PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Produk perona pipi bertujuan memerahkan pipi, sehingga penggunaannya
tampak lebih cantik dan lebih segar. Kadang- kadang dipakai langsung, tetapi
lebih sering sebagai foundation. Pewarna pipi ini dipasarkan dalam berbagai
bentuk seperti: bubuk kompak, krim, liquid/cair, gel, balls, dan stick (Tranggono
dan Latifah, 2007)
Dengan demikian penggunaan perona pipi berpengaruh terhadap hasil
riaswajah seseorang. perona pipi dapat langsung digunakan dengan cara
melekatkan pada kulit pipi, tetapi lebih baik digunakan sebelum atau sesudah
menggunakan bedak. Penggunaan perona pipi tergantung macam-macam perona
pipi karena setiap perona pipi memiliki cara pengaplikasian yang berbeda-beda.
Untuk itu, sebelum pemakaian harus mengetahui macam-macam perona pipi.
Perona pipi atau yang sering dikenal sebagai pemerah pipi, rouge, blush on
adalahsediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai pipi dengan sentuhan
artistic sehinggadapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah (Depkes RI,
1985).
perona pipi dibuat dalam berbagai corak warna yang bervariasi mulai dari
warna merah jambu hingga merah tua. perona pipi konvensional lazim
mengandung zat pewarna, perona pipi yang mengandung zat warna dengan kadar
rendah digunakan sebagai pelembut warna
atau pencampur untuk memperoleh efek yang menyolok. perona pipi dapat
digunakan langsung dengan melekatkan pada kulit pipi, tetapi dalam banyak hal
lebih baik digunakan setelah sediaan alas rias, baik sebelum maupun sesudah
menggunakan bedak (Depkes RI,1985).
Perona pipi adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai pipi
dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias
wajah. Pewarna pipi dapat digunakan langsung dengan melekatkan pada kulit
pipi, tetapi dalam banyak hal lebih baik digunakan setelah sediaan alas rias, baik
sebelum maupun sesudah menggunakan bedak. Pewarna pipi bubuk dapat
disajikan dalam bentuk bubuk tabur dan bubuk kompak. Formulasi bubuk kompak
umumnya mengandung talk dengankadar tinggi dan zat pengikat, sehingga
campuran bahan dapat dikempa dalam bentukkompak. Pewarna pipi dibuat dalam
berbagai corak warna yang bervariasi mulai dariwarna merah jambu hingga merah
tua. Pewarna pipi konvensional lazim mengandung pigmen merah atau merah
kecoklatan dengan kadar tinggi. Pewarna pipi yang mengandung pigmen kadar
rendah digunakan sebagai pelembut warna atau pencampuruntuk memperoleh
efek yang menyolok (Ditjen POM, 1985)
Dunia kosmetik yang telah berkembang sedemikian rupa sehingga banyak
pabrik – pabrik kosmetik mengembangkan formulasi blush on baru sehingga
warnanya pun bermacam-macam dan sangat menarik dengan bentuk sediaan yang
unik dan dengan komposisi formula juga berbeda-beda dengan tujuan menarik
minat para pembeli untuk membeli blush on tersebut.
B. Tujuan
1. Untuk memahami komponen-komponen dari formula untuk sediaan perona
pipi dengan membandingkan 3 formulasi yang terdapat didalam jurnal.
2. Untuk memahami metoda-metoda dari formula perona pipi.
3. Untuk memahami karakteristik dari formula perona pipi.
4. Untuk memahami evaluasi hasil sediaan perona pipi.
C. Manfaat
Tugas mata kuliah formula kosmetik 1 agar bermanfaat bagi penulis dan pembaca
untuk menambah wawasan terutama mengenai formula pembuatan blush on.
D. Rumusan Masalah
1. Apakah komponen-komponen dari formula perona pipi?
2. Bagaimana karakteristik dari bahan baku untuk formula perona pipi?
3. Bagaimana karakteristik hasil dari formula perona pipi yang dibuat?
4. Bagaimana evaluasi yang digunakan untuk hasil sediaan perona pipi?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kulit
Kulit merupakan pembungkus yang elastis yang terletak paling luar yang
melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan hidup manusia dan merupakan alat
tubuh yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu kira-kira 15% dari berat tubuh
dan luas kulit orang dewasa 1,5 m 2 . Kulit sangat kompleks, elastis dan sensitif,
serta sangat bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan juga bergantung
pada lokasi tubuh serta memiliki variasi mengenai lembut, tipis, dan tebalnya.
Rata-rata tebal kulit 1-2m. Paling tebal (6 mm) terdapat di telapak tangan dan
kaki dan paling tipis (0,5 mm) terdapat di penis. Kulit merupakan organ yang
vital dan esensial serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan
1. Anatomi Kulit
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai bagian-bagian atau
anatomi dan struktur tertentu yang membentuk sebuah sistem. Kulit sebagai
indra peraba mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin,
sakit, dan tekanan. Kulit merupakan salah satu bagian penting pada tubuh
manusia. Apa saja bagian anatomi atau struktur dari kulit kita? Berikut ini
adalah sedikit pemaparan sederhana mengenai anatomi kulit manusia yang
mengulas bagian atau struktur Kulit tubuh manusia secara ringkas.
Anatomi Kulit manusia terdiri atas tiga lapisan struktur yaitu lapisan
Epidermis,lapisan Dermis dan lapisan Hypodermis
Lapisan Epidermis
Lapisan ini adalah struktur anatomi Lapisan paling Luar dari kulit
Lapisan ini tidak mempunyai pembuluh darah dan sel saraf
Struktur anatomi Lapisan kulit Epidermis tersusun atas empat lapisan sel,
yaitu: Stratum Germinativum, yang berfungsi untuk membentuk lapisan di
sebelah atasnya. Stratum Granulosum, pada struktur lapisan ini terdapat
sedikit keratin. Keratin inilah yang menyebabkan kulit menjadi kering dan
keras. Selain itu, sel sel dari lapisan ini menghasilkan pigmen hitam
(melanin). Melanin atau disebut zat warna kulit inilah yang menentukan
warna kulit dari seseorang apakah putih, kehitaman, atau kecokelatan.
Stratum Lusdium, pada stuktur lapisan ini adalah merupakan struktur
epidermis yang bersifat transparan.
Struktur lapisan dermis ini juga terdapat kelenjar keringat dan akar rambut.
Akar rambut berhubungan dengan pembuluh darah yang membawakan
makanan dan oksigen, selain itu juga berhubungan dengan serabut saraf.
Hypodermis terdiri atas sel lemak, berguna sebagai bantalan yang dapat
mengurangi dari benturan keras. Pada struktur bagian ini juga berfungsi
sebagai penyedia cadangan makanan bagi lapisan kulit yang berbeda di
atasnya serta di sekitarnya. Di Bagian ini terdapat susunan kulit, pembuluh
darah dan pembuluh saraf. Fungsi lain dari struktur hipodermis adalah untuk
menempelkan kulit ke tulang dan otot yang mendasarinya serta menyuplai
dengan pembuluh darah dan saraf.
3. Fungsi Kulit
Kulit mempunyai fungsi bermacam-macam untuk menyesuaikan dengan
lingkungan.
Adapun fungsi utama kulit adalah (Djuanda,2007):
a. Fungsi Proteksi
b. Fungsi Absorpsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat
tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitupun yang
larut lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air
memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi.
Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi,
kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum, diserap, begitupun yang
larut lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air
memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi.
Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi,
kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum.
c. Fungsi Ekskresi
Kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa
metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia.
d. Fungsi Persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis
sehingga kulit mampu mengenali rangsangan yang diberikan.
Rangsangan panas diperankan oleh badan ruffini di dermis dan subkutis,
rangsangan dingin diperankan oleh badan krause yang terletak di dermis,
rangsangan rabaan diperankan oleh badan meissner yang terletak di
papila dermis, dan rangsangan tekanan diperankan oleh badan paccini di
epidermis.
e. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
Kulit melakukan fungsi ini dengan cara mengekskresikan keringat dan
mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit. Di waktu suhu
dingin, peredaran darah di kulit berkurang guna mempertahankan suhu
badan. Pada waktu suhu panas, peredaran darah di kulit meningkat dan
terjadi penguapan keringat dari kelenjar keringat sehingga suhu tubuh
dapat dijaga tidak terlalu panas.
f. Fungsi pembentukan pigmen
Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak di lapisan basal dan sel ini
berasal dari rigi saraf. Jumlah melanosit dan jumlah serta besarnya
butiran pigmen (melanosomes) menentukan warna kulit ras maupun
individu.
g. Fungsi Kreatinisasi
Fungsi ini memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis
fisiologik.
4. Susunan Kimia Kulit dan Keratin
Struktur kimia dari sel- sel epidermis manusia memiliki komponen sebagai
berikut: protein 27%; lemak 2%; garam mineral 0,5%; air dan bahan –bahan
larut air 70,5%. Protein terpenting dalam kulit adalah albumin, globulin,
musin, elastin, kolagen, dan keratin. Secara kasar 40 persen dari bahan-
bahan yang larut air terdiri dari asam- asam amino bebas.
5. Kelenjar Sebasea dan Sebum
Kelenjar sebaceous menghasilkan sebum, zat semacam lilin, asam lemak
atau trigliserida bertujuan untuk melumasi permukaan kulit dikeluarkan
melalui folikel rambut yang mengandung banyak lipid, pada orang yang
jenis kulit berminyak maka sel kelenjar sebaseanya lebih aktif memproduksi
minyak, dan bila lapisan kulitnya tertutup oleh kotoran,debu atau kosmetik
menyebabkan sumbatan kelenjar sehingga terjadi pembengkakan. Kelenjar
sebasea ini juga dapat berfungsi untuk proses difusi (pemindahan)
kandungan bahan dalam suatu produk kelapisan lebih dalam (pada gambar
dibawah terlihat kelenjar sebasea yang berwarna kuning dan disebelah
kanannya terdapat kelenjar keringat).
6. Kelenjar Keringat dan Perspirasi
Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus, kuning,
coklat, kemerahan atau hitam. Setiap warna kulit mempunyai keunikan
tersendiri yang jika dirawat dengan baik dapat menampilkan karakter yang
menarik. Warna kulit terutama ditentukan oleh :
a. Kulit Normal
b. Kulit Berminyak
c. Kulit Kering
Kulit kering memiliki karakteristik yang cukup merepotkan bagi
pemiliknya, karena pada umumnya kulit kering menimbulkan efek yang
tidak segar pada kulit, dan kulitpun cenderung terlihat berkeriput. Kulit
kering memiliki kadar minyak atau sebum yang sangat rendah dan
cenderung sensitif, kulit tidak mampu mempertahankan kelembabannya.
Ciri dari kulit kering adalah kulit terasa kaku seperti tertarik setelah
mencuci muka dan akan mereda setelah dilapisi dengan krim pelembab.
Kondisi kulit dapat menjadi lebih buruk apabila terkena angin, perubahan
cuaca dari dingin ke panas atau sebaliknya. Garis atau kerutan sekitar pipi,
mata dan sekitar bibir dapat muncul dengan mudah pada wajah yang
berkulit kering.
Kulit kering memiliki ciri-ciri : kulit halus tetapi mudah menjadi kasar,
mudah merekah dan terlihat kusam karena gangguan proses keratinisasi
kulit ari, tidak terlihat minyak berlebihan di daerah T yang disebabkan
oleh berkurangnya sekresi kelenjar keringat dan kelenjar palit atau kelenjar
minyak. Ciri lainnya yaitu mudah timbul kerutan yang disebabkan oleh
menurunnya elastisitas kulit dan berkurangnya daya kerut otot-otot, mudah
timbul noda hitam, mudah bersisik, riasan yang dikenakan tidak mudah
luntur, reaktivitas dan kepekaan dinding pembuluh darah terhadap
rangsangan-rangsangan berkurang sehingga peredaran darah tidak
sempurna dan kulit akan tampak pucat, suram dan lelah.
d. Kulit Sensitif
Diagnosis kulit sensitif didasarkan atas gejala-gejala penambahan warna,
dan reaksi cepat terhadap rangsangan. Kulit sensitif biasanya lebih tipis
dari jenis kulit lain sehingga sangat peka terhadap hal-hal yang bisa
menimbulkan alergi (allergen). Pembuluh darah kapiler dan ujung saraf
pada kulit sensitif terletak sangat dekat dengan permukaan kulit. Jika
terkena allergen, reaksinya pun sangat cepat. Bentuk-bentuk reaksi pada
kulit sensitif biasanya berupa bercak merah, gatal, iritasi hingga luka yang
jika tidak dirawat secara baik dan benar akan berdampak serius. Warna
kemerahan pada kulit sensitif disebabkan allergenmemacu pembuluh darah
dan memperbanyak aliran darah ke permukaan kulit. Berdasarkan sifatnya
tadi, perawatan kulit sensitif ditujukan untuk melindungi kulit serta
mengurangi dan menanggulangi iritasi
Kulit sensitif seringkali tidak dapat diamati secara langsung, diperlukan
bantuan dokter kulit atau dermatolog untuk memeriksanya dalam tes
alergi-imunologi. Dalam pemeriksaan alergi, biasanya pasien akan diberi
beberapa allergen untuk mengetahui kadar sensitivitas kulit. Kulit sensitif
memiliki ciri-ciri sebagai berikut : mudah alergi, cepat bereaksi
terhadapallergen, mudah iritasi dan terluka, tekstur kulit tipis, pembuluh
darah kapiler dan ujung saraf berada sangat dekat dengan permukaan kulit
sehingga kulit mudah terlihat kemerahan. Faktor-faktor yang dapat
menjadi allergen bagi kulit sensitif antara lain : makanan yang pedas dan
berbumbu tajam, kafein, nikotin dan minuman beralkohol, niasin atau
vitamin B3, kandungan parfum dan pewarna dalam kosmetika, sinar
ultraviolet dan gangguan stres. Kulit sensitif berbeda dengan kulit reaktif.
Meski timbul bercak kemerahan atau gatal-gatal akibat penggunaan
kosmetika tertentu, belum tentu menjadi gejala atau tanda kulit sensitif.
Kemungkinan bercak kemerahan tadi hanya menandakan iritasi ringan,
yang akan hilang sendiri. Kulit reaktif seperti ini dapat menjadi sensitif
jika iritasi kemudian meluas dan sukar sembuh. Untuk membedakannya
perlu dilakukan tes alergi-imunologi oleh dokter kulit.
e. Kulit Kombinasi atau Kulit Campuran
Semua sel dilapisan ini juga sudah berisi keratin, semakin ke permukaan
lapisan-lapisan sel ini akan mati dan terus menerus terlepas dan
mengelupas (dapat jelas terlihat dari gambar bagian tengah dan paling
bawah, foto asli kulit yang di ambil dengan menggunakan mikroskop
elektron).
Adanya lemak yang merekatkan sel tanduk satu dengan yang lainnya juga
penting artinya untuk proses penyerapan kandungan bahan-bahan yang ada
dalam kosmetik dan produk perawatan tubuh dalam artiaan untuk bisa
suatu kandungan zat dalam produk perawatan kulit meresap kedalam dan
bekerja haruslah bahan yang dapat larut dalam lemak dan sedikit larut
dalam air contoh yang paling penting adalah penyerapan vitamin A & E
dimana sifat kimia kedua vitamin ini hanya dapat larut dalam lemak.
Mungkin anda pernah menemukan suatu produk perawatan wajah dimana
sebelum aplikasikan, wajah harus dibasahi/ dibasuh terlebih dahulu
dengan air hangat, hal tersebut disebabkan karena adanya kandungan
bahan lemak dalam produk tersebut, biasanya dari lemak hewani, selain itu
juga menunjukkan ketidak mampuan kandungan bahan yang tersedia
dalam produk tersebut untuk menembus lapisan lemak yang banyak
terdapat dilapisan ini, sehingga dengan membilas air hangat dapat
membantu mengemulsi (melarutkan) lemak. Belum lagi kandungan
alkohol dan eter yang juga sering di jumpai dalam produk perawatan kulit
ikut andil besar merusak sel-sel lemak di lapisan ini. Penggunaan
produk sabun atau pembersih wajah yang berbusa banyak juga berbahaya
dapat merusak serta mengangkat lemak. Dan yang terakhir PH asam (PH
kulit normal 4,2-6,2), itulah yang disebut PH seimbang, bila di bawah 4,2
akan sangat asam dan bila di atas 6,20 bersifat alkali. Keseimbangan PH
pada rentang tersebut sangat di perlukan untuk meningkatkan
permeabilitas kulit agar dapat menyerap zat-zat yang terkandung dalam
suatu produk.
2. Lapisan Dermis
Terkait dengan cara pembuatan kosmetik yang baik (CPKB), Badan POM
membedakan beberapa jenis bahan kosmetik. Jenis bahan kosmetik menurut
BPOM adalah bahan awal, bahan baku, bahan pengemas dan bahan
pengawet. Berikut ini penjelasan dari setiap bahan dalam proses pembuatan
kosmetik.
Bahan Awal
Bahan baku dan bahan pengemas yang digunakan dalam pembuatan suatu
produk.
Bahan Baku
Semua bahan utama dan bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan
produk kosmetik Bahan dasar atau bahan baku kosmetik adalah bahan yang
digunakan untuk melarutkan bahan lainnya. Biasanya volume dari bahan ini
lebih banyak, dibandingkan bahan lainnya. Biasanya bahan utama dari aneka
macam kosmetik adalah, air, alkohol, dan vaselin.
Bahan Pengemas
Suatu bahan yang digunakan dalam pengemasan produk ruahan untuk
menjadi produk jadi.
Bahan Pengawet
Bahan yang ditambahkan pada produk dengan tujuan untuk menghambat
pertumbuhan jasad renik. Lemak atau minyak dalam kosmetik mudah rusak
teroksidasi menjadi tengik, baik karena mikroorganisme atau karena
lingkungan. Akibatnya, tekstur dan aroma produk menjadi turun kualitasnya.
Untuk melindungi produk dari kerusakan, maka sejumlah bahan pengawet
ditambahkan. Contoh bahan pengawet yang diijinkan BPOM dapat dilihat
pada tabel berikut.
NOMOR
NO NAMA BAHAN
ACD
1-(4-Chlorophenoxy)-1-(1H-Imidazol-
1 32
1-yl)-3,3 Dimethylbutan-2-one (+)
2 33 1,3-Bis(hydroxymethyl)-5,5-
dimethylimidazolidine-2,4-dione
1,6-Di(4-amidinophenoxy)-n-hexane
3 47 (Hexamidine) and its salts (including
isethionate and p-hydroxy- benzoate (+)
1-Hydroxy-4-methyl-6(2,4,4-trimethyl
pentyl)-
4 35
2-pyridon and its monoethanolamine
salt (+)
5 43 1-Phenoxypropan-2-ol (+)
6 22 2,4-Dichlorobenzyl alcohol
2-Benzyl-4-Chlorophenol
7 40
(Chlorophene)
8 41 2-Chloroacetamide
9 29 2-Phenoxyethanol
3-(p-Chlorophenoxy)-propane-1,2-diol
10 50
(Chlorophenesin)
3,3′-Bis(1-hydroxymethyl-2,5-
dioxoimidazolidin-4-yl)-1,1′-
11 27
methylenediurea
(“Imidazolidinyl urea”)
3,3′-Dibromo-4,4′-hexamethylene-
dioxydibenzamidine
12 15
(Dibromohexamidine)
and its salts ( including isethionate)
3-Acetyl-6-methylpyran-2,4 (3H)-dione
13 13
(Dehydroacetic acid) and its salts
3-Iodo-2-Propynylbutylcarbamate;
14 56
Iodopropynyl butyl-carbamate (IPBC)
Bahan Pewarna
Bahan pewarna adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan
untuk memberi dan atau memperbaiki warna pada kosmetik. Zat Pewarna
dalam kosmetik Zat warna telah dikenal manusia sejak 2500 tahun sebelum
masehi, zat warna pada masa itu digunakan oleh masyarakat China, India
dan Mesir, mereka membuat zat warna alam dari berbagai jenis tumbuh-
tumbuhan, binatang dan mineral untuk mewarnai serat, benang dan kain.
Peningkatan mutu sumber daya manusia dan teknologi saat ini menjadikan
zat warna kian berkembang dengan pesat. Keterbatasan zat warna alam
membuat industri tekstil menggunakan zat warna buatan (sintetik) sebagai
pewarna bahan tekstil, karena zat warna sintetik lebih banyak memiliki
warna, tahan luntur dan mudah cara pemakaiannya ketimbang zat warna
alam yang kian sulit diperoleh (Zainuddin,2012).
Zat warna yang sudah lama dikenal dan digunakan, misalnya daun
pandan atau daun sirsak untuk warna hijau dan kunyit untuk warna kuning.
Kini dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologitelah
ditemukan zat warna sintetis, karena penggunaanya lebih praktis dan
harganya lebih murah (Cahyadi, 2008)
a. Berdasarkan asalnya dibagi menjadi dua yaitu zat warna alam dan zat
warna sintetis.
b. Berdasarkan penyusunannya dibagi menjadi dua yaitu zat warna pigmen
dan lakes.
c. Berdasarkan kelarutannya dibagi menjadi dua yaitu zat warna larut dalam
pelarut lemak/minyak dan zat warna larut dalam air.
d. Berdasarkan sifat keasamannya dibagi menjadi dua yaitu zat warna
bersifat asam dan zat warna bersifat basa (Sardjimah, 1996).
Adapun jenis-jenis zat pewarna yang terdapat dalam kosmetik adalah :
a. Zat warna alam yang larut Zat warna jenis ini sebenarnya lebih aman
bagi kulit, namun pada produkproduk kosmetik saat ini, zat warna
alam sudah jarang digunakan. Zat warna alam larut ini memiliki
beberapa kelemahan, diantaranya yaitu kekuatan pewarnanya relatif
lemah, tidak tahan lama dan relatif mahal. Beberapa contoh zat
warna alam yang larut yaitu alkalain, carmine, ekstrak klorofil daun-
daun hijau, henna, carrotene, dan lain-lain.
b. Zat warna sintetis yang larut Zat warna sintetis adalah zat warna
yang dihasilkan melalui proses sintetis senyawa kimia tertentu.
Adapun sifat-sifat zat warna sintetis antara lain :
1) Intensitas warnanya sangat kuat, sehingga dalam jumlah sedikit
sudah memberikan corak warna yang kuat.
2) Larut dalam air, minyak, alkohol, atau salah satu darinya.
3) Daya lekat terhadap rambut, kulit, dan kuku berbeda-beda. Zat
warna untuk rambut dan kuku biasanya daya rekatnya lebih kuat
dari pada zat warna untuk kulit.
4) Beberapa bersifat toksik, sehingga perlu hati-hati menggunakan
produk kosmetik yang mengandung zat warna jenis ini
(Mulyawan, 2013).
c. pigmen –pigmen alam.
Alam memiliki pigmen-pigmen alam yang sudah umum
digunakan dalam kosmetik. Pigmen-pigmen alam itu adalah pigmen
warna yang terdapat pada tanah, contohnya aluminium silikat.
Gradasi warna yang terdapat pada aluminium silikat sangat
dipengaruhi oleh kandungan besi oksida atau mangan oksidanya,
misalnya: kuning, cokelat, cokelat tua, merah bata dan sebagainya.
Keunggulan pigmen-pigmen alam sebagai zat pewarna adalah zat
warna ini murni dan sama sekali tidak berbahaya. Sementara
kelemahannya yaitu warna yang dihasilkan tidak seragam. Sangat
bergantung pada sumber asalnya dan tingkat pemanasannya.
Pigmen-pigmen ini pada pemanasan yang kuat menghasilkan
pigmen-pigmen baru.
d. Pigmen-pigmen sintetis
Warna yang dihasilkan dari pigmen sintetis lebih terang dan
cerah. Pigmen – pigmen sintetis yang digunakan dalam industri
kosmetik misalnya: besi oksida sintetis yang menghasilkan warna
sintetis (kuning, coklat, merah dan warna violet), zinc oxide dan
titanium oxide (pigmen sintetis putih), bismuth oxychloride untuk
warna putih mutiara, cobalt hijau untuk pigmen hijau yang kebiruan,
cadmium sulfide dan prussian blue.
Penentuan mutu suatu bahan dapat diamati dengan warna. Warna hasil
produksi suatu bahan sangat berpengaruh bagi pemakainya. Sebagai contoh,
warna suatu kosmetika sangat berperan secara psikologis bagi pemakainya
sebagai pembentuk kecantikan. Adapun maksud dan tujuan pemberian
warna pada suatu bahan, baik obat maupun kosmetika bahkan makanan
adalah supaya bahan atau hasil produksi itu menarik bagi pemakainya,
menghindari adanya pemalsuan terhadap hasil suatu pabrik dan menjaga
keseragaman hasil suatu pabrik (Sudarmadji, 2003).
Di negara maju, suatu zat pewarna buatan harus melalui berbagai
prosedur pengujian sebelum dapat digunakan sebagai pewarna. Zat pewarna
yang diizinkan penggunannya disebut permitted color atau certified color.
Zat warna yang akan digunakan harus menjalani pengujian dan prosedur
penggunaannya yang disebut proses sertifikasi. Proses sertifikasi ini
meliputi pengujian kimia, biokimia, toksikologi dan analisis media terhadap
zat warna tersebut (Yuliarti, 2007).
Proses pembuatan zat warna sintetis biasanya melalui perlakuan
pemberian asam sulfat atau asam nitrat yang seringkali terkontaminasi oleh
arsen atau logam berat lain yang bersifat racun.Pada pembuatan zat pewarna
organik sebelum mencapai produk akhir, harus melalui suatu senyawa
antara dulu yang kadangkadang berbahaya dan seringkali tertinggal dalam
proses akhir, atau terbentuk senyawa-senyawa baru yang berbahaya. Untuk
zat pewarna yang dianggap aman, ditetapkan bahwa kandungan arsen tidak
boleh lebih dari 0,0004 % dan timbal tidak boleh lebih dari
0,0001,sedangkan logam berat lainnya tidak boleh ada (Cahyadi,
Antioksidan
Antioksidan (Antioxidant) adalah bahan tambahan pangan untuk mencegah
atau menghambat kerusakan pangan akibat oksidasi. Kerusakan kosmetik
karena reaksi oksidasi dapat menghasilkan radikal bebas. Reaksi ini dapat
terjadi berantai yang akan merusak sel-sel kulit. Meningkatknya jumlah
radikal bebas dapat memicu kerutan, photoaging, elastosis, pengeringan,
dan pigmentasi kulit. Oleh karena itu, antioksidan ditambahkan dalam
kosmetik.
Pewangi
Awalnya, pewangi atau fragrance dibuat dari bahan alami. Perkembangan
teknologi selanjutnya mampu meniru dan membuat pewangi sintetis.
NOMOR
NO NAMA BAHAN
ACD
(+/–)-2-(2,4-Dichlorophenyl)-3-(1H-1,2,4-triazol-1-yl)propyl-1,1,2,2-
1 1001
tetrafluoroethylether
(+/–)-Tetrahydrofurfuryl –(R)-2-[4-(6-chloroquinoxalin-2-yloxy)
2 755
phenyloxy]propionate
(1R,4S,5R,8S)-1,2,3,4,10,10-Hexachloro-1,4,4a,5,8,8a-hexahydro-1,4,5,8
4 198 dimethanonaphthalene
(isodrin-ISO)
(1R,4S,5R,8S)-1,2,3,4,10,10-Hexachloro-6,7-epoxy-1,4,4a,5,6,7,8,8a-
5 196 octahydro-1,4:5,8-
dimethanonaphthalene (endrin-ISO)
(2RS,3RS)-3-(2-Chlorophenyl)-2-(4-fluorophenyl)-[1H-1,2,4-triazol- 1-
7 663
yl)methyl]oxirane
8 1085 (3-Chlorophenyl)-(4-methoxy-3-nitrophenyl)methanone
(6-(4-Hydroxy-3-(2-methoxyphenylazo)-2-sulfonato-7-naphthylamino)-
10 757 1,3,5-triazine-2,4-
diyl)bis[(amino-1-methylethyl)ammonium] formate
11 650 α –Chlorotoluene
12 1126 α, α –Dichlorotoluene
13 649 α, α, α –Trichlorotoluene
α-Santonin [(3S,5aR,9bS)-3,3a,4,5,5a,9b-hexahydro-3,5a,9-trimethylnaphto
15 217 [1,2-b] furan-2,8-
dione]
(R)-a-Phenylethylammonium (-)-(1R,2S)-(1,2-epoxypropyl)phosphonate
19 1053
monohydrate
20 656 (Epoxyethyl)benzene
23 1041 [(m-Tolyloxy)methyl]oxirane
25 1040 [(p-Tolyloxy)methyl]oxirane
[4-[[4-(Dimethylamino)phenyl][4-[ethyl(3-sulphonatobenzyl) amino]phenyl]
30 1033 methylene] cyclohexa-
2,5-dien-1-ylidene](ethyl)(3-sulphonatobenzyl)ammonium, sodium salt
31 1196 1-(1-naphthylmethyl)quinolinium
34 1169 1,1,2-Trichloroethane
39 1141 1,2,3-Trichloropropane
40 1056 1,2,4-Triazole
PEMBAHASAN
Minyak QS QS QS Pewangi
vitis
vinivera
(anggur)
Magnesiu 5 5 5 5 - pemerian : serbuk putih,
m tidak berbau dan tdak berasa.
carbonat - kegunaan: sebagai bhan
ringan penyusun bedak. kr memiliki
sifat absorben yang baik dan
dapat mendistribusikan
parfum dengan baik.
Kaolin 5 5 5 5 - pemerian : serbuk putih
ringan ringan, bebas dari butiran
kasar, tidak berbau dan tidak
mempunyai rasa;
- kegunaan : zat tambahan,
Kalsium 5 5 5 5 - pemerian serbuk putih
karbonat hablur, tidak berbau dan
endap tidak berasa.
- kegunaan : untuk
mengurangi cahaya dari talk,
memiliki kekuatan melapisi
yang kuat, untuk absorpsi
parfum, tahan lemak dan
menyerap keringat.
BHA - - 0,02 0,02 - pemerian hablur berbentuk
(Butylate jarum/lempeng memanjang
d putih
hydroxya - kegunaan anti oksidan
nusole)
BHT 0,08 0,08 - - - pemerian : hablur, putih
(Butylate padat dan bau khas.
d - Kelarutan : praktis tidak larut
hydroxyt dalam air, gliserin, propilen
uloene) glikol, air yang mengandung
asam mineral, larut dalam
aseton, benzoate, etanol
(95%), eter, methanol.
- khasiat : anti oksidan
C. Evaluasi
1. uji penampakan
Uji penampakan dapat dilakukan dengan cara visual yang meliputi pengujian
pada warna, baud an daya lekat sediaan. Pengamatan harus dilakukan dengan
teliti dan bila ada hasil yang sesuai dengan ketentuan maka perlu dilakukan
evaluasi ulang dan kemudian melakukan konsolusi yang tepat.
2. Uji PH
Penggunaan indicator dalam pengujian dan penetapan kadar untuk
menunjukkan kemampuan reaksi kimia dan analisi volumetric atau untuk
menunjukkan kadar ion Hidrogren (pH) larutan.
3. Uji Daya Guna Pengawet Anti Mikroba
Pengawet Anti mikroba ialah zat yang ditambahkan pada bentuk sediaan
untuk melindungi dari kontaminasi mikroba, pengawet digunakan terutama
pada wadah pemakaian berganda untuk menghambat pertumbuhan
mikroorganisme yang dapat masuk secara tidak sengaja selama proses
pembuatan. Zat anti mikroba tidak boleh digunakan untuk semata-mata untuk
menurunkan hitungan yang masih memiliki daya hidup sebagai pengganti cara
produksi yang baik.
4. Uji Cemaran Mikroba
Uji yang pertama adalah untuk melakukan uji bebas staphylococcus aerus
dengan menggunakan uji koagulasi., dan uji bebas pseudominas aeuroginosae
menggunakan uji oksidasi dan pigmen.
5. Pay OFF
Parameter ini digunakan untuk melihat efek dari pengompakan yang kurang
baik. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan aplikator. Hasil dari blush
on harus selalu diperiksa pada kulit. Jika tekanan pada cake terlalu besar,
blush on yang dihasilkan tidak akan tersapu bersih dengan mudah, dan akan
ada gaya adhesi yang tidak cukup dari bahan terhadap puff. Jika tekanan
terlalu rendah, cake akan menjadi lembek dan mempunyai kecenderungan
menjadi remuk dan pecah.
6. Uji Kerapuhan
Langkah yang paling baik terhadap keseimbangan blush on menjadi pecah
adalah dengan menjatuhkan blush on pada permukaan kayu beberapa kali
pada ketinggian8-10 inci. Jika cake yang dihasilkan tidak rusak, mengindikasi
bahwa kekompakannya lulus uji dan dapat disimpan tanpa menghasilkan hal-
hal yang tidak memuaskan.
7. Uji Tekanan
Pada blush on tekanan yang diberikan secara alami haruslah rata, dengan
adanya kantung-kantung udara akan membentuk cake menjadi mudah pecah.
Keseragaman dan kekerasan dari cake sebaiknya diperiksa dengan
penetrometer. Pemeriksaan pada tabel sebaiknya diambil dari berbagai segi
untuk menyakinkan bahwa produk cukup keras dan tekanan diberikan
seragam.
8. Uji dispersi warna
Dispersi warna diuji dengan menyebarkan serbuk pada permukaan berwarna
putih dan ditentukan dari keindahannya. Tidak boleh ada warna yang
tercoreng, atau tidak merata. uji ini penting dilakukan karena pewarna yang
digunakan cenderung lebih banyak dibandingkan jenis produk lain. Jika
pewarna tidak terdispersi maka akan muncul garis pada wajah.
9. Uji keseuaian bayangan
Uji ini dilakukan untuk memastikan bahwa spesifik bayangan tiap batch sama
dengan batch sebelumnya. Warna bayangan akan terkait dengan disperse
warna dan jumlah minyak.
10. Uji kelekatan
Uji kelekatan merupakan uji iritasi terhadap kulit dan uji kepekaan kulit
dilakukan dengan cara mengoles sediaan uji pada kulit normal panel manusia
untuk mengetahui apakah sediaan tersebut menimbulkan iritasi atau tidak.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Adapun formula baru dari sediaan perona pipi adalah :
a. formula 1 meliputi : talk 75 gr, zink stearat 5 gr, pigmen warna
C1 15850 Red No 201 4 gr, yellow iron oxyd 1 gr, metyl paraben 0,1,
magnesium karbonat 5 gr, kaolin ringan 5 gr, kalsium karbonat 5 gr, BHT 0,08,
Parfum Minyak vitis vinivera (anggur) secukupnya.
b. formula 2 meliputi : talk 75 gr, magnesium stearat 5 gr, pigmen warna
C1 15850 Red No 201 4 gr, mica 1 gr, metil paraben 0,07, magnesium
karbonat 5 gr, kaolin ringan 5 gr, kalsium karbonat 5 gr, BHT 0,08, Parfum
Minyak vitis vinivera (anggur) secukupnya.
c. formula 3 meliputi : talk 75 gr, zink stearat 4 gr, minyak mineral 1 ,
pigmen warna C1 15850 Red No 201 4 gr, mica 1 gr, propil paraben 0,8,
magnesium karbonat 5 gr, kaolin ringan 5 gr, kalsium karbonat 5 gr, BHA 0,02,
Parfum Minyak vitis vinivera (anggur) secukupnya.
d. formula 4 meliputi : talk 75 gr, zink stearat 5 gr, pigmen warna
C1 15850 Red No 201 4 gr, mica 1 gr, metyl paraben 0,1, propil paraben 0,08 ,
magnesium karbonat 5 gr, kaolin ringan 5 gr, kalsium karbonat 5 gr, BHT 0,08
BHA 0,02, Parfum Minyak vitis vinivera (anggur) secukupnya
2. pemilihan talk yang digunakan sebagai basis karena talk mempunyai sifat
mudah melekat pada kulit, bebas dari butiran, mudah menyebar, serta
memiliki tekstur halus sehingga dapat menyatu dengan kulit ketika
diusapkan pada pipi. Zinc stearat yang digunakan sebagai pengikat dipilih
kareana dapat meningkatkan kekompakkan pada sediaan. bahan pengaet
propel paraben di pilih agar meningkatkan ketahan lamaaan dari kontaminasi
mikroorganisme. pewarna yang dipilih agar dapat memberikan kesan yang
menyegarkan pada saat digunakan. mika di pilih agar memberikan kesan
berkilau yg alami dan menyegarkan dengan penambahan pewangi Minyak
vitis vinivera (anggur), dan untuk oksidasi pada parfum dengan
menambahkan BHT (Butylated hydroxytuloene) dan BHA (Butylated
hydroxyanusole).
3. adapun karakteristik mutu sediaan perona pipi dalam 4 formula ini memiliki
Karakteristik seperti berikut : pada formula 1 memiliki merah agak orange
tidak berkilau, pada formula 2, memiliki warna merah berkilau, pada formula
3 mempunyai warna merah tidak berkilau, sedangkan pada formula 4
memiliki warna merah lebih berkilau, bentuk padat, bau harum dan
menyenangkan, tidak lengket di pipi, tidak menyebabkan iritasi pada kulit,
Stabil terhadap perubahan yaitu dalam mutu, warna, bau maupun
kontaminasi bakteri, dan dapat digunakan dengan mudah.
4. Beberapa evaluasi yang dilakukan pada sediaan blush on adalah: uji
penampakan, uji kerapuhan, uji kelekatan, uji disperse warna, uji keretakan,
dan uji kesesuaian bayangan, uji Ph, Uji cemaran mikroba, uji tekanan, dan
Pay off.
B. SARAN
Agar memperoleh maksimal dalam pengaplikasian blush on dari
formulasi baru maka disarankan pengaplikasian blush on tersebut pada kulit pipi
yang telah mengunakan foundation dan bedak serta pilih blush on yang sesuai
dengan jenis kulit untuk meningkatkan ketahanan pada permukaan pipi.
DAFTAR PUSTAKA