Anda di halaman 1dari 57

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Produk perona pipi bertujuan memerahkan pipi, sehingga penggunaannya
tampak lebih cantik dan lebih segar. Kadang- kadang dipakai langsung, tetapi
lebih sering sebagai foundation. Pewarna pipi ini dipasarkan dalam berbagai
bentuk seperti: bubuk kompak, krim, liquid/cair, gel, balls, dan stick (Tranggono
dan Latifah, 2007)
Dengan demikian penggunaan perona pipi berpengaruh terhadap hasil
riaswajah seseorang. perona pipi dapat langsung digunakan dengan cara
melekatkan pada kulit pipi, tetapi lebih baik digunakan sebelum atau sesudah
menggunakan bedak. Penggunaan perona pipi tergantung macam-macam perona
pipi karena setiap perona pipi memiliki cara pengaplikasian yang berbeda-beda.
Untuk itu, sebelum pemakaian harus mengetahui macam-macam perona pipi.
Perona pipi atau yang sering dikenal sebagai pemerah pipi, rouge, blush on
adalahsediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai pipi dengan sentuhan
artistic sehinggadapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah (Depkes RI,
1985).
perona pipi dibuat dalam berbagai corak warna yang bervariasi mulai dari
warna merah jambu hingga merah tua. perona pipi konvensional lazim
mengandung zat pewarna, perona pipi yang mengandung zat warna dengan kadar
rendah digunakan sebagai pelembut warna
atau pencampur untuk memperoleh efek yang menyolok. perona pipi dapat
digunakan langsung dengan melekatkan pada kulit pipi, tetapi dalam banyak hal
lebih baik digunakan setelah sediaan alas rias, baik sebelum maupun sesudah
menggunakan bedak (Depkes RI,1985).
Perona pipi adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai pipi
dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias
wajah. Pewarna pipi dapat digunakan langsung dengan melekatkan pada kulit
pipi, tetapi dalam banyak hal lebih baik digunakan setelah sediaan alas rias, baik
sebelum maupun sesudah menggunakan bedak. Pewarna pipi bubuk dapat
disajikan dalam bentuk bubuk tabur dan bubuk kompak. Formulasi bubuk kompak
umumnya mengandung talk dengankadar tinggi dan zat pengikat, sehingga
campuran bahan dapat dikempa dalam bentukkompak. Pewarna pipi dibuat dalam
berbagai corak warna yang bervariasi mulai dariwarna merah jambu hingga merah
tua. Pewarna pipi konvensional lazim mengandung pigmen merah atau merah
kecoklatan dengan kadar tinggi. Pewarna pipi yang mengandung pigmen kadar
rendah digunakan sebagai pelembut warna atau pencampuruntuk memperoleh
efek yang menyolok (Ditjen POM, 1985)
Dunia kosmetik yang telah berkembang sedemikian rupa sehingga banyak
pabrik – pabrik kosmetik mengembangkan formulasi blush on baru sehingga
warnanya pun bermacam-macam dan sangat menarik dengan bentuk sediaan yang
unik dan dengan komposisi formula juga berbeda-beda dengan tujuan menarik
minat para pembeli untuk membeli blush on tersebut.

B. Tujuan
1. Untuk memahami komponen-komponen dari formula untuk sediaan perona
pipi dengan membandingkan 3 formulasi yang terdapat didalam jurnal.
2. Untuk memahami metoda-metoda dari formula perona pipi.
3. Untuk memahami karakteristik dari formula perona pipi.
4. Untuk memahami evaluasi hasil sediaan perona pipi.

C. Manfaat
Tugas mata kuliah formula kosmetik 1 agar bermanfaat bagi penulis dan pembaca
untuk menambah wawasan terutama mengenai formula pembuatan blush on.
D. Rumusan Masalah
1. Apakah komponen-komponen dari formula perona pipi?
2. Bagaimana karakteristik dari bahan baku untuk formula perona pipi?
3. Bagaimana karakteristik hasil dari formula perona pipi yang dibuat?
4. Bagaimana evaluasi yang digunakan untuk hasil sediaan perona pipi?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kulit
Kulit merupakan pembungkus yang elastis yang terletak paling luar yang
melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan hidup manusia dan merupakan alat
tubuh yang terberat dan terluas ukurannya, yaitu kira-kira 15% dari berat tubuh
dan luas kulit orang dewasa 1,5 m 2 . Kulit sangat kompleks, elastis dan sensitif,
serta sangat bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan juga bergantung
pada lokasi tubuh serta memiliki variasi mengenai lembut, tipis, dan tebalnya.
Rata-rata tebal kulit 1-2m. Paling tebal (6 mm) terdapat di telapak tangan dan
kaki dan paling tipis (0,5 mm) terdapat di penis. Kulit merupakan organ yang
vital dan esensial serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan
1. Anatomi Kulit
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai bagian-bagian atau
anatomi dan struktur tertentu yang membentuk sebuah sistem. Kulit sebagai
indra peraba mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin,
sakit, dan tekanan. Kulit merupakan salah satu bagian penting pada tubuh
manusia. Apa saja bagian anatomi atau struktur dari kulit kita? Berikut ini
adalah sedikit pemaparan sederhana mengenai anatomi kulit manusia yang
mengulas bagian atau struktur Kulit tubuh manusia secara ringkas.
Anatomi Kulit manusia terdiri atas tiga lapisan struktur yaitu lapisan
Epidermis,lapisan Dermis dan lapisan Hypodermis

Lapisan Epidermis

Lapisan ini adalah struktur anatomi Lapisan paling Luar dari kulit
Lapisan ini tidak mempunyai pembuluh darah dan sel saraf

Struktur anatomi Lapisan kulit Epidermis tersusun atas empat lapisan sel,
yaitu: Stratum Germinativum, yang berfungsi untuk membentuk lapisan di
sebelah atasnya. Stratum Granulosum, pada struktur lapisan ini terdapat
sedikit keratin. Keratin inilah yang menyebabkan kulit menjadi kering dan
keras. Selain itu, sel sel dari lapisan ini menghasilkan pigmen hitam
(melanin). Melanin atau disebut zat warna kulit inilah yang menentukan
warna kulit dari seseorang apakah putih, kehitaman, atau kecokelatan.
Stratum Lusdium, pada stuktur lapisan ini adalah merupakan struktur
epidermis yang bersifat transparan.

Stratum Korneum, adalah Lapisan pada bagian epidermis kulit yang


merupakan lapisan terluar dari epidermis. Lapisan ini disebut juga dengan
lapisan tanduk.

Struktur anatomi Lapisan Dermis (Lapisan Dalam)

Struktur anatomi selanjutnya dari lapisan kulit adalah lapisan Dermis


yang merupakan lapisan kedua dari kulit. Lapisan pada kulit ini berfungsi
sebagai penyokong dari lapisan epidermis. Lapisan dermis memiliki
ketebalan sekitar 0,25 sampai 2,55 mm. Struktur lapisan yang paling tebal
terletak pada bagian telapak tangan dan telapak kaki. Sedangkan struktur
lapisan dermis yang paling tipis terletak di bagian kulit kelopak mata, kulit
alat kelamin, dan kulit skrotum.
Struktur Lapisan dermis tersusun dari jaringan penyokong atau
penyangga yang terdiri atas serat yang berwarna putih dan serat yang
berwarna kuning. Serat kuning tersebut bersifat elastis atau lentur sehingga
kulit dapat mengembang.

Struktur lapisan dermis ini juga terdapat kelenjar keringat dan akar rambut.
Akar rambut berhubungan dengan pembuluh darah yang membawakan
makanan dan oksigen, selain itu juga berhubungan dengan serabut saraf.

Pada struktur anatomi di bagian dalam dermis terdapat timbunan lemak


yang berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi bagian dalam tubuh dari
kerusakan karena kontak mekanik. Pada bagian dermis inilah terdapat
reseptor-reseptor saraf yang dapat merasakan panas, sakit, sentuhan yaitu
Reseptor sentuhan, Reseptor suhu atau termoreseptor, Reseptor tekanan dan
Reseptor rasa sakit
Struktur anatomi lapisan dermis juga mengandung kelenjar-kelenjar yang
berfungsi sebagai sistem ekskresi tubuh yaitu terdapat kelenjar keringat dan
Kelenjar sebum.

Struktur Anatomi Lapisan ketiga yaitu Lapisan Hypodermis

Hypodermis terdiri atas sel lemak, berguna sebagai bantalan yang dapat
mengurangi dari benturan keras. Pada struktur bagian ini juga berfungsi
sebagai penyedia cadangan makanan bagi lapisan kulit yang berbeda di
atasnya serta di sekitarnya. Di Bagian ini terdapat susunan kulit, pembuluh
darah dan pembuluh saraf. Fungsi lain dari struktur hipodermis adalah untuk
menempelkan kulit ke tulang dan otot yang mendasarinya serta menyuplai
dengan pembuluh darah dan saraf.

Itulah bagian-bagian atau struktur anatomi dari kulit secara simpel.


Keterangan lebih detail mengenai anatomi dan fisiologi serta struktur dari
kulit mungkin dapat anda pelajari pada materi kuliah kedokteran dan ilmu
kesehatan lainnya.
2. Fisiologi Kulit

Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh


diantaranya adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi
lingkungan, sebagai barier infeksi, mengontrol suhu tubuh (termoregulasi),
sensasi, eskresi dan metabolisme. Fungsi proteksi kulit adalah melindungi
dari kehilangan cairan dari elektrolit, trauma mekanik, ultraviolet dan sebagai
barier dari invasi mikroorganisme patogen. Sensasi telah diketahui
merupakan salah satu fungsi kulit dalam merespon rangsang raba karena
banyaknya akhiran saraf seperti pada daerah bibir, puting dan ujung jari.
Kulit berperan pada pengaturan suhu dan keseimbangan cairan elektrolit.
Termoregulasi dikontrol oleh hipothalamus.
Temperatur perifer mengalami proses keseimbangan melalui keringat,
insessible loss dari kulit, paru-paru dan mukosa bukal. Temperatur kulit
dikontrol dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit. Bila temperatur
meningkat terjadi vasodilatasi pembuluh darah, kemudian tubuh akan
mengurangi temperatur dengan melepas panas dari kulit dengan cara
mengirim sinyal kimia yang dapat meningkatkan aliran darah di kulit. Pada
temperatur yang menurun, pembuluh darah kulit akan vasokontriksi yang
kemudian akan mempertahankan panas. dapat meningkatkan aliran darah di
kulit. Pada temperatur yang menurun, pembuluh darah kulit akan
vasokontriksi yang kemudian akan mempertahankan panas.

Sensasi kulit adalah sensasi yang reseptornya ada dikulit, sedangkan


sensasi visera adalah sensasi yang berkaitan dengan persepsi lingkungan
dalam, nyeri dari alat-alat visera biasanya digolongkan sebagai sensasi visera.
Terdapat 4 sensasi kulit yaitu: raba-tekan (tekanan adalah rabaan yang
ditahan agak lama), dingin, hangat, dan nyeri. Kulit mengandung berbagai
jenis ujung saraf sensorik yang meliputi ujung saraf telanjang, saraf yang
melebar, serta ujung saraf yang terselubung (Ganong, 2008).

3. Fungsi Kulit
Kulit mempunyai fungsi bermacam-macam untuk menyesuaikan dengan
lingkungan.
Adapun fungsi utama kulit adalah (Djuanda,2007):
a. Fungsi Proteksi

Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisik atau


mekanik (tarikan, gesekan, dan tekanan), gangguan kimia ( zat-zat kimia
yang iritan), dan gagguan bersifat panas (radiasi, sinar ultraviolet), dan
gangguan infeksi luar.

b. Fungsi Absorpsi

Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat
tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitupun yang
larut lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air
memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi.
Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi,
kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum, diserap, begitupun yang
larut lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air
memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi.
Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi,
kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum.

c. Fungsi Ekskresi
Kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa
metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia.
d. Fungsi Persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis
sehingga kulit mampu mengenali rangsangan yang diberikan.
Rangsangan panas diperankan oleh badan ruffini di dermis dan subkutis,
rangsangan dingin diperankan oleh badan krause yang terletak di dermis,
rangsangan rabaan diperankan oleh badan meissner yang terletak di
papila dermis, dan rangsangan tekanan diperankan oleh badan paccini di
epidermis.
e. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
Kulit melakukan fungsi ini dengan cara mengekskresikan keringat dan
mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit. Di waktu suhu
dingin, peredaran darah di kulit berkurang guna mempertahankan suhu
badan. Pada waktu suhu panas, peredaran darah di kulit meningkat dan
terjadi penguapan keringat dari kelenjar keringat sehingga suhu tubuh
dapat dijaga tidak terlalu panas.
f. Fungsi pembentukan pigmen
Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak di lapisan basal dan sel ini
berasal dari rigi saraf. Jumlah melanosit dan jumlah serta besarnya
butiran pigmen (melanosomes) menentukan warna kulit ras maupun
individu.
g. Fungsi Kreatinisasi
Fungsi ini memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis
fisiologik.
4. Susunan Kimia Kulit dan Keratin
Struktur kimia dari sel- sel epidermis manusia memiliki komponen sebagai
berikut: protein 27%; lemak 2%; garam mineral 0,5%; air dan bahan –bahan
larut air 70,5%. Protein terpenting dalam kulit adalah albumin, globulin,
musin, elastin, kolagen, dan keratin. Secara kasar 40 persen dari bahan-
bahan yang larut air terdiri dari asam- asam amino bebas.
5. Kelenjar Sebasea dan Sebum
Kelenjar sebaceous menghasilkan sebum, zat semacam lilin, asam lemak
atau trigliserida bertujuan untuk melumasi permukaan kulit dikeluarkan
melalui folikel rambut yang mengandung banyak lipid, pada orang yang
jenis kulit berminyak maka sel kelenjar sebaseanya lebih aktif memproduksi
minyak, dan bila lapisan kulitnya tertutup oleh kotoran,debu atau kosmetik
menyebabkan sumbatan kelenjar sehingga terjadi pembengkakan. Kelenjar
sebasea ini juga dapat berfungsi untuk proses difusi (pemindahan)
kandungan bahan dalam suatu produk kelapisan lebih dalam (pada gambar
dibawah terlihat kelenjar sebasea yang berwarna kuning dan disebelah
kanannya terdapat kelenjar keringat).
6. Kelenjar Keringat dan Perspirasi

Ada dua jenis kelenjar keringat, yaitu

a. Kelenjar keringat ekrin mensekresi cairan jernih, yaitu keringat yang


mengandung 95 -97% air dan mengandung beberapa mineral.
b. Kelenjar keringat apokrin lebih besar dari pada ekrin. Menghasilkan cairan
yang agak kental serta berbau khas pada tiap orang. Terletak hanya pada
daerah tertentu seperti ketiak.
7. Warna Kulit

Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus, kuning,
coklat, kemerahan atau hitam. Setiap warna kulit mempunyai keunikan
tersendiri yang jika dirawat dengan baik dapat menampilkan karakter yang
menarik. Warna kulit terutama ditentukan oleh :

a. Oxyhemoglobin yang berwarna merah


b. Hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan
c. Melanin yang berwarna coklat
d. Keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit, serta
e. Lapisan stratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau
keabu- abuan.
Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit, yang paling menentukan
warna kulit adalah pigmen melanin. Banyaknya pigmen melanin di dalam
kulit ditentukan oleh faktor-faktor ras, individu, dan lingkungan. Melanin
dibuat dari tirosin sejenis asam amino dan dengan oksidasi, tirosin diubah
menjadi butir-butir melanin yang berwarna coklat, serta untuk proses ini
perlu adanya enzim tirosinase dan oksigen. Oksidasi tirosin menjadi
melanin berlangsung lebih lancar pada suhu yang lebih tinggi atau di
bawah sinar ultra violet. Jumlah, tipe, ukuran dan distribusi pigmen
melanin ini akan menentukan variasi warna kulit berbagai golongan ras
atau bangsa di dunia. Proses pembentukan pigmen melanin kulit terjadi
pada butir-butirmelanosom yang dihasilkan oleh sel-sel melanosit yang
terdapat di antara sel-sel basal keratinosit di dalam lapisan benih.
8. Jenis-jenis Kulit
Upaya untuk perawatan kulit secara benar dapat dilakukan dengan terlebih
dahulu harus mengenal jenis-jenis kulit dan ciri atau sifat-sifatnya agar dapat
menentukan cara-cara perawatan yang tepat, memilih kosmetik yang sesuai,
menentukan warna untuk tata rias serta untuk menentukan tindakan koreksi
baik dalam perawatan maupun dalam tata rias.

Kulit yang sehat memiliki ciri :

1. Kulit memiliki kelembaban cukup, sehingga terlihat basah atau berembun


2. Kulit senantiasa kenyal dan kencang
3. Menampilkan kecerahan warna kulit yang sesungguhnya
4. Kulit terlihat mulus, lembut dan bersih dari noda, jerawat atau jamur
5. Kulit terlihat segar dan bercahaya
6. Memiliki sedikit kerutan sesuai usia.

Pada umumnya jenis kulit manusia dapat dikelompokkan menjadi :

a. Kulit Normal

Kulit normal cenderung mudah dirawat. Kelenjar minyak (sebaceous


gland) pada kulit normal biasanya ‘tidak bandel’, karena minyak (sebum)
yang dikeluarkan seimbang, tidak berlebihan ataupun kekurangan. Meski
demikian, kulit normal tetap harus dirawat agar senantiasa bersih,
kencang, lembut dan segar. Jika tidak segera dibersihkan, kotoran pada
kulit normal dapat menjadi jerawat. Selain itu kulit yang tidak terawat
akan mudah mengalami penuaan dini seperti keriput dan tampilannya pun
tampak lelah. Ciri-ciri kulit normal adalah kulit lembut, lembab berembun,
segar dan bercahaya, halus dan mulus, tanpa jerawat, elastis, serta tidak
terlihat minyak yang berlebihan juga tidak terlihat kering. Meskipun jika
dilihat sepintas tidak bermasalah, kulit normal tetap harus dijaga dan
dirawat dengan baik, karena jika tidak dirawat, kekenyalan dan
kelembaban kulit normal akan terganggu, terjadi penumpukan kulit mati
dan kotoran dapat menyebabkan timbulnya jerawat.

b. Kulit Berminyak

Kulit berminyak banyak dialami oleh wanita di daerah tropis. Karena


pengaruh hormonal, kulit berminyak biasa dijumpai pada remaja puteri
usia sekitar 20 tahunan, meski ada juga pada wanita usia 30-40 tahun yang
mengalaminya. Penyebab kulit berminyak adalah karena kelenjar minyak
(sebaceous gland) sangat produktif, hingga tidak mampu mengontrol
jumlah minyak (sebum) yang harus dikeluarkan. Sebaceaous gland pada
kulit berminyak yang biasanya terletak di lapisan dermis, mudah terpicu
untuk bekerja lebih aktif. Pemicunya dapat berupa faktor internal atau
faktor eksternal, yaitu :
1. Faktor internal meliputi :
1) Faktor genetis : anak dari orang tua yang memiliki jenis kulit
berminyak, cenderung akan memiliki kulit berminyak pula.
2) Faktor hormonal : hormon manusia sangat mempengaruhi
produksi keringat. Karena itulah pada wanita yang sedang
menstruasi atau hamil akan lebih sering berkeringat. Selain itu
stres dan banyak gerak juga dapat menjadi pemicu keringat
berlebihan.
2. Faktor eksternal meliputi :
a. Udara panas atau lembab.
b. Makanan yang dapat merangsang keluarnya keringat seperti
makanan yang terlalu pedas baik karena cabai atau merica,
makanan yang terlalu asin, makanan yang berbumbu
menyengat seperti bawang putih, makanan yang terlalu
berminyak serta makanan dan minuman yang terlalu panas.
Kulit berminyak memerlukan perawatan khusus dibandingkan
kulit normal. Pada jenis kulit ini, minyak berlebihan yang
dibiarkan akan menjadi media yang baik bagi pertumbuhan
bakteri yang pada saat selanjutnya akan menjadi jerawat,
radang atau infeksi.
Merawat kulit berminyak bukan berarti membuat kulit benar-benar
bebas minyak, karena minyak pada kulit tetap diperlukan sebagai alat
pelindung alami dari sengatan sinar matahari, bahanbahan kimia yang
terkandung dalam kosmetika maupun terhadap polusi. Yang perlu
dilakukan adalah menjaga agar kadar sebum tetap seimbang dan kulit tetap
dalam keadaan bersih agar bakteri penyebab jerawat dapat terhambat.
Memiliki jenis kulit berminyak, memiliki kelebihan yaitu membantu
menjaga kelembaban lapisan dermis hingga memper-lambat timbulnya
keriput.

Ciri-ciri kulit berminyak yaitu : minyak di daerah T tampak


berlebihan, tekstur kulit tebal dengan pori-pori besar hingga mudah
menyerap kotoran, mudah berjerawat, tampilan wajah berkilat, riasan
wajah seringkali tidak dapat melekat dengan baik dan cepat luntur serta
tidak mudah timbul kerutan.

c. Kulit Kering
Kulit kering memiliki karakteristik yang cukup merepotkan bagi
pemiliknya, karena pada umumnya kulit kering menimbulkan efek yang
tidak segar pada kulit, dan kulitpun cenderung terlihat berkeriput. Kulit
kering memiliki kadar minyak atau sebum yang sangat rendah dan
cenderung sensitif, kulit tidak mampu mempertahankan kelembabannya.
Ciri dari kulit kering adalah kulit terasa kaku seperti tertarik setelah
mencuci muka dan akan mereda setelah dilapisi dengan krim pelembab.
Kondisi kulit dapat menjadi lebih buruk apabila terkena angin, perubahan
cuaca dari dingin ke panas atau sebaliknya. Garis atau kerutan sekitar pipi,
mata dan sekitar bibir dapat muncul dengan mudah pada wajah yang
berkulit kering.
Kulit kering memiliki ciri-ciri : kulit halus tetapi mudah menjadi kasar,
mudah merekah dan terlihat kusam karena gangguan proses keratinisasi
kulit ari, tidak terlihat minyak berlebihan di daerah T yang disebabkan
oleh berkurangnya sekresi kelenjar keringat dan kelenjar palit atau kelenjar
minyak. Ciri lainnya yaitu mudah timbul kerutan yang disebabkan oleh
menurunnya elastisitas kulit dan berkurangnya daya kerut otot-otot, mudah
timbul noda hitam, mudah bersisik, riasan yang dikenakan tidak mudah
luntur, reaktivitas dan kepekaan dinding pembuluh darah terhadap
rangsangan-rangsangan berkurang sehingga peredaran darah tidak
sempurna dan kulit akan tampak pucat, suram dan lelah.
d. Kulit Sensitif
Diagnosis kulit sensitif didasarkan atas gejala-gejala penambahan warna,
dan reaksi cepat terhadap rangsangan. Kulit sensitif biasanya lebih tipis
dari jenis kulit lain sehingga sangat peka terhadap hal-hal yang bisa
menimbulkan alergi (allergen). Pembuluh darah kapiler dan ujung saraf
pada kulit sensitif terletak sangat dekat dengan permukaan kulit. Jika
terkena allergen, reaksinya pun sangat cepat. Bentuk-bentuk reaksi pada
kulit sensitif biasanya berupa bercak merah, gatal, iritasi hingga luka yang
jika tidak dirawat secara baik dan benar akan berdampak serius. Warna
kemerahan pada kulit sensitif disebabkan allergenmemacu pembuluh darah
dan memperbanyak aliran darah ke permukaan kulit. Berdasarkan sifatnya
tadi, perawatan kulit sensitif ditujukan untuk melindungi kulit serta
mengurangi dan menanggulangi iritasi
Kulit sensitif seringkali tidak dapat diamati secara langsung, diperlukan
bantuan dokter kulit atau dermatolog untuk memeriksanya dalam tes
alergi-imunologi. Dalam pemeriksaan alergi, biasanya pasien akan diberi
beberapa allergen untuk mengetahui kadar sensitivitas kulit. Kulit sensitif
memiliki ciri-ciri sebagai berikut : mudah alergi, cepat bereaksi
terhadapallergen, mudah iritasi dan terluka, tekstur kulit tipis, pembuluh
darah kapiler dan ujung saraf berada sangat dekat dengan permukaan kulit
sehingga kulit mudah terlihat kemerahan. Faktor-faktor yang dapat
menjadi allergen bagi kulit sensitif antara lain : makanan yang pedas dan
berbumbu tajam, kafein, nikotin dan minuman beralkohol, niasin atau
vitamin B3, kandungan parfum dan pewarna dalam kosmetika, sinar
ultraviolet dan gangguan stres. Kulit sensitif berbeda dengan kulit reaktif.
Meski timbul bercak kemerahan atau gatal-gatal akibat penggunaan
kosmetika tertentu, belum tentu menjadi gejala atau tanda kulit sensitif.
Kemungkinan bercak kemerahan tadi hanya menandakan iritasi ringan,
yang akan hilang sendiri. Kulit reaktif seperti ini dapat menjadi sensitif
jika iritasi kemudian meluas dan sukar sembuh. Untuk membedakannya
perlu dilakukan tes alergi-imunologi oleh dokter kulit.
e. Kulit Kombinasi atau Kulit Campuran

Faktor genetis menyebabkan kulit kombinasi banyak ditemukan di Asia.


Banyak wanita timur terutama di daerah tropis yang memiliki kulit
kombinasi : kering-berminyak atau normal-berminyak. Pada kondisi
tertentu kadang dijumpai kulit sensitif-berminyak. Kulit kombinasi terjadi
jika kadar minyak di wajah tidak merata. Pada bagian tertentu kelenjar
keringat sangat aktif sedangkan daerah lain tidak, karena itu perawatan
kulit kombinasi memerlukan perhatian khusus. Area kulit berminyak
dirawat dengan perawatan untuk kulit berminyak dan di area kulit kering
atau normal dirawat sesuai dengan jenis kulit tersebut. Kulit kombinasi
atau kulit campuran memiliki ciri-ciri sebagai berikut : kulit di daerah T
berminyak sedangkan di daerah lain tergolong normal atau justru kering
atau juga sebaliknya. Di samping itu tekstur kulit sesuai jenisnya yakni di
area kulit berminyak akan terjadi penebalan dan di area normal atau kering
akan lebih tipis.

B. Anatomi dan Fisiologi Kulit Wajah


Secara anatomi kulit wajah dan seluruh tubuh kita terbagi dalam 3 lapisan:
1. Lapisan Epidermis
Lapisan terluar kulit yang menyelimuti permukaan tubuh kita, terus menerus
mengalami pergantian sel, diperkirakan setiap hari kita mengalami kehilangan
sel kulit sebanyak 250 gr tapi selalu diimbangi dengan terjadi pembentukan
sel kulit baru dengan proses mulai dari pembelahan sel sampai dengan
pelepasan sel diperlukan waktu 14-28 hari, dengan rincian 14 hari untuk
proses pembelahan sel serta diferensiasi (pematangan) dan 14 hari lagi untuk
proses pelepasan sel. Pada lapisan ini tidak terdapat pembuluh darah,
sehingga kiriman nutrisi untuk sel di lapisan ini sangat tergantung dari kiriman
darah di lapisan dermis (lapisan di bawahnya), di lapisan epidermis juga tidak
terdapat serabut-serabut syaraf, namun banyak terdapat sel-sel langerhans
yang berfungsi sebagai perlawanan kulit terhadap berbagai mikroorganisme
yang dapat menyebabkan infeksi.
gambar 1. lapisan kulit wajah
. Lapisan epidermis itu sendiri terbagi dalam 4 lapisan (dimulai dari lapisan
terbawah kelapisan atas).
a. Lapisan germinatum / lapisan basal (pada gambar dengan kode SG)
Lapisan terbawah dari lapisan epidermis yang bergerak secara terus
menerus menuju keatas memisahkan antara lapisan epidermis dengan
lapisan dermis, gambaran dari lapisan ini adalah :

gambar 2 lapisan germinatum


Disusun oleh sel basal aktif yang terus menerus membelah diri, seperti
terlihat pada gambar, sel di bagian ini mempunyai inti (berwarna gelap)
yang sangat penting dalam proses pembelahan sel, sehingga bagian inilah
yang terus menerus membuat sel-sel kulit baru untuk mengantikan bagian
sel-sel yang tua dan rusak, oleh karena itu disebut juga sel induk. Proses
pembelahan sel atau istilah medis di sebut mitosis, aktif terjadi pada
malam hari antara jam 12.00 -0.400 pagi, itulah mengapa kulit wajah kita
memerlukan cream malam, salah satunya untuk memberi nutrisi bagi
metabolisme sel kulit. sehingga proses metabolisme kulit berjalan lancar.
b. Lapisan Stratum soinosum/prickle-cell layer (pada gambar kode SS)

gambar 3 lapisan Stratum soinosum


Adalah lapisan di atas sel basal tersusun dari sel keratinocyt bertugas
mengisi sel-sel dengan protein keratin yang bersifat bahan keras sehingga
dapat melindungi lapisan sel basal yang aktif membelah agar terhindar dari
subtansi yang dapat merusak dan dari infeksi mikroorganisme serta
mengurangi kehilangan kelembaban sel kulit. Keratinocyt yang ada
dilapisan ini juga memproduksi lemak perekat dilapisan tanduk. Sel-sel
dibagian ini ada sebagian yang masih hidup dan aktif membelah diri
terutama sel yang paling dekat dengan lapisan sel basal. Sel-sel yang
sudah penuh terisi keratin secara berangsur-angsur akan mati dan naik
kepermukaan. Lapisan keratin ini tidak semua dapat di tembus oleh
kandungan produk kosmetik atau perawatan wajah, hanya yang dapat
bersenyawa dengan protein keratin saja yang dapat melewati lapisan ini,
itulah mengapa banyak produk perawatan wajah maupun kosmetik hanya
mampu bekerja di permukaan kulit. Pada bagian kulit, kita tidak dapat
melihat lapisan keratin ini dengan kasat mata tapi anda dapat dengan jelas
melihat zat keratin yang menjadi kuku mapun rambut, itulah dia protein
keratin.
Ciri lain dari lapisan ini adalah terdapatnya hubungan antar sel dengan sel
lain disebut intercellular brigdes untuk proses pengisian keratin dan cairan
yang membawa nutrisi dan oksigen kelapisan ini (terlihat pada gambar
diatas bagian hitam sel yang sudah terisi keratin disekelilingnya berwarna
putih dan saling berhubungan disebut intercellular bridges)
c. Lapisan Stratum Granulosum (pada gambar kode SGR)

gambar 4 Lapisan Stratum Granulosum


Sel dilapisan ini sudah merupakan sel mati dan tidak dapat membelah diri
tersusun dari sel-sel keratin atau sel yang sudah berisi bahan protein dan
mengeras, dan banyak terdapat filaggrin merupakan bahan penghubung sel
keratin dengan bagian luar sel untuk tetap memberikan nutrisi bagi sel
keratin melalui cairan antar sel karena bagian sel ini semakin jauh dari
aliran darah. Pada orang kekurangan filaggrin dapat menyebabkan kulit
kering bersisik dan mengelupas secara terus menerus. Karena letak lapisan
ini makin jauh dari aliran darah maka sedkit saja pembuluh darah yang ada
di lapisan dermis mengalami gangguan aliran darah, maka akan sangat
mempengaruhi lapisan ini, sehingga sel kulit di lapisan ini akan menjadi
semakin pipih dan mati sebelum waktunya, itulah yang menyebabkan
kondisi kulit kita terlihat kusam dan tidak sehat, bila aliran darah
kepermukaan kulit tidak lancar, padahal sering sekali pada kenyataannya
pembuluh kapiler darah di lapisan dermis yang memberi nutisi pada kulit
mudah sekali mengalami hambatan dan gangguan salah satunya
disebabkan oleh diding pembuluh kapiler dan struktur jaringan kolagen di
lapisan dermis tidak adekuat, hal itu juga yang menyebabkan mengapa
walaupun sudah mencuci muka dengan bersih tapi wajah tidak terlihat
bersinar.
d. Lapisan Stratum Lucidum (pada gambar dibawah dengan kode SL)

gambar 5 Lapisan Stratum Lucidum 


Adalah lapisan tebal sel berbentuk gepeng yang tidak berwarna dan
bening, banyak terdapat zat eleidin (lapisan mengeras) yang ditemukan
hanya pada lapisan telapak kaki dan tangan sehingga terlihat pada bagian
tersebut lebih tebal, tentusaja ketebalan ini berfungsi sebagai pelindung.
e. Stratum corneum /lapisan Horny/ lapisan tanduk/lapisan
bersisik (pada gambar kode SC) 
Merupakan lapisan paling atas tersusun dari 15 -20 lapisan sel, diantara
sel-selnya terdapat lemak yang berfungsi sebagai perekat antara sel-sel,
ibarat seperti susunan batu bata dengan semen (pada gambar terlihat no.1
sel tanduk, no.2 lemak).
gambar 6. lapisan bersisik
Selain itu lemak antar sel juga untuk menstabilkan lapisan tanduk,
menjaga kesediaan air untuk kelembaban dengan kemampuan tinggi
menyerap air , mencegah kulit dari kekeringan dan dehidrasi saat
penguapan akibat panasnya matahari, menjaga elastisitas dan kekenyalan
kulit, dan sebagai lapisan yang menyaring serta mencegah sel-sel kontak
dengan mikroorganisme, toksin, bahan-bahan kimia atau zat alergen yang
dapat merusak. Lemak yang ada di lapisan ini di buat oleh sel keratinocyt
di lapisan stratum granulosum seperti yang sudah di jelaskan di atas
(terlihat gambar dibawah, no.1 tempat pembuatan lemak, no.2 lapisan
stratum granulosum, no.3 celah antar sel, no.4 lemak, no.5 lapisan tanduk)

Semua sel dilapisan ini juga sudah berisi keratin, semakin ke permukaan
lapisan-lapisan sel ini akan mati dan terus menerus terlepas dan
mengelupas (dapat jelas terlihat dari gambar bagian tengah dan paling
bawah, foto asli kulit yang di ambil dengan menggunakan mikroskop
elektron).
Adanya lemak yang merekatkan sel tanduk satu dengan yang lainnya juga
penting artinya untuk proses penyerapan kandungan bahan-bahan yang ada
dalam kosmetik dan produk perawatan tubuh dalam artiaan untuk bisa
suatu kandungan zat dalam produk perawatan kulit meresap kedalam dan
bekerja haruslah bahan yang dapat larut dalam lemak dan sedikit larut
dalam air contoh yang paling penting adalah penyerapan vitamin A & E
dimana sifat kimia kedua vitamin ini hanya dapat larut dalam lemak.
Mungkin anda pernah menemukan suatu produk perawatan wajah dimana
sebelum aplikasikan, wajah harus dibasahi/ dibasuh terlebih dahulu
dengan air hangat, hal tersebut disebabkan karena adanya kandungan
bahan lemak dalam produk tersebut, biasanya dari lemak hewani, selain itu
juga menunjukkan ketidak mampuan kandungan bahan yang tersedia
dalam produk tersebut untuk menembus lapisan lemak yang banyak
terdapat dilapisan ini, sehingga dengan membilas air hangat dapat
membantu mengemulsi (melarutkan) lemak. Belum lagi kandungan
alkohol dan eter yang juga sering di jumpai dalam produk perawatan kulit
ikut andil besar merusak sel-sel lemak di lapisan ini. Penggunaan
produk sabun atau pembersih wajah yang berbusa banyak juga berbahaya
dapat merusak serta mengangkat lemak. Dan yang terakhir PH asam (PH
kulit normal 4,2-6,2), itulah yang disebut PH seimbang, bila di bawah 4,2
akan sangat asam dan bila di atas 6,20 bersifat alkali. Keseimbangan PH
pada rentang tersebut sangat di perlukan untuk meningkatkan
permeabilitas kulit agar dapat menyerap zat-zat yang terkandung dalam
suatu produk.
2. Lapisan Dermis

gambar 7. lapisan dermis

Lapisan yang mempunyai ketebalan 4x lipat dari lapisan epidermis (kira-kira


0.25-2.55mm ketebalannya) tersusun dari jaringan penghubung dan
penyokong lapisan epidermis dan mengikatkannya pada lapisan dalam
hipodermis. Lapisan ini terbagi atas :
a. Lapisan papilari
merupakan lapisan tipis dan terdiri dari jaringan penghubung yang
longgar menghubungkan lapisan epidermis kelapisan subcutis, banyak
terdapat sel mast dan sel makrofag yang diperlukan untuk menghancurkan
mikroorganisme yang menembus lapisan dermis, tentu saja berfungsi
sebagai pelindung. Di lapisan ini juga terdapat sejumlah kecil elastin dan
kolagen. Lapisan ini berbentuk gelombang yang terjulur kelapisan
epidermis untuk memudahkan kiriman nutrisi kelapisan epidermis yang
tidak mempunyai pembuluh darah.

gambar 8. Lapisan papilari


b. Lapisan Retikular
Merupakan lapisan tebal dan terdiri dari jaringan penghubung padat
dengan susunan yang tidak merata, disebut lapisan retikular karena
banyak terdapat serat elastin dan kolagen yang sangat tebal dan saling
berangkai satu sama lain menyerupai jaring-jaring. Dengan adanya serat
elastin dan kolagen akan membuat kulit menjadi kuat, utuh kenyal dan
meregang dengan baik. Komponen dari lapisan ini berisi banyak struktur
khusus yang melaksanakan fungsi kulit. Terdiri dari :
1) Kelenjar sebaceous menghasilkan sebum, zat semacam lilin, asam
lemak atau trigliserida bertujuan untuk melumasi permukaan kulit
dikeluarkan melalui folikel rambut yang mengandung banyak lipid,
pada orang yang jenis kulit berminyak maka sel kelenjar sebaseanya
lebih aktif memproduksi minyak, dan bila lapisan kulitnya tertutup
oleh kotoran,debu atau kosmetik menyebabkan sumbatan kelenjar
sehingga terjadi pembengkakan. Kelenjar sebasea ini juga dapat
berfungsi untuk proses difusi (pemindahan) kandungan bahan dalam
suatu produk kelapisan lebih dalam (pada gambar dibawah terlihat
kelenjar sebasea yang berwarna kuning dan disebelah kanannya
terdapat kelenjar keringat)

Gambar diatas menunjukkan terjadi penyumbatan kelenjar sebasea


sehingga terbentuk jerawat (acne)
2) Eccrine sweat glands atau kelenjar keringat 
mengatur penguapan untuk mendinginkan tubuh saat suhu lingkungan
meningkat yang kita kenal dengan keringat dan membuang sisa
metolisme tubuh sebagian besar terdiri dari garam dan urea, bahkan
bila kita mengalami gangguan pencernaan seperti obstipasi &
konstipasi yang menyebabkan pengeluaran feces atau BAB terganggu
maka tubuh akan berupaya membuang sisa-sisa metabolisme tubuh
melalui kelenjar keringat yang ada di permukaan kulit, akibatnya kulit
wajah kita tidak tampak segar justru cenderung kusam. Berdasarkan
kondisi inilah juga mengapa sesekali kita perlu membersihkan saluran
pencernaan atau istilah yang sedang in sekarang “cuci perut” cara
yang paling simpel adalah dengan rajin mengkonsumsi pepaya setiap
malam hari, karena bahan dalam kandungan pepaya dapat mengangkat
dan membersihkan kotoran-kotoran yang mungkin sudah bertahun-
tahun menempel dan menjadi kerak divili-vili usus yang menganggu
proses penyerapan makanan, wah…ternyata pencernaan ada hubungan
yang kuat ya dengan wajah kita. Kembali lagi ke produksi kelenjar
keringat rata-rata 10 liter perhari keringat di produksi oleh tubuh dan
dikeluarkan melalui 2-3 juta pori-pori yang ada dipermukaan tubuh.
c. Pembuluh darah 
Dilapisan dermis sangat kaya dengan pembuluh darah yang memberi
nutrisi penting untuk kulit, baik vitamin, oksigen maupun zat-zat penting
lainnya untuk metabolisme sel kulit, selain itu pembuluh darah juga
bertugas mengatur suhu tubuh melalui mekanisme proses pelebaran atau
dilatasi pembuluh darah bila kita berada dilingkungan yang hangat, agar
tubuh dapat kehilangan panas, bayangkan bila anda berada dilingkungan
yang panas bersuhu 35˚C padahal hasil metabolisme tubuh anda sendiri
dapat menghasilkan panas sampai dengan 37˚, bila tidak ada mekanisme
pengaturan oleh pembuluh darah sudah pasti kita akan terbakar.
Sebaliknya bila kita berada dilingkungan dingin maka pembuluh darah
akan mengerut atau vasokonstriksi, sehingga panas tubuh tidak keluar
atau untuk menahan panas, dan tentu saja membuat kita tetap bertahan
dicuaca dingin. Sering sekali pembuluh darah yang ada dilapisan dermis
mengalami gangguan atau hambatan hal ini tentu saja sangat berpengaruh
terhadap suplay nutrisi untuk sel kulit dan pasti akan mempengaruhi
regenerasi sel kulit, pemilihan produk perawatan wajah dan kosmetik
yang paling baik harus mempunyai kemampuan menembus lapisan kulit
sampai kelapisan dermis, karena disinilah banyak pembuluh darah yang
memberi nutrisi dan menjaga keseimbangan proses regenerasi kulit, bila
kosmetik hanya mampu bekerja dilapisan epidermis maka itu tidak
banyak memperbaiki keadaan kulit wajah, karena bekerja dilapisan sel
kulit mati yang sudah pasti akan terangkat dalam hitungan hari sehingga
dengan cepat kulit wajah terlihat kembali kusam, dan jangan lupa sifat
kulit terutama lapisan tanduk impermeable artinya selektif dalam
memilih senyawa-senyawa tertentu untuk dapat masuk kelapisan lebih
dalam, tidak semua produk perawatan wajah memiliki senyawa yang
mampu menembus lapisan ini
d. Serat elastin dan kolagen
Semua bagian pada kulit harus diikat menjadi satu, dan pekerjaan ini
dilakukan oleh sejenis protein yang ulet yang dinamakan kolagen.
Kolagen merupakan komponen jaringan ikat yang utama dan dapat
ditemukan pada berbagai jenis jaringan serta bagian tubuh yang harus
diikat menjadi satu. Protein ini dihasilkan oleh sel-sel dalam jaringan ikat
yang dinamakan fibroblast. Kolagen diproduksi dalam bentuk serabut
yang menyusun dirinya dengan berbagai cara untuk memenuhi berbagai
fungsi yang spesifik. Pada kulit serabut kolagen tersusun dengan pola rata
yang saling menyilang. Kolagen merupakan protein yang paling
berlimpah di dalam tubuh dan komponen utama jaringan tubuh serta
tulang. Protein yang kaya silicon merupakan mineral yang membentuk
molekul-molekul kompleks yang panjang dan cocok bagi bagian-bagian
tubuh yang harus kuat tetapi lentur. Kolagen bekerja bersama serabut
protein lainnya yang dinamakan elastin yang memberikan elastisitas pada
kulit. Kedua tipe serabut ini secara bersama-sama menentukan derajat
kelenturan dan tonus pada kulit. Bahan utama pembentuk kolagen adalah
sulfur (sumber utama dari makanan produk pangan dari laut) dan
vitamin. Apasih perbedaan serat Elastin dan kolagen, serat elastin yang
membuat kulit menjadi elastin dan lentur sementara kolagen yang
memperkuat jaring-jaring serat tersebut. Serat elastin dan kolagen itu
sendiri akan berkurang produksinya karena penuaan sehingga kulit
mengalami kehilangan kekencangan dan elastisitas kulit. Ketika kulit
menjadi kurang elastis, maka kulit juga menjadi lebih kering, jaringan
lemak dibawah kulit mulai berkurang, akibatnya kulit menjadi kendor.
Kulit mungkin menjadi gatal ketika kulit bertambah kering. Kecepatan
dan saat terjadinya proses ini pada berbeda pada seseorang bila
dibandingkan dengan orang lain. Karena elastin dan kolagen berada
dilapisan dermis maka produk perawatan wajah yang kita gunakan
dipastikan yang mampu masuk kelapisan dermis dan mampu merangsang
pembentukan elastin dan kolagen baru atau mampu memperbaiki struktur
kolagen, antara lain dengan kandungan vitamin C.
e. Folikel Rambut
Merupakan tempat pangkal tumbuhnya rambut.
f. Syaraf nyeri dan reseptor sentuh, 
Syaraf-syaraf yamg membuat kita peka dan dapat merasakan nyeri atau
sakit bila ada sesuatu yang mencederai kulit juga syaraf-syaraf yang
berfungsi memberi rasa sentuhan pada kita sehingga kita dapat merasakan
panas, dingin, meraba benda dan lain-lain.
3. Lapisan Subcutis.
Merupakan lapisan dibawah dermis yang etrsusun dari sel koalgen dan lemak
tebal untuk menyekat panas sehingga kita dapat beradaptasi dengan perubahan
temperatur luar tubuh kita karena perubahan cuaca, selain itu juga lapisan
subcutis dapat menyimpan cadangan nutrisi bagi kulit.

C. Bahan Baku Kosmetik


Bahan kosmetik dan proses pembuatan kosmetik yang baik telah di atur
BPOM. Bagaimana cara proses pembuatan produk kosmetik, resep, peralatan
yang digunakan dalam produksi yang memenuhi syarat K3 wajib dikuasi dan
diterapkan oleh produsen kosmetik. Badan POM mengatur cara pembuatan
produk kosmetik dengan tujuan untuk melindungi masyarakat dari hal-hal yang
dapat merugikan kesehatan. 
1. Definisi bahan kosmetik
Menurut Badan POM, pengertian bahan kosmetik adalah bahan yang berasal
dari alam atau sintetik yang digunakan untuk memproduksi kosmetik.
2. Jenis bahan kosmetik

Terkait dengan cara pembuatan kosmetik yang baik (CPKB), Badan POM
membedakan beberapa jenis bahan kosmetik. Jenis bahan kosmetik menurut
BPOM adalah bahan awal, bahan baku, bahan pengemas dan bahan
pengawet. Berikut ini penjelasan dari setiap bahan dalam proses pembuatan
kosmetik.

Bahan Awal
Bahan baku dan bahan pengemas yang digunakan dalam pembuatan suatu
produk.

Bahan Baku
Semua bahan utama dan bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan
produk kosmetik Bahan dasar atau bahan baku kosmetik adalah bahan yang
digunakan untuk melarutkan bahan lainnya. Biasanya volume dari bahan ini
lebih banyak, dibandingkan bahan lainnya. Biasanya bahan utama dari aneka
macam kosmetik adalah, air, alkohol, dan vaselin.

Bahan Pengemas
Suatu bahan yang digunakan dalam pengemasan produk ruahan untuk
menjadi produk jadi.

Bahan Pengawet
Bahan yang ditambahkan pada produk dengan tujuan untuk menghambat
pertumbuhan jasad renik. Lemak atau minyak dalam kosmetik mudah rusak
teroksidasi menjadi tengik, baik karena mikroorganisme atau karena
lingkungan. Akibatnya, tekstur dan aroma produk menjadi turun kualitasnya.
Untuk melindungi produk dari kerusakan, maka sejumlah bahan pengawet
ditambahkan. Contoh bahan pengawet yang diijinkan BPOM dapat dilihat
pada tabel berikut.

NOMOR
NO NAMA BAHAN
ACD

1-(4-Chlorophenoxy)-1-(1H-Imidazol-
1 32
1-yl)-3,3 Dimethylbutan-2-one (+)

2 33 1,3-Bis(hydroxymethyl)-5,5-
dimethylimidazolidine-2,4-dione

1,6-Di(4-amidinophenoxy)-n-hexane
3 47 (Hexamidine) and its salts (including
isethionate and p-hydroxy- benzoate (+)

1-Hydroxy-4-methyl-6(2,4,4-trimethyl
pentyl)-
4 35
2-pyridon and its monoethanolamine
salt (+)

5 43 1-Phenoxypropan-2-ol (+)

6 22 2,4-Dichlorobenzyl alcohol

2-Benzyl-4-Chlorophenol
7 40
(Chlorophene)

8 41 2-Chloroacetamide

9 29 2-Phenoxyethanol

3-(p-Chlorophenoxy)-propane-1,2-diol
10 50
(Chlorophenesin)

3,3′-Bis(1-hydroxymethyl-2,5-
dioxoimidazolidin-4-yl)-1,1′-
11 27
methylenediurea
(“Imidazolidinyl urea”)

3,3′-Dibromo-4,4′-hexamethylene-
dioxydibenzamidine
12 15
(Dibromohexamidine)
and its salts ( including isethionate)

3-Acetyl-6-methylpyran-2,4 (3H)-dione
13 13
(Dehydroacetic acid) and its salts

3-Iodo-2-Propynylbutylcarbamate;
14 56
Iodopropynyl butyl-carbamate (IPBC)

Bahan Pewarna
Bahan pewarna adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan
untuk memberi dan atau memperbaiki warna pada kosmetik. Zat Pewarna
dalam kosmetik Zat warna telah dikenal manusia sejak 2500 tahun sebelum
masehi, zat warna pada masa itu digunakan oleh masyarakat China, India
dan Mesir, mereka membuat zat warna alam dari berbagai jenis tumbuh-
tumbuhan, binatang dan mineral untuk mewarnai serat, benang dan kain.
Peningkatan mutu sumber daya manusia dan teknologi saat ini menjadikan
zat warna kian berkembang dengan pesat. Keterbatasan zat warna alam
membuat industri tekstil menggunakan zat warna buatan (sintetik) sebagai
pewarna bahan tekstil, karena zat warna sintetik lebih banyak memiliki
warna, tahan luntur dan mudah cara pemakaiannya ketimbang zat warna
alam yang kian sulit diperoleh (Zainuddin,2012).

Zat warna yang sudah lama dikenal dan digunakan, misalnya daun
pandan atau daun sirsak untuk warna hijau dan kunyit untuk warna kuning.
Kini dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologitelah
ditemukan zat warna sintetis, karena penggunaanya lebih praktis dan
harganya lebih murah (Cahyadi, 2008)

Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor


HK.03.1.23.12.10.12459 Tahun 2010 tentang Persyaratan Teknis
Kosmetika, zat pewarna adalah bahan atau campuran bahan yang digunakan
untuk memberi dan/atau memperbaiki warna pada kosmetika.

Zat warna dapat digolongkan menjadi 4 jenis yaitu :

a. Berdasarkan asalnya dibagi menjadi dua yaitu zat warna alam dan zat
warna sintetis.
b. Berdasarkan penyusunannya dibagi menjadi dua yaitu zat warna pigmen
dan lakes.
c. Berdasarkan kelarutannya dibagi menjadi dua yaitu zat warna larut dalam
pelarut lemak/minyak dan zat warna larut dalam air.
d. Berdasarkan sifat keasamannya dibagi menjadi dua yaitu zat warna
bersifat asam dan zat warna bersifat basa (Sardjimah, 1996).
Adapun jenis-jenis zat pewarna yang terdapat dalam kosmetik adalah :
a. Zat warna alam yang larut Zat warna jenis ini sebenarnya lebih aman
bagi kulit, namun pada produkproduk kosmetik saat ini, zat warna
alam sudah jarang digunakan. Zat warna alam larut ini memiliki
beberapa kelemahan, diantaranya yaitu kekuatan pewarnanya relatif
lemah, tidak tahan lama dan relatif mahal. Beberapa contoh zat
warna alam yang larut yaitu alkalain, carmine, ekstrak klorofil daun-
daun hijau, henna, carrotene, dan lain-lain.
b. Zat warna sintetis yang larut Zat warna sintetis adalah zat warna
yang dihasilkan melalui proses sintetis senyawa kimia tertentu.
Adapun sifat-sifat zat warna sintetis antara lain :
1) Intensitas warnanya sangat kuat, sehingga dalam jumlah sedikit
sudah memberikan corak warna yang kuat.
2) Larut dalam air, minyak, alkohol, atau salah satu darinya.
3) Daya lekat terhadap rambut, kulit, dan kuku berbeda-beda. Zat
warna untuk rambut dan kuku biasanya daya rekatnya lebih kuat
dari pada zat warna untuk kulit.
4) Beberapa bersifat toksik, sehingga perlu hati-hati menggunakan
produk kosmetik yang mengandung zat warna jenis ini
(Mulyawan, 2013).
c. pigmen –pigmen alam.
Alam memiliki pigmen-pigmen alam yang sudah umum
digunakan dalam kosmetik. Pigmen-pigmen alam itu adalah pigmen
warna yang terdapat pada tanah, contohnya aluminium silikat.
Gradasi warna yang terdapat pada aluminium silikat sangat
dipengaruhi oleh kandungan besi oksida atau mangan oksidanya,
misalnya: kuning, cokelat, cokelat tua, merah bata dan sebagainya.
Keunggulan pigmen-pigmen alam sebagai zat pewarna adalah zat
warna ini murni dan sama sekali tidak berbahaya. Sementara
kelemahannya yaitu warna yang dihasilkan tidak seragam. Sangat
bergantung pada sumber asalnya dan tingkat pemanasannya.
Pigmen-pigmen ini pada pemanasan yang kuat menghasilkan
pigmen-pigmen baru.
d. Pigmen-pigmen sintetis
Warna yang dihasilkan dari pigmen sintetis lebih terang dan
cerah. Pigmen – pigmen sintetis yang digunakan dalam industri
kosmetik misalnya: besi oksida sintetis yang menghasilkan warna
sintetis (kuning, coklat, merah dan warna violet), zinc oxide dan
titanium oxide (pigmen sintetis putih), bismuth oxychloride untuk
warna putih mutiara, cobalt hijau untuk pigmen hijau yang kebiruan,
cadmium sulfide dan prussian blue.
Penentuan mutu suatu bahan dapat diamati dengan warna. Warna hasil
produksi suatu bahan sangat berpengaruh bagi pemakainya. Sebagai contoh,
warna suatu kosmetika sangat berperan secara psikologis bagi pemakainya
sebagai pembentuk kecantikan. Adapun maksud dan tujuan pemberian
warna pada suatu bahan, baik obat maupun kosmetika bahkan makanan
adalah supaya bahan atau hasil produksi itu menarik bagi pemakainya,
menghindari adanya pemalsuan terhadap hasil suatu pabrik dan menjaga
keseragaman hasil suatu pabrik (Sudarmadji, 2003).
Di negara maju, suatu zat pewarna buatan harus melalui berbagai
prosedur pengujian sebelum dapat digunakan sebagai pewarna. Zat pewarna
yang diizinkan penggunannya disebut permitted color atau certified color.
Zat warna yang akan digunakan harus menjalani pengujian dan prosedur
penggunaannya yang disebut proses sertifikasi. Proses sertifikasi ini
meliputi pengujian kimia, biokimia, toksikologi dan analisis media terhadap
zat warna tersebut (Yuliarti, 2007).
Proses pembuatan zat warna sintetis biasanya melalui perlakuan
pemberian asam sulfat atau asam nitrat yang seringkali terkontaminasi oleh
arsen atau logam berat lain yang bersifat racun.Pada pembuatan zat pewarna
organik sebelum mencapai produk akhir, harus melalui suatu senyawa
antara dulu yang kadangkadang berbahaya dan seringkali tertinggal dalam
proses akhir, atau terbentuk senyawa-senyawa baru yang berbahaya. Untuk
zat pewarna yang dianggap aman, ditetapkan bahwa kandungan arsen tidak
boleh lebih dari 0,0004 % dan timbal tidak boleh lebih dari
0,0001,sedangkan logam berat lainnya tidak boleh ada (Cahyadi,

Bahan tabir surya


Bahan tabir surya adalah bahan yang digunakan untuk melindungi kulit dari
radiasi sinar ultra violet dengan cara menyerap, memancarkan,
dan menghamburkan.

Antioksidan
Antioksidan (Antioxidant) adalah bahan tambahan pangan untuk mencegah
atau menghambat kerusakan pangan akibat oksidasi. Kerusakan kosmetik
karena reaksi oksidasi dapat menghasilkan radikal bebas. Reaksi ini dapat
terjadi berantai yang akan merusak sel-sel kulit. Meningkatknya jumlah
radikal bebas dapat memicu kerutan, photoaging, elastosis, pengeringan,
dan pigmentasi kulit. Oleh karena itu, antioksidan ditambahkan dalam
kosmetik.

Pewangi
Awalnya, pewangi atau fragrance dibuat dari bahan alami. Perkembangan
teknologi selanjutnya mampu meniru dan membuat pewangi sintetis.

Daftar Bahan Kosmetik yang dilarang

NOMOR
NO NAMA BAHAN
ACD

(+/–)-2-(2,4-Dichlorophenyl)-3-(1H-1,2,4-triazol-1-yl)propyl-1,1,2,2-
1 1001
tetrafluoroethylether

(+/–)-Tetrahydrofurfuryl –(R)-2-[4-(6-chloroquinoxalin-2-yloxy)
2 755
phenyloxy]propionate

3 70 (1R,2S)-Hexahydro-1,2-dimethyl-3,6-epoxyphthalic anhydride (cantharidin)

(1R,4S,5R,8S)-1,2,3,4,10,10-Hexachloro-1,4,4a,5,8,8a-hexahydro-1,4,5,8
4 198 dimethanonaphthalene
(isodrin-ISO)
(1R,4S,5R,8S)-1,2,3,4,10,10-Hexachloro-6,7-epoxy-1,4,4a,5,6,7,8,8a-
5 196 octahydro-1,4:5,8-
dimethanonaphthalene (endrin-ISO)

6 216 (2-isopropylpent-4-enoyl)urea (apronalide)

(2RS,3RS)-3-(2-Chlorophenyl)-2-(4-fluorophenyl)-[1H-1,2,4-triazol- 1-
7 663
yl)methyl]oxirane

8 1085 (3-Chlorophenyl)-(4-methoxy-3-nitrophenyl)methanone

9 1106 (4-Hydrazinophenyl)-N-methylmethanesulfonamide hydrochloride

(6-(4-Hydroxy-3-(2-methoxyphenylazo)-2-sulfonato-7-naphthylamino)-
10 757 1,3,5-triazine-2,4-
diyl)bis[(amino-1-methylethyl)ammonium] formate

11 650 α –Chlorotoluene

12 1126 α, α –Dichlorotoluene

13 649 α, α, α –Trichlorotoluene

α-Piperidin-2-yl benzyl acetate laevorotatory threoform (Levophacetoperane)


14 284
and its salts

α-Santonin [(3S,5aR,9bS)-3,3a,4,5,5a,9b-hexahydro-3,5a,9-trimethylnaphto
15 217 [1,2-b] furan-2,8-
dione]

16 2 β-Acetoxyethyl trimethylammonium hydroxide (acetylcholine and its salts)

(Oxalylbisiminoethylene) bis [(O-chlorobenzyl) diethylammonium] salts,


17 132 e.g. ambenomium
chloride

18 1197 (R)-5-bromo-3-(1-methyl-2-pyrrolidinyl methyl)-1H-indole

(R)-a-Phenylethylammonium (-)-(1R,2S)-(1,2-epoxypropyl)phosphonate
19 1053
monohydrate

20 656 (Epoxyethyl)benzene

21 1104 (S)-2,3-Dihydro-1H-indole-carboxylic acid

22 1155 (methylenebis(4,1-phenylenazo(1-(3-(dimethylamino) propyl)-1,2-dihydro-


6-hydroxy-4-methyl-2-
oxopyridine-5,3diyl)))-1,1′-dipyridinium dichloride dihydrochloride

23 1041 [(m-Tolyloxy)methyl]oxirane

24 728 (Methyl-ONN-azoxy)methyl acetate

25 1040 [(p-Tolyloxy)methyl]oxirane

26 1043 [(Tolyloxy)methyl]oxirane, cresyl glycidyl ether

27 714 [[1,1′-Biphenyl]-4,4′-diyl]diammonium sulphate

28 723 [3,3′-Dimethyl[1,1′-biphenyl]-4,4′-diyl]diammonium bis(hydrogen sulphate)

29 5 [4-(4-Hydroxy-3-iodophenoxy)-3,5-diodophenyl] acetic acid and its salts

[4-[[4-(Dimethylamino)phenyl][4-[ethyl(3-sulphonatobenzyl) amino]phenyl]
30 1033 methylene] cyclohexa-
2,5-dien-1-ylidene](ethyl)(3-sulphonatobenzyl)ammonium, sodium salt

31 1196 1-(1-naphthylmethyl)quinolinium

32 1189 1-(4-chlorophenyl)-4,4-dimethyl-3-(1,2,4-triazol-1-ylmethyl) pentan-3-ol

33 444 1-(4-Methoxyphenyl)-1-penten-3-one, bila digunakan sebagai bahan pewangi

34 1169 1,1,2-Trichloroethane

35 421 1,1,3,3,5-Pentamethyl-4,6-dinitroindane (moskene)

1,1-Bis (dimethylaminomethyl) propyl benzoate (amydricaine, alypine) and


36 143
its salts

1,2,3,4,5,6-Hexachlorcyclohexanes kecuali yang terdapat dalam lampiran


37 1130
lain peraturan ini

38 195 1,2,3,4,5,6-Hexachlorocyclohexane (BHC-ISO) (lindane)

39 1141 1,2,3-Trichloropropane

40 1056 1,2,4-Triazole

D. Perona Pipi (Rounge)


1. Pengertian Perona Pipi (Rounge)
Produk perona pipi bertujuan memerahkan pipi, sehingga penggunaannya
tampak lebih cantik dan lebih segar. Kadang- kadang dipakai langsung, tetapi
lebih sering sebagai foundation. Pewarna pipi ini dipasarkan dalam berbagai
bentuk seperti: bubuk kompak, krim, liquid/cair, gel, balls, dan stick
(Tranggono dan Latifah, 2007)
Blush on adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai
pipidengansentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata
rias wajah blush on diaplikasikan untuk memberi warna dan member kesan
hangat pada wajah.(permatasari 2012).
Dengan demikian penggunaan blush on berpengaruh terhadap hasil
riaswajah seseorang. Blush on dapat langsung digunakan dengan cara
melekatkan pada kulit pipi, tetapi lebih baik digunakan sebelum atau sesudah
menggunakan bedak. Penggunaan blush on tergantung macam-macam blush
on karena setiap blush on memiliki cara pengaplikasian yang berbeda-beda.
Untuk itu, sebelum pemakaian harus mengetahui macam-macam blush on.
Perona pipi atau yang sering dikenal sebagai pemerah pipi, rouge, blush on
adalahsediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai pipi dengan
sentuhan artistic sehinggadapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah
(Depkes RI, 1985).
Pemerah pipi dibuatdalam berbagai corak warna yang bervariasi mulai dari
warna merah jambu hingga merah tua. Pemerah pipi konvensional lazim
mengandung zat pewarna, pemerah pipi yang mengandung zat warna dengan
kadar rendah digunakan sebagai pelembut warna
atau pencampur untuk memperoleh efek yang menyolok. Pemerah pipi dapat
digunakan langsung dengan melekatkan pada kulit pipi, tetapi dalam banyak
hal lebih baik digunakan setelah sediaan alas rias, baik sebelum maupun
sesudah menggunakan bedak (Depkes RI,1985).
Fungsi dari pemerah pipi ini yaitu untuk memberikan rona segar pada pipi
dan untuk memperjelas keindahan struktur wajah yang terfokus pada tonjolan
tulang pipi. Pemerah pipi juga berperan untuk menyatukan nuansa warna rias
wajah secara keseluruhan.Karena itulah pemerah pipi seringkali dibaurkan
secara tipis pada seluruh wajah sebagai sentuhan terakhir (finishing).
2. Jenis-jenis Perona Pipi (Rounge)
Jenis kulit menjadi salah satu pertimbangan ketika akan mernbeli atau
menggunakan perona pipi. Hendaknya ketahui terlebih dahulu jenis kulit waj
ah,termasuk yang berjeniskulit berminyak, normal atau kering sebelum
memilih jenis blush on yang tersedia.
Ada beberapa jenis perona pipi atau blush on yang ada saat ini:
a. Perona pipi bentuk bubuk kompak
Merupakan perona pipi yang paling umum dikenal. Digunakan
dengan bantuan blush rush/kuas pada bagian pipi. Serbuk warna pewarna
pipi yang dipadatkan ini akan menghasilkan warna yang sangat nyata.
Jenis ini dapat dipakai untuk semua jenis kulit, terutama untuk yang
memiliki kulit berminyak karena akan mengurangi minyak yang ada
selama dipakai dan dalam penggunaanya tidak boleh diaplikasikan terlalu
tebal karena menyebabkan tampakan cake (Anonim, 2012).
Bentuk yang paling sederhana berisi pigmen dan lakes
dalam bentuk kering diencerkan dengan bahan- bahan powder standar
seperti talcum zinc stearat dan magnesium carbonat. Kandungan pigmen
biasanya 5-20%. Compactrouges lebih popular dibandingkan loose
powder karena: tidak begitu beterbanganketika dipakai dan melekat lebih
baik pada kulit. (Tranggono, 2007).
Bubuk kompak adalah sediaan dasar berupa padatan, lembut,
homogen, mudah disapukan merata pada kulit dengan spon, tidak
menimbulkan iritasi, biasanya berbentuk cake, digunakan sebagai sediaan
kosmetik untuk berbagai tata rias. Bahan untuk pembuatan bubuk
kompak diperlukan bahan seperti yang tertera pada bubuk kompak,
biasanya ditambah zat pengikat atau pelicin untuk memudahkan
pengempaan. Pembuatan bubuk kompak dapat dibuat dengan cara kempa
basah atau kempa kering (Ditjen POM, 1985).
Terdapat 3 prosedur berbeda yang digunakan untuk memperoleh
bubuk kompak, wet moulding (pelelehan basah), damp compressing
(pengempaan lembab), dan pengempaan kering. Metode yang paling
sering digunakan adalah pengempaan kering (Butler, 2000).
1. Kempa basah Proses kempa basah sekarang tidak lagi digunakan di
USA, dan kebanyakan perusahaan kosmetik menggunakan proses
kempa lembab atau proses kempa kering dalam pembuatan bubuk
kompak (Butler, 2000).
2. Metode kempa lembab, basis bedak, pewarna, dan parfum dicampur
sampai seragam. Campuran kemudiaan dibasahkan sampai mencapai
massa plastis yang sesuai. Serbuk kemudiaan disaring dan dilewatkan
kedalam mesin pengempa dan dikeringkan pada temperatur yang
sesuai (Butler, 2000).
3. Kempa kering Metode kempa kering, basis bedak, pewarna, dan
parfum dicampur dan campuran serbuk dapat dilembabkan dengan
pengikat, kemudian dicampur secara keseluruhan dan serbuk
dikempa (Butler, 2000).
b. Perona pipi bentuk krim
Bentuknya tidak sepadat pewarna pipi bubuk kompak dan memiliki
tekstur lebih basah, karena tekstur inilah, maka warna yang dihasilkan
dapat lebih menyatu alami dengan warna kulit wajah. Jenis ini kurang
cocok digunakan seseorang yang berjenis kulit berminyak karena dapat
membuat wajah terlihat lebih basah atau berminyak. Krim pewarna pipi
ini sangat cocok digunakan pada daerah zona T wajah berminyak dan
memberikan kilau natural. Cara pengaplikasikannya adalah dengan
menggunakan jari (Anonim, 2012).
c. Perona pipi bentuk liquid/cair Konsistensinya sangat mirip dengan
pewarna pipi krim, hanya saja pewarna pipi liquid/ cair sedikit lebih
encer. Jenis ini hanya boleh diaplikasikan didaerah pipi dan cocok untuk
kulit normal dan kering (Anonim, 2012).
d. Perona pipi bentuk gel Berbentuk gel dan warna yang dihasilkan tidak
terlalu nyata sehingga cocok untuk pemakaian sehari-hari atau bila ingin
diaplikasikan dandanan yang natural. Pewarna pipi gel ini cocok untuk
kulit kering (Anonim, 2012).
e. Perona pipi bentuk balls Menyerupai bola-bola kecil. Cara
penggunaannya adalah dengan menggunakan kuas yang diputar-putar
diatas bola-bola tersebut. Serbuk yang menempel pada kuas kemudiaan
dapat disapukan pada pipi. Jenis pewarna pipi ini dapat digunakan untuk
semua jenis kulit (Anonim, 2012).
f. Perona pipi bentuk stick Bentuk stick ini seperti lipstik dan cocok untuk
semua jenis kulit. Cara pemakaiannya adalah dengan
mengaplikasikannya secara lurus pada pipi, kemudiaan diratakan dengan
jari (Anonim, 2012). Pemerah pipi dibuat dalam berbagai corak warna
yang bervariasi mulai dari warna merah jambu hingga merah tua.
Pemerah pipi konvensional lazim mengandung pigmen merah atau merah
kecoklatan dengan kadar tinggi (Ditjen POM, 1985).
g. Pewarna pipi bubuk dapat disajikan dalam bentuk bubuk tabur, tetapi
yang terbanyak dalam bentuk bubuk kompak. Formulasi bubuk kompak
umumnya mengandung talkum dengan kadar tinggi dan zat pengikat,
sehingga campuran bahan dapat dikempa dalam bentuk kompak (Ditjen
POM, 1985).
3. Syarat-Syarat menggunakan Perona Pipi (Rounge)

Pemilihan warna blush on sebaiknya disesuaikan dengan warna lipstick


dan nail polish (catkuku), sehingga penampilan keseluruhan akan lebih
harmonis. Mencoba berbagai pilihan warna blush on sebenarnya bebas dan
tidak ada larangan. Tetapi memilih warna blush on yang sesuai dengan
warna kulit justru akan membuat riasan atau makeup terlihat makin natural.
Blush on tersedia dalam berbagai pilihan warna, yaitu merah, jingga, pink
dan jugakecoklatan.(Kusantati, dkk 2008).
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan didalam menentukan warna
yang akan dipakai dalam pengaplikasian blush on salah satunya memilih
warna blush on berdasarkanwarna kulit. Blush on memiliki beragam warna
akan tetapi tidak semua warna blush oncocok untuk warna kulit. Jika warna
kulit wajah cenderung putih atau kuning, pilih blushon yang bernuansa
merah muda, untuk kulit wajah berwarna sawo matang atau gelap,
pilih blush on berwarna gradasi merah jingga atau merah bata buat pemakai
an sehari-hari.Bila menginginkan warna kelihatan alami, pilih warna satu
tingkat lebih cerah dari warna kulit atau dua tingkat lebih gelap dibanding
warna kulit.tapi untuk acara pesta, tidak ada salahnya mengaplikasikan
perona lebih tebal akan tetapi pemakaiannya harus terkesan.
4. Komponen Perona Pipi Secara Umum.
a. Basis
Basis yang digunakan pada pembuatan blush on kompak sama dengan
basis yangdigunakan pada pembuatan bedak kompak. Basis tersebut
bertujuan untuk memberikanstruktur yang baik dan memberikan rasa
licin, misalnya : Talc. Basis yang digunakan pada pembuatan
Liquid blusher mirip dengan basis yang digunakan dalam pembuatan
liquid foundation.
b. Pigmen warna
Beberapa pewarna yang masih dapat digunakan adalah besi oksida (III) ,
titanium oksida dan Beberapa beberapa pewarna lain seperti:
1. D&C Red No.6 Ba Lake
2. D&C Red No.7 Ca Lake
3. D&C Red No.30 Al Lake
4. D&C Red No.34 Ca Lake
5. D&C Red No.36 Al Lake
6. D&C Yellow No.10 Al Lake
7. FD&C Yellow No.5 Al Lake
8. FD&C Yellow No.6 Al Lake
9. FD&C Red No.3 Al Lake
10.D&C Red No.40 Al Lake
c. Pengikat (Binder)

Material-material yang digunakan sebagai pengikat dapat meningkatkan


gaya kohesi. Terdapat beberapa macam zat pengikat, yakni: zat
kering/powder, minyak,silicon, dan emulsi. Powder contohnya metalik
stearat seperti Zn-stearat dan Mg-stearat. Pati juga biasanya dipilih
sebagai pengikat yang baik, namun perlu peninjauan khusus agar tidak
terbentuk cake yang keras.Pengikat minyak dapat digunakan
pada beberapa formulasi blush on padat/kompak. 
d. Pengawet
Pengawet diperlukan dalam sediaan pemerah pipi untuk mencegah
kontaminasi produk oleh mikroba selama produksi, distribusi, maupun
setelah sampai dan digunakan oleh konsumen. Pengawet yang biasa
digunakan adalah metil paraben dan propil paraben dengan konsentrasi
0,05 -0,20 %.
e. Fragrance
Parfum merupakan konstituen yang penting dalam pemerah pipi agar
dapat menutupi bau yang tidak sedap dari bahan serta menciptakan suatu
ketertarikantersendiri bagi konsumen. Beberapa jenis parfum kadang
mengandung bahan yangsangat mudah teroksidasi sehingga penambahan
antioksidan dapat membantu.Namundemikian, antioksidan dapat
menyebabkan iritasi. Oleh karena itu, parfum yang paling sering
digunakan adalah soft floral fragrance.
f. Bahan Tambahan Lain
Komponen tambahan pembuatan Perona Pipi:
1. Pengkilau Contohnya Bismuth Oxychloride
2. Emolient Contohnya Dimethicone
3. Skin protectan dan sunscreen agent Contohnya Zinc oxide
4. Anticaking Contohnya Zinc Stearate

E. Metode Pembuatan Perona Pipi Secara Umum


Metode pembuatan perona pipi yang dimaksud disni ialah metode pembuatan
untuk perona pipi jenis padat (compact powder).
Adapun metode dalam pembuatan peronapipi melalui tahapan berikut :
1. Colour extension
Kunci utama dari proses pigmentasi produk adalah kehomogenan disperse
pigmendengan basis. Dispersi ini sangat bergantung pada efisiensi mixer. dan
sifat fisik dari material-material yang akan dicampurkan. Dispersi pigmen
yang homogen dapatdiperoleh dengan ekstensi pigmen (melewatkan pigmen
dan talc pada hammer mill). Aglomerat pigmen akan terpecah yang kemudian
akan menjadi stabil dengan bergabung dalam partikel talc.
2. Penyiapan basis
Basis putih (Talc) dimixer dalam blender stainless-steel tipe ribbon selama 20
menit sampai 3 jam tergantung dari tipe mixer, dan kapasitas. Setelah
itu,ditambahkan extended colour dan dimixer bersama hingga homogeny.
Terakhir,ditambahkan parfurndan pengikat.
3. Pengompakan
Metode yang paling sering digunakan adalah metode kempa kering.
F. Evaluasi Pembuatan Blush On Secara Umum
1. Uji Dispersi Warna
Dispersi warna diuji dengan menyebarkan serbuk pada permukaan berwarna
putih danditentukan dari keindahannya.Tidak boleh ada warna yang tercoreng,
atau tidak merata.
2. Pay-Of
Parameter ini digunakan untuk melihat efek dari pengopakan
yangkurangbaik.Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan aplikator.Hasil
dari sediaanharus selalu diperiksa pada kulit. Jika tekanan pada cake terlalu
besar, bedak yangdihasilkan tidak akan tersapu bersih dengan mudah, dan
akan ada gaya adhesi yangtidak cukup dari bahan terhadap puff. Jika
tekanannya terlalu rendah, cake akanmenjadilembek dan mempunyai
kecenderungan menjadi remuk dan pecah.
3. Microbial Testing
Pada formula sediaan ini terdapat Metyl Paraben dan Propyl Paraben yang
dapat bekerja menahan pertumbuhan mikroba pada basis berminyak dan
diharapkan hasil uji mikroba tidak lebih dari 100 cfu / gram.
4. Stability Test
Tes ini untuk mengetahui stabilitas pressed rouge powder dalam jangka
waktutertentu,dilakukan dalam alat climatic chamber.
5. Uji Tekanan
Pada sediaan tekanan yang diberikan secara alami haruslah rata, dengan
adanya kantung-kantung udara akan membuat cake menjadi mudah pecah.
Keseragaman dan kekerasan dari cake sebaiknya diperiksa dengan
penetrometer. Pemeriksaan pada sebaiknya diambil dari dari berbagai segi
untuk menyakinkan bahwa table produk cukup keras dan tekanan yang
diberikan seragam.
6. Tes Keretakan
Langkah yang paling baik terhadap kecenderungan bedak menjadi pecah
adalah dengan menjatuhkan bedak pada permukaan kayu beberapa kali pada
ketinggian 8-10inci. Jika cake yang dihasilkan tidak rusak, mengindikasikan
bahwa kekompakannya lulus uji dan dapat disimpan tanpa menghasilkan hal-
hal yang tidak memuaskan.
7. Uji iritasi
Tes untuk mengetahui keamanan sediaan perona pipi yang dihasilkan.

G. Formulasi Pembuatan Perona Pipi


Menurut Eddy Tano tahun 2005 dalam buku yang berjudul Teknik Membuat
Kosmetik dan Tip Kecantikan, formula dalam pembuatan blush on/blush on
bentuk blusher atau powder meliputi:
Talcum ....................................... 38 gr
Kaolin ...................................... 20 gr
Parafin liquid ............................. 1 cc
Seng Oksida .............................. 20 gr
Seng Setearat ............................ 4 gr 
Keterangan bahan- bahan formula blush on
1. Talcum
Secara kimiawi talk adalah magnesium silikat (3MgO. 4SiO2.H2O). ini
merupakan bahan dasar dari segala macam formulasi kosmetik seperti bedak,
blush on, dan eye shadowsifat yang sangat luar biasa adalah mudah menyebar
dan kekuatan menutupiyang rendah. (Selfia, 2013)
2. Kaolin
Kaolin merupakan masa batuan yang tersusun dari material lempung dengan
kandungan besi yang rendah, dan umumnya berwarna putih atau agak
keputihan.Warna dari kaolinyang digunakan harus secerah mungkin.Bahan
dasar harus dimurnikan secara baikuntuk memindahkan keseluruhan bahan
tidak murni dan partikel kasar. Tidak semua aluminium silikat dapat
diklasifikasikan sebagai kaolin, namun 3 kelompok di bawah ini secara khusus
memiliki formula yang sama (Al2O3. 2SiO2.2H2O) dan dapat disebutkaolin :
nacrite, dickite, dan kaolinite. Kaolin merupakan bahan kimia yang
bergunauntuk melekatkan kosmetik pada wajah, karena kaolin higroskopis
penggunaannya padakosmetik umumnya tidak melebihi 25%. (amantadine,
2012)
3. Parafin liquid
Di industri kosmetik digunakan pada produk hair care, skin care, nail care,
lotion,cream, massage. Parafin liquid mempunyai fungsi sebagai pelembab,
pelicin danmembantu pembentukan cream (Thristar, 2007).
4. Seng oksida
Terdapat 2 bahan pengopak yang biasa digunakan dalam formulasi bedak
wajah : zink oksida dan titanium dioksida. Terlalu banyak digunakan bahan ini
dapat menghasilkan efek seperti topeng yang mana tidak diinginkan ; terlalu
sedikit membuat bedak tidak dapat menempel pada tubuh. Diketahui bahwa
zink oksida memiliki beberapa sifatterapeutik dan membantu menghilangkan
kecacatan pada kulit.Namun, penggunaan yang berlebihan dapat
menyebabkan kulit kering (Pharmacy, 2010)
5. Seng setearat
Zink dan magnesium stearat sejauh ini merupakan bahan yang paling sering
digunakan dari logam stearat. Untuk bedak wajah, stearat harus memiliki
kualitas yang tinggi untuk mencegah timbulnya keasaman, bau yang tidak
diinginkan. Sifat yang paling pentingdari zink dan magnesium stearat adalah
sifat adhesif dan anti air. Zink stearat, yang paling sering digunakan juga
memiliki efek menenangkan. Penggunaan yang berlebihan,stearat dapat
menyebabkan noda dan efek jerawat pada kulit. Dalam jumlah yang cukup (4-
15%) zink stearat memberikan sifat adheren pada bedak wajah (Pharmacy,
201).
BAB III

PEMBAHASAN

A. Formulasi Sediaan Perona Pipi (Rounge)

Formula% (kadar) Karakteristik Bahan


Formula Formula Formula Formula
Bahan
I II III IV
Talc 75 75 75 75 - Pemerian : serbuk hablur
sangat halus, putih atau putih
kelabu, berkilat mudah
melekat pada kulit dan bebas
dari butiran.
- sifat: keasaman-kebasaan dan
zat yang larut netral dan
tidak boleh lebih dari 0,1%
zat yang akan larut dalam
asam tidak lebih dari 2,0 %.
- Kelarutan : tidak larut dalam
hamper semua pelarut.
- Khasiat : sebagai basis atau
zat tambahan.
Zinc 5 - 4 5 - Praktis tidak larut dalam
Stearat etanol (95%) ,eter, air,dan
pelarut oksigen, larut dalam
asam benzene, dan pelarut
aromatic lainnya.
- titik didih : 120◦c-122◦C.
- khasiat : bahan pengikat
Minyak - - 1 - - Pemerian : Cairan
Mineral berminyak, jernih, tidak
berwarna, bebas atau praktis
bebas dari Flouresensi.
dalam keadaan dingin tidak
berbau, tidak berasa dan jika
dipanaskan berbau minyak
tanah lemah.
- Kelarutan: tidak larut dalam
air dan dalam etanol, larut
dalam minyak menguap
dapat bercampur dengan
minyak lemak, tidak
bercampur dengan minyak
jarak.
- Khasiat : sebagai bahan
pengikat.
Magnesiu - 5 - - - pemerian : putih licin, sebuk
m stearat mudah melekat pada kulit,
bau lemah khas.
- Kegunaan : zat tambahan dan
zat pengikat
C1 15850  4,0 4,0 4,0 3,0 - pemerian serbuk berwarna
Red merah, halus.
No 201 - kegunaan pigmen warna ( zat
tambahan)
Yellow 1,00 - - - - pemerian : serbuk halus,
iron warna kuning agak gelap
okside mengkilat
- Pigmen warna.
Metil 0,10 0,07 - 0,10 - Pemerian : hablur kecil tidak
paraben berwarna atau serbuk hablur
putih , tidak berbau atau
berbau khas lemah :
mempunyai sedikit rasa
terbakar.
- Kelarutan : sukar larut dalam
air, dalam benzene,dan
dalam karbon tetra clorida
mudah larut dalam etanol
dan eter.
- Khasiat : bahan pengawet
Propel - - 0,08 0,08 - Pemerian : serbuk putih atau
paraben hablur kecil, tidak bewarna.
- Kelaruutan : sukar larut
dalam air, mudah larut dalam
etanol dan eter serta sukar
larut dalam air mendidih.
- Khasiat : bahan pengawet.
Mica - 2,00 2,00 - pemerian warna putih, perak,
kuning, hijau dan
coklat.transparan kriatal.
- Kegunaan : pigmen warna
untuk memberikan warna
kilau.

Minyak QS QS QS Pewangi
vitis
vinivera
(anggur)
Magnesiu 5 5 5 5 - pemerian : serbuk putih,
m tidak berbau dan tdak berasa.
carbonat - kegunaan: sebagai bhan
ringan penyusun bedak. kr memiliki
sifat absorben yang baik dan
dapat mendistribusikan
parfum dengan baik.
Kaolin 5 5 5 5 - pemerian : serbuk putih
ringan ringan, bebas dari butiran
kasar, tidak berbau dan tidak
mempunyai rasa;
- kegunaan : zat tambahan,
Kalsium 5 5 5 5 - pemerian serbuk putih
karbonat hablur, tidak berbau dan
endap tidak berasa.
- kegunaan : untuk
mengurangi cahaya dari talk,
memiliki kekuatan melapisi
yang kuat, untuk absorpsi
parfum, tahan lemak dan
menyerap keringat.
BHA - - 0,02 0,02 - pemerian hablur berbentuk
(Butylate jarum/lempeng memanjang
d putih
hydroxya - kegunaan anti oksidan
nusole)
BHT 0,08 0,08 - - - pemerian : hablur, putih
(Butylate padat dan bau khas.
d - Kelarutan : praktis tidak larut
hydroxyt dalam air, gliserin, propilen
uloene) glikol, air yang mengandung
asam mineral, larut dalam
aseton, benzoate, etanol
(95%), eter, methanol.
- khasiat : anti oksidan

B. Karakteristik dari formula


1. Karakteristik Formula 1
a. karakteristik dari formula 1: memiliki warna merah agak orange tidak
berkilau, bentuk padat, bau harum dan menyenangkan, tidak lengket di
pipi, tidak menyebabkan iritasi pada kulit, Stabil terhadap perubahan yaitu
dalam mutu, warna, bau maupun kontaminasi bakteri, dan dapat digunakan
dengan mudah.
b. pemilihan talcum sebagai basis pada pembuatan perona pipi formula 1
karena mudah menyebar, ukuran partikel dari talk merupakan salah satu
kriteria untuk standar kualitas, paling tidak 98% harus dapat melewat mesh
(tidak lebih besar dari 74 mikron) talk termikronasi dimana ukuran
partikelnya dapat dikurangi menjadi beberapa micron. padatan dari masa
besar adalah sangat penting dalam talk, karena variasi sangat
mempengaruhi kualitas sekaligus pengompakkan dari produk akhir.
c. penggunaan zink stearat sebagai zat pengikat karena zink stearat
mempunyai sifat adhesive dan anti air serta memberikan efek lebih
nyaman.
d. penggunaan C1 15850 Red No 201 sebagai pigmen warna, karena untuk
memberikan warna merah pada sediaan, sehingga memperindah pada saat
pemakaian dan member kesan lebih menarik.
e. penggunanan metil paraben digunakan sebagai bahan pengawet sentetis,
sehingga sediaan terhindar dari jamur, bakteri dan lebih awet serta tahan
lama, melindungi produk dari penguraian yang disebabkan oleh mikroba.
f. penggunaan magnesium karbonat sebagai bahan penyusun bedak. kr memiliki
sifat absorben yang baik dan dapat mendistribusikan parfum dengan baik.
g. penggunaan kalsium karbonat untuk mengurangi cahaya dari talk, memiliki
kekuatan melapisi yang kuat, untuk absorpsi parfum, tahan lemak dan menyerap
keringat.
h. penggunaan parfum untuk memberikan bau yang harum dan
menyenangkan pada akhir pembuatan sediaan dan pada saat penggunaan.
2. Karkteristik Formula 2
a. karakteristik dari formula 2: memiliki warna merah berkilau, bentuk padat,
bau harum dan menyenangkan, tidak lengket di pipi, tidak menyebabkan
iritasi pada kulit, Stabil terhadap perubahan yaitu dalam mutu, warna, bau
maupun kontaminasi bakteri, dan dapat digunakan dengan mudah.
b. pemilihan talcum sebagai basis pada pembuatan perona pipi formula 1
karena mudah menyebar, ukuran partikel dari talk merupakan salah satu
kriteria untuk standar kualitas, paling tidak 98% harus dapat melewat
mesh (tidak lebih besar dari 74 mikron) talk termikronasi dimana ukuran
partikelnya dapat dikurangi menjadi beberapa micron. padatan dari masa
besar adalah sangat penting dalam talk, karena variasi sangat
mempengaruhi kualitas sekaligus pengompakkan dari produk akhir.
c. penggunaan Magnesium stearat sebagai zat pengikat karena zink stearat
mempunyai sifat adhesive dan anti air serta memberikan efek lebih
nyaman.
d. penggunaan C1 15850 Red No 201 sebagai pigmen warna, karena untuk
memberikan warna merah pada sediaan, sehingga memperindah pada saat
pemakaian dan member kesan lebih menarik.
e. penggunanan metil paraben digunakan sebagai bahan pengawet sentetis,
sehingga sediaan terhindar dari jamur, bakteri dan lebih awet serta tahan
lama, melindungi produk dari penguraian yang disebabkan oleh mikroba.
f. penggunaan magnesium karbonat sebagai bahan penyusun bedak. kr memiliki
sifat absorben yang baik dan dapat mendistribusikan parfum dengan baik.
g. penggunaan kalsium karbonat untuk mengurangi cahaya dari talk, memiliki
kekuatan melapisi yang kuat, untuk absorpsi parfum, tahan lemak dan menyerap
keringat.
h. penggunaan parfum untuk memberikan bau yang harum dan
menyenangkan pada akhir pembuatan sediaan dan pada saat penggunaan.
i. penggunaan mica merupakan pigmen warna untuk memberikan warna kilau.
3. Karakteristik Formula 3
a. karakteristik dari formula 3: memiliki warna merah tidak berkilau, bentuk
padat, bau harum dan menyenangkan, tidak lengket di pipi, tidak
menyebabkan iritasi pada kulit, Stabil terhadap perubahan yaitu dalam
mutu, warna, bau maupun kontaminasi bakteri, dan dapat digunakan
dengan mudah.
b. pemilihan talcum sebagai basis pada pembuatan perona pipi formula 1
karena mudah menyebar, ukuran partikel dari talk merupakan salah satu
kriteria untuk standar kualitas, paling tidak 98% harus dapat melewat
mesh (tidak lebih besar dari 74 mikron) talk termikronasi dimana ukuran
partikelnya dapat dikurangi menjadi beberapa micron. padatan dari masa
besar adalah sangat penting dalam talk, karena variasi sangat
mempengaruhi kualitas sekaligus pengompakkan dari produk akhir.
c. penggunaan zink stearat sebagai zat pengikat karena zink stearat
mempunyai sifat adhesive dan anti air serta memberikan efek lebih
nyaman.
d. penggunaan C1 15850 Red No 201 sebagai pigmen warna, karena untuk
memberikan warna merah pada sediaan, sehingga memperindah pada saat
pemakaian dan member kesan lebih menarik.
e. penggunanan propil paraben digunakan sebagai bahan pengawet sentetis,
sehingga sediaan terhindar dari jamur, bakteri dan lebih awet serta tahan
lama, melindungi produk dari penguraian yang disebabkan oleh mikroba.
biasanya lebih digunakan untuk pembuatan sediaan cair. seta penggunaan
propil paraben kurang efektif dibandingkan metil paraben.
f. penggunaan magnesium karbonat sebagai bahan penyusun bedak. kr memiliki
sifat absorben yang baik dan dapat mendistribusikan parfum dengan baik.
g. penggunaan kalsium karbonat untuk mengurangi cahaya dari talk, memiliki
kekuatan melapisi yang kuat, untuk absorpsi parfum, tahan lemak dan menyerap
keringat.
h. penggunaan parfum untuk memberikan bau yang harum dan
menyenangkan pada akhir pembuatan sediaan dan pada saat penggunaan.
i. penggunaan mica merupakan pigmen warna untuk memberikan warna kilau
4. Karakteristik Formula 4
a. karakteristik dari formula 4: memiliki warna merah lebih berkilau, bentuk
padat, bau harum dan menyenangkan, tidak lengket di pipi, tidak
menyebabkan iritasi pada kulit, Stabil terhadap perubahan yaitu dalam
mutu, warna, bau maupun kontaminasi bakteri, dan dapat digunakan
dengan mudah.
b. pemilihan talcum sebagai basis pada pembuatan perona pipi formula 1
karena mudah menyebar, ukuran partikel dari talk merupakan salah satu
kriteria untuk standar kualitas, paling tidak 98% harus dapat melewat
mesh (tidak lebih besar dari 74 mikron) talk termikronasi dimana ukuran
partikelnya dapat dikurangi menjadi beberapa micron. padatan dari masa
besar adalah sangat penting dalam talk, karena variasi sangat
mempengaruhi kualitas sekaligus pengompakkan dari produk akhir.
c. penggunaan zink stearat sebagai zat pengikat karena zink stearat
mempunyai sifat adhesive dan anti air serta memberikan efek lebih
nyaman.
d. penggunaan C1 15850 Red No 201 sebagai pigmen warna, karena untuk
memberikan warna merah pada sediaan, sehingga memperindah pada saat
pemakaian dan member kesan lebih menarik.
e. penggunanan propil paraben dam metal paraben, digunakan sebagai bahan
pengawet sentetis, sehingga sediaan terhindar dari jamur, bakteri dan lebih
awet serta tahan lama, melindungi produk dari penguraian yang
disebabkan oleh mikroba. kombinasi antara metal paraben dan propil
paraben, karena metil paraben dapat mampu mengontrol pertumbuhan
jamur pada kosmetik, propil paraben bisa memberikan daya awet yang
lebih tinggi.
f. penggunaan magnesium karbonat sebagai bahan penyusun bedak. kr memiliki
sifat absorben yang baik dan dapat mendistribusikan parfum dengan baik.
g. penggunaan kalsium karbonat untuk mengurangi cahaya dari talk, memiliki
kekuatan melapisi yang kuat, untuk absorpsi parfum, tahan lemak dan menyerap
keringat.
h. penggunaan parfum untuk memberikan bau yang harum dan
menyenangkan pada akhir pembuatan sediaan dan pada saat penggunaan.
i. penggunaan mica merupakan pigmen warna untuk memberikan warna kilau

C. Evaluasi
1. uji penampakan
Uji penampakan dapat dilakukan dengan cara visual yang meliputi pengujian
pada warna, baud an daya lekat sediaan. Pengamatan harus dilakukan dengan
teliti dan bila ada hasil yang sesuai dengan ketentuan maka perlu dilakukan
evaluasi ulang dan kemudian melakukan konsolusi yang tepat.
2. Uji PH
Penggunaan indicator dalam pengujian dan penetapan kadar untuk
menunjukkan kemampuan reaksi kimia dan analisi volumetric atau untuk
menunjukkan kadar ion Hidrogren (pH) larutan.
3. Uji Daya Guna Pengawet Anti Mikroba
Pengawet Anti mikroba ialah zat yang ditambahkan pada bentuk sediaan
untuk melindungi dari kontaminasi mikroba, pengawet digunakan terutama
pada wadah pemakaian berganda untuk menghambat pertumbuhan
mikroorganisme yang dapat masuk secara tidak sengaja selama proses
pembuatan. Zat anti mikroba tidak boleh digunakan untuk semata-mata untuk
menurunkan hitungan yang masih memiliki daya hidup sebagai pengganti cara
produksi yang baik.
4. Uji Cemaran Mikroba
Uji yang pertama adalah untuk melakukan uji bebas staphylococcus aerus
dengan menggunakan uji koagulasi., dan uji bebas pseudominas aeuroginosae
menggunakan uji oksidasi dan pigmen.
5. Pay OFF
Parameter ini digunakan untuk melihat efek dari pengompakan yang kurang
baik. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan aplikator. Hasil dari blush
on harus selalu diperiksa pada kulit. Jika tekanan pada cake terlalu besar,
blush on yang dihasilkan tidak akan tersapu bersih dengan mudah, dan akan
ada gaya adhesi yang tidak cukup dari bahan terhadap puff. Jika tekanan
terlalu rendah, cake akan menjadi lembek dan mempunyai kecenderungan
menjadi remuk dan pecah.
6. Uji Kerapuhan
Langkah yang paling baik terhadap keseimbangan blush on menjadi pecah
adalah dengan menjatuhkan blush on pada permukaan kayu beberapa kali
pada ketinggian8-10 inci. Jika cake yang dihasilkan tidak rusak, mengindikasi
bahwa kekompakannya lulus uji dan dapat disimpan tanpa menghasilkan hal-
hal yang tidak memuaskan.
7. Uji Tekanan
Pada blush on tekanan yang diberikan secara alami haruslah rata, dengan
adanya kantung-kantung udara akan membentuk cake menjadi mudah pecah.
Keseragaman dan kekerasan dari cake sebaiknya diperiksa dengan
penetrometer. Pemeriksaan pada tabel sebaiknya diambil dari berbagai segi
untuk menyakinkan bahwa produk cukup keras dan tekanan diberikan
seragam.
8. Uji dispersi warna
Dispersi warna diuji dengan menyebarkan serbuk pada permukaan berwarna
putih dan ditentukan dari keindahannya. Tidak boleh ada warna yang
tercoreng, atau tidak merata. uji ini penting dilakukan karena pewarna yang
digunakan cenderung lebih banyak dibandingkan jenis produk lain. Jika
pewarna tidak terdispersi maka akan muncul garis pada wajah.
9. Uji keseuaian bayangan
Uji ini dilakukan untuk memastikan bahwa spesifik bayangan tiap batch sama
dengan batch sebelumnya. Warna bayangan akan terkait dengan disperse
warna dan jumlah minyak.
10. Uji kelekatan
Uji kelekatan merupakan uji iritasi terhadap kulit dan uji kepekaan kulit
dilakukan dengan cara mengoles sediaan uji pada kulit normal panel manusia
untuk mengetahui apakah sediaan tersebut menimbulkan iritasi atau tidak.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Adapun formula baru dari sediaan perona pipi adalah :
a. formula 1 meliputi : talk 75 gr, zink stearat 5 gr, pigmen warna
C1 15850 Red No 201 4 gr, yellow iron oxyd 1 gr, metyl paraben 0,1,
magnesium karbonat 5 gr, kaolin ringan 5 gr, kalsium karbonat 5 gr, BHT 0,08,
Parfum Minyak vitis vinivera (anggur) secukupnya.
b. formula 2 meliputi : talk 75 gr, magnesium stearat 5 gr, pigmen warna
C1 15850 Red No 201 4 gr, mica 1 gr, metil paraben 0,07, magnesium
karbonat 5 gr, kaolin ringan 5 gr, kalsium karbonat 5 gr, BHT 0,08, Parfum
Minyak vitis vinivera (anggur) secukupnya.
c. formula 3 meliputi : talk 75 gr, zink stearat 4 gr, minyak mineral 1 ,
pigmen warna C1 15850 Red No 201 4 gr, mica 1 gr, propil paraben 0,8,
magnesium karbonat 5 gr, kaolin ringan 5 gr, kalsium karbonat 5 gr, BHA 0,02,
Parfum Minyak vitis vinivera (anggur) secukupnya.
d. formula 4 meliputi : talk 75 gr, zink stearat 5 gr, pigmen warna
C1 15850 Red No 201 4 gr, mica 1 gr, metyl paraben 0,1, propil paraben 0,08 ,
magnesium karbonat 5 gr, kaolin ringan 5 gr, kalsium karbonat 5 gr, BHT 0,08
BHA 0,02, Parfum Minyak vitis vinivera (anggur) secukupnya
2. pemilihan talk yang digunakan sebagai basis karena talk mempunyai sifat
mudah melekat pada kulit, bebas dari butiran, mudah menyebar, serta
memiliki tekstur halus sehingga dapat menyatu dengan kulit ketika
diusapkan pada pipi. Zinc stearat yang digunakan sebagai pengikat dipilih
kareana dapat meningkatkan kekompakkan pada sediaan. bahan pengaet
propel paraben di pilih agar meningkatkan ketahan lamaaan dari kontaminasi
mikroorganisme. pewarna yang dipilih agar dapat memberikan kesan yang
menyegarkan pada saat digunakan. mika di pilih agar memberikan kesan
berkilau yg alami dan menyegarkan dengan penambahan pewangi Minyak
vitis vinivera (anggur), dan untuk oksidasi pada parfum dengan
menambahkan BHT (Butylated hydroxytuloene) dan BHA (Butylated
hydroxyanusole).
3. adapun karakteristik mutu sediaan perona pipi dalam 4 formula ini memiliki
Karakteristik seperti berikut : pada formula 1 memiliki merah agak orange
tidak berkilau, pada formula 2, memiliki warna merah berkilau, pada formula
3 mempunyai warna merah tidak berkilau, sedangkan pada formula 4
memiliki warna merah lebih berkilau, bentuk padat, bau harum dan
menyenangkan, tidak lengket di pipi, tidak menyebabkan iritasi pada kulit,
Stabil terhadap perubahan yaitu dalam mutu, warna, bau maupun
kontaminasi bakteri, dan dapat digunakan dengan mudah.
4. Beberapa evaluasi yang dilakukan pada sediaan blush on adalah: uji
penampakan, uji kerapuhan, uji kelekatan, uji disperse warna, uji keretakan,
dan uji kesesuaian bayangan, uji Ph, Uji cemaran mikroba, uji tekanan, dan
Pay off.

B. SARAN
Agar memperoleh maksimal dalam pengaplikasian blush on dari
formulasi baru maka disarankan pengaplikasian blush on tersebut pada kulit pipi
yang telah mengunakan foundation dan bedak serta pilih blush on yang sesuai
dengan jenis kulit untuk meningkatkan ketahanan pada permukaan pipi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, farmakope Indonesia edisi 3, tahun 1979, departemen kesehatan


Republik Indonesia.
2. Rowe, Raymond. C.dkk,2009, Handbook of pharmaceutical Excipient,
grayslake,pharmaceutical press.
3. Nurul Imansari, 2011, pemerah pipi (rounge), makasar, universitas hasanudin.
4. Adeola,S.A, Folorusnn,O.S dan Amisu.K, 2012, Antimicrobial Acitivity of
Ocimum basilicum and its Inhibition On The Characteristic and Partialy,
Research Jurnal Of Biology.
5. Balsam,M.S dan sagarin E,1972, Cosmetic science of tehnologi, London Hal ,
S,2012. avaible from : http;//thechalkboardingmag.com/toxic-Tuesday-ingredient-
focus-mineral-oil-akaparafinum-liquidum. diakses 7 april 2019
6. Rowe,R,C,Sheskey,P.J and Quinn,M.E.2009, Handbook of pharmaceutical
Exipient.6 th London , pharmaceutical press.
7. Nina Bindharawati, Farida Lanawati Darsono, Sumi Wijaya, 2015.Formulasi
Sediaan Pemerah Pipi dari Ekstrak Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa
Linn.) Sebagai Pewarna dalam Bentuk
Compact http://journal.wima.ac.id/index.php/JFST/article/view/721: Diakses 8
april 2019
8. Letelay, Yulia Riani (2017) Formulasi sediaan pemerah pipi ekstrak air buah
Syzygium cumini dalam bentuk compact powder
http://repository.wima.ac.id/11342/ diakses : 7 april 2019
9. Tragono Retno, Latifah, Fatimah, Buku Pegangan Dasar
Kosmetologi,Jakarata,Sagung Seto 2014.

Anda mungkin juga menyukai