

BSMI. Berdasarkan tabel statistik pada tingkat signifikansi 0.025

dengan df (4-3) = 1, maka diperoleh hasil untuk t tabel sebesar

12.706. Berdasarkan hasil tersebut, t hitung GCG lebih kecil dari t

tabel (-0.319 < 12.706). Artinya bahwa Good Corporate Goverance

secara individu tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Berdasarkan signifikansi dalam tabel tersebut IC memiliki nilai

signifikansi sebesar 0.803 > 0.05. maka hasil uji hipotesis

menunjukkan bahwa Good Corporate Governance tidak berpengaruh

signifikan terhadap profitabilitas.

106
Maka H2 diterima, yang artinya bahwa Intellectual Capital tidak

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan Good Corporate

Governance tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Tabel 4.21

Hasil Uji Statistik t BNIS

Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model B Std. Error t Sig.
1 (Constant) -4.319 2.527 -1.709 .337
LnIC 2.686 .957 12.806 .021
LnGCG -.133 .481 -.276 .829
a. Dependent Variable: LnROA

Dalam tabel 4.21 tersebut menunjukkan nilai t hitung IC BNIS.

Berdasarkan tabel statistik pada tingkat signifikansi 0.025 dengan df

(4-3) = 1, maka diperoleh hasil untuk t tabel sebesar 12.706.

Berdasarkan hasil tersebut, t hitung IC lebih besar dari t tabel (12.806

> 12.706). Artinya bahwa Intellectual Capital secara individu

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Berdasarkan signifikansi dalam tabel tersebut IC memiliki nilai

signifikansi sebesar 0.021 < 0.05. maka hasil uji hipotesis

107
menunjukkan bahwa Intellectual Capital berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas.

Dalam tabel 4.21 tersebut menunjukkan nilai t hitung GCG

BSMI. Berdasarkan tabel statistik pada tingkat signifikansi 0.025

dengan df (4-3) = 1, maka diperoleh hasil untuk t tabel sebesar

12.706. Berdasarkan hasil tersebut, t hitung GCG lebih besar dari t

tabel (-0.276 < 12.706). Artinya bahwa Good Corporate Goverance

secara individu tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Berdasarkan signifikansi dalam tabel tersebut IC memiliki nilai

signifikansi sebesar 0.829 > 0.05. maka hasil uji hipotesis

menunjukkan bahwa Good Corporate Governance tidak berpengaruh

signifikan terhadap profitabilitas.

Maka H3 diterima, yang artinya bahwa Intellectual Capital

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan Good Corporate

Governance tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Tabel 4.22

Hasil Uji Statistik t BPS

Coefficientsa

108
Unstandardized
Coefficients
Model B Std. Error t Sig.
1 (Constant) 1.402 4.678 .300 .815
LnIC .013 .254 .052 .967
LnGCG .024 2.615 .009 .994
a. Dependent Variable: LnROA

Dalam tabel 4.22 tersebut menunjukkan nilai t hitung IC BPS.

Berdasarkan tabel statistik pada tingkat signifikansi 0.025 dengan df

(4-3) = 1, maka diperoleh hasil untuk t tabel sebesar 12.706.

Berdasarkan hasil tersebut, t hitung IC lebih kecil dari t tabel (0.052 <

12.706). Artinya bahwa Intellectual Capital secara individu tidak

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Berdasarkan signifikansi dalam tabel tersebut IC memiliki nilai

signifikansi sebesar 0.967 > 0.05. maka hasil uji hipotesis

menunjukkan bahwa Intellectual Capital tidak berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas.

Dalam tabel 4.22 tersebut menunjukkan nilai t hitung GCG

BSMI. Berdasarkan tabel statistik pada tingkat signifikansi 0.025

dengan df (4-3) = 1, maka diperoleh hasil untuk t tabel sebesar

12.706. Berdasarkan hasil tersebut, t hitung GCG lebih kecil dari t

109
tabel (0.009 < 12.706). Artinya bahwa Good Corporate Goverance

secara individu tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Berdasarkan signifikansi dalam tabel tersebut IC memiliki nilai

signifikansi sebesar 0.994 > 0.05. maka hasil uji hipotesis

menunjukkan bahwa Good Corporate Governance tidak berpengaruh

signifikan terhadap profitabilitas.

Maka H2 diterima, yang artinya bahwa Intellectual Capital tidak

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan Good Corporate

Governance tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Tabel 4.23

Hasil Uji Statistik t BCAS

Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model B Std. Error t Sig.
1 (Constant) -1.147 .926 -1.238 .433
LnIC 1.313 1.095 1.199 .442

110
LnGCG .238 .619 .385 .766
a. Dependent Variable: LnROA

Dalam tabel 4.23 tersebut menunjukkan nilai t hitung IC BCAS.

Berdasarkan tabel statistik pada tingkat signifikansi 0.025 dengan df

(4-3) = 1, maka diperoleh hasil untuk t tabel sebesar 12.706.

Berdasarkan hasil tersebut, t hitung IC lebih kecil dari t tabel (1.199

< 12.706). Artinya bahwa Intellectual Capital secara individu tidak

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Berdasarkan signifikansi dalam tabel tersebut IC memiliki nilai

signifikansi sebesar 0.442 > 0.05. maka hasil uji hipotesis

menunjukkan bahwa Intellectual Capital tidak berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas.

Dalam tabel 4.23 tersebut menunjukkan nilai t hitung GCG

BCAS. Berdasarkan tabel statistik pada tingkat signifikansi 0.025

dengan df (4-3) = 1, maka diperoleh hasil untuk t tabel sebesar

12.706. Berdasarkan hasil tersebut, t hitung GCG lebih kecil dari t

tabel (0.385 < 12.706). Artinya bahwa Good Corporate Goverance

secara individu tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Berdasarkan signifikansi dalam tabel tersebut IC memiliki nilai

signifikansi sebesar 0.766 > 0.05. maka hasil uji hipotesis

111
menunjukkan bahwa Good Corporate Governance tidak berpengaruh

signifikan terhadap profitabilitas.

Maka H2 diterima, yang artinya bahwa Intellectual Capital tidak

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dan Good Corporate

Governance tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

D. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis

Dari hasil perhitungan SPSS, berdasarkan penelitian yang dilakukan

terhadap 7 Bank Umum Syariah tahun 2010-2013. Adapun hasil uji hipotesis

Bank Umum Syariah adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Profitabilitas

Berikut pengaruh IC terhadap Profitabilitas pada masing-masing Bank

Umum Syariah:

a. Bank Muamalat Indonesia menunjukkan bahwa variabel intellectual

capital yang diproksikan dengan VAIC berpengaruh signifikan

terhadap Profitabilitas (ROA). Dapat dilihat dari nilai signifikansi

VAIC sebesar 0.024 < 0.05 dengan nilai koefisien regresi positif

sebesar 1.699. Tanda positif koefisien regresi menunjukkan bahwa

apabila VAIC meningkat maka ROA akan meningkat. Begitu pula

sebaliknya. Hal ini dikarenakan BMI telah lebih dahulu berdiri dan

memiliki nilai VAIC yang tinggi selalu diatas 2.5 dan nilai ROA lebih

baik dan konsisten yaitu diatas 1% di bandingkan bank yang masih

112
baru. BMI memiliki sumber daya manusia (human capital), asset fisik,

teknologi, jaringan yang lebih baik dan matang dibandingkan bank

syariah yang baru berdiri, selain itu mampu mengelola dan

memanfaatkan intellectual capital yang dimilikinya dengan baik untuk

menciptkan nilai bagi perusahaannya dan telah terbukti mampu

meningkatkan profitabilitas.

b. Bank Syariah Mandiri menunjukkan bahwa variabel intellectual

capital yang diproksikan dengan VAIC berpengaruh signifikan

terhadap Profitabilitas (ROA). Dapat dilihat dari nilai signifikansi

VAIC sebesar 0.011 < 0.05 dengan nilai koefisien regresi positif

sebesar 2.504. Tanda positif koefisien regresi menunjukkan bahwa

apabila VAIC meningkat maka ROA akan meningkat. Begitu pula

sebaliknya. Hal ini dikarenakan BSM telah lebih dahulu berdiri dan

memiliki nilai VAIC yang tinggi selalu diatas 2.5 dan nilai ROA lebih

baik dan konsisten yaitu diatas 1% di bandingkan bank yang masih

baru. BSM memiliki sumber daya manusia (human capital), asset

fisik, teknologi, jaringan yang lebih baik dan matang dibandingkan

bank syariah yang baru berdiri, selain itu mampu mengelola dan

memanfaatkan intellectual capital yang dimilikinya dengan baik untuk

menciptkan nilai bagi perusahaannya dan telah terbukti mampu

meningkatkan profitabilitas.

113
c. Bank Syariah Mega Indonesia menunjukkan bahwa variabel

intellectual capital yang diproksikan dengan VAIC berpengaruh

signifikan terhadap Profitabilitas (ROA). Dapat dilihat dari nilai

signifikansi VAIC sebesar 0.001 < 0.05 dengan nilai koefisien regresi

positif sebesar 3.503. Tanda positif koefisien regresi menunjukkan

bahwa apabila VAIC meningkat maka ROA akan meningkat. Begitu

pula sebaliknya. Hal ini dikarenakan BSMI telah lebih dahulu berdiri

dan memiliki nilai VAIC yang tinggi selalu diatas 2.5 dan nilai ROA

lebih baik dan konsisten yaitu diatas 1% di bandingkan bank yang

masih baru. BSMI memiliki sumber daya manusia (human capital),

asset fisik, teknologi, jaringan yang lebih baik dan matang

dibandingkan bank syariah yang baru berdiri, selain itu mampu

mengelola dan memanfaatkan intellectual capital yang dimilikinya

dengan baik untuk menciptkan nilai bagi perusahaannya dan telah

terbukti mampu meningkatkan profitabilitas.

d. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah menunjukkan bahwa variabel

intellectual capital yang diproksikan dengan VAIC tidak berpengaruh

signifikan terhadap Profitabilitas (ROA). Dapat dilihat dari nilai

signifikansi VAIC sebesar 0.923 > 0.05 dengan nilai koefisien regresi

positif sebesar 0.264. Hal ini menunjukkan bahwa VAIC tidak

mempengaruhi ROA Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah. Hal ini

dikarenakan BRI Syariah merupakan BUS yang tergolong baru berdiri,

114
masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi dalam industri

perbankan syariah terutama dalam hal mengembangkan, mengelola

intellectual capital yang mereka miliki di tengah persaingan yang

semakin ketat. Terbukti BRIS memiliki nilai VAIC yang belum

konsisten dan rendah bahkan di tahun 2010 nilai VAIC BRI Syariah

mengkhawatirkan. Selain itu, BRI Syariah juga memiliki nilai ROA

yang rendah yaitu dibawah 1% pada tahun 2010-2012. Dapat

disimpulkan bahwa ROA BRI Syariah yang masih rendah dipengaruhi

oleh variabel lain selain intellectual capital, karena nilai IC BRI

Syariah pun tergolong rendah dan mengkhawatirkan.

e. Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah menunjukkan bahwa variabel

intellectual capital yang diproksikan dengan VAIC berpengaruh

signifikan terhadap Profitabilitas (ROA). Dapat dilihat dari nilai

signifikansi VAIC sebesar 0.021 < 0.05 dengan nilai koefisien regresi

positif sebesar 2.686. Tanda positif koefisien regresi menunjukkan

bahwa apabila VAIC meningkat maka ROA akan meningkat. Begitu

pula sebaliknya. Hal ini dikarenakan BNI Syariah memiliki nilai

VAIC yang tergolong efisien yaitu diatas 2 dan memiliki nilai ROA

yang lebih baik konsisten yaitu diatas 1%. BNI Syariah mampu

mengelola dan memanfaatkan intellectual capital yang dimilikinya

dengan baik untuk menciptkan nilai bagi perusahaannya dan telah

terbukti mampu meningkatkan profitabilitas.

115
f. Bank Panin Syariah menunjukkan bahwa variabel intellectual capital

yang diproksikan dengan VAIC tidak berpengaruh signifikan terhadap

Profitabilitas (ROA). Dapat dilihat dari nilai signifikansi VAIC

sebesar 0.967 > 0.05 dengan nilai koefisien regresi positif sebesar

0.013. Hal ini menunjukkan bahwa VAIC tidak mempengaruhi ROA

Bank Panin Syariah. Hal ini dikarenakan BPS merupakan BUS yang

tergolong baru berdiri, masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi

dalam industri perbankan syariah terutama dalam hal

mengembangkan, mengelola intellectual capital yang mereka miliki di

tengah persaingan yang semakin ketat. Terbukti BPS memiliki nilai

VAIC yang belum konsisten dan rendah bahkan di tahun 2010 BPS

memiliki nilai VAIC -5.74. Selain itu, BPS juga memiliki nilai ROA

yang rendah dan cenderung menurun. Dapat disimpulkan bahwa ROA

BCA Syariah yang masih rendah dipengaruhi oleh variabel lain selain

intellectual capital, karena nilai IC BPS pun tergolong rendah.

g. Bank Central Asia (BCA) Syariah menunjukkan bahwa variabel

intellectual capital yang diproksikan dengan VAIC tidak berpengaruh

signifikan terhadap Profitabilitas (ROA). Dapat dilihat dari nilai

signifikansi VAIC sebesar 0.442 > 0.05 dengan nilai koefisien regresi

positif sebesar 1.313. Hal ini menunjukkan bahwa VAIC tidak

mempengaruhi ROA Bank Central Asia (BCA) Syariah. Hal ini

dikarenakan BCA Syariah merupakan BUS yang tergolong baru

116
berdiri, masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi dalam industri

perbankan syariah terutama dalam hal mengembangkan, mengelola

intellectual capital yang mereka miliki di tengah persaingan yang

semakin ketat. Terbukti BCAS memiliki nilai VAIC yang belum

konsisten dan rendah. Selain itu, BCA Syariah juga memiliki nilai

ROA yang rendah yaitu dibawah 1% pada tahun 2010-2013. Dapat

disimpulkan bahwa ROA BCA Syariah yang masih rendah

dipengaruhi oleh variabel lain selain intellectual capital, karena nilai

IC BRI Syariah pun tergolong rendah.

Hasil uji hipotesis terhadap masing-masing Bank Umum Syariah

menunjukkan hasil yang variatif. Namun secara keseluruhan, hasil

penelitian terhadap Bank Umum Syariah menunjukkan bahwa variabel

intellectual capital yang diproksikan dengan VAIC berpengaruh

signifikan terhadap Profitabilitas (ROA). Dapat dilihat dari nilai

signifikansi VAIC sebesar 0.000 < 0.05 dengan nilai koefisien regresi

positif sebesar 2.082. Tanda positif koefisien regresi menunjukkan bahwa

apabila VAIC meningkat maka ROA akan meningkat

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bank Umum Syariah telah

menggunakan aset berwujud maupun aset tidak berwujud dengan efektif

dan efisien. Hasil ini juga memberikan bukti bahwa intellectual capital

dapat menciptakan nilai dan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Hal

117
tersebut mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ihyaul

Ulum pada tahun 2008, Budi Artinah pada tahun 2011, Ivan Geovanni

Hermanus pada tahun 2013, yang menyatakan bahwa intellectual capital

yang diproksikan dengan VAIC berpengaruh positif dan signifikan

terhadap profitabailitas (ROA).

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Harrison

dan Sullivan dalam Ulum yang menyatakan bahwa Intellectual capital

merupakan sumber daya yang terukur untuk meningkatkan competitive

advantages, IC akan memberikan kontribusi terhadap kinerja keuangan

perusahaan.82

Hal ini dikarenakan intellectual capital yang dimiliki perusahaan dapat

menciptakan value added yang memberikan suatu keunggulan kompetitif

dibandingkan dengan para kompetitornya, keunggulan kompettitif dalam

konteks ini adalah dengan memanfaatkan seluruh potensi yang dimiliki

perusahaan, baik human capital, physical capital maupun structural

capital. Pengelolaan yang baik atas seluruh potensi ini akan menciptakan

value added bagi perusahaan sehingga dapat meningkatkan profitabilitas

perusahaan.

82
Ihyaul Ulum, Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009), h. 94

118
Penelitian ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan Lev Baruch

seperti dikutip oleh Ronald bahwa intellectual capital merupakan

“knowledge that can be converted into profit”83 Karena intellectual

capital merupakan sebuah pengetahuan yang dapat membantu perusahaan

dalam menciptakan suatu produk inovatif dan variatif. Dengan produk

inovatif bank dapat menjawab kebutuhan nasabah dan meningkatkan

penjualannya, sehingga berdampak pada laba yang dihasilkan. Laba

meningkat maka profitabilitas bank akan meningkat, oleh karena itu

semakin tinggi intellectual capital maka laba semakin meningkat,

sehingga terjadi peningkatan profitabilitas perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa

intellectual capital berpengaruh terhadap profitabilitas di perusahaan

perbankan. Karena perbankan merupakan perusahaan yang berteknologi

tinggi dan bergerak di bidang jasa sehingga lebih membutuhkan

intellectual capital yang tinggi juga didukung dengan asset fisiknya.

Semakin tinggi intellectual capital maka laba semakin meningkat

sehingga profitabilitas perusahaan meningkat.

2. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Profitabilitas

83
Backer J Ronald, Mind Over Matter why Intellectual Capital is The Chief of Wealth,
(Canada: John willey & sons, inc, 2008), h. 104

119
Berikut pengaruh GCG terhadap Profitabilitas pada masing-masing

Bank Umum Syariah:

a. Bank Muamalat Indonesia menunjukkan bahwa variabel good

corporate governance yang diproksikan dengan nilai komposit self

assessment GCG tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas

(ROA). Dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0.790 > 0.05

dengan nilai koefisien regresi positif sebesar 0.093. Hal ini

menunjukkan bahwa GCG tidak mempengaruhi ROA Bank Muamalat

Indonesia. Hasil ini menunjukkan bahwa Good Corporate Governance

BMI telah mematuhi peraturan dari Bank Indonesia terbukti dengan

nilai komposit self assessment yang konsisten dan berpredikat Sangat

Baik dan nilai ROA yang tinggi dan konsisten. Namun hal ini belum

dinilai sesuai dengan kenyataan. ada ketidakcocokan antara skor

penilaian diri dengan praktek. Ditunjukkan juga bahwa praktik Good

Corporate Governance dari BMI tidak mampu meningkatkan kinerja

profitabilitas. BMI masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi

dalam hal mengembangkan, mengelola perusahaan yang mereka miliki

di tengah persaingan yang semakin ketat.

b. Bank Syariah Mandiri menunjukkan bahwa variabel good corporate

governance yang diproksikan dengan nilai komposit self assessment

GCG berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (ROA). Dapat

dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0.009 < 0.05 dengan nilai

120
koefisien regresi positif sebesar 1.868. Tanda positif koefisien regresi

menunjukkan bahwa apabila GCG meningkat maka ROA akan

meningkat. Begitu pula sebaliknya. Hasil ini menunjukkan bahwa

Good Corporate Governance BSM telah mematuhi peraturan dari

Bank Indonesia terbukti dengan nilai komposit self assessment yang

konsisten dan berpredikat Baik dan nilai ROA yang tinggi dan

konsisten. hal ini dinilai sesuai dengan kenyataan. ada kecocokan

antara skor penilaian diri dengan praktek. Ditunjukkan juga bahwa

praktik Good Corporate Governance dari BSM mampu meningkatkan

kinerja profitabilitas. BSM memiliki sistem tata kelola yang lebih baik

dan matang dibandingkan bank syariah lain, selain itu mampu

mengelola perusahaaan dengan baik dan sesuai syariah dengan

mematuhi hak dan kewajiban setiap unit.

c. Bank Syariah Mega Indonesia menunjukkan bahwa variabel good

corporate governance yang diproksikan dengan nilai komposit self

assessment GCG berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas

(ROA). Dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0.002 < 0.05

dengan nilai koefisien regresi positif sebesar 1.627. Tanda positif

koefisien regresi menunjukkan bahwa apabila GCG meningkat maka

ROA akan meningkat. Begitu pula sebaliknya. Hasil ini menunjukkan

bahwa Good Corporate Governance BSMI telah mematuhi peraturan

dari Bank Indonesia terbukti dengan nilai komposit self assessment

121
yang konsisten dan berpredikat Baik dan nilai ROA yang tinggi dan

konsisten. hal ini dinilai sesuai dengan kenyataan. ada kecocokan

antara skor penilaian diri dengan praktek. Ditunjukkan juga bahwa

praktik Good Corporate Governance dari BSMI mampu

meningkatkan kinerja profitabilitas. BSMI memiliki sistem tata kelola

yang lebih baik dan matang dibandingkan bank syariah lain, selain itu

mampu mengelola perusahaaan dengan baik dan sesuai syariah dengan

mematuhi hak dan kewajiban setiap unit.

d. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Syariah menunjukkan bahwa variabel

good corporate governance yang diproksikan dengan nilai komposit

self assessment GCG tidak berpengaruh signifikan terhadap

Profitabilitas (ROA). Dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0.803

> 0.05 dengan nilai koefisien regresi negatif sebesar -2.592. Hal ini

menunjukkan bahwa GCG tidak mempengaruhi ROA Bank Rakyat

Indonesia (BRI) Syariah. Hasil ini menunjukkan bahwa Good

Corporate Governance BRI Syariah telah mematuhi peraturan dari

Bank Indonesia terbukti dengan nilai komposit self assessment yang

berpredikat Baik dan memiliki nilai ROA yang rendah yaitu dibawah

1%. Namun hal ini belum dinilai sesuai dengan kenyataan. ada

ketidakcocokan antara skor penilaian diri dengan praktek. Ditunjukkan

juga bahwa praktik Good Corporate Governance dari BRI Syariah

tidak mampu meningkatkan kinerja profitabilitas. Dapat disimpulkan

122
bahwa ROA BRI Syariah yang masih rendah dipengaruhi oleh variabel

lain selain good corporate governance. BRI Syariah masih

membutuhkan waktu untuk beradaptasi dalam industri perbankan

syariah terutama dalam hal mengembangkan, mengelola perusahaan

yang mereka miliki di tengah persaingan yang semakin ketat.

e. Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah menunjukkan bahwa variabel

good corporate governance yang diproksikan dengan nilai komposit

self assessment GCG tidak berpengaruh signifikan terhadap

Profitabilitas (ROA). Dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0.829

> 0.05 dengan nilai koefisien regresi negatif sebesar -0.133. Hal ini

menunjukkan bahwa GCG tidak mempengaruhi ROA Bank Negara

Indonesia (BNI) Syariah. Hasil ini menunjukkan bahwa Good

Corporate Governance BNI Syariah telah mematuhi peraturan dari

Bank Indonesia terbukti dengan nilai komposit self assessment yang

berpredikat Baik dan memiliki nilai ROA yang konsisten diatas 1%.

Namun hal ini belum dinilai sesuai dengan kenyataan. ada

ketidakcocokan antara skor penilaian diri dengan praktek. Ditunjukkan

juga bahwa praktik Good Corporate Governance dari BNI Syariah

tidak mampu meningkatkan kinerja profitabilitas. Dapat disimpulkan

bahwa ROA BNI Syariah dipengaruhi oleh variabel lain selain good

corporate governance. BNI Syariah masih membutuhkan waktu untuk

beradaptasi dalam industri perbankan syariah terutama dalam hal

123
mengembangkan, mengelola perusahaan yang mereka miliki di tengah

persaingan yang semakin ketat.

f. Bank Panin Syariah menunjukkan bahwa variabel good corporate

governance yang diproksikan dengan nilai komposit self assessment

GCG tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (ROA).

Dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0.994 > 0.05 dengan nilai

koefisien regresi positif sebesar 0.024. Hal ini menunjukkan bahwa

GCG tidak mempengaruhi ROA Bank Panin Syariah. Hasil ini

menunjukkan bahwa Good Corporate Governance BPS telah

mematuhi peraturan dari Bank Indonesia terbukti dengan nilai

komposit self assessment yang berpredikat Baik. Namun hal ini belum

dinilai sesuai dengan kenyataan. ada ketidakcocokan antara skor

penilaian diri dengan praktek. Ditunjukkan juga bahwa praktik Good

Corporate Governance dari BPS tidak mampu meningkatkan kinerja

profitabilitas. Dapat disimpulkan bahwa ROA BPS dipengaruhi oleh

variabel lain selain good corporate governance. BPS masih

membutuhkan waktu untuk beradaptasi dalam industri perbankan

syariah terutama dalam hal mengembangkan, mengelola perusahaan

yang mereka miliki di tengah persaingan yang semakin ketat.

g. Bank Central Asia (BCA) Syariah menunjukkan bahwa variabel good

corporate governance yang diproksikan dengan nilai komposit self

assessment GCG tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas

124
(ROA). Dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0.766 > 0.05

dengan nilai koefisien regresi positif sebesar 0.238. Hal ini

menunjukkan bahwa GCG tidak mempengaruhi ROA Bank Central

Asia (BCA) Syariah. Hasil ini menunjukkan bahwa Good Corporate

Governance BCA Syariah telah mematuhi peraturan dari Bank

Indonesia terbukti dengan nilai komposit self assessment yang

berpredikat Baik dan memiliki nilai ROA yang rendah yaitu dibawah

1%. Namun hal ini belum dinilai sesuai dengan kenyataan. ada

ketidakcocokan antara skor penilaian diri dengan praktek. Ditunjukkan

juga bahwa praktik Good Corporate Governance dari BCA Syariah

tidak mampu meningkatkan kinerja profitabilitas. Dapat disimpulkan

bahwa ROA BCA Syariah yang masih rendah dipengaruhi oleh

variabel lain selain good corporate governance. BCA Syariah masih

membutuhkan waktu untuk beradaptasi dalam industri perbankan

syariah terutama dalam hal mengembangkan, mengelola perusahaan

yang mereka miliki di tengah persaingan yang semakin ketat.

Hasil uji hipotesis terhadap masing-masing Bank Umum Syariah

menunjukkan hasil yang variatif. Namun secara keseluruhan, hasil

penelitian terhadap Bank Umum Syariah menunjukkan bahwa variabel

good corporate governance yang diproksikan dengan nilai komposit self

assessment GCG tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas

125
(ROA). Dapat dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0.076 > 0.05 dengan

nilai koefisien regresi positif sebesar 0.798. Hal ini menunjukkan bahwa

GCG tidak mempengaruhi ROA Bank Umum Syariah.

Kehadiran Good Corporate Governance dalam perusahaan bertujuan

untuk meningkatkan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring

kinerja manajemen berdasarkan kerangka peraturan nyata nya belum

maksimal dilakukan oleh Bank Umum Syariah. Hasilnya menunjukkan

bahwa Good Corporate Governance dari bank syariah di Indonesia telah

mematuhi peraturan dari Bank Indonesia. Namun, beberapa bank belum

dinilai sesuai dengan kenyataan. Jadi, ada ketidakcocokan antara skor

penilaian diri dengan praktek. Ditunjukkan juga bahwa praktik Good

Corporate Governance dari bank syariah di Indonesia tidak mampu

meningkatkan kinerja profitabilitas.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Bank Umum Syariah belum

mampu mengelola perusahaan secara professional, modern dan sesuai

dengan tujuan-tujuan syariah. Hal tersebut mendukung penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Tangguh Wicaksonono pada tahun 2014

dan Cahaya Ekaputri pada tahun 2014 yang menyatakan bahwa Good

Corporate Governance tidak berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas perusahaan.

126
Hasil Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

Andilolo pada tahun 2010, Zharqiah pada tahun 2011 dan Nurcahyani

pada tahun 2012 yang menyatakan bahwa Good Corporate Governance

berpengaruh terhadap Return On Assets.

127
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh intellectual capital

dan good corporate governance terhadap profitabilitas. Intellectual capital

diukur dengaan Value Added Intellectual Coefficient (VAICTM), Good

Corporate Governance diukur dengan Nilai Komposit Self Assessment GCG

sedangkan Profitabilitas diukur dengan Return On Assets. Penelitian ini

menggunakan 7 sampel Bank Umum Syariah dari tahun 2010-2013.

Pengujian ini menggunakan model regresi linier berganda. Berdasarkan

analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat diambil

kesimpulan bahwa dari 7 Bank Umum Syariah, 2 (dua) Bank yang menerima

H1 yaitu Bank Syariah Mandiri dan Bank Syariah Mega Indonesia, 3 (tiga)

Bank yang menerima H2 yaitu Bank Rakyat Indonesia Syariah, Bank Panin

Syariah, Bank Central Asia Syariah dan 2 (dua) Bank yang menerima H3 yaitu

Bank Muamalat Indonesia dan Bank Negara Indonesia Syariah.

Keterangan Hipotesis:

H1 : IC berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas dan GCG berpengaruh

signifikan terhadap Profitabilitas

H2 : IC tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas dan GCG tidak

berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas

128
H3: IC berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas dan GCG tidak

berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas

H4: IC tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas dan GCG

berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas

No Nama Bank t hitung IC Sig. t hitung GCG Sig. Hipotesis

1 BSM 58.886 0.011 67.689 0.009 H1

2 BSMI 1031.291 0.001 283.087 0.002 H1

3 BRIS 0.122 0.923 -0.319 0.803 H2

4 BPS 0.052 0.967 0.009 0.994 H2

5 BCAS 1.199 0.442 0.385 0.766 H2

6 BMI 12.822 0.024 0.342 0.790 H3

7 BNIS 12.806 0.021 -0.276 0.829 H3

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian diatas, penulis

memberikan saran yaitu:

1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas penelitian dengan

menambah jumlah sampel, tidak hanya terbatas pada Bank Umum Syariah

tetapi juga dapat dilakukan terhadap lembaga keuangan syariah lainnya

seperti Unit Usaha Syariah, BPRS, Asuransi Syariah, Baitul Mal

Wattamwil (BMT) serta Lembaga Amil Zakat.

129
2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperpanjang tahun atau

periode pengamatan dan menambah variabel pengukuran, tidak hanya

rasio profitabilitas untuk mengukur kinerja perusahaan namun juga kinerja

keuangan yang lain. serta model pengukuran intellectual capital dan good

corporate governance yang lainnya sehingga dapat memberikan gambaran

yang lebih menyeluruh mengenai pengaruh intellectual capital dan good

corporate governance terhadap profitabilitas.

DAFTAR PUSTAKA

130
Abdullah, Mal An. Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2010

Anshori, Abdul Ghofur. Perbankan Syariah di Indonesia. Yogyakarta : Gadjah Mada


University Press. 2007

Arafat, Wilson. Good Corporate Governance-Pedoman Komprehensif Mengukur


Kinerja Penerapan GCG. Jakarta : LPPI. 2010

Ariyudha, Anantya. “ Pengaruh Mekanisme Tata Kelola Perusahaan terhadap Tingkat


Pengungkapan Modal Intelektual,” Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas
Diponegoro Semarang. 2010

Bonfour, Ahmed dan Leif Edvinsson. Intellectual Capital for Communities Nation,
Region, and Cities. Elsevier: Oxford. 2005

Bontis, Nick dkk,” Intellectual Capital and Business Performance in Malaysian


Industries.”, Journal of Intellectual Capital, Vol .1 No.1, 2000

Defri. “Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Likuiditas dan Efisiensi


Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di
BEI”. Jurnal Manajemen. Vol. 1 No. 1, 2012

Ekaputri, Cahaya. “Tata Kelola, Kinerja Rentabilitas dan Risiko Pembiayaan


Perbankan Syariah”. Journal of Business and Banking Vol. 4 No. 1, 2014

Farih, Rofi. ” Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perbankan


(Studi pada Perusahaan Perbankan yang masuk dalam daftar BEI)” Skripsi S1
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. 2010

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 edisi 7.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2013

Harahap, Sofyan Syafri. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. 2010
Hermanus, Ivan Giovanni. “Pengaruh Intellectual Capital terhadap Profitabilitas,
Produktivitas dan Penilaian Pasar Perusahaan Sektor Perbankan”. Jurnal
Gema Aktualita. Vol. 2 No. 2, 2013

Ihsan, Dwi Nur‟aini. Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah. Jakarta: UIN
Jakarta Press. 2013

131
Intellectual Capital and Traditional Measures of corporate performance. Journal of
Intellectual Capital. Vol.4 No.3 . pp 348-360, 2003

Ismail. Perbankan Syariah. Jakarta : Kencana. 2011

Margaretha, Farah. Manajemen Keuangan bagi Industri Jasa. Jakarta : Grasindo.


2007

Mishkin, Frederic S. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan. Jakarta:


Salemba Empat. 2008

Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah. Yogyakarta: Ekonisia. 2005

Perwataatmadja, Kamaen dan Muhammad Syafi‟i Antonio. Apa dan Bagaimana


Bank Islam . Yogyakarta: Dana Bakti Wakaf. 1997

Pulic, Ante“Measuring the Performance of Intellectual Potential in Knowledge


Economy” Paper presented at the 2nd McMaster Word Congress on
Measuring and Managing Intellectual Capital by the Austrian Team for
Intellectual Potential. 1998. h.7

Pulic, Ante”The Principles of Intellectual Capital Efficiency – A Brief Description,


The Economist. Economist Intelligence Unit”, diakses pada 20 Juli 2015 dari
www.vaiconnet/download/Casestudies/principles_2008.pdf.

Rambe, Rizki Fillhayati. “Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan


Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI”. Jurnal Keuangan dan Bisnis.
Vol. 4 No. 4, 2012.

Retno, Reny Dyah dan Denies Priantinah. ”Pengaruh Good Corporate Governance
dan pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan
(studi empiris pada nilai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2007- 2010)”. Jurnal Nominal. Vol. 1 No. 1, 2012.

Riyadi, Selamet. Banking Assets and Liability Management. Jakarta: Penerbitan


Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2004

Rochaety, Ety dkk. Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS. Jakarta:
Mitra Wacana Media. 2009

132
Ronald, Backer J. Mind Over Matter why Intellectual Capital is The Chief Source of
Wealth. Canada: John willey & sons, inc. 2008

Sangkala. Intellectual Capital Management Strategi Baru Membangun Daya Saing


Perusahaan. Jakarta: Yapensi. 2006

Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group. 2009

Statistik Perbankan Syariah, Februari 2015 diakses dari http://www.bi.go.id

Stewart, Thomas A. Modal Intelektual, terjemahan Reza Gunawan. Jakarta : PT Elex


Media Komputindo. 1998

Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah . Yogyakarta: Ekonisia.


2008

Sujoko, Efferin dkk. Metode Penelitian untuk Akuntansi, Suatu Pendekatan Praktis,
Malang: Bayu Media Publishing. 2004

Tanjung, Hendri dan Abrista Devi. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta:
Gramata Publishing. 2013

Tjiptohadi, Sawarjuwono dan Agustine Prihatine Kadir. “Intellectual Capital:


Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research)”. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Vol. 5 No. 1, 2003

Tjondro, David dan R. Wilopo. “Pengaruh Good Corporate Governance terhadap


Profitabilitas dan Kinerja Saham Perusahaan Perbankan yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia”. Journal of Business and Banking Vol. 1 No. 1, 2011

Tumewu, Riana Christel dan Stanly W. Alexander, “Pengaruh Penerapan Good


Corporate Governance Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan
yang terdaftar di BEI Periode 2009-2013” Program Pendidikan Profesi
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado
.2014

Ulum, Ihyaul. “Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan


Perbankan di Indonesia”. Tesis Magister Sains Akuntansi Universitas
Diponegoro Semarang. 2007

133
Ulum, Ihyaul. Intellectual Capital Konsep dan Kajian Empiris. Yogyakarta: Graha
Ilmu. 2009

Wicaksono, Teguh. “ Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Profitabilitas


Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Peserta Corporate Governance
Perception Index (CGPI) Tahun 2012)” Skripsi S1 Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Diponegoro. 2014

Widiyaningrum, Ambar. “Modal Intelektual”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan.


Departemen Akuntansi FEUI Vol. 1, 2004.

www.bankmuamalat.co.id

www.bcasyariah.co.id

www.bnisyariah.co.id

www.brisyariah.co.id

www.iicg.org (The Indonesian Institute for Corporate Governance)

www.megasyariah.co.id

www.paninbanksyariah.co.id

www.syariahmandiri.co.id

Yaya, Rizal dkk. Akuntansi Perbankan Syariah Teori dan Praktik Kontemporer.
Jakarta: Penerbit Salemba Empat. 2009

134
LAPORAN KEUANGAN
PT Bank BNI Syariah
www.bnisyariah.co.id

NERACA LAPORAN LABA/RUGI DAN SALDO LABA KOMITMEN DAN KONTINJENSI PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM
Per 31 Desember 2012 dan 2011 Periode 1 Januari s.d 31 Desember 2012 dan 2011 Per 31 Desember 2012 dan 2011 Per 31 Desember 2012 dan 2011
(Dalam jutaan Rupiah) (Dalam jutaan Rupiah) (Dalam jutaan Rupiah) (Dalam jutaan Rupiah)

NO. POS-POS 2012 2011 NO. POS-POS 2012 2011 NO. POS-POS 2012 2011 NO. POS-POS 2012 2011
(Audited) (Audited) (Audited) (Audited) (Audited) (Audited) (Audited) (Audited)

AKTIVA PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL K O M I T M E N I. KOMPONEN MODAL


1. Kas 114.906 70.235 I. Pendapatan Operasional 1.259.539 1.009.550 Tagihan Komitmen A. MODAL INTI 1.122.982 1.045.092
2. Penempatan pada Bank Indonesia A. Pendapatan dari Penyaluran Dana 940.932 786.639 1. Fasilitas Pembiayaan Yang diterima dan belum digunakan - - 1. Modal Disetor 1.001.000 1.001.000
a. Giro Wadiah 495.791 431.631 2. Posisi Pembelian Spot Yang Masih Berjalan 2. Cadangan Tambahan Modal (Disclosed Reserves)
1. Dari Pihak Ketiga Bukan Bank a. Agio Saham - -
b. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) - - a. Pendapatan Margin Murabahah 527.024 404.167 a. Terkait dengan Bank - - b. Disagio (-/-) - -
c. Lainnya 210.000 1.730.000 b. Pendapatan Bersih Salam Paralel - - b. Tidak Terkait dengan Bank - - c. Modal Sumbangan - -
3. Penempatan pada bank lain c. Pendapatan Bersih Istishna Paralel 3. Posisi Pembelian Forward Yang Masih Berjalan d. Cadangan Umum dan Tujuan 10.251 3.651
a. Rupiah 536.514 149.672 i. Pendapatan Istishna’ - - a. Terkait dengan Bank - - e. Laba tahun-tahun lalu setelah diperhitungkan pajak 60.571 2.381
PPA -/- (5.365) (1.497) ii. Harga Pokok Istishna’ -/- - - f. Rugi tahun-tahun lalu (-/-) - -
b. Tidak Terkait dengan Bank - - g. Laba tahun berjalan setelah diperhitungkan pajak (50%) 51.160 38.060
b. Valuta asing 246.160 132.669 d. Pendapatan Sewa Ijarah 48.501 15.340 h. Rugi tahun berjalan (-/-) - -
4. Lainnya - -
PPA -/- (2.462) (1.326) e. Pendapatan bagi hasil Mudharabah 16.708 12.066 i. Selisih penjabaran laporan keuangan Kantor
4. Surat Berharga Yang Dimiliki f. Pendapatan bagi hasil Musyarakah 106.069 88.350 Jumlah Tagihan Komitmen - - Cabang Luar Negeri
a. Rupiah g. Pendapatan dari penyertaan - - 1) Selisih Lebih - -
h. Lainnya 138.040 129.095 Kewajiban Komitmen 2) Selisih Kurang (-/-) - -
i. Dimiliki hingga jatuh tempo 531.840 405.629
ii. Lainnya 587.290 76.658 2. Dari Bank Indonesia 1. Fasilitas Piutang Qardh yang belum ditarik 829.129 383.089 j. Dana Setoran Modal - -
2. Fasilitas Pembiayaan kepada nasabah yang belum ditarik k. Penurunan nilai Penyertaan pada portofolio
PPA -/- (3.158) (7.395) a. Bonus SBIS - - tersedia untuk dijual (-/-) - -
b. Valuta asing b. Lainnya 81.910 131.698 a. Pembiayaan Mudharabah - - 3. Goodwill (-/-) - -
i. Dimiliki hingga jatuh tempo - - 3. Dari bank-bank lain di Indonesia b. Pembiayaan Musyarakah - -
B. MODAL PELENGKAP (Maks. 100% dari Modal Inti) 75.036 52.027
ii. Lainnya - - a. Bonus dari Bank Syariah lain - - 3. Fasilitas Pembiayaan kepada Bank Syariah Lain 1. Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap - -
PPA -/- - - b. Pendapatan bagi hasil Mudharabah yang belum ditarik - - 2. Cadangan Umum Penyisihan Penghapusan Aktiva
5. Piutang Murabahah i. Tabungan Mudharabah - - 4. Irrevocable L/C yang masih berjalan - - Produktif/PPAP (maks. 1,25% dari ATMR) 75.036 52.027
a. Rupiah ii. Deposito Mudharabah 1.226 2.192 5. Posisi Penjualan Spot Yang Masih Berjalan 3. Modal Pinjaman - -
iii. Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank 3.739 3.731 4. Investasi Subordinasi (maks.50% dari Modal Inti) - -
a.1. Terkait dengan bank a. Terkait dengan Bank - - 5. Peningkatan nilai penyertaan pada portofolio
1. Piutang Murabahah 31.303 24.511 iv. Lainnya 17.715 - tersedia untuk dijual (45%) - -
b. Tidak Terkait dengan Bank - -
2. Pendapatan Margin Murabahah Yang c. Lainnya - -
6. Posisi Penjualan Forward Yang Masih Berjalan C. MODAL PELENGKAP TAMBAHAN - -
Ditangguhkan -/- (10.676) (9.345) B. Pendapatan Operasional Lainnya 318.607 222.911 a. Terkait dengan Bank - - 1. Modal Inti yang dialokasikan untuk Risiko Pasar. - -
a.2. Tidak terkait dengan bank 1. Jasa Investasi Terikat (Mudharabah Muqayyadah) - - 2. Modal Pelengkap yang tidak digunakan untuk
b. Tidak Terkait dengan Bank - -
1. Piutang Murabahah 7.938.490 5.241.961 2. Jasa layanan 52.322 37.212 Risiko Penyaluran Dana. - -
7. Lainnya - - 3. Investasi Subordinasi untuk Risiko Pasar. - -
2. Pendapatan Margin Murabahah Yang 3. Pendapatan dari transaksi valuta asing 4.107 1.622
Ditangguhkan -/- (3.201.469) (2.144.046) Jumlah Kewajiban Komitmen 829.129 383.089 4. Jumlah Modal Pelengkap Tambahan (1 s.d 3) - -
4. Koreksi PPAP 237.005 162.706 5. Jumlah Modal Pelengkap Tambahan yang memenuhi
PPA -/- (71.916) (43.258) 5. Koreksi Penyisihan Penghapusan Transaksi kriteria untuk risiko pasar - -
b. Valuta asing Rekening Administratif 21 259 JUMLAH KOMITMEN BERSIH (829.129) (383.089) II. TOTAL MODAL INTI DAN MODAL PELENGKAP (A+B) 1.198.018 1.097.119
b.1. Terkait dengan bank 6. Lainnya 25.152 21.112 III. TOTAL MODAL INTI,MODAL PELENGKAP, DAN MODAL
1. Piutang Murabahah - - K O N T I N J E N S I PELENGKAP TAMBAHAN 1.198.018 1.097.119
II. Bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat -/- 293.054 252.413
2. Pendapatan Margin Murabahah Yang Tagihan Kontinjensi IV. PENYERTAAN (-/-) - -
1. Pihak ketiga bukan bank
Ditangguhkan -/- - - 1. Garansi (Kafalah) Yang Diterima 120 - V. TOTAL MODAL UNTUK RISIKO KREDIT (II – IV) 1.198.018 1.097.119
a. Tabungan Mudharabah 62.285 56.739
b.2. Tidak terkait dengan bank 2. Pendapatan yang akan diterima (non-lancar) VI. TOTAL MODAL UNTUK RISIKO KREDIT DAN
b. Deposito Mudharabah 228.771 195.674
1. Piutang Murabahah 56.908 34.919 c. Lainnya 1.998 - RISIKO PASAR (III - IV) 1.198.018 1.097.119
a. Terkait dengan Bank - -
2. Pendapatan Margin Murabahah Yang 2. Bank Indonesia VII. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR)
b. Tidak Terkait dengan Bank 12.470 4.401
Ditangguhkan -/- (7.797) (5.407) a. FPJP Syariah - - KREDIT 8.423.243 5.286.160
PPA -/- (491) (295) 3. Lainnya 185 9
b. Lainnya - - VIII. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO PASAR 72.477 22.015
6. Piutang Salam - - 3. Bank-bank lain di Indonesia dan diluar Indonesia Jumlah Tagihan Kontinjensi 12.775 4.410 IX. AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO KREDIT
PPA -/- - - a. Tabungan Mudharabah - - DAN RISIKO PASAR 8.495.720 5.308.175
7. Piutang Istishna - - Kewajiban Kontinjensi X. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM
b. Deposito Mudharabah - -
Pendapatan Margin Istishna yang ditangguhkan -/- - - 1. Garansi (Kafalah) Yang Diberikan 25.475 21.194 YANG TERSEDIA UNTUK RISIKO KREDIT (V : VII) 14,22% 20,75%
c. Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank - -
PPA -/- - - 2. Lainnya - - XI. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM
d. Lainnya - - YANG TERSEDIA UNTUK RISIKO KREDIT DAN
8. Piutang Qardh 763.015 846.400 Jumlah Kewajiban Kontinjensi 25.475 21.194
III. Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil RISIKO PASAR (VI : IX) 14,10% 20,67%
PPA -/- (28.725) (13.139)
Untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat ( I - II ) 966.485 757.137 XII. RASIO KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL KEWAJIBAN
9. Pembiayaan PENYEDIAAN MODAL MINIMUM YANG DIWAJIBKAN 8,00% 8,00%
JUMLAH KONTINJENSI BERSIH (12.700) (16.784)
a. Rupiah IV. Beban (pendapatan) penyisihan penghapusan aktiva 151.305 271.485
a.1. Terkait dengan bank 13.750 24.750 V. Beban (pendapatan) estimasi kerugian komitmen
a.2. Tidak terkait dengan bank 1.225.180 943.658 dan kontinjensi - 61 LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA ZIS
PPA -/- (17.306) (63.601) Periode dari 1 Januari 2012 s/d 31 Desember 2012 dan 2011
TABEL PERHITUNGAN RASIO KEUANGAN
b. Valuta asing VI. Beban Operasional lainnya 673.953 393.655 Per 31 Desember 2012 dan 2011
(Dalam jutaan Rupiah)
b.1. Terkait dengan bank - - A. Beban Bonus titipan wadiah 20.724 10.862
B. Beban administrasi dan umum 113.276 62.276 2012 2011 NO. POS-POS 2012 2011
b.2. Tidak terkait dengan bank 32.294 40.938 NO. POS-POS (Audited) (Audited) (Audited) (Audited)
PPA -/- (323) (409) C. Beban personalia 317.073 183.764
D. Beban penurunan nilai surat berharga - - 1 Sumber dana ZIS pada awal periode 1.659 - I. Permodalan
10. Persediaan - - 2 Sumber dana ZIS
11. Ijarah E. Beban transaksi valuta asing - 622 a. Zakat dari Bank 3.169 2.579 1. a. CAR (KPMM) dengan memperhitungkan risiko
a. Aktiva Ijarah 1.010.008 438.570 F. Beban promosi 50.420 30.706 b. Zakat dari pihak luar Bank 2.306 2.322 kredit/penyaluran dana 14,22% 20,75%
b. Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aktiva Ijarah -/- (219.012) (126.618) G. Beban lainnya 172.460 105.425 c. Infaq dan Shadaqah - - b. CAR (KPMM) dengan memperhitungkan risiko
PPA -/- - - VII. Laba (Rugi) Operasional (III - (IV+V+VI)) 141.227 91.936 Total Sumber Dana 5.475 4.901 kredit/penyaluran dana dan risiko pasar 14,10% 20,67%
12. Tagihan lainnya - - 3 Penggunaan dana ZIS 2. Aktiva tetap terhadap modal 12,79% 8,03%
PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL 3.1 Disalurkan ke lembaga lain
PPA -/- - - VIII. Pendapatan Non Operasional 3.824 1.617 a. Dompet Dhuafa Republika - - II. Aktiva Produktif
13. Penyertaan - - b. Baitul Maal Hidayatullah - - 1. Aktiva produktif bermasalah (NPA) 1,58% 2,72%
PPA -/- - - IX. Beban Non Operasional 7.307 4.297 c. Baitul Maal Muamalat - - 2. a. NPF gross 2,02% 3,62%
14. Aktiva Istishna dalam penyelesaian - - X. Laba (Rugi) Non Operasional (VIII - IX) (3.483) (2.680) d. Bamuis BNI - - b. NPF net 1,42% 2,42%
15. Termin Istishna -/- - - e. Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid - -
XI. Laba (Rugi) Tahun Berjalan (VII + X) 137.744 89.256 f. LAZIS Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia - - 3. PPA produktif terhadap aktiva produktif 1,33% 1,68%
16. Pendapatan yang akan diterima 88.575 82.079
XII. Taksiran Pajak Penghasilan (35.852) (22.902) g. LAZIS Muhammadiyah - - 4. Pemenuhan PPA produktif 100,46% 100,03%
17. Biaya Dibayar Dimuka 188.194 115.506 h. LAZNAS BMT - -
18. Uang Muka Pajak 29.365 29.365 - Taksiran pajak penghasilan (35.424) (13.136) i. LAZNAS BSM Ummat - - III. Rentabilitas
19. Aktiva Pajak Tangguhan 8.833 8.164 - Beban pajak tangguhan (428) (9.766) j. LAZNAS Persis - - 1. ROA 1,48% 1,29%
20. Aktiva Tetap dan Inventaris 153.169 88.098 XIII. Jumlah Laba (Rugi) 101.892 66.354 k. Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) - - 2. ROE 10,18% 6,63%
Akumulasi Penyusutan Aktiva tetap dan Inventaris -/- (55.695) (40.378) l. Rumah Zakat Indonesia (DSUQ) - - 3. NIM/NCOM (Net Core Operational Margin) 11,03% 8,07%
XIV. Hak minoritas -/- - - m. Yayasan Amanah Takaful - -
21. Agunan yang diambil alih 50 - n. Yayasan Baitul Mal BRI - - 4. OER (Operational Efficiency Ratio) (BOPO) 85,39% 87,86%
PPANP -/- - - XV. Saldo Laba (rugi) awal tahun 72.386 36.512 o. Yayasan Dana Sosial Al Falah - - IV. Likuiditas
22. Aktiva lain-lain 8.073 8.188 XVI. Dividen - 30.480 p. UPZ BNI Syariah 4.538 3.242 1. Quick Ratio = Aktiva lancar 146,28% 291,04%
q. Lainnya - -
T O T A L A K T I V A 10.645.313 8.466.887 XVII. Lainnya 11.940 - 3.2 Disalurkan Sendiri - - Kewajiban lancar
PASIVA Total Penggunaan 4.538 3.242 2. Antar Bank Passiva (SIMA) terhadap DPK 2,56% 0,74%
XVIII. Saldo Laba (rugi) akhir Periode 186.218 72.386
1. Dana Simpanan Wadiah 4 Kenaikan (penurunan) sumber atas penggunaan 937 1.659 3. Deposan Inti terhadap DPK 17,70% 25,57%
XIX. Laba bersih per saham - - 4. FDR 84,99% 78,60%
a. Giro Wadiah 1.468.456 894.565 5 Sumber dana ZIS pada akhir periode 2.596 1.659
b. Tabungan Wadiah 420.247 218.175 V. Kepatuhan (Compliance)
2. Kewajiban segera lainnya 47.250 20.939 1. a. Persentase Pelanggaran BMPK
3. Kewajiban kepada Bank Indonesia KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN INFORMASI LAINNYA a.1. Pihak Terkait 0,00% 0,00%
a. FPJPS - - Per 31 Desember 2012 dan 2011 a.2. Pihak Tidak Terkait 0,00% 0,00%
b. Lainnya - - (Dalam jutaan Rupiah) b. Persentase Pelampauan BMPK
4. Kewajiban Kepada Bank Lain 212.566 479.719 b.1. Pihak Terkait 0,00% 0,00%
5. Surat berharga yang diterbitkan - - 2012 2011
NO. POS-POS b.2. Pihak Tidak Terkait 0,00% 0,00%
6. Pembiayaan/Pinjaman Yang Diterima L DPK KL D M Jumlah L DPK KL D M Jumlah 2. GWM Rupiah 5,57% 6,48%
a. Rupiah 3. PDN 6,05% 1,60%
i. Terkait dengan bank - - A Pihak Terkait
ii. Tidak terkait dengan bank - - 1 Penempatan pada Bank Lain 336.876 - - - - 336.876 137.436 - - - - 137.436
b. Valuta asing 2 Penempatan pada Bank Indonesia - - - - - - - - - - - - LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN QARDH
i. Terkait dengan bank - - 3 Surat-surat Berharga Syariah - - - - - - - - - - - -
4 Piutang Per 31 Desember 2012 dan 2011
ii. Tidak terkait dengan bank - - a. KUK - - - - - - - - - - - - (Dalam jutaan Rupiah)
7. Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi 304 286 b. Non-KUK 38.837 420 - - - 39.257 30.723 - - - - 30.723
NO. POS-POS 2012 2011
8. Beban yang masih harus dibayar 36.481 42.619 c. Properti (Audited) (Audited)
9. Taksiran pajak penghasilan 22.919 4.020 i. direstrukturisasi - - - - - - - - - - - -
10. Kewajiban Pajak Tangguhan - - ii. tidak direstrukturisasi - - - - - - - - - - - - 1. Sumber Dana Kebajikan Pada Awal Periode - -
d. Non-properti 2. Sumber Dana Kebajikan
11. Kewajiban lainnya 158.540 86.366 a. Infaq dan Shadaqah 79 488
12. Pinjaman Subordinasi i. direstrukturisasi - - - - - - - - - - - -
ii. tidak direstrukturisasi 38.837 420 - - - 39.257 30.723 - - - - 30.723 b. Denda 64 -
a. Rupiah 5 Pembiayaan : c. Sumbangan/Hibah - -
i. Terkait dengan bank - - a. KUK - - - - - - - - - - - - d. Pendapatan Non Halal 254 -
ii. Tidak terkait dengan bank - - b. Non-KUK - - - - - - - - - - - - e. Lainnya - -
b. Valuta asing c. Properti Total Sumber Dana 397 488
i. Terkait dengan bank - - i. direstrukturisasi - - - - - - - - - - - - 3. Penggunaan Dana Kebajikan
ii. Tidak terkait dengan bank - - ii. tidak direstrukturisasi - - - - - - - - - - - - a. Pinjaman - -
d. Non-properti b. Sumbangan - -
13. Rupa-Rupa Pasiva - - i. direstrukturisasi - - - - - - - - - - - -
14. Modal Pinjaman - - c. Lainnya 319 488
ii. tidak direstrukturisasi - - - - - - - - - - - - Total Penggunaan 319 488
15. Hak Minoritas - - 6 Penyertaan pada pihak ketiga 4. Kenaikan (Penurunan) Sumber atas Penggunaan 78 -
16. Dana Investasi Tidak Terikat (Mudharabah Muthlaqah) a. Pada perusahaan keuangan non bank - - - - - - - - - - - -
b. Dalam rangka restrukturisasi pembiayaan (Lainnya) - - - - - - - - - - - - 5. Sumber Dana Kebajikan Pada Akhir Periode 78 -
a. Tabungan Mudharabah 3.389.019 2.398.202
b. Deposito Mudharabah 7 Ijarah 73 - - - - 73 - - - - - -
b.1. Rupiah 3.671.146 3.224.558 8 Tagihan Lain kepada pihak ketiga - - - - - - - - - - - - PENGURUS BANK
9 Komitmen dan Kontinjensi kepada pihak ketiga 1.245 - - - - 1.245 1.225 - - - - 1.225
b.2. Valas 31.167 20.761 B Pihak Tidak Terkait DEWAN KOMISARIS : DIREKSI :
17. Ekuitas 1 Penempatan pada Bank Lain 445.798 - - - - 445.798 144.905 - - - - 144.905 Komisaris Utama : Achjar Iljas Direktur Utama : Dinno Indiano
a. Modal Disetor 1.001.000 1.001.000 2 Penempatan pada Bank Indonesia 210.000 - - - - 210.000 1.730.000 - - - - 1.730.000 Komisaris : Harisman Direktur : Acep Riana Jayaprawira
b. Agio/(disagio) - - 3 Surat-surat Berharga Syariah 1.119.130 - - - - 1.119.130 462.287 - 20.000 - - 482.287 Komisaris : Imam Budi Sarjito Direktur : Imam Teguh Saptono
c. Modal sumbangan - - 4 Piutang
d. Dana setoran modal - - a. KUK 319.278 16.702 2.361 879 4.402 343.622 122.265 17.112 2.277 1.279 - 142.933 DEWAN PENGAWAS SYARIAH
b. Non-KUK 4.831.210 253.317 22.550 14.519 65.298 5.186.894 3.453.726 308.819 41.977 8.858 1.957 3.815.337
e. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan - - c. Properti DEWAN PENGAWAS SYARIAH :
f. Selisih penilaian kembali aktiva tetap - - i. direstrukturisasi - - - - - - - - - - - - Ketua K.H. Ma’ruf Amin
g. Laba (rugi) yang belum direalisasi atas surat berharga ii. tidak direstrukturisasi 78.145 739 - - 1.060 79.944 10.361 1.220 125 516 - 12.222 Anggota Dr. Hasanuddin M.Ag
yang tersedia untuk dijual - 3.291 d. Non-properti
h. Saldo laba/(rugi) 186.218 72.386 i. direstrukturisasi 90.633 39.512 2.933 1.550 10.533 145.161 67.615 39.896 5.723 533 - 113.767 PEMILIK BANK
ii. tidak direstrukturisasi 4.981.709 229.768 21.978 13.848 58.107 5.305.410 3.498.015 284.815 38.406 9.088 1.957 3.832.281
JUMLAH PASIVA 10.645.313 8.466.887 5 Pembiayaan : PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 99,9%
a. KUK 136.209 6.220 - 386 5.270 148.085 70.867 3.639 2.305 - - 76.811 PT BNI Life 0,1%
b. Non-KUK 1.074.254 11.087 30.555 - 7.243 1.123.139 778.871 20.618 8.212 124.834 - 932.535
c. Properti Catatan:
LAPORAN DISTRIBUSI BAGI HASIL i. direstrukturisasi - - - - - - - - - - - - 1) Informasi keuangan pada tanggal dan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal
Periode 1 Januari s/d 31 Desember 2012 ii. tidak direstrukturisasi 31.377 35 13.829 - - 45.241 49.670 - 670 - - 50.340 31 Desember 2012 diambil dari Laporan Keuangan PT Bank BNI Syariah pada tanggal
(Dalam jutaan Rupiah) dan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan
d. Non-properti Publik Tanudiredja, Wibisana & Rekan - firma anggota jaringan global PwC (Penanggung
Porsi Pemilik Dana i. direstrukturisasi 3.628 - - - 979 4.607 7.787 434 - - - 8.221 jawab Albidin, S.E., Ak., CPA), yang laporannya tertanggal 11 April 2013 menyatakan
Pendapatan ii. tidak direstrukturisasi 1.175.458 17.272 16.726 386 11.534 1.221.376 792.281 23.823 9.847 124.834 - 950.785 pendapat Wajar Tanpa Pengecualian, dengan paragraf penjelasan mengenai reklasifikasi
Saldo Jumlah Indikasi akun penerapan beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) baru dan
No. Porsi Pemilik Dana yang harus 6 Penyertaan pada pihak ketiga revisi yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2012; serta Laporan Keuangan pada tanggal
Rata-rata Nisbah bonus dan Rate of a. Pada perusahaan keuangan non bank - - - - - - - - - - - -
dibagi hasil dan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 yang telah diaudit oleh auditor
bagi hasil Return b. Dalam rangka restrukturisasi pembiayaan (Lainnya) - - - - - - - - - - - - independen lain yang laporannya tertanggal 28 Februari 2012 menyatakan pendapat
7 Ijarah 769.640 19.670 1.184 297 132 790.923 305.084 6.306 562 - - 311.952 Wajar Tanpa Pengecualian. Karena informasi keuangan tersebut diambil dari Laporan
A B C D E Keuangan dengan demikian informasi keuangan tersebut bukan merupakan penyajian
8 Tagihan Lain kepada pihak ketiga - - - - - - - - - - - - yang lengkap dari Laporan Keuangan.
1. Giro Wadiah 9 Komitmen dan Kontinjensi kepada pihak ketiga 23.165 1.065 - - - 24.230 19.373 101 495 - - 19.969 2) Informasi keuangan di atas, disajikan sesuai dengan hal-hal sebagai berikut :
a. Bank 27.652 212 10% 21 0,91% a ) Peraturan Bank Indonesia No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 tentang
b. Non Bank JUMLAH 9.305.715 308.481 56.650 16.081 82.345 9.769.272 7.256.762 356.595 75.828 134.971 1.957 7.826.113 “Transparansi Kondisi Keuangan Bank”, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
- Rupiah 963.377 8.113 10% 811 1,01% Bank Indonesia No.7/50/PBI/2005 tanggal 29 November 2005;
- Valas 221.462 507 5% 25 0,14% 10 PPAP yang wajib dibentuk 75.233 8.321 4.584 5.405 35.913 129.456 51.990 12.465 8.294 56.463 1.957 131.169 b) Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/56/DPbS Tanggal 9 Desember 2005 tentang
2. Tabungan Mudharabah 11 PPAP yang telah dibentuk 75.286 8.342 4.495 5.405 36.522 130.050 52.027 12.465 8.294 56.463 1.957 131.206 Laporan Tahunan, Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulanan serta Laporan
a. Bank - - - - - Tertentu dari Bank yang disampaikan kepada Bank Indonesia, sebagaimana telah
12 Total Asset bank yang dijaminkan diubah dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 8/11/DPbS Tanggal 7 Maret 2006.
b. Non Bank 3.261.854 26.340 30% 7.902 2,91% a. Pada Bank Indonesia 3) Untuk tujuan perbandingan, beberapa akun dalam laporan keuangan pada tanggal dan
3. Deposito Mudharabah untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 telah direklasifikasi agar
a. Bank b. Pada Pihak lain sesuai dengan penyajian laporan keuangan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir
- 1 Bulan - - - - - 13 Persentase KUK terhadap total piutang dan pembiayaan 7,19% 4,40% pada tanggal 31 Desember 2012.
- 3 Bulan - - - - - 14 Persentase Jumlah Debitur KUK terhadap Total Debitur 7,03% 4,26% 4) Nilai tukar mata uang asing untuk 1 USD per tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah
- 6 Bulan - - - - - masing-masing sebesar Rp 9.637,50 dan Rp 9.067,50.
15 Persentase UMKM terhadap total piutang dan pembiayaan 23,34% 17,42%
- 12 Bulan - - - - -
b. Non Bank 16 Persentase Jumlah Debitur UMKM terhadap Total Debitur 19,59% 8,63% Jakarta, 12 April 2013
1. Rupiah S.E. & O
- 1 Bulan 1.444.791 12.205 64% 7.811 6,49% PT Bank BNI Syariah
- 3 Bulan 617.185 5.327 66% 3.516 6,84% Bank Syariah Terbaik Direksi
- 6 Bulan 268.674 2.365 68% 1.608 7,18% Program CSR Peduli Pendidikan Gold Brand Champion
- 12 Bulan 1.742.144 15.507 70% 10.855 7,48% di bidang Manajemen Resiko Operasional Bank yang Berpredikat
2. Valas untuk Kategori Perusahaan/BUMN, of Most Popular Brand Outside Jakarta,
untuk Pertanggungjawaban Risk Owner, Keuangan Sangat Bagus 2011,
- 1 Bulan 4.608 12 15% 2 0,52% penghargaan dari Menteri Pendidikan penghargaan dari
- 3 Bulan 2.687 7 15% 1 0,45% penghargaan dari Penghargaan dari Infobank pada Acara
- 6 Bulan 8.942 23 15% 4 0,54% Pada acara Markplus Insight dalam acara
Majalah Business Review dalam acara Infobank Award ke 17
- 12 Bulan 6.866 16 15% 3 0,52% Anugerah Peduli Pendidikan 2012, Indonesia Brand Champion 2012 Dinno Indiano Imam Teguh Saptono
TOTAL 8.570.242 70.634 32.559
Risk Management Award 2012
Direktur Utama Direktur

Anda mungkin juga menyukai