Anda di halaman 1dari 4

Secara umum, total penggunaan antibiotik di rumah sakit

pasien tifoid pada periode Juli hingga Desember 2012

berjumlah 6,35 DDD / hbd. Tabel 1 menunjukkan itu

ceftriaxone memiliki DDD / hbd tertinggi yaitu 4,10

DDD / hbd. Ini berarti dari 100 pasien tifoid, 4

pasien menerima ceftriaxone harian 2 g per hari. Itu

bentuk dosis ceftriaxone adalah sebagai suntikan.


-Tabel 2 menunjukkan ada lebih banyak item obat dalam segmen

10% daripada di segmen 90%. Dari 26 jenis antibiotik,

7 jenis antibiotik termasuk dalam DU 90%

segmen yaitu, ceftriaxone (64,54%); levofloxacin

(13,90%); siprofloksasin (3,57%); meropenem (2,80%);

metronidazole (2,52%); ampicillin-sulbactam (1,65%);

dan cefditoren pivoxil (1,60%).


DISKUSI

Dari data profil untuk antibiotik DDD / hbd

Diperoleh, penggunaan tertinggi ceftriaxone untuk tipus

adalah 4,10 DDD / hbd. Pada tahun 2006, penggunaan umum

ceftriaxone di rumah sakit adalah 24,627 DDD / hbd untuk

semua kasus penyakit.9

 Ini konsisten dengan

data diperoleh pada tahun 2011 dari dr. M. Djamil

Rumah Sakit Kota di Padang (Sumatera Barat),


di mana DDD / hbd tertinggi adalah untuk ceftriaxone,

dengan nilai 38,955 DDD / hbd.10 Pada tahun 2006, the

DU di segmen 90% untuk pengobatan tipus

di rumah sakit atau ceftriaxone DDD / hbd adalah 24.627

DDD / hbd. Ceftriaxone digunakan untuk perawatan

berbagai penyakit menular, persentase penggunaannya

ceftriaxone adalah 4,10 DDD / hbd untuk pengobatan

tipus di rumah sakit yang 16, 65% dari total

penggunaan ceftriaxone. Tingginya penggunaan ceftriaxone sebagai

antibiotik dalam pengobatan tipus didukung

oleh tingginya insiden tipus di rumah sakit.

Karena itu, obat harus selalu tersedia dalam

apotek rumah sakit.

Ada 7 jenis antibiotik yang termasuk dalam DU

90% segmen dari total 26 jenis antibiotik.

Ceftriaxone memiliki persentase tertinggi dengan

64,54%. Pada 2006, ceftriaxone juga dimasukkan

di tiga segmen utama DU 90% dengan

persentase tertinggi 11,67% .9

 Itu menunjukkan bahwa

tren penggunaan ceftriaxone masih tinggi dalam hal ini

RSUD. Di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang


(Sumatera Selatan), ceftriaxone juga menjadi yang terbanyak

lebih disukai antibiotik untuk tipoid (30,77%) .11

Dalam Pengendalian Penyakit Demam Tifoid Indonesia 2013

Pedomannya, ceftriaxone adalah antibiotik lini pertama

untuk pasien dewasa yang dirawat di rumah sakit, sedangkan chlorampenicol

menjadi terapi lini pertama untuk pasien rawat jalan. Chlo-

ramphenicol memiliki kekurangan seperti ketersediaan

untuk jangka waktu yang cukup, yang cukup sering

menyebabkan pembawa dan kambuh. Sementara ceftriaxone memiliki

keuntungan, seperti menurunkan suhu tubuh dengan cepat,

durasi administrasi yang singkat, dapat digunakan sebagai

dosis tunggal, dan cukup aman untuk anak-anak.4

 Sebuah pelajaran

pada 2012 oleh Juwita dkk menemukan bahwa di Banjarmasin

(Kalimantan Selatan) rumah sakit, sensitivitas in vitro

pengujian Salmonella typhi untuk antibiotik, menunjukkan

bahwa S. Typhi masih sensitif terhadap kloramfenikol

dan trimetoprim-sulfametoxazol, sedangkan itu

resisten terhadap amoksisilin.12 Setiap pilihan antibiotik

gunakan untuk tipus harus dipertimbangkan dengan hati-hati di

dalam hal kemanjuran, tingkat sensitivitas di setiap daerah,

harga, serta efek samping, dan setiap pasien harus


dievaluasi secara rinci pada faktor-faktor yang terkait.2

Antibiotik digunakan untuk pengobatan tipus itu

berada di segmen DU 10% harus diganti

oleh antibiotik yang termasuk dalam DU 90%

segmen. Cefotaxim, ceftazidime, dan cefoperazon

harus diganti dengan ceftriaxone, yang masih dalam

kelas sefalosporin generasi ketiga yang sama. Penggunaan

imipenem harus diganti dengan meropenem yang mana

masih di kelas carbapenem yang sama, sementara penggunaan

cefepim bisa diganti dengan cefpirom yang masih

di kelas sefalosporin generasi keempat yang sama.

Pengurangan ini diharapkan lebih efektif di Indonesia

dalam hal efektivitas biaya dan variasi obat-obatan di Indonesia

formularium rumah sakit dapat dikurangi.

Dari 26 macam antibiotik digunakan untuk perawatan

Tifoid, ada 17 jenis antibiotik

termasuk dalam Formularium Nasional Indonesia yang

digunakan dalam Universal Health Coverage (UHC),

termasuk ceftriaxone, levofloxacin, ciprofloxacin,

meropenem, metronidazol, cefixime, azithromycin,

cefepim, gentamisin, ceftazidime, cefoperazone,

streptomisin, cefotaxim, cefadroxil, amoksisilin,

Anda mungkin juga menyukai