Anda di halaman 1dari 64

Manajemen Investasi

Sesi 7
Modul WPPE
Analisa Ekonomi
Keuangan Perusahaan dan Investasi
Return & Risk
2 Faktor Penting Investasi

Dua faktor penting dalam berinvestasi:


• Besarnya imbal hasil yang dapat diperoleh
dari sebuah investasi yang dilakukan saat
ini (expected return)
• Risiko dimana imbal hasil yang diharapkan
tersebut mungkin saja tidak terjadi (risk)
Return & Risk Trade-off

Dua faktor penting dalam berinvestasi:


• Keinginan untuk memilih sebuah investasi
dengan expected return yang tinggi dan
risk yang kecil
• Return & Risk Trade-off:
– High Return = High Risk
– Low Risk = Low Return
Imbal Hasil (Return)
• Imbal hasil (return) adalah arus kas yang
mungkin dapat diperoleh seorang investor dari
sebuah investasi yang dilipihnya
• Return dapat berupa:
– Realized Return
Return yang telah terjadi
– Expected Return
Return yang diharapkan akan terjadi
Komponen Imbal Hasil
• Yield:
Komponen return yang merupakan aliran arus
kas yang secara periodik akan diperoleh
seorang investor dari sebuah investasi yang
dilipihnya
• Capital Gain (Loss):
Komponen return yang terjadi karena
perubahan nilai investasi
Total Return Saham

Total Return = Yield + Capital Gain

• Total Return Saham


= Dividend + Capital Gain
• Total Retun Obligasi
= Bunga Kupon + Capital Gain
Mengukur Total Return
Single Period Total Return:
• Perhitungan single period realized return
dapat digunakan untuk membandingkan
kinerja investasi dari waktu ke waktu atau
terhadap investasi lain yang berbeda
Mengukur Total Return
Single Period Total Return

CFt  ( PE  PB)
= cash flow return yang diterima dalam 1 periode waktu
= harga sekuritas pada awal periode
= harga sekuritas di akhir periode
Mengukur RRR
Rate of Realized Return

CF t  PE
RRR 
PB
 1  TR
Contoh
Single Period Investment:
• Dividen = Rp75
• Nilai Investasi Awal = Rp2.500,-
• Nilai Investasi Akhir = Rp3.000,-
Contoh
Single Period Investment:
• Dividen = Rp75
• Nilai Investasi Awal = Rp2.500,-
• Nilai Investasi Akhir = Rp3.000,-
Total Return =
Contoh
Single Period Investment:
• Dividen = Rp75
• Nilai Investasi Awal = Rp2.500,-
• Nilai Investasi Akhir = Rp3.000,-
Total Return = 75
Contoh
Single Period Investment:
• Dividen = Rp75
• Nilai Investasi Awal = Rp2.500,-
• Nilai Investasi Akhir = Rp3.000,-
Total Return = 75 + (3.000 – 2.500)
Contoh
Single Period Investment:
• Dividen = Rp75
• Nilai Investasi Awal = Rp2.500,-
• Nilai Investasi Akhir = Rp3.000,-
Total Return = 75 + (3.000 – 2.500)
= 575
Contoh
Single Period Investment:
• Dividen = Rp75
• Nilai Investasi Awal = Rp2.500,-
• Nilai Investasi Akhir = Rp3.000,-
Total Return = 75 + (3.000 – 2.500)
= 575
Realized Return =
Contoh
Single Period Investment:
• Dividen = Rp75
• Nilai Investasi Awal = Rp2.500,-
• Nilai Investasi Akhir = Rp3.000,-
Total Return = 75 + (3.000 – 2.500)
= 575
Realized Return = 75
Contoh
Single Period Investment:
• Dividen = Rp75
• Nilai Investasi Awal = Rp2.500,-
• Nilai Investasi Akhir = Rp3.000,-
Total Return = 75 + (3.000 – 2.500)
= 575
Realized Return = 75 + 3.000
Contoh
Single Period Investment:
• Dividen = Rp75
• Nilai Investasi Awal = Rp2.500,-
• Nilai Investasi Akhir = Rp3.000,-
Total Return = 75 + (3.000 – 2.500)
= 575
Realized Return = 75 + 3.000
Contoh
Single Period Investment:
• Dividen = Rp75
• Nilai Investasi Awal = Rp2.500,-
• Nilai Investasi Akhir = Rp3.000,-
Total Return = 75 + (3.000 – 2.500)
= 575
Realized Return = (75 + 3.000) ÷ 2.500
Contoh
Single Period Investment:
• Dividen = Rp75
• Nilai Investasi Awal = Rp2.500,-
• Nilai Investasi Akhir = Rp3.000,-
Total Return = 75 + (3.000 – 2.500)
= 575
Realized Return = (75 + 3.000) ÷ 2.500 = 1,23
Contoh
Single Period Investment:
• Dividen = Rp75
• Nilai Investasi Awal = Rp2.500,-
• Nilai Investasi Akhir = Rp3.000,-
Total Return = 75 + (3.000 – 2.500)
= 575
Realized Return = (75 + 3.000) ÷ 2.500 = 1,23
Total Return% = 1,23 – 1 = 23%
PENGUKURAN IMBAL HASIL
(RETURN) cont’d
Return realisasi (realized return) untuk multiple period
Perhitungan return realisasi (realized return) dari beberapa periode
waktu (multiple return), dapat menggunakan 2 perhitungan yaitu;
1.Mean Aritmetik
– Mean Populasi:
adalah jumlah seluruh nilai observasi dari populasi
N adalah banyaknya observasi dalam populasi

– Mean sampel:
adalah jumlah seluruh nilai observasi dari sampel
n adalah banyaknya observasi dalam sampel
PENGUKURAN IMBAL HASIL
(RETURN) cont’d
– Kekurangan mean aritmetik
• Rata-rata aritmetik (arithmetic mean) tidak mengukur tingkat
pertumbuhan majemuk dari waktu ke waktu.
• Selain itu, perhitungan ini tidak dapat menangkap realisasi
perubahan wealth untuk beberapa periode.
• Perhitungan ini juga tidak dapat menggambarkan return
khusus pada single period.
2. Mean Geometrik

Mean geometrik digunakan untuk perhitungan rata-rata perubahan


persentase, rasio, indeks, dan tingkat pertumbuhan dari waktu ke
waktu.
Contoh
• Gaji seorang karyawan tahun lalu naik sebesar
5%, dan tahun ini naik sebesar 10%.
• Perlu diperhatikan bahwa kenaikan 5% berarti
nilai observasi menjadi 105% (dapat ditulis
1,05).
• Mean geometrik = = 1,074709
• Dapat disimpulkan bahwa rata-rata kenaikan
gaji per tahun karyawan tersebut ialah 7,4709%
PENGUKURAN IMBAL HASIL
(RETURN) cont’d
3. Weighted mean
Secara umum weighted mean dari sekumpulan observasi X1, X2,
…, Xn dengan weight masing-masing w1, w2, …, wn dihitung
sebagai berikut:
RATE OF RETURN AND
INFLASI
Tingkat return yang disesuaikan dengan inflasi adalah
sebagai berikut;

adalah total return setelah disesuaikan dengan


tingkat inflasi.
Secara konseptual, tingkat suku bunga bebas risiko
nominal merupakan tingkat suku bunga bebas risiko riil
ditambah dengan premium tingkat inflasi.
EXPECTED DAN REQUIRED
RETURN
• Expected return adalah return yang diharapkan
diterima oleh investor atas asset, seperti
harga,pertumbuhan potensial, dll.
• Required return adalah return yang investor butuhkan
atas asset pada tingkat risiko dan suku bunga tertentu.

– Risk premium adalah tambahan return yang didapat
atau diekspektasikan ketika ada tambahan risiko.
– Equity risk premium adalah selisih antara return
saham dan tingkat suku bunga bebas risiko.
EXPECTED DAN REQUIRED
RETURN (cont’d..)
• Probabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan kemungkinan
relatif (peluang atau kecenderungan) dari suatu kejadian

• Berdasarkan persamaan diatas, maka expected return dapat


dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut;

adalah expected return


adalah return pada saat i
adalah probabilitas pada saat i
Keputusan Pemilihan antara 2
Saham
• Ketika investor menghadapi pilihan antara 2 saham; A dan B,
dimana saham A memiliki expected return yang lebih kecil daripada
saham B, namun memiliki tingkat risiko (standar deviasi) lebih
rendah. Maka untuk memilih saham manakah yang akan dipilih?
Keputusan ini tergantung pada seberapa besar penerimaan risiko
dari seorang investor tersebut.

Return

Risiko
Keputusan Pemilihan antara 2
Saham (cont’d..)
• Dengan adanya trade off risiko dan return tersebut,
maka dalam mengambil keputusan dapat menggunakan
perbandingan coefficient of variation untuk kedua saham
tersebut.
• Coefficient of variation dapat digunakan untuk
menentukan seberapa besar volatilitas risiko
dibandingkan dengan besarnya return yang
diekspektasikan akan didapat dari sebuah investasi.

• Semakin rendah nilai CV, maka semakin bagus risk


return trade off nya.
RISIKO (RISK)
• Risiko secara umum didefinisikan sebagai
penyimpangan dari sesuatu yang diharapkan.
Risiko juga dapat dikatakan sebagai adanya
ketidakpastian akan sesuatu kejadian di mana
sesuatu yang diharapkan tidak terjadi atau
terjadinya sesuatu yang tidak diharapkan di
mana kejadian tersebut dapat mengakibatkan
kerugian.
PENGUKURAN RISIKO
• Dalam ilmu statistika, risiko dinyatakan dengan standar deviasi,
yang menunjukan seberapa besar/jauh sebuah kejadian
menyimpang dari nilai rata-ratanya atau nilai yang diharapkan.
• Risiko dapat dilihat dari sebaran data dalam suatu distribusi
terhadap nilai rata-ratanya, dan dapat diukur dengan cara-cara
berikut:
1. Variansi sampel

2. Standar deviasi sampel


PENGUKURAN RISIKO
(cont’d..)
• Risiko dari nilai ekspektasi untuk investasi
tunggal dapat dihitung dengan rumus berikut:

Atau dapat dinyatakan sebagai berikut:


Contoh
• Diketahui data return tahunan saham A selama 5 tahun:
23%, 25%, 20%, 12%, 30%
• Hitung variansi return dari manajer investasi A selama 5
tahun.
Contoh (cont’d)
• Variansi return di atas memiliki satuan yang
sulit diinterpretasikan, karena mean return
memiliki satuan %2. Masalah ini dapat diatasi
dengan menghitung standar deviasi return
dengan cara berikut.
Contoh (cont’d)
Selanjutnya diasumsikan manajer investasi A mencatat
return saham A selama 9 tahun terakhir, dan data di atas
merupakan 5 tahun sampel dari data yang dia catat. Hitung
variansi dan standar deviasi return saham A selama 5
tahun:
RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO
OPERASIONAL
Risiko Keuangan
Risiko keuangan adalah risiko yang dihadapi oleh perusahaan yang
berdampak langsung dari kinerja keuangan perusahaan
1.Risiko Pasar
Risiko pasar adalah risiko di mana investasi/pendapatan perusahaan
memberikan hasil yang menyimpang dari yang diharapkan karena
terjadi pergerakan variabel pasar. Hal ini bisa juga terkait dengan
instrumen keuangan di mana perusahaan berinvestasi. Misalkan
perusahaan memiliki investasi pada obligasi. Karena adanya
perubahan di pasar obligasi, maka nilai obligasi yang dimiliki
perusahaan turun. Risiko pasar juga dapat dibagi lagi menjadi risiko
tingkat suku bunga, risiko nilai tukar dan risiko komoditas.
a. Risiko tingkat suku bunga
Risiko tingkat suku bunga bisa berdampak kepada pendapatan,
investasi dan beban bunga perusahaan karena adanya
perubahan tingkat suku bunga.
RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO
OPERASIONAL (cont’d..)
b. Risiko nilai tukar
Risiko nilai tukar terjadi akibat adanya potensi hasil yang
diharapkan akibat perubahan nilai tukar. Biasanya risiko nilai
tukar berpengaruh pada arus kas, laba, nilai perusahaan atau
nilai aset perusahaan.
c. Risiko komoditas
Transaksi perusahaan terkait dengan barang komoditas
memberikan risiko kepada perusahaan akibat adanya
perubahan pada harga komoditas tersebut.
RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO
OPERASIONAL (cont’d..)
2. Risiko likuiditas
Likuiditas dapat diartikan sebagai kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban/hutang
yang jatuh tempo segera
3. Risiko kredit
Risiko kredit adalah risiko di mana debitur
(peminjam) tidak mampu membayar
kewajiban/hutangnya baik itu berupa bunga
dan atau pokok pinjamannya.
RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO
OPERASIONAL (cont’d..)
Risiko Operasional
Selain risiko keuangan, perusahaan juga
menghadapi risiko terkait dengan kegiatan
operasional sehari-hari. Risiko operasional
biasanya terjadi karena tidak berfungsinya
sistem, SDM, teknologi atau faktor lain yang ada
pada perusahaan. Contohnya kerusakan sistem
informasi, kerusakan mesin, kesalahan catat
dari pegawai, perampokan, kesalahan produksi,
dll.
RISIKO LAIN DALAM BERINVESTASI
- Risiko murni adalah risiko dimana dampak yang
diakibatkan pasti akan merugikan perusahaan.
sedangkan jika risiko tersebut tidak terjadi maka tidak
ada keuntungan bagi perusahaan. contoh dari risiko
murni adalah kebakaran, bencana alam, kerusakan
mesin,dll.
- Risiko spekulatif adalah risiko yang memberikan dua
kemungkinan. Jika risiko terjadi maka akan merugikan
perusahaan, tetapi jika risiko tidak terjadi akan
memberikan keuntungan bagi perusahaan. contoh dari
risiko spekulatif adalah risiko penurunan nilai tukar
rupiah terhadap dollar atau risiko penurunan harga
saham.
RISIKO SISTEMATIK DAN RISIKO
NON SISTEMATIK
• Risiko sistematik (risiko umum)
Risiko ini tidak dapat dihilangkan melalui proses diversifikasi yaitu
proses menggabungkan beberapa kegiatan yang tidak sejenis.
Risiko ini sering juga disebut dengan risiko pasar karena berdampak
tidak hanya pada satu perusahaan tetapi terhadap satu
industri/pasar atau negara. Contoh: risiko inflasi, tingkat suku bunga,
nilai tukar, risiko politik, dll.
• Risiko non sistematik (risiko khusus) adalah risiko yang dapat
didiversifikasi/dikurangi dengan cara menggabungkan
kegiatan/usaha yang berbeda-beda. Risiko ini sering juga disebut
dengan risiko spesifik perusahaan karena hanya perusahaan/bidang
usaha tertentu saja yang akan terkena dampak dari risiko ini.
Contoh: risiko bisnis, kematian orang kunci pada perusahaan,
peraturan terkait industri/bidang usaha tertentu, dll.
PEMBAGIAN RISIKO MENURUT PBI
NO. 5 TAHUN 2003.
• Risiko pasar, yaitu risiko yang timbul karena adanya
pergerakan variabel pasar (suku bunga, nilai tukar dan
options) dari portofolio yang dimiliki, yang dapat
merugikan perusahaan (adverse movement).
• Risiko likuiditas, yaitu risiko yang antara lain
disebabkan perusahaan tidak mampu memenuhi
kewajiban yang telah jatuh waktu.
• Risiko kredit, yaitu risiko yang terjadi akibat
kegagalan pihak debitur (counterparty) memenuhi
kewajibannya.
• Risiko operasional, yaitu risiko yang antara lain
disebabkan ketidakcukupan dan atau tidak
berfungsinya proses internal, kesalahan manusia,
kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal
yang mempengaruhi operasional perusahaan.
PEMBAGIAN RISIKO MENURUT PBI
NO. 5 TAHUN 2003 (Cont’d)
• Risiko hukum, yaitu risiko yang disebabkan oleh adanya
kelemahan aspek yuridis, yang antara lain disebabkan adanya
tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang
mendukung, atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya
syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak
sempurna.
• Risiko kepatuhan, yaitu risiko yang disebabkan perusahaan
tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-
undangan dan ketentuan lain yang berlaku.
• Risiko reputasi, yaitu adalah risiko yang antara lain disebabkan
oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha
bank atau persepsi negatif terhadap perusahaan.
• Risiko strategik, yaitu risiko yang antara lain disebabkan adanya
penetapan dan pelaksanaan strategi perusahaan yang tidak
tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang
responsifnya bank terhadap perubahan eksternal
PORTOFOLIO
• Portofolio adalah kumpulan atau
gabungan dari berbagai instrumen atau
aset investasi.
• Tujuan dari pembentukan portofolio
adalah untuk meminimumkan risiko
dengan cara diversifikasi.
NILAI RETURN EKSPEKTASI
PORTOFOLIO
• Jika R1, R2, …, Rn adalah variabel acak dan w1, w2, …,
wn adalah konstanta maka:

• Rumus ini sering digunakan dalam analisis investasi,


yaitu menghitung nilai ekspektasi dari return portofolio,
dimana R1, R2, …, Rn adalah return masing-masing
aset dalam portofolio dan w1, w2, …, wn adalah bobot
(proporsi) dari masing-masing aset tersebut.
Contoh
• Misalkan diketahui data mengenai saham A dan saham B sebagai
berikut.
KondisiEkonomi Probabilitas ReturnSahamA ReturnSahamB
Resesi 0,2 2% -4%
Normal 0,3 10% 5%
Booming 0,5 15% 20%

• Ekspektasi return saham A = 0,2(2%)+0,3(10%)+0,5(15%) = 10,9%


• Ekspektasi return saham B = 0,2(-4%)+0,3(5%)+0,5(20%) = 10,7%
• Variansi return saham A = 0,2(2-10,9)^2+0,3(10-10,9)^2+0,5(15-
10,9)^2 = 24,48
• Standar deviasi return A = = 4,95%
• Variansi return saham B = 0,2(-4-10,7)^2+0,3(5-10,7)^2+0,5(20-
10,7)^2 = 96,19
• Standar deviasi return A = = 9,81%
RISIKO PORTOFOLIO
• Risiko portofolio dapat diukur sebagai standar deviasi dari portofolio,
namun perhitungan standar deviasi tersebut tidak dihitung dengan
menggunakan rata-rata tertimbang standar deviasi masing-masing
sekuritas didalam portofolio. Perhitungan risiko dari sebuah
portofolio harus memperhatikan hubungan atau korelasi return antar
saham-saham tersebut.
• Penurunan Risiko Portofolio
Penurunan risiko portofolio dapat dilakukan dengan melakukan
diversifikasi atas saham-saham yang dimiliki dalam sebuah
portofolio.
Diversifikasi adalah strategi penempatan dana investasi ke dalam
instrumen yang berbeda-beda. Yang dimaksud dengan berbeda-
beda di sini adalah potensi return, risiko dan likuiditasnya
RISIKO PORTOFOLIO (cont’d..)
• Diversifikasi acak (random diversification) adalah
mendiversifikasikan saham tanpa melihat pada karakteristik masing-
masing saham yang relevan. Penurunan dari marjinal risiko akan
semakin kecil seiring dengan penambahan sekuritas. Jumlah
sekuritas yang sangat besar tidak dibutuhkan untuk menurunkan
risiko secara signifikan.

Portfoliorisk
RISIKO PORTOFOLIO (cont’d..)
• Markowitz Diversifikasi
Non-random diversifikasi mengukur dan mengelola risiko portofolio,
memperhatikan hubungan antar sekuritas-sekuritas portofolio
sebelum membuat keputusan investasi.
Markowitz Portfolio : Portofolio yang efisien menurut Markowitz
dapat dicari melalui pengkombinasian seluruh sekuritas yang akan
memaksimumkan expected return (tingkat pengembalian yang
diharapkan) pada tingkat risiko (variance) tertentu.
RISIKO PORTOFOLIO (cont’d..)
• Perhitungan Risiko Portofolio berdasarkan Markowitz
Dalam menghitung besarnya risiko portofolio menurut Markowitz,
ada 3 faktor yang harus diperhatikan, yaitu;
1.Bobot masing-masing sekuritas didalam portofolio.
• Bobot risiko sekuritas individual
Dihitung dengan membobotkan varians menggunakan
proporsi dari dana sekuritas-sekuritas tersebut didalam
portofolio.Untuk sekuritas i :
• Bobot pergerakan bersama antar return
Return kovarians dibobotkan menggunakan proporsi dari
dana-dana tersebut dalam masing-masing sekuritas. Untuk
sekuritas i, j :
2.Covariance antar 2 sekuritas.
Kovarians (covariance) adalah suatu ukuran data yang bertujuan
untuk melihat hubungan antar dimensi.
RISIKO PORTOFOLIO (cont’d..)
Kovarians menunjukkan sejauh mana return dari dua sekuritas
dalam portofolio cenderung untuk bergerak bersama-sama.
Kovarians dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai
berikut;

Kovarians ( ) berhubungan dengan koefisien korelasi. Koefisien


korelasi ( ) adalah suatu ukuran hubungan antara dua sekuritas
(i dan j). Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1dan1 (-1< <1).

artinya kedua return saham i dan j memiliki korelasi


positif sempurna. Ketika saham i mengalami kenaikan return,
maka saham j juga mengalami kenaikan return dengan jumlah
kenaikan yang sama besar dengan kenaikan return pada saham j.
RISIKO PORTOFOLIO (cont’d..)
artinya kedua return saham i dan j memiliki korelasi
negative sempurna. Ketika saham i mengalami kenaikan return,
maka saham j mengalami penurunan return dengan jumlah
penurunan sama besar dengan kenaikan return pada saham j.

artinya kedua return saham i dan j memiliki korelasi nol


atau tidak memiliki korelasi satu sama lain.

Hubungan antara kovarians dengan koefisien korelasi dapat dilihat


pada formula dibawah;

Secara umum, semakin kecil korelasi positif antar sekuritas, maka


akan semakin baik portofolio tersebut
RISIKO PORTOFOLIO (cont’d..)
3.Varians atau risiko dari masing-masing sekuritas.
Berdasarkan ketiga faktor tersebutlah kemudian standar deviasi
untuk portofolio dapat dihitung dengan persamaan seperti
dibawah ini;

Dimana,
adalah standar deviasi portofolio
adalah bobot sekuritas i dalam portofolio
adalah bobot sekuritas j dalam portofolio
adalah standar deviasi sekuritas i
adalah standar deviasi sekuritas j
adalah koefisien korelasi sekuritas i dan j
RISIKO PORTOFOLIO (cont’d..)
• Penyederhanaan Perhitungan Markowitz
Model portofolio Markowitz dengan perhitungan kovarians yang
kompleks selanjutnya dikembangkan oleh William F. Sharpe ditahun
1963 dengan menciptakan model indeks tunggal (Single Index
Model).
Model Index Tunggal:

Ri adalah return sekuritas I


Rm adalah return indeks pasar
αi adalah bagian return sekuritas yang tidak dipengaruhi kinerja
pasar
βi adalah ukuran kepekaan return sekuritas i terhadap perubahan
return pasar
ei adalah kesalahan residual
RISIKO PORTOFOLIO
(cont’d..)
Dalam model indeks tunggal, risiko disederhanakan ke dalam dua
komponen, yaitu risiko pasar dan risiko keunikan perusahaan
secara matematis, resiko dalam model indeks tunggal bisa
digambarkan sebagai berikut:

Persamaan untuk menghitung risiko portofolio dengan model indeks


tunggal akan menjadi:
PENENTU NILAI INTRINSIK DAN HARGA
SAHAM
PENENTU NILAI INTRINSIK DAN
HARGA SAHAM (CONT’D..)
• Persepsi investor terhadap return dan risiko dari sebuah saham
akan menentukan harga pasar dari saham tersebut. Sedangkan
return yang sebenarnya dapat dihasilkan oleh saham dan risiko
sebenarnya yang terkandung dalam saham tersebut akan
membentuk nilai intrinsik dari saham tersebut.
• Pada saat keseimbangan (equilibrium), nilai saham harus sama
dengan nilai intrinsik atau nilai yang sebenarnya. Ketika investor
memiliki persepsi yang tidak benar mengenai return dan risiko dari
sebuah saham, maka akan semakin jauh harga saham menyimpang
dari nilai intrinsiknya. Sebaiknya, manajer menghindari melakukan
tindakan-tindakan yang dapat menurunkan nilai intrinsik, walaupun
jika keputusan tersebut digunakan untuk meningkatkan harga
saham dalam jangka pendek.
JENIS-JENIS INVESTASI
1. Growth Stock
Growth stock diasosiasikan pada perusahaan yang high-quality atau
perusahaan yang memiliki pertumbuhan pendapatannya diatas rata-
rata relative terhadap pasar. Umumnya memiliki Price-Earning dan
Price-to-Book value rasio yang tinggi. Pasar menempatkan growth
stock pada nilai yang tinggi dan hal tersebut membuatnya terlihat
mahal dan undervalue.
2. Value Stock
Value stock cenderung untuk diperdagangkan pada harga yang
lebih rendah dibandingkan dengan nilai fundamentalnya, walaupun
sebenarnya perusahaan memiliki fundamental yang baik (termasuk
dividen, pendapatan dan penjualannya). Hal ini mungkin disebabkan
salah satunya karena merupakan perusahaan baru, sehingga tidak
disadari oleh investor.
JENIS-JENIS INVESTASI (cont’d...)
3. Good Stock
Good stock merupakan saham yang sangat likuid. Saham ini sangat
mudah diperjualbelikan. Di Indonesia sendiri, terdapat 45 saham
yang sangat likuid. Namun, saham ini merupakan saham yang
sangat volatile atau berisiko. Hal ini bisa dilihat dari standar deviasi
perubahaan harganya setiap hari. Harga saham naik dan turun
secara cepat dalam periode yang singkat.
RISIKO MURNI DAN RISIKO
SPEKULATIF
–Risiko murni adalah risiko dimana dampak yang
diakibatkan pasti akan merugikan perusahaan,
sedangkan jika risiko tersebut tidak terjadi maka tidak ada
keuntungan bagi perusahaan.
Contoh: kebakaran, bencana alam, kerusakan mesin, dll.

–Risiko spekulatif adalah risiko yang memberikan dua


kemungkinan. Jika risiko terjadi maka akan merugikan
perusahaan, tetapi jika risiko tidak terjadi akan
memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Contoh: risiko penurunan nilai tukar rupiah terhadap
dollar atau risiko penurunan harga saham.
Example of Risk and Return

Return,
Risk level Source
ytd 2016
Time Deposit Low 5% BI Rate
Government Bond Medium 12% IBPA
IHSG Stock High 17% IHSG
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai