Tinjauan Yuridis Tentang Perbuatan Melawan Hukum
Tinjauan Yuridis Tentang Perbuatan Melawan Hukum
LATAR BELAKANG
Salah satu hasil dari perkembangan teknologi antara lain adalah teknologi dunia maya
yang sering disebut juga dengan internet. Melalui internet, seseorang dapat melakukan segala hal
yang ingin mereka lakukan. Hal yang mereka lakukan tidak terbatas hanya pada lingkup lokal
saja, melainkan bisa dilakukan secara global atau internasional. Kegiatan yang dilakukan melalui
internet ini merupakan suatu kegiatan tanpa batasan. Yang artinya, seseorang dapat melakukan
segala kegiatan dimanapun dan kapanpun mereka mau. Dengan segala kemajuan internet
sekarang ini banyak masyarakat kita yang terlena sehingga sering kali tidak memikirkan hal-hal
yang timbul dari kecanduan internet terlebih lagi jika dampak tersebut merupakan dampak
Pada era globalisasi saat ini perkembangan dari berbagai aspek kehidupan terutama pada
ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perubahan yang begitu pesatnya. Tanpa disadari
banyak sekali pengaruh yang diciptakan dari kondisi yang serba modern ini, baik dampak positif
maupun dampak negatifnya yang bermunculan seiringan dengan perkembangan zaman. Dampak
positif tentu saja merupakan suatu hal yang memiliki harapan besar untuk memberikan manfaat
berkembang. Yang mana hasil dari kemajuan teknologi dan informasi ini akan diaplikasikan
dalam berbagai bentuk, dimana konsekuensinya akan dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
Dampak negative yang akan timbul dari kemajuan yang ada harus dipikirkan solusi dan
Pada awalnya, internet hanya digunakan sebagai sarana untuk saling tukar menukar
informasi saja. Namun, pada saat internet mengalami perkembangan yang pesat akhirnya
merambah pada kegiatan-kegiatan komersial seperti jual beli produk. Mengikuti perkembangan
globalisasi yang ada, pada saat ini internet dipercaya sebagai sarana penunjang bisnis seperti jual
beli produk baik lokal sampai lintas negara. Keberadaan internet saat ini menjadi sebuah aset
yang sangat besar bagi dunia bisnis sebagaimana layaknya sebuah intellectual property (HAKI).
Kegiatan perdagangan atau jual beli produk melalui elektonik dan internet dikenal
dengan istilah Elektronik Commerce yaitu suatu kegiatan yang saat ini banyak dilakukan oleh
orang-orang, dimana transaksi jual beli tersebut dilakukan secara elektronik menggunakan
internet yang dapat mengefektifkan dan mengefisiensikan waktu sehingga transaksi jual beli
dapat dilakukan seseorang dimanapun dan kapanpun ia mau. Dengan begitu, semua transaksi
dilakukan dengan cara tidak tatap muka antara penjual dengan pembeli. Mereka melakukan
transaksi tersebut berdasarkan kepercayaan satu sama lain, sehingga perjanjian jual beli yang
terjadi diantara para pihak dilakukan secara online. Baik melalui e-mail atau menggunakan cara
yang lainnya. Dengan begitu, tidak ada berkas atas perjanjian yang dilakukan seperti transaksi
jual beli biasa, yang membedakan hanyalah pada transaksi e-commerce menggunakan perjanjian
yang dibuat dengan menggunakan kontrak elektronik. Kontrak melalui elektonik merupakan
kontrak yang dibuat yang kemudian dibagikan melalui website yang telah dibuat terlebih dahulu
oleh pelaku usaha kemudian transaksi dilakukan jika telah mendapat persetujuan dari
konsumennya.
pembeli atau konsumen yang dimana menegaskan bahwa hak dari konsumen merupakan
kewajiban dari pelaku usaha. Tanggungjawab penjual ini tidak hanya terbatas ganti kerugian
yang dialami oleh konsumennya, tetapi juga bertanggungjawab atas konraktual yang sudah di
disepakati dimana merupakan suatu perjanjian yang mengikat. Isi perjanjian tersebut telah dibuat
Kondisi seperti ini tentu saja menimbulkan berbagai akibat hukum dengan segala
konsekuensinya. Salah satunya jika terjadi suatu perbuatan yang melawan hukum dari salah satu
pihak antara penjual atau pembeli yang melalui transaksi elektronik ini. Hal itu akan menyulitkan
pihak yang dirugikan untuk menuntut segala kerugian yang terjadi yang disebabkan oleh pihak
yang melakukan perbuatan melawan hukum itu. Karena pada nyatanya memang dari awal
hubungan hukum diantara kedua belah pihak yang bertransaksi tersebut tidak dilakukan secara
langsung atau tidak saling berhadapan. Bisa jadi pihak yang telah melakukan perbuatan melawan
hukum tersebut berada di luar negeri yang dimana memiliki jarak yang sangat jauh dengan pihak
yang dirugikan sehingga untuk melakukan tuntutan terhadapnya sangat sulit untuk dilakukan,
tidak seperti pada saat melakukan tuntutan yang dilakukan dalam hubungan hukum konvensional
yang terjadi secara langsung atau berhadapan langsung oleh pihak yang melakukan perbuatan
E-Commerce dapat dipahami sebagai jenis transaksi yang dimana perdagangan berupa
barang atau jasa yang dilakukan secara elektronik. Dalam operasionalnya e-commerce dapat
berbentuk B to B (business to business/bisnis untuk bisnis) atau B to C (business to consumers/
bisnis untuk konsumen). Untuk B to C ini pada umumnya posisi konsumen tidak sekuat
perusahaan sehingga seringkali terjadi berbagai macam persoalan. Oleh karena itu para
konsumen diminta untuk sangat berhati-hati dalam melakukan transaksi elektronik ini. Persoalan
yang seringkali terjadi ialah masalah yang menyangkut mengenai mekanisme pembayaran
Permasalahan seperti ini merupakan suatu hal yang harus mendapat perhatian untuk
dicari solusinya. Karena transaksi jual beli melalui elektonik ini tidak mungkin terhenti, bahkan
tidak bisa dipungkiri bahwa tiap harinya ditemukan teknologi baru dalam dunia internet.
Sementara itu perlindungan dan kepastian hukum bagi para pengguna internet pada saat ini
belum mencukupi. Dengan permaslahan ini, harus diupayakan untuk tetap mencapai
keseimbangan hukumnya.
Pada saat ini e-commerce telah dianggap sebagai wadah transaksi jual beli produk untuk
diperdagangkan melalui internet. Hal ini tentunya tidak bisa terlepas dari permasalahan-
permasalahan serta sangat membutuhkan adanya jaminan hukum sebagai perlindungan pada saat
diselenggarakannya transaksi jual beli tersebut. Sistem hukum yang dibutuhkan dalam realisasi
pelaksanaan e-commerce ini baik sistem hukum dalam lingkup domestic lokal maupun sampai
internasional. Kajian hukum ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk berbagai permasalahan
yang ada berkaitan dengan masalah perbuatan melawan hukum pada transaksi jual beli melalui
internet. Pada teori ini diharapkan juga agar bisa menjadi salah satu alasan kuat untuk
dilakukannya tindakan tegas oleh hukum bagi siapa saja yang melakukan perbuatan melawan
menunjukkan masih banyak penyimpangan yang terjadi yang tidak sesuai dengan Pasal 18
usaha atas kerugian yang terjadi telah diatur dalam Pasal 19 yaitu ganti rugi berupa uang maupun
barang yang nilainya setara. Dasar pertimbangan hakim dalam putusannya menekankan bahwa
apabila barang tidak datang maka penggugat akan mengembalikan uang secara utuh (refund).
Tetapi sayangnya hakim kurang mempertimbangkan mengenai kerugian yang dialami oleh