Proposal Ghina 19103040120
Proposal Ghina 19103040120
DISUSUN OLEH:
Dosen Pembimbing:
Salah satu hasil dari perkembangan teknologi antara lain adalah teknologi dunia maya
yang sering disebut juga dengan internet. Melalui internet, seseorang dapat melakukan segala hal
yang ingin mereka lakukan. Hal yang mereka lakukan tidak terbatas hanya pada lingkup lokal
saja, melainkan bisa dilakukan secara global atau internasional. Kegiatan yang dilakukan melalui
internet ini merupakan suatu kegiatan tanpa batasan. Yang artinya, seseorang dapat melakukan
segala kegiatan dimanapun dan kapanpun mereka mau. Dengan segala kemajuan internet
sekarang ini banyak masyarakat kita yang terlena sehingga sering kali tidak memikirkan hal-hal
yang timbul dari kecanduan internet terlebih lagi jika dampak tersebut merupakan dampak
Pada era globalisasi saat ini perkembangan dari berbagai aspek kehidupan terutama pada
ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perubahan yang begitu pesatnya. Tanpa disadari
banyak sekali pengaruh yang diciptakan dari kondisi yang serba modern ini, baik dampak positif
maupun dampak negatifnya yang bermunculan seiringan dengan perkembangan zaman. Dampak
positif tentu saja merupakan suatu hal yang memiliki harapan besar untuk memberikan manfaat
berkembang. Yang mana hasil dari kemajuan teknologi dan informasi ini akan diaplikasikan
dalam berbagai bentuk, dimana konsekuensinya akan dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
Dampak negative yang akan timbul dari kemajuan yang ada harus dipikirkan solusi dan
Pada awalnya, internet hanya digunakan sebagai sarana untuk saling tukar menukar
informasi saja. Namun, pada saat internet mengalami perkembangan yang pesat akhirnya
merambah pada kegiatan-kegiatan komersial seperti jual beli produk. Mengikuti perkembangan
globalisasi yang ada, pada saat ini internet dipercaya sebagai sarana penunjang bisnis seperti jual
beli produk baik lokal sampai lintas negara. Keberadaan internet saat ini menjadi sebuah aset
yang sangat besar bagi dunia bisnis sebagaimana layaknya sebuah intellectual property (HAKI).
Kegiatan perdagangan atau jual beli produk melalui elektonik dan internet dikenal
dengan istilah Elektronik Commerce yaitu suatu kegiatan yang saat ini banyak dilakukan oleh
orang-orang, dimana transaksi jual beli tersebut dilakukan secara elektronik menggunakan
internet yang dapat mengefektifkan dan mengefisiensikan waktu sehingga transaksi jual beli
dapat dilakukan seseorang dimanapun dan kapanpun ia mau. Dengan begitu, semua transaksi
dilakukan dengan cara tidak tatap muka antara penjual dengan pembeli. Mereka melakukan
transaksi tersebut berdasarkan kepercayaan satu sama lain, sehingga perjanjian jual beli yang
terjadi diantara para pihak dilakukan secara online. Baik melalui e-mail atau menggunakan cara
yang lainnya. Dengan begitu, tidak ada berkas atas perjanjian yang dilakukan seperti transaksi
jual beli biasa, yang membedakan hanyalah pada transaksi e-commerce menggunakan perjanjian
yang dibuat dengan menggunakan kontrak elektronik. Kontrak melalui elektonik merupakan
kontrak yang dibuat yang kemudian dibagikan melalui website yang telah dibuat terlebih dahulu
oleh pelaku usaha kemudian transaksi dilakukan jika telah mendapat persetujuan dari
konsumennya.
pembeli atau konsumen yang dimana menegaskan bahwa hak dari konsumen merupakan
kewajiban dari pelaku usaha. Tanggungjawab penjual ini tidak hanya terbatas ganti kerugian
yang dialami oleh konsumennya, tetapi juga bertanggungjawab atas konraktual yang sudah di
disepakati dimana merupakan suatu perjanjian yang mengikat. Isi perjanjian tersebut telah dibuat
Kondisi seperti ini tentu saja menimbulkan berbagai akibat hukum dengan segala
konsekuensinya. Salah satunya jika terjadi suatu perbuatan yang melawan hukum dari salah satu
pihak antara penjual atau pembeli yang melalui transaksi elektronik ini. Hal itu akan menyulitkan
pihak yang dirugikan untuk menuntut segala kerugian yang terjadi yang disebabkan oleh pihak
yang melakukan perbuatan melawan hukum itu. Karena pada nyatanya memang dari awal
hubungan hukum diantara kedua belah pihak yang bertransaksi tersebut tidak dilakukan secara
langsung atau tidak saling berhadapan. Bisa jadi pihak yang telah melakukan perbuatan melawan
hukum tersebut berada di luar negeri yang dimana memiliki jarak yang sangat jauh dengan pihak
yang dirugikan sehingga untuk melakukan tuntutan terhadapnya sangat sulit untuk dilakukan,
tidak seperti pada saat melakukan tuntutan yang dilakukan dalam hubungan hukum konvensional
yang terjadi secara langsung atau berhadapan langsung oleh pihak yang melakukan perbuatan
E-Commerce dapat dipahami sebagai jenis transaksi yang dimana perdagangan berupa
barang atau jasa yang dilakukan secara elektronik. Dalam operasionalnya e-commerce dapat
bisnis untuk konsumen). Untuk B to C ini pada umumnya posisi konsumen tidak sekuat
perusahaan sehingga seringkali terjadi berbagai macam persoalan. Oleh karena itu para
konsumen diminta untuk sangat berhati-hati dalam melakukan transaksi elektronik ini. Persoalan
yang seringkali terjadi ialah masalah yang menyangkut mengenai mekanisme pembayaran
dicari solusinya. Karena transaksi jual beli melalui elektonik ini tidak mungkin terhenti, bahkan
tidak bisa dipungkiri bahwa tiap harinya ditemukan teknologi baru dalam dunia internet.
Sementara itu perlindungan dan kepastian hukum bagi para pengguna internet pada saat ini
belum mencukupi. Dengan permaslahan ini, harus diupayakan untuk tetap mencapai
keseimbangan hukumnya.
Pada saat ini e-commerce telah dianggap sebagai wadah transaksi jual beli produk untuk
diperdagangkan melalui internet. Hal ini tentunya tidak bisa terlepas dari permasalahan-
permasalahan serta sangat membutuhkan adanya jaminan hukum sebagai perlindungan pada saat
diselenggarakannya transaksi jual beli tersebut. Sistem hukum yang dibutuhkan dalam realisasi
pelaksanaan e-commerce ini baik sistem hukum dalam lingkup domestic lokal maupun sampai
internasional. Kajian hukum ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk berbagai permasalahan
yang ada berkaitan dengan masalah perbuatan melawan hukum pada transaksi jual beli melalui
internet. Pada teori ini diharapkan juga agar bisa menjadi salah satu alasan kuat untuk
dilakukannya tindakan tegas oleh hukum bagi siapa saja yang melakukan perbuatan melawan
menunjukkan masih banyak penyimpangan yang terjadi yang tidak sesuai dengan Pasal 18
usaha atas kerugian yang terjadi telah diatur dalam Pasal 19 yaitu ganti rugi berupa uang maupun
barang yang nilainya setara. Dasar pertimbangan hakim dalam putusannya menekankan bahwa
apabila barang tidak datang maka penggugat akan mengembalikan uang secara utuh (refund).
Tetapi sayangnya hakim kurang mempertimbangkan mengenai kerugian yang dialami oleh
1
Ariza Umami S.H., M.H.,Skripsi:”Kajian Yuridis Mengenai Perbuatan Melawan Hukum Dalam Perjanjian Jual-Beli
Melalui Internet (E-Commerce)” (Metro: UMM,2014), Hal.3-7 .
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keabsahan perjanjian jual beli online jika ditinjau dari KUH Perdata?
2. Bagaimana perlindungan hukum bagi konsumen dalam transaksi jual beli online?
C. Tujuan Penelitian
Memperoleh data serta informasi yang berhubungan dengan objek yang diteliti untuk
penyusunan penulisan hukum guna memenuhi tugas mata kuliah Metopen program studi Ilmu
Hukum UIN Sunan Kalijaga. Serta mengetahui keabsahan perjanjian jual beli online jika ditinjau
dari KUH Perdata dan mengetahui bagaimana perlindungan hukum bagi konsumen dalam
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai keabsahan
dan perlindungan hukum yang berkaitan dengan jual beli online. Dengan harapan dapat
memberikan sedikit pengetahuan tentang permasalahan yang diteliti. Penelitian ini kedepannya
agar dapat menjadi bahan referensi untuk penunjang akademis sebagai tambahan kepustakaan
Pertama, jurnal yang ditulis oleh Ita Susanti yang berjudul Tinjauan Yuridis Terhadap
Perlindungan Konsumen Juncto UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik. Dalam jurnal ini penulis membahas mengenai perlindungan hukum terhadap
konsumen belanja online. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa jual beli online tunduk dan
patuh pada ketentuan Pasal 1457 sampai dengan Pasal 1540 KUHPerdata yang dijelaskan bahwa
jual beli itu dianggap terjadi diantara ke dua belah pihak, ketika setelah ke dua belah pihak ini
mencapai sepakat tentang kebendaan tersebut dan harganya, meskipun kebendaannya tersebut
belum diserahkan dan harganya belum dibayar. Jual beli ini masuk ke salah satu perjanjian
Kedua, jurnal yang ditulis oleh Roberto Ranto yang berjudul Tinjauan Yuridis Perlindungan
Hukum Terhadap Konsumen dalam Transaksi Jual Beli Melalui Media Elektronik. Dalam jurnal
ini penulis membahas mengenai perlindungan hukumnya bagi pelaku jual beli online. Hasil dari
perlindungan kepada konsumen dalam melakukan kegiatan perdagangan elektronik yang dimana
dijelaskan pada ketentuan dalam Pasal 65 bahwa penggunaan sistem elektonik sebagaimana
dijelaskan pada ayat (1) wajib memenuhi ketentuan yang ada dalam UU elektronik. Seperti
contohnya adalah harus mencantumkan identitas dan legalitas pelaku usaha produsen atau pelaku
distribusi.3
Ketiga, jurnal yang ditulis oleh Aulia Fajriani Kamaruddin yang berjudul Tinjauan Yuridis
Transaksi E-Commerce yang dilakukan oleh Anak Dibawah Umur Dihubungkan dengan Syarat
Sah Perjanjian Pada Pasal 1320 KUHPerdata. Pada jurnal ini penulis membahas mengenai syarat
sah perjanjian. Hasil dari penelitian ini ditemukan adanya penjelasan tentang syarat sah
perjanjian yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pada Pasal 1320,
2
Ita Susanti, Artikel:”Tinjauan Yuridis Terhadap Perlindungan Konsumen Belanja Online Berdasarkan UU No. 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Juncto UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik.”(Bandung: UP MKU Politeknik Negeri Bandung, 2017), Hal. 6.
3
Roberto Ranto, Jurnal: “berjudul Tinjauan Yuridis Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen dalam Transaksi Jual
Beli Melalui Media Elektronik.” (Salatiga: Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana, 2019), Hal. 7.
menjelaskan bahwa perjanjian dianggap sah dan mengikat secara penuh bagi para pihak yang
Keempat, skripsi yang ditulis oleh Actaviani Carolina yang berjudul Tinjauan Yuridis
Terhadap Klausula Baku dalam Syarat dan Ketentuan Aplikasi Online E-Commerce. Pada
skripsi ini penulis membahas mengenai tanggung jawab pelaku usaha terhadap klausula bagu
yang mengakibatkan kerugian bagi konsumen. Hasil dari penelitian ini adalah pelaku usaha
Kelima, jurnal yang ditulis oleh Hetty Hasannah yang berjudul Analisis Hukum tentang
Perbuatan Melawan Hukum dalam Transaksi Bisnis Secara Online (E-Commerce) Berdasarkan
Burgerlijke Wetboek dan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik. Pada jurnal ini penulis membahas mengenai perbuatan melawan hukum
berdasarkan Hukum Perdata di Indonesia. Hasil dari penelitian ini adalah pada Pasal 1366
sampai dengan Pasal 1369 KUH Perdata terselip penjelasan mengenai ganti rugi, yang dimana
pada pasal inilah dapat digunakan sebagai dasar untuk mengajukan ganti kerugian atas perbuatan
yang dianggap melawan hukum dalam proses transaksi bisnis secara online.5
F. Kerangka Teori
Di era perkembangan elekronik dan informasi yang semakin maju atau bisa dibilang masa
globalisasi, bisa dipastikan bahwa setiap orang membutuhkan yang namanya perkembangan.
Pada proposal penelitian mengenai jual beli online ini menjelaskan bahwa pada saat ini orang-
orang butuh segala sesuatu yang efisien dan tidak ribet. Oleh karena itu perkembangan zaman
4
Actaviani Carolina, Skripsi: “Tinjauan Yuridis Terhadap Klausula Baku dalam Syarat dan Ketentuan Aplikasi Online
E-Commerce.” (Yogtakarta: Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya, 2020) Hal. 7.
5
Hetty Hasannah, Jurnal: “Analisis Hukum tentang Perbuatan Melawan Hukum dalam Transaksi Bisnis Secara
Online (E-Commerce) Berdasarkan Burgerlijke Wetboek dan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik.” (Bandung: Fakultas Hukum Universitas Komputer Indonesia) Hal. 48-49.
melahirkan toko berbentuk online yang dijalankan menggunakan aplikasi. Hal ini bertujuan agar
berlomba-lomba mencari penghasilan dengan gaya yang berbeda yakni dengan mendirikan
online shop.
Banyak orang menganggap bahwa belanja online sangat mudah dan efisien. Tidak membuang
Pada nyatanya, kebanyakan orang terlalu tergiur sehingga melupakan ada sisi negative yang
ditimbulkan dari belanja secara online ini. Seperti halnya timbul berbagai macam kejahatan yang
mengatur, mencegah, dan memberi sanksi terhadap pihak-pihak yang mencoba melakukan
Pada proposal penelitian ini akan memberikan penelitian terhadap kasus yang terjadi di atas
G. Metode Penelitian
Metode pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah yuridis normatif yaitu
kebenaran yang ditemukan berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi normatifnya.
Spesifikasi penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis, dimana penelitian ini
menjelaskan suatu keadaan, objek, atau peristiwa yang terjadi kemudian dikaitkan dengan logika
keilmuan hukum dan praktik hukum positif yang berhubungan dengan masalah yang terjadi.
Data yang dikumpulkan lalu diklasifikasi dari bahan hukum primer (peraturan perundang-
undangan yang berlaku) atau sekunder (buku, jurnal hukum, kesimpulan para ahli hukum, atau
kasus-kasus hukum yang pernah terjadi) dengan pengumpulan datanya menggunakan studi
pustaka.
Analisis bahan hukum ini diperoleh dan diteliti dengan cara memahami, mendeskripsikan
bahan hukum dengan sistematis menggunakan perundang-undangan dan teori hukum yang
relevan.